Anda di halaman 1dari 8

PERANAN CUSTOMER VALUE DALAM MEMPERTAHANKAN

KEUNGGULAN BERSAING PADA RESTORAN CEPAT SAJI

Evi Thelia Sari


Dosen Jurusan International Business Management, Universitas Ciputra Surabaya
email: thesar2005@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini memaparkan peranan customer value dalam mempertahankan keunggulan bersaing
pada restoran cepat saji di Surabaya. Dengan metode kualitatif dan instrumen focus group, diketahui bahwa
pengunjung memiliki tujuan untuk dapat makan dengan santai dan kenyang dengan adanya konsekuensi
yang dirasakan ketika makan yaitu kenyamanan di dalam dan luar restoran, menikmati makanan dengan
harga yang wajar dan terjangkau serta menikmati fasilitas seperti yang ada dalam promosi restoran tersebut.
Restoran cepat saji yang mampu memenuhi customer value pengunjungnya dapat memenangkan
persaingan.

Kata kunci: restoran cepat saji, customer value, keunggulan bersaing.

Abstract: This research exposes the role of customer value in sustaining competitive advantage in quick
service restaurants in Surabaya. By using qualitative method and focus group discussion, it is revealed that
the visitors have specific purposes, which are they can eat in a relax way and be satisfied with the
consequences such as feeling comfortable in and out of the restaurant, enjoying the menu for the logic and
affordable price, and getting the facilities as promoted. Those who are able to fulfil the customer value of its
visitors will gain the competitive advantage.

Keywords: quick service restaurant, customer value, competitive advantage.

Pertumbuhan bisnis makanan dan minuman kan konsumen dan keberadaannya di industri tersebut
masih tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di (Cravens, 1996, pp. 31-32). Terlebih dengan per-
berbagi belahan dunia (Nonto, 2006, p. 13). Berbagai saingan yang sangat ketat seperti dalam industri
outlet yang menawarkan produk makanan dan makanan. Secara visual sederhana, apabila diamati,
minuman dalam berbagai bentuk banyak bermun- maka dapat ditemui adanya puluhan tempat-tempat
culan. Mulai dari yang sederhana hingga yang makan (warteg, kafe dan restoran) dalam satu lokasi
mewah. Hal ini disebabkan karena makanan adalah misalnya di Surabaya terdapat di pinggir sepanjang
salah satu kebutuhan pokok yang semua orang harus jalan protokol ataupun yang terdapat di plasa.
penuhi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Dalam penelitian ini akan diuraikan peranan
alasan rasional outlet makanan tumbuh adalah karena customer value dalam mempertahankan keunggulan
para pebisnis makanana bisa mengantongi keun- bersaing restoran cepat saji. Dengan mengetahui
tungan bersih minimal 50% setelah dikurangi biaya customer value ini, diharapkan restoran cepat saji
operasional. mampu bertahan dalam persaingan yang begitu ketat
Pertumbuhan yang sangat pesat di industri jasa dengan menerapkan strategi yang jitu untuk meme-
makanan, khususnya restoran cepat saji (McDonalds, nuhi customer value pengunjung restorannya.
Texas Fried Chicken, Kentucky Fried Chiken, Pizza
Hut, Dundee, dan lain-lain), yang bukan hanya di TINJAUAN PUSTAKA
kota-kota besar tetapi juga di kota-kota kecil,
Definisi restoran berbeda dengan popular
menyebabkan hampir semua usaha yang bergerak di catering (seperti: kafe, steak house, coffee shops).
bidang makanan terutama yang cepat saji menjadi Perbedaan restoran dengan popular catering menurut
aware akan posisi persaingan industri. Hal tersebut Lillicrap dan Cousins (1994, p. 4) adalah dalam hal
setidaknya memaksa para pebisnis makanan harus tujuan dan historisnya. Tujuan restoran adalah
mempertahankan keunggulan bersaing usahanya. menyajikan makanan dan minuman umumnya pada
Keunggulan bersaing diraih dengan mengajukan harga tinggi dengan tingkat pelayanan yang tinggi,
penawaran yang lebih memuaskan konsumennya sedangkan popular catering menyediakan makanan
dibandingkan pesaingnya. Keunggulan bersaing ini dan minuman pada harga rendah/menengah dengan
sangat penting bagi suatu usaha dalam mempertahan- tingkat layanan yang terbatas.
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
68
Sari, Peranan Customer Value Dalam Mempertahankan Keunggulan Bersaing Pada Restoran Cepat Saji 69

Dari sisi historisnya, restoran awalnya berasal dari Makanan yang disajikan disiapkan untuk dapat
restoran-restoran hotel dengan pelayanan yang bersifat segera disajikan. Bisa dengan cara dioven atau
formal, sampai kemudian mulailah para chef dipanaskan, sehingga tidak membutuhkan proses yang
mendirikan bisnis sendiri. Sementara kafe pada masa rumit. Biasanya produknya berupa sandwich, burger,
selanjutnya banyak dipengaruhi oleh Amerika. pizza, fried chicken, french fries, chicken nuggets, fich
and chips, ice cream dan sejenisnya.
Pemasaran Restoran Industri fast food berasal dan berkembang dari
Amerika Serikat. Salah satu contoh restoran fast food
Pemasaran restoran menurut Walker dan
yang memiliki perkembangan dan jaringan terluas di
Lundberg (2005) adalah a marketing philosophy that
dunia adalah McDonalds yang berasal dari Amerika
patterns the way management and ownership have Serikat. Tipe-tipe restoran fast-food, menurut Wikipe-
decided to relate to customers, employee, purveyors dia:
and the general public in terms of fairness, honesty,
a. Pengunjung datang ke counter, mengambil
and moral conduct, needed in part because of greater
makanan yang informan inginkan, membayar dan
importance being placed on the ethical and moral
kemudian mencari tempat duduk dan mulai
conduct of business (p. 101).
menikmati makanan. Tipe ini ada beberapa variasi
Sesuai dengan filosofi pemasaran, teknik dan
antara lain:
praktek pemasaran adalah termasuk usaha-usaha
pengunjung mengambil makanan yang telah
manajemen untuk mengetahui keinginan sekelompok
tersedia pada porsi tertentu
orang tertentu dan target pasar tertentu dalam hal
pengunjung mengambil sendiri dari kontainer-
makanan, pelayanan, harga dan atmosfer restoran.
kontainer makanan yang ada, sehingga
Pemasaran menemukan apa yang konsumen inginkan
dan menyediakan keinginan pada harga yang sesuai memilih dan mengambil sendiri makanan yang
untuk menghasilkan profit yang sesuai. Pemasaran dikehendaki.
mengasumsikan bahwa konsumen akan mengalami Pengunjung dilayani di counter, artinya
perubahan dalam hal menu, atmosfer dan kadang- pengunjung menyebutkan pesanan informan
kadang informan juga menginginkan pelayanan/servis dan menanti di counter makanan pesanan
yang baru. Dalam bisnis restoran, konsumen melihat, informan.
menyentuh, merasakan dan mendengar melalui b. Ada juga prosedur khusus dengan sistem tiket,
penawaran yang disediakan (pp. 101-102). yaitu pengunjung membayar di kasir untuk
Pemasaran memecahkan masalah-masalah kon- mendapatkan tiket, kemudian menuju ke counter
sumen. Perubahan gaya hidup menyebabkan per- makanan untuk menukarkan tiket dengan makanan
bedaan keinginan dan kebutuhan konsumen yang yang telah dipesan.
bervariasi dari lokasi satu dengan yang lainnya. c. Pengunjung akan menuju counter, makanan yang
Anggapan apakah sebuah restoran ideal atau tidak dipesan akan diantar ke meja pemesan, dan
adalah berbeda bagi setiap orang. Sebagian orang mengenai pembayaran bisa dilakukan pada waktu
mencari kemewahan, kenyamanan atau nilai tertentu pemesanan atau pada waktu makanan diantar ke
dari sebuah restoran. Tetapi, survei mengindikasikan meja.
bahwa kualitas makanan tetap penting bagi konsumen
ketika memilih restoran. Hal ini disebabkan Bauran Pemasaran Restoran
kebutuhan utama konsumen mengunjungi sebuah Dalam sebuah restoran, bauran pemasarannya (4
restoran adalah rasa lapar. Akan tetapi sekarang P) terdiri dari lokasi (place), produk (product), harga
konsumen juga menginginkan hiburan dan informan (price), promosi (promotion).
akan mencari restoran dengan suasana yang 1. Lokasi (place)
menyenangkan (p. 103). Lokasi merupakan faktor yang penting dalam
mencapai keberhasilan sebuah restoran, yaitu
Restoran Cepat Saji menyangkut: good visibility, easy access, conve-
Menurut Wikipedia (the free encyclopedia), nience, curb side appeal, parking.
definisi restoran siap saji adalah: restoran yang 2. Produk (product)
menyediakan makanan dengan cepat begitu makanan Produk dalam bisnis restoran sangat bergantung
dipesan. Makanan yang disajikan seringkali dinama- pada pengalaman. Produk dapat berupa paket yang
kan fast food. Sebelum dinamakan restoran cepat saji lengkap yang terdiri dari makanan, minuman,
(quick service restaurants/QSR), outlet yang menjual servis, atmosfer dan kenyamanan yang memuas-
fast food dinamakan fast food restaurant. kan kebutuhan dan keinginan konsumen dan

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
70 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 2006: 68-75

menciptakan kesan yang tidak terlupakan. 2. Konsekuensi produk atau jasa (product conse-
Pengunjung di restoran membayar untuk penga- quences): konsekuensi yang diinginkan oleh
laman makan secara total bukan hanya untuk pelanggan ketika informan membeli dan meng-
makanannya saja. Tingkatan produk-produk gunakan produk.
restoran dapat dideskripsikan dalam 3 tingkatan, 3. Maksud dan tujuan pelanggan (customer goals
yaitu: the core product, the formal product, dan the and purposes): maksud dan tujuan pelanggan yang
augment product. Produk-produk restoran juga dicapai melalui konsekuensi tertentu dari
dapat dianalisis sama seperti produk lain, misal- penggunaan produk dan jasa tersebut.
nya: atmosphere, product development, product
positioning, product life cycle. Berikut ini model hirarki customer value:
3. Harga (price)
Harga juga merupakan pertimbangan yang penting
dalam memilih restoran. Faktor-faktor yang mem-
pengaruhi harga yang diterapkan dalam sebuah
restoran, adalah: hubungan antara permintaan dan
penawaran, penurunan loyalitas konsumen, sales
mix, harga-harga dalam persaingan, biaya over-
head, aspek psikologis, kebutuhan untuk meraih
laba.
4. Promosi (promotion)
Promosi adalah aktivitas yang dilakukan restoran
untuk mencari konsumen, bukan hanya untuk Sumber: Woodruff (1997, p. 142)
sekali datang, tetapi juga konsumen yang akan
melakukan pembelian berulang. Tujuan dari Gambar 1: Hirarki customer value
promosi adalah: meningkatkan awareness,
meningkatkan persepsi konsumen, menarik Pada gambar 1, customer value dijelaskan dengan
pembeli pertama, mencapai persentase yang lebih anak panah yang bertimbal balik. Hal ini menandakan
tinggi untuk konsumen yang berulang, mencip- bahwa masing-masing tingkatan saling berhubungan
takan loyalitas merek, meningkatkan average dan saling mendukung. Tidak terpisahkan atau berdiri
check, meningkatkan penjualan pada makanan sendiri dalam pemenuhannya. Hal ini menandakan
tertentu atau waktu-waktu khusus, dan mengenal- bahwa customer value harus dinilai secara kese-
kan menu baru. luruhan dan bersama-sama, karena masing-masing
dimensi saling berhubungan. Dan pada sisi customer
Customer Value satisfaction, tidak digambarkan anak panah yang
bertimbal balik antar bagian. Hal ini menandakan
Menurut Woodruff (1997, p. 142), customer bahwa penilaian tentang kepuasan konsumen akan
value adalah pilihan yang dirasakan pelanggan dan suatu produk adalah terpisah pada masing-masing
evaluasi terhadap atribut produk, kinerja atribut dan dimensi.
konsekuensi yang timbul dari penggunaan produk Sementara itu, Peter dan Olson (1993, p. 100)
untuk mencapai tujuan dan maksud konsumen ketika melengkapi masing-masing tingkatan yang dikemuka-
menggunakan produk. Selanjutnya Woodruff juga kan Woodruff dengan mengungkapkan mengenai
mendefinisikan customer value sebagai persepsi Means-End Chain, yaitu struktur pengetahuan
pelanggan terhadap konsekuensi yang diinginkan dari sederhana yang memuat hubungan atribut konse-
penggunaan sebuah produk (pp. 53-58). kuensi dan nilai mengenai kegunaan produk.
Hirarki customer value terdiri dari 3 tingkatan, Pembagian Means-End Chain yang terperinci
yaitu: atribut produk dan jasa, konsekuensi produk menurut Peter dan Olson adalah:
dan jasa, dan tujuan pelanggan. Definisi masing-
masing tingkatan pada hirarki tersebut menurut
Woodruff (1997, p. 142) adalah:
1. Atribut produk atau jasa (product attributes): dasar
hirarki, yaitu pelanggan belajar berpikir mengenai
produk atau jasa sebagai rangkaian dari atribut dan
kinerja atribut. Sumber: Peter & Olson (1993, p. 100)
Gambar 2. Means-end chain

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
Sari, Peranan Customer Value Dalam Mempertahankan Keunggulan Bersaing Pada Restoran Cepat Saji 71

Konsumen memiliki tingkat pengetahuan yang toward customer, as indicated by the calls for
berbeda. Pengetahuan tentang abstract attribute organization to compete on superior customer value
menyatakan karakteristik yang tidak tampak, (p. 139).
sedangkan concrete attribute lebih menunjukkan pada Dengan demikian cara untuk mencapai dan
karakteristik produk yang tampak. Consequence mempertahankan keunggulan bersaing dengan orien-
adalah hasil yang spesifik yang terjadi ketika produk tasi pada pelanggan bukan pada internal perusahaan
dibeli dan digunakan atau dikonsumsi. Hasil yang dan pesaing saja. Pendapat ini diperkuat dengan
nampak dan langsung dialami oleh konsumen uraian Guiltinan dan Paul yang menyatakan bahwa
ditunjukkan oleh functional consequences sedangkan tujuan utama dalam analisis persaingan adalah meng-
konsekuensi yang merupakan perasaan dan hasil yang identifikasikan kesempatan untuk meraih keunggulan
dialami konsumen dan bersifat pribadi adalah yang dapat dipertahankan atas pesaingnya.
psychological consequences. Instrumental dan Elemen-elemen keunggulann bersaing menurut
terminal value adalah perwujudan mental yang Day dan Wensley, seperti yang dikutip oleh Guiltinan
merupakan tujuan mendasar, kebutuhan dan keadaan dan Paul (1994, p. 93) adalah sebagai berikut:
akhir yang ingin diraih dalam kehidupan.

Keunggulan Bersaing
Persaingan di bidang industri makanan khususnya
restoran, menyebabkan pengusaha harus mempunyai
strategi yang paling baik dan tepat yang memper-
timbangkan kondisi yang ada dalam perusahaan, para
pesaing dan lingkungan eksternal. Menurut Aaker
(1992, p. 182), bagaimana perusahaan mampu
bersaing bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan,
Sumber: Day & Wensley (1998, p.3)
karena ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk
menciptakan suatu keunggulan bersaing yang dapat Gambar 3. Elements of competitive advantage
dipertahankan, yaitu:
1. Dasar persaingan (basic of competition) Konsep keunggulan bersaing (competitive
Strategi harus didasarkan pada seperangkat asset, advantage) menurut Day dan Wensley (1988, p. 2)
skill dan kemampuan. Ketiga hal tersebut akan diartikan sebagai kompetisi yang berbeda dalam
mendukung strategi yang dijalankan sehingga keunggulan keahlian dan sumber daya. Secara luas
keunggulan dapat bertahan. menunjukkan apa yang diteliti di pasar yaitu
2. Di pasar mana perusahaan bersaing (where you keunggulan posisional berdasarkan adanya customer
compete) value yang unggul atau pencapaian biaya relatif yang
Dalam hal ini, penting bagi perusahaan memilih lebih rendah dan menghasilkan angsapasar dan kinerja
pasar sasaran yang sesuai dengan strategi yang yang menguntungkan.
dijalankan, atau dengan kata lain, asset, skill dan Kemudian konsep keunggulan bersaing menurut
kemampuan harus mampu mendukung strategi Hunt dan Morgan (1995, p. 7) merupakan perubahan
dalam memberikan sesuatu yang bernilai bagi dari keunggulan komparatif dalam sumber daya dan
pasar. keunggulan bersaing tersebut mengenai pasar dan
3. Dengan siapa perusahaan bersaing (who you kinerja keuangan yang superior. Menguatkan
compete against) pendapat Day dan Wensley, Hunt dan Morgan
Selanjutnya perusahaan harus mampu mengiden- menyebutkan sumber daya potensial dapat dikategori-
tifikasi pesaingnya, apakah pesaing tersebut lemah, kan sebagai finansial, fisik, hukum, manusia,
sedang atau kuat. organisasi, informasi dari konsumen, pemasok dan
pelanggan (1995, pp. 6-7). Idealnya, sebuah perusaha-
Pendapat di atas tampaknya cenderung memen- an menempati posisi keunggulan bersaing adalah
tingkan bagaimana suatu perusahaan bersaing dilihat disebabkan keunggulan komparatif dalamsumber
dari sisi perusahaan. Sementara itu, perusahaan tidak daya menghasilkan nilai yang superior pada biaya
bisa lepas dari pelanggannya. Untuk itu Woodruff yang lebih rendah. Menurut Hunt dan Morgan, yang
(1997) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut, dipentingkan adalah sumber daya yang menghasilkan
the next major source for competitive advantage nilai dan bukan pada diferensiasi, karena perbedaan
likely will come from more outward orientation sederhana dengan pesaing tidak menentukan posisi

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
72 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 2006: 68-75

keunggulan bersaing dan diferensiaasi adalah hasil nantinya akan dibandingkan dengan pesaingnya.
dari adanya nilai yang superior bagi pelanggan (p. 7). Apakah tujuan orang mengunjungi restoran cepat saji
Sedangkan menurut Keegan (1995, p. 325), telah tercapai atau tidak sesuai dengan konsekuensi
keunggulan bersaing ada kalau terdapat keserasian yang diinginkan dalam mengonsumsi makanan yang
antara kompetensi yang membedakan dari sebuah tersedia.
perusahaan dan faktor-faktor kritis untuk meraih
sukses dalam industri yang menyebabkan perusahaan METODE PENELITIAN
tadi mempunyai prestasi yang jauh lebih baik dari
pada pesaingnya. Ada 2 cara dasar untuk mencapai Pendekatan Penelitian
keunggulan bersaing, yang pertama dengan strategi Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
biaya rendah yang memampukan perusahaan untuk yaitu penelitian yang digunakan untuk observasi yang
menawarkan produk dengan harga yang lebih murah tidak terukur dan hanya dapat dideskripsikan. (Gale,
dari pesaingnya. Yang kedua, dengan strategi diferen- 2006). Dalam penelitian ini, digunakan model focus
siasi produk, sehingga pelanggan menganggap group yang terdiri dari 6 orang untuk mendiskusikan
memperoleh manfaat unik yang sesuai dengan harga dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan
yang cukup. Akan tetapi kedua strategi tersebut kemudian didapatkan suatu kesimpulan.
mempunyai pengaruh yang sama yakni meningkatkan
anggapan manfaat yang dinikmati oleh pelanggan. Jenis dan Sumber Data
Mutu strategi perusahaan pada akhirnya diukur dari
hasil penjualan, laba atau beberapa ukuran yang lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
Hasilnya pada gilirannya tergantung pada tingkat nilai 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari
yang diciptakan untuk pelanggan. Semakin besar nilai konsumen sebagai sumber informasi melalui
yang diterima oleh pelanggan semakin baik strategi wawancara langsung, dalam hal ini melalui focus
itu. Disebutkan juga sukses akhir suatu produk group discussion.
tergantung pada keputusan pelanggan apakah akan 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil
membelinya atau tidak menurut nilai yang diyakini- analisis terhadap data-data yang mendukung oleh
nya ada pada produk tersebut. Ringkasnya, keung- peneliti. Data-data tersebut termasuk bukti-bukti
gulan bersaing dicapai dengan menciptakan nilai yang administrasi, surat-surat, surat kabar, buku harian,
lebih tinggi daripada pesaing dan nilainya ditentukan dan laporan-laporan.
oleh pelanggan.
Prosedur Pengumpulan Data
KERANGKA KONSEPTUAL
Dalam penelitian kualitatif ini, pengumpulan data
Untuk mengetahui peranan customer value dalam dilakukan dengan cara, yaitu:
mempertahankan keunggulan bersaing, digunakan 1. Wawancara dengan konsumen untuk mendapatkan
kerangka berpikir sesuai dengan hirarki customer data primer.
value menurut Woodruff (Gambar 1). Hal ini untuk 2. Observasi, untuk mendapatkan gambaran perma-
mengetahui tujuan pengunjung restoran cepat saji salahan dengan mengamati fakta/gejala secara
ketika informan mengunjungi sebuah restoran. Untuk langsung.
penilaian dimensi yang pertama yakni atribut dan 3. Analisis data, untuk melengkapi data yang telah
kinerja atribut restoran cepat saji, dapat digunakan 4 diperoleh melalui wawancara.
Ps pemasaran restoran yang terdiri dari place, product,
price, promotion. Sementara dimensi yang kedua Prosedur Penentuan Sampel
yakni konsekuensi yang diinginkan pengunjung ketika
informan makan di restoran cepat saji, digunakan: Peserta dalam focus group ini merupakan respon-
- Merasa nyaman dengan lingkungan di dalam dan den yang telah lebih dari 2 kali seminggu mengun-
di luar restoran jungi restoran cepat saji yang berbeda di salah satu
- Bisa menikmati makanan yang lezat dengan harga pusat perbelanjaan di Surabaya. Wawancara dilaku-
yang wajar dan terjangkau. kan secara langsung dan juga dibantu dengan
- Mendapatkan segala fasilitas yang ditawarkan memberikan pertanyaan berupa pemberian kuesioner
restoran seperti pada promosinya. dengan pertanyaan singkat yang tidak bersifat
mendalam kepada responden untuk memberikan
Sedangkan untuk dimensi ketiga, yaitu tujuan tanggapan atas atribut dan kinerja atribut, konsekuensi
orang berkunjung di restoran cepat saji adalah makan yang diinginkan dan tujuan penggunaan jasa yang
dengan santai tapi kenyang. Tujuan inilah yang membentuk customer value.

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
Sari, Peranan Customer Value Dalam Mempertahankan Keunggulan Bersaing Pada Restoran Cepat Saji 73

Penetapan sampel menggunakan metode/teknik Restoran cepat saji dapat menyajikan berbagai
purposive sampling, yaitu strategi penentuan sampel macam menu yang menarik, baik menu makanan
yang dominan digunakan dalam penelitian kualitatif. atau minuman.
Restoran cepat saji memiliki tempat yang nyaman
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN untuk makan dan minum. Bahkan tak jarang
informan menghabiskan waktu antara 1-2 jam di
Dalam pembahasan mengenai customer value meja makan untuk ngobrol dengan keluarga dan
pengunjung restoran cepat saji, sesuai dengan kerang- teman-teman.
ka konseptualnya, maka ketiga dimensi dalam Areal parkir restoran cepat saji dianggap memu-
customer value harus berkesinambungan satu sama dahkan informan mencari lokasi untuk parkir
lain. Tidak bisa dinilai secara terpisah. Karena tujuan kendaraan, baik sepeda motor ataupun mobil.
orang datang ke sebuah restoran cepat saji nantinya Biasanya informan akan mencoba menu-menu
akan tercapai jika konsekuensi atau akibat kunjungan baru yang ditawarkan restoran seperti pada
ke restoran itu sesuai dengan yang diharapkan, promosi atau iklan yang ada di media elektronik
misalnya kenyamanan lingkungan, harga yang atau cetak.
terjangkau dan fasilitas lain seperti pada promosinya. Mengenai harga informan sependapat bahwa
restoran cepat saji memiliki range harga yang
Ketiga konsekuensi ini dapat tercapai apabila atribut
sama, dan bagi informan sangat terjangkau jika di
dan perfomansi atribut restoran cepat saji yang bandingkan dengan ketika informan makan di
dikunjungi sesuai dengan harapan semula yang restoran yang ada di hotel.
bersangkutan dengan place, product, price dan Restoran cepat saji memiliki program promosi
promotion. yang menarik.
Tabel 1 merupakan laporan hasil Focus Group
Discussion (FGD), yang dilakukan pada tanggal 26 Konsekuensi yang diharapkan FGD ketika
Juni 2006 melalui wawancara langsung dan telepon. informan mengunjungi restoran cepat saji:
Informan akan merasa kenyang dan menikmati
Tabel 1. Profil responden FGD makanan dengan berbagai pilihan menu yang
menarik.
NO NAMA SEX AGE STATUS ALAMAT PEKER-
JAAN
KRITERIA
Adanya paket hemat (misal: beli 1 dapat gratis 1,
1 Lasman Pria 32 th Menikah Wisma Kedung Dosen Pengunjung gratis es krim cone tiap pembelian 1 item yang
P. Purba
2 Rina Wanita 29 th Single
Asem Indah
Rewwin Swasta Pengunjung
berbeda, dan lain-lain).
Yuanita Informan merasa nyaman makan dan minum di
3 Irania Wanita 27 th Single Perumahan
KMS Kalidami
Swasta Pengunjung restoran cepat saji tersebut, karena suasana yang
4 Lisa Wanita 26 th Single Wonorejo Swasta Pengunjung tidak bising dan lingkungan yang bersih dan ber-
5 K. Eva N Wanita 34th Menikah
selatan
Ngadiluwih Dosen Pengunjung
AC.
Kediri Informan bisa menikmati kebersamaan dengan
6 Ellen Trio Wanita 20 th Single Malang Mahasiswi Pengunjung berbincang-bincang santai tanpa harus merasa
Sumber: FGD, diolah segan karena harus bergantian tempat duduk
dengan pengunjung lainnya.
Hasil Focus Group Discussion Peserta yang sudah berkeluarga dan memiliki anak
kecil biasanya akan memilih restoran cepat saji
Aktivitas pada waktu luang: yang menyediakan sarana untuk bermain bagi
Pada waktu luang informan biasanya makan di anak-anaknya, menyediakan tempat duduk khusus
luar bersama teman atau keluarga. untuk balita dan wastafel atau toilet yang
Selain itu biasanya informan jalan-jalan ke mall, ergonomis untuk anak-anak.
plaza atau pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi Dengan melakukan pembelian item tertentu atau
lainnya. pada jumlah tertentu, informan berharap men-
Informan biasanya pergi jalan-jalan atau makan dapatkan hadiah-hadiah atau souvenir-souvenir
bersama pada siang hari. sebagai bagian promosi restoran tersebut.

Atribut dan kinerja atribut restoran cepat saji yang Tujuan peserta FGD mengunjungi restoran cepat saji:
diamati oleh pengunjung: Pada umumnya informan mengunjungi restoran
cepat saji adalah makan.
Informan biasanya mengunjungi fast food
Informan sependapat dengan yang lain bahwa di
restaurant karena tempatnya menjadi satu dengan
samping makan ada tujuan yang lebih mendasar
pusat perbelanjaan yang informan sedang yaitu menjalin keakraban dengan anggota keluarga
kunjungi. atau teman-teman melalui obrolan di meja makan.

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
74 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 2006: 68-75

Informan juga menginginkan suasana yang santai selama makan di restoran tersebut. Sedikit
atau beristirahat sejenak setelah lelah jalan-jalan. mahal tidak akan menjadi masalah asalkan
Kadang-kadang informan juga ingin mengisi perut restoran mampu memberikan makanan yang
informan sebelum berjalan-jalan supaya tidak sesuai dengan harapan informan dan
terganggu rasa lapar dan haus selama jalan-jalan. kenyamanan selama pengunjung menikmati
hidangan.
Kesadaran akan banyaknya restoran cepat saji d. Promosi (Promotion)
dengan berbagai nama: Pengunjung akan sangat tertarik dengan
Informan mengenal fast food restaurant yang ada program-program promosi yang ditawarkan
di sekitar tempat tinggal informan, seperti restoran. Misalnya:
McDonalds, Kentucky Fried Chiken, Texas Fried - hadiah/suvenir menarik untuk tingkat
Chicken, Pizza Hut, California Fried Chicken, pembelian tertentu
Dunkin Donuts. - lomba-lomba untuk anggota keluarga
pengunjung
Restoran cepat saji yang mendekati ideal bagi
- paket-paket hemat
peserta FGD: McDonalds. - disediakan tempat untuk bermain anak-
Kesamaan dari restoran-restoran di atas: harga anak secara gratis
terjangkau, lokasi mudah dijangkau 2. Dimensi kedua yaitu konsekuensi yang diharapkan
Perbedaan: rasa dari menu-menu yang ada, oleh pengunjung restoran melalui atribut produk
program-program promosi dan menu unggulan. dan kinerjanya adalah:
Merasa nyaman dengan lingkungan di dalam
Perilaku pembelian dan konsumsi: dan di luar restoran
Konsumsi akan dilakukan tergantung waktu Bisa menikmati makanan yang lezat dengan
senggang yang informan miliki harga yang wajar dan terjangkau.
Tempat konsumsi di restoran cepat saji yang ada di Mendapatkan segala fasilitas yang ditawarkan
pusat perbelanjaan. restoran seperti pada promosinya.
Konsumsi akan dilakukan bersama-sama keluarga 3. Dimensi ketiga, yaitu tujuan pengunjung datang ke
dan teman-teman, dan tidak pernah mengunjungi restoran cepat saji adalah agar informan dapat
restoran sendirian. makan dengan santai tapi kenyang. Santai, karena
Konsumsi dilakukan lebih dari 2 kali pada restoran ditunjang dengan lingkungan yang nyaman dan
yang sama. kenyang karena dengan keuangan yang informan
miliki, informan dapat memenuhi kebutuhan akan
Hasil wawancara dalam focus group bila di- makanan dengan cukup.
kelompokkan dalam analisis customer value dan
bauran pemasaran restoran (place, product, price dan Selanjutnya dari hasil ini, peserta dalam focus
group akan membandingkan dengan restoran cepat
promotion) adalah:
saji yang lain yang informan pernah bahkan sering
1. Atribut dan kinerja atribut restoran, dalam hal ini: kunjungi. Melalui proses pembandingan ini, kita dapat
a. Lokasi (Place) mengetahui restoran cepat saji mana yang memiliki
Menunjukkan keinginan pengunjung agar keunggulan bersaing lebih baik dibanding pesaingnya.
lingkungan restoran baik dalam restoran
sendiri maupun luar restoran adalah nyaman, Proses pembandingan oleh FGD:
tidak bising dan bersih. Restoran cepat saji Mc. Donald memiliki banyak
b. Produk (Product) keunggulan, di antaranya mengenai: rasa, fasilitas,
Menunjukkan keinginan pengunjung agar suasana, promosi dan paket-paket hemat serta inovasi
menu yang ditawarkan lezat dan sehat, serta pada menu-menunya.
tidak membosankan. Bahkan jika perlu
memiliki rasa yang khas dibandingkan dengan KESIMPULAN
restoran cepat saji lainnya meskipun menu
sama. Akan lebih baik jika ada tambahan- Penelitian ini secara sederhana telah menampil-
kan salah satu strategi pemasaran jasa restoran cepat
tambahan menu lain di samping menu utama,
saji di Surabaya mengenai peranan customer value
yang merupakan cirri khas restoran tersebut. dalam mempertahankan keunggulan bersaing, melalui
c. Harga (Price) diskusi dalam focus group. Berharap agar hasil pene-
Pengunjung restoran cepat saji menghendaki litian ini, oleh pihak yang berwenang dan berke-
harga yang wajar dan terjangkau oleh informan pentingan dapat memanfaatkan dan menerapkan
untuk setiap kenikmatan yang dirasakan dalam bidang masing-masing. Selain karena posisi
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
Sari, Peranan Customer Value Dalam Mempertahankan Keunggulan Bersaing Pada Restoran Cepat Saji 75

persaingan yang tidak semakin longgar, tidak ada Guiltinan, J. P., and Paul, G. W. (1994) Marketing
salahnya jika pemasaran sektor jasa restoran cepat saji management strategies and programs, (5th ed),
mengusahakan secepat mungkin dengan maksimal New York: Mc.Graw Hill, Inc.
(dan secara terus menerus) untuk memiliki penge-
tahuan yang lebih tentang bagaimana konsumen dan Keegan, W. (1995) Manajemen pemasaran global,
apa yang diinginkan oleh konsumen. Sehingga pada (terjemahan), edisi revisi, jilid I, Jakarta:
akhirnya dapat memacu pencapaian harapan untuk PREHALLINDO.
menjadi yang terbaik dalam memenuhi keinginan dan Hunt, S. D., and Morgan, R. M. (1995) The
tujuan konsumen ketika mengunjungi sebuah restoran comparative advantage theory of competition.
cepat saji. Journal of Marketing, 59, pp. 1-15.

DAFTAR PUSTAKA Lillicrap, D. R., and Cousins, J. A. (1994) Food and


beverage service, (4th ed), London: Houlder &
Aaker, D. A. (1992) Strategic marketing manage- Stoughton.
ment, (3rd ed), John Wiley & Sons, Inc.
Nonto, A. W. (2006) You are what you invest.
Cravens, D. W. (1996) Pemasaran strategis, (terje- Majalah Pengusaha, Mei, 2006. edisi 60.
mahan), Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wikipedia, The Free Encyclopedia. August 20, 2006.
Day, G. S., and Wensley, R. (1998) Assessing
advantage: A framework for diagnosing com- Woodruff, R. B. (1997) The next source for compe-
petitive superiority, Journal of Marketing, 52, titive advantage. Journal of the Academy of
pp. 1-20. Marketing Science, 25, (2) pp. 135-158.

Gale, T. (2006) Statistic, accessed from www.referen- Walker, J. R., and Lunberg, D. E. (2005) The restau-
ceforbusiness.com rant: From concept to operation, (4th ed), New
Jersey: John Wiley and Sons.

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT

Anda mungkin juga menyukai