Anda di halaman 1dari 12

Metodik Kimia

1. Berdasarkan tujuan pembelajaran (perkuliahan ini) kemampuan-kemampuan apa


saja yang perlu dimiliki oleh mahasiswa? Jelaskan alasannya!
2. Buatlah rangkuman perkuliahan ini!
3. Berikan uraian proses pembelajaran untuk mencapai tujuan siswa dapat
menjelaskan proses terbentuknya ikatan kimia, sifat ikatan, jenis ikatan, dan
termasuk pengetahuan prasyaratnya.
4. Uraiakan suatu pemikiran kritis terhadap pelarutan asam klorida dalam air.
5. Tentukan satu tujuan pembelajaran, kemukakan suatu presentasi untuk mencapai
tujuan
Jawab :

1. Tujuan pembelajaran dari mata kuliah metodik kimia yaitu (1) mensinkronkan
model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran dalam menyusun,
merancang kegiatan pembelajaran yang berorientasi tujuan (2) mengenai fungsi
dan manfaat berbagai perangkat dalam kegiatan pembelajaran. Maka
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa adalah :
Mahasiswa harus memahami model, pendekatan, strategi, metode dan teknik.
Karena dalam setiap kegiatan pembelajaran akan melibatkan suatu model yang
menggambarkan kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir yang disajikan
sedemikian rupa oleh guru. Pada suatu model pembelajaran, ada pendekatan yang
digunakan sebagai suatu sudut pandang kita terhadap keberlangsungan proses
pembelajaran, sehingga diperlukan strategi dan metode serta teknik agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu mahasiswa harus mampu
meramu atau mensutradarai proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan baik. Jika hal-hal tersebut sudah dipahami oleh mahasiswa (baik
konsep dan teori), maka mahasiswapun secara kreatif dapat mengembangkan
model pembelajaran yang khas, yang sesuai dengan kondisi nyata yang terjadi
dilapangan, sehingga akan muncul model-model pembelajaran versinya sendiri
yang cocok diterapkan. Adapun fungsi dan manfaat perangkat dalam
pembelajaran yaitu sebagai acuan ataupun panduan selama kegiatan
pembelajaran, bukti dari kesiapan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sehingga segala kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran akan
menjadi terarah dan terkontrol.
2. Rangkuman perkuliahan
a. Fungsi-fungsi pengajaran yaitu; fungsi eksekutif, fungsi interaktif dan fungsi
organisasi
1) Fungsi eksekutif meliputi perencanaan untuk instruksi, mengalokasikan
waktu dan ruang sumber daya, membangun lingkungan belajar yang
produktif mengelola kelompok kelas.
2) Fungsi interaktif meliputi pengajaran melalui pressentasi, pengajaran
konsep untuk berpikir tingkat tinggi, pengajaran melalui pembelajaran
langsung dan pengajaran melalui pembelajaran kooperatif.
3) Fungsi organisasi meliputi sekolah sebagai tempat kerja (belajar),
meningkatkan ruangan kelas dan sekolah serta tahun pertama pengajaran.
b. Model pembelajaran merupakan petunjuk bagi guru dalam merencanakan
pembelajaran di kelas, mulai dari mempersiapkan perangkat pembelajran,
media dan alat batu, sampai alat evaluasi yang mengarah pada upaya
pencapaian tujuan pembelajaran. Unsur penting model pembelajaran : sintaks,
sistem sosial, prinsip-prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak instruksional
dan dampak pengiring.
c. Pendekatan adalah serangkain asumsi yang aksiomatik yang berkaitan dengan
sifat dan hakekat pengajaran dan materi pembelajaran.
d. Pengajaran melalui presentasi adalah suatu pengajaran yang menghadirkan
atau menampilkan materi-materi yang menyebabkan terjadinya pembelajaran.
Guru sangatlah berperan dalam hal ini, karena ide-ide yang ada pada guru,
kemudian dijabarkan untuk dipresentasikan. Bahan-bahan yang akan
ditampilkan harus dikaji terlebih dahulu. Pembelajaran melalui presentasi
menekankan pada penerimaan pengetahuan deklaratif (yang diungkapkan
dengan kata-kata)
e. Arends (1997) menyatakan: The direct instruction model was specifically
designed to promote student learning of procedural knowledge and
declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-
step fashion.
Model pengajaran langsung secara khusus cirancang untuk mempromosikan
belajar siswa dengan pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah demi langkah.
Pada model pembelajaran langsung, lebih ditekankan pada pengetahuan
prosedural (bagaimana melakukan sesuatu/keterampilan)
f. Pengembangan pemikiran kreatif, kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik beupa gagasan maupun karya nyata yang relatif
berbeda yang telah ada sebelumnya. Sesuatu yang baru disini tidak harus
berupa ciptaan yang benar=benar baru walaupun hasil akhirnya mungkin akan
tampak sebagai sesuatu yang baru. Tetapi dapat berupa hasil pengembangan
atau penggabungan dua atau lebih konsep-konsep yang sudah ada.
g. Berpikir kritis mengandung aktivitas mental dalam hal memecahkan masalah,
menganalisis asumsi, memberi rasional, mengevaluasi, melakukan
penyelidikan, dan mengambil keputusan. Dalam proses pengambilan
keputusan, kemampuan mencari, menganalisis dan mengevaluasi
informasi sangatlah penting. Melalui pemikiran kritis, seseorang akan mencari,
menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan berdasarkan
fakta kemudian melakukan pengambilan keputusan. Adapun inti dari
keterampilan berpikir kritis adalah: (1) Berpendapat (2) Menjelaskan alasan
(3) Analisis (membedakan, memilah) (4) Membuat/meramu (5)
Menyimpulkan secara unum (6) Merangkum (7) Mengevaluasi/menilai

3. Urain proses pembelajaran

IKATAN KIMIA

Sebelum mempelajari materi ikatan kimia, terlebih dahulu siswa harus


memahami konfigurasi elektron.
Atom-atom atau unsur-unsur yang berada pada tabel periodik ada yang sudah stabil
ada pula yang belum stabil. Unsur yang sudah stabil, tidak perlu lagi berikatan
dengan unsur lain. Sedangkan unsur yang tidak stabil, akan mencapai kestabilan
dengan cara berikatan dengan unsur lainnya. Pada tabel periodik unsur, unsur yang
telah mencapai kestabilan adalah unsur golongan VIII A (gas mulia). Oleh karena
itu, dalam pembentukan ikatan kimia, atom-atom akan mengikuti konfigurasi
elektron seperti pada unsur golongan VIIIA (gas mulia). Apa yang harus diikuti?
Yaitu konfigurasi elektronnya. Yang harus diingat bahwa, elektron yang berperan
pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi (elektron pada kulit terluar)
dari suatu unsur.

Period Unsu Nomo


K L M N O P
e r r
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8

Berdasarkan susunan elektron valensi golongan VIII A diatas, tanyakan pada siswa
berapa elektron valensi pada golongan VIII A? Dengan memperhatikan tabel
diatas, siswa akan menjawab, ada yang 2, ada juga yang 8. Jadi, unsur-unsur selain
golongan VIII A (unsur yang tidak stabil), harus mengikuti elektron valensi seperti
pada golongan VIII A agar mencapai kestabilan. Untuk mencpai kestabilan, suatu
atom akan menangkap atau melepaskan elektron. Sehingga ada 2 kaidah yang
menyebabkan unsur tidak stabil menjadi stabil, yaitu kaidah duplet (elektron valensi
2) dan kaidah oktet (elektron valensi 8). Contoh dengan menggunakan unsur :

1H :1 9 F : 2, 7

7N : 2, 5 13 Al : 2, 8, 3
Tanyakan pada siswa berdasarkan kaidah duplet dan oktet, pada unsur H supaya
elektron valensinya menjadi 2, harus bagaimana? Siswa akan menjawab, berarti
butuh 1 elektron lagi. Pada unsur N supaya elektron valensinya 8, butuh 3 elektron,
pada unsur F butuh supaya 8, butuh 1 elektron. Pada unsur Al mungkin akan
beragam jawaban siswa. Ada yang mengatakan butuh 5 elektron lagi, ada juga yang
mengatakan buang 3 elektron. Kemudian diberi penjelasan dengan kalimat yang
mudah dipahami oleh siswa.

Perhatikan unsur-unsur tersebut. Pada unsur H dengan elektron valensi 1, maka dia
membutuhkan 1 elektron lagi agar stabil. Kemudian unsur N dengan elektron valensi
5, akan mudah melepaskan 5 elektron atau menerima 3 elektron? Asumsi jawaban
siswa, lebih mudah menerima 3 elektron. Kemudian, F dengan elektron valensi 7,
lebih mudah menerima 1 elektron agar stabil. Kemudian Al dengan elektron valensi
3, agar stabil, lebih mudah melepaskan 3 elektron atau menerima 5 elektron? Asumsi
jawaban siswa lebih mudah melepaskan 3 elektron.

Kemudian perlu diberi tahu siswa, bahwa kaidah duplet itu hanya berlaku pada
unsur dengan nomor (1,2,4, dan 5) sedangkan kaidah oktet untuk unsur dengan

nomor atom 5. Untuk memudahkan kaidah oktet dan duplet, jika elektron

valensi 4, maka cenderung melepaskan elektron karena energi yang diperlukan

untuk melepaskan elektron lebih sedikit. Jika elektron valensi 4, maka

cenderung menerima elektron karena energi yang diperlukan untuk menerima


elektron lebih sedikit.

Ilustrasi untuk memberi pemahaman awal Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen

Misalnya :

Ilustrasi 1 (Ikatan Ion)


Si A dan si B. Si A mempunyai uang Rp. 1000, si B tidak. Akan tetapi si B merasa
lapar, maka si A memberikan uang tersebut kepada si B untuk membeli roti, dan si B
memakan roti tersebut.

Ilustrasi 2 (Ikatan Kovalen)


Si A dan si B mempunyai uang masing-masing Rp. 500. Keduanya membeli 1 roti
seharga Rp. 1000, kemudian dimakan bersama. bagian untuk si A dan bagian
untuk si B.

Tanyakan pada siswa, apa yang dilakukan si A dan si B pada peristiwa 1 dan 2?
Pada Ilustrasi 1, si A memberi uang pada si B, dan si B menerima uang pada si A
Pada Ilustrasi 2, si A dan si B sama-sama menyumbang uang dan rotinya dimakan
bersama
Dari ilustrasi I terjadi serah terima elektron, ilustrasi 2 terjadi pemakaian bersama
elektron.

1. Ikatan Ion
Ikatan ion pada umumnya terjadi antara atom-atom yang mempunyai energi ionisasi
rendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar. Unsur-
unsur logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah, sedangkan unsur-
unsur non logam mempunyai afinitas elektron yang tinggi/besar. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa unusr-unsur logam dengan unsur-unsur non logam akan
membentuk ikatan ion. Unsur yang bersifat logam sebagai pemberi/yang
menyerahkan elektron (melepaskan elektron), sedangkan unsur yang bersifat Non
logam sebagai penerima elektron. Untuk membedakan unsur yang bersifat Logam
dan Non Logam yaitu harus mengetahui mana unsur yang bersifat logam dan mana
unsur yang bersifat non logam. Yang termasuk unsur yang bersifat Logam adalah :
unsur golongan I A kecuali H, golongan II A, III A, transisi (golongan B), golongan
IV A hanya Sn dan Pb. Maka selain unsur-unsur tersebut berarti bersifat Non
Logam.
Contoh :
11 Na (Logam) : 2, 8, 1 supaya stabil (melepas 1 elektron) artinya Na+
8O (Non logam) : 2, 6 supaya stabil (menerima 2 elektron) artinya O2-
Mungkin akan muncul pertanyaan siswa, kenapa yang melepas elektron bertanda
positif dan yang menerima elektron bertanda negatif? Maka perlu diperjelas, bahwa
elektron bersifat negatif. Jadi jika kita mau mengurangi yang negatif dalam hal ini
elektron, maka tambahi yang positif agar si elektron yang bersifat negative
berkurang. Kemudian pada O, karena elektron bersifat negative, supaya elektron
bertambah, maka harus ditambah yang negative.
Maka harus disamakan, supaya rumus kimianya tepat.
11 Na (Logam) : 2, 8, 1 (melepas 1 elektron) menjadi
Na Na+ + e- (dikali 2)
(2,8,1) (2,8)
8O (Non logam) : 2, 6 (menerima 2 elektron) menjadi
O + 2 e- O2- (dikali 1)
(2,8) (2,8,2)
Sehingga :

Na .
O 2 Na+ + O2-
Na
Na2O
Karena adanya perberbedaan muatan, antara ion Na + dan ion O2- menyebabkan
saling tarik-menarik. Ikatan kimia yang terbentuk dengan cara serah terima elektron,
seperti pembentukan Na2O, dinamakan ikatan ion.

2. Ikatan Kovalen

Dari ilustrasi yang telah dikemukakan, Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian
pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Apabila ikatan
kovalen terjadi maka kedua atom yang berikatan tertarik pada pasangan elektron
yang sama. Misalnya pada molekul hidrogen H2
Pasangan elektron
bersama

Atom Hidrogen Molekul Hidrogen

Masing-masing atom hidrogen mempunyai 1 elektron dan untuk mencapai


konfigurasi oktet yang stabil seperti unsur golongan gas mulia maka masing-masing
atom hidrogen memerlukan tambahan 1 elektron. Tambahan 1 elektron untuk
masing-masing atom hidrogen
tidak mungkin didapat dengan proses serah terima elektron karena keelekronegatifan
yang sama. Sehingga konfigurasi oktet yang stabil dapat dicapai dengan pemakaian
elektron secara bersama. Proses pemakaian elektron secara bersama terjadi dengan
penyumbangan masing-masing 1 elektron ari atom hidrogen untuk menjadi
pasangan elektron milik bersama. Pasangan elektron bersama ditarik oleh kedua inti
atom hidrogen yang berikatan.
Ikatan kovalen biasanya terjadi antar unsur nonlogam yakni antar unsur yang
mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikatan kovalen juga terbentuk karena
proses serah terima elektron tidak mungkin terjadi. Misal pada Hidrogen klorida.
Pembentukan ikatan kovalen dari atom hidrogen dan atom klorin. Hidrogen dan
klorin merupakan unsur nonlogam dengan harga keelektronegatifan masing-masing
2,1 dan 3,0. Konfigurasi elektron atom hidrogen dan atom klorin adalah :
H:1
Cl : 2, 8, 7
Berdasarkan aturan oktet yang telah diketahui maka atom hydrogen kekurangan 1
elektron dan atom klorin memerlukan 1 elektron untuk membentuk konfigurasi
stabil golongan gas mulia. Apabila dilihat dari segi keelektronegatifan, klorin
mempunyai harga keelektronegatifan yang lebih besar dari hidrogen tetapi hal ini
tidak serta merta membuat klorin mampu menarik elektron hidrogen karena
hydrogen juga mempunyai harga keelektronegatifan yang tidak kecil. Konfigurasi
stabil dapat tercapai dengan pemakaian elektron bersama. Atom hidrogen dan atom
klorin masing-masing menyumbangkan satu elektron untuk membentuk pasangan
elektron milik bersama.

Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinat terjadi apabila pasangan elektron yang dipakai bersama
berasal dari penyumbangan salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen
koordinasi dikenal juga ikatan semipolar. Amonia (NH 3) dapat bereaksi dengan
boron trifklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3BCl3

Ikatan Kovalen koordinasi


Atom nitrogen dalam NH3 telah memenuhi aturan oktet dengan sepasang elektron
bebas. Akan tetapi atom boron telah berpasangan dengan tiga atom klorin tetapi
belum memenuhi aturan oktet. Akibat hal ini, pasangan elektron bebas atom nitrogen
dapat digunakan untuk berikatan dengan atom boron. Dalam menggambarkan
struktur molekul, ikatan kovalen koordinat dinyatakan dengan garis berpanah dari
atom donor menuju akseptor pasangan elektron bebas.

Untuk sifat senyawa, baiknya disuruh siswa membaca dari berbagai sumber yang
mendukung untuk menyelidiki sifat-sifat ikatan, dengan memberi batasan-batasan
yang harus diisi :
Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen
Titik didih
Titik leleh
Wujud
Daya hantar listrik Padat? Padat?
Lelehan? Lelehan?
Larutan? Larutan?
Kelarutan dalam air

3. Ikatan Logam
Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara
muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron
yang bebas bergerak. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong
yang terjejal rapat satu sama lain. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi,
sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.. Maka dari itu
kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga
elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain. Mobilitas elektron dalam
logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi
yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1
atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.

ion positif
awan elektron

Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang


menyelimuti ion-ion positif logam. Sifat-sifat ikatan logam :
- Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik menarik yang
cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif
logam
- dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan
menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam
hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
- penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang
dapat bergerak bebas dan berpindah- pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya
aliran listrik merupakan aliran elektron.

4. Pelarutan asam klorida dalam air


Pelarutan asam klorida dalam air. Pemikiran kritis dapat ditinjau dari
beberapa hal yang berkaitan dengan pelarutan asam klorida dalam air :
a. Pada saat penuangan asam klorida kedalam air, mengapa harus dilakukan
sedikit demi sedikit?
Asam klorida yang harus dituangkan ke dalam air sedikit demi sedikit karena
asam klorida bersifat korosif dan untuk menghindari perubahan panas yang
spontan yang bisa menghasilkan letupan.
b. Mengapa HCl dapat menghantarkan listrik dalam larutannya?
HCl merupakan senyawa kovalen polar, yang terlarut membentuk ion-ionnya.
Kita mengetahui adanya prinsip kelarutan suatu zat. Yaitu Senyawa polar
dapat larut dalam senyawa polar, begitupula nonpolar dapat larut dalam
nonpolar. Hal tersebut disebabkan karena HCl dan air bersifat polar, sehingga
HCl dapat larut dalam air dan karena adanya ion-ionnya tersebut,
menyebabkan larutan HCl dalam air dapat menghantarkan arus listrik.

Anda mungkin juga menyukai