Anda di halaman 1dari 35

ABSTRAK

Produk Domestik Bruto adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi. Sebagai Negara
sedang berkembang (NSB), meningkatnya PDB Indonesia sangat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri, akummulasi modal, dan konsumsi rumah tangga
terhadap produk domestik bruto Indonesia.
Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan data sekunder Indonesia dari
tahun 1985-2014. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data time series dengan model OLS
(Ordinary Least Square) dan model ECM (Error Correction Model). Analisis data menggunakan tersebut digunakan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam jangka panjang
maupun jangka pendek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Variabel utang luar negeri berpengaruh positif terhadap PDB
sebesar 0,14% dalam jangka panjang dan sebesar 0,02% dalam jangka pendek. (2) Variabel akumulasi modal
berpengaruh positif terhadap PDB sebesar 0,35 % dalam jangka panjang dan sebesar 0,22 % dalam jangka pendek.
(3) Variabel konsumsi Rumah Tangga berpengaruh positif terhadap PDB sebesar 0,18 % dalam jangka panjang dan
sebesar 0,09 % dalam jangka pendek. (4) Variabel ECT sebesar -0.221440 dapat dikatakan bahwa proporsi biaya
ketidakseimbangan dan pergerakan PDB pada periode sebelumnya yang disesuaikan dengan periode sekarang adalah
sebesar 0,22 %. (5) Variabel utang luar negeri, akumulasi modal, dan konsumsi RT secara simultan berpengaruh
positif terhadap PDB baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Kata kunci: Produk Domestik Bruto, Utang Luar Negeri, Akumulasi Modal, Konsumsi Rumah Tangga ,
Model Koreksi Kesalahan

ABSTRACT

The Gross Domestic Product (GDP) is one of the indicators of the success of economic development. As a
developing country (NSB),increasing of Indonesians GDP very beneficial to the welfare of society. This study aimed
to find out the effects of the foreign debt, captal formation, and household expenditure on the gross domestic product
in Indonesia.
In this study using a quantitative approach using secondary data from the years 1985-2014 Indonesia.. The
data analysis technique in the study was the time series data analysis using the OLS (Ordinary Least Square) model
and ECM (Error Correction Model). Analysis of the data used is used to determine how much influence the
independent variable on the dependent variable in the long term and short term.
The results of the study showed that: (1) the foreign debt variable had a positive effect on GDP by 0.14 % in
the long term and 0.02 % in the short term; (2) the capital formation variable had a positive effect on GDP by 0,35%
in the long term and 0,22 % in the short term; (3) the household expenditure variable had a positive effect on GDP
by 0,18 % in the long term and 0,09 % in the short term; (4) the ECT variable was-0.221440, it can be said that the
proportion of imbalance cost to the GDP movement in the previous period adjusted to the current period was 0,22 %;
and (5) the foreign debt, capital formation, and household expenditure variables simultaneously had positive effects
on GDP both in the long term and in the short term.

Keywords: Gross Domestic Product, Foreign Debt, Capital Formation, Household Expenditure, Error
Correction Model

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Pembangunan ekonomi merupakan hal yang sangat penting terutama untuk Negara
Sedang Berkembang (NSB) seperti Indonesia. Pembangunan ekonomi tujuan utama nya adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, terdapat banyak permasalahan yang
terjadi di Indonesia seperti keterbatasan modal, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
rendah, kurangnya lapangan pekerjaan dll. Maka dari itu dengan adanya pembangunan ekonomi
diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka diharapkan dapat merangsang proses
produksi barang maupun jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Produksi barang maupun jasa tersebut dapat menjadi indikator apakah pembangunan
ekonomi suatu negara sudah baik atau masih kurang baik. Produksi barang maupun jasa diukur
dalam konsep nilai tambah yang merupakan perolehan dari sektor-sektor ekonomi di negara
bersangkutan yang disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB).
Pada pemerintahan Indonesia saat ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo
memprioritaskan kebijakan pembangunan ekonomi nya yaitu menambah dan memperbaiki sektor
infrastruktur baik jalur darat maupun jalur laut (Contohnya Tol laut) di Indonesia. Masalah terbesar
untuk merealisasikan kebijakan tersebut adalah masalah pendanaan. Pada umumnya ketika
Indonesia sedang mengalami kekurangan dana maka jalan keluarnya yaitu Utang Luar Negeri
(ULN). Dalam hal ini Indonesia meminjam dana dari beberapa lembaga dunia yaitu World Bank,
Asian Development Bank (ADB), IMF dan dari Negara-negara lain. Meskipun utang luar negeri
dapat meningkatkan pembangunan ekonomi, pemerintah juga harus memperhatikan syarat utang
luar negeri, yaitu masih dibawah ambang batas Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sebesar 51%
dari Produk Domestik Bruto (PDB).

2
Meskipun Utang Luar Negeri (ULN) dapat bermanfaat bagi pembangunan negara yaitu
peningkatan proyek infrastuktur maupun peningkatan sektor riil, akan tetapi utang luar negeri
harus diperhatikan dan terus diawasi oleh pemerintah serta otoritas moneter dalam hal ini Bank
Indonesia agar kejadian pada krisis ekonomi 1997-1998 tidak akan terulang kembali. Pada tahun
tersebut terjadi krisis ekonomi yang disebabkan oleh kurangnya pengawasan pemerintah maupun
otoritas moneter sehingga menyebabkan stok utang luar negeri berasal dari pihak swasta
meningkat drastis dan umumnya berjangka pendek. Akibatnya, ketika jatuh tempo dan harus
membayar utang tersebut dalam betuk Dollar AS. Hal tersebut menyebabkan nilai tukar rupiah
merosot tajam dikarenakan meningkatnya permintaan terhadap Dollar AS. Dampaknya yaitu
terjadi inflasi yang berasal dari nilai tukar rupiah yang merosot tajam.

Grafik 1
Perkembangan PDB di Indonesia tahun 1985-2014 (Dalam US$ Dollar)

GDP
500,000,000,000.00
450,000,000,000.00
400,000,000,000.00
350,000,000,000.00
300,000,000,000.00
250,000,000,000.00
200,000,000,000.00
150,000,000,000.00
100,000,000,000.00
50,000,000,000.00
0.00
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020

Sumber : World Bank, diolah

Dapat dilihat dari grafik 1 diatas menunjukkan bahwa krisis 1997-1998 merupakan dampak buruk
yang menyebabkan Produk Domestik Bruto mengalami penurunan. Terlihat jelas perkembangan
PDB Indonesia dari tahun 1985-2014 yang tren nya selalu naik dan hanya turun satu kali yaitu
akibat dari krisis tahun 1997-1998.

3
Selain utang luar negeri yang dapat berpengaruh terhadap tingkat PDB Indonesia, dalam
penelitian ini juga terdapat variabel yang menentukan dari perkembangan PDB Indonesia yaitu
akumulasi modal dan konsumsi rumah tangga. Akumulasi modal sendiri bagi Indonesia sangat
penting dalam pembangunan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya modal yang
terakumulasi diantaranya dari sumber daya manusia, pengadaan pabrik baru, peralatan dan bahan
baku, maka akan juga akan memperbesar produksi output dan pendapatan masyarakat (Todaro,
2000). Untuk meningkatkan akumulasi modal di Indonesia, pemerintah mencari sumber dana yang
berasal dari Penanaman Modal asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Selain 2 variabel diatas, konsumsi rumah tangga juga berperan dalam pertumbuhan PDB
Indonesia. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), Komponen konsumsi RT pada tahun 2001-
2010 berkontribusi rata-rata sebesar 63,23 % dari total PDB. Pada tahun-tahun selanjutnya meski
kontribusi konsumsi RT menurun akan tetapi tetap diatas 50 % kontribusi terhadap PDB Indonesia.
Hal tersebut menandakan meski berdampak negative terhadap pola perilaku masyarakat yaitu pola
perilaku konsumtif akan tetapi hal tersebut dapat menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
Grafik 2
Kontribusi Konsumsi terhadap Pertumbuhan PDB Indonesia

Sumber : Bank Indonesia.

4
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang penelitian, peneliti tertarik untuk meneliti
seberapa besar pengaruh baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek Utang Luar
Negeri (ULN), Akumulasi Modal, dan Konsumsi Rumah Tangga terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) di Indonesia dari tahun 1985-2014.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan masalah, yaitu :
1. Apakah Utang Luar Negeri (ULN) berpengaruh positif baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek terhadap perkembangan PDB di Indonesia periode 1985
2014?
2. Apakah akumulasi modal berpengaruh positif baik dalam jangka panjang maupun
jangka pendek terhadap perkembangan PDB di Indonesia periode 1985 2014?
3. Apakah konsumsi rumah tangga berpengaruh positif baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek terhadap perkembangan PDB di Indonesia periode 1985
2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh Utang Luar Negeri (ULN) baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek
terhadap perkembangan PDB Indonesia tahun 1985 2014
2. Pengaruh akumulasi modal baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek terhadap
perkembangan PDB Indonesia tahun 1985 2014
3. Pengaruh konsumsi rumah tangga baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek
terhadap pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1985 2014
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia agar
memperhatikan faktor utang luar negeri, akumulasi modal dan konsumsi rumah tangga terhadap
perkembangan PDB di Indonesia. Hal tersebut penting dilakukan agar peningkatan PDB juga
berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk para pembaca dapat
digunakan sebagai sumber referensi dalam penelitian selanjutnya. Bagi penulis, penelitian ini
dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam penulisan karya ilmiah serta sebagai sarana menambah
wawasan.

5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Produk Domestik Bruto


Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam wilayah / negara tersebut dalam jangka waktu tertentu . PDB sendiri dapat
menjadi indikator untuk melihat perekonomian suatu negara apakah dalam keadaan baik atau
sedang buruk. (Bank Indonesia, 2016)
PDB dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), yaitu menunjukkan nilai tambah barang
dan jasa baik perusahaan dalam negeri maupun asing yang dihitung menggunakan
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar, misalnya dulu tahun
dasar yang digunakan yaitu tahun 2000 dan sekarang yang dipergunakan adalah tahun
dasar 2010.
b. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), yaitu menggambarkan nilai tambah barang
dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. Sehingga dapat
disimpulkan PDRB atas dasar harga berlaku menghitung setiap nilai tambah barang
dan jasa pada tahun yang bersangkutan, misalnya PDB Indonesia tahun 2014 maka
pengitungan nilai tambah barang dan jasa menggunakan harga pada tahun 2014.

2.2 Utang Luar Negeri (ULN)


Utang luar negeri adalah pinjaman luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah dari
badan-badan internasional seperti world bank, Asian Development Bank (ADB), dan IMF serta
negara-negara lain dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga pinjaman
tersebut {Zulkarnain, dalam Bonokeling (2016)}.
2.2.1 Dampak Utang Luar Negeri (ULN) bagi Indonesia
Utang Luar Negeri (ULN) memiliki dampak yang positif maupun negatif
tergantung bagaimana pemerintah beserta otoritas moneter mengawasi besarnya Utang
tersebut. Jika tidak di awasi maka utang luar negeri tersebut dapat berdampak negatif yaitu
seperti peristiwa tahun 1997-1998 bisa terulang kembali. Selain dampak negatif yang harus
dicegah dan dihindari oleh Indonesia, utang luar negeri juga dapat berdampak positif.

6
Beberapa dampak positif dari utang tersebut yaitu meningkatkan sektor rill yang berasal dari
pinjaman pihak swasta dan dapat menjadi sumber pendanaan bagi proyek-proyek
pembangunan pemerintah sehingga dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB).

2.3 Akumulasi Modal


Modal adalah input pada suatu proses produksi yang merupakan output suatu proses
produksi sebelumnya (Mankiw, 2007). Akumulasi modal merupakan peningkatan modal dalam
jangka waktu tertentu yang mana terjadi jika sebagian pendapatan diinvestasikan baik sektor riil
maupun sektor finansial dengan tujuan memperbesar pendapatan di masa depan. Akumulasi modal
termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fiskal, dan sumber daya
manusia (human resources) {Subandi, dalam Safari : 2016}.
Akumulasi sangat penting bagi Indonesia karena merupakan sumber pendanaan bagi
Proyek-proyek pembangunan selain dari utang luar negeri. Jika utang luar negeri, Indonesia harus
membayar pokok-pokok pinjaman maupun bunga akan tetapi akumulasi modal menghimpun
investasi baik dari modal dalam negeri (PMDN) dan investasi asing (PMA). Dalam Proyek-proyek
pembangunan, Indonesia seringkali bertumpu terhadap utang luar negeri, namun seiring
berjalannya waktu disaat utang tersebut jatuh tempo maka akan menjadi beban bagi masa yang
akan datang. Oleh karena itu akumulasi modal dapat mengurangi utang luar negeri sebagai
tumpuan sumber pendanaan proyek-proyek pembangunan.
Menurut teori Solow terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, yaitu memperbesar porsi tabungan dan peningkatan investasi baik dalam
proyek fisik maupun nonfisik dapat menambah akumulasi modal sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut menandakan meski porsi tabungan Indonesia masih rendah,
maka pemerintah dapat memaksimalkan investasi baik dalam negeri maupun luar negeri.
(Mankiw, 2007)

7
2.4 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi merupakan tindakan manusia untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan
suatu benda. Konsumsi rumah tangga sendiri adalah sebuah keluarga yang terdiri atas suami, istri
dan anak serta anggota keluarga lainnya yang setiap hari melakukan kegiatan ekonomi guna
memenuhi kebutuhan keluarga. Konsumsi rumah tangga menjadi tumpuan PDB Indonesia karena
akumulasi modal yang masih rendah dan tingginya populasi penduduk Indonesia yang mana
kecenderungan lebih memilih konsumsi daripada menabung (Saving) maupun Investasi. Meskipun
konsumsi dapat berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), akan tetapi hal tersebut
menjadi buruk karena negara kita hanya dicap sebagai negara konsumen daripada menjadi negara
produsen.
Menurut Keynes dalam teori nya yaitu The General Theory Keynes, menjelaskan bahwa
konsumsi masyarakat dapat menentukan pendapatan total perekonomian (Mankiw, 2007). Hal
tersebut dikarenakan, jika masyarakat cenderung mengeluarkan pendapatannya untuk
mengkonsumsi barang maupun jasa yaitu dapat diartikan dengan MPC (Marginal Propensity to
Consume), maka permintaan agregat barang maupun jasa juga cenderung meningkat. Akibat dari
meningkatnya permintaan agregat tersebut maka penerimaan perusahaan juga ikut meningkat
(Mankiw, 2007).

2.5 Penelitian Terdahulu


Menurut L.A, Sulaiman dan B.A, Azeez (2012) yang meneliti pengaruh utang luar negeri
terhadap pertumbuhan ekonomi di Nigeria dengan model ECM menjelaskan bahwa utang luar
negeri memiliki hubungan yang signifikan positif tapi tidak signifikan terhadap GDP. Koefisien
uang luar negeri sudah sesuai dengan hipotesis sebelumnya. Koefisien utang luar negeri yaitu
sebesar 0,094117 maka dapat dijelaskan bahwa peningkatan utang luar negeri sebesar 1 persen
maka akan meningkatkan PDB sebesar 0.094117 persen. Temuan menunjukkan bahwa utang luar
negeri bermanfaat untuk Nigeria tapi tidak banyak peran penting dalam proses pertumbuhan GDP
Nigeria. Hal ini dapat dikaitkan dengan fakta bahwa utang luar negeri belum disalurkan ke sektor
yang produktif sehingga dapat meningkatkan output ekonomi keseluruhan akan tetapi utang
tersebut digunakan untuk proyek-proyek modal seperti pembangunan jalan dll

8
Mempertegas penelitian sebelumnya, menurut Mahmoud (2015) dalam meneliti peran
utang luar negeri terhadap pertumbuhan GDP Negara Mauritania dengan menggunakan model
estimasi Ordinary Least Square (OLS) menunjukkan bahwa utang luar negeri berpengaruh positif
signifikan terhadap pertumbuhan GDP di Negara Mauritania. Koefisien utang luar negeri sebesar
0.302175, artinya bahwa peningkatan utang luar negeri sebesar 1 persen maka akan meningkatkan
GDP sebesar 0,30 persen. utang luar negeri diasumsikan membantu negara-negara berkembang
untuk membiayai defisit neraca dan dapat merangsang ekonomi. Mauritania mengandalkan banyak
pada utang luar negeri untuk membiayai defisit neraca dan untuk merangsang ekonomi. Begitu
banyak utang tersebut sehingga menyebabkan ketergantungan yang mendalam terhadap utang luar
negeri sebagai sumber pembiayaan menjadi di luar kendali misalnya apa yang terjadi di akhir 1985.
Dalam kasus Mauritania, korupsi menjadi kendala utama dalam pertumbuhan GDP Negara
Mauritania.

Menurut penelitian dari Soliu dan Ibrahim (2014) menjelaskan bahwa dengan
menggunakan model VECM, akumulasi modal (capital formation) berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan GDP di Nigeria. Hal tersebut sesuai dengan teori Solow yang menyatakan
peningkatan akumulasi modal dapat meningkatkan pertumbuhan GDP di Nigeria.

Menurut penelitian dari Ceritoglu (2013) yang meneliti kosumsi rumah tangga di Turki,
menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan
GDP di Turki. Hal tersebut sama dengan teori Keynes yang menyatakan bahwa setiap kenaikan
konsumsi masyarakat akan meningkatkan pertumbuhan GDP (Mankiw, 2007).

9
2.6 Kerangka Berpikir
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) memiliki manfaat yaitu dapat
mensejahterakan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan PDB merupakan tolak ukur untuk melihat
apakah keadaan ekonomi negara tersebut sedang baik ataupun kurang baik. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan 3 variabel untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap PDB
Indonesia dari tahun 1985-2014.
Utang luar negeri sendiri berdasarkan penelitian terdahulu mempengaruhi secara positif
signifikan terhadap GDP. Hal tersebut akan penulis uji dalam penelitian ini apakah utang luar
negeri Indonesia juga memiliki pengaruh positif signfikan terhadap perkembangan PDB di
Indonesia dari tahun 1985-2014.
Akumulasi modal sendiri menurut penelitian terdahulu yang dperoleh penuls juga
menyatakan adanya pengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan GDP. Hal tersebut akan
penulis uji dalam penelitian ini apakah akumulasi modal Indonesia juga memiliki pengaruh positif
signfikan terhadap perkembangan PDB di Indonesia dari tahun 1985-2014.
Variabel terakhir yang diteliti yaitu konsumsi rumah tangga. Menurut teori Keynes dan
penelitian terdahulu, menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif konsumsi rumah tangga
terhadap pertumbuhan GDP. Hal tersebut akan penulis uji dalam penelitian ini apakah konsumsi
rumah tangga Indonesia juga memiliki pengaruh positif signfikan terhadap perkembangan PDB di
Indonesia dari tahun 1985-2014.
Ketika secara parsial ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap perkembangan PDB
Indonesia, diharapkan secara simultan juga berpengaruh terhadap perkembangan PDB Indonesia
dari tahun 1985-2014.

10
Utang Luar Negeri
(ULN)

Pertumbuhan
Akumulasi Modal PDB Indonesia

Konsumsi Rumah
Tangga

Gambar 1. Paradigma Penelitian


Keterangan :
= Pengaruh secara parsial, artinya antar variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
= Pengaruh secara simultan, artinya semua variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

2.7 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan landasan teori yang ada, berikut hipotesis yang akan diuji kebenarannya:
a) Variabel Utang Luar Negeri (ULN) diduga berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan
PDB Indonesia tahun 1985-2014.
b) Variabel akumulasi modal diduga berpengaruh Positif terhadap Pertumbuhan PDB
Indonesia tahun 1985-2014.
c) Variabel konsumsi rumah tangga diduga berpengaruh berpengaruh positif terhadap
Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1985-2014.
d) Variabel Utang Luar Negeri (ULN), akumulasi modal dan konsumsi rumah tangga
secara simultan diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1985-
2014.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena informasi atau data diwujudkan
dalam bentuk angka dan dianalisis berdasarkan analisis statistik. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data time series periode tahun 1985-2014. Penelitian ini menggunakan 2 jenis
model, yaitu model regresi berganda (ordinary least square) dan model koreksi kesalahan (error
correction model).
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel terikat (dependent
variable) dan variabel penjelas (independent variable).
1. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan PDB di Indonesia.
2. Variabel bebas (independent variable).
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penjelas yaitu:
a) Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia
b) Akumulasi Modal Indonesia
c) Konsumsi Rumah Tangga Indonesia
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis Kuantitatif berupa data time series di Indonesia dalam
kurun waktu 1986-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
publikasi di website World Bank dan Badan Pusat Statistik (BPS).
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah
analisis data time series dengan model Ordinary Least Square (OLS) dan Model Koreksi
Kesalahan (Error Correction Model/ECM). Adapun analisis data dilakukan dengan bantuan
Program EViews 9. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Log regresi untuk mengatasi
penyakit autokorelasi yang sering terjangkit di model dengan data runtun waktu (time series)
(Gujarati dan Porter, 2007). Sehingga, seluruh data dalam variabel penelitian ini di transformasi
kan kedalam bentuk Log.

12
1. Error Correction Model (ECM)
ECM digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dalam jangka pendek dan penyesuaiannya yang cepat untuk kembali ke keseimbangan
jangka panjangnya terhadap data time series untuk variabel-variabel yang memiliki
kointegrasi. (Bonokeling : 2016). Spesifikasi model ECM dikatakan valid apabila koefisien
ECT signifikan secara statistik yaitu dengan probabilitas kurang dari 5% (0,05).
Berikut model persamaan ECM dalam penelitian ini :
D(LogPDBt) = C + 1 D(LogUTANGt) + 2 D(LogMODALt) + 2 D(LogKONSUMSIt)
3 ECT
Ket : C = Konstanta
= Koefisien
ECT = residual yang terkoreksi
2. Ordinary Least Square (OLS)
Dalam model regresi ini, bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel
yang salah satu variabel menjadi variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas
(independent variable). Dalam analisis regresi linear, hasil akhir yang diperoleh adalah
fungsi regresi dari data penelitian yang akhirnya dapat digunakan untuk mengintepretasi
hasil penelitian.
Berikut model persamaan OLS dalam penelitian ini :
LogPDBt = C + 1 LogUTANGt + 2 LogMODALt + 3 LogKONSUMSIt + et
Ket : C = Konstanta
= Koefisien
et = error
3. Uji Stasioner
Uji stasioner bertujuan untuk memverifikasi bahwa proses generasi data (data
generating process/DGP) adalah bersifat stasioner. Pengujian stasionaritas data dapat
dilakukan melalui prosedur formal yaitu dengan Uji Unit Root atau Uji Derajat Integrasi
(I(d)). Dalam uji stasioner nilai ADF variabel harus lebih besar dari nilai kritis dan
probabilitas < 0,05.

13
4. Uji Kointegrasi
Adanya kointegrasi merupakan syarat penggunaan Error Correction Model (ECM).
Hubungan kointegrasi dilihat sebagai hubungan jangka panjang (ekuilibrium). Suatu set
variabel dapat terdeviasi dari pola ekuilibrium namun demikian diharapkan terdapat suatu
mekanisme jangka panjang yang mengembalikan variabel-variabel dimaksud pada pola
hubungan ekuilibrium. Untuk mendeteksi adanya kointegrasi, dilakukan pengujian.
Augmented Dickey-Fuller (ADF) pada residual (series ) hasil regresiantarvariabel.
Jika nilai statistik uji ADF lebih besar dari nilai kritis, maka hipotesis nol nonstasioner
ditolak, yang berarti bahwa terdapat kointegrasi yang menjadi syarat ECM.
5. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang
digunakan benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas
dan autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual pada model
regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal
apabila sebagian besar nilai residual mendekati nilai rata-ratanya. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai JB
< 2 pada tabel dan probability > 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal.
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi yang
tinggi atau sempurna diantara variabel bebas yang terdapat pada model regresi. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Multikolineritas dapat dilihat dari tolerance and variance inflation factor (VIF). VIF
mencoba melihat bagaimana varian dari suatu penaksir (estimator) meningkat
seandainya ada multikolineritas dalam suatu model empiris. Jika VIF dari suatu
variabel melebihi 10, dimana hal ini terjadi ketika nilai R2 melebihi 0,09 maka suatu
variabel dikatakan berkolerasi sangat tinggi.

14
c) Uji Heteroskedastisitas
Kondisi heteroskedastisitas merupakan kondisi yang melanggar asumsi dari
regresi linear klasik. Heteroskedastisitas menunjukkan nilai varian dari variabel bebas
yang berbeda, sedangkan asumsi yang dipenuhi dalam linear klasik adalah mempunyai
varian yang sama (konstan)/ homoskedastisitas. Jika Obs*R-squared-nya lebih dari
0,05 ( > 0,05) maka persamaan tersebut tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.

d) Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antar variabel itu sendiri, pada
pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Umumnya kasus autokorelasi banyak
terjadi pada data time series. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi melalui
Breusch-Godfrey Serial Correlation Test. Jika p value lebih tinggi dari level of
significance yang biasa digunakan (1%, 5% atau 10%) maka data terbebas dari
autokorelasi (Safari : 2016).

6. Uji Statistik
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan level of significance
5%. Jika Fstatistic < 0,05 maka secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat.
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel indepeden secara individual
mempengaruhi variabel dependennya. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan
thitung dengan ttabel. Apabila thitung > ttabel, maka variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependennya. Sebaliknya jika thitung ttabel, maka
variabel independen tidak signifikan terhadap variabel dependennya. Atau dengan
melihat probabilitas dari variabel independen, jika < 0,05 maka variabel independen
tersebut signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.

15
c. Uji Koefisien Determinasi (R)
Koefisien determinasi (R) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variasi
variabel independen dapat menerangkan dengan baik variasi variabel dependen. Untuk
mengukur kebaikan suatu model (goodness of fit) dengan menggunakan koefisien
determinasi (R2). Koefisien determinasi (R2) dapat diartikan berapa persen variabel-
variabel bebas mampu menjelaskan hampir semua informasi yang digunakan untuk
memprediksi variasi variabel terikat.

16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian
1. Hasil Uji Stasioner
Uji stasioner dalam penelitian ini menggunakan uji individual Root Fisher- ADF Supaya
stasioneritas masing-masing variabel bisa dicek jika probabilitas pada Intermediate ADF test
results Prob. < 0,05 maka model persamaan tersebut sudah stasioner dan jika belum maka
dilanjutkan ke 1st difference.
Tabel 1. Hasil Uji Stasioner pada level
Series Prob.
LOGPDB 0,7629
LOGUTANG 0,5051
LOGMODAL 0,5108
LOGKONSUMSI 0,9229

Dapat dilihat pada tabel 1 diatas menunjukkan bahwa uji stasioner pada tingkat level, model
persamaan tersebut masih belum stasioner karena semua variabel bebas probabilitas > 0,05
(signifikansi 5%).

Untuk mencari agar model stasioner maka dilanjutkan pada tingkat 1st difference.
Tabel 2. Hasil Uji Stasioner pada 1st difference
Series Prob.
D(LOGPDB) 0,0120
D(LOGUTANG) 0,0015
D(LOGMODAL) 0,0076
D(LOGKONSUMSI) 0,0000

Dapat dilihat tabel 2 diatas, semua variabel menunjukkan bahwa probabilitas < 0,05
(signifikansi 5%) sehingga semua variabel bebas sudah stasioner pada tingkat 1st difference. Maka
selanjutnya uji Kointegrasi.

17
2. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi ini bertujuan untuk menunjukkan adanya hubungan/keseimbangan jangka
panjang pada variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika uji stasioneritas adalah uji unit root
pada masing-masing variabel maka uji kointegrasi adalah uji unit root pada nilai residunya.
Penelitian ini dalam uji kointegrasi menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF).
Tabel 3. Hasil Uji Kointegrasi pada Level
t-Statistic Prob.*
Augmented
Dickey-
-3,116987 0,0363
Fuller test
statistic

Pada tabel 1 diatas menunjukkan bahwa uji kointegrasi variabel res stasioner pada Level,
karena prob* < 0,05 dan secara tersirat menyatakan bahwa PDB, Utang Luar Negeri (ULN),
Akumulasi Modal, dan Konsumsi RT saling berkointegrasi.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Digunakan untuk mengetahui nilai residu berdistribusi normal atau tidak. Residual
berdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi menggunakan Jarque-Bera, yaitu apabila nilai
Jarque-Bera (JB) tidak signifikan, maka data tersebut normal.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
Variabel obs Pr (Skewness) Pr (Kurtosis) Jarque-Bera Probabilitas
R 30 -0,423278 2,763492 0,965741 0,617010
Dari hasil uji normalitas pada tabel 4 diperoleh hasil nilai prob. JB > 0,05 yang dapat
disimpulkan residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakan dalam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi dan sempurna antara variabel bebas atau tidak.
Tabel 5. Hasil Uji Multikolineritas
Variabel VIF
LOGutang 3,682048
LOGmodal 4,141134
LOGKonsumsi 8,125066

18
Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel 5 diperoleh hasil nilai Variance Inflation Factors
(VIF) semua variabel < 10 maka variabel dari penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model, residual
memiliki varians yang konstan atau tidak. Residual memiliki varians yang konstan atau tidak
dapat dideteksi dengan uji Heteroskedasticity White, apabila ditemukan probabilitas Obs*R-
squared lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas
source Obs*R-squared Prob chi-square
11,19369 0,2627

Dari hasil uji heteroskedastisitas white pada tabel 6 diperoleh hasil Prob. Chi-square(3) > 0,05
sehingga dapat disimpulkan variabel dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah model terbebas dari autokorelasi
atau tidak. Model regresi yang baik harus terbebas dari autokorelasi. Apabila ditemukan Prob
Chi-square > taraf sig 5% dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi
source Obs*R-squared Prob. Chi-Square
5,834689 0,0541

Dari hasil uji autokorelasi pada tabel 7 diperoleh hasil Prob. Chi-Square > 0,05 (Signifikansi
5%) maka dapat disimpulkan variabel dalam penelitian ini tidak terdapat gangguan
autokorelasi.
4. Regresi Jangka Panjang (OLS) dan Regresi Jangka Pendek (ECM)
Model OLS dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dalam jangka panjang. Berikut hasil estimasi jangka panjang variabel bebas.
Tabel 8. Hasil Estimasi OLS
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8,962749 0,506988 17,67843 0,0000
LOGUTANG 0,141491 0,008913 15,87553 0,0000
LOGMODAL 0,354379 0,033080 10,71268 0,0000
LOGKONSUMSI 0,179978 0,021686 8,299273 0,0000

19
Dari hasil estimasi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas untuk seluruh variabel bebas
berpengaruh signifikan dengan probabilitas ke 3 variabel yaitu 0,000 < 0,05 (signifikansi 5%).

Regresi Jangka Pendek (ECM)


Model ECM digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dalam jangka pendek dan penyesuaiannya yang cepat untuk kembali ke keseimbangan jangka
panjangnya terhadap data time series untuk variabel variabel yang memiliki kointegrasi.
Tabel 9. Hasil Estimasi ECM
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,031374 0,004984 6,294689 0,0000
D(LOGUTANG) 0,015412 0,019561 0,787910 0,4385
D(LOGMODAL) 0,216532 0,023161 9,348918 0,0000
D(LOGKONSUMSI) 0,091138 0,022866 3,985722 0,0005
ECT(-1) -0,221440 0,106301 -2,083143 0,0481

Nilai ECT(-1) menunjukan nilai ECT (Error Correction Term), berdasarkan hasil estimasi
tersebut model penelitian dengan variabel utang luar negeri, akumulasi modal, dan konsumsi RT
terhadap PDB dinyatakan lolos uji ECM karena koefisien nilai ECT(-1) menunjukan t-statistic
nilainya negatif dan nilai probabilitas kurang dari 0,05.
5. Uji Statistik
a) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Berdasarkan hasil analisis menggunakan software Eviews 9, dalam jangka panjang
diperoleh nilai F-hitung sebesar 1645,581 dan probabilitas F sebesar 0,000000 dan dalam
jangka pendek diperoleh nilai F-hitung sebesar 46,54070 dan probabilitas F sebesar 0,000000.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam jangka panjang dan pendek variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
b) Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Hasil analisis uji parsial jangka panjang menunjukkan semua variabel bebas secara
individu signifikan mempengaruhi variabel terikat sedangkan uji parsial pada jangka pendek
masing-masing variabel bebas signifikan mempengaruhi variabel terikat kecuali Utang Luar
Negeri (ULN) pada tingkat signifikansi 5%

20
1. Pengaruh Utang Luar Negeri (ULN) terhadap PDB
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel utang luar negeri dalam jangka
panjang memiliki thitung sebesar 15,87553 dan probabilitas sebesar 0,0000. Sedangkan
dalam jangka pendek memiliki thitung sebesar 0,787910 dan probabilitas sebesar 0,4385.
Dalam taraf signifikansi 5% maka variabel utang luar negeri positif dan signifikan
mempengaruhi PDB pada jangka panjang. Sedangkan, pada jangka pendek variabel utang
luar negeri positif dan tidak signifikan berpengaruh terhadap PDB.
2. Pengaruh Akumulasi Modal terhadap PDB
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel akumulasi modal dalam jangka
panjang memiliki thitung sebesar 10,71268, probabilitas sebesar 0,0000. Kemudian
akumulasi modal dalam jangka pendek memiliki thitung sebesar 9,348918 dan probabilitas
sebesar 0,0000. Dalam taraf signifikansi 5% maka variabel akumulasi modal positif dan
signifikan mempengaruhi PDB dalam jangka waktu panjang maupun pendek.
3. Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Konsumsi RT dalam jangka panjang
memiliki thitung sebesar 8,299273, probabilitas sebesar 0,0000. Kemudian konsumsi RT
dalam jangka pendek memiliki thitung sebesar 3,985722 dan probabilitas sebesar 0,0005.
Dalam taraf signifikansi 5% maka variabel akumulasi modal positif dan signifikan
mempengaruhi PDB dalam jangka waktu panjang maupun pendek.
c) Uji Koefisien Determinasi (R)
Besarnya nilai determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
perubahan variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.
Koefisien determinasi atau goodness of fit dalam jangka panjang diperoleh angka sebesar
0,994761. Hal ini berarti variasi perubahan variabel Produk Domestik Bruto dapat dijelaskan
oleh variabel utang luar negeri, tenaga kerja, dan ekspor sebesar 99,48% Sisanya sebesar
0,52% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

21
Sedangkan dalam jangka pendek diperoleh angka sebesar 0,885803. Hal ini berarti
bahwa kontribusi seluruh variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sebesar 88,58%.
Sisanya sebesar 11,42% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
6. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis data time series pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh utang
luar negeri, akumulasi modal, dan konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) Indonesia tahun 1986-2014. Dari hasil pengolahan data time series dengan estimasi OLS
untuk estimasi jangka panjang, dan estimasi ECM untuk estimasi jangka pendek diperoleh
persamaan regresi dalam jangka panjang sebagai berikut:
LogPDBt = 8,962749 + 0,141491LogUTANGt + 0,354379LogMODALt +
0,179978LogKONSUMSIt + et
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa koefisien konstanta pada
jangka panjang sebesar 8,962749 dan koefisien dari variabel-variabel lainnya seluruhnya bernilai
positif.
Sedangkan, persamaan model jangka pendek dapat dilihat sebagai berikut :
D(LogPDBt) = 0,031374 + 0,015412D(LogUTANGt) + 0,216532D(LogMODALt) +
0,091138D(LogKONSUMSIt) - 0,221440ECT
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa dalam jangka pendek
koefisien konstanta sebesar 0,031374 dan koefisien dari variabel-variabel lainnya seluruhnya
bernilai positif.
Berikut penjelasan variabel bebas yang mempengaruhi PDB :
1. Utang Luar Negeri (ULN)
Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam jangka panjang baik secara parsial maupun
simultan, utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap PDB Indonesia. Sedangkan dalam
jangka pendek meski secara simultan berpengaruh signifikan akan tetapi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan. Koefisien jangka panjang utang luar negeri adalah sebesar 0,141491
dan probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini dalam jangka panjang, perubahan utang luar negeri
sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan PDB sebesar 0,14 %. Adanya hubungan positif
antara utang luar negeri dengan produk domestik bruto (PDB) dalam jangka panjang dapat
diartikan bahwa kebijakan melakukan utang luar negeri oleh pemerintah Indonesia akan
membawa dampak dalam jangka panjang. Artinya, apabila pemerintah Indonesia dapat

22
mengelola dengan baik dana dari utang tersebut (misalnya untuk membangun pabrik,
membangun infrastruktur publik dll) maka akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB)
Indonesia.
Sedangkan, utang luar negeri dalam jangka pendek nilai koefisien regresi sebesar
0,015412 dan probabilitas sebesar 0,4385, hal tersebut menunjukkan bahwa utang luar negeri
berpengaruh positif terhadap PDB Indonesia. Hal ini berarti apabila utang luar negeri
meningkat sebesar 1%, akan berpengaruh pada peningkatan PDB sebesar 0,02 % (dibulatkan).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa utang luar negeri berpengaruh positif signifikan
terhadap PDB dalam jangka panjang dan berpengaruh positif tidak signifikan dalam jangka
pendek.
2. Akumulasi Modal
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel akumulasi modal dalam jangka panjang
ataupun jangka pendek, baik secara parsial maupun simultan signifikan dalam mempengaruhi
PDB Indonesia. Koefisien jangka panjang akumulasi modal adalah sebesar 0,354379 dan
probabilitas sebesar 0,000. Hal ini berarti dalam jangka panjang, perubahan akumulasi modal
sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan PDB sebesar 0,35 %. Adanya hubungan positif
antara akumulasi modal dengan PDB dalam jangka panjang menunjukkan bahwa kebijakan
memperbesar investasi baik dari dalam negeri maupun dari asing serta berupa modal fisik dan
non fisik yang dilakukan akan membawa dampak dalam jangka panjang. Artinya, apabila
pemerintah terus meningkatkan akumulasi modal, maka dalam jangka panjang akumulasi
modal akan menjadi faktor yang berperan penting dalam meningkatkan PDB Indonesia.
Dalam jangka pendek nilai koefisien regresi variabel akumulasi modal sebesar
0,216532 dan probabilitas sebesar 0,0000, hal tersebut menunjukkan bahwa akumulasi modal
berpengaruh positif terhadap PDB Indonesia. Hal ini berarti apabila akumulasi modal
meningkat sebesar 1%, akan berpengaruh pada peningkatan PDB sebesar 0,22%. Perubahan
tersebut menurun daripada perubahan pada jangka panjang.
3. Konsumsi Rumah Tangga
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel konsumsi RT dalam jangka panjang
ataupun jangka pendek, baik secara parsial maupun simultan signifikan dalam mempengaruhi
PDB Indonesia. Koefisien jangka panjang akumulasi modal adalah sebesar 0,179978 dan
probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini berarti dalam jangka panjang, perubahan konsumsi RT

23
sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan PDB sebesar 0,18%. Adanya hubungan positif
antara konsumsi RT dengan PDB dalam jangka panjang menunjukkan bahwa konsumsi
memiliki manfaat dalam perkembangan PDB jangka panjang. Meskipun hal tersebut
merupakan cap buruk karena menjadi Negara konsumtif akan tetapi konsumsi tersebut dapat
menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
Dalam jangka pendek nilai koefisien regresi variabel konsumsi RT sebesar 0,091138
dan probabilitas sebesar 0,0005. Hal tersebut menunjukkan bahwa akumulasi modal
berpengaruh positif terhadap PDB Indonesia. Hal ini berarti apabila akumulasi modal
meningkat sebesar 1%, akan berpengaruh pada peningkatan PDB sebesar 0,09 %.
Model ECM tentu tidak terlepas dari adanya ECT (Error Correction Term), koefisien
ECT sebesar -0,221440. Hal tersebut mengindikasikan bahwa proporsi biaya
ketidakseimbangan dan pergerakan PDB pada periode sebelumnya yang disesuaikan dengan
periode sekarang adalah sekitar menunjukkan sebesar 0,22 % dengan tingkat signifikansi ECT
menunjukkan angka 0,0481 berarti signifikan pada tingkat signifikansi 5%

24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia merupakan jumlah utang baik pihak pemerintah
maupun swasta. Dari pembahasan sebelumnya, variabel utang luar negeri berpengaruh signifikan
terhadap PDB Indonesia dalam jangka panjang, sedangkan dalam jangka pendek variabel utang
luar negeri tidak berpengaruh signifikan terhadap PDB Indonesia. Variabel utang luar negeri baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek memiliki pengaruh terkecil dari pada variabel
akumulasi modal dan konsumsi RT dalam model penelitian ini. Pengaruh dalam jangka panjang
sebesar 0,14% dan jangka pendek sebesar 0,02%. Hal ini disebabkan karena utang luar negeri
tersebut dalam pengelolaan nya masih belum baik. Masih banyak anggaran dari utang luar negeri
tersebut digunakan untuk pembiayaan konsumtif seperti subsidi, belanja pegawai dll daripada
utang luar negeri tersebut digunakan untuk pembiayaan sektor produktif seperti pembiayaan untuk
sektor riil, pembangunan proyek-proyek infrastruktur publik dll.
2. Akumulasi Modal dalam jangka panjang maupun jangka pendek memberikan pengaruh
positif signifikan terhadap PDB Indonesia. Jika dibandingkan dengan variabel utang luar negeri
dan konsumsi RT, akumulasi modal memiliki pengaruh terbesar baik dalam jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Pengaruh dalam jangka panjang sebesar 0,35% sedangkan dalam
jangka pendek sebesar 0,22%. Hal ini disebabkan Karena akumulasi modal merupakan alat untuk
memobilisasi tabungan dan investasi lalu menyalurkannya ke bidang usaha yang lebih produktif
untuk meningkatkan PDB seperti pembangunan industri, pembangunan infrstruktur publik,
pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan lainnya.
3. Konsumsi RT dalam jangka panjang maupun jangka pendek memberikan pengaruh positif
signifikan terhadap PDB Indonesia. Pengaruh dalam jangka panjang sebesar 0,18% dan dalam
jangka pendek sebesar 0,09%. Hal ini menjelaskan bahwa PDB Indonesia sebagian besar masih
ditopang oleh sektor konsumtif masyarakat Indonesia. Meskipun hal tersebut memiliki manfaat
yakni meningkatnya produk domestik bruto (PDB), akan tetapi hal ini menjadikan Indonesia
merupakan Negara dengan cap konsumtif daripada menjadi Negara dengan cap produktif seperti
Jepang.

25
4. ECT menunjukkan tingkat kecepatan penyesuaian jangka pendek menuju equilibrium
jangka panjang. Dari analisis dengan ECM, koefisien ECT menunjukkan angka -0,221440.
Ini menunjukkan bahwa proporsi biaya ketidakseimbangan dan pergerakan PDB pada
periode sebelumnya yang disesuaikan dengan periode sekarang adalah sekitar 0,22%
dengan tingkat signifikansi ECT menunjukkan angka 0,0481 berarti signifikan pada tingkat
signifikansi 5%.
B. Saran
Saran peneliti bagi pemerintah yaitu dilihat dari kesimpulan analisis sebelumnya, akumulasi
modal menjadi kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia dalam model penelitian ini. Maka
pemerintah diharapkan fokus terhadap modal baik dari tabungan, investasi dalam negeri (PMDN)
maupun dari investasi asing (PMA). Hal ini disebabkan akumulasi modal memiliki manfaat jika
terjadi krisis yang disebabkan oleh perekonomian global. Pemerintah sebaiknya menggunakan
dana modal tersebut untuk pembangunan sektor riil maupun proyek-proyek infrastruktur serta
meningkatkan skill Sumber daya Manusia (SDM) dengan cara pelatihan softskill. Untuk utang luar
negeri (ULN) peneliti menyarankan pemerintah dapat mengawasi besarnya jumlah utang tersebut
dan dapat mengelola utang luar negeri tersebut ke dalam sektor produktif daripada sektor
konsumtif. Hal ini penting karena ditakutkan krisis 1997-1998 terulang kembali yang disebabkan
oleh utang luar negeri Indonesia. Sedangkan, untuk konsumsi RT pemerintah sebaiknya
mengurangi sifat konsumtif masyarakat dan mengalihkan ke sektor produktif. Sifat konsumtif
tersebut dikhawatirkan dapat menjadikan ketergantungan dengan Negara lain karena produk-
produk konsumtif banyak diimpor dari Negara lain. Peneliti menyarankan agar pemerintah lebih
fokus terhadap usaha-usaha masyarakat seperti Usaha kecil dan Menengah (UMKM) yang
produktif dapat meningkatkan produk domestic bruto (PDB) Indonesia.

26
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia, Beberapa edisi. Yogyakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2016. Analisis Sensitivitas Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB dan Pengaruh
Inflasi terhadap Pola Konsumsi. Diunduh dari
http://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Documents/681527c175004a78b23347
99beae3cecHasilAsesmenKonsumsiRT.pdf . [internet]. Diakses pada 4 Desember 2016.
Bank Indonesia. Pengertian Produk Domestik Bruto. Diunduh dari
http://www.bi.go.id/id/statistik/metadata/seki/Documents/14.%20PDB-
Produk%20Domestik%20Bruto%20(IND)%202016.pdf. Diakses pada 16 Desember 2016.
Bonokeling, Daniel eka. 2016. Pengaruh Utang Luar negeri, Tenaga Kerja dan Ekspor Terhadap Produk
Domesti Bruto di Indonesia Tahun 1986-2015 [SKRIPSI]. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Ceritolu, Evren. 2013. Household Expectations and Household Consumption Expenditures: The Case of
Turkey. Working paper No: 13/10.
Gujarati, Damodar dan Porter, Dawn. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika jilid 1. Jakarta: Erlangga.
L.A, Sulaiman dan B.A, Azeez. 2012. Effect of External Debt on Economic Growth of Nigeria. Journal of
Economics and Sustainable Development, Vol(3), No.8, ISSN 2222-1700 (Paper) ISSN 2222-
2855.
Mahmoud, Limam Ould Mohamed. 2015. The Role of External Debt on Economic Growth: Evidence from
Mauritania. International Journal of Economics & Management Sciences, Vol(4), Issue 4, ISSN:
2162-6359.
Mankiw, N. Gregory, 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Safari, Menik Fitriani. 2016. Analisis Pengaruh Ekspor, Pembentukan Modal, dan Pengeluaran
Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia [SKRIPSI]. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
Soliu, Adegboyega dan Ibrahim, Odusanya. 2014. Empirical Analysis of Trade Opennes, Capital
Formation, FDI, and Economic Growth: Nigeria Experience. The International Journal of Social
Sciences and Humanities Invention, vol(1), issue 1: 36-50, ISSN: 2349-2031.
World Bank. Data PDB, Capital formation dan Household Expenditure 1986-2014. Diakses dari
Http://data.worldbank.org/data-catalog/world-development-indicators . World Development
Indicators. [internet]. Diakses pada 5 Desember 2016.

27
LAMPIRAN
DATA VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN

Tahun PDB Utang Luar Negeri Akumulasi modal Konsumsi Rumah Tangga

1985 106,367,607,506.07 36,714,624,000 29,856,392,553.43 51,505,881,658.77


1986 112,711,920,880.11 42,914,296,000 32,503,904,065.84 49,397,296,637
1987 118,685,656,225.98 52,526,347,000 34,284,851,803.32 43,792,928,115
1988 126,228,935,254.08 54,053,880,000 42,749,827,876.16 53,225,547,618
1989 137,696,473,431.53 59,380,152,000 48,010,792,222.50 54,592,497,560
1990 150,091,322,311.10 69,848,507,000 53,235,652,679.33 65,010,496,805
1991 163,491,169,598.88 79,523,004,000 58,330,881,692.79 72,195,846,707
1992 175,296,052,121.48 87,978,589,000 64,307,748,756.53 77,581,381,848
1993 188,012,159,936.83 89,146,958,000 64,166,561,589.47 92,453,018,462
1994 202,188,402,161.45 107,808,964,000 74,867,629,352.99 105,574,130,573
1995 219,164,864,331.87 124,388,686,000 84,645,867,503.19 124,466,948,805
1996 235,915,166,522.95 128,988,714,000 88,825,782,912.78 141,781,317,763
1997 247,002,878,657.57 136,322,462,000 94,433,351,359.16 133,076,708,752
1998 214,579,492,665.40 151,466,814,000 57,569,229,352.64 64,694,378,918
1999 216,277,095,052.98 151,788,573,000 44,191,735,413.64 103,522,319,514
2000 226,918,067,838.79 143,655,088,000 51,912,329,058.00 101,736,066,359
2001 235,185,751,503.17 132,347,295,000 56,357,881,800.15 101,322,506,379
2002 245,767,876,514.86 128,114,958,000 53,844,256,750.78 132,310,082,163
2003 257,516,488,194.71 133,779,567,000 59,680,565,377.42 159,969,307,925
2004 270,471,818,103.49 137,487,769,000 63,800,634,747.78 171,486,082,324
2005 285,868,619,205.81 141,820,096,000 71,699,880,269.84 183,992,161,907
2006 301,594,114,117.34 135,959,441,000 72,663,212,682.47 228,472,903,182
2007 320,730,327,692.42 147,817,596,000 74,069,061,657.91 274,642,139,810
2008 340,018,098,955.44 157,906,462,000 83,283,110,725.60 309,306,990,310
2009 355,757,098,753.49 179,394,506,000 85,302,748,007.28 316,748,382,750
2010 377,898,901,817.12 198,268,268,000 92,812,206,830.20 424,492,610,010
2011 401,214,448,582.54 219,619,132,000 100,116,953,179.24 494,913,450,630
2012 425,407,883,059.45 252,555,372,000 111,111,030,938.48 517,579,927,901
2013 449,142,287,179.92 266,133,750,000 115,574,361,016.50 518,582,560,789
2014 471,710,182,292.67 293,397,401,000 120,647,648,909.54 509,049,820,191

Keterangan:
PDB = Dalam US$ Dollar Akumulasi Modal = Dalam US$ Dollar
Utang Luar Negeri = Dalam Milyar Rupiah Konsumsi RT = Dalam US$ Dollar.

28
HASIL UJI STASIONER (UNIT ROOT TEST)

1. HASIL UJI STASIONER TINGKAT LEVEL

Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)


Series: LOGGDP, LOGKONSUMSI, LOGMODAL,
LOGUTANG
Date: 12/21/16 Time: 07:27
Sample: 1985 2014
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Total (balanced) observations: 116
Cross-sections included: 4

Method Statistic Prob.**


ADF - Fisher Chi-square 3.41122 0.9060
ADF - Choi Z-stat 1.09024 0.8622

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi


-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results UNTITLED

Series Prob. Lag Max Lag Obs


LOGPDB 0.7629 0 6 29
LOGKONSUMS I 0.9229 0 6 29
LOGMODAL 0.5108 0 6 29
LOGUTANG 0.5051 0 6 29

29
2. HASIL UJI STASIONER FIRST DIFFERENCE

Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)


Series: LOGGDP, LOGKONSUMSI, LOGMODAL,
LOGUTANG
Date: 12/21/16 Time: 07:27
Sample: 1985 2014
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Total (balanced) observations: 112
Cross-sections included: 4

Method Statistic Prob.**


ADF - Fisher Chi-square 53.3656 0.0000
ADF - Choi Z-stat -5.88762 0.0000

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi


-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results D(UNTITLED)

Series Prob. Lag Max Lag Obs


D(LOGPDB) 0.0120 0 6 28
D(LOGKONSUMSI) 0.0000 0 6 28
D(LOGMODAL) 0.0076 0 6 28
D(LOGUTANG) 0.0015 0 6 28

30
HASIL UJI KOINTEGRASI

Null Hypothesis: ECT has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.116987 0.0363


Test critical values: 1% level -3.679322
5% level -2.967767
10% level -2.622989

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation


Dependent Variable: D(ECT)
Method: Least Squares
Date: 12/21/16 Time: 07:29
Sample (adjusted): 1986 2014
Included observations: 29 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ECT(-1) -0.569942 0.182850 -3.116987 0.0043


C 0.000721 0.005342 0.134970 0.8936

R-squared 0.264618 Mean dependent var 0.001620


Adjusted R-squared 0.237382 S.D. dependent var 0.032892
S.E. of regression 0.028724 Akaike info criterion -4.195716
Sum squared resid 0.022276 Schwarz criterion -4.101419
Log likelihood 62.83788 Hannan-Quinn criter. -4.166183
F-statistic 9.715608 Durbin-Watson stat 2.033852
Prob(F-statistic) 0.004305

31
HASIL ESTIMASI OLS (JANGKA PANJANG)

Dependent Variable: LOGPDB


Method: Least Squares
Date: 12/21/16 Time: 07:29
Sample: 1985 2014
Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.962749 0.506988 17.67843 0.0000


LOGUTANG 0.141491 0.008913 15.87553 0.0000
LOGMODAL 0.354379 0.033080 10.71268 0.0000
LOGKONSUMSI 0.179978 0.021686 8.299273 0.0000

R-squared 0.994761 Mean dependent var 26.17275


Adjusted R-squared 0.994156 S.D. dependent var 0.420322
S.E. of regression 0.032131 Akaike info criterion -3.914443
Sum squared resid 0.026842 Schwarz criterion -3.727616
Log likelihood 62.71664 Hannan-Quinn criter. -3.854675
F-statistic 1645.581 Durbin-Watson stat 1.131377
Prob(F-statistic) 0.000000

HASIL ESTIMASI ECM (JANGKA PENDEK)


Dependent Variable: D(LOGPDB)
Method: Least Squares
Date: 12/21/16 Time: 07:32
Sample (adjusted): 1986 2014
Included observations: 29 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.031374 0.004984 6.294689 0.0000


D(LOGUTANG) 0.015412 0.019561 0.787910 0.4385
D(LOGMODAL) 0.216532 0.023161 9.348918 0.0000
D(LOGKONSUMSI) 0.091138 0.022866 3.985722 0.0005
ECT(-1) -0.221440 0.106301 -2.083143 0.0481

R-squared 0.885803 Mean dependent var 0.051361


Adjusted R-squared 0.866770 S.D. dependent var 0.040474
S.E. of regression 0.014773 Akaike info criterion -5.436390
Sum squared resid 0.005238 Schwarz criterion -5.200649
Log likelihood 83.82765 Hannan-Quinn criter. -5.362559
F-statistic 46.54070 Durbin-Watson stat 1.737164
Prob(F-statistic) 0.000000

32
HASIL UJI NORMALITAS

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Variance Inflation Factors


Date: 12/21/16 Time: 07:30
Sample: 1985 2014
Included observations: 30

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 0.257037 7469.224 NA
LOGUTANG 7.94E-05 1639.458 3.682048
LOGMODAL 0.001094 19723.75 4.141134
LOGKONSUMSI 0.000470 9007.489 8.125066

33
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.322688 Prob. F(9,20) 0.2863


Obs*R-squared 11.19369 Prob. Chi-Square(9) 0.2627
Scaled explained SS 7.413463 Prob. Chi-Square(9) 0.5942

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 12/21/16 Time: 12:33
Sample: 1985 2014
Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.317257 2.073420 1.117602 0.2770


LOGUTANG^2 0.001264 0.000898 1.406689 0.1749
LOGUTANG*LOGMODAL -0.005859 0.003271 -1.791326 0.0884
LOGUTANG*LOGKONSUMSI 0.001702 0.001704 0.998763 0.3298
LOGUTANG 0.036578 0.043815 0.834840 0.4137
LOGMODAL^2 0.007816 0.009872 0.791795 0.4378
LOGMODAL*LOGKONSUMS
I -0.001146 0.009573 -0.119663 0.9059
LOGMODAL -0.202953 0.243541 -0.833342 0.4145
LOGKONSUMSI^2 5.96E-05 0.002976 0.020045 0.9842
LOGKONSUMSI -0.022107 0.106033 -0.208491 0.8370

R-squared 0.373123 Mean dependent var 0.000895


Adjusted R-squared 0.091028 S.D. dependent var 0.001208
S.E. of regression 0.001152 Akaike info criterion -10.43314
Sum squared resid 2.65E-05 Schwarz criterion -9.966072
Log likelihood 166.4971 Hannan-Quinn criter. -10.28372
F-statistic 1.322688 Durbin-Watson stat 2.756288
Prob(F-statistic) 0.286341

34
HASIL UJI AUTOKORELASI

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.897387 Prob. F(2,24) 0.0746


Obs*R-squared 5.834689 Prob. Chi-Square(2) 0.0541

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/21/16 Time: 07:31
Sample: 1985 2014
Included observations: 30
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.020838 0.474185 -0.043946 0.9653


LOGUTANG -0.004670 0.009127 -0.511631 0.6136
LOGMODAL -0.006087 0.031573 -0.192781 0.8488
LOGKONSUMSI 0.011601 0.022402 0.517844 0.6093
RESID(-1) 0.370440 0.208896 1.773323 0.0889
RESID(-2) 0.190788 0.235446 0.810329 0.4257

R-squared 0.194490 Mean dependent var -4.32E-15


Adjusted R-squared 0.026675 S.D. dependent var 0.030423
S.E. of regression 0.030015 Akaike info criterion -3.997389
Sum squared resid 0.021621 Schwarz criterion -3.717149
Log likelihood 65.96083 Hannan-Quinn criter. -3.907738
F-statistic 1.158955 Durbin-Watson stat 1.973537
Prob(F-statistic) 0.357743

35

Anda mungkin juga menyukai