Sap 14
Sap 14
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui Wawasan Perspektif Global Perekonomian Indonesia
2. Agar dapat mengetahui dan menganalisa Perekonomian Indonesia dimasa Mendatang
Berdasarkan Pola Stuktur Yang Terjadi
3. Agar dapat mengetahui Faktor Yang Mempengaruh Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
4. Agar dapat mengetahui Analisis Perekonomian Indonesia dimasa Mendatang
PEREKONOMIAN INDONESIA 1
BAB II
PEMBAHASAN
PEREKONOMIAN INDONESIA 2
& pengintegrasian ekonomi global di bawah hegemoni kapitalis. Perubahan teknologi yang amat
cepat Konsentrasi kepemilikan uang dan kapital oleh si kaya dan si kuat. Untuk lebih memahami
masalah globalisasi, maka kita harus:
1) Tertarik dan menaruh perhatian terhadap peristiwa-peristiwa dan perubahan pada
masyarakat tingkat lokal, nasional, dan masyarakat global.
2) Aktif mencari informasi yang berkaitan dengan masalah, peristiwa, kegiatan baik di tingkat
local, nasional, dan global.
3) Mau menerima setiap perubahan dan pembaharuan sepanjang tidak bertentangan dengan
nilai budaya bangsa kita.
4) Peduli dan mau membantu memecahkan masalah
5) Secara terus menerus meningkatkan ilmu pengetahuan, baik melalui pendidikan formal
atau dengan cara-cara nonformal.
Dalam globalisasi kita menyadari bahwa setiap bangsa adalah saling bersaing, dan
berpacu dengan segala perubahan dan kemajuan. Kita akan kalah dalam persaingan kalau tidak
siap, dan tidak mengantisipasinya sejak awal. Kesiapan kita dalam bersaing, adalah dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan Daya Saing dalam Globalisasi
1) Peningkatan produksi dan mutu produk. Yang dimaksudkan dengan produk disini tidak
hanya dalam pengertian industri, akan tetapi juga dalam pendidikan.
2) Penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan secara internasional, bukan
saja sebagai bahasa percakapan, tetapi juga buku sumber ilmu pengetahuan
menggunakan Bahasa Inggris.
3) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.2 Perekonomian Indonesia dimasa Mendatang Berdasarkan Pola Stuktur Yang Terjadi
Arah perekonomian yang mulai membaik pada triwulan IV menjadi modal penting bagi
perekonomian ke depan. Ekonomi indonesia saat ini optimis, pertumbuhan ekonomi yang
meningkat dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat dapat
melihat perkembangan dan kemajuan negara Indonesia pada negara lain. Pendapatan nasional
Indonesia per tahun mampu memberikan kemajuan ekonomi makro yang sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat
dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain
itu, ekspor dan impor, serta investasi, situasi ekonomi Indonesia masa kini dan masa mendatang,
yang telah melonjak maju ke level tertinggi dalam beberapa tahun ini. Sementara pertumbuhan
PEREKONOMIAN INDONESIA 3
yang dulunya diperkirakan dari 6,1%, pemerintah menganggap itu telah tumbuh menjadi 7,2%.
(Bank Dunia memperkirakan sebelumnya hanya 6,4% pertumbuhan PDB), jadi masa depan
perekonomian Indonesia sangat cerah, Selain itu, negara Indonesia memiliki lembaga yang lebih
baik dalam hal memantau pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat mengatasi distorsi kurang dan
ketergantungan lebih besar pada pasar.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan diberbagai sektor, Indonesia saat ini
ditengah terjadinya ledakan konsumen seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebut saja
beberapa diantaranya ; Motor Matic (Skuter), Mobil, Smartphone, dan produk perawatan kulit dan
kesehatan dan semua permintaan kelas menengah tumbuh dengan signifikan, dan Orang
Indonesia kaya baru menghabiskan uangnya untuk konsumtif. Nama merek besar selalu terlihat
di televisi, papan reklame di jalan-jalan bertebaran. Ketika datang ke komoditas, pertumbuhan
China dan India telah memberikan perangsang kepada ekonomi Indonesia. Lainnya kebutuhan
batubara dan gas sangat tinggi saat ini, sementara seluruh dunia lapar untuk minyak sawit dari
seluruh kebun yang ada di Indonesia.
Dalam jangka menengah, perekonomian Indonesia diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi
dengan laju inflasi yang lebih rendah dan postur transaksi berjalan yang lebih sehat. Namun,
prognosa ini sangat bergantung pada kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan
struktural yang saat ini masih menyelimuti perekonomian domestik. Beberapa tantangan tersebut
berkaitan dengan permasalahan pada struktur pembiayaan, struktur produksi domestik, termasuk
ketahanan energi dan ketahanan pangan serta dampaknya terhadap pengelolaan subsidi di
APBN, dan ketersediaan modal dasar pembangunan. Berbagai langkah reformasi struktural telah
ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengatasi berbagai tantangan struktural
tersebut. Bank Indonesia memperkirakan apabila reformasi struktural dapat berjalan baik,
pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,5% pada 2018 dengan tingkat inflasi yang menurun
sesuai target jangka menengah dan defisit transaksi berjalan yang lebih sehat. Prospek
perekonomian dalam jangka panjang bahkan dapat lebih tinggi bila berbagai upaya peningkatan
kapabilitas industri dapat berjalan sesuai harapan. Lebih jauh, perekonomi Indonesia dapat lebih
meningkat apabila prakondisi kebijakan untuk mendukung kenaikan produktivitas dan daya saing
di perekonomian domestik juga terpenuhi. Namun, apabila pelaksanaan kebijakan reformasi
struktural tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan, pertumbuhan ekonomi dapat lebih
rendah dari perkiraan, dan diikuti inflasi yang lebih tinggi dan perbaikan defisit transaksi berjalan
yang lebih terbatas
PEREKONOMIAN INDONESIA 4
2.3 Faktor Yang Mempengaruh Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari
permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal
besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha
kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Disamping itu, akses untuk mendapatkan
bantuan modal keperbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha besar dibandingkan
dengan pengusaha ekonomi lemah. Disamping itu pertumbuhan ekonomi perdagangan
internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin meningkat, semakin
menyebabkan kemungkinan kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang kurang membanggakan
bagi bangsa Indonesia. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Indonesia, secara umum:
1) Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2) Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian
pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
4) Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet
PEREKONOMIAN INDONESIA 5
dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5) Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
PEREKONOMIAN INDONESIA 6
Pada masa pemerintahan Sukarno Indonesia memakai sistem pemerintahan demokratis
dengan multipartai. Pada saat itu muncul pendapat bahwa demokrasi Barat tidak cocok untuk
bangsa Indonesia sehingga terjadi perubahan menjadi demokrasi terpimpin, atau demokrasi
Pancasila; dan dari demokrasi parlementer ke demokrasi presidensial. Pada masa pemerintahan
Suharto partai disederhanakan menjadi tiga dan sistem pemerintahan adalah diktator militer.
Sistem pemerintahan dengan tiga partai dan diktator militer ini runtuh pada waktu krisis moneter
yang dibarengi dengan jatuhnya Suharto dan muncul gerakan reformasi di bidang politik dan
ekonomi. Indonesia kembali ke sistem banyak partai, malah jumlah partai jauh lebih banyak
dibandingkan pada masa pemerintahan Sukarno. Kembali menggunakan sistem demokrasi dan
dilaksanakan pemilihan umum langsung. Pengalaman pahit pada masa Sukarno dengan sistem
demokrasi yang mengakibatkan pergantian Menteri berkali-kali tampaknya ada gejala untuk
muncul kembali pada pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono dengan munculnya isu pada awal
2010 akan ada pergantian kabinet, padahal pemerintahan baru berjalan 100 hari. Hal yang mirip
dengan keadaan di mana Indonesia menganut demokrasi parlementer di tahun 1950an di mana
kabinet jatuh bangun, ada kabinet yang hanya berumur tiga bulan.
Sulit menghubungkan antara bentuk negara kesatuan atau federasi dengan tujuan
pembangunan ekonomi. Namun rupanya dalam waktu 10-20 tahun mendatang Indonesia masih
tetap menganut sistem negara kesatuan. Yang perlu di sini diperhatikan adalah mengenai
Otonomi Daerah, bahwa kewenangan yang tersentralisasi mengakibatkan pembangunan yang
tidak seimbang antara Jawa, Indonesia Bagian Barat, dan Indonesia Bagian Timur. Pemberian
otonomi yang lebih luas dan bertanggung jawab mungkin akan lebih memeratakan pembangunan
antar propinsi dan antar pulau, dan usaha ke arah otonomi keuangan daerah yang makin luas
akan meredakan kemauan beberapa pemerintah daerah untuk memisahkan diri dari NKRI seperti
yang muncul sebagai isu pada masa reformasi.
Mengenai beda distribusi pendapatan pada berbagai sistem pemerintahan, Indonesia
hanya mengalami sistem sosialis dalam kurun waktu yang pendek, pada masa akhir
pemerintahan Sukarno, barangkali tidak sampai 5 tahun, sedangkan masa dengan perekonomian
pasar dalam kurun waktu yang jauh lebih lama, masa pemerintah Suharto dan sesudahnya
sampai sekarang (lebih dari 40 tahun). Distribusi pendapatan sejak Suharto sampai sekarang,
sebagaimana ditunjukkan pada Bab 2 dengan rasio Gini, rasio Kuznets ataupun IPM selalu
menunjukkan tingkat ketimpangan yang sedang (menengah). Mungkin dapat diduga bahwa
tingkat ketimpangan distribusi pendapatan pada masa Indonesia dengan sistem ekonomi sosialis
ala Indonesia lebih jelek dari pada perekonomian dengan sistem bukan sosialis. Jadi dari sudut
sistem negara dan pemerintahan, tampaknya perekonomian Indonesia di masa datang akan
PEREKONOMIAN INDONESIA 7
tetap berada di bawah naungan NKRI dengan sistem pemerintah yang demokratis dan sistem
ekonomi yang bukan sosialis melainkan condong ke pasar bebas dengan peranan pemerintah
yang cukup besar dalam bidang ekonomi untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan
mempertahankan ketimpangan distribusi pendapatan setidak-tidaknya pada tingkat yang sedang.
PEREKONOMIAN INDONESIA 8
sudah dianggap sebagai kebudayaan. Istilah yang terkenal adalah KKN (kroni, korupsi dan
nepotisme). Di bidang ekonomi, karena ekonomi sebagai komando, terlihat adanya kemajuan
dalam arti pertumbuhan, malah sepanjang pemerintahan Suharto pertumbuhan ekonomi
termasuk tinggi, rata-rata 7-8 persen per tahun.
Pemerintah Suharto juga jatuh melalui demonstrasi mahasiswa dan masyarakat yang
menuntut, antara lain, pemberantasan korupsi (pemerintahan yang bersih) dan penegakan
hukum. Di masa datang, masalah korupsi, masalah ekonomi biaya tinggi, dan masalah
penegakan hukum rupanya tidak bisa ditolerir, kalau Indonesia menghadapi persaingan bebas
dalam bidang ekonomi yang dijanjikan oleh proses globalisasi ekonomi.
PEREKONOMIAN INDONESIA 9
tidaklah konsisten kalau Indonesia sendiri menerapkan praktek subsidi pupuk di bidang pertanian
dan di bidang lain seperti minyak bumi dan listrik.
Dasar dari perekonomian Indonesia di masa datang yang dirumuskan dalam bab ini adalah
perdagangan internasional yang bebas tanpa hambatan seperti pada prinsip-prinsip yang
diterapkan pada GATT. Sistem ekonomi yang dianutnya adalah sistem pasar berdasarkan atas
kekuatan permintaan dan penawaran dengan intervensi yang minimum oleh pemerintah. Dalam
hal subsidi, harga dari barang yang diperdagangkan ditentukan oleh pemerintah, bukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran. Misalnya subsidi bensin, atau subsidi pupuk, sering kali
mengakibatkan bensin dan pupuk hilang dari pasar dan timbul pasar gelap. Di samping itu, yang
menerima subsidi seperti ini kebanyakan golongan kaya, bukan golongan yang semestinya
dibantu oleh pemerintah. Selama harga tidak ditentukan oleh pasar, maka hal tersebut tidak
sesuai dengan sistem pasar. Ini termasuk, misalnya, harga Sembako murah. Harga Sembako
dalam hal ini ditentukan oleh pemerintah, dan oleh karenanya tidak sesuai dengan sistem. Lagi
pula, pengalaman mengenai penjualan Sembako murah menunjukkan tidak sedikit pembeli yang
mengendarai kendaraan roda dua atau roda empat, malah dengan plat merah, yang tidak sesuai
dengan tujuan pengadaan Sembako murah tersebut. Oleh karena itu ditolak oleh sistem
perekonomian pasar.
Namun apabila pemerintah mengintervensi pasar, seperti misalnya pada pasar beras
melalui Bulog, atau pasar devisa melalui cadangan devisa, maka hal ini masih sesuai dengan
dasar logika dari sistem pasar, karena harga masih tetap ditentukan oleh kekuatan permintaan
dan penawaran. Pemerintah bisa saja memberikan subsidi kepada mereka yang betul-betul
memerlukannya, asalkan tidak dengan cara menentukan harga. Jadi biarkan harga barang
ditentukan oleh permintaan dan penawaran, harga bisa distabilkan oleh intervensi pemerintah,
dan kalau harga masih terlalu tinggi bagi kelompok miskin, maka mereka bisa dibantu oleh
pemerintah. Misalnya jangan menjual Sembako murah, tetapi Sembako atas kekuatan pasar,
atau kalau toh disebut Sembako mahal, maka yang tidak mampu dibantu oleh pemerintah.
Semua pembeli tetap membayar harga barang dimaksud sesuai dengan harga yang ditentukan
oleh permintaan dan penawaran.
Pada prinsipnya sistem ekonomi yang disarankan oleh globalisasi adalah penggunaan
semua sumber daya masyarakat seefisien mungkin untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan diimbangi oleh program sosial yang masif untuk mengejar distribusi pendapatan yang
tidak terlalu timpang.
PEREKONOMIAN INDONESIA 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Ekonomi indonesia saat ini optimis. Pendapatan nasional per tahun indonesia mampu
memberikan kemajuan.ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi
saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih
akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta
investasi.
Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat dirasakan
pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi
sepanjang triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4 persen. Sehingga,
sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen.
Sesuai dengan paparan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan Prospek
perekonomian ke depan akan terus membaik dan diperkirakan akan lebih tinggi. Permintaan
domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan
impor, serta investasi, juga akan tumbuh pesat.
Indikator ekonomi merupakan data yang menunjukkan tanda ataupun indikasi
perkembangan perekonomian di suatu negara, dimana data tersebut dikeluarkan oleh
pemerintah negara tersebut.
PEREKONOMIAN INDONESIA 11