Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga
merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga,
memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain
yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki
keterkaitan yang erat dengan kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan
Leny, 2010).
Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan.
Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam
beraktivitas. Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program
guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat
berhasil berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor
kesehatan. Dalam ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lain tentu menjadi kunci utama. Perawat dituntut terampil dalam
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga sehingga program dapat
berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang
diawali dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan
diagnosa prioritas, perencanaan keperawatan serta implementasi dan
evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga bersifat komprehensif, mencakup
seluruh anggota keluarga. Membantu dalam menyelesaikan permasalah
keluarga dimulai dari permasalahan fisik hingga masalah dalam tahap
perkembangan keluarga (Padila, 2012).

1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap tahap
2. Konsep teori asuhan keperawatan keluarga?
3. Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga
dengan anak usia remaja?

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Tahap Perkembangan Keluarga


Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat
diprediksi seperti halnya individu-individu yang megalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan secara terus menerus. Keluarga sebagai
sebuah unit juga mengalami tahap perkembangan yang terus menerus. Duval
(1997) dalam Padila (2012) telah membuat formulasi tahap-tahap
perkembangan keluarga dengan menggunakan usia anak yang paling tua
sebagai patokannya, kecuali pada tahap terakhir ketika anak tidak lagi ada di
rumah.
Carter dan Mc Goldrick (1989) dalam Padila (2012) membagi keluarga
dalam 5 tahap perkembangan, yaitu:
1. Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda
2. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
3. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai anak
usia sekolah)
4. Keluarga yang memiliki anak dewasa
5. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
6. Keluarga lansia
Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga berikut
tugas perkembangannya (Duval 1977 dalam Friedman, 1998) :
1. Tahap keluarga pemula (Beginning Family)
Keluarga baru atau pasangan yang belum memiliki anak. Tugas
perkembangan keluarga:
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang
tua).

3
d. Menetapkan tujuan bersama.
e. Persiapan menjadi orang tua.
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).

2. Tahap keluarga sedang mengasuh anak (child bearing)


Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan. Studi
klasik la master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak
bermasalah, selebihnya bermasalah dalam hal:
a. Suami merasa diabaikan
b. Peningkatan perselisihan dan argumen
c. Interupsi dalam jadwal kontinu
d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(integrasi bayi dalam keluarga)
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memprluas persahabatan keluarga besar dengan menambah peran
orang tua, kakek dan nenek
e. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak
f. Konseling KB post partum 6 minggu
g. Menata ruang untuk anak
h. Menyiapkan biaya child bearing
i. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
j. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah

4
Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan sampau 6 tahun, tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi dan keamanan
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintegrasikan anak yang baru dan memnuhi kebutuhan anak
yang lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan dan
ubungan orang tua-anak) serta hubungan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas)
e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab
g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak

4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah


Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
d. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
e. Menyediakan aktivitas untuk anak

5. Tahap keluarga dengan anak remaja


Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun. Tugas
perkembangan pada tahap ini adalah:
a. Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan

5
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
d. Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.

6. Tahap keluarga dengan anak dewasa


Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru dari perkawinan anak-anaknya
b. Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri
d. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat
e. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya
f. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya.

7. Tahap keluarga usia pertengahan (middle age family)


Tugas perkembangan keluarga:
a. Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua (lansia) dan anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
d. Persiapan masa tua/ pensiun.

8. Tahap keluarga lanjut usia


Tugas perkembangan keluarga:
a. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup
b. Mempertahankan pengetahuan hidup yang memuaskan

6
c. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
d. Mempertahankan hubungan perkawinan
e. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
f. Mempertahankan ikatan keluarga antar genarasi
g. Melakukan life review masal lalu.

B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan
keluarga dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari
proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, penyusunan perencanaan, perencanaan asuhan dan penelitian
(Jhonson dan Leny, 2010).
1. Pengkajian Keluarga
Pengkajian merupakan suatu tahapan di mana perawat mengambil data
secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya.
a. Pengumpulan data
Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat
menggunakan metode wawancara, observasi misalnya tentang
keadaan rumah, pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota
keluarga secara head to toe dan telaahan data sekunder seperti
hasil laboratorium, hasil x-ray, pap smear dan lain sebagainya.
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian
keluarga adalah:
1) Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a) Nama kepala keluarga
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga dan genogram

7
i. Komposisi keluarga: menjelaskan anggota keluarga
yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga
mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan
penghuni rumah tangga, tetapi juga anggota
keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga
tersebut. Bentuk komposisi keluarga dengan
mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang
sudah dewasa, kemudia diikuti dengan anggota
keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran
mulai dari yang tua, kemudia mencantumkan jenis
kelamin, hubungan setiap anggota keluarga
tersebut, tempat tanggal lahir atau umur, pekerjaan
dan pendidikan.
ii. Genogram: genogram keluarga merupakan sebuah
diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga
(pohon keluarga). Genogram merupakan alat
pengkahian informatif yang digunakan untuk
mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber
keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan
vertikal (lintas generasi) dan horizontal (dalan
generasi yang sama) untuk memahami kehidupan
keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk
hal tersebut, maka genogram keluarga harus
memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan
keluarga masing-masing orang tua).
Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

8
: Klien yang diidentifikasi

: Meninggal

: Menikah

: Pisah

: Cerai

: Tidak menikah

: Anak adposi/ anak angkat

: Kembar

: Anggota serumah

f) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/ tipe keluarga beserta
kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/
tipe keluarga tersebut
g) Suku bangsa

9
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
i) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditetntuka oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebuthan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang yang dimiliki
oleh keluarga
j) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
relreasi tertentu, namu dengan menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti,
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga

10
terhadap pencegahan penyakit termasuk imunisasi,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan dan
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebeblumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
digunkan serta dilengkapi dengan denah rumah.
b) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat serta
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Monilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan yang ada dan
sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
4) Struktur keluarga
a) Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari

11
anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
b) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai bagaimana cara berkomunikasi
antar anggota keluarga
c) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
d) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
e) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Struktur keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
b) Fungsi sosialiasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggotan keluarga belajar
disiplin, norma, budaya, serta prilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam

12
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluarga mapu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan terhdapa
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapar meningkatkan kesehatan dan mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga
adalah:
i. Berapa jumlah anak
ii. Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga
iii. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana anggota
keluarga memnuhi kebutuhan sandang pangan dan
papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya pengingkatan
status kesehatan keluarga.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
i. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari enam bulan
ii. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memrlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari enam bulan

13
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
Mengkaji strategi koping yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalah
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik
klinik.
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah
keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian
fungsi perawatan keluarga.
Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi,
dan simtom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah
dari NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan
lima tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah.
Tipologi dari dignosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa
keperawatan keluarga actual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), resiko
(ancaman kesehatan) dan keadaan sejahtera (wellness).
Penulisan diagnosa keperawatan keluarga :
a. Diagnosa keperawatan keluarga : aktual
Contoh: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan anak balita T
keluarga bapak N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

14
merawat anggota keluarga dengan kekurangan nutrisi.
Ketidakmampuan keluarga merawat, dapat pula mencerminkan tiga
etiologi atau lebih dari masalah yang sama, namun pada saat
merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga atau
lebih etiologi tersebut.
b. Diagnosa keperawatan keluarga: risiko (ancaman)
Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat dan lain
sebagainya.
Contoh :
1) Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak P) keluarga
Bapak N berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
melakukan stimulasi terhadap balita.
2) Resiko terjadi konflik pada keluarga Bapak N berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
komunikasi.
c. Diagnosa keperawatan keluarga: sejahtera (potensial)
Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu keadaan
dimana kelurga didalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat di tingkatkan. Rumusan diagnosanya boleh tidak
menggunakan etiologi.
Contoh :
1) Potensial peningkatan status kesehatan bayi (anak k) keluarga
Bapak K
2) Potensial peningkatan status kesehtan pada pasangan baru
menikah keluarga Bapak A
Berikut disajikan rumusan masalah keperawatan terkait dengan
kondisi kesehatan kelurga berdasarkan NANDA dalam friedman
(1989).

Tabel : Rumusan Dignosa keperawatn keluarga


Aspek Rumusan Diagnosa
Kesehatan lingkungan Kerusakan pemeliharaan rumah

15
keluarga
Pola dan proses komunikasi Kerusakan komunikasi verbal
keluarga
Struktur kekuatan (power) Konflik menyangkut keputusan
keluarga
Struktur peran (role) - Berduka yang diantisipasi
- Berduka disfungsional
- Isolasi sosial
- Perubahan dalam perenting
- Perubahan kinerja peran
- Gangguan citra tubuh
Nilai nilai keluarga Konfilk lain
Fungsi efektif - Gangguan proses keluarga
- Gangguan menjadi orang tua
- Berkabung yang
disfungsional
- Koping keluarga tidak efektif
- Resiko terjadi kekerasan
Fungsi sosialisasi - Perubahan proises keluarga
- Kurang pengetahuan
- Kurang peran orang tua
- Perubahan menjadi orang tua
- Perilaku mencari pertolongan
kesehatan (diagnosa
wellness)
Fungsi perawatan kesehatan - Perubahan pemeliharaan
kesehatan perilaku mencari
kesehatan
Proses dan strategi koping - Koping keluarga tidak efektif
- Resiko kekerasan
keluarga

Setelah seluruh diagnosa keperawatan kelurga ditetapkan sesuai


prioritas, maka selanjutnya dikaji tingkat kemandirian keluarga.
( format pengkajian kemandirian : lihat di penilaian ).
Pada satu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari
satu diagnosa keperawatan keluarga, maka selanjutnya bersama
keluarga harus menentukan prioritas dengan menggunakan skala
perhitungan sebagai berikut :
Tabel : skala prioritas masalah keluarga

16
Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Aktual
(tidak/kurang 3
sehat)
1
b. Ancaman
2
kesehatan
c. Keadaan 1
sejahtera
2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah 2
2
a. Mudah
1
b. Sebagian
0
c. Tidak dapat
3. Potensi masalah
untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
Sumber : Baylon & Maglaya
Cara melakukan skoringnya adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan boboit
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor
diagnosa keperawatan keluarga
Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi
untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih
besar (3) diberikan pada tidak/kurang sehat karna kondisi ini
biasanya disadari dan disadari dan dirasakan oleh keluarga,
ancaman kesehatan skor dua dan keadaan sejahtera skor satu.

Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah,


perawat perlu memperhatikan faktor-fakor berkut :
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.

17
2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan
maupun tenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
dan waktu
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
masyarakat dan dukungan masyarakat
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat
perlu memperhatikan faktor-faktor berikut :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan
yang tepat dalam memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah masalah
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut.

3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencangkup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta
dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar.
Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (marusable), dapat
dicapai (achivable), rasional dan menunjukan waktu (SMART). Rencana
intervensi ditetapkan untuk mencapai tujuan. Wright dan Lrahey dalam
friedman (1998) membagi intervensi keperawatan keluarga menjadi dua
tingkatan intervensi, yaitu intervensi permulaan dan intervensi lanjut.
Intervensi permulaan meliputi intervensi yang bersifat sportif edukatif
dan langsung kearah sasaran, sedangkan pada tingkat lanjut, meliputi

18
sejumlah intervensi terapi keluarga yang lebih bersifat psikososial dan
tidak langsung.
Feeman (1970) dalam Friedman (1998) mengklasifikasikan (tipologi)
intervensi keperawatan keluarga menjadi :
a. Intervensi supplemental
Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan
mengintervensi bidang-bidang yang keluarga tidak dapat
melakukannya.
b. Intervensi fasilitatif
Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan
keluarga seperti pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi
dan pelayanan kesehatan dirumah.
c. Intervensi perkembangan
Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan
tanggung jawab pribadi. Perawat membantu keluarga
memanfaatkan sumber-sumber perawataan untuk keluarganya
termasuk dukungan internal dan ekternal.
Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan
menjadi intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektis dan
psikomotor (prilaku). Semua intervensi baik berupa pendidikan
kesehatan, tetapi modalitas ataupun terapi koplementer pada
akhirnya ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga
melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan.
Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat
berupa respons verbal, sikap atau psikomotor, sedangkan standar
berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan kemampuan
keluarga, sehingga dalam menentukan standar antara klien satu
dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya
bisa jadi berbeda.
Contoh:

19
Tujuan Khusus: Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dapat
menjelaskan tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue.
Kriteria: Respons verbal (karena menjelaskan)
Standar: Tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue
1) Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas
2) Perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagainya

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat
pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan
perawatan terhadap keluarga mencangkup dapat berupa:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal
masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara:
1. Memberikan informasi: penyuluhan atau konseling
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara:
1. mengintifikasi konsukuensi tidak melakukan tindakan
2. mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3. mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit :
1. mendemostrasikan cara perawatan
2. menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3. mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan
d. membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi :
1. menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2. melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada, dengan cara :
1. memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam
lingkungan keluarga
2. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Metode yang dapat dilakukan untuk menerapkan implementasi dapat
bervariasi seperti melalui partisipasi aktif keluarga, pendidikan
kesehatan, kontrak, memanajemen kasus, kolaborasi dan konsultasi.

20
5. Penilaian
Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan
penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak
dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara
bertahap, demikian halnya dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, obyektif, analisa,
dan planning).
S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga anak P
nafsu makannya lebih baik
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak
P naik BB nya 0,5 kg
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga.
Penilaian terhadap asuhan keperawatn juga dilakukan dengan
melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian
kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian
keluarga sebelum diberikan pembinaan/tindakan keperawatan,
sedangkan pada saat evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemandirian keluarga setelah pembinaan/tindakan keperawatan
dilakukan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 267 Tahun 2006, penilaian
kemandirian keluarga ini diajdikan sebagai outcome pelaksanaan
perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) dipusat kesehatan
masyarakat (perkesmas).

BAB III

21
TINJAUAN KASUS

Sebuah keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 59 tahun. Memiliki
seorang istri berinisial Ny. E berusia 55 tahun. Anak pertama bernama Tn. S,
berjenis kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan
berprofesi sebagai guru. Anak kedua bernama Nn. T, berjenis kelamin
perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah bekerja di bank swasta dan sudah
tidak tinggal dengan orang tuanya. Tn. A bekerja sebagai Guru SMP dan Ny. E
sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn. A mendapat gaji Rp.
3.000.000 per bulan. Tahun depan Tn. A akan pensiun. Tn. A merasa sedikit
bingung dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan setelah pensiun dan
memikirkan bahwa penghasilan juga akan berkurang. Tn. A memiliki penyakit
hipertensi sejak 5 tahun lalu. Tn. A sering merasa pusing dan terasa berat pada
tengkuk saat Tn. A merasa terlalu lelah. Akan tetapi Tn. A hanya meminum obat
warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Pada saat berobat ke Puskesmas Tn. A mengeluh sakit kepala yang berat dan
sesak. Saat dilakukan pemeriksaan fisik TD 200/130 mmHg, HR 120 x /mnt, RR
22 x/mnt, dan S 36,5 0C. Rumah terlihat berantakan dan berhimpitan dengan
rumah lainnya, tidak ada pertukaran udara karena kurangnya ventilasi rumah,
serta terlihat lembab dan pencahayaan yang kurang.

BAB IV

22
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Tn. A
b. TTL :-
c. Usia : 59 Tahun
d. Alamat :-
e. Pekerjaan KK : Guru SMP
f. Pendidikan KK :-
g. Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan dua orang anak
No. Nama JK TTL Hubungan Pekerjaan Pendidikan
1. Ny. E P - Istri IRT -
2. Tn. S L - Anak Guru -
3. Nn. T P - Anak Pegawai Bank -

Genogram

Tn. A Ny. E

Tn. S Nn.
T

h. Tipe keluarga

23
Tipe keluarga adalah keluarga inti dengan orang tua dan dua anak
kandung.
i. Latar belakang budaya
-.
j. Agama
-
k. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai
guru SMP. Status ekonomi tergolong sederhana dengan
penghasilan Rp. 3.000.000 per bulan.
l. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
-

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn. A merasa sedikit bingung dengan apa kegiatan yang akan ia
lakukan setelah pensiun dan memikirkan bahwa penghasilannya
juga akan berkurang.
c. Riwayat keluarga inti
Kedua orang tua saat ini hidup di lingkungan yang sama.
Keluarga dikaruniai 2 anak yaitu Tn. S dan Nn. E.
Saat ini kondisi Tn. A pusing dan berat pada tengkuk apalagi
saat Tn. A merasa terlalu lelah. Tn. A memiliki penyakit hipertensi
sejak 5 tahun lalu. Tn. A hanya beristirahat dan meminum obat
warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang
dengan sendirinya. Pada saat berobat ke Puskesmas Tn. A
mengeluh sakit kepala yang berat dan sesak. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik TD 200/130 mmHg, HR 120 x /mnt, RR
22x/mnt, dan S 36,5 0C.

24
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah terlihat berantakan dan berhimpitan dengan rumah
lainnya, tidak ada pertukaran udara karena kurangnya ventilasi
rumah, serta terlihat lembab dan pencahayaan yang kurang.
b. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
-
c. Mobilitas geografis keluarga
-
d. Hubungan keluarga dengan masyarakat
-
e. Sistem pendukung sosial keluarga
-

4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
-
b. Struktur kekuatan keluarga
-
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. A : Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya
dan merupakan pemimpin keluarga.
Ny. E : Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga.
Tn. S : Merupakan anak pertama.
Nn. T : Merupakan anak kedua dan terkahir.
d. Nilai atau norma dalam keluarga
-

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif

25
-
b. Fungsi sosialisasi
-
c. Fungsi perawatan keluarga
-

6. Koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang serta kesehatan keluarga
-
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor
-
c. Strategi koping yang digunakan
-
d. Strategi adaptasi disfungsional
-

7. Pemeriksaan fisik
Secara umum kondisi kesehatan secara fisik, Tn. A merasa pusing dan
berat pada tengkuk. Pada saat berobat ke Puskesmas Tn. A mengeluh
sakit kepala yang berat dan sesak. Saat dilakukan pemeriksaan fisik TD
200/130 mmHg, HR 120 x /mnt, RR 22 x/mnt, dan S 36,5 0C. Ny. E,
An. S dan An. T tidak dikaji.

No. Prosedur Hasil Pemeriksaan


1. Pemeriksaan umum
a. Penampilan umum Saat ini Tn. A berusia 59 tahun.
b. Status mental -
2. Pemeriksaan kulit, kuku dan rambut
Kulit -
Rambut dan kulit kepala -
Kuku -
3. Pemeriksaan kepala dan leher

26
Kepala Tn. A mengatakan kepala terasa pusing dan
terasa sangat berat.
Muka -
Telinga -
Mata -
Hidung dan sinus -.
Mulut dan tenggorokan -
Leher Tn. A mengatakan terasa berat pada tengkuk.
4. Pemeriksaan dada
Pernapasan Pernafsan takipneu dengan respirasi 28 x /mnt,
Tn. A merasa sesak.
Kardiovaskuler TD 200/130 mmHg dan Nadi 120 x/mnt.
5. Pemeriksaan abdomen
-
6. Pemeriksaan ekstremitas
-

8. Harapan keluarga
-

B. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. Data subjektif: Penurunan curah Ketidakmampuan
a. Tn. A mengatakan jantung pada keluarga mengenal
kepalanya terasa pusing keluarga Tn. A masalah hipertensi
b. Terasa berat pada tengkuk khususnya Tn. A
c. Sudah didiagnosis
hipertensi sejak 5 tahun
lalu
d. Tn. A hanya meminum
obat di warung.
e. Tn. A tidak terlalu
khawatirkan karena
beranggapan keluhan

27
akan hilang dengan
sendirinya.
f. Saat berobat ke
Puskesmas Tn. A
mengeluh sakit kepala
yang berat dan sesak

Data Objektif:
a. TD 200/130 mmHg
b. HR 120 x /mnt
c. RR 22 x/mnt
d. 36,5 0C
2. Data Subjektif: Nyeri pada Ketidakmampuan
a. Tn. A mengeluh sakit keluarga Tn. A keluarga mengenal
kepala yang berat dan khususnya Tn. A masalah hipertensi
sesak
b. Tn. A mengatakan
kepalanya terasa pusing
c. Terasa berat pada tengkuk
d. Sudah didiagnosis
hipertensi sejak 5 tahun
lalu
e. Tn. A hanya meminum
obat di warung.
f. Tn. A tidak terlalu
khawatirkan karena
beranggapan keluhan
akan hilang dengan
sendirinya.

Data Objektif:

28
a. RR 28 x/mnt
b. TD 200/130 mmHg
c. HR 120 x /mnt
d. 36,5 0C
3. Data Subjektif: Defisit pengetahuan Ketidakmampuan
a. Tn. A sudah didiagnosis pada keluarga Tn. A keluarga dalam
hipertensi sejak 5 tahun khususnya Tn. A mengambil
lalu kepuusan yang tepat
b. Tn. A hanya meminum
obat di warung.
c. Tn. A tidak terlalu
khawatirkan karena
beranggapan keluhan
akan hilang dengan
sendirinya.

Data Objektif:
a. TD 200/130 mmHg
b. HR 120 x /mnt
c. RR 28 x/mnt
d. 36,5 0C
4. Data Subjektif: Risiko terjadinya Ketidakmampuan
- penyakit TB paru keluarga
pada keluarga Tn. A memodifikasi
Data Objektif: khususnya Tn. A lingkungan rumah.
a. Rumah terlihat berantakan
dan berhimpitan dengan
rumah lainnya
b. Tidak ada pertukaran
udara karena kurangnya
ventilasi rumah, serta

29
terlihat lembab dan
pencahayaan yang
kurang.
5. Data Subjektif: Risiko kesepian Ketidakmampuan
a. Ny. E mengatakan pada keluarga Tn. A keluarga mengenal
suaminya saat ini sedang khususnya Tn. A tahap
menjalang masa pensiun. perkembangan
b. Tn. A mengatakan bahwa keluarga dengan
ia bingung dan merasa usia pertengahan
sedih. Karena selama ini
ia menjalani profesi
sebagai guru tetapi
sebentar lagi ia tidak akan
menjalankan kegiatan
tersebut lagi.
c. Tn. A menjelaskan bahwa
pensiun adalah kejadian
di mana seseorang harus
berhenti dari
pekerjaannya, karena usia
yang sudah lanjut dan
harus diberhentikan
ataupun atas permintaan
sendiri.
d. Tn. A berkata bahwa
pensiun bukanlah suatu
masalah, akan tetapi masa
setelah pensiun yang
merupakan suatu masalah,
disamping tidak memiliki
kegiatan, penghasilan pun

30
akan berkurang
e. Tn. A dan Ny. E
mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui
tahap perkembangan pada
keluarga usia
pertengahan.

Data Objektif:
a. Tn. A terlihat bingung

C. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
hipertensi.
2. Nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
3. Defisit pengetahuan pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat.
4. Resiko penyebaran infeksi pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan rumah.
5. Resiko kesepian pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan
keluarga usia pertengahan.

D. Prioritas Masalah

31
1. Diagnosa 1: Penurunan curah jantung pada keluarga Tn. A khususnya
Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah hipertensi.
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Masalah hipertensi telah
aktual terjadi pada Tn. A, sejak di
diagnosa hipetensi 5 tahun
1
lalu. Saat ini Tn. A mengeluh
pusing dan berat pada
tengkuk.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
1
sebagian mengatasi masalah yaitu:

3. Potensial untuk 1/3 x 1 = 0,3 Masalah sudah berlangsung


dicegah: 1 cukup lama, yaitu 5 tahun
rendah lalu.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Saat Tn. A mengeluh pusing
masalah: dan berat pada tengkuk, Tn.
masalah berat A hanya istirahat dan
1
harus segera meminum obat warung.
ditangani

Total 4,3

2. Diagnosa 2: Nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 1 Masalah hipertensi telah
aktual terjadi pada Tn. A, sejak di
diagnosa hipetensi 5 tahun
lalu. Saat ini Tn. A mengeluh
pusing dan berat pada

32
tengkuk.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
mudah mengatasi masalah yaitu:
a. Pola komunikasi yang
baik dalam keluarga
b. Keluarga besar selalu
memberikan bantuan
2 c. Tersedianya pelayanan
kesehatan yaitu
puskesmas yang berjarak
200 meter
d. Ny. E tidak bekerja di
luar rumah sehingga
memiliki banyak waktu
untuk merawat Tn. A
3. Potensial untuk 2/3 x 1 = 0,6 Masalah sudah berlangsung
dicegah: cukup cukup lama, yaitu 5 tahun
1
lalu. Jarak rumah dengan
pelayanan kesehatan dekat.
4. Menonjolnya 1/1 x 1 = 1 Saat Tn. A mengeluh pusing
masalah: dan berat pada tengkuk,
masalah ada keluarga tidak langsung
tetapi tidak membawa ke palayanan
perlu segera kesehatan. Tn. A hanya
1
ditangani istirahat dan meminum obat
warung. Ny. E mengatakan
keluhan akan hilang dengan
sendirinya.

Total 4,6

33
3. Diagnosa 3: Defisit pengetahuan pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat.

No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran


1. Sifat masalah: 2/3 x 1 = 0,6 Tn. A memiliki penyakit
ancaman hipertensi sejak 5 tahun lalu.
kesehatan Tn. A sering merasa pusing
dan terasa berat pada
tengkuk saat Tn. A merasa
1
terlalu lelah. Akan tetapi Tn.
A hanya meminum obat
warung karena beranggapan
bahwa sakit tersebut akan
hilang dengan sendirinya.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 1
untuk diubah: 2
sebagian
3. Potensial untuk 2/3 x 1 = 0,6
1
dicegah: cukup
4. Menonjolnya 1/2 x 1 = 0,5
masalah:
masalah ada
1
tetapi tidak
perlu segera di
tangani
Total 2,6

4. Diagnosa 4: Resiko penyebaran infeksi pada keluarga Tn. A khususnya


Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan rumah.
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 2/3 x 1 = 0,6 1 Rumah terlihat berantakan,

34
ancaman ventilasi kurang, sirkulasi
kesehatan dan cahaya yang masuk juga
kurang. Rumah dengan
sirkulasi udara yang buruk
akan menimbulkan penyakit
paru-paru, salah satunya
adalah TB paru.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 0,5
untuk diubah: 2
sebagian
3. Potensial untuk 2/3 x 1 = 0,6
1
dicegah: cukup
4. Menonjolnya 1/2 x 1 = 0,5
masalah:
masalah ada
1
tetapi tidak
perlu segera di
tangani
Total 2,2

Diagnosa 5: Risiko kesepian pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal tahap
perkembangan keluarga usia pertengahan

No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran


1. Sifat masalah: 2/3 x 1 = 0,6 Tn. A saat ini merasa
risiko 1 bingung dan sedih menjlang
pensiun.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 1 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
sebagian mengatasi masalah yaitu:
a. Pola komunikasi yang
baik dengan An. S

35
b. Sistem dukungan
keluarga yang sangat
kuat
c. Hubungan keluarga yang
harmonis
d. An. S yang selalu
mendengar saat
dinasehati oleh kedua
orang tua
3. Potensial untuk 1/3 x 1 = 0,3 Tn. A dan Ny. E memiliki
dicegah: tinggi kebun di halaman belakang
1 sehingga berkebun bisa
dijadikan kegiatan setelah
Tn. A pensiun.
4. Menonjolnya 1/2 x 1 = 0,5 Masalah tidak dirasakan
masalah: karena dianggap hal yang
1
masalah tidak biasa dan tidak
dirasakan membahayakan.
Total 2,4

E. Rencana Keperawatan
Tujuan KH
DX
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
2. Setelah dilakukan Setelah Respon a. Hiperten a. Diskusikan
intervensi dilakukan verbal si adalah bersama
keperawatan intervensi keadaan di keluarga
selama 1x45 selama 2x45 mana mengenai
menit, keluarga menit, tekanan pengertian
dapat merawat keluarga darah di hipertensi
anggota keluarga mampu: atas b. Jelaskan
yang menderita 1. Mengenal 130/90 pada
hipertensi masalah mmHg keluarga

36
a. Mejelaska b. Penyeba mengenai
n kembali b penyebab
pengertian hipertensi dan keadaan
hipertensi antara lain hipertensi
b. Menjelask pola hidup serta
an kembali yang tidak klasifikasi
penyebab sehat, dari
hipertensi rokok, hipertensi
c. Menjelask alhokol, dengan
an kembali obesitas, menggunak
tanda dan keturunan, an lembar
gejala dll balik dan
hipertensi c. Tanda poster
d. Menjelask gejala c. Jelaskan
an kembali hipertensi tanda gejala
dampak adalah hipertensi
yang dapat sakit d. Jelaskan
terjadi bila kepala, kepada
seseorang suing, keluarga
menderita telinga mengenai
hipertensi berdengun dampak bila
g, mata seseorang
berkunang terkena
. hipertensi
d. Dampak e. Beri
hipertensi kesemppata
lebih n kepada
lanjut keluarga
adalah untuk
gagal bertanya
ginjal f. Bantu

37
kronik dan keluarga
stroke. untuk
mengulangi
apa yang
telah
didiskusikan
g. Beri pujian
atas perilaku
yang benar

2. Mengamb Respon Keluarga a. Jelaskan


il verbal menyatakan kepada
keputusan keputusanny keluarga
untuk a dalam mengenai
mengatasi mengatasi tindakan
hipertensi hipertensi yang harus
dilakukan
saat keluarga
menderita
hipertensi
b. Bimbing
dan motivasi
keluarga
untuk
mengambil
keputusan
dalam
menangani
masalah

38
hipertensi
c. Beri pujian
atas
keputusan
yang diambil
untuk
mengatasi
masalah
hipertensi

3. Diharapka Respon Keluarga a. Berikan


n keluarga verbal dapat penjelasan
mampu dan re menjelaskan pada
memberik demonstr dan keluarga
an asi mendemonst tentang
perawatan rasikan cara cara
pada Tn. merawat mengurangi
A dengan keluarga nyeri
nyeri akut dengan b. Demonstras
hipertensi hipertensi ikan pada
yaitu dengan keluarga
teknik tentang
relaksasi cara
napas dalam, mengurangi
kompres nyeri
dingin pada c. Berikan
leher bagian penjelasan
belakang, pada
menghindari keluarga
perubahan tentang diit
posisi secara hipertensi

39
mendadak yaitu diit
dan rendah
pengobatan garam,
secara teratur rendah
lemak dan
kolesterol
d. Ajurkan
keluarga
untuk
mengkonsu
msi
makanan
sesuai
dengan diit
hipertensi
e. Anjurkan
keluarga
untuk
memeriksaa
n Tn. A
secara
teratur ke
pelayanan
kesehatan
4. Keluarga Pada Keluarga a. Jelaskan
mampu kunjunga memperlihat pentingnya
menciptak n yang kan lingkungan
an direncana kondisi dalam
lingkunga kan ruangan mempengaru
n yang yang rapi hi kondisi
kondusif dan tenang penderita

40
bagi hipertensi
penderita b. Diskusikan
hipertensi dengan
keluarga
cara-cara
menata
lingkungan
c. Motivasi
keluarga
untuk menata
ruangan
d. Beri pujian
atas tindakan
yang
dilakukan
5. Keluarga Psikomot Keluarga a. Jelaskan
mampu or membawa pentingnya
memanfaa Tn. A ke memonitor
tkan puskesmas tekanan darah
pelayanan secara rutin
kesehatan b. Diskusikan
untuk dengan
memonito keluarga
r tekanan manfaat
darah membawa
anggota
keluarga ke
puskesmas
c. Berikan
pujian atas
tindakan

41
positif yang
telah
dilakukan

DX Tujuan KH
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
Setelah dilakukan Setelah Respon 1. Pengobata 1. Berikan
1 intervensi dilakukan verbal n alternatif promosi
keperawatan intervensi memakai kesehatan
selama 1x45 selama 2x45 bahan tentang
menit, keluarga menit, bahan pengobatan
dapat merawat keluarga yang ada alternatif
anggota keluarga mampu: dirumah untuk
yang menderita 1. Mengetah seperti menurunkan
hipertensi ui tanda daun TD.
dan gejala seledri,
hipretensi bawang
2. Mampu
putih dan
mengetah
buah naga
uai cara
2. Melakukan 2. Berikan
menurunk
pemeriksaa promosi
an TD
n kesehatan
3. Mampu
pengeceka tentang cara
mengontr
n TD ke mengontrol
ol TD
puskesmas TD.
terdekat
selama
seminggu
sekali
3. Keluarga 3. Berikan

42
mampu promosi
menyebutk kesehatan
an diit apa tentang diiet
saja untuk untuk
Tn.A penyakit
seperti hipertensi
diiet
rendah
garam,
rendah
gula,
rendah
kolestrol
4. Manfaat 4. Beri
mengontro penjelasan
l TD tentang
mengurang manfaat
i terjadinya mengontrol
stroke, TD
mengurang
i terjadinya
rasa nyeri

Tujuan KH
DX
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
3. Setelah dilakukan Setelah Respon 1. Penyebab 1. Jelaskan
intervensi dilakukan verbal hipertens pada
keperawatan intervensi i antara keluarga
selama 1x45 selama 2x45 lain pola mengenai
menit, keluarga menit, hidup penyebab
dapat merawat keluarga yang dan keadaan

43
anggota keluarga mampu: tidak hipertensi
yang menderita 1. Menjelask sehat, serta
hipertensi an kembali rokok, klasifikasi
penyebab alhokol, dari
hipertensi obesitas, hipertensi
2. Menjelask keturuna dengan
an kembali n, dll menggunak
tanda dan an lembar
gejala balik dan
hipertensi poster
3. Menjelask 2. Tanda 2. Jelaskan
an kembali gejala tanda gejala
dampak hipertensi hipertensi
yang dapat adalah
terjadi bila sakit
seseorang kepala,
menderita suing,
hipertensi telinga
berdengun
g, mata
berkunang
3. Dampak 3. Jelaskan
hipertensi kepada
lebih keluarga
lanjut mengenai
adalah dampak bila
gagal seseorang
ginjal terkena
kronik dan hipertensi
stroke.

44
DX Tujuan KH
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
5. Setelah Setelah Respon 1. Tahap 1. Diskusikan
dilakukan dilakukan verbal perkemb bersama
intervensi intervensi selama angan keluarga
keperawatan 2x45 menit, keluarga tentang
selama 2x45 keluarga mampu: ada 8 pengertian
menit, risiko 1. Mengenal yaitu tahap
kesepian tidak masalah ahap keluarga
terjadi a. Mejelaskan keluarga dengan usia
kembali pemula, pertengahan
tahap tahap
perkembang keluarga
an keluarga sedang
b. Menjelaskan mengasu
kembali h anak,
tugas tahap
perkembang keluarga
pada dengan
keluarga anak
dengan anak usia pra
remaja sekolah,
c. Menjelaskan tahap
kepada keluarga
keluarga dengan
tentang anak
masalah usia
yang sering sekolah,
terjadi pada tahap
anak remaja keluarga

45
dengan
anak
remaja,
tahap
keluarga
dengan
anak
dewasa,
tahap
keluarga
usia
pertenga
han, dan
tahap
keluarga
lanjut
usia.
2. Tugas 2. Jelaskan
perkemb kepada
angan keluarga
pada tentang
keluarga tugas
dengan perkembang
usia an keluarga
pertenga pada tahap
han ini
adalah
menyedi
akan
lingkung
an yang

46
dapat
meningk
atkan
kesehata
n,
mempert
ahankan
hubunga
n yang
memuas
kan dan
penuh
arti
dengan
para
orang
tua
(lansia)
dan
anak-
anak,
memper
kokoh
hubunga
n
perkawi
nan,
persiapa
n masa
tua/
pensiun.

47
3. Mampu 3. Jelaskan
mengen kepada
al keluarga
masalah mengenai
masalah masalah
pada yang sering
usia terjadi
pertenga dengan usia
han pertengahan
seperti 4. Bantu
kesepian keluarga
, mudah untuk
tersingg mengidentifi
ung, kasi tugas
stress, perkembang
kurangn an yang
ya telah atau
percaya belum
diri dilakukan
5. Beri
kesempatan
pada
keluarga
untuk
bertanya
6. Bantu
keluarga
untuk
mengulanga
pa yang
telah di

48
diskusikan
7. Beri pujian
atas perilaku
yang benar

DX Tujuan KH
Intervensi
Kep. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
4. Setelah dilakukan Setelah Respon 1. Kebersiha 1. Diskusikan
intervensi dilakukan verbal n bersama
keperawatan intervensi lingkunga keluarga
selama 2x45 selama 2x45 n sangat tentang
menit, keluarga menit, penting pentingnya
mampu keluarga untuk kesehatan
memahami mampu: menghind
tentang Mengenal arkan diri
pentingnya masalah dari
kebersihan a. Mejelask penyakit.
lingkungan dan an kembali Sirkulasi
sirkulasi udara pentingnya udara di
yang baik membersih rumah
kan yang
lingkungan terganggu
dan dapat
sirkulasi menimbu
udara yang lkan
baik dampak
b. Akibat bagi
dari kesehatan
lingkungan . Standar
yang kotor luasnya

49
dan ventilasi
sirkulasi jika
udara yang dibanding
tidak baik kan
dengan
luas
rumah
adalah
10%
2. Penyakit 2. Menjelaskan
yang tentang
dapat pentingnya
timbul membersihk
akibat an
lingkunga lingkungan
n yang serta
kotor pentingnya
serta sirkulasi
sirkulasi udara yang
udara baik di
yang dalam rumah
tidak baik
adalah
pneumoni
a dan Tb
paru. 3. Memberikan
3. Mampu motivasi
membersi kepada
hkan keluarga
rumah untuk
yang baik membersihk

50
seperti an rumah
mengepel
setiap
hari, tidak
membuan
g sampah
sembaran
gan
4. Beri
kesemppatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya
5. Bantu
keluarga
untuk
mengulangi
apa yang
telah
didiskusikan
6. Beri pujian
atas perilaku
yang benar

51
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial.
Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu
yang memiliki hubungan erat satu salam alin, saling tergantung yang
diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mengcapai tujuan tertentu.
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap
keluarga sedang mengasuh anak, tahap keluarga dengan anak usia pra
sekolah, tahap keluarga dengan anak usia sekolah, tahap keluarga dengan

52
anak remaja, tahap keluarga dengan anak dewasa, tahap keluarga usia
pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia.
Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data,
diagnosa keperawatan, prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan
keluarga, catatan perkembangan dan evaluasi.

B. Saran
1. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai
referensi sehingga menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan
keluarga.
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan
keperawatan keluarga, agar dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar
serta dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek.
Edisi Kelima. Jakarta: FKUI
Jhonson, R dan Leni, R. 2010. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika

53
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu
Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC
_____. _____. Makalah Keluarga Usia Pertengahan. [pdf] http://scribd.com
diakses tanggal 7 April 2017.

54

Anda mungkin juga menyukai