Anda di halaman 1dari 5

(Sarcoptic Itch, Acariasis)

1. Identifikasi

Infeksi parasit pada kulit yang disebabkan oleh kutu, penetrasi pada kulit terlihat
jelas

berbentuk papula, vesikula atau berupa saluran kecil berjejer, berisi kutu dan
telurnya.

Lesi kebanyakan terjadi disekitar jari, sekitar pergelangan tangan dan siku
ketiak,

pinggang, paha dan bagian luar genital pada pria; puting susu, daerah perut, dan
bagian

bawah pantat adalah daerah yang paling sering terkena pada wanita. Pada bayi
mungkin

menyerang daerah leher, telapak tangan, telapak kaki, daerah-daerah tersebut


biasanya

tidak terkena pada orang yang lebih tua. Gatal hebat terjadi terutama pada
malam hari,

tetapi komplikasi terbatas hanya terjadi pada luka akibat garukan.

Pada orang yang mengalami penurunan kekebalan dan pada pasien lanjutsia
gejala sering

muncul sebagai dermatitis yang lebih luas dan saluran/terowongan yang


terbentuk,

bersisik dan kadang-kadang terjadi vesikulasi dan pembentukan krusta


(Norwegian

scabies); rasa gatal mungkin berkurang atau hilang.

Jika dapat terjadi komplikasi dengan kuman hemolytic streptococcus, bisa


terjadi

glomerulonefritis akut.

Diagnosa dapat ditegakkan dengan ditemukannya kutu melalui pemeriksaan


dengan

mikroskop yang diambil dari saluran atau terowongan pada lesi kulit. Hati-hati
sewaktu

memilih lesi kulit untuk diambil spesimennya, pilihlah lesi yang belum pernah
digaruk.
Pemberian minyak mineral akan memudahkan pengambilan spesimen untuk
pemerikasaan

mikroskopis. Spesimen diperiksa dibawah mikroskop setelah ditutup denngan


dek glass.

Lesi pada kulit yang diberi tinta kemudian dicuci akan menyingkap saluran-
saluran yang

ada.

2. Penyebab Penyakit : Sarcoptes scabiei, sejenis kutu

3. Distribusi Penyakit :

Tersebar di seluruh dunia. Kejadian wabah disebabkan oleh buruknya sanitasi


lingkungan

karena peperangan, pengungsian dan krisis ekonomi. Penyebaran scabies di AS


dan Eropa

yang terjadi belakangan ini ternyata terjadi pada situasi normal, tidak ada
peperangan,

tidak ada krisis, menyerang masyarakat disemua tingkat sosial tanpa melihat
faktor usia,

ras, jenis kelamin atau status kesehatan seseorang. Scabies endemis disebagian
besar

negara berkembang.

4. Reservoir

Reservoir adalah manusia; species sarcoptes dan kutu lainnya dari hewan dapat
hidup

pada manusia tetapi tidak dapat berkembang biak pada manusia.

5. Cara-cara penularan

Perpindahan parasit dapat terjadi secara kontak langsung melalui gesekan kulit
dan dapat

juga terjadi pada waktu melakukan hubungan seksual. Perpindahan dari pakaian
dalam

dan sprei terjadi jika barang-barang tadi terkontaminasi oleh penderita yang
belum

diobati. Kutu dapat membuat saluran dibawah permukaan kulit dalam 2,5 menit.

464
Orang dengan Norwegian scabies sangat mudah menular karena kulit yang
terkelupas

mengandung banyak kutu.

6. Masa inkubasi

Masa inkubasi berlangsung 2 sampai 6 minggu sebelum serangan gatal muncul


pada

orang yang sebelumnya belum pernah terpajan. Orang yang sebelumnya pernah
menderita

scabies maka gejala akan muncul 1 4 hari setelah infeksi ulang.

7. Masa penularan

Akan tetap menular kecuali kutu dan telur sudah dihancurkan dengan
pengobatan,

biasanya setelah dilakukan 1 atau 2 kali pengobatan dalam seminggu.

8. Kerentanan dan kekebalan

Diperkirakan terjadi sedikit kekebalan setelah infeksi. Orang yang mempunyai


masalah

dengan sistem kekebalan tubuh akan menderita scabies lebih berat. Orang yang
pernah

terkena infeksi lebih tahan terhadap infeksi ulang walaupun tetap masih bisa
terkena

infeksi dibandingkan dengan mereka yang sebelumnya belum pernah terinfeksi.

9. Cara-cara pemberantasan

A. Cara-cara pencegahan

Lakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara

penularan, diagnosis dini dan cara pengobatan penderita scabies dan orang-
orang yang

kontak

B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya

1) Laporan kepada Dinas Kesehatan setempat: Laporan resmi tidak dilakukan,


kelas 5 (lihat tentang

laporan penyakit menular).


2) Isolasi: Siswa sekolah atau pekerja yang terinfeksi dilarang masuk ke sekolah
dan

pekerja sampai dilakukan pengobatan. Penderita yang dirawat di Rumah Sakit

diisolasi sampai dengan 24 jam setelah dilakukan pengobatan yang efektif.

3) Disinfeksi serentak: Pakaian dalam dan sprei yang digunakan oleh penderita
dalam

48 jam pertama sebelum pengobatan dicuci dengan menggunakan sistem

pemanasan pada proses pencucian dan pengeringan, hal ini membunuh kutu
dan

telur. Tindakan ini tidak dibutuhkan pada infestasi yang berat. Mencuci sprei,

sarung bantal dan pakaian pada penderita Norwegian scabies sangat penting

karena potensi untuk menularkan sangat tinggi

4) Karantina: Tidak diperlukan

5) Immunisasi kontak: tidak ada

6) Penyelidikan terhadap penderita kontak dan sumber penularan: Temukan


penderita

yang tidak dilaporkan dan tidak terdeteksi diantara teman dan anggota keluarga;

penderita tunggal dalam satu keluarga jarang ditemukan. Berikan pengobatan

profilaktik kepada mereka yang kontak kulit ke kulit dengan penderita (anggota

keluarga dan kontak seksual)

7) Pengobatan spesifik: Pengobatan pada anak-anak adalah dengan permetrin


5%.

Alternatif pengobatan menggunakan gamma benzena hexachloride 1% (lindane

dan Kwell obat ini kontra indikasi untuk bayi yang lahir premature dan

pemberiannya harus hati-hati kepada bayi yang berumur < 1 tahun serta ibu
yang

sedang hamil); Crotamiton (Eurax ); Tetraethylthiuram monosulfide


(Tetmosol,

tidak tersedia di AS) dalam 5% larutan diberikan 2 kali sehari; atau


menggunakan

emulsi benzyl benzoate untuk seluruh badan kecuali kepala dan leher. (Rincian
pengobatan bervariasi tergantung dari jenis obat yang digunakan). Pada hari

berikutnya setelah pengobatan mandi berendam untuk membersihkan badan,


baju

dan sprei diganti dengan yang bersih. Rasa gatal mungkin akan tetap ada
selama 1

sampai 2 minggu; hal ini jangan dianggap bahwa pengobatan tersebut gagal
atau

telah terjadi reinfeksi. Pengobatan berlebihan sering terjadi, untuk itu harus

dihindari karena dapat menyebabkan keracunan terhadap obat tersebut


terutama

gamma benzena hexachloride. Sekitar 5% kasus, perlu pengobatan ulang


dengan

interval 7 10 hari jika telur bertahan dengan pengobatan pertama. Lakukkan

supervisi ketat terhadap pengobatan, begitu juga mandi yang bersih adalah

penting.

C. Penanggulangan wabah

1) Berikan pengobatan dan penyuluhan kepada penderita dan orang yang


berisiko.

Kadangkala diperlukan kerjasama masyarakat dengan otoritas militer.

2) Pengobatan dilakukan secara massal.

3) Penemuan kasus dilakukan secara serentak baik didalam keluarga, didalam


unit

atau institusi militer, jika memungkinkan penderita dipindahkan.

4) Sediakan sabun, sarana pemandian, dan pencucian umum. Sabun Tetmosol


jika

ada sangat membantu dalam pencegahan infeksi.

D. Implikasi bencana : Kemungkinan besar menimbulkan KLB pada situasi


menusia

penuh sesak

E. Tindakan Internasional : Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai