Kelompok :
SMKN 8 Malang
Jl. Teluk Pacitan 52 Arjosari - Malang
Website : http://smkn8mlg.sch.id
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan karunia
– Nya penulis dapat menyelesaikan
menyelesai Modul Sistem Jaringan ini.
Penjelasan pada buku ini cukup jelas, sehingga dapat membantu para pemula maupun
yang sudah mahir untuk belajar mengenai
me jaringan.
Semoga Modul Sistem Jaringan ini mampu memberikan manfaat dan mampu
memberikan nilai tambah bagi pemakainya.
Penulis
3. Seluruh teman-teman
teman (Khususnya anak-anak
anak XI
jaringan……
Sampul Depan
Kata Pengantar (2)
Persembahan (3)
Daftar Isi (4)
Glossary (6)
BAB I Konsep Dasar Jaringan
1.1 Pengertian Jaringan Komputer (23)
1.2 Terminologi Dasar Jaringan (29)
1.3 Topologi Jaringan (31)
1.4 Perangkat Jaringan (35)
BAB II OSI 7 Layer dan TCP / IP
2.1 OSI Client (39)
2.2 TCP / IP (59)
2.3 IP Addresing (67)
2.4 Subnetting (72)
2.5 Design LAN (74)
2.6 Pengalokasian IP Address (75)
BAB III Media Komunikasi
3.1 Unshielded twisted-pair (79)
3.2 Coaxial Cable (87)
3.3 Fiber Optic (93)
3.4 Tabel Spesifikasi Kabel (103)
BAB IV Jaringan Hybrid
4.1 Pengertian (117)
4.2 DHCP (120)
4.3 Jaringan RT / RW-net (125)
BAB V Static Routing
5.1 Jaringan RT / RW-net (126)
5.2 Tabel Routing (127)
5.3 Kelebihan dan Kekurangan (127)
5.4 Stub Network (128)
5.5 Konfigurasi Router Static (128)
5.6 Default Routing (130)
10 BaseT Bagian dari standar asli IEEE 802.3, 10 BaseT adalah spesifikasi Ethernet 10Mbps
baseband yang menggunakan dua pasang kabel yang saling terbelit (twisted pair), kabel
kategori 3, 4 atau5-mengunakan satu pasang kabel yang saling menerima. 10 BaseT
mempuyai sebuah batas jarak sekitar 100 meter per segmen.lihat juga: Ethernet dan IEEE
802.3.
100 BaseT Berdasarkan standar IEEE 802.3u, 10 BaseT adalah spesifikasi Fast Ethernet
untuk baseband 100Mbps yang menggunakan kabel UTP. 100BaseT mengirimkan link pulses
(yang berisi lebih banyak informasi dibandingkan yang digunakan 10BaseT) melalui network
ketika tidak ada lalu lintas data. Lihat juga: 10BaseT, Fast Ethernetdan IEEE 802.3.
100 BaseTX Berdasarkan standar IEEE 802.3u, 100BaseTX adalah spesifikasi Fast Ethernet
baseband100Mbps yang menggunakan dua kabel UTP atau STP. Kabel pasangan data
menerima data; pasangan kedua mengirim data. Untuk memastikan waktu sinyal yang tepat,
sebuah segmen 100BaseTX panjangnya tidak bisa melibihi dari 100 meter.
Acknowledgment Vertifikasi yang dikirimkan oleh suatu peralatan network ke peralatan
lainnya untuk menandakan bahwa sebuah kejadian telah terjadi. Bisa disingkat menjadi ACK.
Berlawanan dengan : NAK.
ANSI American National Standards institute: Organisasi yan tediri dari perusahaan,
pemerintahan, dan anggota-anggota sukarela yang mengkordinasikan kegiatan-kegiatan yang
berhuungan dengan standar, menyetujui standar nasional Amerika Serika, dan
mengembangkan posisi Amerika Serikat dalam organisasi standar internasional. ANSI
membantu dalam pembuatan standar internasional dan Amerika Serikat untuk bidang seperti
komunikasi, networking, dan berbagai bidang teknik. ANSI telah mempublikasikan lebih dari
13.000 standar, untuk produk-produk rekayasa dan teknologi, mulai dari ulir sekrup sampai
protocol networking. ANSI adalah anggota dari the intertational Electrotechnical commission
(IEC) dan Intertational Organization for standardization (iso)
Aplication layer Layer Application. Layer ke-7 dari model network OSI, menyediakan 16-
bit tunggal layanan-layanan untuk prosedur-prosedur aplikasi (seperti electronic mail atau
transfer file) yang berada diluar model OSI. Layer ini memilih dan menentukan ketersediaan
dari partner komunikasi dan juga sumber daya yang diperlukan untk membuat koneksi,
mengkordinasikan aplikasi-aplikasi yang berpasangan,dan membentuk sebuah kesepakatan
terhadap prosedur-prosedur untuk mengendalikan integritas data dan error recovery.
2. Jaringan wired yang menggunakan kabel data jaringan dalam komunikasi antar
piranti jaringan dengan technology Ethernet.
Technology jaringan komputer menggunakan kabel telah dipakai selama
beberapa decade dan yang paling banyak dipakai adalah technology Ethernet.
Komunikasi jaringan wired menggunakan kabel jaringan yang umum memakai cable
CAT5 – cable jaringan Ethernet. Jaringan kabel sangat bagus jika anda melakukan
transfer data dalam jumlah yang sangat besar, dengan stabil dan kecepatan tinggi
seperti transfer data multimedia professional berkualitas.
Keuntungan dari jaringan wired bisa meliputi beberapa hal berikut ini:
• Relative lebih aman dibandingkan jaringan wireless, apalagi jika keamanan fisik
bisa dikendalikan dengan baik. Sementara untuk jaringan wireless, bisa
menembus keamanan fisik (seperti tembok yang tebal sekalipun, dengan
menggunakan technology booster / hi-gain masih bisa menembusnya dengan baik
karena memakai gelombang radio sebagai transmisi medianya.
Jaringan komputer menawarkan banyak fleksibilitas dalam hal anda bekerja dan
menghabiskan waktu dengan komputer anda dan juga perangkat electronic lainnya
yang dengan dukungan jaringan yang anda bangun akan secara umum mendapatkan
banyak keuntungan antara lain:
Arsitektur Jaringan
1. Host Terminal
Adalah sebuah sebuah komputer yang terhubung ke jaringan, yang
menyediakan layanan-layanan ke komputer lain lebih dari sekedar untuk mengirim
dan menyimpan informasi. Biasanya menunjuk pada mainframe dan minicomputer.
2. Client Server
Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputerkomputer
lain di dalam jaringan dan client adalah komputer-komputer yang menerima atau
(Network Administrator).
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Kelemahan dari topologi ini adalah setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta
mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di
suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu.
Modul Sistem Jaringan 32
Keunggulan topologi Ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman
data seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu
saat.
c. Topologi Star
Pada topologi Star, masing-masing workstation dihubungkan secara langsung ke server
atau HUB. Keunggulan dari topologi tipe Star ini adalah bahwa dengan adanya kabel
tersendiri untuk setiap workstation ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi
dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara
keseluruhan. Dan juga bila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka gangguan hanya akan
terjadi dalam komunikasi antara workstation yang bersangkutan dengan server, jaringan
secara keseluruhan tidak mengalami gangguan. Kelemahan dari topologi Star adalah
kebutuhan kabel yang lebih besar dibandingkan dengan topologi lainnya.
Gambar 1.3
Keuntungan
- Paling fleksibel
- Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak
mengganggu bagian jaringan lain
- Kontrol terpusat
- Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan pengelolaan
jaringan
Modul Sistem Jaringan 33
Kerugian
- Boros kabel
- Perlu penanganan khusus
- Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis
d. Topologi Mesh
Topologi mesh dibangun dengan memasang link diantara station-station. Sebuah “fully-
connected mesh” adalah sebuah jaringan dimana setiap terminal terhubung secara
langsung ke semua terminal-terminal yang lain. Biasanya digunakan pada jaringan
komputer kecil. Topologi ini secara teori memungkinkan akan tetapi tidak praktis dan
biayanya cukup tinggi unutk di implementasikan. Topology mesh memiliki rududancy
yang tinggi. Sehingga jika terdapat satu link yang rusak maka suatu station dapat mencari
link yang lainnya.
Gambar 1.4
e. Topologi Extended-Star
Topologi Extended Star dibangun oleh star network yang dihubungkan secara
bersama-sama. Contoh : Setiap gedung dalam suatu kampus memiliki Star network
yang telah terpasang, maka setiap network dapat disambungkan secara bersama untuk
membentuk sebuah topologi extended star yang bisa meng-cover semua kampus.
Karena topologi extended star terdiri dari topologi star yang dihubungkan secara
bersama maka topologi extended star memiliki karakteristik yang sama dengan
topologi star. Dia dapat mensuport baik baseband maupun broadband signaling dan
juga mensuport baik contention maupun token bus access.
g. Topologi Tree
Topologi tree dapat berupa gabungan dari topologi star dengan topologi
bus. Namun saat ini topologi tree merupakan kumpulan topologi star yang
memiliki hirarki, sehingga antar hirarki ada aturan masing-masing.
Gambar 1.5
Gambar 1.6
4. Hub
Disebut juga reapeater hub merupakan komponen jaringan yang digunakan di
dalam jaringan 10Mbps tradisional untuk menghubungkan komputer-komputer dalam
jaringan skala kecil (LAN) Pada perangkat hub, semua anggota jaringan yang
terhubung dengan perangakat ini melakukan transmisi data pada jaringan (collision
domain). Ini berarti, jika lebih dari satu komputer mengirim data ke jaringan secara
Gambar 1.7
5. Switch
Switch adalah device sederhana yang juga berfungsi untuk menghubungkan
multiple komputer. Switch memang identik dengan hub, tetapi switch lebih cerdas
dan memiliki performa tinggi dibanding hub.
Secara tipikal berikut kelebihan dari switch :
- Mampu menginspeksi paket-paket data yang mereka terima
- Mampu menentukan sumber dan tujuan paket yang melaluinya
- Mampu mem-forward paket-paket dengan tepat.
Switch terbagi menjadi dua tipe utama; switch layer-2 dan layer-3. Switch layer-
2 bekerja pada layer datalink model OSI dan berdasarkan teknologi bridging.Switch
tipe ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan pada alamar MAC. Switch
layer-3 beroperasi pada layer-3 dari OSI model dan berdasarkan teknologi routing.
Switch seperti ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan.
Switch-switch ini dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang
berbeda dalam suatu internetwork. Switch ini kadang disebut switch routing atau
switch multilayer.
6. Repeater
Repeater adalah sebuah alat network yang digunakan untuk memperkuat kembali
sinyal data yang melemah karena jarak koneksi antar host yang agak jauh untuk
sebuah jaringan LAN. Sebuah repeater menerima sinyal digital dan menguatkan
7. Bridge
Memisahkan collisin domain tetapi menciptakan suatu broadcast domain yang
besar. Mereka menggunakan alamat perangkat keras untuk menyaring paket jaringan.
Gambar 1.8
8. Router
Router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan satu
jaringan dengan jaringan lainnya untuk mendapatkan route (jalur) terbaik. Router
bekerja pada layer network dari model OSI untuk memindahkan paket-paket antar
jaringan menggunakan alamat logikanya. Router memliki table routing yang
melakukan pencatatan terhadap semua alamat jaringan yang diketahui dan lintasan
yang mungkin dilalui serta waktu tempuhnya.
Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open
networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan
International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI
sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut
juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan
protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan.
Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
• Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA
(Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF),
sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer
digunakan.
• Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya
metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya
(seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
• Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata)
membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi
logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa
protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems
Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke
OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk
mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol
dapat berfungsi dan berinteraksi.
Menyajikan data
Menangani pemrosesan
Pada gambar 2.1 terlihat bahwa empat layer bawah (lower layer)-lah yang
mendefenisikan bagaimana data dilewatkan melalui kabel atau melalui switch dan router.
Lower layer ini juga menentukan bagaimana membangun kembali arus data yang berasal dari
sumber aplikasi ke aplikasi di host tujuan. Beberapa peralatan jaringan yang beroperasi pada
semua layer OSI di antaranya:
1. Network management station (NMS)
2. Server web dan aplikasi
3. Gateways (bukan default gateway)
4. Host network
Pada dasarnya ISO bisa dianalogikan seperti Emily Post-nya dunia protokol network.
(Emily Post adalah tokoh abad 19 yang merumuskan standar-standar etika hubungan sosial di
Amerika). Seperti Emily Posst yang menulis buku yang menetapkan standar atau protokol
untuk interaksi social manusia, ISO membuat referensi model OSI sebagi panduan untuk
- Dialog control
- Routing
- Topologi fisik
Gambar 2.3
Layer Application
Layer Aplication pada model OSI merupakan tempat dimana user atau pengguna
berinteraksi dengan komputer. Layer ini sebenarnya hanya berperan ketika dibutuhkan akses
ke network. Sebagai contoh Internet Explorer. Anda bisa membuang semua komponen
networking dari system seperti TCP/ IP, kartu NIC, dan sebagainya. Anda masih tetap bisa
menggunakan Internet Explorer (IE) untuk melihat dokumen lokal HTML, tidak ada masalah.
Tapi semuanya akan berubah menjadi kacau ketika anda mencoba sesuatu yang lain seperti
melihat dokumen HTML yang harus di ambil dengan HTTP atau mengambil file dengan
FTP. Hal ini terjadi karena IE harus memberikan umpan balik terhadap permintaan tersebut
dengan mencoba mengakses layar aplication. Yang sebenarnya terjadi disini adalah layer
apllication bertindak sebagai interface antar program aplikasi sebenarnya, dimana program
aplikasi itu sendiri tidak termasuk ke dalam struktur layer, dengan layer berikut di bawahnya.
Ini dilakukan dengan menyediakan beberapa cara bagi aplikasi tersebut untuk mengirimkan
informasi ke layer bawah melalui susunan protokol tersebut. Dengan kata lain , IE tidaklah
berada pada layer application, tapi IE berfungsi sebagai interface dengan protokol layer
application, tapi IE berfungsi sebagi interface dengan protokol layer application ketika IE
membutuhkan sumber daya remote. Selain itu, layer application juga bertanggung jawab
untuk mengidentifikasikan dan memastikan keberadaan partner komunikasi yang di tuju serta
menentukan apakah sumber daya komunikasi yang dituju cukup tersedia.
Layer Persentation
Fungsi dari layer ini sesuai dengan namanya, menyajikan data ke layer application dan
bertanggung jawab pada penerjemahan data dan format kode (program). Layer ini pada
Modul Sistem Jaringan 44
dasarnya adalah penerjemah dan melakukan fungsi pengkodean dan konversi. Teknik transfer
data yang berhasil adalah dengan mengadaptasi data tersebut kedalam format yang standar
sebelum dikirimkan. Komputer dikonfigurasikan untuk menerima format data yang standar
atau generik ini untuk kemudian diubah kembali kebentuk aslinya untuk dibaca oleh aplikasi
bersangkutan (contohnya, EBCDIC ke ASCI I ). Dengan menyediakan layanan
penterjemahan, layer Presentation memastikan agar data yang berasal dari layer application di
satu komputer dapat dibaca oleh layer application di komputer lain. OSI memiliki standar
protokol yang mendefensikan bagaimana format data yang standar. Tugas-tugas seperti
kompresi, dekompresi, enkripsi, dan deskripsi data, berhubungan dengan layer ini. Beberapa
standar layer Presentation juga mencakup operasi multimedia. Standar-standar berikut
digunakan untuk mengatur presentasi grafis dan visual image:
- PICT Sebuah format gambar yang digunakan program Macintosh untuk melakukan
transfer grafik QuickDraw.
- TIFF Tagged Image File Format, sebuah format grafis standar untuk image bitmap
resolusi tinggi.
- JPEG Standar foto yang dibuat oleh Joint Photographic Experts Group. Standar lain
mengatur film dan suara
- Midi Musical Instrument Digital Interface (kadang disebut Musical Instrument Device
Interface), digunakan untuk membuat musik digital.
- MPEG Standar Motion Picture Experts Group yang semakin popular untuk kompresi dan
coding video bergeraj untuk CD. Ia menyediakan penyimpanan digital dan kecepatan bit
sampai 1,5 Mbps.
- QuickTime Digunakan oleh program Macintosh; mengelola aplikasi-aplikasi audio dan
video.
- RTF Rich Text Format, sebuah file format yang memungkinkan kita melakukan
pertukaran file text antar program pengolah kata (word processor) yang berbeda, bahkan
antar sistem operasi yang berbeda.
Layer Session
Layer session bertanggung jawab untuk membentuk, mengelola, dan kemudian
memutuskan session-session antar layer-layer Presentation. Layer session juga menyediakan
control dialog antar peralatan atau titik jaringan (node). Dia melakukan koordinasi
Modul Sistem Jaringan 45
komunikasi antar sistem-sistem dan mengorganisasi komunikasinya denagn menawarkan tiga
mode berikut: simplex, half-duplex, dan full-duplex. Kesimpulannya, layer session pada
dasarnya menjaga terpisahnya data dari aplikasi yang satu dengan data dari aplikasi yang lain.
Layer Transport
Layer Transport melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang
tersegmentasi tadi menjadi sebuah arus data. Layanan-layanan yang terdapat di layer
Transport melakukan baik segmentasi maupun penyatuan kembali data yang tersegmentasi
tersebut (reassembling), dari aplikasi-aplikasi upperlayer dan menggabungkannya ke dalam
arus data yang sama. Layananlayanan ini menyediakan transportasi data dari ujung ke ujung,
dan dapat membuat sebuah koneksi logical antara host pengirim dan host tujuan pada sebuah
internetwork. TCP dan UDP keduanya bekerja pada di layer Transport, dimana TCP adalah
layanan yang dapat diandalkan (reliable), sedangkan UDP tidak. Ini berarti pembuat aplikasi
memiliki lebih banyak pilihan, karena mereka bias memilih antara kedua protokol tersebut
ketika bekerja dengan protocol-protokol TCP/IP.
Layer Transport bertanggung jawab untuk menyediakan mekanisme untuk
multiplexing (multiplexing adalah teknik untuk mengirimkan atau menerima beberapa jenis
Modul Sistem Jaringan 46
data yang berbeda sekaligus pada saat bersamaan melalui satu media network saja) metode
aplikasi-aplikasi upper-layer, membuat session, dan memutuskan rangkaian virtual (virtual
circuit, artinya koneksi atau hubungan terbentuk diantara dua buah host di jaringan, setelah
melalui sebuah mekanisme yang disebut three-way handshake yang akan dijelaskan
kemudian). Ia juga menyembunyikan detail-detail dari informasi yang bergantung pada
jaringan, menyembunyikannya dari layer yang lebih tinggi, dengan cara menyediakan
transfer data yang transparan. Layer Transport dapat bersifat connectionless atau connection-
oriented Pembahasan berikut akan menerangkan secara ringkas bagian tersebut.
Flow Control
Keutuhan (integrity) data dipastikan di layer Transport dengan cara mempertahankan
apa yang disebut Flow control, dan dengan memungkinkan pengguna meminta transportasi
data antar sistem yang dapat diandalkan. Flow control mencegah host pengirim, di satu sisi
koneksi, membanjiri (overflowing) buffer di host penerima sebuah kejadian yang dapat
mengakibatkan data hilang atau rusak. Transportasi yang dapat diandalkan tersebut,
menggunakan sebuah session komunikasi yang connection-oriented diantara sistem-sistem,
dan protokol yang bersangkutan menjamin agar halhal berikut dapat terpenuhi: Pengirim
paket data akan menerima paket pemberitahuan sudah diterima segera setelah segmen data
terkirim dan diterima Semua segmen data yang tidak mendapatkan pemberitahuan atau tanda
terima (istilahnya not acknowledged) akan dikirim ulang. Segmen-segmen data akan
diurutkan kembali ke urutan semula semula setibanya di tujuan. Data flow yang bisa dikelola
(manageable) akan dipertahankan, untuk mencegah congestion, kelebihan beban jaringan
(overloading), dan kehilangan data.
Pada saat informasi dipindahkan antar host, kedua mesin akan melakukan pengecekan satu
sama lain secara periodik, komunikasi melalui perangkat lunak protokol mereka, untuk
memastikan bahwa semua berlangsung dengan baik dan bahwa data telah diterima dengan
baik. Langkah-langkah pada session connection-oriented atau the three-way seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.4. Segmen persetujuan koneksi yang pertama adalah sebuah
permintaan sinkronisasi. Segmen kedua dan ketiga mengirim tanda terima (acknowledgment)
untuk permohonan sinkronisasi tersebut dan membuat parameterparameter dan aturan-atuaran
koneksi antar host. Cara pengurutan (sequencing) segmen di pihak penerima juga diminta
untuk disinkronisasi, sehingga dibentuk dua koneksi dua arah. Segmen terakhir juga
merupakan sebuah acknowledgment, yang memberitahukan kepada host tujuan bahwa
persetujuan koneksi telah diterima dan koneksi yang sebenarnya telah terjadi. Transfer data
dapat dimulai. Kedengarannya cukup sederhana, tapi kenyataanya tidak selalu mulus.
Kadang-kadang selama proses pemindahan data, congestion dapat terjadi karena sebuah
komputer berkecepatan tinggi menghasilkan lalulintas data yang jauh lebih cepat daripada
kemampuan network menanganinya. Sekumpulan komputer secara serentak mengirimkan
Akan tetapi tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan disini. Karena fungsi
transportnya, sistem kontrol kelebihan data dapat bekerja dengan cukup baik. Dari pada
membuang sumberdaya dan membiarkan data menjadi hilang, layer transport dapat
mengeluarkan sebuah indikator tidak siap kepada pengirim yang mengakibatkan aliran data
tersebut (seperti di perlihatkan di gambar 2.5). Mekanisme ini bekerja seperti lampu stop,
memberikan sinyal kepada alat pengirim untuk menghentikan pengiriman segmen data ke
alat penerima yang kewalahan. Setelah alat penerima memproses segmen datayang ada
Modul Sistem Jaringan 49
dimemorinya yaitu di buffer sebuah indikator siap akan dikirimkan. Mesin yang menunda
pengiriman data karena ketidaksiapan penerima tadi akan memulai kembali pengiriman
segmen data berikutnya. Pada pemindahan data connection-oriented yang dapat diandalkan
dan bersifat fundamental, paket data sampai di host tujuan dengan urutan yang sama persis
seperti pada saat paket data tersebut dikirim. Pemindahan data akan gagal jika urutannya
salah. Jika ada segmen data hilang, terduplikasi atau rusak selama perjalanan, kegagalan
tersebut akan dikirim. Masalah ini ditangani dengan memastikan host penerima mengirimkan
tanda terima (acknowledgment) untuk setiap segmen yang diterimanya.
Windowing
Idealnya, pengiriman data terjadi secara cepat dan efesien. Seperti yang bisa anda
bayangkan, akan terjadi keterlambatan jika mesin yang mengirimkan paket data harus
menunggu acknowledgment untuk setiap segmen data yang dikirimnya. Tetapi karena ada
waktu tersedia antara saat setelah pengirim mengirimkan segmen data dan saat sebelum ia
selesai melakukan proses terhadap acknowledgment dari mesin penerima, maka pengirim
menggunakan waktu yang tersedia ini untuk memindahkan data lain. Jumlah data segmen
data (diukur dalam byte) yang dapat dikirmkan oleh mesin pengirim, tanpa perlu menerima
acknowledgment untuk segmen-segmen tersebut, disebut sebuah window.
Jadi, ukuran window mengendalikan seberapa banyak informasi dipindahkan dari
suatu sisi ke sisi lain. Sementara beberapa protokol mengukur informasi dengan mengamati
jumlah paket, TCP/ IP mengukurnya dengan menghitung jumlah byte. Seperti yang anda lihat
di gambar 2.6, ada ukuran dua window satunya berukuran 1, satu lagi berukuran 3. Jika anda
menggunakan ukuran window 1, mesin pengirim akan menunggu sebuah acknowledgment
untuk setiap segmen data yang dikirimkannya sebelum ia mengirim segmen berikutnya. Jika
anda menggunakan ukuran window 3, mesin pengirim dapat mengirimkan tiga segmen data
sebelum menerima acknowledgment. Pada contoh yang telah disederhanakan tersebut, kedua
mesin pengirim dan penerima adalah workstation. Kenyataannya jarang sesederhana itu, dan
seringkali acknowledgment dan paket data akan bercampur saat mereka berada di jaringan
dan melewati router.
Acknowledgment
Pengiriman data yang dapat diandalkan (reliable) menjamin keutuhan dari aliran data
dari satu mesin ke mesin lain melalui sebuah link data yang fungsional. Ia menjamin bahwa
data tidak akan tergandakan atau hilang. Ini dicapai dengan sesuatu yang disebut
Acknowledgment Positif dengan transmisi ulang sebuah teknik yang membuat mesin
penerima berkomunikasi dengan mesin pengirim, dengan mengirimkan tanda terima dengan
mengirmkan pesan acknowledgment kembali ke penerima ketika ia menerima data. Pengirim
mencatat setiap segmen yang dikirimnya dan menunggu acknowledgment-nya sebelum
mengirim segmen berikutnya. Ketika ia mengirimkan sebuah segmen, mesin pengirim akan
memulai sebuah penghitungan waktu (timer) dan melakukan transmisi ulang jka waktunya
habis sebelum acknowledgment dikembalikan oleh penerima data. Pada gambar 2.7, mesin
pengirim memindahkan segmen 1, 2, dan 3. mesin penerima mengirmkan tanda terima dan
meminta segmen 4. Ketika pengirim menerima acknowledgment, ia mengirimkan segmen 4,
5, dan 6. Jika segmen 5 tidak mencapai tujuan, mesin penerima akan memberitahukan mesin
pengirim dengan meminta segmen segmen 5 tersebut untuk dikirim ulang. Mesin pengirim
kemudian akan mengirim kembali segmen yang hilang tersebut dan menunggu sebuah
acknowledgment, yang harus diterima sebelum ia memulai transmisi segmen 7.
Modul Sistem Jaringan 51
Gambar 2.7
Layer Network
Alamat Network
Alamat network yang protocol-spesific. Router harus mempertahankan sebuah routing
table untuk masing-masing routing protocol, karena setiap routing protocol mengikuti jejak
dari sebuah network dengan pengalamatan yang berbeda. Hal ini biasa dianalogikan dengan
Modul Sistem Jaringan 53
sebuah tanda jalan dalam berbagai bahasa berbeda yang diucapkan oleh warga di sebuah
jalan. Jika ada orang Amerika, Spanyol, dan Perancis tinggal di sebuah jalan bernama Cat ,
maka tanda jalan tersebut akan berbunyi Cat/Gato/Chat .
Interface Merupakan interface keluar (exit interface) yang akan ditempuh oleh sebuah paket
jika ditujukan untuk sebuah network tertentu.
Metric Jarak ke network yang remote. Routing protocol yang berbeda akan menggunakan
cara yang berbeda pula dalam menghitung jarak ini. Beberapa routing protocol menggunakan
hop count (yaitu jumlah router yang dilalui oleh paket dalam perjalanan menuju network
remote yang dituju), sedangkan routing protocol yang lain menggunakan bandwidth, delay
dari kabel, dan bahkan tick count(hitungan 1/18 detik) Router memisahkan broadcast domain,
yang berarti secara default, broadcast tidak diteruskan melalui router. Karena setiap interface
di router mewakili sebuah network yang terpisah, ia harus diberikan nomor identifikasi
network yang unik, dan setiap host di network yang terkoneksi dengan router tersebut harus
menggunakan nomor network yang sama. Berikut ini adalah beberapa poin tentang router
yang harus diingat:
- Router secara default tidak akan meneruskan paket broadcast dan multicast. Router
menggunakan alamat logika pada header layer Network untuk menentukan router di
hop berikutnya yang akan dijadikan tujuan paket yang diteruskannya.
- Router dapat menggunakan access list, yang dibuat oleh administrator, untuk
mengendalikan keamanan dari jenis paket apa saja yang diperbolehkan untuk masuk
dan keluar sebuah interface .
- Router dapat menyediakan fungsi bridging layer-2 jika diperlukan dan dapat secara
serentak melakukan routing pada interface yang sama.
- Peralatan layer-3 (router) menyediakan koneksi antar-virtual LAN (VLAN).
- Router dapat menyediakan Quality of Service (QoS) untuk tipe lalu lintas network
tertentu.
Gambar 2.9
Penting untuk dimengerti bahwa router, yang bekerja di Layer Network tidak peduli
sama sekali tentang dimana lokasi suatu host berada. Router hanya peduli pada dimana
network tersebut berada, dan cara terbaik untuk menjangkaunya termasuk yang remote.
Router akan menjadi sangat obsesif dalam menangani network. Data Link yang bertanggung
jawab pada identifikasi sesungguhnya dari tiap peralatan yang ada di network. Untuk sebuah
host mengirim paket ke sebuah host lain di network local ataupun mengirimkan paket
melewati router, layer Data Link menggunakan pengalaman perangkat keras. Setiap saat
sebuah paket terkirim melewati router-router, paket tersebut akan dibungkus dengan
informasi control layer Data Link, tetapi informasi tersebut akan dilepas di router penerima
yang tertinggal adalah paket asli. Proses pembungkusan (framing) ini akan berlanjut di setiap
hop sampai paket akhirnya terkirim ke host penerima yang sebenarnya. Paket itu sendiri tidak
pernah berubah sepanjang rute, ia hanya dibungkus dengan semacam informasi control yang
diperlukannya untuk melalui berbagai media yang berbeda.
Layer Physical
Akhirnya kita sampai pada dasarnya, layer physical melakukan dua hal: mengirim bit
dan menerima bit. Bit hanya mempunyai dua nilai, 1 dan 0- kode Morse dengan nilai
numeris. Layer Physical berkomunikasi langsung dengan berbagai jenis media komunikasi
yang sesungguhnya. Berbagai jenis media yang berbeda merepresentasikan nilai bit ini
dengan cara yang berbeda. Beberapa menggunakan nada audio, sementara yang lain
menggunakan apa yang disebut state transition-yaitu perubahan tegangan listrik dari rendah
ke tinggi dan sebaliknya. Protocol tertentu diperlukan untuk setiap jenis media untuk
menggambarkan pola bit yang sesuai untuk digunakan, bagaimana data diubah menjadi sinyal
media, dan berbagai kualitas dari interface media fisik. Layer Physical menentukan
Modul Sistem Jaringan 57
kebutuhan listrik, mekanis, procedural, dan fungsional mengaktifkan, mempertahankan, dan
menonaktifkan hubungan fisik antar system. Layer ini juga mengidentifikasi interface antara
DTE (Data Terminal Equipment) dengan DCE (Data Communication Equipment). Beberapa
perusahaan telepon lama masih menyebut DCE sebagai peralatan circuit-terminating. DCE
biasanya terletak di sisi penyedia jasa (provider), sedangkan DTE di sisi peralatan pelanggan.
Layanan yang tersedia di DTE paling sering diakses melalui sebuah modem atau CSU/DSU
(Channel Service Unit/Data Service Unit). Konektor-konektor dan topologi-topologi di layer
physical didefinisikan oleh OSI sebagai standar, memungkinkan sistem-sistem yang berbeda
berkomunikasi.
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Internet Protokol
Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Oleh
karena itu Internet Protokol memegang peranan yang sangat penting dari jaringan TCP/IP.
Karena semua aplikasi jaringan TCP/IP pasti bertumpu kepada Internet Protocol agar dapat
berjalan dengan baik. IP merupakan protokol pada network layer yang bersifat :
- Connectionless, yakni setiap paket data yang dikirim pada suatu saat akan melalui rute
secara independen. Paket IP (datagram) akan melalui rute yang ditentukan oleh setiap
Modul Sistem Jaringan 64
router yang dilalui oleh datagram tersebut. Hal ini memungkinkan keseluruhan
datagram tiba di tempat tujuan dalam urutan yang berbeda karena menempuh rute yang
berbeda pula.
- Unreliable atau ketidakandalan yakni Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim
pasti sampai ke tempat tujuan. Ia hanya akan melakukan best effort delivery yakni
melakukan usaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan.
Suatu datagram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke tujuan karena beberapa hal
berikut:
1. Adanya bit error pada saat pentransmisian datagram pada suatu medium
2. Router yang dilewati mendiscard datagram karena terjadinya kongesti dan
kekurangan ruang memori buffer
3. Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router yang down
4. Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping
IP juga didesain untuk dapat melewati berbagai media komunikasi yang
memiliki karakteristik dan kecepatan yang berbeda-beda. Pada jaringan Ethernet,
panjang satu datagram akan lebih besar dari panjang datagram pada jaringan publik
yang menggunakan media jaringan telepon, atau pada jaringan wireless. Perbedaan ini
semata-mata untuk mencapai throughput yang baik pada setiap media. Pada umumnya,
semakin cepat kemampuan transfer data pada media tersebut, semakin besar panjang
datagram maksimum yang digunakan. Akibat dari perbedaan ini, datagram IP dapat
mengalami fragmentasi ketika berpindah dari media kecepatan tinggi ke kecepatan
rendah (misalnya dari LAN Ethernet 10 Mbps ke leased line menggunakan Point-to-
Point Protocol dengan kecepatan 64 kbps). Pada router/host penerima, datagram yang
ter-fragmen ini harus disatukan kembali sebelum diteruskan ke router berikutnya, atau
ke lapisan transport pada host tujuan. Hal ini menambah waktu pemrosesan pada router
dan menyebabkan delay. Seluruh sifat yang diuraikan pada di atas adalah akibat adanya
sisi efisiensi protokol yang dikorbankan sebagai konsekuensi dari keunggulan protokol
IP. Keunggulan ini berupa kemampuan menggabungkan berbagai media komunikasi
dengan karakteristik yang berbeda-beda, fleksibel dengan perkembangan jaringan,
dapat merubah routing secara otomatis jika suatu rute mengalami kegagalan, dsb.
Misalnya, untuk dapat merubah routing secara dinamis, dipilih mekanisme routing yang
ditentukan oleh kondisi jaringan dan elemen-elemen jaringan (router). Selain itu, proses
routing juga harus dilakukan untuk setiap datagram, tidak hanya pada permulaan
hubungan. Marilah kita perhatikan struktur header dari protokol IP beserta fungsinya
Modul Sistem Jaringan 65
masing-masing. Setiap protokol memiliki bit-bit ekstra diluar informasi/data yang
dibawanya. Selain informasi, bit-bit ini juga berfungsi sebagai alat kontrol. Dari sisi
efisiensi, semakin besar jumlah bit ekstra ini, maka semakin kecil efisiensi komunikasi
yang berjalan. Sebaliknya semakin kecil jumlah bit ekstra ini, semakin tinggi efisiensi
komunikasi yang berjalan. Disinilah dilakukan trade-off antara keandalan datagram dan
efisiensi. Sebagai contoh, agar datagram IP dapat menemukan tujuannya, diperlukan
informasi tambahan yang harus dicantumkan pada header ini. Struktur header datagram
protokol IP dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.13
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode
pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti
kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interadce komputer. Jika suatu
komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita
harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masingmasing untuk setiap
interfacenya.
Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya.
Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini
susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-
masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi decimal bertitik”.
Modul Sistem Jaringan 67
Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu
IP address dalam format biner dan desimal :
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara
128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau
ada komputer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID =
26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x
255 host atau sekitar 65 ribu host.
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host
ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing
network memiliki 256 host.
Multicast Address.
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang
menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan
berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination
address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan
mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field
address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua
mode pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu
mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host
group), dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode
broadcast, hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima
datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep
multicast. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan
satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada Gambar berikut.
2.4 Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah
topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan
subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian
network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host
dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network
menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan
sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut. Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan
hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika
setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting,
seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address
seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk
memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network. Suatu subnet didefinisikan
Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host
adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang
terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan akan diimplementasikan subnet mask
sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner =
11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari
subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit
pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai
network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20.
Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu
host. Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan
subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan
kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh
seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih
besar ( lebih dari 65 ribu network ) dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host.
Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan
Gambar 2.20
Subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar network lokal, nomor
network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP Address.
Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus mengambil 3 bit pertama (
23 = 8) dari 8 bit segmen terakhir IP Address untuk di tutup (mask) menjadi bit network,
sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit untuk host menjadi 5 bit. Dengan
masking ini, ia memperoleh 8 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 32
(=25) host. Ilustrasinya dapat dilihat pada Tabel berikut :
Studi Kasus :
Anda sebagai penanggungjawab jaringan di suatu kantor yang mempunyai 3 buah
departemen mendapat alokasi IP dari suatu ISP (Internet Service Provider)
167.205.9.10xxxxxx (8 bit terakhir adalah biner). Jika jumlah host tiap-tiap departemen
diperkirakan tidak lebih dari 13 buah dan masing masing departemen akan dibuat jaringan
78able mendapat alokasi IP asli)
- Subnet yang harus dibuat
- Network address
- Broadcast address
Penyelesaian :
o Subnet yang harus dibuat adalah 11111111.11111111.11111111.11110000 atau
255.255.255.240.
o Terdapat network address sbb :
167.205.9.10000000
167.205.9.10010000
167.205.9.10100000
167.205.9.10110000
o Terdapat broadcast address sbb:
167.205.9.10001111 = 167.205.9.143
Kabel merupakan jalur untuk memindahkan informasi (data) dari satu perangkat ke
perangkat yang lain. Ada beberapa macam kabel yang digunakan pada jaringan local (LAN).
Suatu jaringan dapat menggunakan satu jenis kabel ataupun lebih dari satu jenis kabel.
Pemakaian kabel harus disesuaikan dengan topologi jaringan, protocol dan ukuran.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa
kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis
dalam kabel berikut.
Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5
(Cat5) merupakan kabel UTP yang paling banyak digunakan dalam jaringan berbasis
teknologi Ethernet.
Kategori 1
Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah,
yang didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan
sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telepon analog Plain Old Telephone Service
(POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk
digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan, karena itulah
tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut.
Kategori 2
Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit
per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-node dalam jaringan
dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang
Modul Sistem Jaringan 81
cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki
kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau Category 5.
Kategori 3
Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik
dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3
menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin
(twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki
kemampuan terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang
hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan
IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP
Category 3 pada beberapa frekuensi.
Attenuation (pelemahan
27 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
sinyal)
Near-end Cross-Talk
26 dB/1000 kaki 23 dB/1000 kaki
(NEXT)
Gambar 3.2
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP
Category 4 pada beberapa frekuensi.
Gambar 3.3
Kategori 5
Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini
menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted
pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries
Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA).
Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT),
hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel
Gambar 3.4
Enhanced Category 5
Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan
kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung
frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan
Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan untuk
mencapai kinerja tertinggi.
1. Straight
Gambar 3.5
Penggunaan kabel straight yang paling umum adalah sambungan antara PC dan
hub/switch. Dalam hal ini PC terhubung langsung ke hub/switch yang otomatis membuat
cross-over
over secara internal dengan menggunakan
menggunakan sirkuit khusus. Dalam kasus penggunaan
kabel CAT1, yang biasa digunakan pada saluran telepon, hanya 2 kawat yang digunakan.
Koneksi tipe ini tidak memerlukan cross-over
cross over khusus karena telepon terhubung langsung ke
soket telepon.
2. Crossover
Gambar 3.6
3. Rollover
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk mengakses router dengan PC/laptop kita.
Konfigurasi kabel jenis ini cukup simple karena kita tinggal membalik urutan kabel yang kita
pasang di satu sisi. Misal kita menggunakan standar 568B (standar untuk kabel straight
through), maka kita tinggal membalik urutan menjadi coklat untuk urutan pertama di ujung
kabel yang lain. Berikut deskripsi untuk memudahkan kita membuat kabel rollover.
Gambar di atas menunjukkan kepada kita standar CAT5 straight yang biasa
digunakan untuk menghubungkan PC ke HUB. Anda mungkin sedikit bingung karena Anda
mungkin beranggapan data TX + dari satu sisi untuk tersambung ke TX + di sisi lainnya,
namun bukan begitu cara kerjanya.
Bila Anda menghubungkan PC ke HUB, HUB yang akan secara otomatis menyilang
kabel Anda dengan sirkuit internal, alhasil Pin 1 dari PC (TX +) dihubungkan ke Pin 1 HUB
(yang terhubung ke RX +). Hal ini juga berlaku pada pin yang lain.
Jika tidak HUB tidak menyilang posisi pin melalui sirkuit internal (hal ini terjadi jika
Anda menggunakan Uplink port pada hub) maka Pin 1 dari PC (TX +) akan terhubung ke Pin
1 HUB (dalam hal ini TX +). Jadi Anda cermati bahwa tidak peduli apapun yang kita lakukan
pada port HUB (uplink atau normal), sinyal ditetapkan pada 8 pin pada PC, akan selalu tetap
sama, maka setting pin di HUB yang akan berubah sesuai dengan posisi normal atau uplink.
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Pada kondisi tertentu harus melakukan cross-over, yaitu salah satu ujung dari kabel
menggunakan standar kode warna T-568A dan ujung lainnya menggunakan kode warna T-
568B. Kondisi tersebut antara lain :
1. Menghubungkan satu Ethernet dengan Ethernet yang lain secara langsung
2. Menghubungkan satu switch dengan switch yang lain dengan menggunakan port biasa
( bukan port UP-Link)
3. Menghubungkan peralatan jaringan seperti router, bridge, gateway, radio link secara
langsung.
Kabel ini biasanya banyak digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi
mulai 300 kHz keatas. Karena kemampuannya dalam menyalurkan frekuensi
frekue tinggi tersebut,
maka sistem transmisi dengan menggunakan kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang
cukup besar.
Yang dimaksud dengan multiplex pada gambar 2.2 diatas adalah alat yang
dibgunakan untukk menyusun beberapa kanal telpon menjadi suatu band frekuensi tertentu
(base band) atau sebaliknya. Sedangkan LTE (Line
(Line Terminal Equipment)
Equipment Coaxial adalah
interface antara multiplex dengan kabel coaxial.
Kabel koaksial biasa digunakan dalam jaringan LAN terutama Topologi Bus yang
banyak menggunakan kabel koaksial. Kesulitan utama dari penggunaan kabel koaksial adalah
sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau
tidak. Karena kalau tidak benar-benar diukur secara benar akan merusak NIC (Network
Interface Card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai
kemampuan maksimalnya.
Penggunaan kabel coaxial pada LAN memiliki beberapa keuntungan. Penguatannya dari
repeater tidak sebesar kabel STP atau UTP. Kabel coaxial lebih murah dari kabel fiber optic
dan teknologinya juga tidak asing lagi. Kabel coaxial sudah digunakan selama puluhan tahun
untuk berbagai jenis komunikasi data. Ketika bekerja dengan kabel, adalah penting untuk
mempertimbangkan ukurannya.
Jenis-jenis Coaxial Cable dikenal ada dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai
diameter lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Kabel coaxial memiliki ukuran yang bervariasi. Diameter yang terbesar ditujukan
untuk penggunaan kabel backbone Ethernet karena secara histories memiliki panjang
transmisi dan penolakan noise yang lebih besar. Kabel coaxial ini seringkali dikenal
sebagai thicknet. Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3
10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi
warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick
Gambar 3.13
Seperti namanya, jenis kabel ini, karena ukurannya yang besar, pada beberapa situasi
tertentu dapat sulit diinstall. Suatu petunjuk praktis menyatakan bahwa semakin sulit
media jaringan diinstall, maka semakin mahal media tersebut diinstall. Kabel coaxial
memiliki biaya instalasi yang lebih mahal dari kabel twisted pair. Kabel thicknet hampir
tidak pernah digunakan lagi, kecuali untuk kepentingan khusus.
Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan
aturan sebagai berikut:
Seiring dengan pertambahan ketebalan atau diameter kabel, maka tingkat kesulitan
pengerjaannya pun akan semakin tinggi. Harus diingat pula bahwa kabel jenis ThickNet harus
ditarik melalui pipa saluran yang ada dan pipa ini ukurannya terbatas. Oleh karena itu
diciptakanlah Thin Coaxial cable untuk mengatasi beberapa masalah diatas.
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai
perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2,
dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap
lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini
juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan
dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan
sebagai berikut:
Dulu jaringan Ethernet menggunakan kabel coaxial yang diameter luarnya hanya 0,35
cm (kadang dikenal sebagai thinnet). Kabel ini terutama berguna untuk instalasi kabel yang
memerlukan pelilitan dan pembengkokan. Karena mudah diinstall, maka kabel ini juga lebih
murah untuk diinstal. Hal ini mendorong beberapa orang menyebutnya sebagai cheapernet.
Namun kabel ini memerlukan penanganan khusus. Seringkali pemasang gagal melakukannya.
Akibatnya, sinyal transmisi terinterferensi oleh noise. Oleh karena itu, terlepas dari
diameternya yang kecil, thinnet sudah jarang digunakan pada jaringan Ethernet.
Thicknet dapat menjangkau sampai 500 meter, dan perangkat dihubungkan ke kabel
secara langsung dengan menggunakan transceiver Ethernet dengan kabel AUI. Di lain pihak
thinnet lebih fleksibel dan dapat menjangkau sampai 185 meter. Komputer dihubungkan ke
kabel dengan menggunakan konektor BNC. Thicknet menggunakan spesifikasi Ethernet 10
base 5, sedangkan thinnet menggunakan 10 base 2.
Walapun kabel coaxial sukar di pasang, tetapi ia mempunyai rintangan yang tinggi
terhadap ganguan elektromagnet. Dan kabel ini juga mempunyai jarak maksimal yang lebih
daripada kabel “twisted pair”.
Keunggulan
1) Dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon
1) Mempunyai redaman yang relatif besar, sehingga untuk hubungan jarak jauh
harus dipasang repeater-repeater
2) Jika kabel dipasang diatas tanah, rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang
dapat berakibat putusnya hubungan.
Serat optik adalah merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah laser atau LED[1]. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120
mikrometer.
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan
(attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar
sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat
dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat
cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi[2]. Pada prinsipnya serat
optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca.
Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas
(serat optic) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil
ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar
1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan.
Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum
terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk
mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, optic tiba
di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optic yang kemurniannya sangat tinggi, kurang
dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan
tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu
semurni serat optic, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-
lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optic pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal.
Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau
berselang dua tahun setelah serat optic pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu
cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam
• 1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana jika ada
atom dalam tingkatan optic tinggi
• 1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas Columbia
USA, mengembangkan maser yaitu penguat gelombang mikro dengan pancaran
terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan
gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide
Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi optic
untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang pendek pada
gelombang radio.
• 1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan
penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada
daerah infra merah dan optic tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.
• 1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan
Donald Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari
laser helium-neon.
• 1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes
Research Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah optic
batu rubi sintesis sebagai medium.
• 1961 Peneliti optic Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang
diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optic). Inti serat gelas tersebut cukup
kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak
ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi
cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.
• 1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di
Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian
Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation
menggunakan optic ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada
retina pasien.
Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi optic generasi berikutnya, terdiri dari : alat
encoding : mengubah input (optic suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal
listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat
Untuk mengurangi efek optic, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal.
Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya
transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3
mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100
Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
Terjadi penyempurnaan pembuatan serat optic dan pembuatan chip diode laser berpanjang
gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan optic ditingkatkan sehingga transparansinya dapat
dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini
meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.
Dimulainya riset dan pengembangan optic koheren, modulasinya yang dipakai bukan
modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah
intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas
transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas
optic deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi
piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat
disangkal bahwa optic koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang
akan optic.
Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optic yang menggantikan fungsi repeater pada
generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optic terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP
(panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optic dengan doping erbium (Er) di
terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan
tereksitasi dan membuat optic populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan
lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi
terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan
diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optic ini
terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang,
sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada
repeater. Dengan adanya penguat optic ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada
awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas
transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
Generasi keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori optic komunikasi soliton. Soliton adalah
pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-
komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi
dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa
komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan
informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing).
Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-
masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali
lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua
polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja optic soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya
sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya
melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek optic,
sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat
menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat
diabaikan. Tampak bahwa penggabungan optic beberapa generasi teknologi serat optic akan
Dalam penggunaan serat optic ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain :
1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat
kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-
per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan
2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih
tinggi
3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
4. Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
5. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
6. Tidak berkarat
Secara garis besar kabel serat optic terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan
core. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah
dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi.
Dalam aplikasinya serat optic biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang disebut
dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk kabel
serat optic, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optic
pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat
juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi.
• Single mode : serat optic dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang
gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke
dinding cladding.
• Multi mode : serat optic dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser
di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan
berkurangnya bandwidth dari serat optic jenis ini.
• Step indeks : pada serat optic step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
• Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat optic cladding semakin kecil.
Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar.
Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar,
karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Pelemahan (Attenuation)
Pelemahan cahaya pada kabel serat optic sangat penting terutama dalam merancang optic
telekomunikasi serat optic. Berikut ini hal yang menyumbang pelemahan cahaya pada serat
optic:
1. Penyerapan (Absorption)
2. Penyebaran (Scattering)
3. Kehilangan radiasi (radiative losses)
Reliabilitas dari serat optic dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu
ujung serat optic diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan
intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan
menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER.
Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optic yang sama dengan
panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.
Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel serat optic jenis Patch
Cord adalah sebagai berikut:
Konektor
Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor,
biasanya memiliki tipe standar seperti FC, SC, ST, LC, atau MTRJ. Selain itu pada konektor
tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut:
Gambar 3.17
Gambar 3.18
Panjang maksimum satu buah segmen jaringan 10BaseT adalah 100 meter. Jika jarak
antara dua segmen melebihi jarak ini, maka dua segmen tersebut harus dihubungkan dengan
menggunakan repeater. Jarak minimum sebuah segmen adalah 2.5 meter. Dengan
Standar jaringan ini sudah dianggap usang, dan digantikan dengan standar 100BaseT
(Fast Ethernet) atau bahkan Gigabit Ethernet (1000BaseT).
10Base2
Secara teoritis, standar ini mendukung bandwidth hingga 10 Mbit/detik, tapi dalam
implementasinya, hanya berkisar antara 4 Mbit/detik hingga 6 Mbit/detik, dikarenakan
banyaknya kolisi yang terjadi di dalam jaringan. Jaringan 10Base2 dibangun berdasrkan
spesifikasi IEEE 802.3 yang dkembangkan oleh Project 802.
Jaringan 10Base2 saat ini tidak diimplementasikan lagi karena memiliki dua
permasalahan, yakni:
1. Karena kecepatan maksimum yang dimiliki jaringan 10Base2 adalah terbatas pada 10
Mbit/detik, jaringan akan terasa sangat lambat, khususnya pada jaringan yang banyak
menggunakan bandwidth.
2. Jaringan 10Base2 menggunakan sebuah kabel linear panjang yang digunakan untuk
menghubungkan komputer-komputer. Satu saja ada koneksi yang mengalami
kerusakan (atau longgar), dapat menyebabkan keseluruhan jaringan menjadi terputus,
dan untuk menelusuri kerusakanya, setiap segmen kabel dan koneksi ke setiap
komputer harus dicek.
Karena dua masalah di atas, 10Base2 telah ditinggalkan dan penggunaan teknologi jaringan
berpindah ke standar 10BaseT (untuk kecepatan lambat), Fast Ethernet, atau Gigabit Ethernet
untuk kecepatan yang lebih tinggi.
10Base5
10Base5 adalah sebuah standar implementasi pertama jaringan Ethernet. Standar ini sering
juga disebut sebagai ThickNet karena memang jaringan ini menggunakan sebuah kabel
koaksial (coaxial) tebal untuk menghubungkan komputer-komputer dalam membangun
sebuah jaringan. Nama lainnya adalah Standard Ethernet, karena memang jenis ini
merupakan implementasi jaringan Ethernet pertama kali.
Sebuah segmen jaringan 10Base5 sebaiknya tidak memiliki 100 komputer yang tergabung ke
dalamnya. Berbeda dengan 10Base2 yang menghubungkan komputer secara langsung dengan
kabel, pada jaringan 10Base5 terdapat sebuah transceiver yang dihubungkan ke kabel
ThickNet, dengan menggunakan konektor yang dapat melubangi kabel yang disebut sebagai
vampire tap.
Jaringan 10Base5 sering digunakan sebagai backbone dalam sebuah jaringan yang besar.
Dalam konfigurasi yang biasa, transceiver dalam backbone ThickNet dapat dihubungkan
dengan repeater, yang kemudian dapat menggabungkan segmen-segmen ThinNet yang lebih
kecil ke backbone ThickNet. Dengan cara seperti ini, sebuah kombinasi antara standar
10Base5 dan 10Base2 dapat mendukung jumlah komputer yang cukup besar.
Jaringan 10Base5 merupakan teknologi jaringan yang kuno dan tidak diimplentasikan lagi
pada jaringan komputer saat ini, meski beberapa perusahaan mungkin mempertahankannya.
Kompleksitas dan keterbatasan bandwidth yang hanya mencapai 10 Mbit/detik menyebabkan
jaringan ini "pensiun". Penggantinya adalah 10BaseT yang lebih sederhana, Fast Ethernet
untuk kecepatan yang lebih tinggi, Gigabit Ethernet atau Fiber Distributed Data Interface
(FDDI) jika hendak membuat backbone.
Cara 10BaseF bekerja mirip dengan cara kerja 10BaseT, yakni dengan menggunakan
topologi star dan menggunakan sebuah hub dengan interkoneksi serat optik untuk
membentuk sebuah jaringan. Panjang maksimum sebuah kabel serat optik dalam standar
10BaseF adalah 2 kilometer. Kabel serat optik yang direkomendasikan adalah kabel yang
memiliki diameter 62,5 mikron. Kabel ini dapat diakhiri dengan menggunakan konektor ST
atau konektor SMA, tergantung hub yang digunakan. Standar ini menggunakan sebuah kabel
dengan dua serat: satu serat digunakan untuk menerima data, dan satu serat lagi digunakan
untuk mengirimkan data.
Standar 10BaseF
Standar 10BaseF terdiri dari tiga sub-standar yang dibedakan menurut jenis medianya:
• 10BaseF, mendefinisikan transmisi data secara sinkron melalui kabel serat optik.
Standar ini tidak banyak diimplementasikan karena mahal. Dengan menggunakan
segmen 10BaseFB, beberapa buah hub serat optik dapat disambungkan satu sama
lain, sedemikian rupa sama seperti pada 10BaseT, sehingga bisa lebih panjang. Setiap
segmen dapat menampung 1024 komputer.
• 10BaseFL, mendefinisikan karakteristik jalur serat optik antara node dan
hub/konsentrator. Standar ini menggantungkan standar yang lama, segmen Fiber-
Optic Inter-Repeater Link (FOIRL), yang dikembangkan pada tahun 1980-an.
10BaseFL merupakan standar yang paling banyak diimplementasikan.
• 10BaseFP (Fiber Passive), mendefinisikan implementasi sebuah topologi star yang
tidak menggunakan repeater. Segmen 10BaseFP hanya dapat mencapai panjang
maksimum 500 meter dengan jumlah maksimum 33 komputer yang terkoneksi.
Standar ini juga tidak banyak diimplementasikan.
Kabel serat optik ini umumnya digunakan untuk menghubungkan jaringan antara dua buah
gedung berbeda.
100 Base TX
Menggunakan pengkabelan EIA / TIA kategori 5, 6 atau 7, kabel UTP dua pasang.
Satu pengguna per segmen, mencapai panjang sekitar 100 meter. Ia menggunakan sebuah
koneltor RJ-45 dengan topologi bintang secara fisik dan topologi bus secara logic.
100 Base T
Menggunakan kabel kategori 5, dan kabel UTP 4 pasang, mencapai panjang 500 meter.
Pada dasarnya Wireless LAN (WLAN) memiliki kesamaan dengan jaringan yang
menggunakan Ethernet card, perbedaan utama hanya pada media transmisinya, yaitu
melalui udara dengan menggunakan gelombang radio.
Gambar 3.19
802.11b
Digunakan mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan frekuensi 2,4 Ghz.
Maksimum bandwidth yang bisa dicapai adalah 11Mbps (Megabit per second). Pada koneksi
ini, modulasi yang digunakan adalah DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Kanal yang
tidak overlapping berjumlah 3, yaitu kanal 1, kanal 6 dan kanal 11. Protokol ini kompatibel
dengan tipe 802.11g jika tipe 802.11g beroperasi pada mode mixed.
802.11a
Digunakan mulai akhir 2001 dengan menggunakan frekuensi 5Ghz. Maksimum
bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54Mbps sementara modulasi sinyal yang digunakan
adalah OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Kanal yang tidak overlapping
berjumlah 12 (bisa lebih). T ipe ini tidak kompatibel denga tipe b maupun g.
802.11g
Digunakan mulai pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4Ghz.
Maksimum bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54Mbps. Modulasi yang dighunakan adalah
OFDM. Kanal yang tidak overlapping berjumlah 3 buah. Protokol ini kompatibel dengan tipe
b namun hasilnya mengikuti tipe b.
3.6 WIMAX
Wi Max Standar BWA yang saat ini umum diterima dan secara luas digunakan
adalah standar yang dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineering
(IEEE), seperti standar 802.15 untuk Personal Area Network (PAN), 802.11 untuk jaringan
Wireless Fidelity (WiFi), dan 802.16 untuk jaringan Worldwide Interoperability for
Microwave Access (WiMAX).
Pada jaringan selular juga telah dikembangkan teknologi yang dapat mengalirkan data
yang overlay dengan jaringan suara seperti GPRS, EDGE, WCDMA, dan HSDPA. Masing-
masing evolusi pada umumnya mengarah pada kemampuan menyediakan berbagai layanan
baru atau mengarah pada layanan yang mampu menyalurkan voice, video dan data secara
bersamaan (triple play). Sehingga strategi pengembangan layanan broadband wireless
dibedakan menjadi Mobile Network Operator (MNO) dan Broadband Provider (BP).
Approximate
max reach 100
8 Km 5 Km * *
(dependent on Meters
many factors)
Typical 1800,1900,2100
2.4 GHz 2-11 GHz 2-6 GHz 1900 MHz
Frequency bands MHz
Fixed Wireless
Portable Mobile
Wireless Broadband (eg- Mobile Wireless
Application Wireless Wireless
LAN DSL Broadband
Broadband Broadband
alternative)
Gambar 3.20
Yang membedakan WiMAX dengan Wi-Fi adalah standar teknis yang bergabung di
dalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (European
Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk
keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE
802.16 dengan standar ETSI HiperMAN.
Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, Amerika,
sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya.
Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka diciptakanlah WiMAX.
Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang
sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau
dikenal dengan BWA.
WiMAX Forum menetapkan 2 band frekuensi utama pada certication profile untuk
Fixed WiMAX (band 3.5 GHz dan 5.8 GHz), sementara untuk Mobile WiMAX ditetapkan 4
band frekuensi pada system profile release-1, yaitu band 2.3 GHz, 2.5 GHz, 3.3 GHz dan 3.5
GHz.
Secara umum terdapat beberapa alternatif frekuensi untuk teknologi WiMAX sesuai
dengan peta frekuensi dunia. Dari alternatif tersebut band frekuensi 3,5 GHz menjadi
frekuensi mayoritas Fixed WiMAX di beberapa negara, terutama untuk negara-negara di
Isu frekuensi Fixed WiMAX di band 3,3 GHz ternyata hanya muncul di negara-
negara Asia. Hal ini terkait dengan penggunaan band 3,5 GHz untuk komunikasi satelit,
demikian juga dengan di Indonesia. Band 3,5 GHz di Indonesia digunakan oleh satelit
Telkom dan PSN untuk memberikan layanan IDR dan broadcast TV. Dengan demikian
penggunaan secara bersama antara satelit dan wireless terrestrial (BWA) di frekuensi 3,5
GHz akan menimbulkan potensi interferensi terutama di sisi satelit.
Elemen/ perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di sisi
pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat tambahan seperti antena, kabel dan
asesoris lainnya.
Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu
lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke
beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar
WiMAX. Komponen BS terdiri dari:
Antena
Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari
area yang akan dilayani.
Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE
terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang
terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.
Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed
WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga keterbatasan WiFi dapat
dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal coverage/jarak, kualitas dan garansi
layanan (QoS). Sementara itu Mobile WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi
teknologi selular seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX
terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan pengiriman
data yang lebih tinggi. Oleh karena itu sistem WiMAX sangat mungkin dan mudah
diselenggarakan oleh operator baru atau pun service provider skala kecil. Namun demikian
kemampuan mobility dari Mobile WiMAX masih berada dibawah kemampuan teknologi
selular.
Tinjauan Teknologi
Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah standar pada lapis kedua, dimana Media
Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu dimana beberapa
Modul Sistem Jaringan 115
terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC pada WiMax
menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan (scheduling algorithm).
Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over IP atau IPTV yang
tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang stabil menjadi kurang baik.
Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah
terminal mendapat garansi untuk memperoleh sejumlah sumber daya (seperti timeslot), maka
jaringan nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.
Standar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz.
802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d)
menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga
dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal
dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing
(OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang
menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM yang baru ini memberikan
keuntungan dalam hal cakupang, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan
efisiensi pita frekuensi. WiMax yang menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan
hand over atau hand off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular.
Banyaknya institusi yang tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini
menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan
demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada
jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat WiMax bersertifikasi sesuai dengan
standar 802.162.
Banyak keuntungan yang didapatkan dari terciptanya standardisasi industri ini. Para
operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WiMAX
dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat kompatibilitas lebih
tinggi. Selain itu, pasarnya juga lebih meluas karena WiMAX dapat mengisi celah broadband
yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi Cable dan DSL (Digital Subscriber Line).
Selain itu, dapat melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless)
misalnya di gedung-gedung perkantoran, rumah tinggal, toko-toko, dan sebagainya, maupun
yang sering berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya. Mereka bisa merasakan
nikmatnya ber-Internet broadband lewat media ini. Sementara range spektrum frekuensi yang
tergolong lebar, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS selama mereka
berada dalam range frekuensi operasi dari BTS.
Sistem kerja MAC-nya (Media Access Control) yang ada pada Data Link Layer
adalah connection oriented, sehingga memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi
berbentuk video dan suara. Siapa yang tidak mau, ber-Internet murah, mudah, dan nyaman
dengan kualitas broadband tanpa harus repot-repot. Anda tinggal memasang PCI card yang
kompatibel dengan standar WiMAX, atau tinggal membeli PCMCIA (Personal Computer
Memory Card International Association) yang telah mendukung komunikasi dengan
a. Pengertian
Jaringan Hybrid adalah menghubungkan antara jaringan wired dan jaringan wireless
menggunakan akses point. Untuk menghubungkan jaringan kabel dengan jaringan wireless
hubungkan switch dengan port LAN pada akses point.
Pada topologi di atas akses point juga terhubung ke internet melalui komputer 6
(komputer 6 ini dimisalkan sebagai computer gateway yang ada di ISP dan terhubung
langsung dengan internet), sedangkan alamat IP Address 10.122.69.1 dimisalkan sebagai
alamat yang diberikan oleh ISP kepada kita.
Langkah-Langkah Percobaan :
1. Hubungkan komputer 6 pada port WAN Akses point dengan menggunakan kabel
UTP konfigurasi straight.
2. Setting IP Address pada komputer 6 dengan 10.122.69.254 dan subnet mask
255.255.255.0 (caranya sama dengan praktikum A).
3. Dari jaringan yang telah dibentuk dari percobaan A hubungkan switch ke port LAN
akses point dengan cara menghubungkan kabel UTP konfigurasi straight pada salah
satu port pada switch menuju port LAN akses point.
4. Tambahkan default gateway pada komputer 1,2 dan 3 dengan IP Address 192.168.1.1
5. Setting IP address LAN pada wireless Access Point dengan IP 192.168.1.1 dan IP
address WAN dengan 10.122.69.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 :
a) Pada cable yang terhubung dengan switch (bisa dari cable 1,2,3) lakukan
setting akses point melalului web browser (cable menggunakan internet
explorer, cable firefox atau lainnya) dengan mengetikkan http://192.168.1.254
pada Address bar browser, 192.168.1.254 merupakan alamat default dari
Akses point (lihat manual book / cd).
b) Pada Menu Internet Connection Type pilih Static IP
c) Isikan Internet IP Address dengan IP Address yang diberikan oleh ISP (Lihat
gambar topologi jaringan ).Pada gambar topologi di atas alamat IP WAN yang
diberikan adalah 10.122.69.1 dan cable yang langsung terhubung ke internet
adalah 10.122.69.254 (alamat gateway). Sehingga isikan Internet IP Address
dengan 10.122.69.1 dengan subnet 255.255.255.0 dan alamat gateway dengan
10.122.69.254, Static DNS diisi dengan alamat DNS yang diberikan oleh ISP,
pada praktikum ini isi dengan 202.46.5.1 dan 202.46.5.2.
d) Local IP Address merupakan alamat interface LAN pada akses point. Isikan
dengan 192.168.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0
6. Aktifkan fungsi DHCP Pada Access Point untuk memberikan IP address secara
dinamis pada DHCP Client. Isikan Scope untuk DHCP Address antara 192.168.1.100
– 192.168.1.150 sehingga IP Address yang diberikan pada DHCP Client (cable 2 dan
4) berada pada range tersebut.
a) Pada DHCP Server pilih enable untuk mengaktifkan DHCP Server. DHCP Server ini
berguna untuk memberikan alamat IP secara dinamis pada computer yang terhubung
secara wireless (dalam hal ini cable 4 dan 5)
b) Isikan Starting IP Address dengan alamat IP awal/pertama yang digunakan untuk
computer wireless
b. DHCP
Pembaruan Penyewaan IP
sebenarnya ketika DHCP Server menyewakan IP ke cable client, DHCP Server akan
mengatakan, OK, saya akan menyewakan IP ini untuk Anda selama sekian hari . Agar cable
client l tetap aktif dan berkomunikasi dalam jaringan, maka penyewaan IP perlu dilakukan
penyewaan kembali sebelum masa akhir penyewaan IP habis. Komputer client akan secara
otomatis memperbaharui penyewaan IP ketika mencapai 50% dari masa waktu penyewaan
dengan mengirimkan DHCPREQUEST ke DHCP Server. Jadi misalkan saja penyewaan IP
adalah 8 hari, maka pada hari ke 4, cable client akan mencoba memperbaharui penyewaan IP
ini secara otomatis. Andaikan saja pada saat penyewaan mencapai 50% dan penyewaan IP
kembali gagal dilakukan karena DHCP server sedang diperbaiki, maka cable secara otomatis
akan mencoba lagi memperbaharui penyewaan IP pada saat masa sewa mencapai 87.5%.
Bagaimana jika cable client tetap tidak dapat memperbaharui masa penyewaan IP tersebut?
Maka tidak seperti cable di Indonesia yang bias seenaknya dimainkan, client harus
melepaskan IP yang telah disewa dan mencari DHCP server yang lain atau tidak
mendapatkan alamat IP yang baru.
Scope
Tugas DHCP server adalah memberikan IP atau yang lebih dikenal, menyewakan IP
ke client. IP apa saja yang disewakan ke client? IP yang ditawarkan atau biasanya range IP
Modul Sistem Jaringan 123
yang ditawarkan oleh DHCP server disebut sebagai scope. Misalkan Anda mempunyai scope
antara 10.10.1.1 s/d 10.10.1.3, artinya DHCP server Anda akan memberikan IP ke tiga
sekaligus, yaitu 10.10.1.1, 10.10.1.2, dan 10.10.1.3. Biasanya saya memberikan range IP
secara lengkap ke dalam DHCP. Jadi misalkan network saya menggunakan IP 192.168.0.0/
24 (subnet mask 255.255.255.0 jika Anda lupa dengan arti dari angka 24 ini) atau
192.168.0.1- 192.168.0.254 maka saya akan membuat range Start IP address dengan nilai
192.168.0.1 dan End IP address dengan nilai 192.168.0.254. Bagaimana jika nomor IP
192.168.0.9 dan 192.168.0.10 sudah terpakai untuk server saya? Apakah tidak bentrok jika
DHCP masih tetap menawarkannya? Tentu saja akan bentrok jika DHCP server Anda
menawarkannya, karena itulah nantinya harus Anda set agar IP yang sudah digunakan
jaringan lagi ditawarkan melalui pilihan Exclude.
Sebagai sedikit gambaran dalam perancangan penggunaan IP, misalkan saya mempunyai
network range yang digunakan 192.168.0.1 s/d 192.168.0.254, maka saya akan tetapkan,
semua server harus menggunakan IP permanen antara 192.168.0.1-192.168.20, untuk alat
network seperti router dan lain-lain akan menggunakan range IP 192.168.0.21-192.168.0.50.
Nantinya pada DHCP server saya tinggal set agar range IP dari 192.168.0.1 s/d 192.168.0.50
harus di-exclude atau tidak boleh ditawarkan ke client. Pada saat pemasangan
server baru, saya tinggal menggunakan salah satu IP dari range IP 192.168.0.1- 192.168.0.20
dan tidak perlu melakukan apapun pada DHCP server yang sedang berjalan. Tentu saja Anda
melebarkan range IP untuk server maupun alat-alat komunikasi sesuai dengan kebutuhan
Anda dan nantinya. Untuk mengaktifkan sebuah scope, klik gambar server kemudian pilih
Action > New Scope atau klik kanan New Scope. Kolom Start IP address dan End IP address
meminta Anda agar memasukan alamat IP awal dan alamat IP akhir yang akan digunakan.
Karena saya menggunakan network 192.168.0.0/24 maka saya memasukan IP 192.168.0.1
pada kolom Start Ip address sedangkan pada kolom End Ip address dimasukan IP
192.168.0.254 (ingat alamat 192.168.0.0 dan 192.168.0.255 tidak digunakan). Selain Start IP
address dan End IP address Anda juga harus mengisi subnet mask yang digunakan dalam
bentuk jumlah bit (length) atau dalam bentuk Angka. Seperti yang telah saya dijelaskan,
Anda memasukan IP dalam scope yang tidak boleh disewakan ke client pada bagian Add
Exculusions . Pada bagian ini Anda 124abl memasukan per IP secara satu persatu atau dalam
suatu range. Disini terlihat betapa membantunya desain penggunaan IP yang telah saya
lakukan sehingga saya hanya perlu memasukan IP range 192.168.0.1 s/d 192.168.0.50 dari
pada saya harus memasukannya satu per satu IP yang digunakan oleh server dan alat-alat
komunikasi jaringan. Untuk memasukan IP satu per satu, Anda memasukannya dalam Start
Modul Sistem Jaringan 124
IP address dan End IP address dengan IP yang sama. Jadi misalkan Anda mempunyai satu IP
yang harus di-exclude yaitu 192.168.0.100, maka masukan IP 192.168.0.100 dalam kolom
Start IP address maupun End IP address kemudian klik tombol Add Durasi penawaran-
penawaran IP oleh DHCP server ke client dimasukkan ke dalam bagian Lease Duration. Jadi
pada bagian inilah Anda menentukan berapa lama sebuah client yang meminjam IP dari
DHCP server harus memperbarui IP yang telah dipinjamnya. Secara default, waktu yang
terisi adalah 8 hari yang tentu saja sudah cukup lama. Semakin lama waktu sewa tentunya
lalu lintas data pada jaringan Anda juga akan semakin sedikit, tapi saya sendiri lebih suka
waktu penyewaan atau lease duration selama 1 hari selama suatu jaringan belum benar-benar
dirancang dengan sangat baik. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan
kebijakan seperti alamat server DNS yang berubah dan lain-alin. Dengan lease duration 1
hari, kenaikan lalu lintas data akan cukup terasa jika terdapat ratusan IP karena proses
pembaruan dan penyewaan menggunakan sekitar empat kali 576 bytes. Setelah mendapatkan
network yang lebih mantap, Anda secara bertahap menaikan lease duration secara bertahap.
Selain konfigurasi IP yang disewakan ke client, Anda juga mengatur alamat DNS, Default
Gateway dan lain-lain (Gambar 5.6). Dengan demikian, penyewaan IP oleh client berupa satu
paket lengkap dengan seting alamat DNS, Default gateway dan lain-lain, dan karena inilah
saya lebih suka dengan lease duration selama 24 jam. Andaikan terjadi perubahan alamat
DNS dan perubahan Gateway saya segera memasukannya ke dalam DHCP server sehingga
client tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan data yang terbaru, atau saya
tidak perlu mendengar terlalu lama omelan-omelan yang segera dating dari pengguna. Pilihan
pertama yang Anda informasikan konfigurasi tambahan pada IP adalah alamat default
gateway. Alamat default gateway ini biasanya merupakan alamat dari router jika Anda
terhubung dengan WAN atau Internet. Default gateway dikatakan sebagai alamat yang Anda
tuju ketika berhubungan dengan network lain yang tentu saja selain network. Komunikasi
dengan network client tidak akan melalui default gateway, karena itu Anda tidak merancang
dua network yang dihubungkan dengan leased line dan router dengan alamat network yang
sama. Pada bagian selanjutnya, Anda memasukan domain yang digunakan dalam network
pada kolom Parent Domain yang dalam contoh ini adalah jasakom.com. Selanjutnya, pada
kolom Server name dan IP address digunakan untuk memberikan informasi lokasi DNS
server dalam network. Anda memasukan nama server dari DNS server saja jika tidak hafal
dengan alamat IP-nya dan mengklik tombol Resolve , maka alamat IP dari nama DNS yang
dimasukan akan diisi secara otomatis. Selanjutnya jangan lupa mengklik tombol Add .
Setelah seting domain dan informasi DNS, Anda juga memasukan lokasi WINS. Anda tidak
Modul Sistem Jaringan 125
perlu lagi memasukan atau menggunakan WINS ini jika network atau jaringan yang
digunakan minimal adalahg Windows 2000 dan XP. WINS sebenarnya sudah hendak
dimatikan oleh Microsoft semenjak Microsoft memutuskan untuk menggunakan TCP/IP
sebagai client utamanya. Langkah terakhir adalah mengaktifkan DHP server yang telah
diseting agar bias segara menajalankan tugasnya. Untuk mengaktifkan DHCP server ini,
Anda tinggal memilih pilihan Yes, I want to activate this scope now. Setelah DHCP server
aktif, Anda akan melihat gambar server DHCP dan juga berbagai informasi yang penting bagi
administrator. Beberapa hal yang Anda lihat adalah nama scope, kemudian Address Pool
yang menginformasikan range dari IP yang boleh dan tidak boleh (exclude) diberikan ke
DHCP client. Address Leases menunjukkan IP yang telah disewa oleh client dan informasi
nama yang menyewa IP tersebut serta kapan IP yang disewa akan habis masa waktunya
(expired). Reservation digunakan untuk menunjukkan pemberian alamat IP tertentu pada
yang tetap (akan kita bahas nantinya). Scope Option adalah tambahan informasi pada setting
IP yang telah kita berikan seperti informasi DNS dan informasi Default gateway. Pada bagian
terakhir, yaitu Server Option sebenarnya tidak terlalu banyak berguna karena digunkan hanya
jika Anda mempunyai banyak scope dalam satu DHCP server. Daripada melakukan setting
informasi DNS server pada setiap scope, Anda melakukan setting pada Server Option yang
akan menjadi default setting pada semua scope.
INFO
Jika Anda ingin mengaktifkan DHCP server dalam network yang memiliki Active
Directory maka terdapat langkah tambahan yang harus Anda lakukan yaitu otorisasi
(authorize). Tanpa otorisasi, DHCP server 2003 Anda tidak akan bisa diaktifkan. Saya DHCP
server 2003 karena jika Anda membuat DHCP server dengan kata lain seperti Linux atau
Windows NT, Anda tetap bias mengaktifkan DHCP server tanpa otorisasi. Untuk melakukan
otorisasi, klik menu Action > Manage Authorized Servies > sorot server Anda dan klik
Authorized .
Reservation
Jika Anda mempunyai satu koputer yang membutuhkan penyewaan IP yang selalu
sama, Anda melakukannya melalui bagian Reservation . Klik-kanan pada bagian Reservation
dan pilih New Reservation Bagaimana DHCP server dapat mengenal client yang tidak
mempunyai alamat IP? Pada saat client meminta alamat IP, sebenarnya dikirimkan juga
informasi dari alamat MAC atau alamat dari ethernet card yang digunakan oleh client (MAC
Modul Sistem Jaringan 126
adalah alamat fisik sebuah NIC card yang selalu unik). Berdasarkan informasi dari MAC
inilah, DHCP server menentukan apakah client yang bersangkutan perlu diberikan IP yang
telah ditentukan. Informasi lainnya selain dari MAC Address, umumnya hanya berfungsi
sebagai informasi lainnya saja seperti Reservation name dan Description . Pada kolom IP
Address Anda memasukan alamat IP yang akan diberikan khusus ke alamat MAC yang telah
ditentukan. Pada bagian terakhir Anda akan melihat type support, yaitu berupa DHCP atau
BOOTP. Jika Anda masih ingat dengan konsep diskless atau tanpa hardisk dan disket yang
melakukan boot langsung dan terkoneksi ke server, maka itulah BOOTP. BOOTP dulunya
terkenal di Novell tapi saat ini tampaknya sudah memudar. Microsoft sendiri juga tidak
mendukung BOOTP dalam produknya.
c. Jaringan RT / RW-net
Membangun Jaringan RT/RW-net
Langkah selanjutnya yang lebih kita kembangkan setelah seseorang tersambung ke
internet 24 jam melalui wireless internet, adalah mengkaitkan tetangganya untuk dapat
tersambung ke internet juga. Secara bisnis, hal ini cukup menguntungkan dibandingkan bisnis
WARNET. Tampak pada gambar adalah konfigurasi umum RT/RW-net. Sebuah gateway
yang beroperasi 24 jam tersambung ke internet secara wireless disambungkan ke jaringan
(LAN) melalui card yang ke dua. Jarak dan membuat peralatan tahan gangguan cuaca
merupakan dua tantangan yang harus dihadapi dalam membangun jaringan RT/RW-net.
Memang jaringan IntraNet di kantor maaupun WARNET dalam hal ini jauh lebih mudah
karena biasanya diinstalasi dalam ruangan. Sebuah kabel UTP biasanya dapat dioperasikan
secra reliable untuk jarak 100-150 meter. Kita perlu memasang hub setiap jarak tersebut
untuk menjangkau jarak yang jauh. Memang teknik ini bukanlah teknik yang baik untuk
membangun sebuah jaringan LAN, tapi cukup lumayan untuk membangun jaringan RT/RW-
net yang murah.
5.1 Pengantar
Router adalah sebuah alat jaringan yang mengirimkan paket data melalui sebuah
jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.
Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack
tujuh-lapis OSI.
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan
data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan
penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).
Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu jalanan,
dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang
memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch
menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri
pada sebuah LAN.
Jenis Router
1. Router Statis
2. Router Dinamis
Yang akan kita bahas pada bab ini adalah “Router Statis”. Pengertian router statis dalah
sebuah router yang memiliki routing statis yang diset secara manual oleh para administrator
jaringan. Routing statis biasanya digunakan untuk jaringan dengan skala yang kecil. Apabila
kita memiliki jaringan dengan skala yang besar maka menggunakan routing dinamis.
Supaya router tabel melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka
router harus mempunyai table yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke
jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai table routing yang
berisi NETID dan Default gatewaynya.
Routing statis terjadi jika kita secara manual menambah route-route di routing table dari
setiap router. Terdapat pro dan kontra terhadap routing statis, tetapi itu juga berlaku untuk
semua proses routing
1. Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router, yang berarti kita mungkin
dapat membeli router yang lebih murah daripada jika kita menggunakan routing
dinamis.
2. Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router, yang berarti kita mungkin
dapat menghemat uang untuk link WAN.
3. Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk
mengizinkan akses routing ke network tertentu saja.
Sebuah “stub network’ (kadang di sebut “leaf node”) adalah jaringan yang hanya
dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik digunakan sebagai jalan satu-satunya
untuk keluar masuk jaringan Stub.
Modul Sistem Jaringan 129
Gambar 5.2
Catatan :
Rute statik dapat digunakan untuk koneksi ke suatu network yang tidak terhubung langsung
dengan router anda. Untuk koneksi “end-to-end”, rute statik harus dikonfigurasi di dua arah.
Mengkonfigurasi Rute statik adalah dengan memasukkan table routing secara manual. Tidak
terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.
1. Perintah “ip route” digunakan untuk mengkonfigurasi sebuah rute statik dalam mode
konfigurasi global. ip route Command Syntax :
1. ip route network [mask] {address | interface}[distance] [permanent]
network : Network atau subnet tujuan
Tugas rute statik untuk mencapai stub network 172.16.1.0 adalah melalui Router
A karena hanya ini satu-satunya jalan untuk mencapai network 172.16.1.0.
Catatan :
Ini adalah sebuah rute “unidirectional”. Anda harus mengkonfigurasi rute dari arah/sisi
lawan (Router B).
1. Default routing digunakan untuk merutekan paket dengan tujuan yang tidak
sama dengan routing yang ada dalam table routing.
2. Secara tipikal router dikonfigurasi dengan cara routing default untuk trafik
internet.
3. Secara aktual menggunakan format dst-address=0.0.0.0/0 gateway=x.x.x.x
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin.
Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima
tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device
pengirim dan device tujuan
Autonomous System atau yang disingkat AS adalah suatu kelompok yang terdiri dari
satu atau lebih IP Prefix yang terkoneksi yang dijalankan oleh satu atau lebih operator
jaringan dibawah satu kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas. AS diperlukan bila
suatu jaringan terhubung ke lebih dari satu AS yang memiliki kebijakan routing yang
berbeda. Contoh yang paling sering dijumpai adalah: jaringan yang terhubung kepada dua
upstream atau lebih ataupun eXchange Point, peering dengan jaringan lokal pada eXchange
Point. Autonomous System Number atau yang disingkat ASN adalah nomor two-byte unik
yang diasosiasikan dengan AS. ASN digunakan sebagai pengidentifikasi yang
memungkinkan AS untuk saling menukar informasi routing dinamik dengan AS yang lain.
Protokol routing eksterior seperti Border Gateway Protocol (BGP) membutuhkan ASN untuk
saling bertukar informasi antara jaringan.
Routing antara AS
Mengasumsikan Internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi AS. Normalnya, ada satu
dedicated router pd tiap AS yg menangani trafik interdomain Protokol untuk interdomain
routing disebut Exterior Gateway
Protocol atau EGP
Protokol routing:
- EGP
1. Global
Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya
adalah algoritma link state.
2. Desentrasilasi
Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke
router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan saat
terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang
terhubung secara langsung.Proses routing ini disebut juga dengan routing Bellman-Ford atau
Ford-Fulkerson. Routing vektor jarak beroperasi dengan membiarkan setiap router menjaga
tabel (sebuah vektor) memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan
dan saluran yang dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel ini di-update dengan cara saling
bertukar informasi dengan router tetangga. Routing distance vektor bertujuan untuk
menentukan arah atau vektor dan jarak ke link-link lain di suatu internetwork. Sedangkan
link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.
Misal, router Y menerima tabel informasi estimasi dari router X, dimana terdapat Xi, yang
menyatakan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh X untuk sampai ke router i. Bila Y
mengetahui delay ke X sama dengan m milidetik, Y juga mengetahui bahwa Y dapat
mencapai router i dalam Xi + m milidetik.
Struktur data 134able Distance Vector :
- Setiap node (router) memilikinya,
- Baris digunakan menunjukkan tujuan yang mungkin,
- Kolom digunakan menunjukkan untuk setiap node tetangga secara langsung,
- Sebagai contoh : pada router X, untuk tujuan Y melalui tetangga Z.
Gambar 6.3
Update table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan
proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari router ke router.
Gambar diatas menunjukkan algoritma distance vector memanggil ke semua router untuk
mengirim ke isi table routingnya. Table routing berisi informasi tentang total path cost yang
ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi
table routing, seperti skema oleh gambar di bawah ini.
Gambar 6.5
Gambar 6.6
Konfigurasi interface :
• Router 1 S0 : 192.168.4.1/24
E0 : 192.168.1.1/24
• Router 2 S0 : 192.168.4.2/24
S1 : 192.168.5.1/24
E0 : 192.168.2.1/24
• Router 3 S0 : 192.168.5.2/24
E0 : 192.168.3.1/24
• PC 1 E0 : 192.168.1.2/24
• PC 2 E0 : 192.168.2.2/24
• PC 3 E0 : 192.168.3.2/24
Modul Sistem Jaringan 137
• Konfigurasi RIP Routing pada Router1:
Router1(config)#ip routing
Router1(config)#router rip
Router1(config-router)#network 192.168.1.0
Router1(config-router)#network 192.168.4.0
Router1(config-router)#^Z
Router1#copy run start
Untuk mengetahui konfigurasi routing pada router1 digunakan perintah show ip route.
Jika router lain yang berhubungan dengan router1 belum di-set dengan RIP, maka konfigurasi
belum akan muncul. Oleh sebab itu router-router lain yang terhubung dengan Router1 jugah
harus di-setting.
• Konfigurasi RIP Routing pada Router2:
Router2(config)#ip routing
Router2(config)#router rip
Router2(config-router)#network 192.168.2.0
Router2(config-router)#network 192.168.4.0
Router2(config-router)#network 192.168.5.0
Router2(config-router)#^Z
Router1#copy run start
• Konfigurasi RIP Routing pada Router3:
Router3(config)#ip routing
Router3(config)#router rip
Router3(config-router)#network 192.168.3.0
Router3(config-router)#network 192.168.5.0
Router3(config-router)#^Z
Router3#copy run start
Sekarang setelah semua router yang berhubungan dengan protokol RIP telah dikon
figurasi, maka konfigurasinya bisa dilihat dengan mengetikkan perintah show ip route. Yang
perlu diperhatikan dalam tampilan informasi adalah setelah kode “R” yang membuat
konfigurasi untuk protokol RIP. RIP routing merupakan jenis protocol routing yang classful,
yaitu protocol routing yang tidak mengenal subnetting. Sebagai contoh jika alamat jaringan
hasil subneting adalah 164.10.2.0 dengan subnet mask 255.255.254.0, maka jika
Modul Sistem Jaringan 138
menggunakan protocol RIP routing alamat jaringannya menjadi 164.10.0.0 Seperti yang telah
dibahas sebelumnya, RIP mempunyai default update setiap 30 detik. Disamping itu RIP juga
mempunyai
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol distance vector yang
diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum
menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load.
IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat
menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance untuk
IGRP adalah 100.
Untuk menerapkan IGRP ke suatu router, caranya:
Router(config)#router igrp 101,dimana 101 adalah nomor autonomous system
Untuk menerapkan IGRP tersebut ke suatu network address:
Router(config-router)#network <net ID>
Konfigurasi IGRP pada praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Konfigurasi IGRP pada Router1:
Router1(config)#ip routing
Router1(config)#router igrp 101
Router1(config-router)#network 192.168.1.0
Router1(config-router)#network 192.168.4.0
Router1(config-router)#^Z
Router1#copy run start
Proyek Debian tumbuh lambat pada awalnya dan merilis versi 0.9x di tahun 1994 dan
1995. Pengalihan arsitektur ke selain i386 dimulai ditahun 1995. Versi 1.x dimulai tahun
1996.
Ditahun 1996, Bruce Perens menggantikan Ian Murdoch sebagai Pemimpin Proyek.
Dalam tahun yang sama pengembang debian Ean Schuessler, berinisiatif untuk membentuk
Debian Social Contract dan Debian Free Software Guidelines, memberikan standar dasar
komitmen untuk pengembangan distribusi debian. Dia juga membentuk organisasi "Software
in Public Interest" untuk menaungi debian secara legal dan hukum.
Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan
managemen rilis. Serta di tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan
workshop tahunan "debconf".
Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode "Etch". Rilis versi
terbaru Debian, 2009, diberi nama kode "Lenny".deb adalah perpanjangan dari paket
perangkat lunak Debian format dan nama yang paling sering digunakan untuk paket-paket
binari seperti itu. Seperti "Deb" istilah bagian dari Debian, itu berasal dari nama Debra,
kemudian pacar dan sekarang mantan istri pendiri Debian Ian Murdock.
Paket debian adalah standar Unix pada arsip yang mencakup dua gzip, tar bzipped
atau lzmaed arsip: salah satu yang memegang kendali informasi dan lain yang berisi data.
Program kanonik untuk menangani paket-paket tersebut adalah dpkg, paling sering
melalui apt / aptitude. deb paket dapat dikonversi ke paket lain dan sebaliknya menggunakan
asing.
Beberapa paket Debian inti tersedia sebagai udebs ( "mikro deb"), dan biasanya hanya
digunakan untuk bootstrap instalasi Linux Debian. Meskipun file tersebut menggunakan
ekstensi nama file udeb, mereka mematuhi spesifikasi struktur yang sama seperti biasa deb.
Namun, tidak seperti rekan-rekan mereka deb, hanya berisi paket-paket udeb fungsional
penting file. Secara khusus, file dokumentasi biasanya dihilangkan. udeb paket tidak dapat
diinstal pada sistem Debian standar.
Saat ini telah terdapat puluhan distribusi Linux yang berbasis kepada debian, salah
satu yang paling menonjol dan menjadi fenomena adalah Ubuntu
Langkah Instalasi :
1. First Booting dari CD/DVD, lalu akan muncul tampilan seperti gambar 3.1 lalu
tekan Enter.
Gambar 8.
8.1
GAMBAR 8.3
8.3
Gambar 8.4
8.4
4. Setelah memilih bahasa yang akan digunakan dalam sistem operasi, selanjutnya
menu pemilihan layout tombol keyboard yang akan digunakan pada sistem yang
akan dipasang sistem operasi Linux Debian
Gambar 8.
8.5
Gambar 8.6
8.6
Gambar 8.7
Gambar 8.
8. 6
Gambar 8.11
Gambar 8.13
Gambar 8.15
Gambar 8.17
Gambar 8.
8. 9
Gambar 8.
8.11
Gambar 8.
8.13
Gambar 8.
8.15
Gambar 8.
8.16
Gambar 8.17
Gambar 8.
8.19
Gambar 8.31
Gambar 8.33
8.33
Gambar 8.36
8.36
Gambar 8.38
8.38
Id.wikipedia.org
rohm4n.wordpress.com
http://www.mcc-us.com/sanfaq.htm
us.com/sanfaq.htm
http://www.dgp.toronto.edu/tp/techdocs/DAN.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Controller_area_network
www.google.com
Modul Dikmenjur TKJ
Modul SisJarkom SMK Telkom Malang