Anda di halaman 1dari 1

Pencegahan Lepra

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian telah melakukan penyelidikan


penggunaan imunoprofilaksis (vaksinasi) dan kemo-profilaksis untuk mencegah penyakit lepra.
Intervensi ini juga bisa langsung berfokus pada penderita lepra. Deteksi dini terhadap infeksi M.
Leprae (sebelum manifestasi klinis terjadi ) sangat penting untuk pengurangan transmisi dari
infeksi. Namun, diagnosis saat ini bergantung pada deteksi tanda-tanda klinis, karena tidak ada
tes yang tersedia untuk mendeteksi infeksi M. leprae asimtomatik atau perkembangan lepra
tersebut.

Vaksin Bacillus Calmete Guerin (BCG) merupakan vaksin yang dikenal secara umum
sebagai vaksin terhadap Tuber Culosis (TBC) dan secara rutin diberikan kepada bayi sebagai
bagian dari skema imunisasi bayi di berbagai belahan dunia, akan tetapi vaksin tersebut juga
telah diakui memiliki persamaan dan tingkat keefektifan yang tinggi dalam mencegah dan
menangani penyakit lepra. Kombinasi dari kemoprofilaksis dan imunoprofilaksis merupakan
kombinasi merupakan teknik pencengahan dan sekaligus penanganan yang berpotensial tinggi
dan inovasi terbaru terhadap permasalahan penyakit lepra karena dapat mengurangi
penularan M. leprae secara substansial.

Vaksinasi BCG dan kemoprofilaksis rifampisin keduanya strategi yang telah terbukti
untuk pencegahan kusta. Tidak diketahui secara pasti bagaimana kekebalan tubuh
dan profil biomarker genetik dapat dipengaruhi oleh gabungan dari intervensi ini. Identifikasi
profil tersebutakan memungkinkan membedakan patogen dari pelindung biomarker dan
menyebabkan efektif efektinya intervensi profilaksis untuk lepra ( A. Richardus Renate, et al.,
2013).

Referensi

A. Richardus Renate, et al. (2013). The Combined Effect of Chemoprophylaxis with Single
Dose Rifampicin and Immunoprophylaxis with BCG to Prevent Leprosy in Contacts
of Newly Diagnosed Leprosy Cases, Journal of BiomedCentral. Rotterdam:
Department of Public Health, Erasmus MC, University Medical Center.

Anda mungkin juga menyukai