BAHAN OKSIDATOR
Disusun Oleh :
1. Widya Fitriani (0514040097)
2. Nisa Elvira D (0514040108)
3. Friska Hielvitiana K (0514040119)
Bahan kimia oksidator biasanya berupa larutan dari garam yang bersifat oksidator misalnya
KMnO4, K2Cr2O7, H2SO4 pekat dan HNO3.Contoh bahan kimia : benzol peroxides,
methyl ethyl ketone peroxide dicetyl perdicarbonate, sodium peroxide, ammonium
dichromate, ammonium perchlorate, chromium nitrate, copper chlorate, ferric nitrate,
potassium bromated.
1.2 Klasifikasi
1.2.1 Gas Oksidator
Kategori 1 : Setiap gas yang secara umum dengan tersedianya oksigen dapat
menyebabkan / memperbesar kebakaran dari bahan lain, melebihi dari udara.
Kategori 1 : Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan
berat, yang diuji terhadap bahan dan selulosa, spontan menyala; atau menunjukkan
kenaikan tekanan rata-rata terhadap waktu untuk campuran 1:1 berdasarkan berat,
terhadap bahan dan selulosa dimana lebih rendah.dari campuran 1:1, dalam berat,
terhadap asam perklorat 50% dan selulosa.
Kategori 2 : Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan
berat, yang diuji terhadap bahan dan selulosa, menunjukkan kenaikan tekanan rata-rata
terhadap waktu, kurang dari atau sama dengan kenaikan tekanan rata-rata terhadap
waktu, kurang dari atau sama dengan untuk campuran 1:1 berdasarkan berat, dari 40%
larutan natrium klorat dan selulosa; namun tidak memnuhi kriteria 1.
Kategori 3 : Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan
berat, yang diuji terhadap bahan dan selulosa, menunjukkan kenaikan tekanan rata-rata
terhadap waktu, kurang dari atau sama dengan kenaikan tekanan rata-rata terhadap
waktu, kurang dari atau sama dengan untuk campuran 1:1 berdasarkan berat, dari 65%
larutan asam nitrat dan selulosa; namun tidak memenuhi kriteria 1 dan 2.
Kategori 1 :Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan
selulosa (dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran kurang dari waktu
pembakaran pada perbandingan 3:2 dari kalium bromat dengan selulosa.
Kategori 3 : Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan
selulosa (dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran kurang dari waktu pembakaran
pada perbandingan 3:7 dari kalium bromat dengan selulosa, dan dan pada kategori 1 dan
2 tidak memenuhi.
2. Cairan Oksidator
3. Padatan Oksidator
1.3.2 Codification of hazard statement
Hazard statement terdiri dari 1 huruf dan 3 nomor, sebagai berikut :
Huruf H yang artinya hazard statement
Angka terdepan (setelah huruf H) menunjukkan jenis hazard yang berarti :
- 2 untuk bahaya fisik
- 3 untuk bahaya kesehatan
- 4 untuk bahaya lingkungan
Dua huruf paling belakang menunjukkan urutan dari bahaya yang timbul dari sifat
intrinsik dari suatu zat atau campuran, seperti bahan kimia explosive (kode 200
210) dan bahan kimia flammable (kode 220-230), dan seterusnya.
1.4 Penyimpanan
Persyaratan penyimpanan bahan oksidator adalah sebagai berikut :
1. Jauhkan dari sumber panas dan dilarang merokok di area penyimpanan bahan ini.
2. Bahan Oksidator tidak boleh bercampur dengan bahan lain atau dapat bercampur dengan
bahan yang kompatibel sesuai dengan jenis dan bahan oksidator tertentu.
3. Selalu disimpan dengan tabung atau guci atau keramik yang compatible
4. Simpan di tempat dengan suhu dingin
5. Pada ruangan yang mempunyai peredaran hawa
6. Tempatkan pada gedung yang tahan api
7. Dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik
api rendah.
1.5 Pengangkutan
Teknik pemindahan atau transportasi pemindahan barang (Berdasarkan surat keputusan dirjen no
725 tahun 2004) :
1.7 Penanganan
1.7.1 Penanganan Tumpahan
Tumpahan zat padat atau cairan ditutup atau dicampur dengan reduktor seperti
garam hipo, bisulfit, dan ferosulfat yang ditambah sedikit 3M asam sulfat. Pindahkan
dalam suatu wadah dan netralkan sebelum dibuang lewat bak air.
1.7.2 Penanganan Kebakaran
1. Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR).
2. Matikan sumber listrik/gardu utama agar listrik tidak mengganggu upaya
pemadaman kebakaran.
3. Lokalisasi api supaya tidak merember ke arah bahan mudah terbakar lainnya.
4. Jika api mulai membesar, jangan mencoba-coba untuk memadamkan api dengan
APAR. Segera panggil mobil unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK) yang
terdekat.
5. Bersikaplah tenang dalam menangani kebakaran dan jangan mengambil tidakan
yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Jika terhirup segera pergi ke tempat dengan udara yang bersih dan menghirup udara
segar.
Jika kontak dengan kulit maka segera cuci dengan air yang banyak dan lepaskan
pakaian yang terkontaminasi.
Segera bilas dengan air sebanyaknya jika terkena mata