PERILAKU KEORGANISASIAN
Kasus Motivasi
Oleh :
I Kadek Suadnyana ( 1406205084 )
memberikan kerja, bakat, kreatifitas, dan semangat kerjanya untuk tujuan organisasi. Untuk
mencapai tujuan organisasi sesuai dengan yang dicita-citakan, perlu adanya kinerja dan
kerjasama yang baik antar sesama anggota organisasi. Untuk menjaga semangat kerja
tersebut diperlukan adanya motivasi yang tinggi dalam diri masing-masing anggota.
Manajemen mutu yang baik tidak efektif bila pegawai tidak termotivasi dan tidak bekerja
dengan sepenuh hati, maka organisasi akan berjalan lamban dan tidak ada produktivitas
Pendidikan pada Subag Program di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, masih ada
sebagian pegawai yang belum memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.
Kurangnya motivasi pegawai Subag Program dapat dilihat dari fenomena berikut :
1. Masih ada pegawai yang meninggalkan jam kerja dalam waktu yang cukup lama,
padahal tidak ada keperluan pribadi yang mendadak, apalagi pada saat pimpinan
belum mengetahui subtansi dari tugas tersebut, terutama tugas teknis yang
jam kerja, masih ada pegawai yang meninggalkan ruangan dalam waktu yang cukup lama,
padahal tidak ada keperluan yang mendesak. Hal ini dapat dicontohkan kepada salah satu
pegawai yang penulis amati. Pada saat pimpinan ada tugas dinas keluar kota, masih ada
pegawai yang keluar meninggalkan pekerjaan dan kembali ke kantor pada saat jam pulang.
Hal tersebut juga dilakukan pegawai pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja.
Selain contoh diatas, kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat pada saat pekerjaan
sedang berlangsung. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, masih ada pegawai yang
melimpahkan pekerjaannya kepada pegawai honorer yang terlewat batas. Pekerjaan tersebut
diberikan kepada pegawai honerer tanpa adanya pembagian kerja yang jelas, bahkan ada
beberapa pekerjaan yang dilakukan sendiri oleh pegawai honorer tanpa adanya bantuan dari
Kurangnya motivasi pegawai juga dapat dilihat dengan adanya pegawai yang
mendelegasikan tugasnya kepada karyawan lain yang belum mengetahui substansi dari tugas
tersebut, terutama tugas teknis yang berkaitan langsung dengan pendidikan. Hal ini dapat
penulis contohkan pada saat adanya monitoring dan evaluasi sekolah berpotensi, dimana
dalam monitoring dan evaluasi tersebut bertujuan untuk menilai sekolah yang bersangkutan
Sumatera Barat, penulis menyaksikan sendiri masih ada pegawai yang tidak mengerti tentang
instrument penilaian dari moitoring tersebut, padahal monitoring tersebut berguna untuk
bahan laporan dan aspirasi dari sekolah yang bersangkutan. Hal ini harus ditangani oleh
kepada pegawai lain, padahal pegawai yang ditunjuk tersebut juga tidak memahami
instrument penilaian dari monitoring dan evaluasi sekolah tersebut, parahnya lagi pimpinan
juga ikut mendelegasikan pekerjaan itu kepegawai lain, sehingga bawahan tidak segan
masih ada sebagian pegawai Subag Program yang belum memiliki motivasi tinggi dalam
bekerja. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, untuk itu perlu diupayakan perbaikan dan
peningkatan motivasi kerja untuk pegawai Subag Program di Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Barat agar dapat melaksanakan tugas dengan jujur, amanah dan bertanggung
jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebab Kasus
Berdasarkan pengamatan dan analisa saya dari kasus diatas , ada beberapa faktor yang
itu sendiri.
b. Kurang adanya rasa tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan.
c. Kurang adanya kerjasama yang positif dalam pembagian kerja antar sesama pegawai.
d. Kurangnya pengetahuan pegawai tentang substansi pekerjaan tertentu.
bagaimana kerja yang dilakukan oleh pegawai. Sehingga hal ini sehingga
mempengaruhi motivasi dan kinerja pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan
baik.
b. Kurangnya ketegasan pemimpin
Sempurnanya tujuan suatu organisasi tidak terlepas dari pengaruh dan gaya
pengamatan saya terhadap kasus diatas motivasi pegawai juga dipengaruhi kurangnya
dalam bekerja. Peningkatan motivasi kerja pegawai juga dipengaruhi oleh sosok
pemimpin yang harus diteladani. Berdasarkan analisa saya adanya unsur kesengajaan
dari pemimpin yang sengaja melalaikan tugas yang diberikan kepadanya, terutama
melalui pembinaan oleh ahli dan pakar pendidikan yang mempunyai sosok keteladanan.
4. Memberikan pengetahuan tentang pelaksanaan tugas tertentu terutama yang berkaitan
Pendidikan
C. Penyelesaian Kasus
Berdasarkan alternatif- alternatif penyelesaian kasus yang saya dikemukaan di
motivasi kerja pegawai Subag Program. Namun agar penyelesaian kasus ini optimal
dilakukan harus ada penyelsaian kasus yang bertahap, terarah dan kontinue. Alternatif paling
kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah
Selanjutnya menurut Mangkunegara dikutip dari Novita (2007:47) motivasi adalah kondisi
pegawai. Hal itu akan mempermudah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan
Untuk mencapai tujuan dengan baik, pimpinan di Subag Program diharapkan bisa
menjaga motivasi karyawannya, karena motivasi memiliki peran penting karena dengan
adanya motivasi dalam diri pegawai akan berpengaruh terhadap hasil kerja. Seorang
pemimpin harus berwibawa dalam melaksanakan tugasnya, karena apa yang dilakukan oleh
pimpinan akan dicontoh oleh bawahannya. Dengan memberikan contoh yang baik, pegawai
diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kecakapan dan kemampuan yang
dimilikinya.
Pemberian motivasi kepada karyawan akan berhasil jika dilakukan oleh orang yang
dekat dengan yang bersangkutan, hal yang dapat mendukung adanya motivasi kerja seorang
pagawai yaitu adanya contoh keteladanan yang diberikan oleh pimpinan. Untuk itu Pimpinan
Subag Program sebaiknya menjadi orang pertama yang wajib melakukannya karena
pimpinan merupakan sosok yang dijadikan sebagai pembimbing, pengarah, dan membina
karyawan.
Hal ini bukan berarti Pimpinan (Kepala Subag program) orang yang tidak pandai
memimpin atau orang yang tidak pantas memimpin, bukan itu. Justru ada sisi baik yang
ditonjolkan oleh Kepala Subag Program. Namun dalam memberikan teguran perlu dilakukan
dengan tegas, sesuai dengan kecil/besarnya kesalahan pegawai. Motivasi selalu ada dalam
diri seseorang dan akan menjadi sumber energi yang kuat untuk mencapai kesuksesan
organisasi. Ada pegawai yang konsisten memperbaiki diri dan ada juga yang tidak.
Dengan contoh keteladanan yang diberikan pimpinan, pegawai akan terpacu untuk
memperbaiki kualitas kerja sehingga terciptanya energi baru dan energi tersebut akan tertular
ke karyawan lain. Hal inilah yang membuat faktor keteladanan begitu penting dalam
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/8167689/STUDY_KASUS_Motivasi_Kerja_Pegawai_di_Din
as_Pendidikan_Provinsi_Sumatera_Barat