TINJAUAN KASUS
Bab ini berisi pengelolaan kasus yang dilakukan oleh penulis dengan
faktor yang turut mendukung perbaikan status kesehatan klien dan keluarga.
3.1 PENGKAJIAN
RW 04 Kelurahan Jogoyudan,
Kecamatan Lumajang
77
78
3.1.1.3 Genogram
Keluarga Tn. S merupakan Type Nuclear Family karena terdiri dari suami,
Tn. S dan Ny. S tentang merawat Sdr. T yang memang mengalami gangguan jiwa.
Tetapi perbedaan pendapat tersebut bisa segera diatasi dengan pengertian dan
Ny. S mengatakan bahwa sakit yang diderita Sdr. T adalah sakit yang
3.1.1.7.2 Penghasilan :
menunggak pembayaran keperluan tiap bulan seperti pembayaran listrik dan lain
sebagainya.
trotoar di depan rumahnya untuk bejualan bensin yag di bantu oleh Sdr. T yang
setiap hari berada di rumah karena tidak bekerja. Ny. S juga menerima penitipan
anak tetangganya.
Keluarga Tn. S memiliki sebuah motor yang setiap hari biasa digunakan
untuk mengulak bensin di POM dan digunakan untuk keperluan lainnya. Selain
itu Tn. S juga mempunyai sebuah becak yang Tn. S gunakan untuk mencari
nafkah setiap harinya. Keluarga Tn. S juga mempunyai rumah milik pribadi,
meliputi pembayaran listrik, berbelanja untuk setiap harinya dan keperluan lain
untuk nonton TV, selain itu Ny. S juga mengasuh anak tetangganya yang
3.1.2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
anak Tn. S yang pertama sudah berusia 36 tahun, dan sudah berkeluarga serta
Tn. S dan keluarga di Lumajang karena rumahnya terlalu jauh, terkadang 4 tahun
sekali anak Tn. S berkunjung ke Lumajang. Untuk mengobati rasa rindu pada
anak pertama dan cucunya, Tn. S selalu berhubungan dengan anaknya lewat
telepon
lebih 4 tahun terakhir ini. Gangguan jiwa yang dialami yaitu riwayat prilaku
kekerasan. Sdr. T akan menunjukkan marahnya ketika ada orang baru yang
orang yang bertamu tersebut tidak membawa surat yang dimaksud Sdr. T maka
Sdr. T tidak segan-segan untuk mengusir dan menunjukkan rasa marahnya yang
ditandai dengan nada suara meninggi, matanya melotot, wajah tegang dan tangan
mengepal. Selain itu, yang menyebabkan Sdr. T marah yaitu ketika Sdr.T bercerita
tentang masalah pekerjaannya sebagai satpam di masa lalu, selain itu Sdr. T bisa
tepatnya di RSJ Lawang, ada seseorang yang mengatakan bahwa dirinya gila.
Bahkan saat Sdr. T tidak segan segan mengancam dan menantang orang yang
mengatakan dirinya gila. Keluarga juga mengatakan bahwa Sdr. T menolak untuk
minum obat karena Sdr. T menganggap bahwa dirinya tidak sakit. Sdr. T juga
mengatakan bahwa dirinya jenuh karena terus-menerus minum obat. Jika keluarga
membentak keluarganya. Karena hal tersebut, maka keluarga sepakat untuk tetap
kesehatan keluarganya, terutama untuk membeli obat yang harus dikonsumsi rutin
oleh Sdr. T.
tahun 2010. Saat itu Sdr. T akan di angkat menjadi kepala satpam di Bank Mandiri
Banyuwangi tiba-tiba Sdr. T sakit perut yang sangat hebat dan badannya panas,
membawa Sdr. T ke orang pintar dan Kyai, menurut keluarga dari perut Sdr. T
keluar kawat sepanjang kurang lebih 10 cm. Setelah kawat tersebut keluar, sakit
perut yang dialami Sdr. T sembuh, tapi perilaku Sdr. T berubah. Sdr. T menjadi
pendiam, jika di ajak bicara diam saja dengan mata menghadap keatas, jika
disuruh makan, makanannya tidak dimakan, hanya dilihat saja. Terkadang Sdr. T
T juga marah ketika keluarga memaksanya untuk makan. Karena keluarga takut
Sdr. T ke RSJ Lawang, Malang. Disana Sdr. T dirawat di Ruang Bangau selama 1
bulan. Menurut petugas di RSJ, kondisi Sdr. T sudah mengalami perbaikan, maka
keluarga membawa Sdr T pulang. Pulang dari RSJ Lawang, Malang Sdr. T sudah
pembicaraan kadang tidak ada hubungnnya dengan pertanyaan atau hal-hal yang
sedang dibicarakan. Sepulang dari RSJ, Sdr. T masih mau minum obat sendiri
dengan teratur, tetapi setelah beberapa lama tiba-tiba Sdr. T menolak minum obat
karena Sdr. T merasa kalau dia tidak sakit. Akhirnya keluarga memberikan
minuman Sdr. T. Selain itu, menurut Ny. S saat Sdr. T masih bekerja sebagai
diajarkan oleh kyai X, menurut keluarga ilmu tersebut akan menjadikan Sdr. T
menjadi orang pintar jika Sdr. T tidak terganggu oleh perempuan. Karena Sdr. T
menjalin hubungan dengan seorang perempuan, maka ilmu tersebut akan berbalik
merusak diri Sdr. T. Menurut keluarga, mungkin sakit yang di derita Sdr. T
tersebut dipengaruhi juga oleh pengamalan ilmu kanuragan yang tidak berhasil
tersebut.
mengatakan sudah jenuh minum obat setiap hari. SDr. T beranggapan bahwa
dirinya tidak perlu minum obat karena Sdr. T tidak sakit. Keluarga mengatakan
setelah Sdr. T putus obat, Sdr. T jadi sering marah-marah dan kasar. Sehingga
84
THP dan HLP) 3 kali dalam sehari dengan pengaturan dosis yang tidak sesuai
anjuran dokter yaitu tablet atau tablet karena kalau diberikan 1 tablet Sdr. T
3.1.3.1.4 Jumlah dan ratio kamar / ruangan : 7 ruangan, 1 ruang tamu, 2 kamar, 1 ruang
3.1.3.1.5 Ventilasi / cendela : ukuran ventilasi sudah memenuhi rumah sehat yaitu 1/3 luas
rumah , jumlah ventilasi di rumah sebanyak 10. Yang sering di buka adalah
ventilasi di ruang tamu, di kamar orang tua dan di dapur penerangan cahaya
matahari ke rumah kurang baik, di ruang keluarga tampak tidak begitu terang dan
3.1.3.1.9 Kamar mandi / WC : air di kamar mandi bersih, tidak berbau dan berwarna, tidak
ada jentik jentik, WC berbentuk leher angsa dan selalu digunakan setiap hari.
85
3.1.3.1.11 Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah dan sekitar rumah bersih, tidak ada
Denah:
3.1.3.2.1 Kebiasaan :
berkumpul dengan tetangga di sekitar rumahnya jika ada waktu senggang, Sdr. T
dirumahnya dan akan berubah marah dan mengusir orang tersebut karena Sdr. T
3.1.3.2.3 Budaya :
tentang adanya penyakit-penyakit yang berasal dari ulah seseorang dan masih
Tn. S mengatakan sudah mulai kecil menempati rumah ini dan tidak
pernah berpindah-pindah karena rumah ini dahulu adalah rumah orang tua Tn. S
dan semenjak Tn. S menikah rumah ini diberikan kepada Tn. S oleh orang tua Tn.
S.
jika tidak ada hal-hal yang dirasa penting, Tn. S hanya mengikuti perkumpulan
bahkan Tn. S dan Ny. S sangat mendukung Sdr. T untuk menjalin hubungan
rumahnya tidak jauh, kira-kira 1 km dari rumahnya, selain itu Tn. S juga memiliki
87
pelayanan kesehatan yang ada di dekat rumahnya. Keluarga Tn. S juga memiliki
pembicaraan kadang tidak ada hubungnnya dengan pertanyaan atau hal-hal yang
sedang dibicarakan yang disebut dengan inkoheren. Selain itu Sdr. T sering
tumbuhan itu kronorofil, sedangkan kalau manusia apa? Pastinya mbak tau, mbak
dirinya juga tidak mengerti apa yang dimaksud. Sdr. T juga sering mengatakan
suatu masalah adalah dengan cara musyawarah dengan anggota keluarganya. Hal
tersebut dilakukan untuk mendapatkan cara terbaik yang sesuai kehendak keluarga
bertugas untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Ny. S berperan sebagai istri
dan ibu rumah tangga yang bertugas merawat anaknya dan rumahnya. Sedangkan
Sdr. T adalah anak kedua di keluarga Tn. S, semenjak Sdr. T sakit Sdr. T tidak
bekerja lagi.
menerapkan agar keluarganya selalu berbuat baik terhadap semua orang apalagi
menyayangi satu sama lain dan selalu berbuat baik terhadap semua orang.
Hubungan antara anggota keluarga terjain dengan baik, jika ada perbedaan
Keluarga Tn. G biasanya menonton tv saat waktu luang, selain itu Ny. S
juga merawat anak tetangganya yang setiap pagi sampai siang dititipkan ke Ny. S
daerah. Tn, S mengatakan bahwa Sdr. T sudah tidak pernah lagi mengikuti
keluarganya :
Keluarga mengatakan bahwa sakit yang diderita Sdr. T ini adalah sakit
yang dikirim oleh seseorang saat Sdr. T akan dinaikan jabatan menjadi kepala
penyakit gangguan jiwa berupa riwayat perilaku kekerasan yang diderita Sdr. T
Karena keluarga tidak mengerti tentang sakit yang diderita oleh Sdr. T
dan petugas kesehatan. Akhirnya sekitar kurang lebih 4 tahun yang lalu keluarga
90
membawa Sdr. T berobat ke RSJ Lawang, Malang atas saran petugas kesehatan
masa lalu tentang masalah pekerjaannya dan di datangi orang baru di rumahnya,
keluarga hanya diam saja tidak berani menegur dan berusaha mengalihkan
perhatian, tetapi kadang cara tersebut tidak berhasil. Selain itu, keluarga juga rutin
memberikan obat dari RSJ Lawang, malang tanpa sepengetahuan Sdr. T karena
Sdr. T akan marah jika di suruh minum obat karena Sdr. T menganggap bahwa
Sdr. T tidak sakit. Menurut keterangan keluarga, keluarga tidak pernah lagi
Tn. S dan Ny. S sudah tidak merencanakan untuk mempunyai anak lagi
3.1.5.4.2 Akseptor :
muda dulu.
bekerja sebagai tukang becak dan perolehan uang dari penjualan bensin di depan
rumahnya. Selain itu Ny. S juga mendapatkan uang hasil dari mengurus anak
Keluarga mengatakan setiap ada orang baru yang bertamu ke rumah Tn. S,
sdr. T selalu curiga dan selalu menanyakan surat-surat untuk bertamu dan Sdr. T
agar Sdr. T bisa sembuh dan kembali normal sseperti dahulu kala.
92
Keluarga tidak pernah putus asa dan tidak malu dengan kondisi Sdr. T
yang seperti saat ini, keluarga selalu berusaha untuk kesembuhan Sdr. T dengan
membawa Sdr. T ke pelayanan medis maupun non medis. Selain itu keluarga juga
rutin memberikan obat dari RSJ Lawang, Malang. Keluarga juga tidak pernah
membatasi dan selalu mendukung Sdr. T untuk melakukan berbagai hal untuk
terbukti keluarga selalu berusaha untuk kesembuhan Sdr. T dengan membawa Sdr.
T ke RSJ Lawang, Malang dan selalu memberikan obat dari RSJ Lawang, Malang
dengan teratur walaupun tanpa sepengetahuan Sdr. T yang tidak mau meminum
Jika ada orang baru yang bertamu ke rumahnya, Sdr. T tidak segan-segan
mengusir orang tersebut jika tidak membawa surat ijin bertamu seperti yang
dimaksud Sdr. T. Hal itu dilakukan Sdr. T karena Sdr. T curiga bahwa orang
masa lalu.
Untuk memenuhi gizi, keluarga selalu makan makanan yang bersih dan
bergizi seperti nasi, sayur mayur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Tn. S
3.1.8.1 Identitas
Nama : Sdr. T
Umur : 29 tahun
Keluarga mengatakan jika ada orang baru yang bertamu ke rumahnya, Sdr.
T tidak segan-segan mengusir orang tersebut jika tidak membawa surat ijin
bertamu seperti yang dimaksud Sdr. T. Hal itu dilakukan Sdr. T karena Sdr. T
masalahnya dengan pekerjaannya di masa lalu. Selain itu Sdr. T juga sudah lelah
dan marah jika teringat di katai gila oleh seseorang saat Sdr. T berada di Malang.
tahun 2010. Saat itu Sdr. T akan di angkat menjadi kepala satpam di Bank Mandiri
Banyuwangi tiba-tiba Sdr. T sakit perut yang sangat hebat dan badannya panas,
membawa Sdr. T ke orang pintar dan Kyai, menurut ujar keluarga dari perut Sdr. T
keluar kawat sepanjang kurang lebih 10 cm setelah kawat tersebut keluar, sakit
yang dialami Sdr. T sudah sembuh tapi perilaku Sdr. T berubah. Sdr. T jadi
pendiam, jika di ajak bicara diam saja, dengan mata menghadap keatas, jika
disuruh makan, makanan nya tidak dimakan hanya dilihat saja. Terkadang Sdr. T
keluarga memaksanya untuk makan. Karena keluarga takut dan khawatir akhirnya
agar Sdr. T dirawat di RSJ Lawang, Malang agar mendapat pengobatan segera.
perbaikan maka keluarga membawa Sdr T pulang. Pulang dari RSJ Lawang,
Malang Sdr. T sudah banyak perubahan. Sudah bisa beraktivitas seperti biasanya,
dalam berkomunikasi terkadang sulit untuk dipahami maksudnya, dan isi dari
pembicaraan kadang tidak ada hubungnnya dengan pertanyaan atau hal-hal yang
sedang dibicarakan. Sepulang dari RSJ Sdr. T masih mau minum obat sendiri
dengan teratur, tetapi setelah beberapa lama tiba-tiba Sdr. T menolak minum obat
karena Sdr. T merasa kalau dia tidak sakit. Akhirnya keluarga memberikan
95
minuman Sdr. T.
TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,50 C
Perkusi : Pekak
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retaksi dinding dada
GCS : E4V5M6
Kekuatan otot 5 5
5 5
jenuh berada dirumah, keluarga berharap anaknya bisa segera menikah dan
bekerja, mungkin dengan begitu anaknya bisa sembuh dan kembali normal seperti
dahulu.
orang seperti anaknya dan kalau memang bisa selalu di kunjungi dan diajak
2. 3 Juni Ds : Ketidakefekti
2015 - Keluarga mengatakan Sdr. T tidak mau minum fan
obat karena menurut Sdr. T dirinya tidak sakit.
penatalaksana
- Keluarga mengatakan Sdr. T sudah jenuh untuk
minum obat an program
- Keluarga mengatakan tidak pernah membawa
terapeutik
Sdr. T kontrol ke RSJ semenjak Sdr. T pulang
dari RSJ Lawang, Malang berhubungan
- Keluarga mengatakan memberikan obat
dengan
menggunakan takaran sendiri sesuai keadaan
Sdr. T ketidakmamp
Do :
uan keluarga
- Keluarga mencampurkan obat ke
dalam
- makanan atau minuman Sdr. T tanpa
sepengetahuan Sdr. T merawat Sdr.
- Sdr. T menolak minum obat yang langsung
T
diberikan kepada Sdr. T
- Dosis pemberian obat pada Sdr. T tidak sesuai
advise dokter. Keluarga membuat takaran
sendiri, terkadang diminumkan tablet atau
tablet.
3. 3 Juni Ds : Hambatan
2015 - Sdr. T mengatakan merasa terganggu dengan interaksi
adanya orang baru yang bertamu ke rumahnya
sosial
- Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga
terhadap orang baru yang bertamu ke rumahnya berhubungan
sehingga Sdr. T marah apabila orang baru yang
dengan
bertamu tersebut tidak membawa surat ijin
bertamu seperti yang dimaksud Sdr. T ketidakmamp
Do :
uan keluarga
- Laporan keluarga tentang perubahan gaya atau
dalam
pola komunikasi
- Sdr. T menunjukkan marahnya ketika didatangi merawat Sdr.
orang baru.
T
- Keluarga hanya diam saja ketika Sdr. T
menunjukkan rasa curiga dan marahnya kepada
100
3.3.2 Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat Sdr. T
N Nila Bob
Kriteria Score Pembenaran
o i ot
1. Sifat masalah : 3 1 3/3/ x 1 - Keluarga mengatakan tidak pernah membawa Sdr. T kontrol ke RSJ semenjak
Sdr. T pulang dari RSJ Lawang, Malang
Aktual =1
- Keluarga mengatakan memberikan obat menggunakan takaran sendiri sesuai
keadaan Sdr. T
2. Kemungkinan masalah 1 2 x 2 = - Keluarga mencampurkan obat ke makanan atau minuman Sdr. T tanpa
sepengetahuan Sdr. T
untuk diubah: 1
Sebagian
3. Potensial untuk 1 1 1/3 x 1 = - Keluarga mengatakan tidak pernah membawa Sdr. T kontrol ke RSJ semenjak
Sdr. T pulang dari RSJ Lawang, Malang
dicegah : 1/3
- Keluarga mengatakan memberikan obat menggunakan takaran sendiri sesuai
Rendah keadaan Sdr. T
- Keluarga mengatakan Sdr. T tidak mau minum obat karena menurut Sdr. T
dirinya tidak sakit.
- Keluarga mengatakan Sdr. T sudah jenuh untuk minum obat
4. Menonjolnya masalah: 1 1 x 1 = - Keluarga tetap memberikan obat secara rutin dengan mencampurkan obat ke
makanan atau minuman Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
Ada masalah, tetapi
tidak harus segera
103
diatasi
Score 2 5/6
3.3.3 Diagnosa Keperawatan : Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Sdr. T
N Nila Bob
Kriteria Score Pembenaran
o i ot
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = - Sdr. T mengatakan merasa terganggu dengan adanya orang baru yang bertamu
ke rumahnya
Aktual 1
- Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga terhadap orang baru yang bertamu ke
rumahnya sehingga Sdr. T marah apabila orang baru yang bertamu tersebut
tidak membawa surat ijin bertamu seperti yang dimaksud Sdr. T
- Laporan keluarga tentang perubahan gaya atau pola komunikasi
- Sdr. T menunjukkan marahnya ketika didatangi orang baru.
2. Kemungkinan masalah 1 2 x 2 = - Keluarga hanya diam saja jika Sdr. T marah dan mengusir orang baru yang
bertamu ke rumahnya
untuk diubah: 1
- Keluarga tetap memberikan obat secara rutin dengan mencampurkan obat ke
Sebagian makanan atau minuman Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
104
3. Potensial untuk dicegah 2 1 2/3 x 1 = - Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga terhadap orang baru yang bertamu ke
rumahnya sehingga Sdr. T marah apabila orang baru yang bertamu tersebut
: 2/3
tidak membawa surat ijin bertamu seperti yang dimaksud Sdr. T
Cukup - Keluarga tetap memberikan obat secara rutin dengan mencampurkan obat ke
makanan atau minuman Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
4. Menonjolnya masalah: 1 1 x 1 = - Keluarga hanya diam saja jika Sdr. T marah dan mengusir orang baru yang
bertamu ke rumahnya
Ada masalah tetapi
- Keluarga tetap memberikan obat dengan rutin tanpa sepengetahuan Sdr. T
tidak harus segera di
atasi
Score 3 1/6
3.3.4 Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir berupa waham curiga pada Sdr. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan Sdr. T
N Bob
Kriteria Nilai Score Pembenaran
o ot
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = - Keluarga mengatakan Sdr. T selalu curiga terhadap orang-orang baru yang
datang ke rumahnya untuk bertamu
105
Aktual 1 - Sdr. T selalu menanyakan surat-surat ijin bertamu kepada orang-orang baru
yang bertamu ke rumahnya
- Sdr. T egosentris
- Keluarga mengatakan bahwa sakit yang diderita anknya adalah sakit yang
dikirim oleh seseorang.
2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = - Keluarga tidak pernah mengajak Sdr. T kontrol
masalah untuk 1 - Keluarga tetap memberikan obat pada Sdr. T tanpa sepengetahuan Sdr. T
diubah:
Sebagian
3. Potensial untuk 1 1 1/3 x 1 = - Keluarga hanya diam saja jika Sdr. T marah dan mengusir orang baru yang
dicegah : 1/3 bertamu ke rumahnya
Rendah
4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = - Keluarga mengatakan Sdr. T akan marah kepada orang yang dicurigainya
masalah: 1 termasuk orang-orang baru yang
Ada masalah, dan
harus segera diatasi
Score 3 1/3
o i ot
1. Sifat masalah : 1 1 1/3 x 1 - Keluarga mengatakan tetap memberikan Obat berupa CPZ, THP, dan HLP
keoada Sdr. T secara teratur meskipun tanpa sepengetahuan Sdr. T untuk
Potensial = 1/3
mencegah kemarahan Sdr. T
- Keluarga mengguanakan JAMKESMAS untuk mendapatkan pelayanan berupa
perawatan di RSJ Lawang, Malang
2. Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 = - Keluarga mengatakan kalau Sdr. T sampai putus obat, Sdr. T akan kambuh lagi
- Keluarga memiliki JAMKESMAS dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
untuk diubah: 2
Mudah
3. Potensial untuk dicegah 3 1 3/3 x 1 = - Keluarga mengatakan Sdr. T mengalami gangguan jiwa selama kurang lebih 4
tahun.
: 1
- Keluarga mengatakan Sdr. T tidak mau minum obat tetapi keluarga tetap
Tinggi memberikan obat dengan rutin tanpa sepengetahuan Sdr. T dengan cara
mencampurkan obat tersebut kedalam makanan atau minuman Sdr. T
4. Menonjolnya masalah: 2 1 2/2 x 1 = - Keluarga mengatakan harus terus memberikan obat kepada Sdr. T secara teratur
agar sdr. T bisa tenang dan tidak mudah marah-marah.
Ada masalah dan harus 1
diatasi segera
Score 3 1/3
107
3.4.2 Gangguan proses pikir berupa waham curiga pada Sdr. T berhubungan dengan
kekerasa
Gangguan Setelah dilakuakan tindakan Setelah Kognitif 1. Keluarga mampu 1. Pantau isi waham yang membahayakan atau
mengenali tanda, gejala mengakibatkan kekerasan terhadap diri sendiri
proses pikir keperawatan selama 3 x dilakukan
dan perilaku yang atau orang lain
berupa kunjungan diharapkan tidak tindakan muncul pada pasien 2. Pantau efek samping dan efek terapeutik obat
yang mengalami 3. Beri pendidikan kesehatan kepada pasien dan
waham terjadi gangguan proses pikir keperwatan
gangguan proses pikir keluarga jika waham terjadi akibat penyakit,
curiga pada dengan kriteria hasil : selama 3 x (waham) misalnya : delirium, skizofrenia, atau depresi
4. Kolaborasi pembeian obat antipsikotik secara
Sdr. T - Tidak menunjukkan halusinasi kunjungan
2. Keluarga mampu teratur
atau waham
berhubungan menit merawat pasien yang 5. Anjurkan keluarga memberikan umpan balik
- Tidak mudah distraksi
mengalami gangguan positif dan penguatan untuk perilaku yang sesuai
dengan diharapkan
proses pikir berupa 6. Hindari perdebatan tentang keyakinan yang
ketidakmamp keluarga waham curiga salah, pernyataan tentang keraguan terhadap
kenyataan
uan keluarga mampu
7. Dukung pasien untuk mengungkapkan
dalam mengenal wahamnya
8. Kurangi stimulus lingkungan yang berlebihan,
mengenal tentang Psikomoto
jika diperlukan
masalah gangguan r
kesehatan proses pikir
Sdr. T (waham
curiga).
Hambatan Setelah dilakukan tindakan Setelah Psikomoto 1. Keluarga dapat 1. Kaji pola dasar interaksi antara pasien dan orang
memberikan alternatif lain
110
interaksi keperawatan selama 3 x dilakukan r tindakan yang 2. Berikan informasi tentang sumberr-sumber di
memungkinkan pasien komunitas yang dapat membantu pasien untuk
sosial kunjungan diharapkan interaksi tindakan
untuk berinteraksi meningkatkan interaksi sosial
berhubungan sosial dapat terjalin dengan baik keperawatan dengan baik 3. Identifikasi perubahan perilaku tertentu
4. Identifikasi tugas-tugas yang dapat
dengan selama 3 x
2. Keluarga dapat meningkatkan atau memperbaiki interaksi sosial
ketidakmamp kunjungan berpartisipasi dalam 5. Lakukan mediasi antara pasien dan orang lain
memberikan kegiatan jika pasien menunjukkan perilaku negatif
uan keluarga diharapkan
yang mendorong pasien 6. Anjurkan pasien sabar dalam berhubungan
dalam keluarga untuk banyak 7. Berikan umpan balik positif jika pasien dapat
berinteraksi dengan berinteraksi dengan orang lain
merawat Sdr. dapat
orang lain sehingga
T merawat pasien akan terlatih
untuk berinteraksi
pasien
dengan baik
dengan
hambatan
interaksi
Ketidakefekti Setelah dilakukan tindakan Setelah Psikomoto 1. Keluarga dapat 1. Kaji tingkat pemahaman pasien terhadap
merawat Sdr. T dengan penyakit, komplikasi dan program terapi untuk
fan keperawatan selama 3 x dilakukan r
membantu mengetahui defisit pengetahuan
penatalaksan kunjungan diharapkan pasien tindakan melaksanakan program 2. Lakukan wawancara dengan pasien dan keluarga
terapi seperti rutin untuk menentukan area masalah dalam
aan program dapat mematuhi program keperawatan
kontrol untuk mengintegrasikan program terapi ke dalam gaya
terapeutik terapeutik yang sedang dijalani selama 3x mengetahui hidup
111
berhubungan dengan kriteria hasil : kunjungan perkembangan 3. Hargai alasan pasien untuk menginginkan
kejiwaan Sdr. T perubahan
dengan - Menyusun dan mematuhi diharapkan
2. Keluarga dapat 4. Berikan informasi kepada keluarga tentang
rencana untuk mencapai
ketidakmamp keluarga merawat Sdr. T dengan penyakit, komplikasi dan program terapeutik
program terapeutik
membantu memberikan 5. Identifikasi langkah yang akan diambil oleh
uan keluarga - Mengidentifikasi kendala yang dapat
obat secara rutin setiap pasien dan keluarga dalam memenuhi program
menghambat kepatuhan
dalam merawat Sdr. hari terapeutik
terhadap programa terapeutik
6. Beri arahan dan dukungan untuk memotivasi
merawat Sdr. - Menghindari perilaku beresiko T untuk
kepatuhan kontinu pasien terhadap terapi
- Menggunakan peralatan dan
T memenuhi
alat terapeutik dengan benar
program
terapeutik
dengan baik
3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Tabel 3.7 Implementasi dan evaluasi keperawatan keluarga
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
3 Juni Resiko 1.Mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan kekerasan S:
terhadap orang lain, sebutkan perilakunya
2015 perilaku - Sdr. T mengatakan sudah lelah dengan orang-orang yang
- Sdr. T menanyakan surat ijin bertamu kepada orang
mengganggu ketenangannya dirumahnya
kekerasan baru yang bertamu ke rumahnya dengan nada suara
- Sdr. T mengatakan sudah lelah dengan pihak BRAVO yang
tinggi, mata melotol, tangan mengepal, badan condong
berhubungan mengganggu Sdr. T saat bekerja
ke depan seakan ingin menyerang, wajah tegang
- Sdr. T mengatakan mau diajarkan cara-cara mengatasi perasaan
dengan 2.Mengidentifikasi situasi yang memicu kekerasan, sebutkan
112
kekerasan - Mengajak orang baru datang ke rumah Sdr. T dengan setiap akan tidur, bangun tidur, dan mau mandi
mengatakan bahwa orang baru tersebut adalah teman - Ny. S mengatakan Sdr. T juga melakukan teknik memukul bantal di
berhubungan
perawat yang sudah Sdr. T kenal dan diterima sebagai dalam kamarnya
dengan temannya - Ny. S dan Tn. S mengatakan selalu memotivasi Sdr. T untuk selalu
3.Mengevaluasi pelaksanaan SP pasien melakukan teknik mengontrol perilaku kekerasan yang sudah
ketidakmampu
4.Mengevaluasi pelaksanaan SP keluarga diajarkan oleh perawat dan memuji Sdr. T
an keluarga - Sdr. T mengatakan senang kalau perawat mengajak temannya
bertamu ke rumahnya untuk bersilaturahmi menambah teman.
dalam merawat
Sdr. T yang O:
mempunyai - Sdr. T tidak curiga dan menerima dengan baik terhadap kedatangan
dosen Akademi Keperawatan Pemkab Lumajang di rumahnya
riwayat
- Ny. S dan Tn. S tetap memberikan obat dari RSJ Lawang, Malang
perilaku dengan teratur tanpa sepengetahuan Sdr. T dengan mencampurkan
obat tersebut ke dalam makanan atau minum Sdr. T
kekerasa
A : Masalah teratasi sebagian
- TUM tercapai
- TUK tercapai sebagian karena Sdr. T tidak mau melakukan SP
Pasien ke 5 yaitu latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan
obat
P : Lanjutkan intervensi 8
119
3 Hambatan 1.Mengkaji pola dasar interaksi antara pasien dan orang lain S:
interaksi sosial - Interaksi Sdr. T dengan keluarga maupun perawat dan
- Keluarga mengatakan Sdr. T selalu bersikap curiga terhadap orang
120
berhubungan dengan pelanggan yang membeli bensin baik, tetapi baru yyang bertamu ke rumahnya
3 Juni dengan interaksi Sdr. T dengan orang baru yang datang - Keluarga mengatakan kalau sudah kenal dan Sdr. T sudah
ketidakmampu kerumahnya untuk bertamu kurang baik. Sdr. T menerima kedatangan seseorang ke rumahnya, maka Sdr. T bisa
2015
an keluarga menunjukkan sikap curiga terhadap orang tersebut. berinteraksi dengan baik tanpa ada sikap curiga
dalam merawat 2.Memberikan informasi tentang sumber-sumber di komunitas - Sdr. T mengatakan bahwa dirinya terganggu dengan kedtangan
Sdr. T yang dapat membantu pasien untuk meningkatkan orang baru tersebut
interaksi sosial
- Perawat memberikan saran kepada keluarga untuk
O:
mendukung Sdr. T yang sedang melamar pekerjaan di
SD Islam sebagai satpam agar Sdr. T mendapatkan - Sdr. T menunjukkan sikap curiga dan marahnya ketika ada orang
peluang banyak untuk berinteraksi dengan orang lain. baru yang bertamu ke rumahnya
3.Mengidentifikasi tugas-tugas yang dapat meningkatkan atau - Keluarga melaporkan adanya perubahan pola dan gaya berinteraksi
memperbaiki interaksi sosial yang terjadi pada Sdr. T
- Sdr. T membantu ibunya berjualan bensin di rumahnya
- Sdr. T melamar pekerjaan sebagai satpa di SD Islam
A : Masalah teratasi sebagian
4.Menganjurkan Sdr. T untuk sabar dalam berhubungan
dengan siapapun - TUM belum tercapai terbukti Sdr. T mencurigai orang baru yang
5.Melakukan mediasi antara pasien dengan orang lain jika bertamu ke rumahnya dan interaksi tidak baik. Sdr. T tidak
pasien menunjukkan perilaku negatif menghiraukan orang baru tersebut dan berusaha untuk mengusir
- Perawat mengakihkan perhatian pasien terhadap orang orang baru tersebut.
baru tersebut dengan cara menganjurkan Sdr. T - TUK teratasi terbukti keluarga selalu mendorong Sdr. T untuk
melanjutkan menulis surat lamaran pekerjaan dan berinteraksi dengan siapapun yaitu dengan membiarkan Sdr. T
menganjurkan unutk segera mengirimkan surat lamaran ,embantu berjualan bensin dan mengijinkan Sdr. T untuk melamar
pekerjaan tersebut. pekerjaan sebagai satpam.
4 Juni Hambatan 1.Mengkaji ulang pola dasar interaksi antara pasien dan orang S:
interaksi sosial lain
2015 - Sdr. T mengatakan tidak terganggu dengan kedatangan orang baru
berhubungan - Sdr. T sudah mulai menerima kedatang orang baru yang
ke rumahnya
dengan kemarin datang mengunjungi Sdr. T
- Sdr. T mengatakan senang jika banyak kenalan
ketidakmampu 2.Identifikasi perubahan perilaku tertentu
- Sdr. T mengatakan menunggu telpon dari temannya yang
an keluarga - Sdr. T menunjukkan sikap menerima
membantu Sdr. T melamar pekerjaan di SD islam sebagai satpam
dalam merawat - Sdr. T tidak menunjukkan sikap curiga
Sdr. T - Sdr. T berinteraksi dengan baik dengan mengajak
O:
ngobrol orang baru yang bertamu ke rumahnya
3.Memberikan umpan balik positif jika pasien dapat - Sdr. T menunjukkan sikap menerima
berinteraksi dengan orang lain - Sdr. T tidak menunjukkan sikap curiga
- Sdr. T berinteraksi dengan baik dengan mengajak ngobrol orang
baru yang bertamu ke rumahnya
A : Masalah teratasi
- TUM tercapai
- TUK tercapai
5 Juni Hambatan 1.Mengkaji ulang pola dasar interaksi antara pasien dan orang S :
interaksi sosial lain
2015 - Keluarga mengatakan tumben Sdr. T tidak curiga dan marah jika
berhubungan - Sdr. T langsung menerima kedatangan salah satu orang
ada orang baru yang datang ke rumahnya
dengan baru yang datang bersama perawat ke rumanya
122
ketidakmampu - Sdr. T mengatakan tidak minum obat karena Sdr. T - Keluarga mengatakn tidak pernah membawa sdr. T untuk kontrol
an keluarga tidak sakit - Keluarga mengatakan sdr. T mebgatakan jenuh minum obat dan
dalam merawat - Keluarga mengatakan kalau anaknya mengalami sakit akhirnya putus obat
Sdr. T yang di kirim oleh orang lain
- Keluarga mengatakan Sdr. T menolak untuk minum
O:
obat
2.Melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk - Menolak minum obat
menentukan area masalah dalam mengintegrasikan - Menunjukkan rasa marahnya jika dipaksa munim obat
program terapi ke dalam gaya hidup - Sdr. T menunjukkan rasa tersinggung jika perawat meminta Sdr. T
- Keluarga mengatakan Sdr. T beranggapan bahwa minum obat
dirinya tidak sakit dan tidak perlu minum obat - Sdr. T melakukan cara-cara mengontrol perilaku kekerasan yang
- Keluarga mengatakan marah-marah dan membentak diajarkan oleh perawat kecuali latihan minum obat secara teratur
keluarganya jika Sdr. T dipaksa minum obat
3.Menghargai alasan pasien untuk menginginkan perubahan
A : Masalah teratasi sebagian
- Perawat menghargai alasan pasien untuk tidak minum
obat agar tidak memancing kemarahan yangberujung - TUM tercapai sebaggian terbukti Sdr. T tidak mau minum obat
pada perilaku kekerasan tetapi melaksanaakan cara lain selain minum obat untuk mengontrol
4.Merikan informasi kepada keluarga tentang penyakit, marahnya seperti yang telah diajarkan oleh perawat
komplikasi dan program terapeutik - TUK teratasi sebagian terbukti keluarga tetap memberikan obat
5.Mengidentifikasi langkah yang akan diambil oleh pasien dan kepada Sdr. T dengan mencampurkan obat kedalam makanan dan
keluarga dalam memenuhi program terapeutik minuman Sdr. T secara teratur setiap harinya tetapi keluarga tidak
- Keluarga mengatakan tetap memberikan obat pada Sdr. mengajak Sdr. T untuk kontrol karena Sdr. T menolak dan marah
T secara rutin dengan cara mencampurkan obat ke jika dipaksa
dalam makanan atau minuma Sdr. T
6.Memberi dukungan untuk memotivasi kepatuhan kontinu
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 5, 6
pasien terhadap terapi dengan bantuan keluarga
124
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 5, 6