Anda di halaman 1dari 2

Pada gambaran radiografi gigi yang sehat, lamina dura pada sekitar akar gigi

terlihat sebagai garis radioopak. Alveolar crest yang normal terletak pada
approksimal 1.5-2 mm dari apikal crest alveolar ke cementoenamel junction (CEJ)
gigi yang berdekatan. Pada daerah anterior, crest alveolar terlihat runcing dan
tajam. Pada daerah insisif mandibula, crest yang runcing secara normal ditutupi
oleh tulang alveolar yang kemudian dilanjutkan ke lamina dura. Pada daerah
posterior, alveolar crest terlihat datar dan halus. Crest tersebut biasanya ditutupi
oleh lapisan tipis dari tulang kortikel, yang di mana terlihat sebagai garis putih
yang tipis.
Ligamen periodontal yang normal terlihat sebagai garis radiolusin pada aspek
mesial dan distal gigi antara akar gigi dan lamina dura dan berbentuk sangat
tipis. Terdapat perbedaan dari ketebalan ligamen periodontal pada individu yang
berbeda, tetapi terdapat kesamaan ketebalan ligamen periodontal pada individu
yang sama.
Keungtungan radiografi dalam mendiagnosa penyakit periodontal
Perubahan radiografi awal pada periodontitis
Radiografi tidak cukup sensitif untuk mendeteksi tanda-tanda awal dari suatu
penyakit periodontal. Glickman mengatakan perubahan radiografi awal
terjadinya periodontitis yaitu crest yang tidak beraturan, adanya triangulasi dan
perubahan tulang interseptal. Crest pada interdental tulang menjadi tidak rata
dan tidak beraturan disertai dengan ketidakjelasan dari lamina dura pada
interdental crest alveolar. Triangulasi merupakan pelebaran ligamen periodontal
baik pada daerah mesial atau distal dari interdental crest pada tulang. Salah satu
tanda radiografi awal terjadinya periodontitis yaitu proyeksi radiolusen yang
terlihat seperti jari tangan yang dimulai dari crest alveolar ke interdental tulang
alveolar. Proyeksi ini merupakan hasil perluasan yang dalam dari imflamasi pada
gingiva yang ditandai dengan pelebaran pembuluh darah pada tulang alveolar.
Evaluasi kehilangan tulang alveolar
Radiografi sebenarnya diindikasikan untuk melihat banyaknya tulang alveolar
yang tersisa dan banyaknya kehilangan tulang alveolar. Kehilangan tulang
alveolar dapat ditentukan dalam bentuk distribusi, pola dan keparahannya.
Ketika kehilangan tulang alveolar terjadi pada daerah yang terisolasi, kurang dari
30% daerah yang terlibat, hal ini disebut sebagai kehilangan tulang alveolar
secara lokalis. Ketika kehilangan tulang alveolar telah terlihat pada lengkung gigi
dengan lebih dari 30% daerah terlibat, hal ini disebut kehilangan tulang secara
generalis. Ketika kehilangan tulang alveolar terjadi secara mendatar atau sejajar
dengan garis yang digambarkan dari CEJ dari gigi ke gigi tetangganya, hal ini
disebut kehilangan tulang alveolar dengan pola horizontal. Dan ketika kehilangan
tulang alveolar membentuk sudut dari garis yang digambarkan dari CEJ dari gigi
ke gigi tetangganya, hal ini disebut kehilangan tulang alveolar dengan pola
vertikal atau angular. Kehilangan tulang alveolar yang terlihat pada radiografi
dapat diklasifikasikan menjadi kehilangan tulang alveolar yang ringan (1-2 mm),
sedang (3-4 mm) dan parah (>4 mm).
Keterlibatan furkasi
Perluasan poket periodontal pada bifurkasi gigi disebut dengan keterlibatan
furkasi. Radiografi dapat sangat membantu melihat lokasi dari keterlibatan
furkasi, meskipun keterlibatan furkasi tidak dapat terlihat sampai resorpsi tulang
meluas ke apikal di bawah furkasi gigi. Pelebaran ligamen periodontal pada
daerah furkasi merupakan bukti yang kuat bahwa proses dari penyakit
periodontal telah melibatkan daerah furkasi gigi.
Faktor predisposisi
Dental radiografi memiliki peran utama dalam mendeteksi faktor lokal penyebab
penyakit periodontal seperti kalkulus dan kecacatan restorasi. Kalkulus terlihat
radiopak pada dental radiografi dan sering terlihat sebagai radiopak yang tajam
dan tidak beraturan yang meluas dari permukaan proksimal gigi. Kariea
proksimal dan karies akar yang besar dapat dikaitkan dengan terjadinya
kehilangan tulang alveolar. Kecacatan restorasi juga berkontribusi sebagai salah
satu faktor terjadinya penyakit periodontal. Radiografi berguna dalam
mendeteksi kecatatan margin dari suatu restorasi.
Radiografi juga memiki peran terhadap penyakit periodontal dalam melihat rasio
mahkota-akar, melihat aktivitas dari proses destruktif dari tulang alveolar,
melihat adanya hipersementosis dan juga memiliki peran dalam menentukan
prognosis suatu penyakit periodontal.

Anda mungkin juga menyukai