Anda di halaman 1dari 165

SISTEM JARINGAN

Kelompok :

- Bakharuddin M. Islamy 0430/0352 071


- Bunga Agari N. 0433/0355 071
- Rizky Romadhoni P. 0524/0446 071

SMKN 8 Malang
Jl. Teluk Pacitan 52 Arjosari - Malang
Website : http://smkn8mlg.sch.id

2010
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan karunia
– Nya penulis dapat menyelesaikan
menyelesai Modul Sistem Jaringan ini.

Modul ini berisi Pengertian jaringan computer, keuntungan jaringan computer,


comp
konfigurasi jalur, topologi OSI 7 Layer, TCP /IP, dan lain-lain.
lain lain. Di dalam buku ini juga
diterangkan IP Address beserta subnettingnya.

Penjelasan pada buku ini cukup jelas, sehingga dapat membantu para pemula maupun
yang sudah mahir untuk belajar mengenai
me jaringan.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:


kepada

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Bapak / Ibu Guru yang telah membantu kami dalam pembuatan modul ini
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan
4. Teman – teman (khususnya teman – teman XI TKJ A) yang telah membantu dalam
menyelesaikan modul Instalasi Linux Debian ini. Wish u all the Best ☺

Semoga Modul Sistem Jaringan ini mampu memberikan manfaat dan mampu
memberikan nilai tambah bagi pemakainya.

Malang, Mei 2010

Penulis

Modul Sistem Jaringan 2


PERSEMBAHAN . . .

Buku ini kami persembahkan kepada setiap pembaca.


Khusunya :

1. Pak Darwis selaku guru Diagnosa WAN

2. Bu Inggrid selaku guru OS Jaringan

3. Seluruh teman-teman
teman (Khususnya anak-anak
anak XI

TKJ A) selaku pendukung terbitnya buku ini

4. Dan para pembaca yang ingin mengetahui system

jaringan……

Modul Sistem Jaringan 3


DAFTAR ISI

Sampul Depan
Kata Pengantar (2)
Persembahan (3)
Daftar Isi (4)
Glossary (6)
BAB I Konsep Dasar Jaringan
1.1 Pengertian Jaringan Komputer (23)
1.2 Terminologi Dasar Jaringan (29)
1.3 Topologi Jaringan (31)
1.4 Perangkat Jaringan (35)
BAB II OSI 7 Layer dan TCP / IP
2.1 OSI Client (39)
2.2 TCP / IP (59)
2.3 IP Addresing (67)
2.4 Subnetting (72)
2.5 Design LAN (74)
2.6 Pengalokasian IP Address (75)
BAB III Media Komunikasi
3.1 Unshielded twisted-pair (79)
3.2 Coaxial Cable (87)
3.3 Fiber Optic (93)
3.4 Tabel Spesifikasi Kabel (103)
BAB IV Jaringan Hybrid
4.1 Pengertian (117)
4.2 DHCP (120)
4.3 Jaringan RT / RW-net (125)
BAB V Static Routing
5.1 Jaringan RT / RW-net (126)
5.2 Tabel Routing (127)
5.3 Kelebihan dan Kekurangan (127)
5.4 Stub Network (128)
5.5 Konfigurasi Router Static (128)
5.6 Default Routing (130)

Modul Sistem Jaringan 4


BAB VI Dynamic Routing
6.1 Autonomous System (131)
6.2 Intradomain Routing (132)
6.3 Interdomain Routing (132)
6.4 Algoritma Routing (132)
6.5 Konfigurasi Dynamic Routing (136)
BAB VII Debian
7.1 Sejarah Debian (141)
BAB VIII Instalasi Debian
8.1 Instalasi Debian 4.0 (143)

Modul Sistem Jaringan 5


GLOSSARY

10 BaseT Bagian dari standar asli IEEE 802.3, 10 BaseT adalah spesifikasi Ethernet 10Mbps
baseband yang menggunakan dua pasang kabel yang saling terbelit (twisted pair), kabel
kategori 3, 4 atau5-mengunakan satu pasang kabel yang saling menerima. 10 BaseT
mempuyai sebuah batas jarak sekitar 100 meter per segmen.lihat juga: Ethernet dan IEEE
802.3.
100 BaseT Berdasarkan standar IEEE 802.3u, 10 BaseT adalah spesifikasi Fast Ethernet
untuk baseband 100Mbps yang menggunakan kabel UTP. 100BaseT mengirimkan link pulses
(yang berisi lebih banyak informasi dibandingkan yang digunakan 10BaseT) melalui network
ketika tidak ada lalu lintas data. Lihat juga: 10BaseT, Fast Ethernetdan IEEE 802.3.
100 BaseTX Berdasarkan standar IEEE 802.3u, 100BaseTX adalah spesifikasi Fast Ethernet
baseband100Mbps yang menggunakan dua kabel UTP atau STP. Kabel pasangan data
menerima data; pasangan kedua mengirim data. Untuk memastikan waktu sinyal yang tepat,
sebuah segmen 100BaseTX panjangnya tidak bisa melibihi dari 100 meter.
Acknowledgment Vertifikasi yang dikirimkan oleh suatu peralatan network ke peralatan
lainnya untuk menandakan bahwa sebuah kejadian telah terjadi. Bisa disingkat menjadi ACK.
Berlawanan dengan : NAK.
ANSI American National Standards institute: Organisasi yan tediri dari perusahaan,
pemerintahan, dan anggota-anggota sukarela yang mengkordinasikan kegiatan-kegiatan yang
berhuungan dengan standar, menyetujui standar nasional Amerika Serika, dan
mengembangkan posisi Amerika Serikat dalam organisasi standar internasional. ANSI
membantu dalam pembuatan standar internasional dan Amerika Serikat untuk bidang seperti
komunikasi, networking, dan berbagai bidang teknik. ANSI telah mempublikasikan lebih dari
13.000 standar, untuk produk-produk rekayasa dan teknologi, mulai dari ulir sekrup sampai
protocol networking. ANSI adalah anggota dari the intertational Electrotechnical commission
(IEC) dan Intertational Organization for standardization (iso)
Aplication layer Layer Application. Layer ke-7 dari model network OSI, menyediakan 16-
bit tunggal layanan-layanan untuk prosedur-prosedur aplikasi (seperti electronic mail atau
transfer file) yang berada diluar model OSI. Layer ini memilih dan menentukan ketersediaan
dari partner komunikasi dan juga sumber daya yang diperlukan untk membuat koneksi,
mengkordinasikan aplikasi-aplikasi yang berpasangan,dan membentuk sebuah kesepakatan
terhadap prosedur-prosedur untuk mengendalikan integritas data dan error recovery.

Modul Sistem Jaringan 6


ARP Address Resolution Protocol. Didefinisikan di RFC 286, merupakan protocol yang
melacak alamat IP ke alamat MAC.
ASCII American standard Code for Information Interchange. Sebuah kode 8-bit untuk
merepresentasikan karakter-karakter,terdiri dari 7 bit data ditambah 1 bit parity.
ASICs Application-spesific Integrated Circuit. Digunakan di switch layer 2 untuk membuat
keputusan filtering. ASIC melihat ke dalam table filterdari alamat-alamat MAC dan
menentukan port mana yang akan dituju oleh alamat hardware tujuan dari sebuah alamat
hardware yang diterima. Frame akan diizinkan untuk melaui segmen itu saja. Jika alamat
hardware tidak diketahi, frame akan di forward ke semua port.
Auto-detectmechanism Digunakan di sebuah switch, hub, dan kartu interface
Ethernet,untuk menentukan duplex dan kecepatan yang di gunakan.
Auto duplex Sebuah setting pada peralatan layer 1 dan layer 2 yang menset duplex dari
sebuah port pada switch atau hub secara otomatis.
Backbone Bagian dasar dari network angen menyediakan jalur utama untuk lalu lintas yang
dikirimkan ke dan mulai dari network lain.
Bandwidth selisih antara frekuensi tertingi dan terendah yang digunakan oleh sinyal
network. Lebih umum, ia mengacu pada kapasitas throughput yang diukur pada sebuah
protocol atau media network.
Baseband Sebuah fitur dari teknologi network yang menggunakan hanya satu pembawa
(carrier) fekuensi. Contohnya adalah Ehernet .Juga disebut narrowband (pita sempit)
.Bandingkan dengan : broadband.
Baud Sinonim dari bit per second (bps) , jika setiap elemem sinyal menyatakan 1 bit. Baud
adalah sebuah satuan dari kecepatan persinyalan yang ekivalen dengan jumlah elemen sinyal
yang terpisah yang ditransmisikan per detik.
Binary Sebuah metode penomoran dengan 2 kharakter yang menggunakan satu dan
nol.Sistem penomoran binary mendasari semua pernyataan digital dari informasi.
Bit sebuah digit binary , mempunyai nilai 1 atau 0. delapan bit membetuk sebuah byte.
Bridge Sebuah alat untuk menghbungka dua segmen dari sebuah network dan
mentransmisikannya paket-paket diantaranya. Kedua segmen harus menggunakan protocol
yang identik untuk berkomunikasi. Bridge berfungsi pada layer Data Link, layer ke-2 dari
model referensi OSI . Tujuan dari sebuah bridge adalah untuk menyaring, mengirmkan atau
melakukan broadcast pada setiap frame yang dating, berdasarkan alamat MAC dari frame
tersebut.

Modul Sistem Jaringan 7


Broadband Sebuah metodologi transmisi untuk melakukan multiplexing terhadap beberapa
sinyal yang berbeda ke dalam satu kabel. Dalam telekomunikasi, broadband diklarifikasikan
sebagai kanal apapun dengan bandwidth lebih dari 4 kHz (atau disebut voice grade dalam
teknologi VLAN), ia diklsifikasika sebagai sebuah kabel coaxial dimana sinyal analog
digunakan. Juga disebut wideband (pita lebar).
Broadcast Sebuah frame data atau paket yang ditransmisikan ke semua node pada segmen
network local (seperti didefinisikan oleh broadcast domain). Broadcast dikenal dari alamat
broadcast-nya, yang merupaka sebuah network dan alamat tujuan dengan semua bit di-on-kan
(bernilai 1). Juga disebut local broadcast. Badingkan dengan : directed broadcast.
Broadcast address Digunakan dalam pengalamatan logical dan pengalamatan hardware.
Dalam pengalamatan logical, alamat-alamat host akan menjadi 1 semua. Dengan
pengalamatan hardware, alamat hardware akan menjadi satu semua dalam binary (atau semua
F dalam bilangan hexadecimal).
Broadcast domain Sebuah group dali peralatan-peralatan yang menerima frame broadcast
yang dimlai atau dikirim dari alat apapun di group itu. Karena router tidak memforward
frame broadcast, broadcast tidak diforward dari satu broadcast domain ke broadcast domain
lain.
Broadcast (multi-access) networks Network broadcast (multi access) seperti Ethernet
memungkinkan beberapa alat untuk dihubugkan ke (ataumengakses) network yang sama, dan
juga menyediakan sebuah kemampuan broadcast dimana sebuah paket tinggal dikirimkan ke
semua node di network tersebut.
Broadcast strom Sebuah kejadian yang tidak diiginkan pada network yang disebabkan oleh
transmisi secara serentak dari sejumlah broadcast yang melalui segmen network tersebut.
Kejadian seperti ini dapat membuat bandwidth network kewalahan, yang mengakibatkan
time-out.
Buffer Sebuah area penyimpanan yang menangai data ketika data itu dala transit. Buffer
digunakan ntuk menerima atau menyimpan pengiriman yang sporadic dari data-data yang
membesar, basanya diterima dari sebuah alat yang lebih cepat, untk mengkompensasi varias-
variasi dalam kecepatan pemrosesan. Informasi yang dating disimpan sampai semuaya
diterima sebelum mengirimkan data. Juga dikenal sebagai sebuah information buffer .
Bus topology sebuah arsitektur LAN linear dimana transmisi dari beberapa station pada
network dibuat kembali sepanjang sebuah medium dan diterima oleh semua station lain.
Bandingkan dengan: ring topology dan star topology
Byte delapan bit.
Modul Sistem Jaringan 8
CD carrier detect: sebuah sinyal yang mengindikasikan bahwa sebuah interface sedang aktif
atau bahwa sebuah koneksi yang dihasilkan oleh sebuah modem telah dibuat.
CDP Cisco Discovery Protocol. Protokol proprietary Cisco yang digunakan untuk
memberitahuakan sebuah alat Cisco tetangga tantang type hardware, versi software dan
interface aktif yang sedang digunakan oleh alat Cisco. CDP menggunakan sebuah alat frame
SNAP di antara eralata dan tidak bisa di route.
Checksum Sebuah pengujian untuk memastikanintegitas dari data yang dikirimkan.
Merupakan sebuah angka yang dihitung dari serangkaian nilai yang diambil melalui
sederetan fungs-fungsi metematika, secara khusus ditempatkan pada akhir dari data dari mana
ia itung, dan kemudian dihitungulang pada ujung penerima untuk verifikasi. Bandingkan
dengan: CRC.
compression Sebuah teknik untuk mengirimkan lebih banyak data melalui sebuah link
dibandingkan data yang secara normal diperbolehkan dengan cara mempresentasikan string-
string data yang berulang dengan sebuah penanda tunggal (single marker).
congestion lalu lintas network yang melampaui kemampuan network menanganinya.
Connectionless Transfer data yang terjadi tanpa menciptakan sebuah rangkaian virtual.
Memiliki overhead yang rendah, menggunakan pengiriman best-effort (usaha terbaik), dan
tidak dapat diandalkan. Berlawanan dengan: connection-oriented. Lihat juga: virtual circuit.
connection-oriented Metode transfer data yang membuat sebuah rangkaian virtual sebelum
data ditransfer. Menggunakan acknowledgment dan flow control untuk transfer data yang
dapat diandalkan. Berlawanan dengan: connectionless. Lihat juga: virtual circuit.
console port Biasanya sebuah port RJ-45 (modular 8-pin) pada sebuah router dan switch
Cisco yang memungkinkan kemampuan Command-Line Interface.
core layer Layer inti. Layer teratas dalam model hierarkis tiga-layer Cisco, yang membantu
anda merancang, membangun, dan memelihara networknetwork hierarkis Cisco. Layer ini
melewatkan paket-paket dengan cepat ke alat-alat layer distribusi saja. Tidak ada packet
filtering yang akan terjadi pada layer ini.
CRC cyclic redundancy check: Sebuah metodologi yang mendeteksi error-error, dimana
penerima frame membuat sebuah perhitungan dengan cara membagi isi dari frame dengan
sebuah pembagi binary utama dan membandingkan sisa pembagian dengan sebuah nilai yang
disimpan dalam frame oleh node pengirim. Berlawanan dengan: checksum.
crossover cable Jenis kabel Ethernet yang menghubungkan sebuah switch dengan switch,
host dengan host, hub dengan hub, atau switch dengan hub.

Modul Sistem Jaringan 9


CSMA/CD Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection: Sebuah teknologi yang
didefinisikan oleh komite IEEE 802.3 Ethernet. Setiap alat mendeteksi untuk merasakan
sebuah sinyal digital pada kabel sebelum melakukan tranmisi. Juga, CSMA/CD
memungkinkan semua alat pada network untuk berbagi kabel yang sama, tetapi hanya
memungkinkan satu transmisi pada satu saat. Jika dua alat melakukan transmisi pada saat
bersamaan, sebuah tabrakan frae akan terjadi dan sebuah pola jamming (pengacau) akan
dikirimkan: alat akan berhenti melakukan transmisi, menunggu selama waktu tertentu atau
selama waktu yang ditentukannya sendiri secara acak, dan kemudian mencobanya melakukan
transmisi lagi.
CSU channel service unit: Sebuah mekanisme digital yang menghubungkan peralatan
pengguna-akhir (end-user) ke loop telepon digital local. Sering disebut bersama dengan data
service unit sebagai CSU/DSU. Lihat juga: DSU.
CSU/DSU channel service unit/ data service unit: Alat layer Physical yang digunakan dalam
WAN unuk mengkonversi sinyal digital CPE menjadi apa yang dimengerti oleh switch di
provider. Sebuah CSU/DSU biasanya adalah sebuah alat yang terhubung ke sebuah jack RJ-
45 (modular 8-pin), yang disebut sebagai titik demarkasi.
data circuit-terminating equipment DCE digunakan untuk menyediakan clocking untuk
perlengkapan DTE.
data encapsulation Proses dimana informasi pada sebuah protocol dibungkus, atau
dimasukkan, dalam bagian data dari protocol lain. Dalam model referensi OSI , setiap layer
mengenkapsulasi layer yang berada langsung diatasnya ketika data berpindah menuruni
susunan protocol.
data frame Enkapsulasi Protocol Data Unit pada layer Data Link dari model referensi OSI .
Mengenkapsulasi paket-paket dari layer Network dan mempersiapkan data untuk trasmisi
pada sebuah media network.
datagram Sebuah koleksi logical dari informasi yang ditransmisikan sebagai sebuah unit
layer Network diatas sebuah medium tanpa menggunakan sebuah rangkaian virtual yang
sudah di buat sebelumnya. Datagram IP telah menjadi unit informasi primer dari internet.
Pada layerlayer yang berbeda dari model referensi OSI , istilah cell, frame, message, packet,
dan segment juga mendefinisikan pengelompokan informasi logical ini.
Data Link Control Layer Layer 2 dari model arsitektur SNA, bertanggung jawab untuk
transmisi data melalui sebuah link fisikal tertentu dan bias dibandingkan dengan layer Data
Link pada model OSI.

Modul Sistem Jaringan 10


Data Link layer Layer 2 dari model referensi OSI , ia memastikan transmisi data yang bisa
dipercaya melalui sebuah link fisikal dan terutama berkaitan dengan pengalamatan fisikal,
disiplin line, topologi network, pemberitahuan error, pengiriman frame yang berurutan, dan
flow control. IEEE membagi lebih lanjut layer ini menjadi sublayer MAC dan sublayer LLC.
Juga dikenal sebagai link layer. Dapat dibandingkan dengan layer data link control dari
model SNA. Lihat juga: Application layer, LLC, MAC, Network layer, Physical Layer,
Presentation Layer, Session Layer, dan Transport Layer.
Data terminal equipment Lihat: DTE.
DCE data communications equipment (seperti didefinisikan oleh EIA) atau data circuit-
terminating equipment (seperti didefinisikan oleh ITU-T): Mekanisme dan link dari sebuah
network komunikasi yang menyusun bagian network dari interface user-ke-network, seperti
modem. DCE menyediakan koneksi fisikal ke network, meneruskan lalu lintas network dan
menyediakan sebuah sinyal clocking untuk melakukan sinkronisasi transmisi data antara alat-
alat DTE dan DCE. Bandingkan dengan: DTE.
de-encapsulation Teknik yang digunakan oleh protocol-protokol ber-layer dimana sebuah
layer menghapus informasi header dari Protocol Data Unit dari layer di bawahnya. Lihat:
encapsulation.
default route Entri pada routing table statis yang digunakan untuk mengarahkan frame-frame
yang hop selanjutnya tidak terdapat di routing table.
delay Waktu yang lewat antara inisiasi transaksi dari pengirim dengan respons pertama yang
diterimanya. Juga, waktu yang diperlukan untuk memindahkan sebuah paket dari sumbernya
ke tujuannya melalui sebuah jalur.
demultiplexing Proses mengkonversi sebuah sinyal multiplexed, yang terdiri dari lebih dari
satu stream input, kembali menjadi stream output yang terpisah. Lihat juga: multiplexing.
destination address Alamat untuk peralatan network yang akan menerima sebuah paket.
directed broadcast Sebuah frame data atau paket yang ditransmisikan ke sebuah kumpulan
node tertentu pada sebuah segmen network remote. Directed broadcast, atau broadcast yang
diarahkan, diketahui dari alamat broadcast-nya, yang merupakan sebuah alamat subnet tujuan
dengan semua bit host di-on-kan.
distribution layer Layer tengah dari model hierarkis tiga-layer Cisco, yang membantu Anda
merancang, menginstal, dan memelihara network hierarkis Cisco. Layer ini adalah titik
dimana peralatan layer Akses melakukan hubungan. Routing dilakukan di layer ini.
DSU data service unit: Alat ini digunakan untuk mengadaptasi interface fisikal pada sebuah
mekanisme data terminal equipment (DTE) ke sebuah fasilitas transmisi seperti T1 atau E1,
Modul Sistem Jaringan 11
dan juga bertanggung jawab untuk timing atau pengaturan waktu sinyal. Ia biasanya
dikelompokkan dengan channel service unit dan disebut sebagai CSU/DSU. Lihat juga: CSU.
DTE data terminal equipment: Semua alat yang berlokasi di sisi user dari sebuah interface
user-network yang bertindak sebagai sebuah destinasi, sebuah sumber, atau keduanya. DTE
meliputi alat-alat seperti multiplexer, router, penerjemah protocol, dan computer. Koneksi ke
sebuah network data dilakukan melalui data communication equipment (DCE) seperti
modem, menggunakan sinyal-sinyal clocking yang dihasilkan oleh alat itu.
encapsulation Teknik yang digunakan oleh protocol ber-layer dimana sebuah layer
menambahkan informasi header ke Protocol Data Unit (PDU) dari layer di atasnya. Sebagai
contoh, dalam terminology internet, sebuah paket akan berisi sebuah header dari layer Data
Link, diikuti oleh sebuah header dari layer Network (IP), diikuti oleh sebuah header dari layer
Transport (TCP), kemudian diikuti oleh data protokol aplikasi.
encryption Konversi informasi ke dalam sebuah bentuk yang di acak yang secara efektif
menyamarkannya untuk mencegah akses yang tidak diizinkan. Semua skema enkripsi
mengunakan beberapa algoritma yang sudah ditentukan dengan baik, yang mana dibalik pada
ujung penerima dengan menggunakan algoritma yang berlawanan yang dikenal sebagai
decryption.
Ethernet Sebuah spesifikasi LAN baseband yang dibuat oleh Perusahaan Xerox Corporation
dan kemudian ditingkatkan melalui usaha gabungan antara Xerox, Digital Equipment
Corporation, dan Intel. Ethernet sama dengan standar seri IEEE 802.3 dan, menggunakan
CSMA/CD, beroperasi pada beberapa jenis kabel pada 10 Mbps. Juga disebut: Ethernet DIX
(Digital/Intel/Xerox). Lihat juga: 10BaseT, Fast Ethernet, dan IEEE.
Fast Ethernet Semua spesifikasi Ethernet yang memliki kecepatan 100 Mbps. Fast Ethernet
adalah sepuluh kali lebih cepat dibandingkan dengan 10BaseT, dan mempertahankan
kualitas-kualitas 10BaseT, seperti mekanisme MAC, MTU, dan format frame. Kemiripan ini
memungkinkan aplikasi dan tool-tool manajemen untuk 10BaseT yang sudah ada, dapat
digunakan pada network Fast Ethernet. Fast Ethernet didasarkan pada sebuah kepanjangan
dari spesifikasi IEEE 802.3 (IEEE 802.3u). Bandingkan dengan: Ethernet.
FDDI Fiber Distributed Data Interface: Sebuah standar LAN, didefinisikan oleh ANSI
X3T9.5 yang dapat bekerja pada kecepatan hingga 200 Mbps dan menggunakan media access
token-pasing pada kabel serat optic. Untuk redundancy, FDDI dapat menggunakan sebuah
arsitektur dual-ring.
flow control Sebuah metodologi yang digunakan untuk memastikan bahwa unit penerima
tidak kewalahan dengan data dari alat pengirim. Di network IBM disebut pacing, artnya
Modul Sistem Jaringan 12
bahwa ketika buffer di alat penerima sudah penuh, sebuah pesan akan dikirimkan ke unit
pengirim untuk sementara waktu menghentikan transmisi sampai semua data di buffer
penerima telah diproses dan buffer sudah siap untuk bekrja lagi.
frame Sebuah satuan informasi logical yang dikirimkan oleh layer Data Link melalui sebuah
medium transmisi. Istilah ini kadang mengacu pada header dan trailer, yang digunakan untuk
sikronisasi dan pengontrolan error, yang mengelilingi data yang tersimpan dalam unit
tersebut.
FTP File Transport Protocol: Protokol TCP/ IP yang digunakan untuk mentransmisikan file-
file di antara node-node network, mendukung banyak jenis file dan didefinisikan dalam rfc
959.
Full duplex Kapasitas untuk mentransmisikan informasi antara sebuah station pengirim dan
sebuah unit penerima pada saat bersamaan.
Half duplex Kapasitas mentransfer data dalam hanya satu arah saja pada suatu saat antara
sebuah unit pengirim dan unit penerima.
Handshake Rangkaian transmisi apa pun yang dipertukarkan di antara dua atau lebih alat
pada sebuah network ntuk memastikan operasi yang sinkron.
Hierarchical addressing Semua rencana pengalamatan yang menggunakan sebuah
rangkaian perintah logical untuk menentukan lokasi. Alamat-alamat IP dibuat dari sebuah
hirarki dari nomor-nomor network, nomor-nomor subnet, dan nomor-nomor host untuk
mengarahkan paketpaket ke tujuan yang sesuai.
Hierarchy Istilah yang digunakan unuk mendefinisikan pengalamatan IP, dalam
pengalamatan hirarki, sejumlah bit digunakan untuk networking dan sejumlah bit lainnya
untuk pengalamatan host. Juga digunakan dalam struktur DNS dan model rancangan Cisco.
Hop count Sebuah routing metric yang menghitung jarak antara sebuah sumber dan sebuah
tujuan, berdasarkan pada jumlah router di jalur tersebut. RIP menggunakan hop count sebagai
metric satu-satunya.
Host address Alamat logical yang dikonfigirasi oleh seorang administrator atau server pada
sebuah alat. Secara logical mengidentifikasi alat ini pada sebuah internetwork.
Host-to-host layer Layer dalam susunan Internet Protocol yang sama dengan layer Transport
dari model OSI.
Hubs Alat-alat layer Physical yang sebenarnya hanya repeater dengan banyak port. Ketika
sebuah sinyal digial elektronik diterima pada sebuah port, sinyal itu akan dikuatkan kembali
atau akan dihasilkan ulang an dikirimkan keluar ke semua segmen dari mana sinyal tersebut
diterima.
Modul Sistem Jaringan 13
ICMP Internet Control Message Protocol: didokumentasikan dalam RFC 792, merupakan
protocol Internet layer network untuk tujuan melaporkan error dan menyediakan informasi
mengenai proseur-prosedur paket IP.
IEEE Institute of Electrical and Electronics Engineers: Sebuah oganisasi professional yang,
selain aktivitas lain, mendefinisikan standar-standar dalam semlah bidang di computer dan
elektrik, termasuk networking dan komunikasi. Standar-standar IEEE banyak digunakan
dalam standar LAN dewasa ini. Banyak protocol yang dikenal dengan nomor referensi dari
standar IEEE yang terkait.
IEEE 802.1 Spsifikasi komite IEEE yang mendefinisikan grup bridging. Spesifikasi untuk
STP ( Spanning Tree Protocol ) adalah IEEE 802.1D. STP menggunakan STA (Spanning-tree
Algorithm ) untuk menemukan dan mencegah loop-loop dalam network dalam network
bridge. Spesifikasi untuk trunking VLAN adalah IEEE 802.1Q.
IEEE 802. 3 Spesifikasi komite IEEE yang mendefinisikan grup Ethernet khususnya standar
10 Mbps yang asli. Ethernet adalah sebuah protocol LAN yang menspesifikasikan layer
Physical dan media akses sublayer MAC. IEEE 802. 3 menggunakan CSMA/CD untuk
menyediakan akses bagi banyak alat pada network yang sama. Fast Ethernet didefinisikan
sebagai 802.3U, dan Gigabit Ethernet didefinisikan sebagai 802.3Q. lihat juga: CSMA/CD.
IEEE 802.5 Komite IEEE yang mendefinisikan media akses Token Ring.
IGMP Internet Group Management Protocol: Digunakan oleh host-host IP, protocol yang
melaporkan keanggotaan grup multicast mereka ke sebuah router multicast yang berdekatan.
IGP Interior Gateway Protocol: Semua protocol yang digunakan oleh sebuah internetwork
untuk mempertukarkan data routing di dalam sebuah autonomus system. Contohnya termasuk
RIP, IGRP, dan OSPF.
IGRP Interior Gateway Routing Protocol: algoritma routing distance vector yang proprietary
Cisco. Merupakan perbaikan dari protocol RIP.
Internet Network dari network yang global, yang popularitasnya meledak dalam beberapa
tahun terakhir. Asalnya adalah sebuah alat untuk riset akademis gabungan, ia telah menjadi
sebuah media untuk pertukaran dan pendistribusian informasi dari semua jenis.kebutuhan
Internet untuk menghubungkan platform-platform dan teknologi-teknologi computer yang
berbeda telah menyebabkan dikembangkannya protocol-protocol dan standarstandar
yang seragam, yang juga digunakan secara luas di LAN perusahaan.
Internet Sebelum kebangkitan internet, internet dengan huruf kecil ini adalah singkatan dari
internetwork dalam konteks yang umum. Sekarang istilah ini sudah jarang digunakan.

Modul Sistem Jaringan 14


Internet layer Layer dalam protocol TCP/ IP yang menyediakan pengalamatan network dan
routing melalui sebuah network.
Internet Protocol Semua protocol yang terdapat dalam susunan TCP/IP.lihat juga: TCP/IP.
Internetworking Secara umum, semua yang berhubungan dengan tugas umum untuk
menghubungkan network-network satu sama lain. Istilah ini mencakup teknologi, prosedur
dan produk. Ketika anda menghubungkan network-network dengan sebuah router, anda
menciptakan sebuah internetwork.
IP Internet Protocol: Didefinisikan dalam RFC 791, merupakan sebuah protocol layer
network yang menjadi bagian dari susunan TCP/ IP dan menawarkan koneksi yang
connectionless. IP menyediakan banyak fitur untuk pengalamatan, spesifikasi jenis layanan,
fragmentasi dan reassembly (perakitan kembali frame), dan keamanan.
IP address Sering disebut alamat internet, ini adalah sebuah alamat yang secara unik
mengidentifikasi semua alat (host) pada internet (atau network TCP/ IP lain). Setiap alamat
terdiri dari 4 oktet (32 bit), dinyatakan sebagai angka decimal yang dipisahkan oleh titik-titik
(sebuah format yang dikenal sebagai dotted-decimal). Semua alamat dibentuk oleh sebuah
omor network, sebuah nomor subnetwork opsional, dan sebuah nomor host. Nomor network
dan subnetwork digunakan bersama untuk routing, sementara nomor host menunjukkan
sebuah host tunggal di dalam network atau subnetwork. Informasi network dan subnetwork
diambil dari alamat IP menggunakan subnet mask. Ada lima class alamat IP(A-E), dimana
class A-C mengalokasikan jumlah-jumlah yang berbeda dari bit-bit untuk bagian alamat
untuk network, subnetwork, dan host. Lihat juga: CIDR, IP dan subnet mask.
IPX Internet Packet eXchange: protocol layer network (layer 3) yang digunakan dalam
network Novell Netware ntuk memindahkan informasi dari server ke work station. Sama
dengan IP dan XNS.
LAN Local Area Network: secara luas, semua netwoek yang menghubungkan dua atau lebih
kmputer dan alat-alat yang terhubung dalam sebuah area geografis yang terbatas (sampai
beberapa kilometer). LAN-LAN biasanya adalah network yang berkecepatan tinggi dan
memiliki error yang rendah, di dalam sebuah perusahaan. Pengkabelan dan pensinyalan pada
layer Physical dan Data Link dari OSI diatur dalam standar-standar LAN. Ethernet, FDDI,
dan Token Ring merupakan beberapa teknologi LAN yang paling popular.
LAN switch Sebuah mekanisme bridging yang transparan, multi-interface, dan berkecepatan
tinggi, mentransmisikan paket-paket antara segmensegmen dari data link, biasanya mengacu
khusus pada sebuah switch Ethernet. Switch LAN memindahkan lalu lintas berdasarkan
alamat MAC.
Modul Sistem Jaringan 15
Latency Secara umum, adalah waktu yang diperlukan untuk sebuah paket untuk berpindah
dari satu kasi ke lokasi lain. Dalam konteks networking yang khusus, ia dapat berarti: (1)
waku yang berlalu (delay) antara pelaksanaan atau eksekusi dari sebuah permintaan untuk
mengakses sebuah network oleh sebuah alat dan waktu di mana mekanisme tersebut
benarbenar diperbolehkan untuk melaksanakan transmisi tersebut, atau (2) waktu yang
berlalu antara ketika sebuah mekanisme menerima sebuah frame dan waktu frame tersebut
dikirimkan keluar dari port tujuan.
Layer Istilah yang digunakan dalam networking ntuk mendefinisikan bagaimana modelOSI
bekerja untuk meng-enkapsulisasi data untuk ditransmisikan pada network.
Layer 3 switch Lihat: multilayer switch.
Link state protocol Dalam protocol link state, juga disebut protocol shortest-path-first.
Masing-masing router membuat tiga buah tabel yang terpisah. Satu dari tabel ini mencatat
tetangga-tetangga yang berhubungan langsung, satu menentukan topologi dari internetwork
keseluruhan, dan satu digunakan sebagai sebuah routing table. Router link state mengetahui
lebih banyak tentang internetwork dibandingkan protocol routing yang distancevector.
LLC Logical Link Control: Didefinisikan ole IEEE, adalah yang lebih tinggi dari kedua
sublayer dari data link. LLC bertanggng jawab terhadap deteksi error (tetapi bukan koreksi),
flow control, framing, dan pengalamatan sublayer secara software. Protocol LC yang utama,
IEEE 802.2, mendefenisikan operasi yang conectionles dan connection-oriented.
Logical adresss Alamat-alamat layer network yang mendefinisikan bagaimana data
dikirimkan dari satu network lain, contoh dari alamat logical adalah IP dan IPX.
MAC Media Access Control: Sublayer yang lebih rendah dalam layer data link, bertanggung
jawab untuk pengalamatan hardware, media akses, dan deteksi error dari frame.
MAC address Sebuah alamat hardware layer data link yang diperlukan oleh semua port atau
semua alat untuk terhubung ke sebuah segmen LAN. Alamat-alamat ini digunakan oleh
bermacam-macam alat dalam network untuk lokasi yang akurat dari alamat logical. Alamat
MAC didefinisikan oleh standar IEEE dan panjangnya adalah enam karakter, biasanya
menggunakan burned-in address (BIA) dari interfaceLAN local. Sering juga disebut alamat
hardware, alamat fisik, alamat burned-in, atau alamat layer MAC.
Media translation Sebuah property router yang memperbolehkan dua jenis LAN yang
berbeda untuk berkomunikasi, sebagai contoh, Ethernet untuk Token Ring.
Multicast Secara umum, semua komuniksi antara seorang pengirim tunggal dan beberapa
penerima. Tidak seperti pesan broadcast, yang dikirim ke semua alamat pada seuah network,
pesan multicast dikirimkan ke sebuah bagian dari alamat network yang didefinisikan: bagian
Modul Sistem Jaringan 16
ini memiliki sebuah alamat multicast grup, yang dispesifikasikan dalam field alamat tujuan
dalam paket.
Multiplexing Proses mengubah beberapa sinyal logic menjadi sebuah sinyal fisik tungal
untuk transmisi melalui sebuah kanal fisik. Barlawanan dengan: demultiplexing.
Network layer dalam model referensi OSI , merupakan layer ke3, layer dimana routing
diimplementasikan, mengaktifkan koneksi-koneksi dan pemilihan jalur antara dua system
akhir. Lihat juga: Application layer, Data Link Layer, Physical layer, Presentation layer,
Session layer dan Transport layer.
NIC Network Interface Card: Sebuah board rangkaian elektronik yang ditempatkan dalam
sebuah computer. NIC menyediakan komunikasi network melalui sebuah LAN.
OSI Open System Interconnection: Program standarisasi internasional yang dirancang oleh
ISO dan ITU-T untuk pengembangan standar-standar networking data yang memungkinkan
terjadinya interoperabilitas atau kerja sama antara perlengkapan-perlengkapan multivendor.
OSI referensi model Model referensi Open System Interconnection: Sebuah model
konseptual yang didefinisikan oleh International Organization for Standarization (ISO), yang
mengambarkan bagaimana kombinasi apapun dari alat-alat network dapat dihubungkan untuk
tujuan berkumunikasi. Model OSI membagi pekerjaannya menjadi tujuh layer yang
fungsional, membentuk sebuah hirarki dengan aplikasi-aplikasi di atas dan medium fisik di
bawah, dan ia mendefinisikan fungsi-fungsi yang harus disediakan oleh setiap layer.
OSPF Open Shortes Part First: Sebuah algoritma routing yang hierarkis dan link-state yang
diturunkan dari sebuah versi sebelumnya dari protocol IS-IS, yang fitur-nya termasuk routing
multi jalur, load balancing dan routing dengan cost terendah. OSPF adalah pengganti RIP
yang di sarankan dalam lingkungan internet. Lihat juga: Enhanced IGRP, IGP dan IP.
OUI organizationally unique identifier: Kode yang diberikan oleh IEEE kepada sebuah
organisasi yang membuat kartu interface network. Organisasi kemudian meletakan OUI ini
pada setiap dan semua kartu yang dibuatnya. OUI panjangnya 3 byte (24 bit). Pembuat kartu
kemudian menambahkan sebuah identifikasi 3-byte untuk mengidentifikasi host secara unik.
Panjangnya total dari alamat tersebut adalah 48 bit (6 byte) dan disebut sebuah alamat
hardware atau alamat MAC.
Packet Dalam komunikasi data, adalah satuan logical dasar dari informasi yang dipindahkan.
Sebuah paket terdiri dari sejumlah byte data, dibungkus atau dienkapsulasi dalam header dan
atau trailer yang mengandung informasi tentang dari mana packet berasal, ke mana tujuannya
dan seterusnya. Berbagai protocol yang terlibat dalam mengirimkan sebuah transmisi

Modul Sistem Jaringan 17


menambahkan layer informasi header dari mereka sendiri, yang dapat diinterpretasikan oleh
protocol yang terkait pada alat yang menerima.
PDU Protokol Data Unit: Proses-Proses pada setiap layer dari medel OSI . PDU pada layer
Transort disebut segmen; PDU pada layer network disebut paket atau diagram; dan PDU
pada layer Data Link disebut frame. Layer physical menggunakan bit-bit.
Physical layer Layer terendah-layer1-dalam model referensi OSI , bertanggung jawab untuk
mengubak frame-frame data dari layer Data Link (layer 2) menjadi sinyal-sinyal listrik
protocol-protokol dan standar-standar layer Physical mendifinisikan, sebagai contoh, jenis
kabel dan konektor yang digunakan termasuk pemilihan pn dan skema enconding untuk
pensinyalan nilai 0 dan 1.
Presentation layer Layer 6 dari model referensi OSI , mendefinisikan bagaimana data di-
format, dinyatakan, di-encode dan diubah untuk digunakan oleh software pada layer Aplikasi.
Protocol Dalam networking, spesifikasi dari sebuah kumpulan aturan untuk sebuah tipe
komunikasi tertentu. Istilah ini juga digunakan untuk mengacu pada software yang
mengimplementasikan sebuah protocol.
reliability Seperti IGRP, EIGRP hanya menggunakan bandwidth dan delay dari sambungan
untuk menentukan jalur terbaik ke sebuah network remote, secara default. Namun, EIGRP
dapat menggunakan sebuah kombinasi dari bandwidth, delay, beban, dan reliability dalam
pencarian jalur terbaik ke sebuah network remote. Reliability mengacu pada reliability dari
link untuk setiap network remote.
Reliable Transport Protocol (RTP) Protokol ini digunakan dalam protocol routing EIGRP,
bertanggung jawab untuk pengiriman paket-paket EIGRP yang teratur dan terjamin ke semua
tetangga.
Ring Dua atau lebih stasion yang terhubung dalam sebuah topologi melingkar logic. Dalam
topologi ini , yang menjadi dasar untuk Token ring, FDDI , dan CDDI , informasi
dipindahkan dari stasion ke stasion secara berurutan.
Ring topology Sebuah topologi logical yang terdiri dari serangkaian repeater yang
membentuk sebuah loop tertutup degan menghubungkan link-link transmisi yang satu arah.
Setiap stasion pada network dihubungkan dengan network pada sebuah repeater. Secara fisik,
topologi ring biasanya diorganisir dalam sebuah topologi bintang loop tertutup (closed-loop
star).
RIP Routing Information Protocol: Protokol gateway interior yang paling umum digunakan
dalam Internet. RIP menggunakan jumlah hop sebagai metric routing.

Modul Sistem Jaringan 18


RJ connector registered jack connector: Digunakan dengan kabel twistedpair untuk
menghubungkan kabel tembaga ke kartu interface network, switch, dan hub.
Rolled cable Tipe pengkabelan yang digunakan untuk menghubungkan port COM dari
sebuah PC ke port konsol dari sebuah router atau switch.
Routed protocol routed protocol (seperti IP dan IPX) digunakan untuk mentransmisikan data
user melalui sebuah iternetwork. Berbeda dengan itu, routing protocol (seperti RIP, IGRP
DAN OSPF) digunakan untuk meng-update tabel routing antara router-router.
Router Sebuah mekanisme layer network, bisa berupa software atau hardware, yang
mengunakan satu atau beberapa metric untuk menentukan jalur terbaik untuk digunakan bagi
transmisi dari lalu lintas network. Mengirimkan paket-paket diantara network-network yang
dilakukan oleh router, didasarkan pada informasi yang disediakan pada layer Network.Dalam
sejarahnya, alat ini kadang disebut sebagai sebuah gateway.
Routing Proses melakukan forwading paket-paket yang memiliki alamat logical dari
subnetworkasal paket tersebut, ke tujuan akhirnya. Dalam network yang besar, banyaknya
tujuan sementara yang dilalui oleh paket sebelum mencapai tujuan akhirnya dapat
mengakibatkan routing menjadi sangat rumit.
Routing protocol protocol apa pun yang mendefinisikan algoritma yang digunakan untuk
melakukan update table rounting diantar router-router. Contohnya adalah IGRP, RIP, dan
OSPF.
Routing table Sebuah tabel yang disimpan dalam sebuah router atau mekanisme
internetwork lainnya yang memelihara sebuah catatan dari hanya rute-rute terbaik yang
mungkin, ke tujuan network tertentu and metrik-metrik yang diasosiasikan dengan rute-rute
tertentu.
Session layer Layer 5 dari model referensi OSI, bertanggung jawab untuk membuat,
mengelola, dan mengakhiri session-session antara aplikasi-aplikasi dan mengawasi
pertukaran data antara entitas-entitas layer, Presentation.
Simplex Sebuah mode dimana data atau sinyal digtal ditransmisikan. Simplex adalah sebuah
cara melakukan transmisi hanya dalam satuarah. Half duplex melakukan transmisi dalamdua
arah tetapi hanya satu arah pada setiap saat. Full duplex melakukan trasmisi dalamdua arah
secara brsamaan.
Sliding window Metode flowcontrol yang digunaan oleh TCP, seperti juga beberapa protocol
layer data link. Metode ini menempatkan sebuah buffer diantara aplikasi penerima dan aliran
data network. Window yang tersedia untuk menerima data adala ukuran bufer dikurangi
dengan jumlah data darinya dan berkurang jika data baru dikirim. Penerima mengirimkan
Modul Sistem Jaringan 19
pemberitahuan kepada pengirim tentang ukuran window saat itu, dan penerima mungkin
menghentikan penerimaan data window meningkat diatas sebuah ambang tertentu.
SMTP Simple Mail Transfer Protocol: Sebuah protocol yang digunakan pada Interne untuk
menyediakan layanan mal elektronik.
SNA System Netwok Architecture: Sebuah arsitektur network yan kompleks dan kaya
dengan fitur, yang mirip dngan model referensi OSI tetapi dengan beberapa variasi: dibuat
oleh IBM pada tahun 1970-an dan pada dasarnya terdiri dari tujuh layer.
SNAP Subnetwork Access Protocol: SNAP adalah sebuah frame yang digunakan dalam LAN
Ethernet, Token Ring, dan FDDI. Transferdata, manajemen koneki, dan pemilihan QoS
adalah tiga fungsi utama yang dilakukan oleh frame SNAP.
SNMP Simple Network Management Protocol: Protokol ini melakukan polling agen-agen
atau alat-alat SNMP untuk data statistik dan environmental . Data ini dapat termasuk
temperaur alat, nama, statistic untuk kerja, dan lebih banyak lagi. SNMP bekerja dengan
objek-objek MB yang terdapat pada agen-agen SNMP. Informasi ini di-querry dankemudian
dikirimkan ke server SNMP.
Star topology Sebuah topolgi Fisikal LAN dengan titik-titik ujung pada network berkumpul
pada sebuah alat network pusat (dikenal sebagai sebuah hub) menggunakan link titik-ke-titik.
Sebah topologi ring dapat dikonfigurasikan sebagai sebuah topologi bintang fisik
menggunakan sebuah topologi bintang loop tertutup satu arah, dari pada menggunakan link
titik-ketiik. Koneksi didalam hub diatur dalam sebuah ring internal.
Straight through cable Tipe kabel Ethernet yang menghuungkan sebuah host ke sebuah
switch, host ke sebuah hub, atau router ke sebuah switch atau hub, atau router ke sebuah
switch atau hub.
TCP Transmission control Protocol: sebuah protocol connection-oriented yang didefinisikan
pada layer transport dari model refernsi OSI. Menyediakan pengiriman yang dapat
diandalkan.
TCP/IP Transmission Control Protocol:
TFTP Trivial File Transfer Protocol: Secara konseptual, sebuah versi FTP yang
disederhanakan; merupakan protocol yang dipilih jika Anda mengetahui secara pasti apa
yang Anda inginkan dan dimana ada mendapatkannya.TFTP tidak menyediakan sejumlah
fungsi seperti di FTP. Secara khusus. TFTP tidak memiliki kemampuan browsing directory;
ia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali mengirim dan menerima file-file.
Thicknet Juga disebut 10base2. Network bus yang menggunakan kabel koaksial tebal dan
menjalankan akses media Ethernet sampai 185 meter.
Modul Sistem Jaringan 20
Thinnet Juga disebut 10Base5. Network bus yang menggunakn kabel koaksial tebal dan
mnjalankan Ethernet sampai185 meter.
Three-way handshake Istilah yang digunakan dalam sebua session TCP untuk
mendefinisikan bagaimana sbuah rangkaian virtual di set-up. Disebut jabat tangan tiga cara
karena menggunakan tiga buah segmen data.
Token Sebuah frame yang berisi hanya informasi control. Memiliki informasi antar lini
memberikan izin keada sebuah alat network untuk melakukan transmisi data pada ntwork
tersebut.
Token ring Teknologi LAN token-pasing dari IBM. Berjalanpada 4 Mbps atau16 Mbps
melalui sebuah topologi ring. Didefiisikan secara formal oleh IEEE802.5. Lihat juga: ring
tpology dan token passing.
Transparent bridging Skema bridging yang digunakan di network Ethernet dan IEEE 802.3,
ia melewatkan frame-frame pada sebuah hop untuk setiap kali, meggunakan ifrmasi bridging
yang disimpan dalam tael-tael yang mengasosiasikan alamat-alamat MAC node akhir dnga
port-port dari bridge. Tipe bridging ini dianggap trasparan karena node sumber tidak
mngetahui bahwa ia telah melewati proses bridging, karena frame-frame ditujukan secara
langsung ke node akir. Berlawanan dengan: SRB.
Transport layer Layer 4 dari model refrensi OSI, digunakan untuk komunikasi yang dapat
diandalkan antara node-node akhir melalui network. Layer transport menyediakan
mekanisme yang dgunakan untuk membuat, memelihara, dan mengakhiri rangkaian-
rangkaian virtual, mengangkut deteksi kesalahan dan recovery, dan mengendalikan aliran
informasi.
UDP User Datagram Protocol: Sebuah protocol layer Transport yang connectionless dalam
susunan protocol TCP/IP yang memperbolehkan datagram-datagram untuk dipertukaran
tanpa acknowledgment atau jaminan pengiriman, yan mana mebutuhkan protokol-protokol
lain untuk menangani pemrosesn error dan transmisi ulang. Udp didefinisikan dalam RFC
768.
UTP unshielded twisted-pair. Pengkabelan tembaga yang digunakan dalam network kecil
sampai besar untuk menghubungkan alat-alat host ke hub-hub dan switch-switch. Juga
digunakan untuk menghuugkan switch ke switch ke hub.
Virtual circuit (VC) sebuah rangkaian logkal yang dibuat untuk memastikan komunikasi
yang dapat diandalakan diantara dua alat pada sebuah network. Didefinisikan oleh sebuah
virtual path identifier (VPI/VCI), sebuah rangkaian virtualdignaka dalamframe relay dan
x.25. Dikenal sebagai kanal vitual dalam ATM.
Modul Sistem Jaringan 21
Virtual ring Dalam sebuah network SRB, sebuah koneksi logical anatara ring-ring fisik, baik
local maupun remote.
WAN Wide rea Network. Adalah sebuah pengaturan yang digunakan untuk menghubungkan
LAN-LAN bersama-sama melali sebuah network DCE ( data communication equipment).
Buasanya sebuah WAN adalah sbuah koneksi leased line atau dial-up yang melalui sebuah
netwok PSTN. Contoh-contoh dari protocol WAN trmasuk frame relay, PPP, ISDN dan
HDLC.
Windowing Metode flow-control yang digunakan dengan TCP pada layer transport dari
model OSI.

Modul Sistem Jaringan 22


BAB I
Konsep Dasar Jaringan

1.1 Pengertian Jaringan Komputer


Apa yang dimaksud dengan jaringan? Menurut Wendell Odom (2004: 5) Jaringan
adalah kombinasi hardware, software, dan pengkabelan (cabling), yang secara bersama-
sama memungkinkan berbagai peranti komputasi untuk berkomunikasi satu sama lain.
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat
jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
Ciri-ciri jaringan komputer :
1. Dapat berbagi perangkat keras (hardware).
2. Dapat berbagi perangkat lunak (software).
3. Dapat berbagi saluran komunikasi (internet).
4. Dapat berbagi data dengan mudah.
5. Memudahkan komunikasi antar pemakai jaringan.
Sebuah jaringan dapat dihubungkan dengan berbagai media komunikasi antara lain :
∼ Kabel
∼ Radio
∼ Satelit
Berbagi sumber daya antara lain:
∼ Data
∼ Hardware (Printer, CD-Rom)
∼ Perangkat komunikasi
Ada dua macam technology jaringan yang umum yaitu:
1. Jaringan wireless / wireless network yang menggunakan komunikasi antar
piranti dengan menggunakan gelombang radio.
Kelebihan utama jaringan wireless tidak menggunakan kabel dalam
komunikasinya, akan tetapi menggunakan gelombang radio, seperti telepon cordless.
Keuntungannya adalah sifat mobilitasnya yang tinggi dan tidak tergantung kepada
kabel dan koneksi tetap. Keuntungan yang bisa kita petik dengan jaringan wireless ini
secara umum sebagai berikut:
• Bebas bekerja dari mana saja dan bersifat mobile, asalkan terjangkau oleh jaringan
wireless ini
Modul Sistem Jaringan 23
• Tidak ada batasan kabel jaringan atau sambungan tetap, jadi tidak memerlukan kabel
data yang terkadang merepotkan anda sehingga menghemat waktu
• Instalasi yang relative cepat dan mudah
• Gampang pengembangannya
Jaringan wireless umumnya juga disebut sebagai Wi-Fi – wireless Fidelity, yang
memungkinkan anda menggunakan computer anda dimana saja di rumah anda selama
masih dalam jangkauan jaringan wireless. Bahkan di tempat-2 umum sekarang ini
sudah banyak disediakan layanan hot-spot seperti di café, di airport, di hotel, di
tempat-2 bisnis dan lain-lain.

2. Jaringan wired yang menggunakan kabel data jaringan dalam komunikasi antar
piranti jaringan dengan technology Ethernet.
Technology jaringan komputer menggunakan kabel telah dipakai selama
beberapa decade dan yang paling banyak dipakai adalah technology Ethernet.
Komunikasi jaringan wired menggunakan kabel jaringan yang umum memakai cable
CAT5 – cable jaringan Ethernet. Jaringan kabel sangat bagus jika anda melakukan
transfer data dalam jumlah yang sangat besar, dengan stabil dan kecepatan tinggi
seperti transfer data multimedia professional berkualitas.

Keuntungan dari jaringan wired bisa meliputi beberapa hal berikut ini:

• Relative berbiaya rendah

• Menawarkan performa yang paling bagus, walaupun instalasinya relative rumit

• Kecepatan relative lebih tinggi sampai kecepatan Gigabit, dibandingkan dengan


kecepatan wireless paling tinggi ideal adalah 300 Mbps (dengan standard draft
802.11n dan dilengkapi technology antenna MIMO, itu jika kondisi sangat ideal,
dalam kenyataannya untuk wireless-B yang ideal 11 Mbps saja hanya bisa
mencapai paling 7 Mbps)

• Relative lebih aman dibandingkan jaringan wireless, apalagi jika keamanan fisik
bisa dikendalikan dengan baik. Sementara untuk jaringan wireless, bisa
menembus keamanan fisik (seperti tembok yang tebal sekalipun, dengan
menggunakan technology booster / hi-gain masih bisa menembusnya dengan baik
karena memakai gelombang radio sebagai transmisi medianya.

Modul Sistem Jaringan 24


Pada suatu infrastruktur jaringan corporate yang sangat besar skalanya
penggunaan jaringan kabel sangat mutlak dipakai dengan menggunakan system
redundansi jaringan kabel inter-Switch yang sangat effisien dengan protocol STP dan
tuning manual.

Jaringan komputer menawarkan banyak fleksibilitas dalam hal anda bekerja dan
menghabiskan waktu dengan komputer anda dan juga perangkat electronic lainnya
yang dengan dukungan jaringan yang anda bangun akan secara umum mendapatkan
banyak keuntungan antara lain:

• Resource Sharing, dapat menggunakan sumberdaya yang ada secara bersama-


sama. Misalnya seorang pengguna yang berada 100 km jauhnya dari suatu data,
tidak mendapatkan kesulitan dalam menggunakan data tersebut, seolah-olah data
tersebut berada didekatnya. Hal ini sering diartikan bahwa jaringan komputer
mangatasi masalah jarak.
• Reliabilitas tinggi, dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas
yang tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif persediaan. Misalnya,
semua file dapat disimpan atau dicopy ke dua, tiga atau lebih komputer yang
terkoneksi ke jaringan. Sehingga bila salah satu mesin rusak, maka salinan di
mesin yang lain bisa digunakan.
• Menghemat uang. Komputer berukutan kecil mempunyai rasio harga/kinerja yang
lebih baik dibandingkan dengan komputer yang besar. Komputer besar seperti
mainframe memiliki kecepatan kira-kira sepuluh kali lipat kecepatan komputer
kecil/pribadi. Akan tetapi, harga mainframe seribu kali lebih mahal dari komputer
pribadi. Ketidakseimbangan rasio harga/kinerja dan kecepatan inilah membuat
para perancang sistem untuk membangun sistem yang terdiri dari komputer-
komputer pribadi.
• Hardware sharing (pemakaian hardware secara bersama-sama). Dengan adanya
fasilitas jaringan kemudian menggunakan alat yang bernama printer server, maka
sebuah printer laser berwarna yang mahal sekali harganya dapat dipakai secara
bersama-sama oleh 10 orang pegawai. Begitu pula halnya dengan scanner,
Plotter, dan alat-alat lainnya.
• Keamanan dan pengaturan data komputer dalam sebuah lingkungan bisnis.
Dengan adanya jaringan tersebut memungkinkan seorang administrator untuk

Modul Sistem Jaringan 25


mengorganisasi data-data kantor yang paling penting. Dari pada setiap
departemen menjadi terpisah-pisah dan data-datanya tercecer dimana-mana. Data
penting tersebut dapat di manage dalam sebuah server back end untuk kemudian
di replikasi atau dibackup sesuai kebijakan perusahaan. Begitu pula seorang
admin akan dapat mengontrol data-data penting tersebut agar dapat diakses atau
di edit oleh orang-orang yang berhak saja.
• Kestabilan dan Peningkatan performa komputasi. Dalam kondisi tertentu, sebuah
jaringan dapat digunakan untuk meningkatkan performa keseluruhan dari aplikasi
bisnis, dengan cara penugasan komputasi yang di distribusikan kepada beberapa
komputer yang ada dalam jaringan.
Berbagai keuntungan dari media-media jaringan telah panjang lebar dijelaskan
diatas, akan tetapi kerugian belum disinggung sama sekali. Jaringan dengan
berbagai keunggulannya memang sangat membantu sekali kerja dalam suatu
perusahaan. Tetapi kerugiannya juga banyak apabila tidak di sadari dari awal.
Berikut beberapa kerugian dari implementasi jaringan :
• Biaya yang tinggi kemudian semakin tinggi lagi. pembangunan jaringan meliputi
berbagai aspek: pembelian hardware, software, biaya untuk konsultasi
perencanaan jaringan, kemudian biaya untuk jasa pembangunan jaringan itu
sendiri. Infestasi yang tinggi ini tentunya untuk perusahaan yang besar dengan
kebutuhan akan jaringan yang tinggi. Sedangkan untuk pengguna rumahan biaya
ini relatif kecil dan dapat ditekan. Tetapi dari awal juga network harus dirancang
sedemikian rupa sehingga tidak ada biaya overhead yang semakin membengkak
karena misi untuk pemenuhan kebutuhan akan jaringan komputer ini.
• Manajemen Perangkat keras Dan Administrasi sistem : Di suatu organisasi
perusahaan yang telah memiliki sistem, administrasi ini dirasakan merupakan hal
yang kecil, paling tidak apabila dibandingkan dengan besarnya biaya pekerjaan
dan biaya yang dikeluarkan pada tahap implementasi. Akan tetapi hal ini
merupakan tahapan yang paling penting. Karena Kesalahan pada point ini dapat
mengakibatkan peninjauan ulang bahkan konstruksi ulang jaringan. Manajemen
pemeliharaan ini bersifat berkelanjutan dan memerlukan seorang IT profesional,
yang telah mengerti benar akan tugasnya. Atau paling tidak telah mengikuti
training dan pelatihan jaringan yang bersifat khusus untuk kebutuhan kantornya.

Modul Sistem Jaringan 26


• Sharing file yang tidak diinginkan : With the good comes the bad, ini selalu
merupakan hal yang umum berlaku (ambigu), kemudahan sharing file dalam
jaringan yang ditujukan untuk dipakai oleh orang-orang tertentu, seringkali
mengakibatkan bocornya sharing folder dan dapat dibaca pula oleh orang lain
yang tidak berhak. Hal ini akan selalu terjadi apabila tidak diatur oleh
administrator jaringan.
• Aplikasi virus dan metode hacking. Hal-hal ini selalu menjadi momok yang
menakutkan bagi semua orang, mengakibatkan network down dan berhentinya
pekerjaan. Permasalahan ini bersifat klasik karena system yang direncanakan
secara tidak baik.
Konfigurasi Jalur
1. Point to Point
Menghubungkan secara khusus dua piranti yang hendak
berkomunikasi. Konfigurasi ini banyak ditemukan pada transmisi paralel,
misalnya komunikasi antara dua komputer secara paralel untuk melakukan
penyalinan file-file data, walaupun transmisi serial dimungkinkan pula apabila
jarak antara dua piranti jauh.
2. Point to Multipoint
Menyatakan hubungan yang memungkinkan sebuah jalur digunakan
oleh banyak piranti yang berkomunikasi. Sebagai contoh adalah konfigurasi
pada jaringan bertopologi bus, dimana satu saluran data (backbone) terhubung
ke beberapa komputer.

Arsitektur Jaringan

1. Host Terminal
Adalah sebuah sebuah komputer yang terhubung ke jaringan, yang
menyediakan layanan-layanan ke komputer lain lebih dari sekedar untuk mengirim
dan menyimpan informasi. Biasanya menunjuk pada mainframe dan minicomputer.

2. Client Server
Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputerkomputer
lain di dalam jaringan dan client adalah komputer-komputer yang menerima atau

Modul Sistem Jaringan 27


menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server di jaringan tipe client-
server disebut dengan Dedicated Server karena murni berperan sebagai server yang
menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan
sebagai workstation.
Keunggulan
- Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan
pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak
dibebani dengan tugas lain seperti sebagai workstation.
- Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat sebuah
komputer yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola
administrasi dan sistem keamanan jaringan.
- Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup
dilakukan terpusat di server, yang akan membackup seluruh data yang digunakan
di dalam jaringan.
Kelemahan
- Biaya operasional relatif lebih mahal.
- Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk
ditugaskan sebagai server.
- Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami
gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan
terganggu.
3. Peer to Peer
Bila ditinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server di jaringan
tipe peer to peer diistilahkan non-dedicated server, karena server tidak berperan
sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai workstation.
Keunggulan
- Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang dimilikinya
seperti: harddisk, drive, fax/modem, printer.
- Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan client-
server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki
kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas jaringan.
- Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga bila salah
satu komputer/peer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan
mengalami gangguan.
Modul Sistem Jaringan 28
Kelemahan
- Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer
setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. Di
jaringan client-server, komunikasi adalah antara server dengan workstation.
- Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server, karena
setiap komputer/peer disamping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan
juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.
- Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan mengatur
keamanan masing-masing fasilitas yang dimiliki.
- Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan, maka
backup harus dilakukan oleh masing-masing komputer tersebut.

1.2 Terminologi Dasar Jaringan


Jaringan komputer dibangun dalam bentuk dan ukuran yang berbeda-beda,
bergantung kondisi dan kebutuhan. Desain dari jaringan komputer sangat pesat
perkembangannya. Desain inilah yang disebut network terminology.
Pada awalnya LAN dan WAN merupakan desain orisinal jaringan komputer. Namun
saat ini mengalami perkembangan. Sebagai pengetahuan, saat ini “area network“ yang
lainnya adalah :
1) Local Area Network (LAN)
Merupakan komunikasi sejumlah komputer ataupun perangkat komunikasi di
dalam suatu area terbatas dengan menggunakan media komunikasi tertentu (
kabel, wireless, dan lain-lain)

 LAN didesain untuk kebutuhan dan kondisi berikut :

• Beroperasi dalam area geografis terbatas (kecil)

• Memberi akses user-user melalui media dengan bandwidth tinggi

• Menyediakan konektivitas full-time untuk servis-servis local

•Melakukan koneksi secara fisik antar perangkat yang berdekatan

• Menyajikan control jaringan secara privat di bawah kendali administrator lokal

(Network Administrator).

Modul Sistem Jaringan 29


2) Wide Area Network (WAN)
Merupakan komunikasi antar LAN, antara LAN yang satu dengan yang
lainnya dipisahkan oleh jarak geografis yang cukup jauh. Misalnya hubungan
antara kantor pusat dengan cabang-cabang yang ada di daerah.

 Beberapa teknologi WAN yang umum digunakan :


•Modem
• ISDN (Integrated Services Digital Network)
• DSL (Digital Subscriber Line)
• Frame Relay
• ATM (Asynchronous Transfer Mode
• SONET (Synchronous Optical Network)
 WAN didesain untuk kebutuhan dan kondisi berikut :
• Beroperasi pada area geografis luas
• Mengijinkan akses melalui interface serial dengan kecepatan medium
• Menyajikan konektifitas full-time / part-time
•Mengkoneksikan perangakat yang terpisahkan jarak global.

3) Metropolitan Area Network (MAN)


Merupakan jaringan dengan area operasi lebih besar dari LAN tetapi lebih
kecil dari WAN (disebuah kota), dengan kapasitas data dan performa hardware
yang tinggi.

4) Storage Area Network (SAN)


Model penyimpanan dalam jaringan yang memungkinkan untuk membagi
media penyimpan sedemikian rupa sehingga dapat diakses oleh banyak server dari
jarak jauh. SAN terbentuk dari sekumpulan peralatan penyimpanan pada suatu
jaringan yang saling dihubungkan dengan sesuatu penyimpan khusus menjadi satu
kesatuan. Cara kerja SAN adalah memindahkan dan mengisolasi semua bagian
kegiatan masukan atau keluaran data dari media penyimpan ke sebuah jaringan
tersendiri. Hal tersebut akan membuat lalu lintas jaringan terbebas dari lalu lintas
masukan atau keluaran dari peralatan penyimpan data

Modul Sistem Jaringan 30


5) System Area Network (SAN)
Merupakan koneksi-koneksi berperforma hardware tinggi dan kecepatan
koneksi tinggi dalam sebuah konfiurasi cluster.
6) Small Area Network (SAN)
Digunakan untuk menghubungkan Sirkuit Terpadu (IC) komponen pada papan
sirkuit tercetak, atau dalam kotak atau sistem
7) Personal Area Network (PAN)
Jaringan komputer yang digunakan untuk komunikasi antara komputer
perangkat (termasuk telepon dan asisten pribadi digital) dekat dari satu orang.
8) Desk Area Network (DAN)
Sebuah sistem untuk mengaktifkan kontrol interkoneksi dari A / V Komponen
dalam sebuah ruangan
9) Controller Area Network (CAN)
Adalah standar kendaraan bus yang dirancang untuk memungkinkan
mikrokontroler dan perangkat untuk berkomunikasi satu sama lain di dalam
kendaraan tanpa komputer host.
10) Cluster Area Network (CAN)

Merupakan koneksi-koneksi berperforma hardware tinggi dan kecepatan


koneksi tinggi dalam sebuah konfiurasi cluster.

1.3 Topologi Jaringan


a. Topologi Bus
Pada topologi Bus digunakan sebuah kabel tunggal atau kabel pusat di mana seluruh
workstation dan server dihubungkan.

Gambar 1.1

Modul Sistem Jaringan 31


Keuntungan
- Hemat kabel
- Layout kabel sederhana
- Pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat
dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain
Kerugian
- Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil
- Kepadatan lalu lintas pada jalur utama
- Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di
sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan
mengalami gangguan
- Diperlukan repeater untuk jarak jauh

b. Topologi Token Ring


Di dalam topologi Ring semua workstation dan server dihubungkan sehingga terbentuk
suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan
melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat-alamat yang
dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan.

Gambar 1.2
Kelemahan dari topologi ini adalah setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta
mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di
suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu.
Modul Sistem Jaringan 32
Keunggulan topologi Ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman
data seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu
saat.

c. Topologi Star
Pada topologi Star, masing-masing workstation dihubungkan secara langsung ke server
atau HUB. Keunggulan dari topologi tipe Star ini adalah bahwa dengan adanya kabel
tersendiri untuk setiap workstation ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi
dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara
keseluruhan. Dan juga bila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka gangguan hanya akan
terjadi dalam komunikasi antara workstation yang bersangkutan dengan server, jaringan
secara keseluruhan tidak mengalami gangguan. Kelemahan dari topologi Star adalah
kebutuhan kabel yang lebih besar dibandingkan dengan topologi lainnya.

Gambar 1.3
Keuntungan
- Paling fleksibel
- Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak
mengganggu bagian jaringan lain
- Kontrol terpusat
- Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan pengelolaan
jaringan
Modul Sistem Jaringan 33
Kerugian
- Boros kabel
- Perlu penanganan khusus
- Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis

d. Topologi Mesh
Topologi mesh dibangun dengan memasang link diantara station-station. Sebuah “fully-
connected mesh” adalah sebuah jaringan dimana setiap terminal terhubung secara
langsung ke semua terminal-terminal yang lain. Biasanya digunakan pada jaringan
komputer kecil. Topologi ini secara teori memungkinkan akan tetapi tidak praktis dan
biayanya cukup tinggi unutk di implementasikan. Topology mesh memiliki rududancy
yang tinggi. Sehingga jika terdapat satu link yang rusak maka suatu station dapat mencari
link yang lainnya.

Gambar 1.4

e. Topologi Extended-Star
Topologi Extended Star dibangun oleh star network yang dihubungkan secara
bersama-sama. Contoh : Setiap gedung dalam suatu kampus memiliki Star network
yang telah terpasang, maka setiap network dapat disambungkan secara bersama untuk
membentuk sebuah topologi extended star yang bisa meng-cover semua kampus.
Karena topologi extended star terdiri dari topologi star yang dihubungkan secara
bersama maka topologi extended star memiliki karakteristik yang sama dengan
topologi star. Dia dapat mensuport baik baseband maupun broadband signaling dan
juga mensuport baik contention maupun token bus access.

Modul Sistem Jaringan 34


f. Topologi Hierarkikal
Topologi hierarkikal sama seperti topologi extended star hanya pusatnya berupa
komputer/host berfungsi sebagai server dan pengontrol lalu lintas data secara
hierarkis.

g. Topologi Tree
Topologi tree dapat berupa gabungan dari topologi star dengan topologi
bus. Namun saat ini topologi tree merupakan kumpulan topologi star yang
memiliki hirarki, sehingga antar hirarki ada aturan masing-masing.

Gambar 1.5

1.4 Perangkat Jaringan


1. Server
Server adalah komputer yang biasanya dikhususkan unutuk penyimpanan data
atau system operasi berbasis network (Network Operating System), berisikan daftar
user yang diperbolehkan masuk ke server tersebut. Jadi apabila komputer server
mengalami kerusakan atau gangguan secara otomatis seluruh jaringan tidak berfungsi
karena server merupakan pintu masuk dan sebagai pusat jaringan tersebut. Jadi
apabila seluruh jaringan tidak dapat berfungsi berarti terjadi gangguan atau kerusakan
pada server.

Modul Sistem Jaringan 35


2. Workstation
Workstation adalah komputer yang memanfaatkan jaringan untuk
menghubungkan komputer tersebut dengan komputer lain atau komputer tersebut
dengan server. Pemanfaatan jaringan tersebut dapat berupa sharing data, sharing
printer dan sebagainya. Apabila terjadi kerusakan pada komputer workstation berarti
komputer yang digunakan tidak dapat masuk dalam jaringan sehingga tidak dapat
berkomunikasi dengan komputer server maupun komputer lain dalam jaringan
tersebut

3. NIC (Network Interface Card)


Sebuah kartu jarinagn (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah
motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat
dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk jaringan
menggunakan topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.

Gambar 1.6

4. Hub
Disebut juga reapeater hub merupakan komponen jaringan yang digunakan di
dalam jaringan 10Mbps tradisional untuk menghubungkan komputer-komputer dalam
jaringan skala kecil (LAN) Pada perangkat hub, semua anggota jaringan yang
terhubung dengan perangakat ini melakukan transmisi data pada jaringan (collision
domain). Ini berarti, jika lebih dari satu komputer mengirim data ke jaringan secara

Modul Sistem Jaringan 36


bersamaan, maka tidak satupun computer yang dapat memanfaatkan 100% bandwidth
jaringan yang tersedia.

Gambar 1.7
5. Switch
Switch adalah device sederhana yang juga berfungsi untuk menghubungkan
multiple komputer. Switch memang identik dengan hub, tetapi switch lebih cerdas
dan memiliki performa tinggi dibanding hub.
Secara tipikal berikut kelebihan dari switch :
- Mampu menginspeksi paket-paket data yang mereka terima
- Mampu menentukan sumber dan tujuan paket yang melaluinya
- Mampu mem-forward paket-paket dengan tepat.
Switch terbagi menjadi dua tipe utama; switch layer-2 dan layer-3. Switch layer-
2 bekerja pada layer datalink model OSI dan berdasarkan teknologi bridging.Switch
tipe ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan pada alamar MAC. Switch
layer-3 beroperasi pada layer-3 dari OSI model dan berdasarkan teknologi routing.
Switch seperti ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan.
Switch-switch ini dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang
berbeda dalam suatu internetwork. Switch ini kadang disebut switch routing atau
switch multilayer.

6. Repeater
Repeater adalah sebuah alat network yang digunakan untuk memperkuat kembali
sinyal data yang melemah karena jarak koneksi antar host yang agak jauh untuk
sebuah jaringan LAN. Sebuah repeater menerima sinyal digital dan menguatkan

Modul Sistem Jaringan 37


kembali atau menciptakan kembali sinyal tersebut dan kemudian meneruskan sinyal
digital tersebut ke semua port yang aktif dengan tanpa melihat isi datanya.

7. Bridge
Memisahkan collisin domain tetapi menciptakan suatu broadcast domain yang
besar. Mereka menggunakan alamat perangkat keras untuk menyaring paket jaringan.

Cara kerja bridge :


Setelah mengetahui ke segmen mana paket akan disampaikan bridge
melanjutkan pengiriman langsung ke segmen tersebut. Jika bridge tidak mengenali
alamat tujuan paket, maka paket akan difordward ke semua segmen yang terkoneksi
kecuali segmen alamat asalnya. Dan jika alamat tujuan berada dalam segmen yang
sama dengan alamat asal, bridge akan menolak paket. Bridge juga melanjutkan paket-
paket broadcast ke semua segmen kecuali segmen asalnnya.

Gambar 1.8

8. Router
Router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan satu
jaringan dengan jaringan lainnya untuk mendapatkan route (jalur) terbaik. Router
bekerja pada layer network dari model OSI untuk memindahkan paket-paket antar
jaringan menggunakan alamat logikanya. Router memliki table routing yang
melakukan pencatatan terhadap semua alamat jaringan yang diketahui dan lintasan
yang mungkin dilalui serta waktu tempuhnya.

Modul Sistem Jaringan 38


BAB II
OSI 7 Layer dan TCP / IP
2.1 OSI Client

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open
networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan
International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI
sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut
juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).

Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat


tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum
jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda.
Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang
berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak
bisa saling berkomunikasi.

Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan
protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan.
Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

• Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA
(Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF),
sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer
digunakan.
• Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya
metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya
(seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
• Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata)
membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.

Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference


Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan
mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open Systems
Modul Sistem Jaringan 39
Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada
tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang
dijumpai di luar Eropa.

OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi
logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa
protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems
Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke
OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk
mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol
dapat berfungsi dan berinteraksi.

Keuntungan dari Model Referensi


Model OSI bersifat hierarkis dan memiliki keuntungan dan keunggulan seperti model
layer yang lain. Tujuan utama semua model tersebut, terutama OSI model, adalah untuk
memungkinkan bisa saling bekerja samanya dengan jaringan-jaringan yang menggunakan
alat-alat dari vendor yang berbeda. Beberapa keunggulan menggunakan layer OSI antara lain:
Memungkinkan para vendor membuat alat-alat network yang standar. Memungkinkan
bermacam-macam perangkat keras dan perangkat lunak untuk bisa saling berkomunikasi.
Mencegah perubahan di satu layer mempengaruhi layer lainnya sehingga permasalahan
seperti ini tidak menghambat masalah development.

Model Referensi OSI


Salah satu fungsi terpenting dari spesifikasi OSI adalah membantu terjadinya transfer
data antar host yang berbeda. Sebagai contoh, model OSI adalah membantu terjadinya
transfer data diantara komputer yang menggunakan Unix dan PC atu Mac. OSI bukanlah
suatu model yang berbentuk fisik melainkan sebuah panduan bagi pembuat aplikasi agar bisa
membuat dan mengimplementasikan aplikasi yang bisa berjalan di jaringan. OSI juga
menyediakan sebuah kerangka kerja untuk menciptakan dan mengimplemantasikan standar-
standar networking peralatan, dan skema internetworking. OSI terdiri atas tujuh layer
(lapisan) yang terbagi menjadi dua grup. Tiga layer teratas mendefenisikan bagaiman
aplikasi-aplikasi berkomunikasi satu sama lain dan bagaimana aplikasi berkomunikasi
dengan user. Empat layer dibawahnya mendefenisikan bagaimana data dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lain. Gambar 1.2 memperlihatkan tiga layer teratas (untuk selanjutnya

Modul Sistem Jaringan 40


disebut upper layer ) dan fungsinya, dan gambar 1.3 memperlihatkan empat layer dibawahnya
(selanjutnya disebut lowerlayer ) beserta fungsinya.
Jika anda perhatikan gambar1.2, terlihat bahwa pengguna berhubungan dengan
komputer pada aplication layer dimana layer ini juga bertanggung jawab dalam komunikasi
aplikasi antar-host. Perlu diingat bahwa upper layersama sekali tidak mengetahui masalah
network atau pengalamatan network karena masalah ini ditangani oleh lower layer

Menyediakan user interface

Menyajikan data
Menangani pemrosesan

Menjaga agar data dari masing-masing aplikasi tetap terpisah.

Gambar 2.1 Upper layer (layer atas)

Pada gambar 2.1 terlihat bahwa empat layer bawah (lower layer)-lah yang
mendefenisikan bagaimana data dilewatkan melalui kabel atau melalui switch dan router.
Lower layer ini juga menentukan bagaimana membangun kembali arus data yang berasal dari
sumber aplikasi ke aplikasi di host tujuan. Beberapa peralatan jaringan yang beroperasi pada
semua layer OSI di antaranya:
1. Network management station (NMS)
2. Server web dan aplikasi
3. Gateways (bukan default gateway)
4. Host network
Pada dasarnya ISO bisa dianalogikan seperti Emily Post-nya dunia protokol network.
(Emily Post adalah tokoh abad 19 yang merumuskan standar-standar etika hubungan sosial di
Amerika). Seperti Emily Posst yang menulis buku yang menetapkan standar atau protokol
untuk interaksi social manusia, ISO membuat referensi model OSI sebagi panduan untuk

Modul Sistem Jaringan 41


protocol network yang bersifat terbuka. Mendefenisikan tata cara dari model komunikasi,
dewasa ini OSI tetap menjadi alat pembanding yang paling populer untuk protokol-protokol
network.

- Melakukan perbaikan kesalahan sebelum pengiriman


- Menyediakan baik metode pengiriman yang dapat diandalkan
maupun tidak.

- Menyediakan pengalamatan secara logikal, yang digunakan oleh


router untuk menentukan rute

- Menggabungkan paket menjadi byte dan byte menjadi frame


- Menyediakan akses ke media menggunakan alamat MAC
- Melakukan pendeteksian kesalahan, bukan pembetulan

- Memindahkan bit antar alat


- Menspesifikasikan tegangan (volt), kecepatan kabel (wire speed),
dan susunan pin dalam kabel

Gambar 2.2 Lower Layers

Model referensi OSI terdiri dari tujuh layer, yaitu:


1. Layer Application
2. Layer Presentation
3. Layer Session
4. Layer Transport
5. Layer Network
6. Layer Data Link
7. Layer Physical
Gambar 2.2 memperlihatkan fungsi dari tiap layer pada model OSI .
Dengan pengetahuan ini anda telah siap menjelajahi lebih jauh lagi fungsi-fungsi tiap
layer secara detail.

Modul Sistem Jaringan 42


- File, cetak (print), message, database, dan layanan aplikasi

- Enkripsi data, kompresi dan layanan penterjemah

- Dialog control

- Koneksi ujung ke ujung (end-to-end)

- Routing

- Grouping data secara logikal (framing)

- Topologi fisik

Gambar 2.3

Layer Application
Layer Aplication pada model OSI merupakan tempat dimana user atau pengguna
berinteraksi dengan komputer. Layer ini sebenarnya hanya berperan ketika dibutuhkan akses
ke network. Sebagai contoh Internet Explorer. Anda bisa membuang semua komponen
networking dari system seperti TCP/ IP, kartu NIC, dan sebagainya. Anda masih tetap bisa
menggunakan Internet Explorer (IE) untuk melihat dokumen lokal HTML, tidak ada masalah.
Tapi semuanya akan berubah menjadi kacau ketika anda mencoba sesuatu yang lain seperti
melihat dokumen HTML yang harus di ambil dengan HTTP atau mengambil file dengan
FTP. Hal ini terjadi karena IE harus memberikan umpan balik terhadap permintaan tersebut
dengan mencoba mengakses layar aplication. Yang sebenarnya terjadi disini adalah layer
apllication bertindak sebagai interface antar program aplikasi sebenarnya, dimana program
aplikasi itu sendiri tidak termasuk ke dalam struktur layer, dengan layer berikut di bawahnya.
Ini dilakukan dengan menyediakan beberapa cara bagi aplikasi tersebut untuk mengirimkan
informasi ke layer bawah melalui susunan protokol tersebut. Dengan kata lain , IE tidaklah
berada pada layer application, tapi IE berfungsi sebagai interface dengan protokol layer
application, tapi IE berfungsi sebagi interface dengan protokol layer application ketika IE
membutuhkan sumber daya remote. Selain itu, layer application juga bertanggung jawab
untuk mengidentifikasikan dan memastikan keberadaan partner komunikasi yang di tuju serta
menentukan apakah sumber daya komunikasi yang dituju cukup tersedia.

Modul Sistem Jaringan 43


Tugas ini sangatlah penting karena komunikasi komputer terkadang membutuhkan
lebih dari sumber daya sebuah sebuah PC. Seringkali layer application menggabungkan
komponen komunikasi yang berasal dari beberapa applikasi network. Sebagai contoh yang
sering digunakan adalah file transfer dan email seperti halnya juga remote access, aktivitas
manajemen network, proses client/server dan information location. Banyak aplikasi network
menyediakan layanan komunikasi melalui network skala besar, akan tetapi untuk saat ini dan
Internetworking di masa mendatang, kebutuhannya telah berkembang begitu pesat dan akan
segera mencapai titik akhir dari kemampuan network sekarang. Saat ini pertukaran transaksi
dan informasi di antara perusahaan sudah berkembang dan membutuhkan layanan aplikasi
internetworking seperti berikut:
World Wide Web (WWW) Menghubungkan server-server dalam jumlah begitu banyak,
hampir tidak terhitung (dan dari hari ke hari selalu bertambah) dengan format data yang
berbeda-beda. Kebanyakan adalah multimedia dan bisa mencakup gambar, teks, video, dan
suara. Baik IE maupun Netscape Navigator bisa digunakan untuk mengakses dan melihat
website.
Email gateway Layanan serbaguna ini bisa menggunakan Simple Mail Transfer Protocol
(SMTP) atau standar X.400 untukmengirim pesan antar aplikasi email yang berbeda.
Electonic data I nterchange (EDI ) Gabungan dari standar-standar dan proses-proses
khusus yang menyediakan aliran data atau accounting, pengiriman / penerimaan, serta
pelacakan order atau inventori antar perusahaan.
Special interest bulletin board Mencakup banyak tempat chat di Internet dimana orang bisa
bertemu dan berkomunikasi dan mengirimkan pesan atau mengadakan percakapan secara
interaktif. Juga dipakai untuk sharing perangkat lunak public domain.
Utiliti navigasi Internet Mencakup aplikasi-aplikasi seperti Gopher dan WAIS serta aplikasi
mesin pencari (search engine) seperti Google dan Yahoo!, yang membantu pengguna pencari
informasi yang mereka butuhkan di Internet.
Layana transaksi finansial Menargetkan komunitas finansial. Layanan ini mengumpulkan
dan menjual informasi-informasi yang berkenaan dengan masalah investasi, market trading,
komoditas, nilai tukar mata uang, dan data perkreditan kepada pelanggannya.

Layer Persentation
Fungsi dari layer ini sesuai dengan namanya, menyajikan data ke layer application dan
bertanggung jawab pada penerjemahan data dan format kode (program). Layer ini pada
Modul Sistem Jaringan 44
dasarnya adalah penerjemah dan melakukan fungsi pengkodean dan konversi. Teknik transfer
data yang berhasil adalah dengan mengadaptasi data tersebut kedalam format yang standar
sebelum dikirimkan. Komputer dikonfigurasikan untuk menerima format data yang standar
atau generik ini untuk kemudian diubah kembali kebentuk aslinya untuk dibaca oleh aplikasi
bersangkutan (contohnya, EBCDIC ke ASCI I ). Dengan menyediakan layanan
penterjemahan, layer Presentation memastikan agar data yang berasal dari layer application di
satu komputer dapat dibaca oleh layer application di komputer lain. OSI memiliki standar
protokol yang mendefensikan bagaimana format data yang standar. Tugas-tugas seperti
kompresi, dekompresi, enkripsi, dan deskripsi data, berhubungan dengan layer ini. Beberapa
standar layer Presentation juga mencakup operasi multimedia. Standar-standar berikut
digunakan untuk mengatur presentasi grafis dan visual image:
- PICT Sebuah format gambar yang digunakan program Macintosh untuk melakukan
transfer grafik QuickDraw.
- TIFF Tagged Image File Format, sebuah format grafis standar untuk image bitmap
resolusi tinggi.
- JPEG Standar foto yang dibuat oleh Joint Photographic Experts Group. Standar lain
mengatur film dan suara
- Midi Musical Instrument Digital Interface (kadang disebut Musical Instrument Device
Interface), digunakan untuk membuat musik digital.
- MPEG Standar Motion Picture Experts Group yang semakin popular untuk kompresi dan
coding video bergeraj untuk CD. Ia menyediakan penyimpanan digital dan kecepatan bit
sampai 1,5 Mbps.
- QuickTime Digunakan oleh program Macintosh; mengelola aplikasi-aplikasi audio dan
video.
- RTF Rich Text Format, sebuah file format yang memungkinkan kita melakukan
pertukaran file text antar program pengolah kata (word processor) yang berbeda, bahkan
antar sistem operasi yang berbeda.

Layer Session
Layer session bertanggung jawab untuk membentuk, mengelola, dan kemudian
memutuskan session-session antar layer-layer Presentation. Layer session juga menyediakan
control dialog antar peralatan atau titik jaringan (node). Dia melakukan koordinasi
Modul Sistem Jaringan 45
komunikasi antar sistem-sistem dan mengorganisasi komunikasinya denagn menawarkan tiga
mode berikut: simplex, half-duplex, dan full-duplex. Kesimpulannya, layer session pada
dasarnya menjaga terpisahnya data dari aplikasi yang satu dengan data dari aplikasi yang lain.

Berikut ini beberapa contoh protokol dan Interface layer session:


- Network File System (NFS) dibuat oleh Sun Microsystem dan digunakan dengan TCP/ IP
dan workstation UNIX untuk akses yang transparan ke sumber daya remote.
- Structured Query Language (SQL) dibuat oleh IBM untuk menyediakan kepada pengguna
sebuah cara yang lebih mudah untuk mendefenisikan kebutuhan informasinya pada sistem
lokal dan remote.
- Remote Procedure Call (RPC) sebuah utiliti atau tool untuk clientserver yang digunakan
digunakan untuk lingkungan layanan yang berbeda-beda. Prosedurnya dibuat dibuat di sisi
client dan dijalankan di sisi server.
- X Windows digunakan secara luas oleh terminal-terminal pintar untuk berkomunikasi
dengan komputer UNIX yang remote, memungkinkan mereka bekerja seakan-akan mereka
adalah monitor yang terpasang local di komputer tersebut.
- AppleTalk Session Protocol (ASP) mekanisme client/server yang lain, yang membuat dan
menjaga session antar client dan server AppleTalk.
- Digital Network Architecture Session Control Protocol (DNA SCP)
Sebuah protokol layer Session dari DECnet.

Layer Transport
Layer Transport melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang
tersegmentasi tadi menjadi sebuah arus data. Layanan-layanan yang terdapat di layer
Transport melakukan baik segmentasi maupun penyatuan kembali data yang tersegmentasi
tersebut (reassembling), dari aplikasi-aplikasi upperlayer dan menggabungkannya ke dalam
arus data yang sama. Layananlayanan ini menyediakan transportasi data dari ujung ke ujung,
dan dapat membuat sebuah koneksi logical antara host pengirim dan host tujuan pada sebuah
internetwork. TCP dan UDP keduanya bekerja pada di layer Transport, dimana TCP adalah
layanan yang dapat diandalkan (reliable), sedangkan UDP tidak. Ini berarti pembuat aplikasi
memiliki lebih banyak pilihan, karena mereka bias memilih antara kedua protokol tersebut
ketika bekerja dengan protocol-protokol TCP/IP.
Layer Transport bertanggung jawab untuk menyediakan mekanisme untuk
multiplexing (multiplexing adalah teknik untuk mengirimkan atau menerima beberapa jenis
Modul Sistem Jaringan 46
data yang berbeda sekaligus pada saat bersamaan melalui satu media network saja) metode
aplikasi-aplikasi upper-layer, membuat session, dan memutuskan rangkaian virtual (virtual
circuit, artinya koneksi atau hubungan terbentuk diantara dua buah host di jaringan, setelah
melalui sebuah mekanisme yang disebut three-way handshake yang akan dijelaskan
kemudian). Ia juga menyembunyikan detail-detail dari informasi yang bergantung pada
jaringan, menyembunyikannya dari layer yang lebih tinggi, dengan cara menyediakan
transfer data yang transparan. Layer Transport dapat bersifat connectionless atau connection-
oriented Pembahasan berikut akan menerangkan secara ringkas bagian tersebut.
Flow Control
Keutuhan (integrity) data dipastikan di layer Transport dengan cara mempertahankan
apa yang disebut Flow control, dan dengan memungkinkan pengguna meminta transportasi
data antar sistem yang dapat diandalkan. Flow control mencegah host pengirim, di satu sisi
koneksi, membanjiri (overflowing) buffer di host penerima sebuah kejadian yang dapat
mengakibatkan data hilang atau rusak. Transportasi yang dapat diandalkan tersebut,
menggunakan sebuah session komunikasi yang connection-oriented diantara sistem-sistem,
dan protokol yang bersangkutan menjamin agar halhal berikut dapat terpenuhi: Pengirim
paket data akan menerima paket pemberitahuan sudah diterima segera setelah segmen data
terkirim dan diterima Semua segmen data yang tidak mendapatkan pemberitahuan atau tanda
terima (istilahnya not acknowledged) akan dikirim ulang. Segmen-segmen data akan
diurutkan kembali ke urutan semula semula setibanya di tujuan. Data flow yang bisa dikelola
(manageable) akan dipertahankan, untuk mencegah congestion, kelebihan beban jaringan
(overloading), dan kehilangan data.

Komunikasi yang Connection-Oriented


Pada operasi transportasi data yang dapat diandalkan, peralatan jaringan yang akan
melakukan transmisi data akan membuat sebuah komunikasi yang connection-oriented
dengan peralatan remote, dengan cara membuat sebuah session. Peralatan yang melakukan
transmisi, pada awalnya akan membuat sebuah session connection-oriented dengan sistem
pasangannya, yang disebut call setup atau three way handshake. Kemudian data akan
dipindahkan, setelah selesai, pengakhiran komunikasi akan terjadi untuk memutuskan
rangkaian virtual yang terjadi. Gambar 2.4 menggambarkan sebuah session yang dapat
diandalkan berlangsung antara sistem pengirim dan penerima. Anda dapat melihat bahwa
kedua program aplikasi host memulai dengan memberitahukan kepada masing-masing sistem
operasinya bahwa sebuah koneksi akan segera dimulai. Kedua sistem operasi berkomunikasi
Modul Sistem Jaringan 47
dengan cara mengirimkan pesan-pesan melalui sebuah jaringan, melakukan konfirmasi
bahwa pemindahan data telah disetujui dan kedua belah pihak telah siap melakukannya.
Setelah semua proses sinkronisasi ini terjadi, sebuah koneksi akan tercipta dan pemindahan
data dimulai.

Gambar 2.4 Terciptanya sebuah session yang conection oriented

Pada saat informasi dipindahkan antar host, kedua mesin akan melakukan pengecekan satu
sama lain secara periodik, komunikasi melalui perangkat lunak protokol mereka, untuk
memastikan bahwa semua berlangsung dengan baik dan bahwa data telah diterima dengan
baik. Langkah-langkah pada session connection-oriented atau the three-way seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.4. Segmen persetujuan koneksi yang pertama adalah sebuah
permintaan sinkronisasi. Segmen kedua dan ketiga mengirim tanda terima (acknowledgment)
untuk permohonan sinkronisasi tersebut dan membuat parameterparameter dan aturan-atuaran
koneksi antar host. Cara pengurutan (sequencing) segmen di pihak penerima juga diminta
untuk disinkronisasi, sehingga dibentuk dua koneksi dua arah. Segmen terakhir juga
merupakan sebuah acknowledgment, yang memberitahukan kepada host tujuan bahwa
persetujuan koneksi telah diterima dan koneksi yang sebenarnya telah terjadi. Transfer data
dapat dimulai. Kedengarannya cukup sederhana, tapi kenyataanya tidak selalu mulus.
Kadang-kadang selama proses pemindahan data, congestion dapat terjadi karena sebuah
komputer berkecepatan tinggi menghasilkan lalulintas data yang jauh lebih cepat daripada
kemampuan network menanganinya. Sekumpulan komputer secara serentak mengirimkan

Modul Sistem Jaringan 48


data melalui sebuah gateway atau ke tujuan yang sama. Pada kasus terakhir, gateway atau
host tujuan dapat mengalami congestion meskipun tidak ada sumber daya tunggal yang
menjadi penyebabnya. Kedua kasus terakhir pada dasarnya menyerupai kemacetan dijalan
raya. Lalu lintas yang terlalu padat untuk jalan yang terlalu sempit. Penyebabnya bukan salah
satu kendaraan dijalan tersebut, tetapi karena memang terlalu banyak kendaraan dijalan
tersebut. Jadi apa yang terjadi ketika sebuah mesin menerima data dalam jumlah sangat besar
yang menjadi terlalu cepat baginya untuk diproses? Data tersebut akan disimpan disebuah
memory yang disebut buffer. Akan tetapi aksi yang disebut buffering ini hanya akan
memecahkan masalah jika data tersebut adalah sebuah lonjakan (burst) dari pengiriman data
dalam jumlah normal. Jika terjadi hal sebaliknya, yaitu data dalam jumlah besar mengalir
terus menerus, memori diperalatan bersangkutan akan terpakai habis, pada akhirnya batas
kemampuannya akan terlampaui dan peralatan tersebut akan bereaksi dengan membuang
semua data yang tidak mampu disimpan di memorinya.

Gambar 2.5 Pengiriman segmen dengan flow control

Akan tetapi tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan disini. Karena fungsi
transportnya, sistem kontrol kelebihan data dapat bekerja dengan cukup baik. Dari pada
membuang sumberdaya dan membiarkan data menjadi hilang, layer transport dapat
mengeluarkan sebuah indikator tidak siap kepada pengirim yang mengakibatkan aliran data
tersebut (seperti di perlihatkan di gambar 2.5). Mekanisme ini bekerja seperti lampu stop,
memberikan sinyal kepada alat pengirim untuk menghentikan pengiriman segmen data ke
alat penerima yang kewalahan. Setelah alat penerima memproses segmen datayang ada
Modul Sistem Jaringan 49
dimemorinya yaitu di buffer sebuah indikator siap akan dikirimkan. Mesin yang menunda
pengiriman data karena ketidaksiapan penerima tadi akan memulai kembali pengiriman
segmen data berikutnya. Pada pemindahan data connection-oriented yang dapat diandalkan
dan bersifat fundamental, paket data sampai di host tujuan dengan urutan yang sama persis
seperti pada saat paket data tersebut dikirim. Pemindahan data akan gagal jika urutannya
salah. Jika ada segmen data hilang, terduplikasi atau rusak selama perjalanan, kegagalan
tersebut akan dikirim. Masalah ini ditangani dengan memastikan host penerima mengirimkan
tanda terima (acknowledgment) untuk setiap segmen yang diterimanya.

Windowing
Idealnya, pengiriman data terjadi secara cepat dan efesien. Seperti yang bisa anda
bayangkan, akan terjadi keterlambatan jika mesin yang mengirimkan paket data harus
menunggu acknowledgment untuk setiap segmen data yang dikirimnya. Tetapi karena ada
waktu tersedia antara saat setelah pengirim mengirimkan segmen data dan saat sebelum ia
selesai melakukan proses terhadap acknowledgment dari mesin penerima, maka pengirim
menggunakan waktu yang tersedia ini untuk memindahkan data lain. Jumlah data segmen
data (diukur dalam byte) yang dapat dikirmkan oleh mesin pengirim, tanpa perlu menerima
acknowledgment untuk segmen-segmen tersebut, disebut sebuah window.
Jadi, ukuran window mengendalikan seberapa banyak informasi dipindahkan dari
suatu sisi ke sisi lain. Sementara beberapa protokol mengukur informasi dengan mengamati
jumlah paket, TCP/ IP mengukurnya dengan menghitung jumlah byte. Seperti yang anda lihat
di gambar 2.6, ada ukuran dua window satunya berukuran 1, satu lagi berukuran 3. Jika anda
menggunakan ukuran window 1, mesin pengirim akan menunggu sebuah acknowledgment
untuk setiap segmen data yang dikirimkannya sebelum ia mengirim segmen berikutnya. Jika
anda menggunakan ukuran window 3, mesin pengirim dapat mengirimkan tiga segmen data
sebelum menerima acknowledgment. Pada contoh yang telah disederhanakan tersebut, kedua
mesin pengirim dan penerima adalah workstation. Kenyataannya jarang sesederhana itu, dan
seringkali acknowledgment dan paket data akan bercampur saat mereka berada di jaringan
dan melewati router.

Modul Sistem Jaringan 50


Gambar 2.6

Acknowledgment
Pengiriman data yang dapat diandalkan (reliable) menjamin keutuhan dari aliran data
dari satu mesin ke mesin lain melalui sebuah link data yang fungsional. Ia menjamin bahwa
data tidak akan tergandakan atau hilang. Ini dicapai dengan sesuatu yang disebut
Acknowledgment Positif dengan transmisi ulang sebuah teknik yang membuat mesin
penerima berkomunikasi dengan mesin pengirim, dengan mengirimkan tanda terima dengan
mengirmkan pesan acknowledgment kembali ke penerima ketika ia menerima data. Pengirim
mencatat setiap segmen yang dikirimnya dan menunggu acknowledgment-nya sebelum
mengirim segmen berikutnya. Ketika ia mengirimkan sebuah segmen, mesin pengirim akan
memulai sebuah penghitungan waktu (timer) dan melakukan transmisi ulang jka waktunya
habis sebelum acknowledgment dikembalikan oleh penerima data. Pada gambar 2.7, mesin
pengirim memindahkan segmen 1, 2, dan 3. mesin penerima mengirmkan tanda terima dan
meminta segmen 4. Ketika pengirim menerima acknowledgment, ia mengirimkan segmen 4,
5, dan 6. Jika segmen 5 tidak mencapai tujuan, mesin penerima akan memberitahukan mesin
pengirim dengan meminta segmen segmen 5 tersebut untuk dikirim ulang. Mesin pengirim
kemudian akan mengirim kembali segmen yang hilang tersebut dan menunggu sebuah
acknowledgment, yang harus diterima sebelum ia memulai transmisi segmen 7.
Modul Sistem Jaringan 51
Gambar 2.7

Layer Network

Layer Network (juga disebut layer 3) mengelola pengalamatan peralatan, melacak


lokasi peralatan di jaringan, dan menentukan cara terbaik untuk memindahkan data, artinya
layer Network harus mengangkut lalu lintas antar peralatan yang tidak terhubung secara
lokal. Router (yang adalah peralatan layer-3) diatur dilayer network dan menyediakan
layanan routing dalam sebuah internetwork. Kejadiannya seperti berikut ini: Pertama-tama,
ketika sebuah paket diterima di sebuah interface router, alamat IP tujuan akan diperiksa. Jika
paket tidak ditujukan untuk router tersebut, router akan melakukan pengecekan alamat
network tujuan pada routing table yang dimilikinya. Pada saat router memilih interface keluar
untuk paket tersebut, paket akan dikirimkan ke interface tersebut untuk dibungkus menjadi
frame data dan dikirimkan luar ke jaringan lokal. Jika router tidak menemukan entri untuk
jaringan tujuan di routing table, router akan membuang paket tersebut. Dua jenis data
digunakan di layer network yaitu data dan update rute.

Modul Sistem Jaringan 52


Paket Data
Paket Data digunakan untuk mengangkut data pengguna melewati internetwork.
Protokol yang digunakan untuk mendukung lalu lintas data disebut routed protocols,
contohnya adalah IP dan IPX.

Paket Update Rute


Paket Update Rute digunakan untuk melakukan update ke router terdekat tentang
network-network yang terhubung ke semua router di internetwork. Protokol yang
mengirimkan paket update rute disebut routing protocols. Contohnya adalah RIP, EIGRIP,
dan OSPF. Paket update rute digunakan untuk membantu membuat dan mempertahankan
routing table pada setiap kabel pada tiap router.

Gambar 2.8 Routing Table yang digunakan di Router


Pada gambar 2.8, diberikan sebuah contoh routing table. Routing table yang
digunakan pada sebuah router mencakup informasi berikut:

Alamat Network
Alamat network yang protocol-spesific. Router harus mempertahankan sebuah routing
table untuk masing-masing routing protocol, karena setiap routing protocol mengikuti jejak
dari sebuah network dengan pengalamatan yang berbeda. Hal ini biasa dianalogikan dengan
Modul Sistem Jaringan 53
sebuah tanda jalan dalam berbagai bahasa berbeda yang diucapkan oleh warga di sebuah
jalan. Jika ada orang Amerika, Spanyol, dan Perancis tinggal di sebuah jalan bernama Cat ,
maka tanda jalan tersebut akan berbunyi Cat/Gato/Chat .
Interface Merupakan interface keluar (exit interface) yang akan ditempuh oleh sebuah paket
jika ditujukan untuk sebuah network tertentu.
Metric Jarak ke network yang remote. Routing protocol yang berbeda akan menggunakan
cara yang berbeda pula dalam menghitung jarak ini. Beberapa routing protocol menggunakan
hop count (yaitu jumlah router yang dilalui oleh paket dalam perjalanan menuju network
remote yang dituju), sedangkan routing protocol yang lain menggunakan bandwidth, delay
dari kabel, dan bahkan tick count(hitungan 1/18 detik) Router memisahkan broadcast domain,
yang berarti secara default, broadcast tidak diteruskan melalui router. Karena setiap interface
di router mewakili sebuah network yang terpisah, ia harus diberikan nomor identifikasi
network yang unik, dan setiap host di network yang terkoneksi dengan router tersebut harus
menggunakan nomor network yang sama. Berikut ini adalah beberapa poin tentang router
yang harus diingat:
- Router secara default tidak akan meneruskan paket broadcast dan multicast. Router
menggunakan alamat logika pada header layer Network untuk menentukan router di
hop berikutnya yang akan dijadikan tujuan paket yang diteruskannya.
- Router dapat menggunakan access list, yang dibuat oleh administrator, untuk
mengendalikan keamanan dari jenis paket apa saja yang diperbolehkan untuk masuk
dan keluar sebuah interface .
- Router dapat menyediakan fungsi bridging layer-2 jika diperlukan dan dapat secara
serentak melakukan routing pada interface yang sama.
- Peralatan layer-3 (router) menyediakan koneksi antar-virtual LAN (VLAN).
- Router dapat menyediakan Quality of Service (QoS) untuk tipe lalu lintas network
tertentu.

LAYER DATA LINK


Layer data link menyediakan transmisi fisik dari data dan menangani notifikasi error,
topologi jaringan, dan flow control. Ini berarti layer ini akan memastikan bahwa pesan-pesan
akan terkirim melalui peralatan yang sesuai di LAN menggunakan alamat perangkat keras
(hardware address), dan menerjemahkan pesan-pesan dari layer Network menjadi bit-bit
untuk dipindahkan oleh layer physical. Layer Data Link melakukan format pada pesan atau
data menjadi pecahan-pecahan, yang disebut data frame , dan menambahkan sebuah header
Modul Sistem Jaringan 54
yang terdiri dari alamat perangkat keras tujuan dan asal. Informasi tambahan ini membentuk
semacam kapsul yang membungkus data asli. Ini bisa dianalogikan dengan mesin, peralatan
navigasi, dan alat lain yang terbungkus dalam modul bulan dari pesawat Apollo.
Perlengkapanperlengkapan tersebut hanya berguna pada saat tertentu dalam penerbangan dan
kemudian akan dilepas dari modul dan dibuang pada saat yang telah ditentukan. Data yang
berjalan di jaringan juga dapat dianalogikan demikian. Gambar 2.9 memperlihatkan layer
Data Link dengan spesifikasi Ethernet dan IEEE. Perhatikan bahwa standar IEEE 802.2
digunakan bersama-sama dan menambah fungsi standar IEEE yang lain.

Gambar 2.9

Penting untuk dimengerti bahwa router, yang bekerja di Layer Network tidak peduli
sama sekali tentang dimana lokasi suatu host berada. Router hanya peduli pada dimana
network tersebut berada, dan cara terbaik untuk menjangkaunya termasuk yang remote.
Router akan menjadi sangat obsesif dalam menangani network. Data Link yang bertanggung
jawab pada identifikasi sesungguhnya dari tiap peralatan yang ada di network. Untuk sebuah
host mengirim paket ke sebuah host lain di network local ataupun mengirimkan paket
melewati router, layer Data Link menggunakan pengalaman perangkat keras. Setiap saat
sebuah paket terkirim melewati router-router, paket tersebut akan dibungkus dengan
informasi control layer Data Link, tetapi informasi tersebut akan dilepas di router penerima
yang tertinggal adalah paket asli. Proses pembungkusan (framing) ini akan berlanjut di setiap
hop sampai paket akhirnya terkirim ke host penerima yang sebenarnya. Paket itu sendiri tidak
pernah berubah sepanjang rute, ia hanya dibungkus dengan semacam informasi control yang
diperlukannya untuk melalui berbagai media yang berbeda.

Layer Data Link memiliki dua buah sublayer:


Media Access Control (MAC) 802.3 Mendefinisikan bagaimana paket ditempatkan
di media. Ketentuan di sublayer MAC adalah yang datang duluan akan dilayani lebih dulu
Modul Sistem Jaringan 55
(first come/ first served), dimana setiap permintaan akan mendapatkan bandwidth yang sama.
Pengalamatan fisik didefinisikan disini, seperti halnya topologi logikal. Topologi logikal
adalah jalur sebenarnya yang dilalui oleh sinyal data, yang tentunya melalui sebuah topologi
fisik. Line discipline, pemberitahuan error (bukan koreksi), pengiriman frame yang tersusun
rapi, flow control yang merupakan suatu opsi, juga dapat digunakan di sublayer ini.

Logical Link Control (LLC) 802.2


Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi protokol-protokol layer Network dan
kemudian melakukan enkapsulasi terhadapnya. Header LLC memberitahukan ke layer Data
Link tentang apa yang perlu dilakukan terhadap paket, begitu frame diterima. Cara kerja
sebagai berikut: Host akan menerima sebuah frame dan mencari kedalam header LLC untuk
mencari ke mana tujuan paket itu (katakanlah alamat IP-nya). LLC juga menyediakan flow
control dan pengurutan bit kontrol. Switch dan bridge keduanya bekerja di layer Data Link
dan melakukan penyaringan pada network dengan menggunakan alamat MAC. Kita akan
membicarakannya pada bagian berikut.

Switch dan Bridge di Layer Data Link


Switch layer-2 termasuk bridge yang berdasarkan perangkat keras karena ia menggunakan
perangka keras khusus yang disebut Application-Specific Integrated Circuit (ASIC).ASIC
dapat bekerja pada kecepatan gigabit dengan waktu tunda (latency) yang sangat rendah.
Bridge dan switch membaca setiap frame yang melaluinya. Peralatan layer-2 akan
meletakkan alamat perangkat keras dalam sebuah filter table dan akan mengingat port mana
yang telah menerima frame tersebut. Informasi inilah (yang tercatat di filter table dari switch
atau bridge) yang nantinya akan membantu switch atau bridge dalam menentukan lokasi dari
peralatan yang mengirimkan paket. Routing table memetakan internetwork untuk router,
sementara filter table memetakan peralatan network untuk switch dan bridge. Setelah filter
table dibuat di peralatan layer-2, dia hanya akan meneruskan frame ke segmen di mana
alamat perangkat keras tujuan berada. Jika alat tujuan berada di segmen yang sama dengan
asal frame, peralatan layer-2 akan menahan frame agar tidak keluar ke segmen network yang
lain. Jika alamat tujuan ada di segmen lain, frame hanya dikirimkan ke segmen tersebut. Ini
disebut transparent bridging . Pada saat interface switch menerima sebuah frame dengan
alamat perangkat keras tujuan yang tidak tercatat di filter table-nya, switch tersebut akan
meneruskan frame tersebut ke semua segmen yang terkoneksi dengannya. Jika sebuah
peralatan yang tidak tercatat di filter table menjawab frame tersebut, switch akan melakukan
Modul Sistem Jaringan 56
update pada filter table-nya tentang lokasi dari peralatan baru ini. Akan tetapi pada kejadian
di mana alamat tujuan adalah sebuah alamat broadcast, switch akan meneruskan semua paket
broadcast ke setiap segmen yang terkoneksi secara default. Semua device yang menerima
paket broadcast dilihat sebagai broadcast main yang sama. Hal ini bisa menjadi masalah,
peralatan layer-2 akan meneruskan apa yang disebut broadcast storm yang mengganggu
unjuk kerja network, dan satu-satunya cara menghentikan broadcast storm adalah dengan
menggunakan peralatan layer-3. Keuntungan terbesar lainnya menggunakan switch
dibandingkan hub adalah karena setiap port di switch adalah collision domain-nya sendiri.
(sebaliknya, sebuah hub menciptakan sebuah sebuah collision domain yang besar). Namun
meski dengan switch, Anda tetap tidak dapat mengakhiri atau memisahkan broadcast domain.
Switch dan bridge tidak dapat melakukan itu. Mereka melakukan forward pada setiap
broadcast. Keuntungan lainnya menggunakan switch dibandingkan hub dalam suatu
internetwork adalah setiap peralatan yang terhubung ke switch dapat melakukan pengiriman
data secara serentak. Mereka bisa melakukan hal tersebut selama hanya ada satu host di
setiap port dan tidak ada hub yang terhubung ke swich tersebut (ingat bahwa setiap port
switch adalah collision domain-nya). Hub hanya mengizinkan satu alat per satu segmen
network untuk melakukan komunikasi. Setiap segmen network yang terhubung ke switch
harus memiliki jenis peralatan yang sama. Artinya, Anda bisa menghubungkan sebuah hub
Ethernet ke sebuah port switch dan kemudian menghubungkan beberapa host Ethernet ke hub
tersebut, tetapi Anda tidak dapat mencampur host berbasis Token Ring dengan host Ethernet
pada segmen yang sama. Mencampur host dengan cara ini disebut media translation.

Layer Physical
Akhirnya kita sampai pada dasarnya, layer physical melakukan dua hal: mengirim bit
dan menerima bit. Bit hanya mempunyai dua nilai, 1 dan 0- kode Morse dengan nilai
numeris. Layer Physical berkomunikasi langsung dengan berbagai jenis media komunikasi
yang sesungguhnya. Berbagai jenis media yang berbeda merepresentasikan nilai bit ini
dengan cara yang berbeda. Beberapa menggunakan nada audio, sementara yang lain
menggunakan apa yang disebut state transition-yaitu perubahan tegangan listrik dari rendah
ke tinggi dan sebaliknya. Protocol tertentu diperlukan untuk setiap jenis media untuk
menggambarkan pola bit yang sesuai untuk digunakan, bagaimana data diubah menjadi sinyal
media, dan berbagai kualitas dari interface media fisik. Layer Physical menentukan
Modul Sistem Jaringan 57
kebutuhan listrik, mekanis, procedural, dan fungsional mengaktifkan, mempertahankan, dan
menonaktifkan hubungan fisik antar system. Layer ini juga mengidentifikasi interface antara
DTE (Data Terminal Equipment) dengan DCE (Data Communication Equipment). Beberapa
perusahaan telepon lama masih menyebut DCE sebagai peralatan circuit-terminating. DCE
biasanya terletak di sisi penyedia jasa (provider), sedangkan DTE di sisi peralatan pelanggan.
Layanan yang tersedia di DTE paling sering diakses melalui sebuah modem atau CSU/DSU
(Channel Service Unit/Data Service Unit). Konektor-konektor dan topologi-topologi di layer
physical didefinisikan oleh OSI sebagai standar, memungkinkan sistem-sistem yang berbeda
berkomunikasi.

Hub di Layer Physical


Hub sebenarnya adalah sebuah repeater ( repeater adalah sebuah alat network yang
digunakan untuk memperkuat kembali sinyal data yang melemah karena jarak koneksi antar
host yang agak jauh untuk sebuah jaringan LAN) dengan port banyak (multiple port). Sebuah
repeater menerima sinyal digital dan menguatkan kembali atau menciptakan kembali sinyal
tersebut, dan kemudian meneuiskan sinyal digital tersebut ke semua port yang aktif dengan
tanpa melihat isi datanya. Hub aktif melakukan hal yang sama. Setiap sinyal digital yang
diterima dari sebuah di port hub akan dibuat kembali atau diperkuat kembali dan dikirimkan
keluar ke semua port di hub tersebut. Ini berarti semua alat yang terhubung ke hub akan
berada di sebuah collision domain yang sama, dan juga broadcast domain yang sama. Hub,
seperti halnya repeater, tidak melakukan pemeriksaan pada lalu lintas yang melewatinya.
Setiap peralatan yang terhubung ke hub harus mendengar ketika sebuah alat di segmen itu
mengirimkan data. Network dengan topologi fisik yang disebut bintang (star)- di mana hub
berada di tengah-tengah dengan semua peralatan lain terhubung padanya melalui kabel-kabel
merupakan jenis topologi yang diciptakan oleh hub. Secara visual, rancangannya hampir
menyerupei bintang, sementara jaringan Ethernet menjalankan topologi bus, yang berarti
sinyal harus bekerja dari ujung ke ujung di network tersebut.

Modul Sistem Jaringan 58


2.2 TCP / IP
Sejarah TCP / IP
Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan paket switching
digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency) pada tahun
1969. Sementara itu ARPANET terus bertambah besar sehingga protokol yang digunakan
pada waktu itu tidak mampu lagi menampung jumlah node yang semakin banyak. Oleh
karena itu DARPA mendanai pembuatan protokol komunikasi yang lebih umum, yakni
TCP/IP. Ia diadopsi menjadi standard ARPANET pada tahun 1983. Untuk memudahkan
proses konversi, DARPA juga mendanai suatu proyek yang mengimplementasikan protokol
ini ke dalam BSD UNIX, sehingga dimulailah perkawinan antara UNIX dan TCP/IP. Pada
awalnya internet digunakan untuk menunjukan jaringan yang menggunakan internet protocol
(IP) tapi dengan semakin berkembangnya jaringan, istilah ini sekarang sudah berupa istilah
generik yang digunakan untuk semua kelas jaringan. Internet digunakan untuk menunjuk
pada komunitas jaringan komputer worldwide yang saling dihubungkan dengan protocol
TCP/IP. Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi standar defacto
jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat pada protokol itu sendiri yang
merupakan keunggulun dari TCP/IP, yaitu :
- Perkembangan protokol TCP/IP menggunakan standar protokol terbuka, sehingga
tersedia secara luas. Semua orang bisa mengembangkan perangkat lunak untuk dapat
berkomunikasi menggunakan protokol ini. Hal ini membuat pemakaian TCP/IP meluas
dengan sangat cepat, terutama dari sisi pengadopsian oleh berbagai system operasi dan
aplikasi jaringan.
- Tidak tergantung pada perangkat keras atau system operasi jaringan tertentu,sehingga
TCP/IP cocok untuk menyatukan bermacam macam network, misalnya Ethernet, token
ring, dial-up line, X-25 net dan lain lain.
- Cara pengalamatan bersifat unik dalam skala global,memungkinkan komputer dapat
mengidentifikasi secara unik komputer yang lain dalam seluruh jaringan, walaupun
jaringannya sebesar jaringan worldwide Internet. Setiap komputer yang tersambung
dengan jaringan TCP/IP (Internet) akan memiliki address yang hanya dimiliki olehnya.
- TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan
diterapkan pada internetwork.

Modul Sistem Jaringan 59


Arsitektur dan Protokol Jaringan TCP / IP
Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan (layer) yang
memiliki tugas spesifik serta memiliki protocol tersendiri. ISO (International Standard
Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan computer
yang dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ). Standard ini terdiri
dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara 2 komputer.
Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :

Gambar 2.10

Walaupun jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur


OSI telah tercakup oleh arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masingmasing layer
arsitektur TCP/IP adalah sbb :
- Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran
fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat
bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan.
TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegralkan mengintegralkan berbagai
jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.
- Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada
OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang
digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan
koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang
digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan
Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb.

Modul Sistem Jaringan 60


Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak
yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan
Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini
bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya
dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam
mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet). Beberapa
tugas penting pada lapisan ini adalah:
• Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan.
Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP
Address). Karena pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada pada level
ini (software), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang
digunakan.
• Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan
yang diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP).
Sebagai protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya ditentukan
oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya
untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat
menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima ke tujuan.
• Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara
end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima
pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim.
Untuk itu, lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain
• Flow Control
Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket paket tersebut harus diatur
sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang
melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
• Error Detection
Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa
digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan
kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data
tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi.
Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berarti. Pada TCP/IP, protokol yang
dipergunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau User Datagram Protocol (
UDP ). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan data,
Modul Sistem Jaringan 61
sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang paket yang pendek
dan tidak menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi flow control dan error
detection dan bersifat connection oriented. Sebaliknya pada UDP yang bersifat
connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP
disebut juga unreliable protocol. Untuk beberapa hal yang menyangkut efisiensi dan
penyederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP sebagai protokol
transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat query dan response,
atau aplikasi lain yang sangat sensitif terhadap delay seperti video conference. Aplikasi
seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan (gambar atau suara masih bias dimengerti),
namun akan tidak nyaman untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.
• Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam Arsitektur TCP/IP yang berfungsi
mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat
banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat
dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman
e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer
Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi
news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan
IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP.

Pengiriman dan Penerimaan Paket Data


Layer-layer dan protokol yang terdapat dalam arsitektur jaringan TCP/IP
menggambarkan fungsi-fungsi dalam komunikasi antara dua buah komputer. Setiap
lapisan menerima data dari lapisan di atas atau dibawahnya, kemudian memproses data
tersebut sesuai fungsi protokol yang dimilikinya dan meneruskannya ke lapisan
berikutnya. Ketika dua komputer berkomunikasi, terjadi aliran data antara pengirim dan
penerima melalui lapisan-lapisan di atas. Pada pengirim, aliran data adalah dari atas ke
bawah. Data dari user maupun suatu aplikasi dikirimkan ke Lapisan Transport dalam
bentuk paket-paket dengan panjang tertentu. Protokol menambahkan sejumlah bit pada
setiap paket sebagai header yang berisi informasi mengenai urutan segmentasi untuk
menjaga integritas data dan bit-bit pariti untuk deteksi dan koreksi kesalahan. Dari
Lapisan Transport, data yang telah diberi header tersebut diteruskan ke Lapisan Network /
Internet. Pada lapisan ini terjadi penambahan header oleh protokol yang berisi informasi
alamat tujuan, alamat pengirim dan informasi lain yang dibutuhkan untuk melakukan
routing. Kemudian terjadi pengarahan routing data, yakni ke network dan interface yang
Modul Sistem Jaringan 62
mana data akan dikirimkan, jika terdapat lebih dari satu interface pada host. Pada lapisan
ini juga dapat terjadi segmentasi data, karena panjang paket yang akan dikirimkan harus
disesuaikan dengan kondisi media komunikasi pada network yang akan dilalui. Proses
komunikasi data di atas dapat dijelaskan seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 2.11

Lapisan Proses Encapsulation

1. Application, Presentation, 1. Informasi diubah menjadi data


Session
2. Transport 2. Data diubah menjadi segmen
atau data stream

3. Network 3. Segmen diubah menjadi paket


atau datagram

4. Data-Link 4. Paket diubah menjadi frame

5. Physical 5. Frame diubah menjadi bit

Gambar 2.12 Tabel Proses Encapsulation

Modul Sistem Jaringan 63


Selanjutnya data menuju Network Access Layer (Data Link) dimana data akan diolah
menjadi frame-frame, menambahkan informasi keandalan dan address pada level link.
Protokol pada lapisan ini menyiapkan data dalam bentuk yang paling sesuai untuk dikirimkan
melalui media komunikasi tertentu. Terakhir data akan sampai pada Physical Layer yang
akan mengirimkan data dalam bentuk besaran-besaran listrik/fisik seperti tegangan, arus,
gelombang radio maupun cahaya, sesuai media yang digunakan. Di bagian penerima, proses
pengolahan data mirip seperti di atas hanya dalam urutan yang berlawanan (dari bawqah ke
atas). Sinyal yang diterima pada physical layer akan diubah dalam ke dalam data. Protokol
akan memeriksa integritasnya dan jika tidak ditemukan error t header yang ditambahkan akan
dilepas. Selanjutnya data diteruskan ke lapisan network. Pada lapisan ini, address tujuan dari
paket data yang diterima akan diperiksa. Jika address tujuan merupakan address host yang
bersangkutan, maka header lapisan network akan dicopot dan data akan diteruskan ke lapisan
yang diatasnya. Namun jika tidak, data akan di forward ke network tujuannya, sesuai dengan
informasi routing yang dimiliki. Pada lapisan Transport, kebenaran data akan diperiksa
kembali, menggunakan informasi header yang dikirimkan oleh pengirim. Jika tidak ada
kesalahan, paket-paket data yang diterima akan disusun kembali sesuai urutannya pada saat
akan dikirim dan diteruskan ke lapisan aplikasi pada penerima. Proses yang dilakukan tiap
lapisan tersebut dikenal dengan istilah enkapsulasi data. Enkapsulasi ini sifatnya transparan.
Maksudnya, suatu lapisan tidak perlu mengetahui ada berapa lapisan yang ada di atasnya
maupun di bawahnya. Masing-masing hanya mengerjakan tugasnya. Pada pengirim, tugas ini
adalah menerima data dari lapisan diatasnya, mengolah data tersebut sesuai dengan fungsi
protokol, menambahkan header protokol dan meneruskan ke lapisan di bawahnya. Pada
penerima, tugas ini adalah menerima data dari lapisan di bawahnya, mengolah data sesuai
fungsi protokol, mencopot header protokol tersebut dan meneruskan ke lapisan di atasnya

Internet Protokol
Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Oleh
karena itu Internet Protokol memegang peranan yang sangat penting dari jaringan TCP/IP.
Karena semua aplikasi jaringan TCP/IP pasti bertumpu kepada Internet Protocol agar dapat
berjalan dengan baik. IP merupakan protokol pada network layer yang bersifat :
- Connectionless, yakni setiap paket data yang dikirim pada suatu saat akan melalui rute
secara independen. Paket IP (datagram) akan melalui rute yang ditentukan oleh setiap
Modul Sistem Jaringan 64
router yang dilalui oleh datagram tersebut. Hal ini memungkinkan keseluruhan
datagram tiba di tempat tujuan dalam urutan yang berbeda karena menempuh rute yang
berbeda pula.
- Unreliable atau ketidakandalan yakni Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim
pasti sampai ke tempat tujuan. Ia hanya akan melakukan best effort delivery yakni
melakukan usaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan.
Suatu datagram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke tujuan karena beberapa hal
berikut:
1. Adanya bit error pada saat pentransmisian datagram pada suatu medium
2. Router yang dilewati mendiscard datagram karena terjadinya kongesti dan
kekurangan ruang memori buffer
3. Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router yang down
4. Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping
IP juga didesain untuk dapat melewati berbagai media komunikasi yang
memiliki karakteristik dan kecepatan yang berbeda-beda. Pada jaringan Ethernet,
panjang satu datagram akan lebih besar dari panjang datagram pada jaringan publik
yang menggunakan media jaringan telepon, atau pada jaringan wireless. Perbedaan ini
semata-mata untuk mencapai throughput yang baik pada setiap media. Pada umumnya,
semakin cepat kemampuan transfer data pada media tersebut, semakin besar panjang
datagram maksimum yang digunakan. Akibat dari perbedaan ini, datagram IP dapat
mengalami fragmentasi ketika berpindah dari media kecepatan tinggi ke kecepatan
rendah (misalnya dari LAN Ethernet 10 Mbps ke leased line menggunakan Point-to-
Point Protocol dengan kecepatan 64 kbps). Pada router/host penerima, datagram yang
ter-fragmen ini harus disatukan kembali sebelum diteruskan ke router berikutnya, atau
ke lapisan transport pada host tujuan. Hal ini menambah waktu pemrosesan pada router
dan menyebabkan delay. Seluruh sifat yang diuraikan pada di atas adalah akibat adanya
sisi efisiensi protokol yang dikorbankan sebagai konsekuensi dari keunggulan protokol
IP. Keunggulan ini berupa kemampuan menggabungkan berbagai media komunikasi
dengan karakteristik yang berbeda-beda, fleksibel dengan perkembangan jaringan,
dapat merubah routing secara otomatis jika suatu rute mengalami kegagalan, dsb.
Misalnya, untuk dapat merubah routing secara dinamis, dipilih mekanisme routing yang
ditentukan oleh kondisi jaringan dan elemen-elemen jaringan (router). Selain itu, proses
routing juga harus dilakukan untuk setiap datagram, tidak hanya pada permulaan
hubungan. Marilah kita perhatikan struktur header dari protokol IP beserta fungsinya
Modul Sistem Jaringan 65
masing-masing. Setiap protokol memiliki bit-bit ekstra diluar informasi/data yang
dibawanya. Selain informasi, bit-bit ini juga berfungsi sebagai alat kontrol. Dari sisi
efisiensi, semakin besar jumlah bit ekstra ini, maka semakin kecil efisiensi komunikasi
yang berjalan. Sebaliknya semakin kecil jumlah bit ekstra ini, semakin tinggi efisiensi
komunikasi yang berjalan. Disinilah dilakukan trade-off antara keandalan datagram dan
efisiensi. Sebagai contoh, agar datagram IP dapat menemukan tujuannya, diperlukan
informasi tambahan yang harus dicantumkan pada header ini. Struktur header datagram
protokol IP dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.13

Setiap paket IP membawa data yang terdiri atas :


- Version, yaitu versi dari protokol IP yang dipakai.
- Header Length, berisi panjang dari header paket IP dalam hitungan 32 bit word.
- Type of Service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara penanganan
paket IP.
- Total length Of Datagram, panjang IP datagram total dalam ukuran byte.
- Identification, Flags, dan Fragment Offset, berisi data yang berhubungan fragmentasi
paket.
- Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang dilewati paket IP (datagram).
Nilai maksimum field ini adalah 255. Setiap kali paket IP lewat satu router, isi dari
field ini dikurangi satu. Jika TTL telah habis dan paket tetap belum sampai ke tujuan,
Modul Sistem Jaringan 66
paket ini akan dibuang dan router terakhir akan mengirimkan paket ICMP time
exceeded. Hal ini dilakukan untuk mencegah paket IP terus menerus berada dalam
network.
- Protocol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol layer atas pengguna
isi data dari paket IP ini.
- Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari jumlah seluruh field dari
header paket IP. Sebelum dikirimkan, protokol IP terlebih dahulu menghitung
checksum dari header paket IP tersebut untuk nantinya dihitung kembali di sisi
penerima. Jika terjadi perbedaan, maka paket ini dianggap rusak dan dibuang.
- Source Address dan Destination Address, isi dari masingmasing field ini cukup jelas,
yakni alamat pengirim dan alamat penerima dari datagram. Masing-masing field
terdiri dari 32 bit, sesuai panjang IP Address yang digunakan dalam Internet.
Destination address merupakan field yang akan dibaca oleh setiap router untuk
menentukan kemana paket IP tersebut akan diteruskan untuk mencapai destination
address tersebut. Struktur IP Address ini secara lebih jelas akan diuraikan pada bagian
selanjutnya.
2.3 IP Addresing
Pengertian

IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode
pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti
kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interadce komputer. Jika suatu
komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita
harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masingmasing untuk setiap
interfacenya.
Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya.
Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini
susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-
masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi decimal bertitik”.
Modul Sistem Jaringan 67
Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu
IP address dalam format biner dan desimal :

Gambar 2.14 Format IP address

Pembagian Kelas IP Address


Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar
4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia.
Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk
host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu. IP Address dapat dipisahkan menjadi 2
bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam
identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk
identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan
yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address
merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara
bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke
dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas
adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan
namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E
tidak digunakan secara umum, kelas D
digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak
Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama
dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24
bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A
terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host
(255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat
besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:

Modul Sistem Jaringan 68


Gambar 2.15 IP address kelas A

Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara
128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau
ada komputer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID =
26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x
255 host atau sekitar 65 ribu host.

Gambar 2.16 IP Address kelas B

IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host
ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing
network memiliki 256 host.

Gambar 2.17 IP Address kelas C

IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address


kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-
bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini.
Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID. IP address kelas E tidak

Modul Sistem Jaringan 69


diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga
byte pertamanya berkisar antara 248-255. Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network
Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network
prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network
prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan
penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.
Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address
yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host.
Address tersebut adalah:
Network Address.
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet.
Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet (akan
diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat
dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address
(167.205) untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya
mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas penyortir pada kantor pos cukup
melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca selutuh alamat) untuk
menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
Broadcast Address.
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh
seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki
header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut,
sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim
datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus
membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan
meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut
sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat
broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima datagram tersebut.
Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki broadcast address
yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host
tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama
Modul Sistem Jaringan 70
adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network
tempat host tersebut berada.
Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1.
Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya
adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga
11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang
dibroadcast biasanya adalah informasi routing.

Multicast Address.
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang
menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan
berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination
address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan
mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field
address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua
mode pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu
mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host
group), dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode
broadcast, hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima
datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep
multicast. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan
satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 2.18 Struktur IP Address Kelas Multicast Address

Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast


address. Jika struktur IP Address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
(bentuk decimal 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255), maka IP Address merupakan multicast
address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A,
B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin bergabung dalam group tersebut.
Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun bisa mencapai seluruh
Modul Sistem Jaringan 71
dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan muticast ini dikenal pula sebagai
Multicast Backbone (Mbone).

Aturan Dasar Pemilihan NET ID dan HOST ID


Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang
digunakan :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address
yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini
merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 IP address dengan host ID 0
diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu
jaringan bukan suatu host.
4. Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

2.4 Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah
topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan
subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian
network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host
dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network
menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan
sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut. Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan
hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika
setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting,
seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address
seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk
memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network. Suatu subnet didefinisikan

Modul Sistem Jaringan 72


dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask ) kepada IP Address.
Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang
dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit
subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit.
Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak
aktif ( off ). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan
nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :

Gambar 2.19 Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A

Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host
adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang
terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan akan diimplementasikan subnet mask
sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner =
11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari
subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit
pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai
network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20.
Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu
host. Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan
subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan
kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh
seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih
besar ( lebih dari 65 ribu network ) dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host.
Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan

Modul Sistem Jaringan 73


subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit
(255.255.255.192), 27 bit ( 255.255.255.224) dan seterusnya. Subnetting dilakukan pada saat
konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah
address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan
dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit
host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address
adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu
mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang
dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk
mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast
address dapat dilihat pada Tabel di bawah. Dari 74able dapat disimpulkan bagaimana nomor
network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address
melalui subnetting.

Gambar 2.20

Subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar network lokal, nomor
network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP Address.

2.5 Design LAN

Metode Perencanaan LAN


Sekarang kita akan membahas bagaimana merencanakan suatu LAN yang
baik. Tujuan utamanya untuk merancang LAN yang memenuhi kebutuhan pengguna
saat ini dan dapat dikembangkan di masa yang akan datang sejalan dengan

Modul Sistem Jaringan 74


peningkatan kebutuhan jaringan yang lebih besar. Desain sebuah LAN meliputi
perencanaan secara fisik dan logic Perencanaan fisik meliputi media yang digunakan
bersama dan infrastruktur LAN yakni pengkabelan sebagai jalur fisik komunikasi
setiap devais jaringan. Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup fleksibel
untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
- Seorang administrator network yang bertanggung jawab terhadap jaringan.
- Pengalokasian IP address dengan subnetting.
- Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita gunakan.
- Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan LAN adalah
lokasi fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan yang akan
dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan menghubungkan
bangunanbangunan tersebut sangat diperlukan. Jika peta seperti ini tidak ada maka
perlu digambarkan peta dengan cara merunut kabel-kabel yang ada. Secara umum
dapat diasumsikan bahwa pengkabelan yang menghubungkan bangunan-bangunan
atau yang melewati tempat terbuka harus terdapat di dalam conduit. Seorang manajer
jaringan harus menghubungi manajer bangunan untuk mengetahui aturan aturan
pengkabelan ini sebab manajer bangunan yang mengetahui dan bertanggung jawab
atas bangunan tersebut. Pada setiap lokasi (yang dapat terdiri dari beberapa bangunan)
harus ditunjuk seorang manajer jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua
konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung jawabnya.
Pada awalnya tugas ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan dengan
perkembangan jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi tugas
yang berat. Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan mau terlibat
dalam perkembangan jaringan.

2.6 Pengalokasian IP Address


Bagian ini memegang peranan yang sangat penting karena meliputi perencanaan
jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP address untuk tiap network. Kita
harus membuat subnetting yang tepat untuk keseluruhan jaringan dengan
mempertimbangkan kemungkinan perkembangan jaringan di masa yang akan datang.
Sebagai contoh, sebuah kantor memasang jaringan internet via V-SAT mendapat
alokasi IP addres dari INTERNIC (http://www.internic.net) untuk kelas B yaitu
Modul Sistem Jaringan 75
167.205.xxx.xxx. Jika diimplementasikan dalam suatu jaringan saja (flat), maka
dengan IP Address ini kita hanya dapat membuat satu network dengan kapasitas lebih
dari 65.000 host. Karena letak fisik jaringan tersebar (dalam beberapa departemen dan
laboratorium) dan tingkat kongesti yang akan sangat tinggi, tidak mungkin
menghubungkan seluruh computer dalam kantor tersebut hanya dengan menggunakan
satu buah jaringan saja (flat). Maka dilakukan pembagian jaringan sesuai letak
fisiknya. Pembagian ini tidak hanya pada level fisik (media) saja, namun juga pada
level logik (network layer), yakni pada tingkat IP address.. Pembagian pada level
network membutuhkan segmentasi pada IP Address yang akan digunakan. Untuk itu,
dilakukan proses pendelegasian IP Address kepada masing-masing jurusan,
laboratorium dan lembaga lain yang memiliki LAN dan akan diintegrasikan dalam
suatu jaringan kampus yang besar. Misalkan dilakukan pembagian IP kelas B sebagai
berikut :
• IP address 167.205.1.xxx dialokasikan untuk cadangan
• IP address 167.205.2.xxx dialokasikan untuk departemen A
• IP address 167.205.3.xxx dialokasikan untuk departemen B
• IP address 167.205.4.xxx dialokasikan untuk unit X
• dsb.
Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada suatu jurusan dan
prediksi peningkatan populasinya untuk beberapa tahun kemudian. Hal ini dilakukan semata-
mata karena IP Address bersifat terbatas, sehingga pemanfaatannya harus diusahakan
seefisien mungkin. Jika seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi IP
addres 167.205.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah IP address kelas C karena
dengan IP ini kita hanya dapat membentuk satu jaringan berkapasitas 256 host yakni dari
167.205.9.0 sampai 167.205.9.255. Dalam pembagian ini, seorang network administrator di
suatu lembaga mendapat alokasi IP Address 167.205.9.xxx. Alokasi ini setara dengan satu
buah kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address, yakni dari 167.205.9.0
sampai dengan 167.205.9.255. Misalkan dalam melakukan instalasi jaringan, ia dihadapkan
pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
- Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN.
- Setiap LAN memiliki kurang dari 30 komputer.
Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah IP address itu menjadi 8 segmen.
Karena pembagian ini berbasis bilangan biner, pembagian hanya dapat dilakukan untuk
kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst. Jika kita tinjau secara biner, maka
Modul Sistem Jaringan 76
kita mendapatkan : Jumlah bit host dari subnet 167.205.9.xxx adalah 8 bit (segmen terakhir).
Jika hanya akan diimplementasikan menjadi satu jaringan, maka jaringan tersebut dapat
menampung sekitar 256 host. Jika ia ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama
dari 8 bit segmen terakhir IP Address di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking
keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host menjadi 7 bit. Ia memperoleh 2 buah sub
network, dengan kapasitas masing-masing subnet 128 host. Subnet pertama akan
menggunakan IP Address dari 167.205.9.(0-127), sedangkan subnet kedua akan
menggunakan IP Address 167.205.9.(128-255).

Gambar 2.21 Tabel Pembagian 256 IP Address menjadi 2 segmen

Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus mengambil 3 bit pertama (
23 = 8) dari 8 bit segmen terakhir IP Address untuk di tutup (mask) menjadi bit network,
sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit untuk host menjadi 5 bit. Dengan
masking ini, ia memperoleh 8 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 32
(=25) host. Ilustrasinya dapat dilihat pada Tabel berikut :

Modul Sistem Jaringan 77


Gambar 2.22 Pembagian IP Address menjadi 8 segmen

Studi Kasus :
Anda sebagai penanggungjawab jaringan di suatu kantor yang mempunyai 3 buah
departemen mendapat alokasi IP dari suatu ISP (Internet Service Provider)
167.205.9.10xxxxxx (8 bit terakhir adalah biner). Jika jumlah host tiap-tiap departemen
diperkirakan tidak lebih dari 13 buah dan masing masing departemen akan dibuat jaringan
78able mendapat alokasi IP asli)
- Subnet yang harus dibuat
- Network address
- Broadcast address
Penyelesaian :
o Subnet yang harus dibuat adalah 11111111.11111111.11111111.11110000 atau
255.255.255.240.
o Terdapat network address sbb :
167.205.9.10000000
167.205.9.10010000
167.205.9.10100000
167.205.9.10110000
o Terdapat broadcast address sbb:
167.205.9.10001111 = 167.205.9.143

Modul Sistem Jaringan 78


167.205.9.10011111 = 167.205.9.159
167.205.9.10101111 = 167.205.9.175
167.205.9.10111111 = 167.205.9.191

Modul Sistem Jaringan 79


BAB 3
Media Komunikasi

Kabel merupakan jalur untuk memindahkan informasi (data) dari satu perangkat ke
perangkat yang lain. Ada beberapa macam kabel yang digunakan pada jaringan local (LAN).
Suatu jaringan dapat menggunakan satu jenis kabel ataupun lebih dari satu jenis kabel.
Pemakaian kabel harus disesuaikan dengan topologi jaringan, protocol dan ukuran.

3.1 Unshielded twisted-pair


Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang
menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP
merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal
(LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya
kabel bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari
ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP),
insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.

Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa
kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis
dalam kabel berikut.

Modul Sistem Jaringan 80


Kategori Kegunaan
Category 1 (Cat1) Kualitas suara analog
Category 2 (Cat2) Transmisi suara digital hingga 4 megabit per
detik
Category 3 (Cat3) Transmisi data digital hingga 10 megabit per
detik
Category 4 (Cat4) Transmisi data digital hingga 16 megabit per
detik
Category 5 (Cat5) Transmisi data digital hingga 100 megabit
per detik
Enhanced Category 5 (Cat5e) Transmisi data digital hingga 250 megabit
per detik
Category 6 (Cat6)
Category 7 (Cat7)
Gambar 3.1

Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5
(Cat5) merupakan kabel UTP yang paling banyak digunakan dalam jaringan berbasis
teknologi Ethernet.

Kategori 1
Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah,
yang didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan
sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telepon analog Plain Old Telephone Service
(POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk
digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan, karena itulah
tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut.

Kategori 2
Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit
per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-node dalam jaringan
dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang
Modul Sistem Jaringan 81
cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki
kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau Category 5.

Kategori 3

Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik
dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3
menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin
(twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki
kemampuan terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang
hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan
IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2.

Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP
Category 3 pada beberapa frekuensi.

Nilai pada frekuensi 10 Nilai pada frekuensi 16


Karakteristik
MHz MHz

Attenuation (pelemahan
27 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
sinyal)

Near-end Cross-Talk
26 dB/1000 kaki 23 dB/1000 kaki
(NEXT)

Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki

Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)

Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki

Gambar 3.2

Modul Sistem Jaringan 82


Kategori 4
Kabel UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini menggunakan
kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin
(twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet
10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik.

Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP
Category 4 pada beberapa frekuensi.

Nilai pada frekuensi 10 Nilai pada frekuensi 20


Karakteristik
MHz MHz

Attenuation 20 dB/1000 kaki 31 dB/1000 kaki

Near-end Cross-Talk 41 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki

Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki

Impedansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)

Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki

Gambar 3.3

Kategori 5
Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini
menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted
pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries
Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA).

Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT),
hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel

Modul Sistem Jaringan 83


serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan
kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah
kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan.

Nilai pada frekuensi 10 Nilai pada frekuensi 100


Karakteristik
MHz MHz

Attenuation 20 dB/1000 kaki 22 dB/1000 kaki

Near-end Cross-talk 47 dB/1000 kaki 32.3 dB/1000 kaki

Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki

Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)

Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki

Structural return loss 16 dB 16 dB

Delay skew 45 nanodetik/100 meter 45 nanodetik/100 meter

Gambar 3.4

Enhanced Category 5

Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan
kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung
frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan
Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan untuk
mencapai kinerja tertinggi.

Modul Sistem Jaringan 84


Jenis Koneksi Kabel

1. Straight

Gambar 3.5

Kapan dan dimana tipe kabel Straight ini digunakan?

Penggunaan kabel straight yang paling umum adalah sambungan antara PC dan
hub/switch. Dalam hal ini PC terhubung langsung ke hub/switch yang otomatis membuat
cross-over
over secara internal dengan menggunakan
menggunakan sirkuit khusus. Dalam kasus penggunaan
kabel CAT1, yang biasa digunakan pada saluran telepon, hanya 2 kawat yang digunakan.
Koneksi tipe ini tidak memerlukan cross-over
cross over khusus karena telepon terhubung langsung ke
soket telepon.

2. Crossover

Gambar 3.6

Modul Sistem Jaringan 85


Dalam menghubungkan jaringan Ethernet dengan menggunakan kabel UTP Category
5, terdapat dua strategi pengabelan, yakni Crossover cable dan Straight-through cable.
Kabel Crossover digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama (NIC dengan
NIC lainnya, hub dengan hub yang lainnya dan lain-lain), sementara kabel Straight-through
digunakan untuk menghubungkan NIC dengan hub atau NIC dengan switch.

3. Rollover
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk mengakses router dengan PC/laptop kita.
Konfigurasi kabel jenis ini cukup simple karena kita tinggal membalik urutan kabel yang kita
pasang di satu sisi. Misal kita menggunakan standar 568B (standar untuk kabel straight
through), maka kita tinggal membalik urutan menjadi coklat untuk urutan pertama di ujung
kabel yang lain. Berikut deskripsi untuk memudahkan kita membuat kabel rollover.

Gambar di atas menunjukkan kepada kita standar CAT5 straight yang biasa
digunakan untuk menghubungkan PC ke HUB. Anda mungkin sedikit bingung karena Anda
mungkin beranggapan data TX + dari satu sisi untuk tersambung ke TX + di sisi lainnya,
namun bukan begitu cara kerjanya.

Bila Anda menghubungkan PC ke HUB, HUB yang akan secara otomatis menyilang
kabel Anda dengan sirkuit internal, alhasil Pin 1 dari PC (TX +) dihubungkan ke Pin 1 HUB
(yang terhubung ke RX +). Hal ini juga berlaku pada pin yang lain.

Jika tidak HUB tidak menyilang posisi pin melalui sirkuit internal (hal ini terjadi jika
Anda menggunakan Uplink port pada hub) maka Pin 1 dari PC (TX +) akan terhubung ke Pin
1 HUB (dalam hal ini TX +). Jadi Anda cermati bahwa tidak peduli apapun yang kita lakukan
pada port HUB (uplink atau normal), sinyal ditetapkan pada 8 pin pada PC, akan selalu tetap
sama, maka setting pin di HUB yang akan berubah sesuai dengan posisi normal atau uplink.

Modul Sistem Jaringan 86


Gambar 3.7

EIA / TIA (Electrical Industry Association/Telecomunication Industry Association)


telah mengeluarkan standar urutan kabel UTP yang disebut standar internasional. Ada 2
standar urutan kabel.
4. Kode Warna T-568A

No Urutan Warna Tugas dalam Transmisi

RD+ (Data Terima +)


1 Hijau / putih
RD- (Data Terima -)
2 Hijau
TD+ (Data Kirim +)
3 Orange / putih
NC (tidak dipakai)
4 Biru
NC (tidak dipakai)
5 Biru / putih
TD- (Data Kirim -)
6 Orange
NC (tidak dipakai)
7 Coklat / putih
NC (tidak dipakai)
8 coklat

Gambar 3.8

Modul Sistem Jaringan 87


5. Kode Warna T-568B

No Urutan Warna Tugas dalam Transmisi

1 Orange / putih RD+ (Data Terima +)

2 Orange RD- (Data Terima -)

3 Hijau / putih TD+ (Data Kirim +)

4 Biru NC (tidak dipakai)

5 Biru / putih NC (tidak dipakai)

6 Hijau TD- (Data Kirim -)

7 Coklat / putih NC (tidak dipakai)

8 Coklat NC (tidak dipakai)

Gambar 3.9

Pada kondisi tertentu harus melakukan cross-over, yaitu salah satu ujung dari kabel
menggunakan standar kode warna T-568A dan ujung lainnya menggunakan kode warna T-
568B. Kondisi tersebut antara lain :
1. Menghubungkan satu Ethernet dengan Ethernet yang lain secara langsung
2. Menghubungkan satu switch dengan switch yang lain dengan menggunakan port biasa
( bukan port UP-Link)
3. Menghubungkan peralatan jaringan seperti router, bridge, gateway, radio link secara
langsung.

3.2 Coaxial Cable


Coaxial Cable Adalah suatu jenis kabel yang menggunakan dua buah
konduktor. Pusatnya berupa inti kawat padat yang dilingkupi oleh sekat yang
kemudian dililiti lagi oleh kawat berselaput konduktor. Jenis kabel ini biasa
digunakan untuk jaringan dengan bandwith yang tinggi. Kabel coaxial mempunyai
pengalir tembaga di tengah (centre core). Lapisan plastik (dielectric insulator) yang

Modul Sistem Jaringan 88


mengelilingi tembaga berfungsi sebagai penebat di antara tembaga dan “metal

“. Lapisan metal berfungsi untuk menghalang sembarang gangguan luar dari
shielded“.
lampu kalimantang, motors, and perlatan elektonik lain. Lapisan paling luar adalah
lapisan plastik yang disebut Jacket plastic. Lapisan ini berfungsi
ngsi seperti jaket yaitu
sebagai pelindung bagian terluar.

Gambar 3.10 Bagan Penampang Kabel Coaxial

Kabel ini biasanya banyak digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi
mulai 300 kHz keatas. Karena kemampuannya dalam menyalurkan frekuensi
frekue tinggi tersebut,
maka sistem transmisi dengan menggunakan kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang
cukup besar.

Gambar 3.11 Sistem Transmisi kabel koaksial

Yang dimaksud dengan multiplex pada gambar 2.2 diatas adalah alat yang
dibgunakan untukk menyusun beberapa kanal telpon menjadi suatu band frekuensi tertentu
(base band) atau sebaliknya. Sedangkan LTE (Line
(Line Terminal Equipment)
Equipment Coaxial adalah
interface antara multiplex dengan kabel coaxial.

Modul Sistem Jaringan 89


Gambar 3.12 Coxial cable

Kabel koaksial biasa digunakan dalam jaringan LAN terutama Topologi Bus yang
banyak menggunakan kabel koaksial. Kesulitan utama dari penggunaan kabel koaksial adalah
sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau
tidak. Karena kalau tidak benar-benar diukur secara benar akan merusak NIC (Network
Interface Card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai
kemampuan maksimalnya.

Penggunaan kabel coaxial pada LAN memiliki beberapa keuntungan. Penguatannya dari
repeater tidak sebesar kabel STP atau UTP. Kabel coaxial lebih murah dari kabel fiber optic
dan teknologinya juga tidak asing lagi. Kabel coaxial sudah digunakan selama puluhan tahun
untuk berbagai jenis komunikasi data. Ketika bekerja dengan kabel, adalah penting untuk
mempertimbangkan ukurannya.

Jenis Coaxial Cable

Jenis-jenis Coaxial Cable dikenal ada dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai
diameter lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).

1) Thick Coaxial Cable

Kabel coaxial memiliki ukuran yang bervariasi. Diameter yang terbesar ditujukan
untuk penggunaan kabel backbone Ethernet karena secara histories memiliki panjang
transmisi dan penolakan noise yang lebih besar. Kabel coaxial ini seringkali dikenal
sebagai thicknet. Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3
10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi
warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick

Modul Sistem Jaringan 90


Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai
yellow cable.

Gambar 3.13

Seperti namanya, jenis kabel ini, karena ukurannya yang besar, pada beberapa situasi
tertentu dapat sulit diinstall. Suatu petunjuk praktis menyatakan bahwa semakin sulit
media jaringan diinstall, maka semakin mahal media tersebut diinstall. Kabel coaxial
memiliki biaya instalasi yang lebih mahal dari kabel twisted pair. Kabel thicknet hampir
tidak pernah digunakan lagi, kecuali untuk kepentingan khusus.

Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan
aturan sebagai berikut:

∼ Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan


terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt,
sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
∼ Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa
populated segments.
∼ Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
∼ Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini
repeaters.
∼ Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
∼ Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
∼ Setiap segment harus diberi ground.
Modul Sistem Jaringan 91
∼ Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device)
adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
∼ Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).

1) Thin Coaxial Cable

Seiring dengan pertambahan ketebalan atau diameter kabel, maka tingkat kesulitan
pengerjaannya pun akan semakin tinggi. Harus diingat pula bahwa kabel jenis ThickNet harus
ditarik melalui pipa saluran yang ada dan pipa ini ukurannya terbatas. Oleh karena itu
diciptakanlah Thin Coaxial cable untuk mengatasi beberapa masalah diatas.

Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai
perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2,
dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap
lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini
juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.

Gambar 3.14 Thin coaxial cable

Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan
dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan
sebagai berikut:

- Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.


- Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
- Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)

Modul Sistem Jaringan 92


- Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan
transceiver, kecuali untuk repeater.
- Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
- Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
- Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
- Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
- Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.

Dulu jaringan Ethernet menggunakan kabel coaxial yang diameter luarnya hanya 0,35
cm (kadang dikenal sebagai thinnet). Kabel ini terutama berguna untuk instalasi kabel yang
memerlukan pelilitan dan pembengkokan. Karena mudah diinstall, maka kabel ini juga lebih
murah untuk diinstal. Hal ini mendorong beberapa orang menyebutnya sebagai cheapernet.
Namun kabel ini memerlukan penanganan khusus. Seringkali pemasang gagal melakukannya.
Akibatnya, sinyal transmisi terinterferensi oleh noise. Oleh karena itu, terlepas dari
diameternya yang kecil, thinnet sudah jarang digunakan pada jaringan Ethernet.

Thicknet dapat menjangkau sampai 500 meter, dan perangkat dihubungkan ke kabel
secara langsung dengan menggunakan transceiver Ethernet dengan kabel AUI. Di lain pihak
thinnet lebih fleksibel dan dapat menjangkau sampai 185 meter. Komputer dihubungkan ke
kabel dengan menggunakan konektor BNC. Thicknet menggunakan spesifikasi Ethernet 10
base 5, sedangkan thinnet menggunakan 10 base 2.

Walapun kabel coaxial sukar di pasang, tetapi ia mempunyai rintangan yang tinggi
terhadap ganguan elektromagnet. Dan kabel ini juga mempunyai jarak maksimal yang lebih
daripada kabel “twisted pair”.

Berikut akan disimpulkan mengenai keunggulan dan kelemahan coaxial cable:

Keunggulan

1) Dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon

2) Dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah

3) Karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi


interferensi dengan sistem lain

Modul Sistem Jaringan 93


Kelemahan

1) Mempunyai redaman yang relatif besar, sehingga untuk hubungan jarak jauh
harus dipasang repeater-repeater

2) Jika kabel dipasang diatas tanah, rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang
dapat berakibat putusnya hubungan.

3.3 Fiber Optic

Serat optik adalah merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah laser atau LED[1]. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120
mikrometer.

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan
(attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar
sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat
dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat
cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi[2]. Pada prinsipnya serat
optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.

Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca.
Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.

Gambar 3.15 Serat Optic

Modul Sistem Jaringan 94


Sejarah
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan
sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen
untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optic. Percobaan ini juga
masih tergolong cukup optic karena hasil yang dicapai tidak optic langsung dimanfaatkan,
namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan
selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe
serat optic yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus
oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika
para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optic yang mampu mentransmisikan
gambar.

Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas
(serat optic) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil
ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar
1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.

Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan.
Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum
terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk
mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, optic tiba
di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.

Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optic yang kemurniannya sangat tinggi, kurang
dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan
tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu
semurni serat optic, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-
lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.

Seperti halnya laser, serat optic pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal.
Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau
berselang dua tahun setelah serat optic pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu
cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam

Modul Sistem Jaringan 95


teknologi material, serat optic mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan
tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

Kronologi Perkembangan Serat Optik

• 1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana jika ada
atom dalam tingkatan optic tinggi
• 1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas Columbia
USA, mengembangkan maser yaitu penguat gelombang mikro dengan pancaran
terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan
gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide
Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi optic
untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang pendek pada
gelombang radio.
• 1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan
penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada
daerah infra merah dan optic tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.
• 1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan
Donald Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari
laser helium-neon.
• 1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes
Research Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah optic
batu rubi sintesis sebagai medium.
• 1961 Peneliti optic Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang
diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optic). Inti serat gelas tersebut cukup
kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak
ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi
cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.
• 1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di
Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian
Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation
menggunakan optic ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada
retina pasien.

Modul Sistem Jaringan 96


• 1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln
Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang
mengkonversikan optic listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan
perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta
penggunaan pencetak laser.
• 1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi
dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan
optic untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini
nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
• 1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard
Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan penelitiannya tentang
kemampuan serat optic dalam mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-
ruginya dengan mengunakan serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini,
kemudian para peneliti lebih optic pada bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca
tersebut.
• 1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert
Maurer melaporkan penemuan serat optic yang memenuhi standar yang telah
ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas
gabungan optic dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari
20 decibels per kilometer, yang selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas
dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun 1970,
Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical
Institute dari Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat
dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan
dalam komersialisasi penggunaan fiber optic.
• 1973 John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan
proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent glass yang kemudian
menghasilkan serat optic yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan diproduksi
secara masal.
• 1975 Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser Semikonduktor, laser
komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar.
• 1977 Perusahaan telepon memulai penggunaan serat optic yang membawa lalu lintas
telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang
menggunakan transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada optic
Modul Sistem Jaringan 97
telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2
switching station.
• 1980 Industri serat optic benar-benar sudah berkibar, sambungan serat optic telah ada
di kota kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan akan menginstal jaringan serat
optic yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C., kemudian
dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. Raksasa-
raksasa elektronik macam ITT atau STL mulai memainkan peranan dalam mendalami
riset-riset serat optic.
• 1987 David Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan optical amplifiers
yang dikotori (dopped) oleh elemen erbium, yang mampu menaikan sinyal cahaya
tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam optic listrik.
• 1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca yang sangat
transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk setiap 40 mil.
• 1991 Emmanuel Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears
dari Universitas Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi
dengan kabel serat optic tersebut. Dengan keuntungannya adalah dapat membawa
informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan penguat elektronik (electronic
amplifier).
• 1996 TPC-5 merupakan jenis kabel serat optic yang pertama menggunakan penguat
optic. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke
Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke Oregon coast dan mampu
untuk menangani 320,000 panggilan telepon.
• 1997 Serat optic menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe (FLAG)
menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur
untuk generasi internet terbaru.

Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)

Berdasarkan penggunaannya maka SKSO dibagi atas beberapa generasi yaitu :

Generasi pertama (mulai 1975)

Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi optic generasi berikutnya, terdiri dari : alat
encoding : mengubah input (optic suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal
listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat

Modul Sistem Jaringan 98


optic : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang
melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa
fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (optic suara) Repeater
bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah
melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal
gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi
sebesar 10 Gb.km/s.

Generasi kedua (mulai 1981)

Untuk mengurangi efek optic, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal.
Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya
transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3
mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100
Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.

Generasi ketiga (mulai 1982)

Terjadi penyempurnaan pembuatan serat optic dan pembuatan chip diode laser berpanjang
gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan optic ditingkatkan sehingga transparansinya dapat
dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini
meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.

Generasi keempat (mulai 1984)

Dimulainya riset dan pengembangan optic koheren, modulasinya yang dipakai bukan
modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah
intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas
transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas
optic deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi
piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat
disangkal bahwa optic koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang
akan optic.

Modul Sistem Jaringan 99


Generasi kelima (mulai 1989)

Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optic yang menggantikan fungsi repeater pada
generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optic terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP
(panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optic dengan doping erbium (Er) di
terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan
tereksitasi dan membuat optic populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan
lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi
terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan
diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optic ini
terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang,
sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada
repeater. Dengan adanya penguat optic ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada
awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas
transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.

Generasi keenam

Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori optic komunikasi soliton. Soliton adalah
pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-
komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi
dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa
komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan
informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing).
Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-
masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali
lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua
polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.

Cara kerja optic soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya
sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya
melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek optic,
sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat
menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat
diabaikan. Tampak bahwa penggabungan optic beberapa generasi teknologi serat optic akan

Modul Sistem Jaringan 100


mampu menghasilkan suatu optic komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki
kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya
yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh
teknologi serat optic.

Kelebihan Serat Optik

Dalam penggunaan serat optic ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain :

1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat
kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-
per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan
2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih
tinggi
3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
4. Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
5. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
6. Tidak berkarat

Kabel Serat Optik

Secara garis besar kabel serat optic terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan
core. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah
dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi.

Dalam aplikasinya serat optic biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang disebut
dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk kabel
serat optic, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optic
pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat
juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi.

Pembagian serat optic dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

Modul Sistem Jaringan 101


1. Berdasarkan mode yang dirambatkan :

• Single mode : serat optic dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang
gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke
dinding cladding.
• Multi mode : serat optic dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser
di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan
berkurangnya bandwidth dari serat optic jenis ini.

2. Berdasarkan indeks bias core :

• Step indeks : pada serat optic step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
• Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat optic cladding semakin kecil.
Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar.
Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar,
karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

Pelemahan (Attenuation)

Pelemahan cahaya pada kabel serat optic sangat penting terutama dalam merancang optic
telekomunikasi serat optic. Berikut ini hal yang menyumbang pelemahan cahaya pada serat
optic:

1. Penyerapan (Absorption)
2. Penyebaran (Scattering)
3. Kehilangan radiasi (radiative losses)

Reliabilitas dari serat optic dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu
ujung serat optic diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan
intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan
menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER.
Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optic yang sama dengan
panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.

Modul Sistem Jaringan 102


Kode warna pada kabel serat optik
Selubung luar

Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel serat optic jenis Patch
Cord adalah sebagai berikut:

Warna selubung luar/jacket Artinya


Kuning Serat optic single-mode
Orange Serat optic multi-mode
Optimal laser 10 giga 50/125 mikrometer
Aqua
serat optic multi-mode

Kode warna serat optic multi-mode, yang


Abu – abu
tidak digunakan lagi

Kadang masih digunakan dalam model


Biru
perancangan
Gambar 3.16

Konektor

Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor,
biasanya memiliki tipe standar seperti FC, SC, ST, LC, atau MTRJ. Selain itu pada konektor
tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut:

Warna Konektor Arti Keterangan


yang paling umum digunkan
Biru Physical Contact (PC), 0° untuk serat optik single-
mode.
sudah tidak digunakan lagi
Hijau Angle Polished (APC), 8°
untuk serat optik multi-mode

Hitam Physical Contact (PC), 0°

Abu-abu , krem Physical Contact (PC), 0° serat optik multi-mode


Putih Physical Contact (PC), 0°
Merah Penggunaan khusus

Gambar 3.17

Modul Sistem Jaringan 103


3.4 Tabel Spesifikasi Kabel

Specification Cable Type Maximum length

10BaseT Unshielded Twisted Pair 100 meters

10Base2 Thin Coaxial 185 meters

10Base5 Thick Coaxial 500 meters

10BaseF Fiber Optic 2000 meters

100BaseT Unshielded Twisted Pair 100 meters

100BaseTX Unshielded Twisted Pair 220 meters

Gambar 3.18

Penjelasan Spesifikasi Kabel

10BaseT adalah sebuah standar yang digunakan untuk mengimplementasikan


jaringan berbasis teknologi Ethernet. Dibandingkan dengan standar 10Base2 atau 10Base5,
standar 10BaseT ini lebih populer, meski kecepatan yang ditawarkan adalah sama, yaitu 10
Megabit per detik. 10BaseT menggunakan kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) untuk
menghubungkan komputer, dan menggunakan hub untuk membentuk sebuah jaringan.

10BaseT mendukung kecepatan hingga 10 Megabit per detik, tapi dalam


kenyataannya kecepatan yang dapat diraihnya hanyalah berkisar antara 4 Megabit per detik
hingga 6 Megabit per detik, karena adanya beberapa halangan seperti kolisi (tumbukan) paket
data dalam jaringan. Standar ini dibangun berdasarkan spesifikasi IEEE 802.3 yang
dikembangkan oleh Project 802.

Jaringan 10BaseT dihubungkan dengan menggunakan topologi star ke sebuah hub


yang berada di tengah-tengah jaringan. Kabel UTP yang digunakan adalah kabel UTP
Kategori 3, UTP Kategori 4, atau UTP Kategori 5, yang diberi ujung konektor RJ-45.

Panjang maksimum satu buah segmen jaringan 10BaseT adalah 100 meter. Jika jarak
antara dua segmen melebihi jarak ini, maka dua segmen tersebut harus dihubungkan dengan
menggunakan repeater. Jarak minimum sebuah segmen adalah 2.5 meter. Dengan

Modul Sistem Jaringan 104


menggunakan stackable hub (hub yang dapat ditumpuk), sebuah jaringan yang cukup besar
dapat dibentuk dengan menggunakan standar ini. Meskipun standar ini mendukung hingga
1024 node, sebaiknya dalam satu jaringan jangan terdapat lebih dari 300 node agar kinerja
yang lebih baik, mengingat semakin banyak node yang terhubung akan memperbanyak kolisi
yang terjadi.

Nama 10BaseT diambil dari beberapa komponen yang menyusunnya, yakni:

• Kecepatan maksimum jaringan (10 Mbit/detik)


• Metode transmisi jaringan (Baseband)
• Kabel yang digunakan (Twisted-Pair).

Standar jaringan ini sudah dianggap usang, dan digantikan dengan standar 100BaseT
(Fast Ethernet) atau bahkan Gigabit Ethernet (1000BaseT).

10Base2

10Base2 adalah sebuah jenis standar yang digunakan untuk mengimplementasikan


jaringan berbasis teknologi Ethernet. 10Base2 juga disebut sebagai Thinnet atau Thin Coax
karena teknologi jaringan ini menggunakan kabel koaksial (coaxial) tipis untuk
menghubungkan komputer-komputer untuk membangun sebuah jaringan.

Secara teoritis, standar ini mendukung bandwidth hingga 10 Mbit/detik, tapi dalam
implementasinya, hanya berkisar antara 4 Mbit/detik hingga 6 Mbit/detik, dikarenakan
banyaknya kolisi yang terjadi di dalam jaringan. Jaringan 10Base2 dibangun berdasrkan
spesifikasi IEEE 802.3 yang dkembangkan oleh Project 802.

Komputer-komputer dalam jaringan 10Base2 dihubungkan dengan menggunakan


topologi bus, sehingga setiap komputer akan dihubungkan secara langsung dengan satu buah
kabel panjang. Panjang maksimum segmen jaringan 10Base2 adalah 185 meter. Jika memang
jarak lebih besar daripada 185 meter, maka dua segmen tersebut harus dihubungkan dengan
menggunakan repeater. Sebuah segmen jaringan 10Base2 disarankan agar tidak
menggunakan lebih dari 30 komputer, sebab jarak minimum antara komputer haruslah 50 cm
(½ meter).

Modul Sistem Jaringan 105


Setiap komputer dihubungkan dengan kabel dengan menggunakan konektor BNC.
Pada ujung kabel, haruslah menggunakan BNC terminator yang diberi impedansi sebesar 50
ohm. Karena, jika tidak diberi terminator sinyal akan membalik dan mengakibatkan
komunikasi jaringan menjadi tidak mungkin terjadi.

Nama 10Base2 datang dari komponen-komponen berikut:

• Kecepatan maksimum jaringan (10 Mbit/detik)


• Metode transmisi sinyal jaringan (Baseband)
• Panjang maksimum sebuah segmen (185 meter, tapi dibulatkan menjadi 200, dengan
angka 0 dibuang).

Jaringan 10Base2 saat ini tidak diimplementasikan lagi karena memiliki dua
permasalahan, yakni:

1. Karena kecepatan maksimum yang dimiliki jaringan 10Base2 adalah terbatas pada 10
Mbit/detik, jaringan akan terasa sangat lambat, khususnya pada jaringan yang banyak
menggunakan bandwidth.
2. Jaringan 10Base2 menggunakan sebuah kabel linear panjang yang digunakan untuk
menghubungkan komputer-komputer. Satu saja ada koneksi yang mengalami
kerusakan (atau longgar), dapat menyebabkan keseluruhan jaringan menjadi terputus,
dan untuk menelusuri kerusakanya, setiap segmen kabel dan koneksi ke setiap
komputer harus dicek.

Karena dua masalah di atas, 10Base2 telah ditinggalkan dan penggunaan teknologi jaringan
berpindah ke standar 10BaseT (untuk kecepatan lambat), Fast Ethernet, atau Gigabit Ethernet
untuk kecepatan yang lebih tinggi.

10Base5

10Base5 adalah sebuah standar implementasi pertama jaringan Ethernet. Standar ini sering
juga disebut sebagai ThickNet karena memang jaringan ini menggunakan sebuah kabel
koaksial (coaxial) tebal untuk menghubungkan komputer-komputer dalam membangun
sebuah jaringan. Nama lainnya adalah Standard Ethernet, karena memang jenis ini
merupakan implementasi jaringan Ethernet pertama kali.

Modul Sistem Jaringan 106


10Base5 mendukung bandwidth maksimum hingga 10 Mbit/detik, meski dalam jaringan
bandwidth yang dapat dicapainya hanya berkisar 4 Mbit/detik hingga 6 Mbit/detik karena
banyaknya kolisi dalam jaringan yang mengurangi kecepatannya. 10Base5 dibuat
berdasarkan spesifikasi IEEE 802.3 yang dibuat oleh Project 802.

Jaringan 10Base5 dihubungkan dengan menggunakan topologi bus, karena ia menggunakan


sebuah kabel koaksial tebal yang panjang. Panjang maksimum sebuah segmen jaringan
10Base5 adalah 500 meter. Jika jarak jaringan melebihi 500 meter, maka dua segmen tersebut
harus disatukan dengan menggunakan repeater.

Sebuah segmen jaringan 10Base5 sebaiknya tidak memiliki 100 komputer yang tergabung ke
dalamnya. Berbeda dengan 10Base2 yang menghubungkan komputer secara langsung dengan
kabel, pada jaringan 10Base5 terdapat sebuah transceiver yang dihubungkan ke kabel
ThickNet, dengan menggunakan konektor yang dapat melubangi kabel yang disebut sebagai
vampire tap.

Jaringan 10Base5 sering digunakan sebagai backbone dalam sebuah jaringan yang besar.
Dalam konfigurasi yang biasa, transceiver dalam backbone ThickNet dapat dihubungkan
dengan repeater, yang kemudian dapat menggabungkan segmen-segmen ThinNet yang lebih
kecil ke backbone ThickNet. Dengan cara seperti ini, sebuah kombinasi antara standar
10Base5 dan 10Base2 dapat mendukung jumlah komputer yang cukup besar.

Nama 10Base5 dibuat dari komponen-komponen berikut:

• Kecepatan maksimum jaringan (10 Mbit/detik).


• Metode transmisi jaringan (baseband)
• Panjang segmen maksimal (500 meter, dengan pembuangan angka 0)

Jaringan 10Base5 merupakan teknologi jaringan yang kuno dan tidak diimplentasikan lagi
pada jaringan komputer saat ini, meski beberapa perusahaan mungkin mempertahankannya.
Kompleksitas dan keterbatasan bandwidth yang hanya mencapai 10 Mbit/detik menyebabkan
jaringan ini "pensiun". Penggantinya adalah 10BaseT yang lebih sederhana, Fast Ethernet
untuk kecepatan yang lebih tinggi, Gigabit Ethernet atau Fiber Distributed Data Interface
(FDDI) jika hendak membuat backbone.

Modul Sistem Jaringan 107


10BaseF

10BaseF adalah sebuah standar yang digunakan untuk mengimplementasikan jaringan


dengan teknologi Ethernet. 10BaseF berbeda dari jenis-jenis Ethernet (10BaseT, 10Base2,
10Base5), karena standar ini menggunakan kabel serat optik, dan tidak menggunakan kabel
tembaga seperti Unshielded twisted pair (UTP) atau kabel koaksial. 10BaseF dibuat
berdasarkan spesifikasi IEEE 802.3 oleh Project 802.

Cara 10BaseF bekerja mirip dengan cara kerja 10BaseT, yakni dengan menggunakan
topologi star dan menggunakan sebuah hub dengan interkoneksi serat optik untuk
membentuk sebuah jaringan. Panjang maksimum sebuah kabel serat optik dalam standar
10BaseF adalah 2 kilometer. Kabel serat optik yang direkomendasikan adalah kabel yang
memiliki diameter 62,5 mikron. Kabel ini dapat diakhiri dengan menggunakan konektor ST
atau konektor SMA, tergantung hub yang digunakan. Standar ini menggunakan sebuah kabel
dengan dua serat: satu serat digunakan untuk menerima data, dan satu serat lagi digunakan
untuk mengirimkan data.

Standar 10BaseF

Standar 10BaseF terdiri dari tiga sub-standar yang dibedakan menurut jenis medianya:

• 10BaseF, mendefinisikan transmisi data secara sinkron melalui kabel serat optik.
Standar ini tidak banyak diimplementasikan karena mahal. Dengan menggunakan
segmen 10BaseFB, beberapa buah hub serat optik dapat disambungkan satu sama
lain, sedemikian rupa sama seperti pada 10BaseT, sehingga bisa lebih panjang. Setiap
segmen dapat menampung 1024 komputer.
• 10BaseFL, mendefinisikan karakteristik jalur serat optik antara node dan
hub/konsentrator. Standar ini menggantungkan standar yang lama, segmen Fiber-
Optic Inter-Repeater Link (FOIRL), yang dikembangkan pada tahun 1980-an.
10BaseFL merupakan standar yang paling banyak diimplementasikan.
• 10BaseFP (Fiber Passive), mendefinisikan implementasi sebuah topologi star yang
tidak menggunakan repeater. Segmen 10BaseFP hanya dapat mencapai panjang
maksimum 500 meter dengan jumlah maksimum 33 komputer yang terkoneksi.
Standar ini juga tidak banyak diimplementasikan.

Modul Sistem Jaringan 108


Spesifikasi 10BaseF mempunyai beberapa karakteristik, sebagai berikut:

• Kecepatan maksimum jaringan: (10 Mbit/detik)


• Metode transmisi jaringan: satu frekuensi atau (Baseband)
• Jenis kabel yang digunakan: (serat optik).

Kabel serat optik ini umumnya digunakan untuk menghubungkan jaringan antara dua buah
gedung berbeda.

100 Base TX

Menggunakan pengkabelan EIA / TIA kategori 5, 6 atau 7, kabel UTP dua pasang.
Satu pengguna per segmen, mencapai panjang sekitar 100 meter. Ia menggunakan sebuah
koneltor RJ-45 dengan topologi bintang secara fisik dan topologi bus secara logic.

100 Base T

Menggunakan kabel kategori 5, dan kabel UTP 4 pasang, mencapai panjang 500 meter.

3.5 Wireless LAN

Pada dasarnya Wireless LAN (WLAN) memiliki kesamaan dengan jaringan yang
menggunakan Ethernet card, perbedaan utama hanya pada media transmisinya, yaitu
melalui udara dengan menggunakan gelombang radio.

Gambar 3.19

Modul Sistem Jaringan 109


Access Point (AP) pada WLAN memiliki fungsi yang mirip dengan hub/switch. Pada
menggunakan AP, peralatan wireless hanya dapat berkomunikasi secara point to point saja.
Dalam jaringan yang menggunakan kabel disebut cross link sedangkan pada wireless istilah
point to point biasa disebut ad-hoc. Dalam sebuah sistem WLAN, access point akan
mengeluarkan sinyal (code) SSID (Service Set Identification) dalam radius tertentu. Agar
semua komputer yang masih dalam jangkauan access point dapat terhubung di dalam jaringan
wireless tersebut, masing-masing komputer harus mengisi SSID yang sama seperti pada
access point. Selain SSID, untuk mencapai keamanan yang lebih tinggi, semua perangkat
wireless telah dilengkapi dengan fitur keamanan seperti MAC (Medium Access Control)
address, WEP (Wired Equivalent Privacy), dan lain-lain. Tujuan dari fitur-fitur diatas adalah
untuk membatasi koneksi, sehingga tidak semua orang dapat terkoneksi dengan access point.
WLAN diatur oleh lembaga IEEE berdasarkan spesifikasi 802.11, berikut ini beberapa
protokol pada WLAN:

802.11b
Digunakan mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan frekuensi 2,4 Ghz.
Maksimum bandwidth yang bisa dicapai adalah 11Mbps (Megabit per second). Pada koneksi
ini, modulasi yang digunakan adalah DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Kanal yang
tidak overlapping berjumlah 3, yaitu kanal 1, kanal 6 dan kanal 11. Protokol ini kompatibel
dengan tipe 802.11g jika tipe 802.11g beroperasi pada mode mixed.

802.11a
Digunakan mulai akhir 2001 dengan menggunakan frekuensi 5Ghz. Maksimum
bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54Mbps sementara modulasi sinyal yang digunakan
adalah OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Kanal yang tidak overlapping
berjumlah 12 (bisa lebih). T ipe ini tidak kompatibel denga tipe b maupun g.

802.11g
Digunakan mulai pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4Ghz.
Maksimum bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54Mbps. Modulasi yang dighunakan adalah
OFDM. Kanal yang tidak overlapping berjumlah 3 buah. Protokol ini kompatibel dengan tipe
b namun hasilnya mengikuti tipe b.

Modul Sistem Jaringan 110


802.11a/g
Tipe protokol ini mulai diperkenalkan pertengahan 2003 dengan menggunakan
frekuensi 2,4 Ghz dan 5Ghz. Maksimum bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54Mbps
dengan menggunakan modulasi sinyal OFDM. Kanal yang tidak overlapping berjumlah 16
buah. Bila beroperasi pada modus a, maka protokol ini tidak kompatibel dengan tipe b dan g.
Namun, jika beroperasi pada modus g, koneksinya akan kompatibel dengan tipe b.

3.6 WIMAX

WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave


Access, merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access
atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan
yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-
fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan,
WiMAX juga merupakan teknologi dengan open standar. Dalam arti komunikasi
perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan
(tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX
dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband ‘last mile’, ataupun backhaul.

Perkembangan Teknologi Wireless

Wi Max Standar BWA yang saat ini umum diterima dan secara luas digunakan
adalah standar yang dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineering
(IEEE), seperti standar 802.15 untuk Personal Area Network (PAN), 802.11 untuk jaringan
Wireless Fidelity (WiFi), dan 802.16 untuk jaringan Worldwide Interoperability for
Microwave Access (WiMAX).

Pada jaringan selular juga telah dikembangkan teknologi yang dapat mengalirkan data
yang overlay dengan jaringan suara seperti GPRS, EDGE, WCDMA, dan HSDPA. Masing-
masing evolusi pada umumnya mengarah pada kemampuan menyediakan berbagai layanan
baru atau mengarah pada layanan yang mampu menyalurkan voice, video dan data secara
bersamaan (triple play). Sehingga strategi pengembangan layanan broadband wireless
dibedakan menjadi Mobile Network Operator (MNO) dan Broadband Provider (BP).

Modul Sistem Jaringan 111


Perbandingan beberapa karakteristik sistem wireless data berkecepatan tinggi digambarkan
oleh First Boston seperti berikut.

Perbandingan Perkembangan Teknologi Wireless

WiFi WiMAX WiMAX CDMA2000 WCDMA/


802.11g 802.16-2004* 802.16e 1x EV-DO UMTS

Approximate
max reach 100
8 Km 5 Km * *
(dependent on Meters
many factors)

3.1 Mbps 2 Mbps (10+


Maximum 75 Mbps (20 30 Mbps (10
54 Mbps (EVDO Rev. Mbps fpr
throughput MHz band) MHz band)
A) HSDPA)

Typical 1800,1900,2100
2.4 GHz 2-11 GHz 2-6 GHz 1900 MHz
Frequency bands MHz

Fixed Wireless
Portable Mobile
Wireless Broadband (eg- Mobile Wireless
Application Wireless Wireless
LAN DSL Broadband
Broadband Broadband
alternative)

Gambar 3.20

Sekilas Tentang WiMAX

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah sebuah tanda


sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai dengan standar IEEE 802.16.
WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak
jauh. WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses yang tinggi
dan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya
dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu
diberikan, WiMAX juga membawa isu open standar. Dalam arti komunikasi perangkat
Modul Sistem Jaringan 112
WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary).
Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX layak diaplikasikan untuk
‘last mile’ broadband connections, backhaul, dan high speed enterprise.

Yang membedakan WiMAX dengan Wi-Fi adalah standar teknis yang bergabung di
dalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (European
Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk
keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE
802.16 dengan standar ETSI HiperMAN.

Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, Amerika,
sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya.
Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka diciptakanlah WiMAX.
Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang
sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau
dikenal dengan BWA.

Spektrum Frekuensi WiMAX

Sebagai teknologi yang berbasis pada frekuensi, kesuksesan WiMAX sangat


bergantung pada ketersediaan dan kesesuaian spektrum frekuensi. Sistem wireless mengenal
dua jenis band frekuensi yaitu Licensed Band dan Unlicensed Band. Licensed band
membutuhkan lisensi atau otoritas dari regulator, yang mana operator yang memperoleh
licensed band diberikan hak eksklusif untuk menyelenggarakan layanan dalam suatu area
tertentu. Sementara Unlicensed Band yang tidak membutuhkan lisensi dalam penggunaannya
memungkinkan setiap orang menggunakan frekuensi secara bebas di semua area.

WiMAX Forum menetapkan 2 band frekuensi utama pada certication profile untuk
Fixed WiMAX (band 3.5 GHz dan 5.8 GHz), sementara untuk Mobile WiMAX ditetapkan 4
band frekuensi pada system profile release-1, yaitu band 2.3 GHz, 2.5 GHz, 3.3 GHz dan 3.5
GHz.

Secara umum terdapat beberapa alternatif frekuensi untuk teknologi WiMAX sesuai
dengan peta frekuensi dunia. Dari alternatif tersebut band frekuensi 3,5 GHz menjadi
frekuensi mayoritas Fixed WiMAX di beberapa negara, terutama untuk negara-negara di

Modul Sistem Jaringan 113


Eropa, Canada, Timur-Tengah, Australia dan sebagian Asia. Sementara frekuensi yang
mayoritas digunakan untuk Mobile WiMAX adalah 2,5 GHz.

Isu frekuensi Fixed WiMAX di band 3,3 GHz ternyata hanya muncul di negara-
negara Asia. Hal ini terkait dengan penggunaan band 3,5 GHz untuk komunikasi satelit,
demikian juga dengan di Indonesia. Band 3,5 GHz di Indonesia digunakan oleh satelit
Telkom dan PSN untuk memberikan layanan IDR dan broadcast TV. Dengan demikian
penggunaan secara bersama antara satelit dan wireless terrestrial (BWA) di frekuensi 3,5
GHz akan menimbulkan potensi interferensi terutama di sisi satelit.

Elemen Perangkat WiMAX

Elemen/ perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di sisi
pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat tambahan seperti antena, kabel dan
asesoris lainnya.

Base Station (BS)

Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu
lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke
beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar
WiMAX. Komponen BS terdiri dari:

- NPU (networking processing unit card)


- AU (access unit card)up to 6 +1
- PIU (power interface unit) 1+1
- AVU (air ventilation unit)
- PSU (power supply unit) 3+1

Antena

Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari
area yang akan dilayani.

Modul Sistem Jaringan 114


Subscriber Station (SS)

Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE
terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang
terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.

Teknologi WiMAX dan Layanannya

BWA WiMAX adalah standards-based technology yang memungkinkan penyaluran


akses broadband melalui penggunaan wireless sebagai komplemen wireline. WiMAX
menyediakan akses last mile secara fixed, nomadic, portable dan mobile tanpa syarat LOS
(NLOS) antara user dan base station. WiMAX juga merupakan sistem BWA yang memiliki
kemampuan interoperabilty antar perangkat yang berbeda. WiMAX dirancang untuk dapat
memberikan layanan Point to Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP). Dengan
kemampuan pengiriman data hingga 10 Mbps/user.

Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed
WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga keterbatasan WiFi dapat
dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal coverage/jarak, kualitas dan garansi
layanan (QoS). Sementara itu Mobile WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi
teknologi selular seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX
terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan pengiriman
data yang lebih tinggi. Oleh karena itu sistem WiMAX sangat mungkin dan mudah
diselenggarakan oleh operator baru atau pun service provider skala kecil. Namun demikian
kemampuan mobility dari Mobile WiMAX masih berada dibawah kemampuan teknologi
selular.

Tinjauan Teknologi

WiMax adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan standar dan


implementasi yang mampu beroperasi berdasarkan jaringan nirkabel IEEE 802.16, seperti
WiFi yang beroperasi berdasarkan standar Wireless LAN IEEE802.11. Namun, dalam
implementasinya WiMax sangat berbeda dengan WiFi.

Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah standar pada lapis kedua, dimana Media
Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu dimana beberapa
Modul Sistem Jaringan 115
terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC pada WiMax
menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan (scheduling algorithm).
Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over IP atau IPTV yang
tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang stabil menjadi kurang baik.
Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah
terminal mendapat garansi untuk memperoleh sejumlah sumber daya (seperti timeslot), maka
jaringan nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.

Standar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz.
802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d)
menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga
dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal
dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing
(OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang
menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM yang baru ini memberikan
keuntungan dalam hal cakupang, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan
efisiensi pita frekuensi. WiMax yang menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan
hand over atau hand off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular.

Banyaknya institusi yang tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini
menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan
demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada
jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat WiMax bersertifikasi sesuai dengan
standar 802.162.

Spesifikasi WiMax membawa perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan standar WiFi


dengan memberikan lebar pita yang lebih besar dan enkripsi yang lebih bagus. Standar
WiMax memberikan koneksi tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi tertentu.
Propagasi Non LOS memerlukan standar .16d atau revisi 16.e, karena diperlukan frekuensi
yang lebih rendah. Juga, perlu digunakan sinyal muli-jalur (multi-path signals), sebagaimana
standar 802.16n.

Modul Sistem Jaringan 116


Manfaat Membangun Jaringan LAN (Local Area Network)

Banyak keuntungan yang didapatkan dari terciptanya standardisasi industri ini. Para
operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WiMAX
dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat kompatibilitas lebih
tinggi. Selain itu, pasarnya juga lebih meluas karena WiMAX dapat mengisi celah broadband
yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi Cable dan DSL (Digital Subscriber Line).

WiMAX salah satu teknologi memudahkan mereka mendapatkan koneksi Internet


yang berkualitas dan melakukan aktivitas. Sementara media wireless selama ini sudah
terkenal sebagai media yang paling ekonomis dalam mendapatkan koneksi Internet. Area
coverage-nya sejauh 50 km maksimal dan kemampuannya menghantarkan data dengan
transfer rate yang tinggi dalam jarak jauh, sehingga memberikan kontribusi sangat besar bagi
keberadaan wireless MAN dan dapat menutup semua celah broadband yang ada saat ini. Dari
segi kondisi saat proses komunikasinya, teknologi WiMAX dapat melayani para subscriber,
baik yang berada dalam posisi Line Of Sight (posisi perangkat-perangkat yang ingin
berkomunikasi masih berada dalam jarak pandang yang lurus dan bebas dari penghalang apa
pun di depannya) dengan BTS maupun yang tidak memungkinkan untuk itu (Non-Line Of
Sight). Jadi di mana pun para penggunanya berada, selama masih masuk dalam area coverage
sebuah BTS (Base Transceiver Stations), mereka mungkin masih dapat menikmati koneksi
yang dihantarkan oleh BTS tersebut.

Selain itu, dapat melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless)
misalnya di gedung-gedung perkantoran, rumah tinggal, toko-toko, dan sebagainya, maupun
yang sering berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya. Mereka bisa merasakan
nikmatnya ber-Internet broadband lewat media ini. Sementara range spektrum frekuensi yang
tergolong lebar, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS selama mereka
berada dalam range frekuensi operasi dari BTS.

Sistem kerja MAC-nya (Media Access Control) yang ada pada Data Link Layer
adalah connection oriented, sehingga memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi
berbentuk video dan suara. Siapa yang tidak mau, ber-Internet murah, mudah, dan nyaman
dengan kualitas broadband tanpa harus repot-repot. Anda tinggal memasang PCI card yang
kompatibel dengan standar WiMAX, atau tinggal membeli PCMCIA (Personal Computer
Memory Card International Association) yang telah mendukung komunikasi dengan

Modul Sistem Jaringan 117


WiMAX. Atau mungkin Anda tinggal membeli antena portabel dengan interface ethernet
yang bisa dibawa ke mana-mana untuk mendapatkan koneksi Internet dari BTS untuk fixed
wireless.

Modul Sistem Jaringan 118


BAB 4
Jaringan Hybrid

a. Pengertian
Jaringan Hybrid adalah menghubungkan antara jaringan wired dan jaringan wireless
menggunakan akses point. Untuk menghubungkan jaringan kabel dengan jaringan wireless
hubungkan switch dengan port LAN pada akses point.

Gambar 4.1 Jaringan Hybrid

Pada topologi di atas akses point juga terhubung ke internet melalui komputer 6
(komputer 6 ini dimisalkan sebagai computer gateway yang ada di ISP dan terhubung
langsung dengan internet), sedangkan alamat IP Address 10.122.69.1 dimisalkan sebagai
alamat yang diberikan oleh ISP kepada kita.
Langkah-Langkah Percobaan :
1. Hubungkan komputer 6 pada port WAN Akses point dengan menggunakan kabel
UTP konfigurasi straight.
2. Setting IP Address pada komputer 6 dengan 10.122.69.254 dan subnet mask
255.255.255.0 (caranya sama dengan praktikum A).
3. Dari jaringan yang telah dibentuk dari percobaan A hubungkan switch ke port LAN
akses point dengan cara menghubungkan kabel UTP konfigurasi straight pada salah
satu port pada switch menuju port LAN akses point.
4. Tambahkan default gateway pada komputer 1,2 dan 3 dengan IP Address 192.168.1.1

Modul Sistem Jaringan 119


Gambar 4.2

5. Setting IP address LAN pada wireless Access Point dengan IP 192.168.1.1 dan IP
address WAN dengan 10.122.69.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 :
a) Pada cable yang terhubung dengan switch (bisa dari cable 1,2,3) lakukan
setting akses point melalului web browser (cable menggunakan internet
explorer, cable firefox atau lainnya) dengan mengetikkan http://192.168.1.254
pada Address bar browser, 192.168.1.254 merupakan alamat default dari
Akses point (lihat manual book / cd).
b) Pada Menu Internet Connection Type pilih Static IP
c) Isikan Internet IP Address dengan IP Address yang diberikan oleh ISP (Lihat
gambar topologi jaringan ).Pada gambar topologi di atas alamat IP WAN yang
diberikan adalah 10.122.69.1 dan cable yang langsung terhubung ke internet
adalah 10.122.69.254 (alamat gateway). Sehingga isikan Internet IP Address
dengan 10.122.69.1 dengan subnet 255.255.255.0 dan alamat gateway dengan
10.122.69.254, Static DNS diisi dengan alamat DNS yang diberikan oleh ISP,
pada praktikum ini isi dengan 202.46.5.1 dan 202.46.5.2.
d) Local IP Address merupakan alamat interface LAN pada akses point. Isikan
dengan 192.168.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0
6. Aktifkan fungsi DHCP Pada Access Point untuk memberikan IP address secara
dinamis pada DHCP Client. Isikan Scope untuk DHCP Address antara 192.168.1.100
– 192.168.1.150 sehingga IP Address yang diberikan pada DHCP Client (cable 2 dan
4) berada pada range tersebut.
a) Pada DHCP Server pilih enable untuk mengaktifkan DHCP Server. DHCP Server ini
berguna untuk memberikan alamat IP secara dinamis pada computer yang terhubung
secara wireless (dalam hal ini cable 4 dan 5)
b) Isikan Starting IP Address dengan alamat IP awal/pertama yang digunakan untuk
computer wireless

Modul Sistem Jaringan 120


c) Maximum Number of DHCP Users diisi dengan jumlah maksimum cable wireless
yang diperbolehkan untuk terhubung ke akses point
d) Klik Save Setting untuk menyimpan konfigurasi
7. Install Wireless Adapter Pada Komputer 3 dan 4
8. Setting IP Address pada cable 4 dan 5 secara dynamic :
a) Pada cable 5 dan 6, klik kanan icon My Network Places pada dektop lalu pilih
properties
b) Pilih Local Area Connection, klik kanan lalu pilih properties
c) Pada menu This connection uses the following items pilih Internet Protocol (TCP/IP)
lalu klik properties
9. Pilih Obtain an IP Address automatically, lalu klik OK
10. Koneksikan cable 3 dan 4 pada access point dengan meng-klik icon wireless
connection pada system tray windows dan pilih access point yang dikehendaki lalu
klik connect.
11. Test koneksi dari cable yang terhubung dengan wired dengan cable yang terhubung
secara wireless (cable dari cable 1 ke cable 4):
a) Dari cable 4, klik start dan pilih tun
b) Pada Tab Open isikan perintah : command
c) Pada command promp ketik ipconfig untuk melihat ip address yang diberikan
dhcp server kepada computer ini.
d) Dari cable 1 klik start lalu pilih run
e) Pada tab open ketik perintah : ping ip cable 4 yang diberikan oleh DHCP
Server
f) Jika tampil tulisan Repply from…… maka koneksi ke cable 1 berhasil
g) Tetapi jika tampil tulisan request time out maka terjadi kesalahan pada saat
setting
h) Test koneksi cable yang lain (cable 2 ke 5, 3 ke 4, 4 ke 2, dsb)
12. Test koneksi dari cable wireless menuju cable wired (cable dari computer 4 ke cable
1, cable 5 ke cable 3)
13. Test Koneksi dari cable wired ke menuju LAN interface akses point
a. Pada cable 1,2,3 klik start lalu pilih run
b. Ketik perintah : ping 192.168.1.1
c. Jika tampil tulisan Repply from…… maka koneksi ke LAN interface akses point
berhasil
Modul Sistem Jaringan 121
14. Test koneksi dari cable wired dan wireless ke alamat WAN interface dari akses point
a) Pada cable 1,2,3,4,dan 5 klik start, lalu pilih run
b) Ketik : ping 10.122.69.1
c) Jika tampil tulisan Repply from…… maka koneksi ke WAN interface akses
point berhasil
15. Test koneksi dari cable 1,2,3,4, dan 5 ke computer gateway internet (cable 6)
a) Pada cable 1,2,3,4,dan 5 klik start, lalu pilih run
b) Ketik : ping 10.122.69.254
c) Jika tampil tulisan Repply from…… maka koneksi ke computer gateway internet
telah berhasil.

b. DHCP

Konsep DHCP Server


Mengingat alamat IP yang sudah digunakan oleh setiap cable tentulah bukan suatu
pekerjaan yang mudah dan santai, apalagi terdapat lebih dari seratus cable. Setiap instalasi
cable baru, Anda harus menari IP yang belum terpakai atau IP akan bentrok. Belum lagi cable
yang rusak dan diganti sehingga Anda harus mengingat kembali alamat IP yang lama, maka
munculah ide untuk mengotomatisasi pengalamatan IP dengan DHCP Komputer yang telah
dikonfigurasikan agar menggunakan DHCP, sewaktu dihidupkan akan menari apakah di
Network terdapat DHCP Server dan computer tersebut akan berteriak: hai, saya mau
menyewa IP, apakah ada yang menawarkannya? . DHCPServer yang mendengar adanya
pihak yang mencari akan berkata ok, saya adanih IP untuk disewakan, nonya adalah sebagai
berikut cable bla.......... Apakah Anda tertarik? . Komputer yang mendapatkan penawaran dari
DHCP Server ini akan memilih dari sekian penawaran IP secara acak jika dalam network
terdapat beberapa DHCP Server. Ketika pilihan sudah diputuskan, cable akan mengatakan ke
salah satu DHCP Server ok, saya akan meminjamnya dari Anda DHCP Server . DHCP Server
akan menjawab lagi untuk terakhir kalinya ok .
Proses penyewaan alamat IP seara teknis adalah:
1. Client mengirimkan broadcast DHCPDISCOVER untuk mencari DHCP Server.
2. DHCP Server yang tersedia mengirimkan DHCPOFFER serta IP dan waktu
penyewaan.

Modul Sistem Jaringan 122


3. Client yang menerima penawaran IP dari DHCP Server mengirimkan
DHCPREQUEST.
4. Proses terakhir, DHP Server mengirimkan DHPPACK.

Pembaruan Penyewaan IP
sebenarnya ketika DHCP Server menyewakan IP ke cable client, DHCP Server akan
mengatakan, OK, saya akan menyewakan IP ini untuk Anda selama sekian hari . Agar cable
client l tetap aktif dan berkomunikasi dalam jaringan, maka penyewaan IP perlu dilakukan
penyewaan kembali sebelum masa akhir penyewaan IP habis. Komputer client akan secara
otomatis memperbaharui penyewaan IP ketika mencapai 50% dari masa waktu penyewaan
dengan mengirimkan DHCPREQUEST ke DHCP Server. Jadi misalkan saja penyewaan IP
adalah 8 hari, maka pada hari ke 4, cable client akan mencoba memperbaharui penyewaan IP
ini secara otomatis. Andaikan saja pada saat penyewaan mencapai 50% dan penyewaan IP
kembali gagal dilakukan karena DHCP server sedang diperbaiki, maka cable secara otomatis
akan mencoba lagi memperbaharui penyewaan IP pada saat masa sewa mencapai 87.5%.
Bagaimana jika cable client tetap tidak dapat memperbaharui masa penyewaan IP tersebut?
Maka tidak seperti cable di Indonesia yang bias seenaknya dimainkan, client harus
melepaskan IP yang telah disewa dan mencari DHCP server yang lain atau tidak
mendapatkan alamat IP yang baru.

Instalasi DHCP Server pada Windows 2003


Sebelumnya sudah kita bicarakan setting IP otomatis yang akan mengambil
konfigurasi IP melalui DHCP Server, pada bagian ini akan kita lihat bagaimana melakukan
instalasi dan pemakaian dari DHCP server. Windows 2003 seperti juga pada server
pendahulunya (Windows 2000 NT) sudah mengikutsertakan servies untuk berfungsi sebagai
DHCP server. Walaupun services dari DHCP ini tidak terinstalasi secara default, tapi Anda
bias menginstalnya dengan sangat mudah, yaitu melalui menu: Start > Control Panel > Add
Or Remove Programs > Add/ Remove Windows Components > Networking Services >
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP).

Scope
Tugas DHCP server adalah memberikan IP atau yang lebih dikenal, menyewakan IP
ke client. IP apa saja yang disewakan ke client? IP yang ditawarkan atau biasanya range IP
Modul Sistem Jaringan 123
yang ditawarkan oleh DHCP server disebut sebagai scope. Misalkan Anda mempunyai scope
antara 10.10.1.1 s/d 10.10.1.3, artinya DHCP server Anda akan memberikan IP ke tiga
sekaligus, yaitu 10.10.1.1, 10.10.1.2, dan 10.10.1.3. Biasanya saya memberikan range IP
secara lengkap ke dalam DHCP. Jadi misalkan network saya menggunakan IP 192.168.0.0/
24 (subnet mask 255.255.255.0 jika Anda lupa dengan arti dari angka 24 ini) atau
192.168.0.1- 192.168.0.254 maka saya akan membuat range Start IP address dengan nilai
192.168.0.1 dan End IP address dengan nilai 192.168.0.254. Bagaimana jika nomor IP
192.168.0.9 dan 192.168.0.10 sudah terpakai untuk server saya? Apakah tidak bentrok jika
DHCP masih tetap menawarkannya? Tentu saja akan bentrok jika DHCP server Anda
menawarkannya, karena itulah nantinya harus Anda set agar IP yang sudah digunakan
jaringan lagi ditawarkan melalui pilihan Exclude.
Sebagai sedikit gambaran dalam perancangan penggunaan IP, misalkan saya mempunyai
network range yang digunakan 192.168.0.1 s/d 192.168.0.254, maka saya akan tetapkan,
semua server harus menggunakan IP permanen antara 192.168.0.1-192.168.20, untuk alat
network seperti router dan lain-lain akan menggunakan range IP 192.168.0.21-192.168.0.50.
Nantinya pada DHCP server saya tinggal set agar range IP dari 192.168.0.1 s/d 192.168.0.50
harus di-exclude atau tidak boleh ditawarkan ke client. Pada saat pemasangan
server baru, saya tinggal menggunakan salah satu IP dari range IP 192.168.0.1- 192.168.0.20
dan tidak perlu melakukan apapun pada DHCP server yang sedang berjalan. Tentu saja Anda
melebarkan range IP untuk server maupun alat-alat komunikasi sesuai dengan kebutuhan
Anda dan nantinya. Untuk mengaktifkan sebuah scope, klik gambar server kemudian pilih
Action > New Scope atau klik kanan New Scope. Kolom Start IP address dan End IP address
meminta Anda agar memasukan alamat IP awal dan alamat IP akhir yang akan digunakan.
Karena saya menggunakan network 192.168.0.0/24 maka saya memasukan IP 192.168.0.1
pada kolom Start Ip address sedangkan pada kolom End Ip address dimasukan IP
192.168.0.254 (ingat alamat 192.168.0.0 dan 192.168.0.255 tidak digunakan). Selain Start IP
address dan End IP address Anda juga harus mengisi subnet mask yang digunakan dalam
bentuk jumlah bit (length) atau dalam bentuk Angka. Seperti yang telah saya dijelaskan,
Anda memasukan IP dalam scope yang tidak boleh disewakan ke client pada bagian Add
Exculusions . Pada bagian ini Anda 124abl memasukan per IP secara satu persatu atau dalam
suatu range. Disini terlihat betapa membantunya desain penggunaan IP yang telah saya
lakukan sehingga saya hanya perlu memasukan IP range 192.168.0.1 s/d 192.168.0.50 dari
pada saya harus memasukannya satu per satu IP yang digunakan oleh server dan alat-alat
komunikasi jaringan. Untuk memasukan IP satu per satu, Anda memasukannya dalam Start
Modul Sistem Jaringan 124
IP address dan End IP address dengan IP yang sama. Jadi misalkan Anda mempunyai satu IP
yang harus di-exclude yaitu 192.168.0.100, maka masukan IP 192.168.0.100 dalam kolom
Start IP address maupun End IP address kemudian klik tombol Add Durasi penawaran-
penawaran IP oleh DHCP server ke client dimasukkan ke dalam bagian Lease Duration. Jadi
pada bagian inilah Anda menentukan berapa lama sebuah client yang meminjam IP dari
DHCP server harus memperbarui IP yang telah dipinjamnya. Secara default, waktu yang
terisi adalah 8 hari yang tentu saja sudah cukup lama. Semakin lama waktu sewa tentunya
lalu lintas data pada jaringan Anda juga akan semakin sedikit, tapi saya sendiri lebih suka
waktu penyewaan atau lease duration selama 1 hari selama suatu jaringan belum benar-benar
dirancang dengan sangat baik. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan
kebijakan seperti alamat server DNS yang berubah dan lain-alin. Dengan lease duration 1
hari, kenaikan lalu lintas data akan cukup terasa jika terdapat ratusan IP karena proses
pembaruan dan penyewaan menggunakan sekitar empat kali 576 bytes. Setelah mendapatkan
network yang lebih mantap, Anda secara bertahap menaikan lease duration secara bertahap.
Selain konfigurasi IP yang disewakan ke client, Anda juga mengatur alamat DNS, Default
Gateway dan lain-lain (Gambar 5.6). Dengan demikian, penyewaan IP oleh client berupa satu
paket lengkap dengan seting alamat DNS, Default gateway dan lain-lain, dan karena inilah
saya lebih suka dengan lease duration selama 24 jam. Andaikan terjadi perubahan alamat
DNS dan perubahan Gateway saya segera memasukannya ke dalam DHCP server sehingga
client tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan data yang terbaru, atau saya
tidak perlu mendengar terlalu lama omelan-omelan yang segera dating dari pengguna. Pilihan
pertama yang Anda informasikan konfigurasi tambahan pada IP adalah alamat default
gateway. Alamat default gateway ini biasanya merupakan alamat dari router jika Anda
terhubung dengan WAN atau Internet. Default gateway dikatakan sebagai alamat yang Anda
tuju ketika berhubungan dengan network lain yang tentu saja selain network. Komunikasi
dengan network client tidak akan melalui default gateway, karena itu Anda tidak merancang
dua network yang dihubungkan dengan leased line dan router dengan alamat network yang
sama. Pada bagian selanjutnya, Anda memasukan domain yang digunakan dalam network
pada kolom Parent Domain yang dalam contoh ini adalah jasakom.com. Selanjutnya, pada
kolom Server name dan IP address digunakan untuk memberikan informasi lokasi DNS
server dalam network. Anda memasukan nama server dari DNS server saja jika tidak hafal
dengan alamat IP-nya dan mengklik tombol Resolve , maka alamat IP dari nama DNS yang
dimasukan akan diisi secara otomatis. Selanjutnya jangan lupa mengklik tombol Add .
Setelah seting domain dan informasi DNS, Anda juga memasukan lokasi WINS. Anda tidak
Modul Sistem Jaringan 125
perlu lagi memasukan atau menggunakan WINS ini jika network atau jaringan yang
digunakan minimal adalahg Windows 2000 dan XP. WINS sebenarnya sudah hendak
dimatikan oleh Microsoft semenjak Microsoft memutuskan untuk menggunakan TCP/IP
sebagai client utamanya. Langkah terakhir adalah mengaktifkan DHP server yang telah
diseting agar bias segara menajalankan tugasnya. Untuk mengaktifkan DHCP server ini,
Anda tinggal memilih pilihan Yes, I want to activate this scope now. Setelah DHCP server
aktif, Anda akan melihat gambar server DHCP dan juga berbagai informasi yang penting bagi
administrator. Beberapa hal yang Anda lihat adalah nama scope, kemudian Address Pool
yang menginformasikan range dari IP yang boleh dan tidak boleh (exclude) diberikan ke
DHCP client. Address Leases menunjukkan IP yang telah disewa oleh client dan informasi
nama yang menyewa IP tersebut serta kapan IP yang disewa akan habis masa waktunya
(expired). Reservation digunakan untuk menunjukkan pemberian alamat IP tertentu pada
yang tetap (akan kita bahas nantinya). Scope Option adalah tambahan informasi pada setting
IP yang telah kita berikan seperti informasi DNS dan informasi Default gateway. Pada bagian
terakhir, yaitu Server Option sebenarnya tidak terlalu banyak berguna karena digunkan hanya
jika Anda mempunyai banyak scope dalam satu DHCP server. Daripada melakukan setting
informasi DNS server pada setiap scope, Anda melakukan setting pada Server Option yang
akan menjadi default setting pada semua scope.

INFO
Jika Anda ingin mengaktifkan DHCP server dalam network yang memiliki Active
Directory maka terdapat langkah tambahan yang harus Anda lakukan yaitu otorisasi
(authorize). Tanpa otorisasi, DHCP server 2003 Anda tidak akan bisa diaktifkan. Saya DHCP
server 2003 karena jika Anda membuat DHCP server dengan kata lain seperti Linux atau
Windows NT, Anda tetap bias mengaktifkan DHCP server tanpa otorisasi. Untuk melakukan
otorisasi, klik menu Action > Manage Authorized Servies > sorot server Anda dan klik
Authorized .

Reservation
Jika Anda mempunyai satu koputer yang membutuhkan penyewaan IP yang selalu
sama, Anda melakukannya melalui bagian Reservation . Klik-kanan pada bagian Reservation
dan pilih New Reservation Bagaimana DHCP server dapat mengenal client yang tidak
mempunyai alamat IP? Pada saat client meminta alamat IP, sebenarnya dikirimkan juga
informasi dari alamat MAC atau alamat dari ethernet card yang digunakan oleh client (MAC
Modul Sistem Jaringan 126
adalah alamat fisik sebuah NIC card yang selalu unik). Berdasarkan informasi dari MAC
inilah, DHCP server menentukan apakah client yang bersangkutan perlu diberikan IP yang
telah ditentukan. Informasi lainnya selain dari MAC Address, umumnya hanya berfungsi
sebagai informasi lainnya saja seperti Reservation name dan Description . Pada kolom IP
Address Anda memasukan alamat IP yang akan diberikan khusus ke alamat MAC yang telah
ditentukan. Pada bagian terakhir Anda akan melihat type support, yaitu berupa DHCP atau
BOOTP. Jika Anda masih ingat dengan konsep diskless atau tanpa hardisk dan disket yang
melakukan boot langsung dan terkoneksi ke server, maka itulah BOOTP. BOOTP dulunya
terkenal di Novell tapi saat ini tampaknya sudah memudar. Microsoft sendiri juga tidak
mendukung BOOTP dalam produknya.

c. Jaringan RT / RW-net
Membangun Jaringan RT/RW-net
Langkah selanjutnya yang lebih kita kembangkan setelah seseorang tersambung ke
internet 24 jam melalui wireless internet, adalah mengkaitkan tetangganya untuk dapat
tersambung ke internet juga. Secara bisnis, hal ini cukup menguntungkan dibandingkan bisnis
WARNET. Tampak pada gambar adalah konfigurasi umum RT/RW-net. Sebuah gateway
yang beroperasi 24 jam tersambung ke internet secara wireless disambungkan ke jaringan
(LAN) melalui card yang ke dua. Jarak dan membuat peralatan tahan gangguan cuaca
merupakan dua tantangan yang harus dihadapi dalam membangun jaringan RT/RW-net.
Memang jaringan IntraNet di kantor maaupun WARNET dalam hal ini jauh lebih mudah
karena biasanya diinstalasi dalam ruangan. Sebuah kabel UTP biasanya dapat dioperasikan
secra reliable untuk jarak 100-150 meter. Kita perlu memasang hub setiap jarak tersebut
untuk menjangkau jarak yang jauh. Memang teknik ini bukanlah teknik yang baik untuk
membangun sebuah jaringan LAN, tapi cukup lumayan untuk membangun jaringan RT/RW-
net yang murah.

Modul Sistem Jaringan 127


BAB 5
Static Routing

5.1 Pengantar

Router adalah sebuah alat jaringan yang mengirimkan paket data melalui sebuah
jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.
Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack
tujuh-lapis OSI.

Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan
data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan
penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).

Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu jalanan,
dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang
memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch
menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri
pada sebuah LAN.

Jenis Router

1. Router Statis
2. Router Dinamis
Yang akan kita bahas pada bab ini adalah “Router Statis”. Pengertian router statis dalah
sebuah router yang memiliki routing statis yang diset secara manual oleh para administrator
jaringan. Routing statis biasanya digunakan untuk jaringan dengan skala yang kecil. Apabila
kita memiliki jaringan dengan skala yang besar maka menggunakan routing dinamis.

5.2 Tabel Routing

Supaya router tabel melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka
router harus mempunyai table yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke
jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai table routing yang
berisi NETID dan Default gatewaynya.

Contoh table routing :

Modul Sistem Jaringan 128


Destionation Gateway Netmask Interface
10.252.108.0 0.0.0.0 255.255.255.0 eth0
0.0.0.0 10.252.108.1 0.0.0.0 eth0
Gambar 5.1

5.3 Kelebihan dan Kekurangan

Routing statis terjadi jika kita secara manual menambah route-route di routing table dari
setiap router. Terdapat pro dan kontra terhadap routing statis, tetapi itu juga berlaku untuk
semua proses routing

Routing statis memiliki keuntungan-keuntungan berikut:

1. Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router, yang berarti kita mungkin
dapat membeli router yang lebih murah daripada jika kita menggunakan routing
dinamis.
2. Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router, yang berarti kita mungkin
dapat menghemat uang untuk link WAN.
3. Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk
mengizinkan akses routing ke network tertentu saja.

Routing statis memiliki kerugian – kerugian berikut :

1. Administrator harus benar-benar memahami internetworking dan bagaimana setiap


router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasi router dengan benar.
2. Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, administrator harus menambahkan
sebuah route ke semua router secara manual.
3. Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya
akan menjadi sebuah pekerjaanfull-time sendiri.

5.4 Stub Network

Sebuah “stub network’ (kadang di sebut “leaf node”) adalah jaringan yang hanya
dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik digunakan sebagai jalan satu-satunya
untuk keluar masuk jaringan Stub.
Modul Sistem Jaringan 129
Gambar 5.2

Catatan :

Rute statik dapat digunakan untuk koneksi ke suatu network yang tidak terhubung langsung
dengan router anda. Untuk koneksi “end-to-end”, rute statik harus dikonfigurasi di dua arah.

5.5 Konfigurasi Router Static

Mengkonfigurasi Rute statik adalah dengan memasukkan table routing secara manual. Tidak
terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.

1. Perintah “ip route” digunakan untuk mengkonfigurasi sebuah rute statik dalam mode
konfigurasi global. ip route Command Syntax :
1. ip route network [mask] {address | interface}[distance] [permanent]
network : Network atau subnet tujuan

mask : Subnet mask

address :Alamat IP router Hop berikutnya.(IP address of next-hop


router)

interface :Nama interface yang digunakan untuk mencapai network


tujuan. Interface dapat berupa interface point-to-point.
Perintah tidak akan berfungsi jika interface adalah multiaccess
(contoh “shared media Ethernet interface”).

distance (Optional) : Mendefinisikan “administrative distance”.

permanent (Optional) : Menyatakan bahwa rute tidak akan dihapus, ketika


interface mati (shuts down).

Modul Sistem Jaringan 130


Gambar 5.3

Tugas rute statik untuk mencapai stub network 172.16.1.0 adalah melalui Router
A karena hanya ini satu-satunya jalan untuk mencapai network 172.16.1.0.

Contoh rute statik:

Router(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1

ip route : Identifikasi rute statik

172.16.1.0 : Alamat IP Stub Network

255.255.255.0 : Subnet Mask

172.16.2.1 : Alamat IP Router B

Catatan :

Ini adalah sebuah rute “unidirectional”. Anda harus mengkonfigurasi rute dari arah/sisi
lawan (Router B).

5.6 Default Routing

1. Default routing digunakan untuk merutekan paket dengan tujuan yang tidak
sama dengan routing yang ada dalam table routing.
2. Secara tipikal router dikonfigurasi dengan cara routing default untuk trafik
internet.
3. Secara aktual menggunakan format dst-address=0.0.0.0/0 gateway=x.x.x.x

Modul Sistem Jaringan 131


BAB 6
Dynamic Routing
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang
sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan
informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk
mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan.
Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol
routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil,
namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan
tersebut.

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin.
Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima
tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device
pengirim dan device tujuan

6.1 Autonomous System

Autonomous System atau yang disingkat AS adalah suatu kelompok yang terdiri dari
satu atau lebih IP Prefix yang terkoneksi yang dijalankan oleh satu atau lebih operator
jaringan dibawah satu kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas. AS diperlukan bila
suatu jaringan terhubung ke lebih dari satu AS yang memiliki kebijakan routing yang
berbeda. Contoh yang paling sering dijumpai adalah: jaringan yang terhubung kepada dua
upstream atau lebih ataupun eXchange Point, peering dengan jaringan lokal pada eXchange
Point. Autonomous System Number atau yang disingkat ASN adalah nomor two-byte unik
yang diasosiasikan dengan AS. ASN digunakan sebagai pengidentifikasi yang
memungkinkan AS untuk saling menukar informasi routing dinamik dengan AS yang lain.
Protokol routing eksterior seperti Border Gateway Protocol (BGP) membutuhkan ASN untuk
saling bertukar informasi antara jaringan.

Modul Sistem Jaringan 132


6.2 Intradomain Routing
1) Routing di dalam suatu AS
2) Mengabaikan Internet di luar AS
3) Protokol untuk Intradomain routing juga disebut Interior Gateway
4) Protocol atau IGP
5) Protokol yang popular
6) RIP (sederhana, lama)
7) OSPF (lebih baik)

6.3 Interdomain Routing

Routing antara AS

Mengasumsikan Internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi AS. Normalnya, ada satu
dedicated router pd tiap AS yg menangani trafik interdomain Protokol untuk interdomain
routing disebut Exterior Gateway
Protocol atau EGP

Protokol routing:

- EGP

- BGP (lebih baru)

6.4 Algoritma Routing


Klasifikasi Algoritma Routing :

1. Global

Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya
adalah algoritma link state.

2. Desentrasilasi

- Router mengetahui koneksi fisik atau link cost ke tetangga,

- Terjadi pengulangan proses komputasi dan mempertukarkan, Informasinya ke router


tetangganya, contohnya adalah algoritma distance vector.

Modul Sistem Jaringan 133


Gambar 6.1

Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke
router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan saat
terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang
terhubung secara langsung.Proses routing ini disebut juga dengan routing Bellman-Ford atau
Ford-Fulkerson. Routing vektor jarak beroperasi dengan membiarkan setiap router menjaga
tabel (sebuah vektor) memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan
dan saluran yang dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel ini di-update dengan cara saling
bertukar informasi dengan router tetangga. Routing distance vektor bertujuan untuk
menentukan arah atau vektor dan jarak ke link-link lain di suatu internetwork. Sedangkan
link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.
Misal, router Y menerima tabel informasi estimasi dari router X, dimana terdapat Xi, yang
menyatakan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh X untuk sampai ke router i. Bila Y
mengetahui delay ke X sama dengan m milidetik, Y juga mengetahui bahwa Y dapat
mencapai router i dalam Xi + m milidetik.
Struktur data 134able Distance Vector :
- Setiap node (router) memilikinya,
- Baris digunakan menunjukkan tujuan yang mungkin,
- Kolom digunakan menunjukkan untuk setiap node tetangga secara langsung,
- Sebagai contoh : pada router X, untuk tujuan Y melalui tetangga Z.

Modul Sistem Jaringan 134


= Distance from X to Y, via Z as next hop
X
D (Y,Z)
Z
= W
c(x,Z) + min {D (Y,Q)}
Gambar 6.2

- Pembentukan tabel routing dilakukan dengan cara tiap-tiap router saling

- Bertukar informasi routing dengan router yang terhubung secara langsung.


Proses pertukaran informasi dilakukan secara periodik, misal setiap 45 detik.

Gambar 6.3

Update table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan
proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari router ke router.
Gambar diatas menunjukkan algoritma distance vector memanggil ke semua router untuk
mengirim ke isi table routingnya. Table routing berisi informasi tentang total path cost yang
ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi
table routing, seperti skema oleh gambar di bawah ini.

Modul Sistem Jaringan 135


Gambar 6.4
Analogi distance vector dapat dianalogikan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan titik
ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu
pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan jarak yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendek adalah rute yang terbaik.
LINK-STATE
Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path
first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma
distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak
mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak
router dan bagaimana mereka inter-koneksi.
Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:
1. Link-state advertisement (LSA) – paket kecil dari informasi routing yang
dikirim antar router.
2. Topological database – kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.
3. SPF algorithm – hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF.
4. Routing table – adalah daftar rute dan interface.

Gambar 6.5

Modul Sistem Jaringan 136


6.5 Konfigurasi Dynamic Routing
1. Routing Information Protocol (RIP)
RIP (Routing Information Protocol) adalah routing protocol yang paling sederhana
yang termasuk jenis distance vektor. RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) sebagai
metric dengan 15 hop maksimum. Jadi hop-count yang ke- 16 tidak dapat tercapai dan router
akan memberikan pesan error ?destination is unreachable? (tujuan tidak tercapai). Daftar
tabel route RIP ini akan di-update setiap 30 detik dan administrative distance untuk RIP
adalah 120. Untuk menerapkan RIP ke suatu router, digunakan perintah sebagai berikut:
Router(config)#router rip
Untuk menerapkan router RIP tersebut ke suatu network address:
Router(config-router)#network <network ID>
Konfigurasi router menggunakan RIP router pada skenario praktikum
adalah sebagai berikut:

Gambar 6.6

Konfigurasi interface :
• Router 1 S0 : 192.168.4.1/24
E0 : 192.168.1.1/24
• Router 2 S0 : 192.168.4.2/24
S1 : 192.168.5.1/24
E0 : 192.168.2.1/24
• Router 3 S0 : 192.168.5.2/24
E0 : 192.168.3.1/24
• PC 1 E0 : 192.168.1.2/24
• PC 2 E0 : 192.168.2.2/24
• PC 3 E0 : 192.168.3.2/24
Modul Sistem Jaringan 137
• Konfigurasi RIP Routing pada Router1:
Router1(config)#ip routing
Router1(config)#router rip

Router1(config-router)#network 192.168.1.0
Router1(config-router)#network 192.168.4.0
Router1(config-router)#^Z
Router1#copy run start
Untuk mengetahui konfigurasi routing pada router1 digunakan perintah show ip route.
Jika router lain yang berhubungan dengan router1 belum di-set dengan RIP, maka konfigurasi
belum akan muncul. Oleh sebab itu router-router lain yang terhubung dengan Router1 jugah
harus di-setting.
• Konfigurasi RIP Routing pada Router2:
Router2(config)#ip routing
Router2(config)#router rip
Router2(config-router)#network 192.168.2.0
Router2(config-router)#network 192.168.4.0
Router2(config-router)#network 192.168.5.0
Router2(config-router)#^Z
Router1#copy run start
• Konfigurasi RIP Routing pada Router3:
Router3(config)#ip routing
Router3(config)#router rip
Router3(config-router)#network 192.168.3.0
Router3(config-router)#network 192.168.5.0
Router3(config-router)#^Z
Router3#copy run start

Sekarang setelah semua router yang berhubungan dengan protokol RIP telah dikon
figurasi, maka konfigurasinya bisa dilihat dengan mengetikkan perintah show ip route. Yang
perlu diperhatikan dalam tampilan informasi adalah setelah kode “R” yang membuat
konfigurasi untuk protokol RIP. RIP routing merupakan jenis protocol routing yang classful,
yaitu protocol routing yang tidak mengenal subnetting. Sebagai contoh jika alamat jaringan
hasil subneting adalah 164.10.2.0 dengan subnet mask 255.255.254.0, maka jika
Modul Sistem Jaringan 138
menggunakan protocol RIP routing alamat jaringannya menjadi 164.10.0.0 Seperti yang telah
dibahas sebelumnya, RIP mempunyai default update setiap 30 detik. Disamping itu RIP juga
mempunyai
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol distance vector yang
diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum
menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load.
IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat
menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance untuk
IGRP adalah 100.
Untuk menerapkan IGRP ke suatu router, caranya:
Router(config)#router igrp 101,dimana 101 adalah nomor autonomous system
Untuk menerapkan IGRP tersebut ke suatu network address:
Router(config-router)#network <net ID>
Konfigurasi IGRP pada praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Konfigurasi IGRP pada Router1:
Router1(config)#ip routing
Router1(config)#router igrp 101
Router1(config-router)#network 192.168.1.0
Router1(config-router)#network 192.168.4.0
Router1(config-router)#^Z
Router1#copy run start

• Konfigurasi IGRP pada Router2:


Router2(config)#ip routing
Router2(config)#router igrp 101
Router2(config-router)#network 192.168.2.0
Router2(config-router)#network 192.168.4.0
Router2(config-router)#network 192.168.5.0
Router2(config-router)#^Z
Router1#copy run start

• Konfigurasi IGRP pada Router3:


Router3(config)#ip routing
Modul Sistem Jaringan 139
Router3(config)#router igrp 101
Router3(config-router)#network 192.168.3.0
Router3(config-router)#network 192.168.5.0
Router3(config-router)#^Z
Router3#copy run start
Seperti juga protokol RIP, IGRP merupakan jenis protokol routing yang disebut
classful yang tak mengenal subneting. Setelah semua routing IGRP pada router difonfigurasi,
maka routing sudah bisa berjalan. Satu hal yang diperhatikan pada informasi routing adalah
kode “I” yang memuat konfigurasi untuk protokol IGRP

Modul Sistem Jaringan 140


BAB 7
Debian 4.0

7.1 Sejarah Debian


Debian pertama kali diperkenalkan oleh Ian Murdoch, seorang mahasiswa dari
Universitas Purdue, Amerika Serikat, pada tanggal 16 Agustus 1993, Nama Debian berasal
dari kombinasi nama mantan-kekasihnya [DEB]ra dan namanya sendiri [IAN] Murdoch.

Pada awalnya, Ian memulainya dengan memodifikasi distribusi SLS (Softlanding


Linux System). Namun, ia tidak puas dengan SLS yang telah dimodifikasi olehnya sehingga
ia berpendapat bahwa lebih baik membangun sistem (distribusi Linux) dari nol (Dalam hal
ini, Patrick Volkerding juga berusaha memodifikasi SLS. Ia berhasil dan distribusinya
dikenal sebagai "Slackware").

Proyek Debian tumbuh lambat pada awalnya dan merilis versi 0.9x di tahun 1994 dan
1995. Pengalihan arsitektur ke selain i386 dimulai ditahun 1995. Versi 1.x dimulai tahun
1996.

Ditahun 1996, Bruce Perens menggantikan Ian Murdoch sebagai Pemimpin Proyek.
Dalam tahun yang sama pengembang debian Ean Schuessler, berinisiatif untuk membentuk
Debian Social Contract dan Debian Free Software Guidelines, memberikan standar dasar
komitmen untuk pengembangan distribusi debian. Dia juga membentuk organisasi "Software
in Public Interest" untuk menaungi debian secara legal dan hukum.

Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan
managemen rilis. Serta di tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan
workshop tahunan "debconf".

Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode "Etch". Rilis versi
terbaru Debian, 2009, diberi nama kode "Lenny".deb adalah perpanjangan dari paket
perangkat lunak Debian format dan nama yang paling sering digunakan untuk paket-paket
binari seperti itu. Seperti "Deb" istilah bagian dari Debian, itu berasal dari nama Debra,
kemudian pacar dan sekarang mantan istri pendiri Debian Ian Murdock.

Modul Sistem Jaringan 141


Paket debian juga digunakan dalam distribusi berbasis pada Debian, seperti Ubuntu
dan lain-lain.

Paket debian adalah standar Unix pada arsip yang mencakup dua gzip, tar bzipped
atau lzmaed arsip: salah satu yang memegang kendali informasi dan lain yang berisi data.

Program kanonik untuk menangani paket-paket tersebut adalah dpkg, paling sering
melalui apt / aptitude. deb paket dapat dikonversi ke paket lain dan sebaliknya menggunakan
asing.

Beberapa paket Debian inti tersedia sebagai udebs ( "mikro deb"), dan biasanya hanya
digunakan untuk bootstrap instalasi Linux Debian. Meskipun file tersebut menggunakan
ekstensi nama file udeb, mereka mematuhi spesifikasi struktur yang sama seperti biasa deb.
Namun, tidak seperti rekan-rekan mereka deb, hanya berisi paket-paket udeb fungsional
penting file. Secara khusus, file dokumentasi biasanya dihilangkan. udeb paket tidak dapat
diinstal pada sistem Debian standar.

Saat ini telah terdapat puluhan distribusi Linux yang berbasis kepada debian, salah
satu yang paling menonjol dan menjadi fenomena adalah Ubuntu

Modul Sistem Jaringan 142


BAB 8
Instalasi Debian 4.0

8.1 Instalasi Debian 4.0


Spesifikasi H/W :
- Processor : Pentium III
- RAM : 256 MB
- Hard Disk : 8GB
- DVD – ROM

Langkah Instalasi :

1. First Booting dari CD/DVD, lalu akan muncul tampilan seperti gambar 3.1 lalu
tekan Enter.

Gambar 8.
8.1

2. Selanjutnya pemilihan bahasa yang digunakan selama proses penginstalan sistem


operasi Debian.

Modul Sistem Jaringan 143


Gambar 8.
8.2
3. Setelah memilih bahasa yang akan digunakan selama proses penginstalan sistem
operasi, selanjutnya menu pemilihan bahasa yang akan digunakan pada sistem
yang akan dipasang sistem operasi Linux Debian

GAMBAR 8.3
8.3

Modul Sistem Jaringan 144


Gambar 3.3

Gambar 8.4
8.4
4. Setelah memilih bahasa yang akan digunakan dalam sistem operasi, selanjutnya
menu pemilihan layout tombol keyboard yang akan digunakan pada sistem yang
akan dipasang sistem operasi Linux Debian

Gambar 8.
8.5

Modul Sistem Jaringan 145


5. Setelah itu akan muncul peringatan seperti gambar 3.6

Gambar 8.6
8.6

Modul Sistem Jaringan 146


6. Lalu masukan Hostname dan Domain name. (Biarkan Default saja)

Gambar 8.7

Modul Sistem Jaringan 147


Gambar 8.8

7. Setelah itu kita akan melakukan partisi harddisk

Gambar 8.
8. 6

Modul Sistem Jaringan 148


Gambar 8.
8. 7

Gambar 8.11

Modul Sistem Jaringan 149


Gambar 8.12

Gambar 8.13

Modul Sistem Jaringan 150


Gambar 8.14

Gambar 8.15

Modul Sistem Jaringan 151


Gambar 8.16

Gambar 8.17

Modul Sistem Jaringan 152


Gambar 8.
8. 8

Gambar 8.
8. 9

Modul Sistem Jaringan 153


Gambar 8.
8.10

Gambar 8.
8.11

Modul Sistem Jaringan 154


Gambar 8.
8.12

Gambar 8.
8.13

Modul Sistem Jaringan 155


Gambar 8.
8.14

Gambar 8.
8.15

Modul Sistem Jaringan 156


8. Setelah selesai mempartisi harddisk tunggu serbentar, maka akan muncul
peringatan seperti gambar 3.26

Gambar 8.
8.16

9. Kemudian kita akan mensetting User

Gambar 8.17

Modul Sistem Jaringan 157


Gambar 8.
8.18

Gambar 8.
8.19

Modul Sistem Jaringan 158


Gambar 8.
8.20

Gambar 8.31

Modul Sistem Jaringan 159


Gambar 8.
8.32

Modul Sistem Jaringan 160


10. Setelah proses mensetting user selesai, tunggu porses instalasi
berlangsung. Lalu akan muncul peringatan seperti gambar 3.33

Gambar 8.33
8.33

Modul Sistem Jaringan 161


Gambar 8.34
8.34

Modul Sistem Jaringan 162


Gambar 8.35
8.35
11. Lalu Pilih Paket sersuai kebutuhan kita. Untuk paket minimal, centang
seperti gambar 3.36

Gambar 8.36
8.36

Modul Sistem Jaringan 163


Gambar 8.37
8.37

Gambar 8.38
8.38

12.Proses Intalasi Selesai

Modul Sistem Jaringan 164


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Id.wikipedia.org
rohm4n.wordpress.com
http://www.mcc-us.com/sanfaq.htm
us.com/sanfaq.htm
http://www.dgp.toronto.edu/tp/techdocs/DAN.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Controller_area_network
www.google.com
Modul Dikmenjur TKJ
Modul SisJarkom SMK Telkom Malang

Modul Sistem Jaringan 165

Anda mungkin juga menyukai