HUJAN
HUJAN
TUGAS
Dosen Pembina
Dr.Ir. Yayat Sukayat, M.Si.
Oleh
Sri Utami
150320160509
B. Macam-Macam Cekaman
Jenis-Jenis angin berdasarkan tipe sebarannya secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu
angin local dan angin umum. Angin local adaalah angin yang hanya bergerak di daerah dan
waktu tertentu, seperti angin darat, angin laut, angin gunung, angin lembah, angin sikolon, angin
anti siklon dan angin fhon. Angin umum adalah angin yang bergerak sepanjang tahun dan
meliputi daerah yang luas, seperti angin anginmuson, angin barat, angin timur dan angin Passat
(Yani dan Ruhimat, 2007).
Angin Lokal
1. Angin Laut dan angin darat
Kejadian angin laut dan angin darat disebabkan oleh adanya perbedaan pemanasan
antara permukaan daratan dan lautan oleh radiasi matahari. Pada siang hari, permukaan
daratan lebih cepat menjadi panas daripada permukaan lautan sehingga udara di atas
permukaan daratan menjadi panas dan ringan dan bergerak ke lapisan yang lebih atas. Untuk
mengisi kekosongan udara di permukaan daratan maka udara dari permukaan lautan
bergerak menuju daratan dan keadaan ini disebut angin laut. Kekosongan udara di atas
permukaan laut diisi oleh penurunan udara dari lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Pada
lapisan atmosfer yang lebih tinggi (beberapa ratus meter) terjadi pergerakan udara dari
daratan ke lautan, sehing terbentuklah sirkulasi angin laut (Gambar 1a) (Anzhar dan SBS,
2000).
Pada malam hari kondisi yang sebaliknya terjadi, meskipun biasanya kecepatan
angin tidak tertalu besar. Pada malam hari, terjadi perbedaan pendinginan akibat adanya
pemancaran radiasi gelombang panjang dari permukaan daratan dan lautan. Permukaan
daratan lebih cepat menjadi dingin daripada permukaan lautan yang mempengaruhi udara di
alas keduanya. Sehingga udara di atas permukaan lautan lebih panas daripada udara di alas
permukaan daratan. Udara di atas permukaan lautan cenderung bergerak naik dan
kekosongan ini diisi oleh udara dari pemukaan daratan dan ini dikenal sebagai angin darat.
Udara di atas daratan pada lapisan lebih tinggi turun ke permukaan dan pada lapisan
atmosfer yang lebih tinggi terjadi aliran udara dari lautan ke daratan sehingga terbentuk
sirkulasi angin darat (Gambar 1b) (Anzhar dan SBS, 2000).
.
a.
b.
Angin Umum
1. Angin Munsuon
Angin muson adalah gerakan massa udara yang terjadi karena adanya perbedaan
tekanan udara yang mencolok antara daratan dan juga samudera (Samadi, 2007). Proses
terjadinya angin muson di Indonesia dipengaruhi oleh keberadaan dua benua yang
mengapitnya yaitu benua Asia (bagian utara) dan Benua Australia (bagian selatan) yang
kemudian mengapit dua samudera, yakni Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
(Kurniawan, 2011). Posisi atau letak Indonesia mengakibatkan terbentuknya dua angin
yang berbeda, yaitu angin muson barat dan angin muson timur.
Angin Musim Barat : Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang
mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas)
(Sudarto,2011), dimana matahari beredar di belahan bumi selatan, akibatnya, Australia
bertekanan rendah dan Asia bertekanan tinggi. Kondisi ini mengakibatkan angin yang
bertiup dari Asia ke Australia disebut angin monsun barat (Soegimo dan Roeswanto.
2009). Angin monsoon barat mengakibtkan curah hujan yang banyak di Indonesia bagian
Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan
samudra (sudarto,2011). Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China
Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami
musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan maksimal
pada bulan Januari (sudarto,2011).
Angin Musim Timur : Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin
yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas)
(sudarto,2011), dimana tekana udara di Australi tinggi dan di Asia bertekanan
rendah. Kondisi tersebut mengakibatkan angin bertiup dari Australia ke Asia yang
disebut angin monsun timur (Soegimo dan Roeswanto. 2009). Angin monsoon
timur ini bersifat kering karena berasal dari gurun pasir di Australia sehingga di
Indonesia terjadi musim kemarau, namun setelah melewati Samudera Hindia
angin menjadi basah (sudarto,2011). Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus,
dan maksimal pada bulan Juli (sudarto,2011).
Gambar 4 : Angin Muson Timur
Sumber : Soegimo, Roeswanto. 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anzhar, K., & Susilo, Y. S. B. 2000. Pola Angin Laut Dan Angin Darat Di Daerah
Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria. Jurnal Pengembangan
Energi Nuklir, 2(4).
Arisworso, Djoko. Yusa. 2006. Ilmu Pengertahuan Alam untuk kelas ix SMA.
Grafindo Media Pratama: Jakarta
Efendi.2009. Distribusi Hama Kuti Sisik Merah Pada Perkebunan Jeruk Manis
dan Jeruk Keprok. Universitas Islam Negri Malang : Malang
fendi, Mohamad (2009) Distribusi hama kutu sisik merah (Aonidiella aurantii)
pada perkebunan jeruk manis (Citrus sinesis) dan jeruk keprok (Citrus
reticulata). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim
Habibie, M. N., Sasmito, A., & Kurniawan, R. 2011. Kajian Potensi Energi
Angin Di Wilayah Sulawesi Dan Maluku. Jurnal Meteorologi Dan
Geofisika, 12(2)
Pradipta, N. S., Sembiring, P., & Bangun, P. 2013. Analisis Pengaruh Curah
Hujan Di Kota Medan. Saintia Matematika, 1(5), 459-468.
Sharples, J. J., Mills, G. A., Mcrae, R. H., & Weber, R. O. 2010. Foehn-Like
Winds And Elevated Fire Danger Conditions In Southeastern
Australia. Journal Of Applied Meteorology And Climatology, 49(6),
1067-1095.