PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga
merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga,
memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain
yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki
keterkaitan yang erat dengan kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan
Leny, 2010).
Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan.
Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam
beraktivitas. Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program
guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat
berhasil berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor
kesehatan. Dalam ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lain tentu menjadi kunci utama. Perawat dituntut terampil dalam
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga sehingga program dapat
berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang
diawali dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan
diagnosa prioritas, perencanaan keperawatan serta implementasi dan
evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga bersifat komprehensif, mencakup
seluruh anggota keluarga. Membantu dalam menyelesaikan permasalah
keluarga dimulai dari permasalahan fisik hingga masalah dalam tahap
perkembangan keluarga (Padila, 2012).
1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap tahap
2. Konsep teori asuhan keperawatan keluarga?
3. Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga
dengan anak usia remaja?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
d. Menetapkan tujuan bersama.
e. Persiapan menjadi orang tua.
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
4
Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan sampau 6 tahun, tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi dan keamanan
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintegrasikan anak yang baru dan memnuhi kebutuhan anak
yang lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan dan
ubungan orang tua-anak) serta hubungan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas)
e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab
g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak
5
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
d. Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
6
c. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
d. Mempertahankan hubungan perkawinan
e. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
f. Mempertahankan ikatan keluarga antar genarasi
g. Melakukan life review masal lalu.
7
i. Komposisi keluarga: menjelaskan anggota keluarga
yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga
mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan
penghuni rumah tangga, tetapi juga anggota
keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga
tersebut. Bentuk komposisi keluarga dengan
mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang
sudah dewasa, kemudia diikuti dengan anggota
keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran
mulai dari yang tua, kemudia mencantumkan jenis
kelamin, hubungan setiap anggota keluarga
tersebut, tempat tanggal lahir atau umur, pekerjaan
dan pendidikan.
ii. Genogram: genogram keluarga merupakan sebuah
diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga
(pohon keluarga). Genogram merupakan alat
pengkahian informatif yang digunakan untuk
mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber
keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan
vertikal (lintas generasi) dan horizontal (dalan
generasi yang sama) untuk memahami kehidupan
keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk
hal tersebut, maka genogram keluarga harus
memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan
keluarga masing-masing orang tua).
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
8
: Klien yang diidentifikasi
: Meninggal
: Menikah
: Pisah
: Cerai
: Tidak menikah
: Kembar
: Anggota serumah
f) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/ tipe keluarga beserta
kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/
tipe keluarga tersebut
g) Suku bangsa
9
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
i) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditetntuka oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebuthan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang yang dimiliki
oleh keluarga
j) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
relreasi tertentu, namu dengan menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
10
terhadap pencegahan penyakit termasuk imunisasi,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan dan
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebeblumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
digunkan serta dilengkapi dengan denah rumah.
b) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat serta
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Monilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan yang ada dan
sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
4) Struktur keluarga
a) Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari
11
anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
b) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai bagaimana cara berkomunikasi
antar anggota keluarga
c) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
d) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
e) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Struktur keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
b) Fungsi sosialiasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggotan keluarga belajar
disiplin, norma, budaya, serta prilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam
12
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluarga mapu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan terhdapa
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapar meningkatkan kesehatan dan mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga
adalah:
i. Berapa jumlah anak
ii. Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga
iii. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana anggota
keluarga memnuhi kebutuhan sandang pangan dan
papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya pengingkatan
status kesehatan keluarga.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
i. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari enam bulan
ii. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memrlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari enam bulan
13
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
Mengkaji strategi koping yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalah
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik
klinik.
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
14
merawat anggota keluarga dengan kekurangan nutrisi.
Ketidakmampuan keluarga merawat, dapat pula mencerminkan tiga
etiologi atau lebih dari masalah yang sama, namun pada saat
merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga atau
lebih etiologi tersebut.
b. Diagnosa keperawatan keluarga: risiko (ancaman)
Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat dan lain
sebagainya.
Contoh :
1) Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak P) keluarga
Bapak N berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
melakukan stimulasi terhadap balita.
2) Resiko terjadi konflik pada keluarga Bapak N berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
komunikasi.
c. Diagnosa keperawatan keluarga: sejahtera (potensial)
Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu keadaan
dimana kelurga didalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat di tingkatkan. Rumusan diagnosanya boleh tidak
menggunakan etiologi.
Contoh :
1) Potensial peningkatan status kesehatan bayi (anak k) keluarga
Bapak K
2) Potensial peningkatan status kesehtan pada pasangan baru
menikah keluarga Bapak A
Berikut disajikan rumusan masalah keperawatan terkait dengan
kondisi kesehatan kelurga berdasarkan NANDA dalam friedman
(1989).
15
keluarga
Pola dan proses komunikasi Kerusakan komunikasi verbal
keluarga
Struktur kekuatan (power) Konflik menyangkut keputusan
keluarga
Struktur peran (role) - Berduka yang diantisipasi
- Berduka disfungsional
- Isolasi sosial
- Perubahan dalam perenting
- Perubahan kinerja peran
- Gangguan citra tubuh
Nilai nilai keluarga Konfilk lain
Fungsi efektif - Gangguan proses keluarga
- Gangguan menjadi orang tua
- Berkabung yang
disfungsional
- Koping keluarga tidak efektif
- Resiko terjadi kekerasan
Fungsi sosialisasi - Perubahan proises keluarga
- Kurang pengetahuan
- Kurang peran orang tua
- Perubahan menjadi orang tua
- Perilaku mencari pertolongan
kesehatan (diagnosa
wellness)
Fungsi perawatan kesehatan - Perubahan pemeliharaan
kesehatan perilaku mencari
kesehatan
Proses dan strategi koping - Koping keluarga tidak efektif
- Resiko kekerasan
keluarga
16
Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Aktual
(tidak/kurang 3
sehat)
1
b. Ancaman
2
kesehatan
c. Keadaan 1
sejahtera
2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah 2
2
a. Mudah
1
b. Sebagian
0
c. Tidak dapat
3. Potensi masalah
untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
Sumber : Baylon & Maglaya
Cara melakukan skoringnya adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan boboit
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor
diagnosa keperawatan keluarga
Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi
untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih
besar (3) diberikan pada tidak/kurang sehat karna kondisi ini
biasanya disadari dan disadari dan dirasakan oleh keluarga,
ancaman kesehatan skor dua dan keadaan sejahtera skor satu.
17
2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan
maupun tenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
dan waktu
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
masyarakat dan dukungan masyarakat
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat
perlu memperhatikan faktor-faktor berikut :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan
yang tepat dalam memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah masalah
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut.
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencangkup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta
dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar.
Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (marusable), dapat
dicapai (achivable), rasional dan menunjukan waktu (SMART). Rencana
intervensi ditetapkan untuk mencapai tujuan. Wright dan Lrahey dalam
friedman (1998) membagi intervensi keperawatan keluarga menjadi dua
tingkatan intervensi, yaitu intervensi permulaan dan intervensi lanjut.
Intervensi permulaan meliputi intervensi yang bersifat sportif edukatif
dan langsung kearah sasaran, sedangkan pada tingkat lanjut, meliputi
18
sejumlah intervensi terapi keluarga yang lebih bersifat psikososial dan
tidak langsung.
Feeman (1970) dalam Friedman (1998) mengklasifikasikan (tipologi)
intervensi keperawatan keluarga menjadi :
a. Intervensi supplemental
Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan
mengintervensi bidang-bidang yang keluarga tidak dapat
melakukannya.
b. Intervensi fasilitatif
Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan
keluarga seperti pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi
dan pelayanan kesehatan dirumah.
c. Intervensi perkembangan
Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan
tanggung jawab pribadi. Perawat membantu keluarga
memanfaatkan sumber-sumber perawataan untuk keluarganya
termasuk dukungan internal dan ekternal.
Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan
menjadi intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektis dan
psikomotor (prilaku). Semua intervensi baik berupa pendidikan
kesehatan, tetapi modalitas ataupun terapi koplementer pada
akhirnya ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga
melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan.
Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat
berupa respons verbal, sikap atau psikomotor, sedangkan standar
berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan kemampuan
keluarga, sehingga dalam menentukan standar antara klien satu
dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya
bisa jadi berbeda.
Contoh:
19
Tujuan Khusus: Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dapat
menjelaskan tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue.
Kriteria: Respons verbal (karena menjelaskan)
Standar: Tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue
1) Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas
2) Perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagainya
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat
pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan
perawatan terhadap keluarga mencangkup dapat berupa:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal
masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara:
1. Memberikan informasi: penyuluhan atau konseling
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara:
1. mengintifikasi konsukuensi tidak melakukan tindakan
2. mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3. mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit :
1. mendemostrasikan cara perawatan
2. menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3. mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan
d. membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi :
1. menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2. melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada, dengan cara :
1. memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam
lingkungan keluarga
2. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Metode yang dapat dilakukan untuk menerapkan implementasi dapat
bervariasi seperti melalui partisipasi aktif keluarga, pendidikan
kesehatan, kontrak, memanajemen kasus, kolaborasi dan konsultasi.
20
5. Penilaian
Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan
penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak
dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara
bertahap, demikian halnya dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, obyektif, analisa,
dan planning).
S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga anak P
nafsu makannya lebih baik
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak
P naik BB nya 0,5 kg
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga.
Penilaian terhadap asuhan keperawatn juga dilakukan dengan
melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian
kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian
keluarga sebelum diberikan pembinaan/tindakan keperawatan,
sedangkan pada saat evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemandirian keluarga setelah pembinaan/tindakan keperawatan
dilakukan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 267 Tahun 2006, penilaian
kemandirian keluarga ini diajdikan sebagai outcome pelaksanaan
perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) dipusat kesehatan
masyarakat (perkesmas).
BAB III
21
TINJAUAN KASUS
Sebuah keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 59 tahun. Memiliki
seorang istri berinisial Ny. E berusia 55 tahun. Anak pertama bernama Tn. S,
berjenis kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan
berprofesi sebagai guru. Anak kedua bernama Nn. T, berjenis kelamin
perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah bekerja di bank swasta dan sudah
tidak tinggal dengan orang tuanya. Tn. A bekerja sebagai Guru SMP dan Ny. E
sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn. A mendapat gaji Rp.
3.000.000 per bulan. Tahun depan Tn. A akan pensiun. Tn. A merasa sedikit
bingung dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan setelah pensiun dan
memikirkan bahwa penghasilan juga akan berkurang. Tn. A memiliki penyakit
hipertensi sejak 5 tahun lalu. Tn. A sering merasa pusing dan terasa berat pada
tengkuk saat Tn. A merasa terlalu lelah. Akan tetapi Tn. A hanya meminum obat
warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Pada saat berobat ke Puskesmas Tn. A mengeluh sakit kepala yang berat dan
sesak. Saat dilakukan pemeriksaan fisik TD 200/130 mmHg, HR 120 x /mnt, RR
22 x/mnt, dan S 36,5 0C. Rumah terlihat berantakan dan berhimpitan dengan
rumah lainnya, tidak ada pertukaran udara karena kurangnya ventilasi rumah,
serta terlihat lembab dan pencahayaan yang kurang.
BAB IV
22
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Tn. A
b. TTL :-
c. Usia : 59 Tahun
d. Alamat :-
e. Pekerjaan KK : Guru SMP
f. Pendidikan KK :-
g. Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan dua orang anak
No. Nama JK TTL Hubungan Pekerjaan Pendidikan
1. Ny. E P - Istri IRT -
2. Tn. S L - Anak Guru -
3. Nn. T P - Anak Pegawai Bank -
Genogram
Tn. A Ny. E
Tn. S Nn.
T
h. Tipe keluarga
23
Tipe keluarga adalah keluarga inti dengan orang tua dan dua anak
kandung.
i. Latar belakang budaya
-.
j. Agama
-
k. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai
guru SMP. Status ekonomi tergolong sederhana dengan
penghasilan Rp. 3.000.000 per bulan.
l. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
-
24
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah terlihat berantakan dan berhimpitan dengan rumah
lainnya, tidak ada pertukaran udara karena kurangnya ventilasi
rumah, serta terlihat lembab dan pencahayaan yang kurang.
b. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
-
c. Mobilitas geografis keluarga
-
d. Hubungan keluarga dengan masyarakat
-
e. Sistem pendukung sosial keluarga
-
4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
-
b. Struktur kekuatan keluarga
-
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. A : Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya
dan merupakan pemimpin keluarga.
Ny. E : Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga.
Tn. S : Merupakan anak pertama.
Nn. T : Merupakan anak kedua dan terkahir.
d. Nilai atau norma dalam keluarga
-
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
25
-
b. Fungsi sosialisasi
-
c. Fungsi perawatan keluarga
-
6. Koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang serta kesehatan keluarga
-
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor
-
c. Strategi koping yang digunakan
-
d. Strategi adaptasi disfungsional
-
7. Pemeriksaan fisik
Secara umum kondisi kesehatan secara fisik, Tn. A merasa pusing dan
berat pada tengkuk. Pada saat berobat ke Puskesmas Tn. A mengeluh
sakit kepala yang berat dan sesak. Saat dilakukan pemeriksaan fisik TD
200/130 mmHg, HR 120 x /mnt, RR 22 x/mnt, dan S 36,5 0C. Ny. E,
An. S dan An. T tidak dikaji.
26
Kepala Tn. A mengatakan kepala terasa pusing dan
terasa sangat berat.
Muka -
Telinga -
Mata -
Hidung dan sinus -.
Mulut dan tenggorokan -
Leher Tn. A mengatakan terasa berat pada tengkuk.
4. Pemeriksaan dada
Pernapasan Pernafsan takipneu dengan respirasi 28 x /mnt,
Tn. A merasa sesak.
Kardiovaskuler TD 200/130 mmHg dan Nadi 120 x/mnt.
5. Pemeriksaan abdomen
-
6. Pemeriksaan ekstremitas
-
8. Harapan keluarga
-
B. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. Data subjektif: Penurunan curah Ketidakmampuan
a. Tn. A mengatakan jantung pada keluarga mengenal
kepalanya terasa pusing keluarga Tn. A masalah hipertensi
b. Terasa berat pada tengkuk khususnya Tn. A
c. Sudah didiagnosis
hipertensi sejak 5 tahun
lalu
d. Tn. A hanya meminum
obat di warung.
e. Tn. A tidak terlalu
khawatirkan karena
beranggapan keluhan
27
akan hilang dengan
sendirinya.
f. Saat berobat ke
Puskesmas Tn. A
mengeluh sakit kepala
yang berat dan sesak
Data Objektif:
a. TD 200/130 mmHg
b. HR 120 x /mnt
c. RR 22 x/mnt
d. 36,5 0C
2. Data Subjektif: Nyeri pada Ketidakmampuan
a. Tn. A mengeluh sakit keluarga Tn. A keluarga mengenal
kepala yang berat dan khususnya Tn. A masalah hipertensi
sesak
b. Tn. A mengatakan
kepalanya terasa pusing
c. Terasa berat pada tengkuk
d. Sudah didiagnosis
hipertensi sejak 5 tahun
lalu
e. Tn. A hanya meminum
obat di warung.
f. Tn. A tidak terlalu
khawatirkan karena
beranggapan keluhan
akan hilang dengan
sendirinya.
Data Objektif:
28
a. RR 28 x/mnt
b. TD 200/130 mmHg
c. HR 120 x /mnt
d. 36,5 0C
3. Data Subjektif: Defisit pengetahuan Ketidakmampuan
a. Tn. A sudah didiagnosis pada keluarga Tn. A keluarga dalam
hipertensi sejak 5 tahun khususnya Tn. A mengambil
lalu kepuusan yang tepat
b. Tn. A hanya meminum
obat di warung.
c. Tn. A tidak terlalu
khawatirkan karena
beranggapan keluhan
akan hilang dengan
sendirinya.
Data Objektif:
a. TD 200/130 mmHg
b. HR 120 x /mnt
c. RR 28 x/mnt
d. 36,5 0C
4. Data Subjektif: Risiko terjadinya Ketidakmampuan
- penyakit TB paru keluarga
pada keluarga Tn. A memodifikasi
Data Objektif: khususnya Tn. A lingkungan rumah.
a. Rumah terlihat berantakan
dan berhimpitan dengan
rumah lainnya
b. Tidak ada pertukaran
udara karena kurangnya
ventilasi rumah, serta
29
terlihat lembab dan
pencahayaan yang
kurang.
5. Data Subjektif: Risiko kesepian Ketidakmampuan
a. Ny. E mengatakan pada keluarga Tn. A keluarga mengenal
suaminya saat ini sedang khususnya Tn. A tahap
menjalang masa pensiun. perkembangan
b. Tn. A mengatakan bahwa keluarga dengan
ia bingung dan merasa usia pertengahan
sedih. Karena selama ini
ia menjalani profesi
sebagai guru tetapi
sebentar lagi ia tidak akan
menjalankan kegiatan
tersebut lagi.
c. Tn. A menjelaskan bahwa
pensiun adalah kejadian
di mana seseorang harus
berhenti dari
pekerjaannya, karena usia
yang sudah lanjut dan
harus diberhentikan
ataupun atas permintaan
sendiri.
d. Tn. A berkata bahwa
pensiun bukanlah suatu
masalah, akan tetapi masa
setelah pensiun yang
merupakan suatu masalah,
disamping tidak memiliki
kegiatan, penghasilan pun
30
akan berkurang
e. Tn. A dan Ny. E
mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui
tahap perkembangan pada
keluarga usia
pertengahan.
Data Objektif:
a. Tn. A terlihat bingung
C. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
hipertensi.
2. Nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
3. Defisit pengetahuan pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat.
4. Resiko penyebaran infeksi pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan rumah.
5. Resiko kesepian pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan
keluarga usia pertengahan.
D. Prioritas Masalah
31
1. Diagnosa 1: Penurunan curah jantung pada keluarga Tn. A khususnya
Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah hipertensi.
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Masalah hipertensi telah
aktual terjadi pada Tn. A, sejak di
diagnosa hipetensi 5 tahun
1
lalu. Saat ini Tn. A mengeluh
pusing dan berat pada
tengkuk.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
1
sebagian mengatasi masalah yaitu:
Total 4,3
32
tengkuk.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
mudah mengatasi masalah yaitu:
a. Pola komunikasi yang
baik dalam keluarga
b. Keluarga besar selalu
memberikan bantuan
2 c. Tersedianya pelayanan
kesehatan yaitu
puskesmas yang berjarak
200 meter
d. Ny. E tidak bekerja di
luar rumah sehingga
memiliki banyak waktu
untuk merawat Tn. A
3. Potensial untuk 2/3 x 1 = 0,6 Masalah sudah berlangsung
dicegah: cukup cukup lama, yaitu 5 tahun
1
lalu. Jarak rumah dengan
pelayanan kesehatan dekat.
4. Menonjolnya 1/1 x 1 = 1 Saat Tn. A mengeluh pusing
masalah: dan berat pada tengkuk,
masalah ada keluarga tidak langsung
tetapi tidak membawa ke palayanan
perlu segera kesehatan. Tn. A hanya
1
ditangani istirahat dan meminum obat
warung. Ny. E mengatakan
keluhan akan hilang dengan
sendirinya.
Total 4,6
33
3. Diagnosa 3: Defisit pengetahuan pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat.
34
ancaman ventilasi kurang, sirkulasi
kesehatan dan cahaya yang masuk juga
kurang. Rumah dengan
sirkulasi udara yang buruk
akan menimbulkan penyakit
paru-paru, salah satunya
adalah TB paru.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 0,5
untuk diubah: 2
sebagian
3. Potensial untuk 2/3 x 1 = 0,6
1
dicegah: cukup
4. Menonjolnya 1/2 x 1 = 0,5
masalah:
masalah ada
1
tetapi tidak
perlu segera di
tangani
Total 2,2
35
b. Sistem dukungan
keluarga yang sangat
kuat
c. Hubungan keluarga yang
harmonis
d. An. S yang selalu
mendengar saat
dinasehati oleh kedua
orang tua
3. Potensial untuk 1/3 x 1 = 0,3 Tn. A dan Ny. E memiliki
dicegah: tinggi kebun di halaman belakang
1 sehingga berkebun bisa
dijadikan kegiatan setelah
Tn. A pensiun.
4. Menonjolnya 1/2 x 1 = 0,5 Masalah tidak dirasakan
masalah: karena dianggap hal yang
1
masalah tidak biasa dan tidak
dirasakan membahayakan.
Total 2,4
E. Rencana Keperawatan
Tujuan KH
DX
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
2. Setelah dilakukan Setelah Respon a. Hiperten a. Diskusikan
intervensi dilakukan verbal si adalah bersama
keperawatan intervensi keadaan di keluarga
selama 1x45 selama 2x45 mana mengenai
menit, keluarga menit, tekanan pengertian
dapat merawat keluarga darah di hipertensi
anggota keluarga mampu: atas b. Jelaskan
yang menderita 1. Mengenal 130/90 pada
hipertensi masalah mmHg keluarga
36
a. Mejelaska b. Penyeba mengenai
n kembali b penyebab
pengertian hipertensi dan keadaan
hipertensi antara lain hipertensi
b. Menjelask pola hidup serta
an kembali yang tidak klasifikasi
penyebab sehat, dari
hipertensi rokok, hipertensi
c. Menjelask alhokol, dengan
an kembali obesitas, menggunak
tanda dan keturunan, an lembar
gejala dll balik dan
hipertensi c. Tanda poster
d. Menjelask gejala c. Jelaskan
an kembali hipertensi tanda gejala
dampak adalah hipertensi
yang dapat sakit d. Jelaskan
terjadi bila kepala, kepada
seseorang suing, keluarga
menderita telinga mengenai
hipertensi berdengun dampak bila
g, mata seseorang
berkunang terkena
. hipertensi
d. Dampak e. Beri
hipertensi kesemppata
lebih n kepada
lanjut keluarga
adalah untuk
gagal bertanya
ginjal f. Bantu
37
kronik dan keluarga
stroke. untuk
mengulangi
apa yang
telah
didiskusikan
g. Beri pujian
atas perilaku
yang benar
38
hipertensi
c. Beri pujian
atas
keputusan
yang diambil
untuk
mengatasi
masalah
hipertensi
39
mendadak yaitu diit
dan rendah
pengobatan garam,
secara teratur rendah
lemak dan
kolesterol
d. Ajurkan
keluarga
untuk
mengkonsu
msi
makanan
sesuai
dengan diit
hipertensi
e. Anjurkan
keluarga
untuk
memeriksaa
n Tn. A
secara
teratur ke
pelayanan
kesehatan
4. Keluarga Pada Keluarga a. Jelaskan
mampu kunjunga memperlihat pentingnya
menciptak n yang kan lingkungan
an direncana kondisi dalam
lingkunga kan ruangan mempengaru
n yang yang rapi hi kondisi
kondusif dan tenang penderita
40
bagi hipertensi
penderita b. Diskusikan
hipertensi dengan
keluarga
cara-cara
menata
lingkungan
c. Motivasi
keluarga
untuk menata
ruangan
d. Beri pujian
atas tindakan
yang
dilakukan
5. Keluarga Psikomot Keluarga a. Jelaskan
mampu or membawa pentingnya
memanfaa Tn. A ke memonitor
tkan puskesmas tekanan darah
pelayanan secara rutin
kesehatan b. Diskusikan
untuk dengan
memonito keluarga
r tekanan manfaat
darah membawa
anggota
keluarga ke
puskesmas
c. Berikan
pujian atas
tindakan
41
positif yang
telah
dilakukan
DX Tujuan KH
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
Setelah dilakukan Setelah Respon 1. Pengobata 1. Berikan
1 intervensi dilakukan verbal n alternatif promosi
keperawatan intervensi memakai kesehatan
selama 1x45 selama 2x45 bahan tentang
menit, keluarga menit, bahan pengobatan
dapat merawat keluarga yang ada alternatif
anggota keluarga mampu: dirumah untuk
yang menderita 1. Mengetah seperti menurunkan
hipertensi ui tanda daun TD.
dan gejala seledri,
hipretensi bawang
2. Mampu
putih dan
mengetah
buah naga
uai cara
2. Melakukan 2. Berikan
menurunk
pemeriksaa promosi
an TD
n kesehatan
3. Mampu
pengeceka tentang cara
mengontr
n TD ke mengontrol
ol TD
puskesmas TD.
terdekat
selama
seminggu
sekali
3. Keluarga 3. Berikan
42
mampu promosi
menyebutk kesehatan
an diit apa tentang diiet
saja untuk untuk
Tn.A penyakit
seperti hipertensi
diiet
rendah
garam,
rendah
gula,
rendah
kolestrol
4. Manfaat 4. Beri
mengontro penjelasan
l TD tentang
mengurang manfaat
i terjadinya mengontrol
stroke, TD
mengurang
i terjadinya
rasa nyeri
Tujuan KH
DX
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
3. Setelah dilakukan Setelah Respon 1. Penyebab 1. Jelaskan
intervensi dilakukan verbal hipertens pada
keperawatan intervensi i antara keluarga
selama 1x45 selama 2x45 lain pola mengenai
menit, keluarga menit, hidup penyebab
dapat merawat keluarga yang dan keadaan
43
anggota keluarga mampu: tidak hipertensi
yang menderita 1. Menjelask sehat, serta
hipertensi an kembali rokok, klasifikasi
penyebab alhokol, dari
hipertensi obesitas, hipertensi
2. Menjelask keturuna dengan
an kembali n, dll menggunak
tanda dan an lembar
gejala balik dan
hipertensi poster
3. Menjelask 2. Tanda 2. Jelaskan
an kembali gejala tanda gejala
dampak hipertensi hipertensi
yang dapat adalah
terjadi bila sakit
seseorang kepala,
menderita suing,
hipertensi telinga
berdengun
g, mata
berkunang
3. Dampak 3. Jelaskan
hipertensi kepada
lebih keluarga
lanjut mengenai
adalah dampak bila
gagal seseorang
ginjal terkena
kronik dan hipertensi
stroke.
44
DX Tujuan KH
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
5. Setelah Setelah Respon 1. Tahap 1. Diskusikan
dilakukan dilakukan verbal perkemb bersama
intervensi intervensi selama angan keluarga
keperawatan 2x45 menit, keluarga tentang
selama 2x45 keluarga mampu: ada 8 pengertian
menit, risiko 1. Mengenal yaitu tahap
kesepian tidak masalah ahap keluarga
terjadi a. Mejelaskan keluarga dengan usia
kembali pemula, pertengahan
tahap tahap
perkembang keluarga
an keluarga sedang
b. Menjelaskan mengasu
kembali h anak,
tugas tahap
perkembang keluarga
pada dengan
keluarga anak
dengan anak usia pra
remaja sekolah,
c. Menjelaskan tahap
kepada keluarga
keluarga dengan
tentang anak
masalah usia
yang sering sekolah,
terjadi pada tahap
anak remaja keluarga
45
dengan
anak
remaja,
tahap
keluarga
dengan
anak
dewasa,
tahap
keluarga
usia
pertenga
han, dan
tahap
keluarga
lanjut
usia.
2. Tugas 2. Jelaskan
perkemb kepada
angan keluarga
pada tentang
keluarga tugas
dengan perkembang
usia an keluarga
pertenga pada tahap
han ini
adalah
menyedi
akan
lingkung
an yang
46
dapat
meningk
atkan
kesehata
n,
mempert
ahankan
hubunga
n yang
memuas
kan dan
penuh
arti
dengan
para
orang
tua
(lansia)
dan
anak-
anak,
memper
kokoh
hubunga
n
perkawi
nan,
persiapa
n masa
tua/
pensiun.
47
3. Mampu 3. Jelaskan
mengen kepada
al keluarga
masalah mengenai
masalah masalah
pada yang sering
usia terjadi
pertenga dengan usia
han pertengahan
seperti 4. Bantu
kesepian keluarga
, mudah untuk
tersingg mengidentifi
ung, kasi tugas
stress, perkembang
kurangn an yang
ya telah atau
percaya belum
diri dilakukan
5. Beri
kesempatan
pada
keluarga
untuk
bertanya
6. Bantu
keluarga
untuk
mengulanga
pa yang
telah di
48
diskusikan
7. Beri pujian
atas perilaku
yang benar
DX Tujuan KH
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
4. Setelah dilakukan Setelah Respon 1. Kebersiha 1. Diskusikan
intervensi dilakukan verbal n bersama
keperawatan intervensi lingkunga keluarga
selama 2x45 selama 2x45 n sangat tentang
menit, keluarga menit, penting pentingnya
mampu keluarga untuk kesehatan
memahami mampu: menghind
tentang Mengenal arkan diri
pentingnya masalah dari
kebersihan a. Mejelask penyakit.
lingkungan dan an kembali Sirkulasi
sirkulasi udara pentingnya udara di
yang baik membersih rumah
kan yang
lingkungan terganggu
dan dapat
sirkulasi menimbu
udara yang lkan
baik dampak
b. Akibat bagi
dari kesehatan
lingkungan . Standar
yang kotor luasnya
49
dan ventilasi
sirkulasi jika
udara yang dibanding
tidak baik kan
dengan
luas
rumah
adalah
10%
2. Penyakit 2. Menjelaskan
yang tentang
dapat pentingnya
timbul membersihk
akibat an
lingkunga lingkungan
n yang serta
kotor pentingnya
serta sirkulasi
sirkulasi udara yang
udara baik di
yang dalam rumah
tidak baik
adalah
pneumoni
a dan Tb
paru. 3. Memberikan
3. Mampu motivasi
membersi kepada
hkan keluarga
rumah untuk
yang baik membersihk
50
seperti an rumah
mengepel
setiap
hari, tidak
membuan
g sampah
sembaran
gan
4. Beri
kesemppatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya
5. Bantu
keluarga
untuk
mengulangi
apa yang
telah
didiskusikan
6. Beri pujian
atas perilaku
yang benar
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial.
Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu
yang memiliki hubungan erat satu salam alin, saling tergantung yang
diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mengcapai tujuan tertentu.
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap
keluarga sedang mengasuh anak, tahap keluarga dengan anak usia pra
sekolah, tahap keluarga dengan anak usia sekolah, tahap keluarga dengan
52
anak remaja, tahap keluarga dengan anak dewasa, tahap keluarga usia
pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia.
Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data,
diagnosa keperawatan, prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan
keluarga, catatan perkembangan dan evaluasi.
B. Saran
1. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai
referensi sehingga menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan
keluarga.
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan
keperawatan keluarga, agar dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar
serta dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek.
Edisi Kelima. Jakarta: FKUI
Jhonson, R dan Leni, R. 2010. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika
53
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu
Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC
_____. _____. Makalah Keluarga Usia Pertengahan. [pdf] http://scribd.com
diakses tanggal 7 April 2017.
54