Anda di halaman 1dari 50

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Bab ini berisi pengelolaan kasus yang dilakukan oleh penulis dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan. Tinjauan kasus ini

menggambarkan kemampuan analisis dan pemanfaatan yang optimal berbagai

faktor yang turut mendukung perbaikan status kesehatan klien dan keluarga.

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 IDENTITAS UMUM KELUARGA

3.1.1.1 Identitas Kepala Keluarga :

Nama : Tn. S Pendidikan : SD

Umur : 60 tahun Pekerjaan : Tukang Becak

Agama : Islam Alamat : Jl. MT. Haryono No. 157 RT 04 /

RW 04 Kelurahan Jogoyudan,

Kecamatan Lumajang

Suku : Jawa Nomor Telp : 081232745xxx

3.1.1.2 Komposisi Keluarga :

Tabel 3.1 Komposisi Keluarga Tn. S

No Nama L/P Umur Hub. Kel Pekerjaan Pendidikan


Kepala
1. Tn. S L 60 Th Tukang Becak SD
Keluarga
Ibu Rumah
2. Ny. S P 50 Th Istri Tidak Tamat SD
Tangga
3. Sdr. T L 29 Th Anak Tidak Bekerja SMA/ Aliyah

77
78

3.1.1.3 Genogram

Gambar 3.1 Genogram keluarga Tn. S

3.1.1.4 Type Keluarga ;

3.1.1.4.1 Jenis type keluarga :

Keluarga Tn. S merupakan Type Nuclear Family karena terdiri dari suami,

istri dan dua orang anak kandung.

3.1.1.4.2 Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :

Keluarga Tn. S mengatakan terkadang timbul perbedaan pendapat antara

Tn. S dan Ny. S tentang merawat Sdr. T yang memang mengalami gangguan jiwa.

Tetapi perbedaan pendapat tersebut bisa segera diatasi dengan pengertian dan

sikap saling mengalah antara Tn. S dan Ny. S

3.1.1.5 Suku Bangsa

3.1.1.5.1 Asal suku bangsa :

Keluarga Tn. S berasal dari suku jawa

3.1.1.5.2 Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :

Keluarga mengatakan saat Sdr. T sakit, Tn. S dan Ny. S membawanya ke

orang pintar dan juga kyai.


79

3.1.1.6 Agama dan Kepercayaan yang memepengaruhi kesehatan :

Ny. S mengatakan bahwa sakit yang diderita Sdr. T adalah sakit yang

dibuat oleh seseorang karena Sdr. T akan dinaikkan pangkat.

3.1.1.7 Status sosial ekonomi keluarga :

3.1.1.7.1 Anggota keluarga yang mencari nafkah :

Keluarga Tn. S mengatakan yang mencari nafkah sejak Sdr. S sakit

sekarang hanya Tn. S yaitu bekerja sebagai tukang becak.

3.1.1.7.2 Penghasilan :

Tn. S mengatakan bahwa penghasilan keluarganya tidak banyak namun

cukup untuk menghidupi keluarganya, dan tidak sampai berhutang ataupun

menunggak pembayaran keperluan tiap bulan seperti pembayaran listrik dan lain

sebagainya.

3.1.1.7.3 Upaya lain :

Untuk membantu Tn. S memperoleh penghasilan, Ny. S memanfaatkan

trotoar di depan rumahnya untuk bejualan bensin yag di bantu oleh Sdr. T yang

setiap hari berada di rumah karena tidak bekerja. Ny. S juga menerima penitipan

anak tetangganya.

3.1.1.7.4 Harta benda yang dimiliki :

Keluarga Tn. S memiliki sebuah motor yang setiap hari biasa digunakan

untuk mengulak bensin di POM dan digunakan untuk keperluan lainnya. Selain

itu Tn. S juga mempunyai sebuah becak yang Tn. S gunakan untuk mencari

nafkah setiap harinya. Keluarga Tn. S juga mempunyai rumah milik pribadi,

sebuah televisi dan sebuah handphone.


80

3.1.1.7.5 Kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulannya :

Keluarga mengatakan kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulannya

meliputi pembayaran listrik, berbelanja untuk setiap harinya dan keperluan lain

yang tidak terduga seperti biaya berobat dan lain sebagainya.

3.1.1.8 Aktivitas rekreasi keluarga ;

Untuk mengisi waktu luangnya, keluarga Tn. S biasa berada di rumah

untuk nonton TV, selain itu Ny. S juga mengasuh anak tetangganya yang

dititipkan kepada Ny. S ketika pergi bekerja.

3.1.2 RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

3.1.2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :

Tahap perkembangan keluarga Tn. S adalah tahap berdua kembali, karena

anak Tn. S yang pertama sudah berusia 36 tahun, dan sudah berkeluarga serta

menetap di Palembang sejak 11 tahun yang lalu.

3.1.2.2 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya

Keluarga Tn. S mengatakan anaknya yang pertama jarang mengunjungi

Tn. S dan keluarga di Lumajang karena rumahnya terlalu jauh, terkadang 4 tahun

sekali anak Tn. S berkunjung ke Lumajang. Untuk mengobati rasa rindu pada

anak pertama dan cucunya, Tn. S selalu berhubungan dengan anaknya lewat

telepon

3.1.2.3 Riwayat kesehatan keluarga saat ini :

3.1.2.3.1 Riwayat kesehatan keluarga saat ini :


81

Tn. S mempunyai 1 orang anak yang mengalami gangguan jiwa kurang

lebih 4 tahun terakhir ini. Gangguan jiwa yang dialami yaitu riwayat prilaku

kekerasan. Sdr. T akan menunjukkan marahnya ketika ada orang baru yang

bertamu ke rumahnya, Sdr. T selalu menanyakan surat-surat ijin bertamu, jika

orang yang bertamu tersebut tidak membawa surat yang dimaksud Sdr. T maka

Sdr. T tidak segan-segan untuk mengusir dan menunjukkan rasa marahnya yang

ditandai dengan nada suara meninggi, matanya melotot, wajah tegang dan tangan

mengepal. Selain itu, yang menyebabkan Sdr. T marah yaitu ketika Sdr.T bercerita

tentang masalah pekerjaannya sebagai satpam di masa lalu, selain itu Sdr. T bisa

menunjukkan marahnya ketika bercerita bahwa saat Sdr. T berada di Malang

tepatnya di RSJ Lawang, ada seseorang yang mengatakan bahwa dirinya gila.

Bahkan saat Sdr. T tidak segan segan mengancam dan menantang orang yang

mengatakan dirinya gila. Keluarga juga mengatakan bahwa Sdr. T menolak untuk

minum obat karena Sdr. T menganggap bahwa dirinya tidak sakit. Sdr. T juga

mengatakan bahwa dirinya jenuh karena terus-menerus minum obat. Jika keluarga

memaksa Sdr. T untuk minum obat, Sdr. T langsung marah-marah dengan

membentak keluarganya. Karena hal tersebut, maka keluarga sepakat untuk tetap

memberikan obat kepada Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T dengan

mencampurkan obat tersebut ke dalam makanan atau minuman Sdr. T

3.1.2.3.2 Riwayat penyakit keturunan :

Keluarga mengatakan bahwa tidak ada yang menderita penyakit keturunan

seperti gangguan jiwa, hipertensi ataupun diabetes mellitus.

3.1.2.3.3 Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga :

Tabel 3.2 Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga Tn. S


82

Keadaan Imunisa Masalah Tindakan yang


No Nama Umur
Kesehatan si Kesehatan telah dilakukan
Tidak memiliki
Tidak
1. Tn. S 60 th Sehat masalah -
tahu
kesehatan
Tidak memiliki
Tidak
2. Ny. S 50 th Sehat masalah -
tahu
kesehatan
Menjalani
Gangguan Gangguan
3. Sdr. T 31 th Lupa pengobatan rutin
Jiwa kejiwaan (RPK)
dari RSJ Lawang

3.1.2.3.4 Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :

Keluarga memanfaatkan puskesmas terdekat sebagai pemenuhan

kesehatan keluarganya, terutama untuk membeli obat yang harus dikonsumsi rutin

oleh Sdr. T.

3.1.2.3.5 Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

Keluarga mengatakan awal Sdr. T mengalami gangguan jiwa adalah dari

tahun 2010. Saat itu Sdr. T akan di angkat menjadi kepala satpam di Bank Mandiri

Banyuwangi tiba-tiba Sdr. T sakit perut yang sangat hebat dan badannya panas,

akhirnya Sdr. T dibawa pulang ke Lumajang. Setiba di lumajang keluarga

membawa Sdr. T ke orang pintar dan Kyai, menurut keluarga dari perut Sdr. T

keluar kawat sepanjang kurang lebih 10 cm. Setelah kawat tersebut keluar, sakit

perut yang dialami Sdr. T sembuh, tapi perilaku Sdr. T berubah. Sdr. T menjadi

pendiam, jika di ajak bicara diam saja dengan mata menghadap keatas, jika

disuruh makan, makanannya tidak dimakan, hanya dilihat saja. Terkadang Sdr. T

juga marah-marah dan membentak-bentak keluarganya tanpa sebab,terkadang Sdr.

T juga marah ketika keluarga memaksanya untuk makan. Karena keluarga takut

dan khawatir akan keadaan Sdr. T, akhirnya keluarga membawa Sdr T ke

Puskemas Rogotrunan, dari puskesmas disarankan agar Sdr. T dirawat di RSJ


83

Lawang, Malang agar mendapat pengobatan segera. Akhirnya keluarga membawa

Sdr. T ke RSJ Lawang, Malang. Disana Sdr. T dirawat di Ruang Bangau selama 1

bulan. Menurut petugas di RSJ, kondisi Sdr. T sudah mengalami perbaikan, maka

keluarga membawa Sdr T pulang. Pulang dari RSJ Lawang, Malang Sdr. T sudah

banyak perubahan. Sudah bisa beraktivitas seperti biasanya, tetapi Sdr. T

mengalami perubahan dalam berbicara. Kalimat yang digunakan dalam

berkomunikasi terkadang sulit untuk dipahami maksudnya, dan isi dari

pembicaraan kadang tidak ada hubungnnya dengan pertanyaan atau hal-hal yang

sedang dibicarakan. Sepulang dari RSJ, Sdr. T masih mau minum obat sendiri

dengan teratur, tetapi setelah beberapa lama tiba-tiba Sdr. T menolak minum obat

karena Sdr. T merasa kalau dia tidak sakit. Akhirnya keluarga memberikan

obatnya secara diam-diam dengan mencampurkan obat tersebut ke makanan atau

minuman Sdr. T. Selain itu, menurut Ny. S saat Sdr. T masih bekerja sebagai

satpam di Banyuwangi, Sdr. T pernah mengikuti ilmu-ilmu wahidiyah yang

diajarkan oleh kyai X, menurut keluarga ilmu tersebut akan menjadikan Sdr. T

menjadi orang pintar jika Sdr. T tidak terganggu oleh perempuan. Karena Sdr. T

menjalin hubungan dengan seorang perempuan, maka ilmu tersebut akan berbalik

merusak diri Sdr. T. Menurut keluarga, mungkin sakit yang di derita Sdr. T

tersebut dipengaruhi juga oleh pengamalan ilmu kanuragan yang tidak berhasil

tersebut.

Keluarga mengatakan Sdr. T riwayat putus minum obat karena Sdr. T

mengatakan sudah jenuh minum obat setiap hari. SDr. T beranggapan bahwa

dirinya tidak perlu minum obat karena Sdr. T tidak sakit. Keluarga mengatakan

setelah Sdr. T putus obat, Sdr. T jadi sering marah-marah dan kasar. Sehingga
84

keluarga memutuskan untuk memberikan kembali obat tersebut berupa (CPZ,

THP dan HLP) 3 kali dalam sehari dengan pengaturan dosis yang tidak sesuai

anjuran dokter yaitu tablet atau tablet karena kalau diberikan 1 tablet Sdr. T

mengeluhkan minumannya pait. Keluarga juga tidak pernah membawa Sdr. T

untuk kontrol agar mengetahui perkembangan kondisi kejiwaan Sdr. T.

3.1.3 PENGKAJIAN LINGKUNGAN

3.1.3.1 Karakteristik Rumah :

3.1.3.1.1 Luas Rumah : 10 x 10 m2

3.1.3.1.2 Type Rumah : Permanen

3.1.3.1.3 Kepemilikan : Pribadi

3.1.3.1.4 Jumlah dan ratio kamar / ruangan : 7 ruangan, 1 ruang tamu, 2 kamar, 1 ruang

bersantai, 1 ruang makan, 1 kamar mandi, dan 1 dapur.

3.1.3.1.5 Ventilasi / cendela : ukuran ventilasi sudah memenuhi rumah sehat yaitu 1/3 luas

rumah , jumlah ventilasi di rumah sebanyak 10. Yang sering di buka adalah

ventilasi di ruang tamu, di kamar orang tua dan di dapur penerangan cahaya

matahari ke rumah kurang baik, di ruang keluarga tampak tidak begitu terang dan

pada kamar Sdr. T pun terlihat gelap.

3.1.3.1.6 Pemanfaatan ruangan : pemanfaatan ruangan kurang baik terbukti tempat

penjemur baju dan botol-botol bensin berada di ruang tamu.

3.1.3.1.7 Septic tank : Ada

3.1.3.1.8 Sumber air minum : Ledeng

3.1.3.1.9 Kamar mandi / WC : air di kamar mandi bersih, tidak berbau dan berwarna, tidak

ada jentik jentik, WC berbentuk leher angsa dan selalu digunakan setiap hari.
85

3.1.3.1.10 Sampah : dibuang ditempat sampah dengan keadaan tertutup. Limbah RT :

dibuang di saluran air limbah.

3.1.3.1.11 Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah dan sekitar rumah bersih, tidak ada

sampah berserakan yang mengganggu kesehatan.

Denah:

Gambar 3.2 Denah rumah Tn. S

3.1.3.2 Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :

3.1.3.2.1 Kebiasaan :

Menurut keluarga semenjak Sdr. T sakit, Sdr. T tidak pernah lagi

berkumpul dengan tetangga di sekitar rumahnya jika ada waktu senggang, Sdr. T

lebih senang berada di dalam rumahnya membantu Ny. S berjualan bensin.

Keluarga mengatakan, Sdr. T akan mencurigai orang-orang baru yang bertamu

dirumahnya dan akan berubah marah dan mengusir orang tersebut karena Sdr. T

merasa ketenangannya diganggu.


86

3.1.3.2.2 Aturan/ Kesepakatan :

Keluarga mengatakan jika ada seseorang yang gangguan jiwa di sekitar

rumahnya, tidak dilakukan pemasungan.

3.1.3.2.3 Budaya :

Keluarga mengatakan masyarakat di sekitar rumahnya masih mempercayai

tentang adanya penyakit-penyakit yang berasal dari ulah seseorang dan masih

adanya kepercayaan untuk berobat ke selain tenaga medis misalnya ke kyai

maupun dukun, termasuk keluarga Tn. S.

3.1.3.3 Mobilitas Geografis Keluarga :

Tn. S mengatakan sudah mulai kecil menempati rumah ini dan tidak

pernah berpindah-pindah karena rumah ini dahulu adalah rumah orang tua Tn. S

dan semenjak Tn. S menikah rumah ini diberikan kepada Tn. S oleh orang tua Tn.

S.

3.1.3.4 Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :

Tn. S mengatakan tidak pernah berkumpul dengan tetangga-tetangganya

jika tidak ada hal-hal yang dirasa penting, Tn. S hanya mengikuti perkumpulan

RW setiap bulannya. Sedangkan menurut keluarga, semenjak Sdr. T sakit Sdr. T

tidak pernah lagi mengikuti perkumpulan apapun yang ada di lingkungan

rumahnya padahal Tn. S tidak pernah melarang Sdr. T untuk bersosialisasi,

bahkan Tn. S dan Ny. S sangat mendukung Sdr. T untuk menjalin hubungan

dengan siapapun terutama dengan perempuan.

3.1.3.5 Sistem Pendukung Keluarga :

Jarak rumah Tn. S dengan pelayanan kesehatan terdekat di daerah sekitar

rumahnya tidak jauh, kira-kira 1 km dari rumahnya, selain itu Tn. S juga memiliki
87

kendaraan bermotor dan becak untuk memudahkan keluarga menjangkau

pelayanan kesehatan yang ada di dekat rumahnya. Keluarga Tn. S juga memiliki

kartu JAMKESMAS yang digunakan untuk berobat Sdr. T ke RSJ Lawang,

Malang pada tahun 2010.

3.1.4 STRUKTUR KELUARGA

3.1.4.1 Pola/ Cara Komunikasi Keluarga :

Keluarga Tn. S selalu berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan

terkadang mengguanakan bahasa indonesia. Keluarga selalu bekomunikasi dengan

sopan terhadap masing-masing anggota keluarga maupun terhadap orang lain.

Keluarga mengatakan, semenjak Sdr. T sakit kalimat yang digunakan dalam

berkomunikasi terkadang sulit untuk dipahami maksudnya, dan isi dari

pembicaraan kadang tidak ada hubungnnya dengan pertanyaan atau hal-hal yang

sedang dibicarakan yang disebut dengan inkoheren. Selain itu Sdr. T sering

mencoba mendefinisikan sakit yang terjadi padanya dengan mengatakan, kalau

tumbuhan itu kronorofil, sedangkan kalau manusia apa? Pastinya mbak tau, mbak

kan dokter?. Hal tersebut disebut neologisme, yaitu membentuk kata-kata /

symbol/ tanda/kode baru yang tidak dimengerti secara umum, kadang-kadang

dirinya juga tidak mengerti apa yang dimaksud. Sdr. T juga sering mengatakan

kata kaku dan excelent saat diajak berbicara

3.1.4.2 Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga Tn. S dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan

suatu masalah adalah dengan cara musyawarah dengan anggota keluarganya. Hal

tersebut dilakukan untuk mendapatkan cara terbaik yang sesuai kehendak keluarga

agar masalah dapat teselesaikan dengan segera.


88

3.1.4.3 Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

Di dalam rumah tangganya Tn. S berperan sebagai kepala keluarga yang

bertugas untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Ny. S berperan sebagai istri

dan ibu rumah tangga yang bertugas merawat anaknya dan rumahnya. Sedangkan

Sdr. T adalah anak kedua di keluarga Tn. S, semenjak Sdr. T sakit Sdr. T tidak

bekerja lagi.

3.1.4.4 Nilai dan Norma dalam Keluarga:

Tn. S selalu mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada keluarganya,

menerapkan agar keluarganya selalu berbuat baik terhadap semua orang apalagi

yang mau bersilaturahmi ke rumahnya.

3.1.5 FUNGSI KELUARGA

3.1.5.1 Fungsi Afektif :

Tn S mengatakan selal mengajarkan anak dan istrinya untuk saling

menghargai dan menghormati antar anggota keluarga, saling mengasihi dan

menyayangi satu sama lain dan selalu berbuat baik terhadap semua orang.

3.1.5.2 Fungsi Sosialisasi :

3.1.5.2.1 Kerukunan hidup dalam RT :

Keluarga mengatakan tidak ada permasalahan yang menimbulkan

ketidaknyamanan baik dengan anggota keluarga maupun dengan tetangganya.

3.1.5.2.2 Interaksi dan hubungan dalam keluarga :

Hubungan antara anggota keluarga terjain dengan baik, jika ada perbedaan

pendapat sebisa mengkin untuk saling mengalah dan mengerti.


89

3.1.5.2.3 Anggota yang dominan dalam pengambilan keputusan :

Tn. S adalah kepala keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan

untuk menyelesaikan setiap masalah yang terjadi dalam keluraganya, tetapi

keputusan tersebut adalah hasil dari berunding dengan istrinya.

3.1.5.2.4 Kegiatan keluarga pada saat senggang :

Keluarga Tn. G biasanya menonton tv saat waktu luang, selain itu Ny. S

juga merawat anak tetangganya yang setiap pagi sampai siang dititipkan ke Ny. S

saat tetangganya tersebut sedang berangkat bekerja.

3.1.5.2.5 Partisipasi dalam kegiatan sosial :

Keluarga selalu mengikuti pengajian wahidiyah yang diadakan di tiap-tiap

daerah. Tn, S mengatakan bahwa Sdr. T sudah tidak pernah lagi mengikuti

kegiatan sosial yang ada di lingkungan rumahnya semenjak Sdr. T sakit.

3.1.5.3 Fungsi Perawatan Kesehatan :

3.1.5.3.1 Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/ masalah kesehatan

keluarganya :

Keluarga mengatakan bahwa sakit yang diderita Sdr. T ini adalah sakit

yang dikirim oleh seseorang saat Sdr. T akan dinaikan jabatan menjadi kepala

satpam di tempat kerjanya dahulu. Keluarga masih belum mengerti tentang

penyakit gangguan jiwa berupa riwayat perilaku kekerasan yang diderita Sdr. T

3.1.5.3.2 Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :

Karena keluarga tidak mengerti tentang sakit yang diderita oleh Sdr. T

maka keluarga mengambil keputusan untuk mengobatkan ke orang pintar, kyai

dan petugas kesehatan. Akhirnya sekitar kurang lebih 4 tahun yang lalu keluarga
90

membawa Sdr. T berobat ke RSJ Lawang, Malang atas saran petugas kesehatan

puskesmas Rogotrunan. Sdr. T dirawat di RSJ Lawang, malang selama 1 bulan.

3.1.5.3.3 Kemampuan keluarga merawat keluarga yang sakit :

Keluarga mengatakan jika Sdr. T tiba-tiba marah karena teringat dengan

masa lalu tentang masalah pekerjaannya dan di datangi orang baru di rumahnya,

keluarga hanya diam saja tidak berani menegur dan berusaha mengalihkan

perhatian, tetapi kadang cara tersebut tidak berhasil. Selain itu, keluarga juga rutin

memberikan obat dari RSJ Lawang, malang tanpa sepengetahuan Sdr. T karena

Sdr. T akan marah jika di suruh minum obat karena Sdr. T menganggap bahwa

Sdr. T tidak sakit. Menurut keterangan keluarga, keluarga tidak pernah lagi

membawa Sdr. T untuk kontrol tentang perkembangan kondisi kejiwaan Sdr. T

semenjak Sdr. T keluar dari RSJ Lawang, Malang.

3.1.5.3.4 Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :

Penataan lingkungan rumah Tn. S kurang baik terbukti tempan penjemur

baju dan botol-botol bensin berada di ruang tamu.

3.1.5.3.5 Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:

Keluarga selalu menggunakan jasa puskesmas dalam memenuhi kebutuhan

kesehatan keluarganya, terutama jika mengambil obat untuk Sdr. T.

3.1.5.4 Fungsi Reproduksi :

3.1.5.4.1 Perencanaan jumlah anak :

Tn. S dan Ny. S sudah tidak merencanakan untuk mempunyai anak lagi

karena sudah tua


91

3.1.5.4.2 Akseptor :

Ny. S tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun sewaktu masih

muda dulu.

3.1.5.4.3 Keterangan Lain :

Ny. Sudah berhenti menstruasi kurang lebih 3 tahun yang lalu.

3.1.5.5 Fungsi Ekonomi :

3.1.5.5.1 Upaya pemenuhan sandang pangan :

Keluarga Tn. S memenuhi sandang pangan dari penghasilan Tn. S yang

bekerja sebagai tukang becak dan perolehan uang dari penjualan bensin di depan

rumahnya. Selain itu Ny. S juga mendapatkan uang hasil dari mengurus anak

tetangganya yang dititipkan kepada Ny. S saat tetangganya berangkat bekerja.

3.1.5.5.2 Pemanfaatan sumber di masyarakat :

Keluarga memanfaatkan trotoar yang ada di depan rumahnya untuk

tempat berjualan bensin untuk tambahan penghasilan bagi keluarga.

3.1.6 STRES DAN KOPING KELUARGA

3.1.6.1 Stressor jangka pendek :

Keluarga mengatakan setiap ada orang baru yang bertamu ke rumah Tn. S,

sdr. T selalu curiga dan selalu menanyakan surat-surat untuk bertamu dan Sdr. T

tidak segan-segan mengusir tamu dari rumahnya dengan suara tinggi.

3.1.6.2 Stressor jangka panjang :

Keluarga mengatakan ingin Sdr. T segera menikah dan bekerja kembali

agar Sdr. T bisa sembuh dan kembali normal sseperti dahulu kala.
92

3.1.6.3 Respon keluarga terhadap stressor :

Keluarga tidak pernah putus asa dan tidak malu dengan kondisi Sdr. T

yang seperti saat ini, keluarga selalu berusaha untuk kesembuhan Sdr. T dengan

membawa Sdr. T ke pelayanan medis maupun non medis. Selain itu keluarga juga

rutin memberikan obat dari RSJ Lawang, Malang. Keluarga juga tidak pernah

membatasi dan selalu mendukung Sdr. T untuk melakukan berbagai hal untuk

menghilangkan kejenuhannya seperti mengijinkan Sdr. T untuk berkendara

sepedah motor tiap pagi atau setiap Sdr. T ingin berkendara.

3.1.6.4 Strategi koping :

Koping yang digunakan keluarga dalam mengatasi stressor sudah adaptif,

terbukti keluarga selalu berusaha untuk kesembuhan Sdr. T dengan membawa Sdr.

T ke RSJ Lawang, Malang dan selalu memberikan obat dari RSJ Lawang, Malang

dengan teratur walaupun tanpa sepengetahuan Sdr. T yang tidak mau meminum

dengan cara mencampurkan obatnya ke makanan ataupun minuman Sdr. T.

3.1.6.5 Strategi adaptasi disfungsional :

Jika ada orang baru yang bertamu ke rumahnya, Sdr. T tidak segan-segan

mengusir orang tersebut jika tidak membawa surat ijin bertamu seperti yang

dimaksud Sdr. T. Hal itu dilakukan Sdr. T karena Sdr. T curiga bahwa orang

tersebut akan akan mengganggu ketenangannya dan keluarganya. Sdr. T selalu

mengunggkapkan perasaan lelahnya terhadap masalahnya dengan pekerjaannya di

masa lalu.

3.1.7 KEADAAN GIZI KELUARGA


93

3.1.7.1 Pemenuhan gizi :

Untuk memenuhi gizi, keluarga selalu makan makanan yang bersih dan

bergizi seperti nasi, sayur mayur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Tn. S

bekerja sebagai tukang becak.

3.1.7.2 Upaya Lain :

Ny. S berjualan bensin di trotoar depan rumahnya, dan mengurus anak

tetangganya setiap tetangganya berangkat kerja. Hal itu dilakukan untuk

menambah penghasilan keluarga yang digunakan untuk berbelanja agar gizi

keluarga bisa terpenuhi dengan baik.

3.1.8 PEMERIKSAAN FISIK

3.1.8.1 Identitas

Nama : Sdr. T

Umur : 29 tahun

Pendidikan : SMA/ Aliyah

Pejerjaan : Tidak bekerja

3.1.8.2 Keluhan/ Riwayat Penyakit Saat Ini :

Keluarga mengatakan jika ada orang baru yang bertamu ke rumahnya, Sdr.

T tidak segan-segan mengusir orang tersebut jika tidak membawa surat ijin

bertamu seperti yang dimaksud Sdr. T. Hal itu dilakukan Sdr. T karena Sdr. T

curiga bahwa orang tersebut akan akan mengganggu ketenangannya dan

keluarganya. Sdr. T selalu mengunggkapkan perasaan lelahnya terhadap

masalahnya dengan pekerjaannya di masa lalu. Selain itu Sdr. T juga sudah lelah

dan marah jika teringat di katai gila oleh seseorang saat Sdr. T berada di Malang.

3.1.8.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya:


94

Keluarga mengatakan awal Sdr. T mengalami gangguan jiwa adalah dari

tahun 2010. Saat itu Sdr. T akan di angkat menjadi kepala satpam di Bank Mandiri

Banyuwangi tiba-tiba Sdr. T sakit perut yang sangat hebat dan badannya panas,

akhirnya Sdr. T dibawa pulang ke Lumajang. Setiba di lumajang keluarga

membawa Sdr. T ke orang pintar dan Kyai, menurut ujar keluarga dari perut Sdr. T

keluar kawat sepanjang kurang lebih 10 cm setelah kawat tersebut keluar, sakit

yang dialami Sdr. T sudah sembuh tapi perilaku Sdr. T berubah. Sdr. T jadi

pendiam, jika di ajak bicara diam saja, dengan mata menghadap keatas, jika

disuruh makan, makanan nya tidak dimakan hanya dilihat saja. Terkadang Sdr. T

juga marah-marah dan membentak-bentak keluarganya tanpa sebab, atau jika

keluarga memaksanya untuk makan. Karena keluarga takut dan khawatir akhirnya

keluarga membawa Sdr T ke puskemas Rogotrunan, dari puskesmas disarankan

agar Sdr. T dirawat di RSJ Lawang, Malang agar mendapat pengobatan segera.

Akhirnya keluarga membawa Sdr. T ke RSJ Lawang, malang. Disana Sdr. T

dirawat selama 1 bulan. Menurut petugas di RSJ Sdr. T sudah mengalami

perbaikan maka keluarga membawa Sdr T pulang. Pulang dari RSJ Lawang,

Malang Sdr. T sudah banyak perubahan. Sudah bisa beraktivitas seperti biasanya,

tetapi Sdr. T mengalami perubahan dalam berbicara. Kalimat yang digunakan

dalam berkomunikasi terkadang sulit untuk dipahami maksudnya, dan isi dari

pembicaraan kadang tidak ada hubungnnya dengan pertanyaan atau hal-hal yang

sedang dibicarakan. Sepulang dari RSJ Sdr. T masih mau minum obat sendiri

dengan teratur, tetapi setelah beberapa lama tiba-tiba Sdr. T menolak minum obat

karena Sdr. T merasa kalau dia tidak sakit. Akhirnya keluarga memberikan
95

obatnya secara diam-diam dengan mencampurkan obat tersebut ke makanan atau

minuman Sdr. T.

3.1.8.4 Tanda-tanda Vital :

TD : 130/90 mmHg

N : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,50 C

3.1.8.5 Sistem Kardiovaskuler :

Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V MCL

Perkusi : Pekak

Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler

3.1.8.6 Sistem Respirasi :

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retaksi dinding dada

Palpasi : Vocal fremitus teraba lebih keras di punggung kanan atas

Perkusi : Sonor di semua lapang paru

Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler

3.1.8.7 Sistem Gastrointestinal (GI Tract) :

Inspeksi : Tidak tampak vena abdomen

Auskultasi : Bisusng usus 15 x/menit

Palpasi : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Thympani di semua kuadran

3.1.8.8 Sistem Persarafan :

Tingkat kesadaran : compos mentis


96

GCS : E4V5M6

3.1.8.9 Sistem Muskuloskeletal :

Kekuatan otot 5 5

5 5

3.1.8.10 Sistem Genetalia :

Tidak dilakukan pemeriksaan

3.1.9 HARAPAN KELUARGA

3.1.9.1 Terhadap masalah kesehatan :

Keluarga berharap anaknya memiliki teman untuk ngobrol supaya tidak

jenuh berada dirumah, keluarga berharap anaknya bisa segera menikah dan

bekerja, mungkin dengan begitu anaknya bisa sembuh dan kembali normal seperti

dahulu.

3.1.9.2 Terhadap petugas kesehatan yang ada :

Keluarga mengatakan agar petugas kesehatan lebih memperdulikan orang-

orang seperti anaknya dan kalau memang bisa selalu di kunjungi dan diajak

ngobrol serta diberi terapi agar mempercepat kesembuhan.


97

3.1.10 PEMERIKSAAN FISIK


Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik keluarga Tn. S
No Pemeriksa Tn. S Ny. S Sdr. T
an
1. Kepala Proporsional dengan Proporsional dengan Proporsional
tubuh, rambut tubuh, rambut dengan tubuh,
bersih, warna putih bersih, warna putih rambut bersih,
warna hitam
2. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran
tiroid tiroid kelenjar tiroid
3. TD 130/90 mmHg 130/80 mmHg 130/90 mmHg
4. Mata Simetris,konjungtiva Simetris,konjungtiva Simetris,konjungtiv
tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera a tidak anemis,
tidak ikterik tidak ikterik sklera tidak ikterik
5. Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penciuman baik, penciuman baik, penciuman baik,
tidak ada pernafasan tidak ada pernafasan tidak ada
cuping hidung cuping hidung pernafasan cuping
hidung
6. Mulut Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa
lembab, tidak ada lembab, tidak ada bibir lembab, tidak
stomatitis stomatitis ada stomatitis
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
penggunaan otot penggunaan otot penggunaan otot
bantu nafas, bantu nafas, bantu nafas,
auskultasi paru auskultasi paru auskultasi paru
vesikuler vesikuler vesikuler
8. Perut Tidak ada massa, Tidak ada massa, Tidak ada massa,
tidak terlihat vena tidak terlihat vena tidak terlihat vena
abdomen, tidak ada abdomen, tidak ada abdomen, tidak ada
distensi abdomen distensi abdomen distensi abdomen
9. Tangan Tidak ada kontraktur Tidak ada kontraktur Tidak ada
sendi, tidak ada sendi, tidak ada kontraktur sendi,
98

edema, kekuatan otot edema, kekuatan otot tidak ada edema,


5/5 5/5 kekuatan otot 5/5
10. Kaki Tidak ada kontraktur Tidak ada kontraktur Tidak ada
sendi, tidak ada sendi, tidak ada kontraktur sendi,
edema, kekuatan otot edema, kekuatan otot tidak ada edema,
5/5 5/5 kekuatan otot 5/5

3.2 ANALISA DATA


Tabel 3.4 Analisa data
No Tanggal Data Diagnosa
. Keperawata
n
1. 3 Juni Ds : Resiko
2015 - Sdr. T mengatakan marah jika ada yang perilaku
mengatakannya gila seperti saat berada di
kekerasan
Malang. Sdr. T juga mengancam dan menantang
orang yang mengatainya gila. berhubungan
Do :
dengan
- Sdr. T bercerita dengan nada tinggi
ketidakmamp
- Mata Sdr. T melotot
- Tangan Sdr. T mengepal uan keluarga
- Badan Sdr. T condong kedepan seakan bersiap
dalam
untuk menyerang
- Sdr. T selalu mencurigai orang-orang baru yang merawat Sdr.
bertamu ke rumahnya dengan menanyakan surat
T yang
ijin bertamu kepada orang yang bertamu
kerumahnya mempunyai
- Sdr. T pernah dirawat di RSJ Lawang, Malang
99

di Ruang Bangau tahun 2010 riwayat


- Sdr. T mengkonsumsi obat dari RSJ berupa CPZ
perilaku
(chlorpromazine), HLP (haloperidol), dan THP
(trifluoperazine) kekerasan
- Keluarga hanya diam saja ketika Sdr. T marah-
marah

2. 3 Juni Ds : Ketidakefekti
2015 - Keluarga mengatakan Sdr. T tidak mau minum fan
obat karena menurut Sdr. T dirinya tidak sakit.
penatalaksana
- Keluarga mengatakan Sdr. T sudah jenuh untuk
minum obat an program
- Keluarga mengatakan tidak pernah membawa
terapeutik
Sdr. T kontrol ke RSJ semenjak Sdr. T pulang
dari RSJ Lawang, Malang berhubungan
- Keluarga mengatakan memberikan obat
dengan
menggunakan takaran sendiri sesuai keadaan
Sdr. T ketidakmamp
Do :
uan keluarga
- Keluarga mencampurkan obat ke
dalam
- makanan atau minuman Sdr. T tanpa
sepengetahuan Sdr. T merawat Sdr.
- Sdr. T menolak minum obat yang langsung
T
diberikan kepada Sdr. T
- Dosis pemberian obat pada Sdr. T tidak sesuai
advise dokter. Keluarga membuat takaran
sendiri, terkadang diminumkan tablet atau
tablet.

3. 3 Juni Ds : Hambatan
2015 - Sdr. T mengatakan merasa terganggu dengan interaksi
adanya orang baru yang bertamu ke rumahnya
sosial
- Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga
terhadap orang baru yang bertamu ke rumahnya berhubungan
sehingga Sdr. T marah apabila orang baru yang
dengan
bertamu tersebut tidak membawa surat ijin
bertamu seperti yang dimaksud Sdr. T ketidakmamp
Do :
uan keluarga
- Laporan keluarga tentang perubahan gaya atau
dalam
pola komunikasi
- Sdr. T menunjukkan marahnya ketika didatangi merawat Sdr.
orang baru.
T
- Keluarga hanya diam saja ketika Sdr. T
menunjukkan rasa curiga dan marahnya kepada
100

orang baru yang bertamu ke rumahnya


4. 3 Juni Ds : Gangguan
2015 - Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga proses pikir
terhadap orang-orang baru yang datang ke
berhubungan
rumahnya untuk bertamu
Do : dengan
- Sdr. T selalu menanyakan surat-surat ijin ketidakmamp
bertamu kepada orang-orang baru yang bertamu
uan keluarga
ke rumahnya
- Sdr. T egosentris dalam
- Keluarga mengatakan bahwa sakit yang diderita
mengenal
anaknya adalah sakit yang dikirim oleh
seseorang. masalah
kesehatan
5. 3 Juni Ds : Potensial
2015 - Keluarga mengatakan selalu memberikan obat terjadi
kepada Sdr. T secara teratur meski tanpa
keefektifan
sepengetahuan Sdr. T agar Sdr. T bisa tenang.
Do : penatalaksana
- Keluarga mencampurkan obat berupa CPZ, HLP an program
dan THP kedalam minuman Sdr. T
terapeutik
- Keluarga menggunakan JAMKESMAS dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan berupa
perawatan Sdr. T di RSJ Lawang, Malang
101

3.3 SCORING/ PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


3.3.1 Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Sdr. T yang
mempunyai riwayat perilaku kekerasa
Tabel 3.5 Scoring diagnosa keperawatan keluarga
N Nila Bob
Kriteria Score Pembenaran
o i ot
1. Sifat masalah : 2 1 2/3 x 1 = - Sdr. T mengatakan marah jika ada yang mengatakannya gila seperti saat berada
di Malang. Sdr. T juga mengancam dan menantang orang yang mengatainya
Resiko 2/3
gila.
- Sdr. T bercerita dengan nada tinggi, mata melotot, dan tangan mengepal
- Sdr. T selalu mencurigai orang-orang baru yang bertamu ke rumahnya dengan
menanyai surat ijin bertamu kepada orang yang bertamu kerumahnya
- Sdr. T pernah dirawat di RSJ Lawang, Malang tahun 2010
- Sdr. T mengkonsumsi obat dari RSJ berupa CPZ, HLP, dan THP
2. Kemungkinan masalah 1 2 x 2 = - Sdr. T menolak untuk minum obat dari RSJ Lawang, Malang karena merasa
dirinya tidak sakit
untuk diubah: 1
- Keluarga tidak pernah mengajak Sdr. T kontrol
Sebagian - Keluarga tetap memberikan obat pada Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
3. Potensial untuk dicegah 2 1 2/3 x 1 = - Keluarga hanya diam saja jika Sdr. T marah dan mengusir orang baru yang
bertamu ke rumahnya
: 2/3
- Keluarga tetap memberrikan obat dengan rutin tanpa sepengetahuan Sdr. T
Cukup
4. Menonjolnya masalah: 2 1 2/2 x 1 = - Meskipun Sdr. T tidak mau minum obat, keluarga tetap memberrikan obat
dengan rutin tanpa sepengetahuan Sdr. T
Ada masalah dan harus 1
- Keluarga membawa Sdr. T berobat ke orang pintar, Kyai, puskesmas dan ke RSj
diatasi segera Lawang, Malang
Score 3 1/3
102

3.3.2 Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat Sdr. T
N Nila Bob
Kriteria Score Pembenaran
o i ot
1. Sifat masalah : 3 1 3/3/ x 1 - Keluarga mengatakan tidak pernah membawa Sdr. T kontrol ke RSJ semenjak
Sdr. T pulang dari RSJ Lawang, Malang
Aktual =1
- Keluarga mengatakan memberikan obat menggunakan takaran sendiri sesuai
keadaan Sdr. T
2. Kemungkinan masalah 1 2 x 2 = - Keluarga mencampurkan obat ke makanan atau minuman Sdr. T tanpa
sepengetahuan Sdr. T
untuk diubah: 1
Sebagian
3. Potensial untuk 1 1 1/3 x 1 = - Keluarga mengatakan tidak pernah membawa Sdr. T kontrol ke RSJ semenjak
Sdr. T pulang dari RSJ Lawang, Malang
dicegah : 1/3
- Keluarga mengatakan memberikan obat menggunakan takaran sendiri sesuai
Rendah keadaan Sdr. T
- Keluarga mengatakan Sdr. T tidak mau minum obat karena menurut Sdr. T
dirinya tidak sakit.
- Keluarga mengatakan Sdr. T sudah jenuh untuk minum obat
4. Menonjolnya masalah: 1 1 x 1 = - Keluarga tetap memberikan obat secara rutin dengan mencampurkan obat ke
makanan atau minuman Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
Ada masalah, tetapi
tidak harus segera
103

diatasi
Score 2 5/6

3.3.3 Diagnosa Keperawatan : Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Sdr. T
N Nila Bob
Kriteria Score Pembenaran
o i ot
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = - Sdr. T mengatakan merasa terganggu dengan adanya orang baru yang bertamu
ke rumahnya
Aktual 1
- Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga terhadap orang baru yang bertamu ke
rumahnya sehingga Sdr. T marah apabila orang baru yang bertamu tersebut
tidak membawa surat ijin bertamu seperti yang dimaksud Sdr. T
- Laporan keluarga tentang perubahan gaya atau pola komunikasi
- Sdr. T menunjukkan marahnya ketika didatangi orang baru.
2. Kemungkinan masalah 1 2 x 2 = - Keluarga hanya diam saja jika Sdr. T marah dan mengusir orang baru yang
bertamu ke rumahnya
untuk diubah: 1
- Keluarga tetap memberikan obat secara rutin dengan mencampurkan obat ke
Sebagian makanan atau minuman Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
104

3. Potensial untuk dicegah 2 1 2/3 x 1 = - Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga terhadap orang baru yang bertamu ke
rumahnya sehingga Sdr. T marah apabila orang baru yang bertamu tersebut
: 2/3
tidak membawa surat ijin bertamu seperti yang dimaksud Sdr. T
Cukup - Keluarga tetap memberikan obat secara rutin dengan mencampurkan obat ke
makanan atau minuman Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
4. Menonjolnya masalah: 1 1 x 1 = - Keluarga hanya diam saja jika Sdr. T marah dan mengusir orang baru yang
bertamu ke rumahnya
Ada masalah tetapi
- Keluarga tetap memberikan obat dengan rutin tanpa sepengetahuan Sdr. T
tidak harus segera di
atasi
Score 3 1/6

3.3.4 Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir berupa waham curiga pada Sdr. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan Sdr. T

N Bob
Kriteria Nilai Score Pembenaran
o ot
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = - Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga terhadap orang-orang baru yang
datang ke rumahnya untuk bertamu
105

Aktual 1 - Sdr. T selalu menanyakan surat-surat ijin bertamu kepada orang-orang baru
yang bertamu ke rumahnya
- Sdr. T egosentris
- Keluarga mengatakan bahwa sakit yang diderita anknya adalah sakit yang
dikirim oleh seseorang.
2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = - Keluarga tidak pernah mengajak Sdr. T kontrol
masalah untuk 1 - Keluarga tetap memberikan obat pada Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
diubah:
Sebagian
3. Potensial untuk 1 1 1/3 x 1 = - Keluarga hanya diam saja jika Sdr. T marah dan mengusir orang baru yang
dicegah : 1/3 bertamu ke rumahnya
Rendah
4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = - Keluarga mengatakan Sdr. T akan marah kepada orang yang dicurigainya
masalah: 1 termasuk orang-orang baru yang
Ada masalah, dan
harus segera diatasi
Score 3 1/3

3.3.5 Potensial terjadi keefektifan penatalaksanaan program terapeutik


N Kriteria Nila Bob Score Pembenaran
106

o i ot
1. Sifat masalah : 1 1 1/3 x 1 - Keluarga mengatakan tetap memberikan Obat berupa CPZ, THP, dan HLP
keoada Sdr. T secara teratur meskipun tanpa sepengetahuan Sdr. T untuk
Potensial = 1/3
mencegah kemarahan Sdr. T
- Keluarga mengguanakan JAMKESMAS untuk mendapatkan pelayanan berupa
perawatan di RSJ Lawang, Malang
2. Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 = - Keluarga mengatakan kalau Sdr. T sampai putus obat, Sdr. T akan kambuh lagi
- Keluarga memiliki JAMKESMAS dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
untuk diubah: 2
Mudah
3. Potensial untuk dicegah 3 1 3/3 x 1 = - Keluarga mengatakan Sdr. T mengalami gangguan jiwa selama kurang lebih 4
tahun.
: 1
- Keluarga mengatakan Sdr. T tidak mau minum obat tetapi keluarga tetap
Tinggi memberikan obat dengan rutin tanpa sepengetahuan Sdr. T dengan cara
mencampurkan obat tersebut kedalam makanan atau minuman Sdr. T
4. Menonjolnya masalah: 2 1 2/2 x 1 = - Keluarga mengatakan harus terus memberikan obat kepada Sdr. T secara teratur
agar sdr. T bisa tenang dan tidak mudah marah-marah.
Ada masalah dan harus 1
diatasi segera
Score 3 1/3
107

3.4 Diagnosa keperawatan sesuai prioritas :

3.4.1 Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat Sdr. T yang mempunyai riwayat perilaku kekerasa. (3 1/3)

3.4.2 Gangguan proses pikir berupa waham curiga pada Sdr. T berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan Sdr. T. (3 1/3)

3.4.3 Potensial terjadi keefektifan penatalaksanaan program terapeutik. (3 1/3)

3.4.4 Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat Sdr. T. (3 1/6)

3.4.5 Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat Sdr.T. (2 5/6)


108

3.5 INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA


Tabel 3.6 Intervensi keperawatan keluarga
Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawata
TUK TUM Kriteria Standart
n
Resiko Setelah dilakukan tindakan Setelah Psikomoto 1. Keluarga mampu 1. Identifikasi perilaku yang mengindikasikan
merawat pasien dengan kekerasan terhadap orang lain, sebutkan
perilaku keperawatan selama 3 x dilakukan r
perilaku kekerasan perilakunya
kekerasan kunjungan diharapkan tidak tindakan dengan benar sesuai SP 2. Identifikasi situasi yang memicu kekerasan,
Pasien dan SP Keluarga sebutkan situasinya
berhubungan terjadi perilaku kekerasan dengan keperawatan
yang diajarkan oleh 3. Kaji apakan pasien mengkonsumsi obat
dengan kriteria hasil : selama 3 x perawat psikotropika sesuai resep
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan
ketidakmamp - Mengidentifikasi faktor yang kunjungan
meyakinkan
menyebabkan perilaku
uan keluarga diharapkan 5. Anjurkan kepada keluarga mengatur ruangan
kekerasan
yang aman
dalam - Mengidentifikasi cara keluarga
6. Turunkan rangsangan lingkungan yang dapat
alternatif untuk mengatasi
merawat Sdr. dapat disalahartikan sebagai suatu ancaman
masalah
7. Ajarkan strategi penyelesaian masalah (SP
T yang - Tidak menganiaya orang lain merawat
pasien dengan riwayat perilaku kekerasan)
secara fisik, emosi atau
mempunyai pasien 8. Ajarkan keluarga merawat pasien dengan
seksual
riwayat perilaku kekerasan (SP keluarga)
riwayat perilaku
perilaku kekerasan
109

kekerasa
Gangguan Setelah dilakuakan tindakan Setelah Kognitif 1. Keluarga mampu 1. Pantau isi waham yang membahayakan atau
mengenali tanda, gejala mengakibatkan kekerasan terhadap diri sendiri
proses pikir keperawatan selama 3 x dilakukan
dan perilaku yang atau orang lain
berupa kunjungan diharapkan tidak tindakan muncul pada pasien 2. Pantau efek samping dan efek terapeutik obat
yang mengalami 3. Beri pendidikan kesehatan kepada pasien dan
waham terjadi gangguan proses pikir keperwatan
gangguan proses pikir keluarga jika waham terjadi akibat penyakit,
curiga pada dengan kriteria hasil : selama 3 x (waham) misalnya : delirium, skizofrenia, atau depresi
4. Kolaborasi pembeian obat antipsikotik secara
Sdr. T - Tidak menunjukkan halusinasi kunjungan
2. Keluarga mampu teratur
atau waham
berhubungan menit merawat pasien yang 5. Anjurkan keluarga memberikan umpan balik
- Tidak mudah distraksi
mengalami gangguan positif dan penguatan untuk perilaku yang sesuai
dengan diharapkan
proses pikir berupa 6. Hindari perdebatan tentang keyakinan yang
ketidakmamp keluarga waham curiga salah, pernyataan tentang keraguan terhadap
kenyataan
uan keluarga mampu
7. Dukung pasien untuk mengungkapkan
dalam mengenal wahamnya
8. Kurangi stimulus lingkungan yang berlebihan,
mengenal tentang Psikomoto
jika diperlukan
masalah gangguan r
kesehatan proses pikir
Sdr. T (waham
curiga).
Hambatan Setelah dilakukan tindakan Setelah Psikomoto 1. Keluarga dapat 1. Kaji pola dasar interaksi antara pasien dan orang
memberikan alternatif lain
110

interaksi keperawatan selama 3 x dilakukan r tindakan yang 2. Berikan informasi tentang sumberr-sumber di
memungkinkan pasien komunitas yang dapat membantu pasien untuk
sosial kunjungan diharapkan interaksi tindakan
untuk berinteraksi meningkatkan interaksi sosial
berhubungan sosial dapat terjalin dengan baik keperawatan dengan baik 3. Identifikasi perubahan perilaku tertentu
4. Identifikasi tugas-tugas yang dapat
dengan selama 3 x
2. Keluarga dapat meningkatkan atau memperbaiki interaksi sosial
ketidakmamp kunjungan berpartisipasi dalam 5. Lakukan mediasi antara pasien dan orang lain
memberikan kegiatan jika pasien menunjukkan perilaku negatif
uan keluarga diharapkan
yang mendorong pasien 6. Anjurkan pasien sabar dalam berhubungan
dalam keluarga untuk banyak 7. Berikan umpan balik positif jika pasien dapat
berinteraksi dengan berinteraksi dengan orang lain
merawat Sdr. dapat
orang lain sehingga
T merawat pasien akan terlatih
untuk berinteraksi
pasien
dengan baik
dengan
hambatan
interaksi
Ketidakefekti Setelah dilakukan tindakan Setelah Psikomoto 1. Keluarga dapat 1. Kaji tingkat pemahaman pasien terhadap
merawat Sdr. T dengan penyakit, komplikasi dan program terapi untuk
fan keperawatan selama 3 x dilakukan r
membantu mengetahui defisit pengetahuan
penatalaksan kunjungan diharapkan pasien tindakan melaksanakan program 2. Lakukan wawancara dengan pasien dan keluarga
terapi seperti rutin untuk menentukan area masalah dalam
aan program dapat mematuhi program keperawatan
kontrol untuk mengintegrasikan program terapi ke dalam gaya
terapeutik terapeutik yang sedang dijalani selama 3x mengetahui hidup
111

berhubungan dengan kriteria hasil : kunjungan perkembangan 3. Hargai alasan pasien untuk menginginkan
kejiwaan Sdr. T perubahan
dengan - Menyusun dan mematuhi diharapkan
2. Keluarga dapat 4. Berikan informasi kepada keluarga tentang
rencana untuk mencapai
ketidakmamp keluarga merawat Sdr. T dengan penyakit, komplikasi dan program terapeutik
program terapeutik
membantu memberikan 5. Identifikasi langkah yang akan diambil oleh
uan keluarga - Mengidentifikasi kendala yang dapat
obat secara rutin setiap pasien dan keluarga dalam memenuhi program
menghambat kepatuhan
dalam merawat Sdr. hari terapeutik
terhadap programa terapeutik
6. Beri arahan dan dukungan untuk memotivasi
merawat Sdr. - Menghindari perilaku beresiko T untuk
kepatuhan kontinu pasien terhadap terapi
- Menggunakan peralatan dan
T memenuhi
alat terapeutik dengan benar
program
terapeutik
dengan baik
3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Tabel 3.7 Implementasi dan evaluasi keperawatan keluarga
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
3 Juni Resiko 1.Mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan kekerasan S:
terhadap orang lain, sebutkan perilakunya
2015 perilaku - Sdr. T mengatakan sudah lelah dengan orang-orang yang
- Sdr. T menanyakan surat ijin bertamu kepada orang
mengganggu ketenangannya dirumahnya
kekerasan baru yang bertamu ke rumahnya dengan nada suara
- Sdr. T mengatakan sudah lelah dengan pihak BRAVO yang
tinggi, mata melotol, tangan mengepal, badan condong
berhubungan mengganggu Sdr. T saat bekerja
ke depan seakan ingin menyerang, wajah tegang
- Sdr. T mengatakan mau diajarkan cara-cara mengatasi perasaan
dengan 2.Mengidentifikasi situasi yang memicu kekerasan, sebutkan
112

ketidakmampu situasinya marah


- Keluarga mengatakan Sdr. T akan curiga terhadap - Sdr. T mengatakan tidak mau minum obat karena Sdr. T tidak sakit.
an keluarga
orang-orang baru yangbertamu ke rumahnya jika orang Obat hanya diminum untuk orang sakit.
dalam merawat tersebut tidak membawa surat ijin bertamu seperti yang
dimaksud Sdr. T O:
Sdr. T yang
- Keluarga mengatakan Sdr. T akan marah jika diminta
- Sdr. T sedang sibuk menulis surat lamaran pekerjaan
mempunyai minum obat
- Sdr. T merasa terganggu dengan kedatangan orang baru
- Sdr. T menunjukkan rasa marahnya jika bercerita
riwayat - Sdr. T menunjukkan perasaan curiganya dengan menanyakan surat-
tentang masalah pekerjaannya di masa lalu dan merasa
surat ijin bertamu pada orang baru tersebut
perilaku terhina bila ada yang mengatakan bahwa dirinya gila.
- Sdr. T sempat menyuruh orang baru tersebut pulang karena tidak
3.Mengkaji apakah pasien mengkonsumsi obat psikotropika
kekerasa membawa surat ijin bertamu seperti yang dimaksud oleh Sdr. T
sesuai resep
- Sdr. T melakukan teknik tarik napas dalam, memukul bantal,
- Sdr. T mengatakan tidak mau minum obat karena Sdr. T
berdzikir dan berlatih berbicara dengan sopan jika ada orang yang
tidak sakit. Obat hanya diminum untuk orang sakit
memancing kemarahannya.
4 Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
5 Murunkan rangsangan lingkungan yang dapat disalahartikan
A : Masalah teratasi sebagian
sebagai suatu ancaman
- Membiarkan Sdr. T sibuk menulis lamaran pekerjaan - TUM tercapai sebagian karena Sdr. T masih menunjukaan perilaku
sebagai satpam di SD Islam Lumajang kekerasan secara verbal kepada orang baru tersebut
6 Mengajarkan strategi penyelesaian masalah (SP pasien - TUK belum tercapai sebab belum dilakukan SP Keluarga karena
dengan riwayat perilaku kekerasan) Sdr. T pergi mengantarkan surat lamaran pekerjaan
- SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya,
identifikasi perasaan marah, tanda dan gejala yang P : Lanjutkan intervensi nomer 8 dan lakukan evaluasi pada intervensi
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,
nomer 7
akibatnya serta mengontrol secara fisik 1 berupa teknik
tarik napas dalam.
113

- SP 2 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan


secara fisik ke-2 berupa pukul bantal atau kasur.
- SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan
secara sosial/ verbal yaitu dengan latihan
mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan
perasaan dengan baik
- SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan
secara spiritual dengan cara latihan sholat/ berdoa
- SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan
dengan obat secara teratur
114

4 Juni Resiko 1.Melakukan BHSP S:


2.Mengajarkan keluarga merawat pasien dengan riwayat
2015 perilaku - Ny. S mengatakan hanya bisa diam saja saat Sdr. T tiba-tiba marah
perilaku kekerasan (SP keluarga)
dengan suara tinggi dan mata melotot
kekerasan - SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada
- Ny. S mengatakan Sdr T akan marah jika kedatangan orang baru di
keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan
berhubungan rumahnya, Sdr. T akan curiga dan tidak segan mengusir orang
di rumah, dengan cara:
tersebut.
dengan Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam - Ny. S mengatakan Sdr. T tidak mau minum obat karena Sdr. T
ketidakmampu merawat pasien mengatakan kalau Sdr. T tidak sakit, tetapi Ny. S tetap memberikan
Mendiskusikan bersama keluarga tentang perilaku obat tersebut setiap hari secara teratur dengan cara mencampurkan
an keluarga kekerasan ( penyebab, tanda, dan gejala, perilaku yang obat tersebut kedalam minuman atau makanan Sdr. T
dalam merawat muncul dan akibat dari perilaku tersebut) - Sdr. T mengatakan sudah melakukan tarik nafas dalam setiap akan
Mendiskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi tidur, bangun tidur dan saat akan mandi
Sdr. T yang pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat,
mempunyai seperti melempar atau memukul benda atau orang lain
- SP 2 Keluarga : Melatih keluarga melakukan cara-cara O:
riwayat mengontrol kemarahan - Ny. S dan Tn. S mendampingi Sdr. T melakukan teknik mengontrol
perilaku Mengevaluasi pengetahuan keluarga tentang marah perilaku kekerasan yang diajarkan perawat
atau perilaku kekerasan yang dialami Sdr. T - Ny. S dan Tn. S memotivasi Sdr. T untuk melakukan teknik
kekerasa
Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien mengontrol perilaku kekerasan yang sudah diajarkan oleh perawat
melakukan tindakan yang diajarkan perawat - Ny. S dan Tn. S memberikan pujian kepada Sdr. T yang mau
Mengajarkan keluarga untuk memeberikan pujian melakukan teknik mengontrol perilaku kekerasan yang sudah
kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan diajarkan oleh perawat
tersebut secara tepat
115

Mendiskusikan bersama keluarga tindakan yang harus A : Masalah teratasi sebagian


dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala - TUM tercapai
perilaku kekerasan - TUK tercapai sebagian karena Sdr. T tidak mau melakukan SP
3.Mengevaluasi pelaksanaan SP Pasien Pasien ke 5 yaitu latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan
obat

P : Lanjutkan intervensi nomer 6 evaluasi intervensi nomer 7 dan 8

5 Juni Resiko 1.Melakukan BHSP S:


2.Menurunkan rangsangan lingkungan yang dapat
2015 perilaku - Sdr. T mengatakan sudah melakukan teknik tarik napas dalam
disalahartikan sebagai suatu ancaman
116

kekerasan - Mengajak orang baru datang ke rumah Sdr. T dengan setiap akan tidur, bangun tidur, dan mau mandi
mengatakan bahwa orang baru tersebut adalah teman - Ny. S mengatakan Sdr. T juga melakukan teknik memukul bantal di
berhubungan
perawat yang sudah Sdr. T kenal dan diterima sebagai dalam kamarnya
dengan temannya - Ny. S dan Tn. S mengatakan selalu memotivasi Sdr. T untuk selalu
3.Mengevaluasi pelaksanaan SP pasien melakukan teknik mengontrol perilaku kekerasan yang sudah
ketidakmampu
4.Mengevaluasi pelaksanaan SP keluarga diajarkan oleh perawat dan memuji Sdr. T
an keluarga - Sdr. T mengatakan senang kalau perawat mengajak temannya
bertamu ke rumahnya untuk bersilaturahmi menambah teman.
dalam merawat
Sdr. T yang O:
mempunyai - Sdr. T tidak curiga dan menerima dengan baik terhadap kedatangan
dosen Akademi Keperawatan Pemkab Lumajang di rumahnya
riwayat
- Ny. S dan Tn. S tetap memberikan obat dari RSJ Lawang, Malang
perilaku dengan teratur tanpa sepengetahuan Sdr. T dengan mencampurkan
obat tersebut ke dalam makanan atau minum Sdr. T
kekerasa
A : Masalah teratasi sebagian
- TUM tercapai
- TUK tercapai sebagian karena Sdr. T tidak mau melakukan SP
Pasien ke 5 yaitu latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan
obat

P : Hentikan intervensi, berikan KIE terhadap keluarga untuk tetap


memberikan obat secara teratur dan selalu memotivasi Sdr. T untuk
117

menerapkan teknik mengontrol perilaku kekerasan yang sudah


diajarkan oleh perawat

3 Juni Gangguan 1.Memantau isi waham yang membahayakan atau S:


mengakibatkan kekerasan terhadap diri sendiri atau orang
2015 proses pikir - Keluarga mengatakan bahwa Sdr. T curiga kepada orang baru yang
lain
dibawa oleh perawat
berupa waham - Sdr. T curiga terhadap orang baru yang bertamu ke
- Sdr. T menanyakan surat ijin bertamu kepada orang baru tersebut
rumahnya dan berusaha menyuruh orang baru
curiga pada
tersebutkeluar dari rumahnya dengan ekspresi wajah
Sdr. T tegang, kontak mata sedikit, nasa suara tinggi. O:
2.Memantau efek samping dan efek terapeutik obat
berhubungan - Sdr. T tampak egosentris
- Keluarga mengatakan setelah minum obat, Sdr. T
- Keluarga mengatakan bahwa sakit yang diderita anaknya adalah
dengan biasanya mengantuk dan lebih tenang
sakit yang dikirim oleh seseorang.
3.Menganjurkan kepada keluarga untuk tetap rutin
ketidakmampu
memberikan obat antipsikotik secara teratur
an keluarga - Sdr. T biasa mengkonsumsi obat CPZ, THP dan HLP A : Masalah belum teratasi
4.Menghindari perdebatan tentang keyakinan yang salah,
dalam - TUM belum teratasi terbukti pasien masih menunjukkan waham
pernyataan tentang keraguan terhadap kenyataan
curiga dan mudah mengalami distraksi (emosi yang tidak stabil)
mengenal - Sdr. T mengatakan Sdr. T tidak mau minum obat karena
- TUK belum teratasi terbukti dengan keluarga masih belum
Sdr. T tidak sakit
masalah mengenal tanda dan gejala serta perilaku yang ditimbulkan dari
gangguan proses pikir yang dialami Sdt. T
kesehatan Sdr.
T
P : Lanjutkan Intervensi nomer 2, 4, 5, 6 dan 7
118

4 Juni Gangguan 1.Memberi pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga S:


jika waham terjadi akibat penyakit, misalnya : delirium,
2015 proses pikir - Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang tanda gejala dan
skizofrenia, atau depresi
perilaku yang selama ini dialami oleh Sdr. T adalah dari pengaruh
berupa waham - Perawat memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa
gangguan kejiwaan
tanda gejala serta perilaku yang muncul pada Sdr. T
curiga pada - Sdr. T menerima kedatangan orang baru ke rumahnya dengan
adalah hal yang wajar dialami oleh penderita gangguan
mempersilahkan orang baru tersebut masuk ke rumahnya
Sdr. T jiwa
2.Menganjurkan keluarga memberikan umpan balik positif
berhubungan O:
dan penguatan untuk perilaku yang sesuai
dengan - Keluarga memberikan motivasi dan dukungan kepada Sdr. T untuk
mematuhi apa yang telah diajarkan perawat
ketidakmampu
an keluarga A : Masalah teratasi sebagian
dalam - TUM tercapai sebagian terbukti Sdr. T tidak lagi menanyakan surat
ijin bertamu kepada orang baru yang kemarin bertamu ke rumahnya
mengenal
tetapi emosi Sdr. T terkadang berubah sewaktu-waktu jika
masalah terpancing cerita di masa lalunya yang membuat Sdr. T marah
- TUK tercapai terbukti keluarga memahami penjelasan dari perawat
kesehatan Sdr.
tentang tanda gejala dan perilaku yang selama ini muncul pada Sdr.
T T merupakan tanda gejala dari gangguan jiwa

P : Lanjutkan intervensi 8
119

5 Juni Gangguan 1.Mengurangi stimulus lingkungan yang berlebihan, jika S : -


diperlukan
2015 proses pikir
- Perawat mengenalkan orang baru (dosen) kepada Sdr. T
berupa waham dengan mengatakan bahwa orang baru tersebut adalah O :
teman dekat dari perawat
curiga pada - Sdr. T menerima kedatangan salah satu orang baru yang berbeda
2.Mengevaluasi perilaku yang muncul pada gangguan proses
dari hari kemarin
Sdr. T pikir berupa waham curiga yang dialami Sdr. T
- Sdr. T berinteraksi dengan baik
berhubungan - Sdr. T tidak menunjukkan kecurigaannya
- Sdr. T masih mengalami ketidakstabilan emosi jika terpancing oleh
dengan
hal-hal dimasa lalu yang membuat Sdr. T marah
ketidakmampu
A : Masalah teratasi sebagian
an keluarga
- TUM tercapai sebagian terbukti bahwa emosi Sdr. T yang masih
dalam
tidak stabil
mengenal - TUK tercapai
masalah
P : Hentikan Intervensi, berikan KIE (komunikasi informasi edukasi)
kesehatan Sdr.
kepada keluarga untuk mengurangi stimulus lingkungan yang
T
berlebihan seperti mengalihkan perhatian Sdr. T jika Sdr. T akan
bercerita tentang kejadian tidak menyenangkan dimasalalunya

3 Hambatan 1.Mengkaji pola dasar interaksi antara pasien dan orang lain S:
interaksi sosial - Interaksi Sdr. T dengan keluarga maupun perawat dan
- Keluarga mengatakan Sdr. T selalu bersikap curiga terhadap orang
120

berhubungan dengan pelanggan yang membeli bensin baik, tetapi baru yyang bertamu ke rumahnya
3 Juni dengan interaksi Sdr. T dengan orang baru yang datang - Keluarga mengatakan kalau sudah kenal dan Sdr. T sudah
ketidakmampu kerumahnya untuk bertamu kurang baik. Sdr. T menerima kedatangan seseorang ke rumahnya, maka Sdr. T bisa
2015
an keluarga menunjukkan sikap curiga terhadap orang tersebut. berinteraksi dengan baik tanpa ada sikap curiga
dalam merawat 2.Memberikan informasi tentang sumber-sumber di komunitas - Sdr. T mengatakan bahwa dirinya terganggu dengan kedtangan
Sdr. T yang dapat membantu pasien untuk meningkatkan orang baru tersebut
interaksi sosial
- Perawat memberikan saran kepada keluarga untuk
O:
mendukung Sdr. T yang sedang melamar pekerjaan di
SD Islam sebagai satpam agar Sdr. T mendapatkan - Sdr. T menunjukkan sikap curiga dan marahnya ketika ada orang
peluang banyak untuk berinteraksi dengan orang lain. baru yang bertamu ke rumahnya
3.Mengidentifikasi tugas-tugas yang dapat meningkatkan atau - Keluarga melaporkan adanya perubahan pola dan gaya berinteraksi
memperbaiki interaksi sosial yang terjadi pada Sdr. T
- Sdr. T membantu ibunya berjualan bensin di rumahnya
- Sdr. T melamar pekerjaan sebagai satpa di SD Islam
A : Masalah teratasi sebagian
4.Menganjurkan Sdr. T untuk sabar dalam berhubungan
dengan siapapun - TUM belum tercapai terbukti Sdr. T mencurigai orang baru yang
5.Melakukan mediasi antara pasien dengan orang lain jika bertamu ke rumahnya dan interaksi tidak baik. Sdr. T tidak
pasien menunjukkan perilaku negatif menghiraukan orang baru tersebut dan berusaha untuk mengusir
- Perawat mengakihkan perhatian pasien terhadap orang orang baru tersebut.
baru tersebut dengan cara menganjurkan Sdr. T - TUK teratasi terbukti keluarga selalu mendorong Sdr. T untuk
melanjutkan menulis surat lamaran pekerjaan dan berinteraksi dengan siapapun yaitu dengan membiarkan Sdr. T
menganjurkan unutk segera mengirimkan surat lamaran ,embantu berjualan bensin dan mengijinkan Sdr. T untuk melamar
pekerjaan tersebut. pekerjaan sebagai satpam.

P : Lanjutkan intervensi nomer 1, 3, 7


121

4 Juni Hambatan 1.Mengkaji ulang pola dasar interaksi antara pasien dan orang S:
interaksi sosial lain
2015 - Sdr. T mengatakan tidak terganggu dengan kedatangan orang baru
berhubungan - Sdr. T sudah mulai menerima kedatang orang baru yang
ke rumahnya
dengan kemarin datang mengunjungi Sdr. T
- Sdr. T mengatakan senang jika banyak kenalan
ketidakmampu 2.Identifikasi perubahan perilaku tertentu
- Sdr. T mengatakan menunggu telpon dari temannya yang
an keluarga - Sdr. T menunjukkan sikap menerima
membantu Sdr. T melamar pekerjaan di SD islam sebagai satpam
dalam merawat - Sdr. T tidak menunjukkan sikap curiga
Sdr. T - Sdr. T berinteraksi dengan baik dengan mengajak
O:
ngobrol orang baru yang bertamu ke rumahnya
3.Memberikan umpan balik positif jika pasien dapat - Sdr. T menunjukkan sikap menerima
berinteraksi dengan orang lain - Sdr. T tidak menunjukkan sikap curiga
- Sdr. T berinteraksi dengan baik dengan mengajak ngobrol orang
baru yang bertamu ke rumahnya

A : Masalah teratasi
- TUM tercapai
- TUK tercapai

P : Lanjutkan evaluasi intervensi nomer 1, 3, 7

5 Juni Hambatan 1.Mengkaji ulang pola dasar interaksi antara pasien dan orang S :
interaksi sosial lain
2015 - Keluarga mengatakan tumben Sdr. T tidak curiga dan marah jika
berhubungan - Sdr. T langsung menerima kedatangan salah satu orang
ada orang baru yang datang ke rumahnya
dengan baru yang datang bersama perawat ke rumanya
122

ketidakmampu 2.Identifikasi perubahan perilaku tertentu


an keluarga - Sdr. T menunjukkan sikap menerima
O:
dalam merawat - Sdr. T tidak menunjukkan sikap curiga
Sdr. T - Sdr. T berinteraksi dengan baik dengan mengajak - Sdr. T menunjukkan sikap menerima
ngobrol orang baru yang bertamu ke rumahnya dan - Sdr. T bersikap terbuka kepada orang yang baru ia kenal
bercerita tentang pengalaman-pengalaman kerja di masa - Sdr. T berinteraksi dengan baik dan banyak bercerita dengan orang
lalunya baru tersebut
3.Memberikan umpan balik positif jika pasien dapat
berinteraksi dengan orang lain
A : Masalah teratasi
- TUK tercapai
- TUM tercapai

P : Hentikan intervensi dan anjurkan keluarga terus memberikan


umpan balik berupa pujian jika sdr. T bisa berinteraksi dengan baik
terhadap orang lain terutama dengan orang-orang baru

3 Juni Ketidakefektif 1.Mengkaji tingkat pemahaman pasien dan keluarga terhadap S:


an penyakit, komplikasi dan program terapi untuk mengetahui
2015 - Sdr. T mengatakn tidak mau minum obat karena Sdr. T tidak sakit
penatalaksanaa defisit pengetahuan
- Keluarga mengatakan jika Sdr. T dipaksa minum obat Sdr. T akan
n program - Sdr. T mengatakan kalau sdr. T itdak sakit
marah
terapeutik - Sdr. T mengatakan kalau penyakit tumbuhan itu
- Keluarga mengatakan tetap memberikan obat secara rutin kepada
berhubungan Kronorofil dan kalau pada manusia Sdr. T tidak bisa
Sdr. T dengan mencampurkan obatnya kedalam makanan atau
dengan menjelaskan
minuman Sdr. T
123

ketidakmampu - Sdr. T mengatakan tidak minum obat karena Sdr. T - Keluarga mengatakn tidak pernah membawa sdr. T untuk kontrol
an keluarga tidak sakit - Keluarga mengatakan sdr. T mebgatakan jenuh minum obat dan
dalam merawat - Keluarga mengatakan kalau anaknya mengalami sakit akhirnya putus obat
Sdr. T yang di kirim oleh orang lain
- Keluarga mengatakan Sdr. T menolak untuk minum
O:
obat
2.Melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk - Menolak minum obat
menentukan area masalah dalam mengintegrasikan - Menunjukkan rasa marahnya jika dipaksa munim obat
program terapi ke dalam gaya hidup - Sdr. T menunjukkan rasa tersinggung jika perawat meminta Sdr. T
- Keluarga mengatakan Sdr. T beranggapan bahwa minum obat
dirinya tidak sakit dan tidak perlu minum obat - Sdr. T melakukan cara-cara mengontrol perilaku kekerasan yang
- Keluarga mengatakan marah-marah dan membentak diajarkan oleh perawat kecuali latihan minum obat secara teratur
keluarganya jika Sdr. T dipaksa minum obat
3.Menghargai alasan pasien untuk menginginkan perubahan
A : Masalah teratasi sebagian
- Perawat menghargai alasan pasien untuk tidak minum
obat agar tidak memancing kemarahan yangberujung - TUM tercapai sebaggian terbukti Sdr. T tidak mau minum obat
pada perilaku kekerasan tetapi melaksanaakan cara lain selain minum obat untuk mengontrol
4.Merikan informasi kepada keluarga tentang penyakit, marahnya seperti yang telah diajarkan oleh perawat
komplikasi dan program terapeutik - TUK teratasi sebagian terbukti keluarga tetap memberikan obat
5.Mengidentifikasi langkah yang akan diambil oleh pasien dan kepada Sdr. T dengan mencampurkan obat kedalam makanan dan
keluarga dalam memenuhi program terapeutik minuman Sdr. T secara teratur setiap harinya tetapi keluarga tidak
- Keluarga mengatakan tetap memberikan obat pada Sdr. mengajak Sdr. T untuk kontrol karena Sdr. T menolak dan marah
T secara rutin dengan cara mencampurkan obat ke jika dipaksa
dalam makanan atau minuma Sdr. T
6.Memberi dukungan untuk memotivasi kepatuhan kontinu
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 5, 6
pasien terhadap terapi dengan bantuan keluarga
124

4 Juni Ketidakefektif 1.Melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk S:


an menentukan area masalah dalam mengintegrasikan
2015 - Sdr. T mengatakn tidak mau minum obat karena Sdr. T tidak sakit
penatalaksanaa program terapi ke dalam gaya hidup
- Keluarga mengatakan jika Sdr. T dipaksa minum obat Sdr. T akan
n program - Sama dengan jawaban Sdr. T yang kemarin bahwa Sdr.
marah
terapeutik T tidak minum obat karena Sdr. Beranggapan bahwa
- Keluarga mengatakan tetap memberikan obat secara rutin kepada
berhubungan dirinya tidak sakit
Sdr. T dengan mencampurkan obatnya kedalam makanan atau
dengan 2.Menghargai alasan pasien untuk menginginkan perubahan
minuman Sdr. T
ketidakmampu 3.Mengidentifikasi langkah yang akan diambil oleh pasien dan
- Keluarga mengatakn tidak pernah membawa sdr. T untuk kontrol
an keluarga keluarga dalam memenuhi program terapeutik
- Keluarga mengatakan sdr. T mebgatakan jenuh minum obat dan
dalam merawat - Keluarga tetap memberikan obat tanpa sepengetahuan
akhirnya putus obat
Sdr. T Sdr. T dengan cara yang biasa dilakukan keluarga
4.Memberi dukungan terhadap keluargauntuk terus memenuhi
program terapi yang sedang dijalani Sdr. T O:
- Menolak minum obat
- Menunjukkan rasa marahnya jika dipaksa munim obat
- Sdr. T menunjukkan rasa tersinggung jika perawat meminta Sdr. T
minum obat
- Sdr. T melakukan cara-cara mengontrol perilaku kekerasan yang
diajarkan oleh perawat kecuali latihan minum obat secara teratur

A : Masalah teratasi sebagian


- TUM tercapai sebaggian terbukti Sdr. T tidak mau minum obat
tetapi melaksanaakan cara lain selain minum obat untuk mengontrol
marahnya seperti yang telah diajarkan oleh perawat
125

- TUK teratasi sebagian terbukti keluarga tetap memberikan obat


kepada Sdr. T dengan mencampurkan obat kedalam makanan dan
minuman Sdr. T secara teratur setiap harinya tetapi keluarga tidak
mengajak Sdr. T untuk kontrol karena Sdr. T menolak dan marah
jika dipaksa

P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 5, 6

5 Juni Ketidakefektif 1.Melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk S:


an menentukan area masalah dalam mengintegrasikan
2015 - Sdr. T mengatakn tidak mau minum obat karena Sdr. T tidak sakit
penatalaksanaa program terapi ke dalam gaya hidup
- Keluarga mengatakan jika Sdr. T dipaksa minum obat Sdr. T akan
n program - Sama dengan jawaban Sdr. T yang kemarin bahwa Sdr.
marah
terapeutik T tidak minum obat karena Sdr. beranggapan bahwa
- Keluarga mengatakan tetap memberikan obat secara rutin kepada
berhubungan dirinya tidak sakit
Sdr. T dengan mencampurkan obatnya kedalam makanan atau
dengan 2.Menghargai alasan pasien untuk menginginkan perubahan
minuman Sdr. T
ketidakmampu 3.Mengidentifikasi langkah yang akan diambil oleh pasien dan
- Keluarga mengatakn tidak pernah membawa sdr. T untuk kontrol
an keluarga keluarga dalam memenuhi program terapeutik
- Keluarga mengatakan sdr. T mebgatakan jenuh minum obat dan
dalam merawat - Keluarga tetap memberikan obat dengan cara keluaga
akhirnya putus obat
Sdr. T agar Sdr. T tetap bisa rutin minum obat
4.Memberi dukungan terhadap keluargauntuk terus memenuhi
program terapi yang sedang dijalani Sdr. T agar Sdr. T O:
tidak putus obat agar Sdr. T bisa cepat sembuh
- Menolak minum obat
- Menunjukkan rasa marahnya jika dipaksa munim obat
- Sdr. T menunjukkan rasa tersinggung jika perawat meminta Sdr. T
minum obat
126

- Sdr. T melakukan cara-cara mengontrol perilaku kekerasan yang


diajarkan oleh perawat kecuali latihan minum obat secara teratur

A : Masalah teratasi sebagian


- TUM tercapai sebagian terbukti Sdr. T tidak mau minum obat tetapi
melaksanaakan cara lain selain minum obat untuk mengontrol
marahnya seperti yang telah diajarkan oleh perawat
- TUK teratasi sebagian terbukti keluarga tetap memberikan obat
kepada Sdr. T dengan mencampurkan obat kedalam makanan dan
minuman Sdr. T secara teratur setiap harinya tetapi keluarga tidak
mengajak Sdr. T untuk kontrol karena Sdr. T menolak dan marah
jika dipaksa

P : Hentikan intervensi, berikan KIE terhadap keluarga untuk tetap


melakukan cara pemberian obat yang telah dimodifikasi sendiri oleh
keluarga dan memberikan dukungan kepada keluarga untuk tidak putus
asa dalam merawat Sdr. T demi kesembuhan Sdr. T dan menganjurkan
keluarga untuk membawa Sdr. T kontrol.

Anda mungkin juga menyukai