Anda di halaman 1dari 11

TUGAS I

SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT DAN TERESTERIAL

MICROWAVE COMMUNICATION AND LINK DESIGN

OLEH :

NOLA VERLI HERLIAN (1404405087)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

8 DESEMBER 2016
Pertanyaan

Identifikasi faktor apa saja yang menjadi hal penting yang dapat mempengaruhi
kualitas sinyal yang diterima pada sistem komunikasi satelit baik pada uplink
ataupun downlink

Penyelesaian
Faktor-faktor yang menjadi hal penting yang dapat mempengaruhi kualitas
sinyal yang diterima pada sistem komunikasi satelit baik pada uplink ataupun
downlink terbagi menjadi 3 faktor utama, yaitu faktor yang berasal dari payload
satelit, komponen stasiun bumi, dan komponen jalur propagasi.
1. Komponen Payload Satelit
Komponen payload satelit adalah komponen yang terdapat dalam satelit
yang berfungsi untuk proses komunikasi. Secara garis besar parameter payload
terdiri atas 2 bagian, yaitu
Parameter sisi transmit satelit
Terdiri dari EIRP satelit yang menentukan tingkat kekuatan daya pancar
satelit.
Parameter sisi receive satelit
Terdiri dari G/T yang menentukan kualitas dan SFD yang
menentukan sensitifitas penerimaan sinyal di satelit.
2. Komponen Stasiun Bumi
Komponen stasiun bumi terdiri dari beberapa parameter yaitu:
Carrier data yang mencangkup tipe modulasi dan data rate
Frekuensi uplink dan downlink
Letak koordinat stasiun bumi (longitude dan latitute) yang mempengaruhi
azimut dan elevasi dari posisi antena pada stasiun bumi.
Gain antena stasiun bumi pada sisi transmit (Tx) dan receive (Rx), yang
dipengaruhi oleh diameter dan efisiensi antena.
3. Komponen Jalur Propagasi
Jalur propagasi komunikasi satelit adalah udara bebas dengan jarak sekitar
36.000 km melewati lapisan atmosfer dan ruang hampa. Jalur tersebut memiliki
berbagai efek redaman yang mempengaruhi kualitas sinyal dikirim ataupun
diterima. Jenis-jenis redaman propagasi adalah:
Free space loss (redaman ruang bebas)
Rain attenuation (redaman hujan)
Atmosfer attenuation (redaman atmosfer
Pointing loss

Gambar 1 Konfigurasi Dasar Sistem Komunikasi Satelit


1) Link Intermediate Data Rate (IDR)
Link IDR ini merupakan perhitungan parameter-parameter data carrier
yaitu carrier (info rate) dan jenis modulasi yang dipakai (QPSK, 8PSK, 16QAM)
akan menentukan besarnya C/N yang dibutuhkan untuk dapat mengirim sinyal
dengan baik.

Dimana :
2) Penguatan Antena Stasiun Bumi (Gant)
Umumnya stasiun bumi menggunakan antenna parabola atau cassegrain.
Parameter kunci pada antena adalah Gain, karena gain mempengaruhi daya carrier
up link dan down link.
Gant (dB) = 20,4 + 20 log f + 20 log D + 10 log
Dimana :
f = frekuensi (GHz)
D = diameter antena (m)
= effiesiensi antena (%)

3) Elevasi Stasiun Bumi


Untuk mendapatkan gain antenna yang besar maka arah antenna pada
stasiun bumi perlu diatur sedemikian rupa agar tepat mengarah ke satelit.
maka dibutuhkan pengaturan sudut dari antenna pada stasiun bumi. Sudut yang
dibentuk antara bidang horizontal stasiun bumi dengan yang dibentuk dari garis
lurus antara stasiun bumi dan satelit itulah yang dinamakan dengan sudut
elevasi stasiun bumi.

Gambar 2 Elevasi Stasiun Bumi

Dimana :
= latitude stasiun bumi (degree)
= longitude stasiun bumi (degree)
= longitude satelit (degree)
= -
RE = radius bumi (km)
h = tinggi GSO (km)

4) Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)


EIRP merupakan daya maksimum gelombang sinyal mikro yang
dihasilkan oleh antenna transmitter. Jika EIRP bertambah maka level
penerimaan ditempat lawan juga akan bertambah, sehingga noise product dan
BER akan naik dan menguranggi kapasitas carrier, sehingga untuk menaikan
EIRP stasiun bumi harus mengikuti prosedur terlebih dahulu.
EIRPsb (dBW)= Pt + Gtx Feed loss
Dimana :
Pt = Daya pancar HPA (dBW)
Gtx = Penguatan antenna pemancar (dB)

5) Figure of Merit (G/T)


G/T merupakan perbandingan antara penguatan penerimaan antenna
dengan noise temperature sistem penerimaan yang menunjukan kualitas suatu
sistem penerimaan sinyal. G/T satelit nilainya sudah direncanakan pada awal
pembuatannya sehingga memiliki nilai yang tetap. Pada satelit telkom-1 nilai G/T
sebesar 0 dB/K.

Gambar 3 Konfigurasi Antena Receiver

G/T dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:


G/T (dB/Ko) = GR 10 * log Ts

6) Redaman Propagasi
Redaman propogasi terjadi akibat penggunaan media transmisi berupa
udara (atmosfer) dan melalui ruang hampa (diluar angkasa). Redaman yang
terjadi dapat menyebabkan menurunya kekuatan dan kualitas sinyal sehingga
terkadang sinyal yang dikirimkan ataupun yang diterima akan berada
dibawah batas yang telah ditetapkan.
Redaman propagasi terdiri dari:
a) Redaman ruang bebas (Free Space Loss)
Redaman ruang bebas muncul akibat perambatan sinyal dari pemancar
ke penerima melalui ruang hampa pada komunikasi satelit. Nilai FSL
tergantung dari jarak satelit terhadap stasiun bumi dan besarnya frekuensi
yang digunakan. Besarnya nilai FSL berkisar ~ 196 200 dB dan dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
FSL (dB) = 32,45 + 20 log f + 20 log d
Dimana :
F = frekuensi (MHz)
d = jarak antara stasiun bumi ke satelit (km)

b) Redaman Hujan (Rain Attenuation)


Redaman hujan mengakibatkan penurunan daya terima dan menaikan
temperature derau dari sistem penerima. Redaman hujan ini dipengaruhi oleh
frekuansi yang digunakan, curah hujan dan jarak lintasan propagasi yang melalui
hujan. Redaman hujan pada link satelit merupakan fungsi dari frekuensi dan
elevasi stasiun bumi.
Secara geometri link dari stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya
yang dipengaruhi oleh hujan seperi gambar berikut.

Gambar 3 Slant Path


c) Redaman Atmosfer (Atmosfer Attenuation)
Gelombang elektromagnetik akan mengalami redaman dan degrasi
daya pada saat melewati atmosfer bumi yang disebabkan oleh penyerapan dan
penghamburan oleh partikel-partikel atmosfer bumi. Redaman akan semakin besar
apabila frekuensi pembawa diperbesar hingga panjang gelombangnya mendekati
ukuran partikel. Besarnya Attmosfer Attenuation berkisar ~ 0,02 dB.
d) Pointing Loss
Pointing error pada stasiun bumi merupakan sudut antara sumbu sorotan
utama (main beam) antenna dengan arah satelit yang sebenarnya. Pointing error
dapat menyebabkan adanya pointing loss sehingga gain antenna kearah satelit
berkurang. Semakin besar pointing error maka gain antenna juga semakin
berkurang. Pointing error dipengaruhi oleh diameter antena dan besarnya
frekuensi yang digunakan. Loss tracking disebabkan oleh perpindahan satelit dan
angina.

Gambar 4 Sketsa Pointing Error

Gambar 5 Lobe Antena 3dB



Berikut adalah persamaan untuk menghitung pointing loss:

Dimana :
T = pergerakan satelit dalam box keeping = 0,05

= panjang gelombang, = kecepatan cahaya (C) x frekuensi

C = 3 x 108 m/s2

e) Loss Propagasi
Loss propagasi tergantung jarak satelit ke stasiun bumi dan frekuensi
kerja yang dipergunakan dalam link satelit. disamping itu juga dipegaruhi
atmosfer dan redaman hujan.

Loss propagasi (dB) = Free space loss + Rain Att + Atmosfer Att +
Pointing loss

7) Saturated Flux Density (SFD)


SFD merupakan rapat daya maksimum yang diterima oleh antenna satelit
dari stasiun bumi yang menghasilkan nilai EIRPsaturasi dari sistem satelit. nilai
SFD ditentukan dari referensi satelit dalam pengoperasian satelit. SFD ini
mempengaruhi tingkat sensitifitas dari satelit, semakin besar nilai SFD maka
semakin sensitifitas satelitnya akan semakin berkurang, begitu juga sebaliknya.
SFD dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Dimana:
d = jarak antara stasiun bumi ke satelit (km)
8) Power Flux Density (PFD)
Rapat daya densitas menunjukan besar daya yang dipancarkan suatu
terminal dari bumi yang dapat diterima satelit. Untuk menghitung PFD dapat
menggunakan rumus berikut:

PFD(dBW/m2) = EIRPsb + Spreding loss +Rain Att + Atmosfer Att


Dimana :
Spreding loss = 10 * log (4d 2) = 162.12

9) Programmable Attenuation Device (PAD)


PAD merupakan redaman transponder yang ditambahkan pada rapat
daya densitas (PFD) yang diterima satelit, sistem satelit secara otomatis
meredam rapat daya yang diterima. Fungsi PAD untuk mengoptimalkan sinyal
yang diterima satelit dan mengatur sensitifitas satelit terhadap rapat daya yang
diterima sehingga tidak terjadi interferensi.

10) Carrier to Interference (C/I)


Intermodulasi terjadi akibat pencampuran dua signal atau lebih dalam
perangkat aktif. Biasanya disebabkan oleh carrier digital dengan bandwidth lebar
dan salah penempatan carrier. Adjacent Satelit Inteferensi merupakan gangguan
yang terjadi pada satelit atau stasiun bumi remote yang sumber gangguannya
berasal dari satelit lain. Adjacent Satelit Inteferensi disebabkan oleh kesalahan
pointing, angin kencang, specifikasi antenna kurang bagus. Interferensi cross pol
disebabkan oleh kesalahan sudut polarizer atau horn antena dan kesalahan posisi
satelit.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi2568990814229.p
df. Diakses pada tanggal 7 Desember 2016
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42809/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses pada tanggal 7 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai