Anda di halaman 1dari 8

TUGAS K3 KIMIA

BAHAN OKSIDATOR

Disusun Oleh :
1. Widya Fitriani (0514040097)
2. Nisa Elvira D (0514040108)
3. Friska Hielvitiana K (0514040119)

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2016
1.1 Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI No 87/M-IND/PER/9/2009, yang dimaksud
bahan kimia adalah semua materi dalam bentuk cairan, padat atau gas, berupa unsur atau
senyawa dalam bentuk tunggal atau campuran dan mempunyai sifat khusus.Sedangkan yang
dimaksud bahaya adalah kapasitas yang melekat dari suatu bahan atau campuran yang
menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan, keselamatan dan keamanan
lingkungan.Menurut KEPMENAKER No.187 Tahun 1999bahan kimia berbahaya adalah
bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia atau fisika
dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.Oksidator
merupakan salah satu bahan kimia berbahaya. Beberapa pengertian bahan kimia oksidator
adalah sebagai berikut :
a. Menurut KEPMENAKER No.187 Tahun 1999
Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang apabila reaksi kimia atau pengurainnya
menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran.
b. Menurit GHS (Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals)
Bahan kimia oksidator dibagi menjadi 3 jenis, yaitu berupa gas, padatan dan cairan
Gas oksidator (Oxidizing Gases)adalah gas yang secara umum memicu, menyebabkan
atau berkontribusi terjadinya pembakaran pada material lain di udara.
Padatan oksidator()xidizing Solids) adalah padatan yang tidak semestinya terbakar
dengan sendirinya. Ketika padatan bercampur dengan oksigen dapat menyebabkan
terjadinya pembakaran atau berkontribusi terjadinya pembakaran pada material lain.
Cairan oksidator (Oxidizing Liquids)adalah cairan yang tidak semestinya terbakar
dengan sendirinya. Ketika cairan bercampur dengan oksigen dapat menyebabkan
terjadinya pembakaran atau berkontribusi terjadinya pembakaran pada material lain.

Bahan kimia oksidator biasanya berupa larutan dari garam yang bersifat oksidator misalnya
KMnO4, K2Cr2O7, H2SO4 pekat dan HNO3.Contoh bahan kimia : benzol peroxides,
methyl ethyl ketone peroxide dicetyl perdicarbonate, sodium peroxide, ammonium
dichromate, ammonium perchlorate, chromium nitrate, copper chlorate, ferric nitrate,
potassium bromated.

1.2 Klasifikasi
1.2.1 Gas Oksidator
Kategori 1 : Setiap gas yang secara umum dengan tersedianya oksigen dapat
menyebabkan / memperbesar kebakaran dari bahan lain, melebihi dari udara.

1.2.2 Cairan Oksidator

Kategori 1 : Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan
berat, yang diuji terhadap bahan dan selulosa, spontan menyala; atau menunjukkan
kenaikan tekanan rata-rata terhadap waktu untuk campuran 1:1 berdasarkan berat,
terhadap bahan dan selulosa dimana lebih rendah.dari campuran 1:1, dalam berat,
terhadap asam perklorat 50% dan selulosa.

Kategori 2 : Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan
berat, yang diuji terhadap bahan dan selulosa, menunjukkan kenaikan tekanan rata-rata
terhadap waktu, kurang dari atau sama dengan kenaikan tekanan rata-rata terhadap
waktu, kurang dari atau sama dengan untuk campuran 1:1 berdasarkan berat, dari 40%
larutan natrium klorat dan selulosa; namun tidak memnuhi kriteria 1.

Kategori 3 : Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan
berat, yang diuji terhadap bahan dan selulosa, menunjukkan kenaikan tekanan rata-rata
terhadap waktu, kurang dari atau sama dengan kenaikan tekanan rata-rata terhadap
waktu, kurang dari atau sama dengan untuk campuran 1:1 berdasarkan berat, dari 65%
larutan asam nitrat dan selulosa; namun tidak memenuhi kriteria 1 dan 2.

1.2.3 Padatan Oksidator

Kategori 1 :Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan
selulosa (dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran kurang dari waktu
pembakaran pada perbandingan 3:2 dari kalium bromat dengan selulosa.

Kategori 2 :nMenimbulkan waktu pembakaran yang sama dengan waktu pembakaran


pada perbandingan 3:2 dari kalium bromat dengan selulosa, dan pada kategori 1 tidak
memenuhi.

Kategori 3 : Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan
selulosa (dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran kurang dari waktu pembakaran
pada perbandingan 3:7 dari kalium bromat dengan selulosa, dan dan pada kategori 1 dan
2 tidak memenuhi.

1.3 HAZCOM (Hazard Communication)


1.3.1 Labeling
Berikut ini adalah hazard communication bahan kimia oksidator menurut GHS :
1. Gas Oksidator

2. Cairan Oksidator

3. Padatan Oksidator
1.3.2 Codification of hazard statement
Hazard statement terdiri dari 1 huruf dan 3 nomor, sebagai berikut :
Huruf H yang artinya hazard statement
Angka terdepan (setelah huruf H) menunjukkan jenis hazard yang berarti :
- 2 untuk bahaya fisik
- 3 untuk bahaya kesehatan
- 4 untuk bahaya lingkungan
Dua huruf paling belakang menunjukkan urutan dari bahaya yang timbul dari sifat
intrinsik dari suatu zat atau campuran, seperti bahan kimia explosive (kode 200
210) dan bahan kimia flammable (kode 220-230), dan seterusnya.
1.4 Penyimpanan
Persyaratan penyimpanan bahan oksidator adalah sebagai berikut :
1. Jauhkan dari sumber panas dan dilarang merokok di area penyimpanan bahan ini.
2. Bahan Oksidator tidak boleh bercampur dengan bahan lain atau dapat bercampur dengan
bahan yang kompatibel sesuai dengan jenis dan bahan oksidator tertentu.
3. Selalu disimpan dengan tabung atau guci atau keramik yang compatible
4. Simpan di tempat dengan suhu dingin
5. Pada ruangan yang mempunyai peredaran hawa
6. Tempatkan pada gedung yang tahan api
7. Dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik
api rendah.
1.5 Pengangkutan
Teknik pemindahan atau transportasi pemindahan barang (Berdasarkan surat keputusan dirjen no
725 tahun 2004) :

Memenuhi aspek perancangan kendaraan sebagai berikut :


1) perancangan dilakukan dibawah pengawasan automotive engineer terdaftar

2) rancangan kendaraan memenuhi persyaratan teknologi, kelaikan jalan, keselamatan dan


kelestarian lingkungan
3) rancangan kendaraan harus mendapat sertifikat uji tipe dari Direktur Jenderal
4) massa total maksimum tangki dan muatannya tidak melebihi kapasitas kendaraan yang
dinyatakan oleh pabrik pembuatnya.
5) setiap tangki harus dilengkapi bumper untuk perlindungan terhadap tumbukan dari
belakang.

Persyaratan Kendaraan Pengangkut B3


Persyaratan Umun :
a.) Plakat
b.) Nama Perusahaan
c.) Jati diri Pengemudi
d.) Kotak P3K
e.) Alat Merekam Kecepatan & Perilaku Pengemudi
f.) Alat Pemadam Kebakaran
g.) No. Telp Darurat Pengendali Operasi
1.6 Pengendalian

Setiap pengusaha atau pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai,


memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan
bahan kimia berbahaya. Pengendalian bahan kimia berbahaya adalah upaya yang dilakukan
untuk mencegahdan atau mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di
tempatkerja terhadap tenaga kerja, alat-alat kerja dan lingkungan.Pengendalian bahan kimia
berbahaya yang dimaksud meliputi penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan
label serta penunjukan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia.
Perusahaan atau industri yang mempergunakan bahan kimia berbahaya dengankuantitas
melebihi Nilai Ambang Kuantitas (NAK) dikategorikan sebagai perusahaan yang
mempunyai potensi bahaya besar. Sedangkan, perusahaan atau industri yang
mempergunakan bahan kimia berbahaya dengan kuantitas sama atau lebih kecil dari Nilai
Ambang Kuantitas (NAK) dikategorikan sebagai perusahaan yang mempunyaipotensi
bahaya menengah.NAK bahan kimia kriteria oksidator : 10 ton.
Dokumen pengendalian potensi bahaya besar sekurang-kurangnya memuat :
a. identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko;
b. kegiatan tehnis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia, serta
pengoperasian dan pemeliharaan instalasi;
c. kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja;
d. rencana san prosedur penanggulangan keadaan darurat;
e. prosedur kerja aman.
Dokumen pengendalian potensi bahaya menengah sekurang-kurangnya memuat :
a. identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko;
b. kegiatan tehnis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia
sertapengoperasian dan pemeliharaan instalasi;
c. kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja;
d. prosedur kerja aman.
Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi bahaya besar sebagai manawajib :
a. Mempunyai petugas K3 kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem
kerja non shift sekurang-kurangnya 2 (dua) orang, dan apabila dipekerjakan dengan
mempergunakan shift sekurang-kurangnya 5 (lima) orang;
b. Mempekerjakan ahli K3 kimia sekurang-kurangnya 1 (satu) orang;
c. Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar;
d. Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia, proses
dan modifikasi instansi yang digunakan;
e. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali;
f. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun sekali;
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahunsekali.
Pengujian faktor kimia dan instalasi dilakukan oleh perusahaan jasa K3 atau instansi yang
berwenang. Hasil pengujian faktor kimia dan instalasi dipergunakan sebagai acuan dalam
pengendalian bahan kimiaberbahaya di tempat kerja.

1.7 Penanganan
1.7.1 Penanganan Tumpahan
Tumpahan zat padat atau cairan ditutup atau dicampur dengan reduktor seperti
garam hipo, bisulfit, dan ferosulfat yang ditambah sedikit 3M asam sulfat. Pindahkan
dalam suatu wadah dan netralkan sebelum dibuang lewat bak air.
1.7.2 Penanganan Kebakaran

1. Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR).
2. Matikan sumber listrik/gardu utama agar listrik tidak mengganggu upaya
pemadaman kebakaran.
3. Lokalisasi api supaya tidak merember ke arah bahan mudah terbakar lainnya.
4. Jika api mulai membesar, jangan mencoba-coba untuk memadamkan api dengan
APAR. Segera panggil mobil unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK) yang
terdekat.
5. Bersikaplah tenang dalam menangani kebakaran dan jangan mengambil tidakan
yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

1.7.3 Penanganan Kondisi Darurat

Jika terhirup segera pergi ke tempat dengan udara yang bersih dan menghirup udara
segar.
Jika kontak dengan kulit maka segera cuci dengan air yang banyak dan lepaskan
pakaian yang terkontaminasi.
Segera bilas dengan air sebanyaknya jika terkena mata

1.7.4 Penanganan Limbah


Limbah padat : Bahan kimia padat yang oksidan dan atau eksplosif adalah senyawa
nitrat, permanganat, klorat, dikromat, cara membuangnya dengan cara menimbunnya
dalam tanah.
Limbah cair : Bahan kimia oksidator biasanya berupa larutan dr garam yg bersifat
oksidator, cara membuangnya yaitu dengan bahan diencerkan terlebih dahulu
kemudian dibuang kesaluran air dengan air yang mengalir. Khusus untuk senyawa
asam dinetralkan dahulu sebelum dibuang ke saluran air.

Anda mungkin juga menyukai