Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 4

PERATURAN, JENIS, PERSYARATAN


ADMINISTRASI DAN TEKNIS LELANG

Dosen : Khomsin, ST., MT.

Oleh :

Irfan Maulana Yusuf 3514100036

Kelas A

Jurusan Teknik Geomatika


Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Ph. 031-5929487

Surabaya 2017
A. Peraturan Lelang

Menurut peraturan pasal 1 VR (penafsiran otentik) menjelaskan Penjualan di muka


umum tdk boleh diadakan kecuali di depan juru lelang
Pasal 1 a angka 3 V.R. menyatakan Sesorang yang berbuat bertentangan dengan
ketentuan dalam pasal ini didenda paling banyak sepuluh ribu Gulden dan
perbuatannya dikualifikasikan sebagai tindak pidana pelanggaran.

1. Juru Lelang/Pejabat Lelang di dalam Melaksanakan Pekerjaannya mewakili 3 (tiga)


kepentingan, yaitu :
- Kepentingan penjual
- Kepentingan Pemerintah
- Kepentingan pembeli

2. Kedudukan pejabat lelang


a. Pejabat lelang kelas I
- Pejabat Lelang Kelas I hanya dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya selama
berkedudukan di KPKNL
- Pejabat Lelang Kelas I yg berkedudukan di KPKNL berwenang melaksanakan
lelang eksekusi dan lelang non eksekusi
- Syarat-syarat untuk diangkat menjadi Pejabat Lelang Kelas I :
o Sehat Jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan dari
dokter pemerintah;
o Fotocopy ijasah S1;
o Berpangkat serendah-rendahnya penata Muda Gol.Ruang III/a (foto copy
Surat Keputusan Pengangkatan terakhir)
o Lulus Diklat Pejabat lelang (Diklat II/III atau DPT III PPLN)
o Rekomendari atasan setingkat eselon III di Unit kerja yang bersangkutan.
o Surat Keterangan tidak pernah terkena sanksi administratif dan memiliki
integritas yang tinggi yang dinyatakan dengan surat keterangan dari Pejabat
Eselon III dalam unit kerja yang bersangkutan.
- Wewenang Pejabat Lelang kelas I:
o Melakukan analisis yuridis terhadap dokumen persyaratan lelang dan
dokumen barang yang akan dilelang
o Menegur dan mengeluarkan peserta atau pengunjung lelang apabila
melanggar tata tertib;
o Menghentikan pelaksanaan lelang sementara waktu;
o Mengesahkan atau membatalkan surat penawaran;
o Menolak melaksanakan lelang apabila tidak yakin akan persyaratan formal
berkas pesyaratan lelang
o Melihat barang yang akan dilelang
o Meminta bantuan aparat apabila diperlukan
o Membatalkan pembeli lelang yang wanprestasi.
- Kewajiban kewajiban Pejabat Lelang Kelas I :
o Bertindak jujur, seksama, mandiri tidak berpihak dan menjaga kepentingan
pihak terkait
o Meneliti dokumen persyaratan lelang;
o Membuat bagian kepala risalah lelang, sebelum lelang dimualai;
o Membacakan bagian kepala risalah lelang sebelum lelang dimulai
o Memimpin lelang;
o Mengesahkan pembeli lelang;
o Membuat minuta risalah lelang dan menyimpannya;
o Membuat salinan dan kutipan risalah lelang;
o Meminta dari pembeli bukti pelunasan harga lelang, BPHTB dan pungutan-
pungutan lain yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan;
o Membuat laporan pelaksanaan lelang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
o Mematuhi peraturan perundang-undangan lelang.
b. Pejabat lelang kelas II

- Pejabat Lelang Kelas II hanya dapat melaksanakan tugasnya selama berkedudukan


di Kantor Pejabat Lelang Kelas II atau Balai Lelang dalam wilayah kerjanya.
- Pejabat Lelang Kelas II yang berkedudukan di Kantor Pejabat lelang Kelas II
berwenang melaksanakan lelang non eksekusi sukarela, lelang aset BUMN/BUMD
berbentuk Persero, dan lelang aset milik bank dalam likuidasi berdasrkan PP No.
25 tahun 1999.
- Adalah orang-orang tertentu yang diangkat untuk jabatan itu oleh Menteri
Keuangan yang didelegasikan kepada Dirjen. Orang-orang tertentu yang dimaksud
adalah orang-orang yang berasal dari: Notaris, Penilai, Sarjana Hukum, Sarjana
ekonomi dan pensiunan pegawai DJPLN diutamakan yang pernah menjadi Pejabat
lelang Kelas I, atau lulusan Diklat Pejabat Lelang yang diadakan oleh Badan Diklat
Keuangan DepKeu.
- Pejabat Lelang kelas II berkedudukan di wilayah kerja tertentu yang ditetapkan oleh
Dirjen (Kantor Pejabat lelang Kelas II atau di Balai Lelang).
- Syarat-syarat Untuk diangkat sbg Pejabat Lelang Kelas II :
o Sehat jasmani dan rohani;
o Berpendidikan serendah-rendahnya sarjana S1 diutamakan bidang hukum,
ekonomi menejemen atau penilai;
o Tidak pernah terkena sanksi administrasi berat dan memiliki integritas tinggi
yang dibuktikan dengan surat rekomendasi dari Dirjen.
o Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana yang dibuktikan dengan surat
keterangan kepolisian.
o Khusus untuk pensiunan PNS DJPLN, harus berpangkat serendah-rendahnya
Penata muda Gol III/a.
o Memiliki kantor pejabat lelang kelas II paling sedikit seluas 48 M2.
o Telah mengikuti magang yang dibuktikan dengan rekomendasi dari direksi
balai lelang dan Kepala KPKNL atau Direksi balai lelang dan pejabat lelang
kelas II
o Lulus diklat pejabat lelang yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan Dep keu kecuali pensiunan PNS DJPLN;
o Lulus diklat pejabat lelang (khusus) yang diselenggarakan oleh Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dep keu , dalam hal pemohon adalah
notaris

- Wewenang Pejabat Lelang Kelas II


o Melakukan analisis yurudis terhadap dokumen persyaratan lelang dan
dokumen barang yang akan dilelang
o Menegur dan mengeluarkan peserta atau pengunjung lelang apabila
melanggar tata tertib;
o Menghentikan pelaksanaan lelang sementara waktu;
o Mengesahkan pemenang;
o Menolak melaksanakan lelang apabila tidak yakin akan persyaratan formal
berkas pesyaratan lelang
o Melihat barang yang akan dilelang
o Meminta bantuan aparat apabila diperlukan
o Membatalkan pembeli lelang yang wanprestasi.

- Kewajiban kewajiban Pejabat Lelang Kelas II :


o Bertindak jujur, seksama, mandiri tidak berpihak dan menjaga kepentingan
pihak terkait
o Mengadakan perikatan perdata dg balai lelang mengenai pelaksanaan lelang
dan honorarium
o Meneliti dokumen persyaratan lelang;
o Membuat bagian kepala risalah lelang, sebelum lelang dimualai;
o Membacakan bagian kepala risalah lelang sebelum lelang dimulai
o Memimpin lelang;
o Membuat minuta risalah lelang dan menyimpannya;
o Membuat salinan dan kutipan risalah lelang;
o Meminta dari balai lelang bukti pelunasan harga lelang, BPHTB dan
pungutan-pungutan lain yang diatur di dalam peraturan perundang-
undangan;
o Membuat laporan pelaksanaan lelang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
o Memberikan pelayanan lelang sesuai peraturan peundang-undangan yang
berlaku;
o Mematuhi peraturan perundang-undangan lelang.

- Larangan Bagi Pejabat Lelang Kelas II


o Melayani permohonan lelang diluar kewenangannya;
o Dengan sengaja tidak hadir dipelaksanaan lelang;
o Membeli barang yang dilelang dihadapannya;
o Menerima uang jaminan dan harga lelang dari pembeli;
o Melakukan pungutan lain diluar yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
o Melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepatutan;
o Menolak permohonan lelang yang telah memenuhi legalitas obyek dan
subyek;
o Merangkap atau profesi sebagai pejabat negara, kurator, advokat, atau
jabatan lain yang oleh peraturan perundang- undangan dilarang dirangkap.

B. Jenis Lelang
1. Lelang Eksekusi
a. Lelang Eksekusi Pengadilan
b. Lelang Eksekusi Pajak
c. Lelang Eksekusi Harta Pailit
d. Lelang Eksekusi Berdasarkan Psl 6 UUHT
e. Lelang Eksekusi PUPN
f. Lelang Eksekusi Jaminan Fidusia
g. Lelang Eksekusi Gadai
h. Lelang Eksekusi Benda sitaan Berdasarkan Pasal 18 ayat (2) UU No. 31 Tahun 1999 ;
UU No 20 Tahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi
i. Lelang Eksekusi Barang dikuasai/tidak dikuasai Negara
j. Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarlan Pasal 13 KUHAP
k. Lelang Eksekusi Barang Rampasan
l. Lelang Eksekusi Barang Temuan

2. Lelang Non Eksekusi


a. Lelang Non Eksekusi Wajib
- Barang Milik Pemerintah
- Barang Milik BUMN/D Non Persero
- Kayu dan Hasil Hutan

b. Lelang Non Eksekusi Sukarela


- Barang Milik BUMN/D berbentuk PT Persero
- Aset Bank dalam Likuidasi
- Barang Milik seseorang atau Badan Hukum Perdata

C. Persyaratan Administrasi
1. Petunjuk Bagi Penawar
- Peninjauan Tempat Pekerjaan
Penawar harus melihat dan meninjau Tempat Pekerjaan atas resiko dan biaya sendiri
serta memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai lapangan kerja, keadaan
setempat dan sekitarnya dimana pekerjaan akan dilaksanakan, jalan-jalan untuk
mencapai tempat kerja, penyediaan air, tempat-tempat untuk gudang, los kerja, kantor,
saranasarana yang sudah ada serta hal-hal lainnya yang akan mempengaruhi penawaran.

- Dokumen
Isi dokumen terdiri dari satu set yang lengkap meliputi :
o Petunjuk bagi penawaran
o Contoh Surat Penawaran
o Contoh Jaminan Penawaran
o Contoh Surat Pernyataan Tunduk
o Rencana Surat Perjanjian Pemborongan
o Syarat-syarat Kontrak
o Ketentuan-ketentuan Umum dan Spesifikasi Teknik
o Gambar-gambar
o Addenda / berita Acara Penjelasan Pekerjaan

- Keterangan Dan Prosedur Penawaran


Adalah tanggung jawab Penawar untuk mendapat segala keterangan yang diperlukan
untuk mencapai Harga Penawaran. Dan tidak ada gugatan (claim) untuk ini yang akan
dipertimbangkan dengan alasan karena tidak mencapai keterangan yang seksama atau
pernyataan apapun tentang salah pengertian, salah penerangan, atau petunjuk
kesanggupan Pemberi Tugas baik secara lisan maupun tulis, yang terdapat dalam
Dokumen Penawaran.

- Kualitas Pekerjaan Dan Harga Satuan


Penawar harus memasukkan Daftar Harga Satuan Pekerjaan dan Harga Satuan Upah,
Bahan dan Alat. Tiap Harga Satuan harus meliputi segala biaya umum yang dikenakan
untuk pekerjaan satuan semacam itu, sedangkan keuntungan Pemborong dan pajak
dibuat terpisah. Harga Satuan yang tercantum akan dipakai sebagai dasar untuk
menentukan nilai pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang yang mungkin ditentukan
oleh Pemilik yang akan dinyatakan dengan Surat Perintah Perubahan Pekerjaan.

- Produk Dan Bahan Yang Setara


Apabila dalam Spesifikasi Teknis disebutkan suatu merek dagang ataupun produsen
tertentu, maka tidak berarti bahwa merek dagang atau hasil produsen lain tidak akan
diterima. Penyebutan nama-nama ini dibuat untuk menunjukkan kualitas yang
diinginkan agar memudahkan peserta lelang dalam membuat Penawaran.

- Material Pengganti
Apabila dipandang perlu bagi segi anggaran maupun peningkatan kualitas, maka
beberapa material yang disebutkan dalam Gambar-gambar dan Spesifikasi Teknis akan
diganti dengan material pengganti. Para Penawar wajib membuat Penawaran untuk
material-material pengganti sesuai dengan Gambar-gambar Khusus dan Spesifikasi
Teknik mengenai itu.
- Penawaran Yang Ditolak
Pemilik mempunyai hak penuh untuk menolak suatu Surat Penawaran yang tidak
memenuhi syarat-syarat prosedur, tidak sempurna isi dan lampiran-lampirannya,
kekurangan jaminan lelang atau tidak sempurna syarat-syarat formalitasnya.

Pemilik berhak menahan Jaminan Penawaran sampai selambatlambatnya 90 hari setelah


batas waktu pemasukan Penawaran untuk menjamin berhasilnya pembuatan Surat
Perjanjian Pemborongan. Sesudah Surat Perjanjian Pemborongan ditandatangani, maka
semua Jaminan Penawaran Peserta yang tidak berhasil akan dikembalikan.

- Jaminan Penawaran Dan Jaminan Pelaksanaan


Jaminan Penawaran dimaksudkan agar Penawar, apabila dinyatakan menang pada
waktu 10 hari setelah menerima Surat Penunjukan Pemenang, melakukan
penandatanganan Surat Perjanjian Pemborongan seperti contoh terlampir, dengan harga
borongan sebesar Harga Penawaran dalam Surat Penawarannya. Apabila dalam jangka
waktu 10 hari tersebut Pemenang Lelang yang ditunjuk gagal melakukan
penandatanganan Surat Perjanjian Pemborongan oleh karena sebabsebab:
o Apabila Penawar membatalkan penawarannya.
o Apabila Penawar tidak mematuhi ketentuan-ketentuan dan dalam petunjuk bagi
Penawar.
o Apabila Penawar menolak untuk menandatangani Surat Perjanjian
Pemborongan sesuai dengan Syarat-syarat Kontrak.
o Apabila Penawar menolak untuk membuat Jaminan Pelaksanaan untuk
pekerjaan yang dikontrakkan sesuai dengan Syarat-syarat Kontrak. Mempunyai
konsekuensi disitanya Jaminan Penawaran.

- Isi Dan Lampiran-Lampiran Surat Penawaran


Bill of Quantity diberikan hanya sebagai pedoman saja dan tidak mengikat, para
Penawar harus menghitung kembali sesuai dengan gambar dan keterangan lain yang
diberikan pada waktu penjelasan pekerjaan. Bila terdapat ketidaksesuaian antara
perhitungan Peserta dan volume pekerjaan serta jenis pekerjaan yang tercantum dalam
RKS, maka kekurangan atau kelebihan jenis pekerjaan dan volume yang dimaksud akan
dihitung bersama dan ditetapkan sebagai volume yang pasti dan mengikat. Volume
pekerjaan tersebut akan ditetapkan bersama pada waktu, tanggal dan tempat yang
tercantum dalam Undangan Lelang.

- Penyerahan Surat Penawaran


Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya seperti surat penawaran dan syarat-
syarat administrasi dimasukkan ke dalam amplop tertutup, dibuat dari kertas tebal warna
coklat ukuran 25 x 40 cm yang disediakan sendiri oleh Penawar, dibubuhi lak pada 5
tempat. Pada sampul tersebut tidak boleh ada tulisan atau tanda lain kecuali alamat.
- Pembukaan Penawaran
Surat Penawaran yang diterima sah akan dibuka dan angka penawarannya akan
dibacakan dan dituliskan yang akan disaksikan bersama oleh para Peserta.

- Penilaian Penawaran
Penilaian Penawaran dilakukan berdasarkan Penawaran terendah dan pada dasarnya
semua Penawaran dianggap telah dibuat dengan bertanggung jawab. Namun Panitia
Lelang tetap berhak memutuskan lain apabila ternyata menurut penelitian Panitia
terdapat kesalahan-kesalahan besar dalam perhitungan Penawaran terendah.

- Pengumuman Penting
Pengumuman Pemenang lelang akan disampaikan kepada semua Peserta Lelang dengan
surat melalui pos, khusus untuk Pemenang akan disampaikan surat melalui ekspedisi.

- Biaya Meterai Dan Pembuatan Kontrak (3 Set)


Bea meterai dan biaya-biaya pembuatan Kontrak beserta lampiranlampirannya harus
dibayar oleh Pemborong dan dianggap telah masuk dalam Harga Penawaran.

D. Teknis Lelang
Teknis dan proses lelang adalah berikut:
1. Perkwalifikasi
Untuk mengidentifikasi kemampuan dan ruang lingkup pekerjaan, maka diperlukan
prakwalifikasi badan-badan/organisasi seperti konsultan perencana, pengawas maupun
pemborong. Yang dimaksud dengan kemampuan dapat dijabar-kan seperti: modal kerja,
jumlah tenaga ahli, jum-lah peralatan, pengalaman kerja dan fasilitas kerja. Sedangkan
ruang lingkup pekerjaan meliputi bi-dang2 keahlian pekerjaan yg dikuasai oleh badan
badan tersebut.

2. Pengumuman lelang
Cara yang dipakai untuk mengumumkan pelelangan sebuah proyek biasanya memakai
iklan di media massa yang ditujukan kepada publik seperti misalnya lewat surat kabar,
majalah teknis profesi dan sebagainya. Bila proyeknya bersifat internasional, maka
iklannya dibuat dalam bahasa inggris dan juga lewat bantuan kedutaan asing yang ada.
Tender Terbuka adalah tender yang diumumkan kepada publik, dimana pekerjaan
proyek tersebut dapat dikerjakan oleh umum. Tentunya oleh badan-badan yang
sudah lulus prakwalifikasi. Biasanya tender terbuka dilakukan oleh proyek-proyek
pemerintah dan perusahaan swasta yang besar.
Dalam undangan untuk tender terbuka yang diiklankan, disebutkan antara lain apa
hakekat pekerjaannya, siapa pemiliknya, dan siapa pemberi dananya (misalnya
dana proyek yang dipinjam dari bank luar negeri). Para peminat dapat mengambil
dokumen tender dari proyek yang akan dilelang dan setelah mempelajarinya
sampailah pada tahapan yang ketiga yaitu Rapat Penjelasan Pekerjaan.
Tender tertutup merupakan kebalikan dari ten-der terbuka, dimana pekerjaan yang
akan di-lelangkan hanya dapat dikerjakan oleh bebera-pa badan yang sudah dikenal
dan memiliki ke-khususan tersendiri (keahlian khusus yang be-lum dimiliki badan
lain).
Pemberitahuannya lewat surat undangan/ secara lisan, lewat telepon dan
sebagainya. Proyek konstruksi dengan cara tender tertutup ini banyak dilakukan
oleh pihak swasta dan pemerintah yg membangun proyek yg sifatnya rahasia.

3. Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwyzing)


Pertemuan ini diadakan untuk tatap muka antara para peminat pekerjaan/calon kontraktor
dengan pihak pemilik. Dalam hal ini pemilik diwakili oleh konsultan perencana. Biasanya
untuk proyek-proyek pemerintah rapat ini diselenggarakan oleh panitia pelelangan.
Pembicaraan berkisar kepada dua bidang yaitu bidang administratif dan bidang teknis
proyek.
Bidang administrasi
Pada bidang administratif dijelaskan akan persyaratan persyaratan yang
tercantum dalam dokumen tender seandainya terdapat hal hal yang masih
meragukan misalnya tentang syarat-syarat pelelangan, bentuk surat penawaran,
referensi bank, NPWP dan lain-lain.
Bidang teknis
Pada bidang teknis proyek dijelaskan antara lain modifikasi baru atau ukuran
ukuran gambar yang tidak cocok dengan yang tertulis dalam spesifikasi teknis
pelaksanaan, gambar-gambar konstruksi yang sulit dimengerti/dibaca serta
kesalahan-kesalahan tulis yang terjadi.
Hasil dari pertemuan ini dibuatkan Berita Acara Penjelasan (aanwijzing) dan ditanda
tangani oleh dua wakil dari calon peserta pekerjaan, tergantung dari peraturan pelelangan
setempat. Dokumen Berita Acara ini kemudian menjadi bagian yang mengikat sebagai
dokumen tender tambahan (addendum). Seandainya pada rapat penjelasan pekerjaan yang
pertama ini dirasakan belum menyelesaikan semua masalah pelelangan dengan tuntas,
maka dapat diadakan pertemuan yang kedua. Biasanya hal itu dapat terjadi setelah
diadakan peninjauan ke lapangan oleh calon peserta. Peninjauan ke lapangan oleh calon
kontraktor sebelum mereka membuat penawarannya amat penting artinya. Banyak hal-hal
yang tidak dapat dilihat dengan jelas di lapangan.
4. Pembukaan Tender (Bid-Opening)
Pada hari yang telah ditentukan, semua calon peserta membawa penawarannya dan
dimasukkan ke dalam kotak pelelangan yang telah disediakan dan dilakukan sebelum
tender dibuka. Pada jam yang telah ditentukan dimana pemasukan surat-surat penawaran
dinyatakan ditutup, setelah itu masing-masing amplop penawaran dibuka satu persatu
dihadapan yang hadir.
Rekanan yang ikut dalam penawaran pekerjaan pemborongan ini diharuskan untuk
memberikan jaminan tender (Tender/Bid-Bond) kepada pemilik. Pada dasarnya jaminan
ini merupakan pernyataan bahwa mereka sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan
ini dan bilamana mereka mengundurkan diri, maka jaminan tender tersebut akan masuk ke
kantong Pemilik. Besarnya jaminan berkisar 1 % - 3 % dari biaya total pek fisik proyek.

5. Proses Evaluasi Tender


Pada proyek-proyek yang besar, terkadang terdapat data penawaran yang meragukan dan
umumnya calon kontraktor dimintai keterangan secara tertulis (clarification letters).
Jangka waktu evaluasi bisa memakan waktu beberapa hari atau lebih. Sistem evaluasi bisa
bermacam-macam caranya dan umumnya cara yang banyak dipakai yaitu dengan cara
sistem bobot/sistem skoring.
Masing masing aspek dari calon kontraktor diberi nilai seperti: metode kerjanya, peralatan
yang dipakai, kwalifikasi personil yang akan dipakai, bonafiditas perusahaan, harga
penawarannya, kelengkapan administrasinya dan lain-lain. Calon kontraktor yang paling
banyak mengum-pulkan angka biasanya yang ditunjuk sebagai calon pemenang

6. Penetapan Dan Penunjukan Pemenang


Untuk proyek-proyek pemerintah, berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka Panitia
pelelangan menetapkan calon-calon pemenang yang diusulkan kepada instansi yang
berwenang, yang kemudian menetapkan pemenangnya. Dari hasil keputusan pemenang
tadi, panitia Pelelangan mengumumkan hasilnya. Bila tidak ada sanggahan atau penolakan
atau apabila semua sanggahan telah dijawab maka tugas panitia Pelelangan telah selesai.
Calon peserta yang telah diputuskan untuk memenangkan tender ini oleh panitia evaluasi
kemudian diberitahu secara tertulis, dan sifat pemberitahuannya dapat terdiri dari dua hal
yaitu:
- Dengan memakai SPK (Surat Perintah Kerja).
- Dengan memakai Surat Pemberitahuan (Let-ter of Award) yang isinya menjelaskan
bahwa calon kontraktor telah menang.

Anda mungkin juga menyukai