Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sungai merupakan salah satu potensi alam yang sangat besar
manfaatnya. Fungsi air sungai dalam kehidupan sehari-hari adalah air baku
untuk air minum, air untuk mencuci, air untuk mandi atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sesuai dengan kegunaan tersebut.
Fungsi air sungai yang viral ini dalam kehidupan masyarakat
menyebabkan pentingnya untuk mengetahui data kualitas air sungai dan
tingka pencemaran sungai.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air sungai
Paguyaman. Penelitian ini menggunakan program HEC-RAS 4.1 beta.

1.3 Manfaat Penelitian


Simulasi dengan program HEC-RAS 4.1 beta dapat digunakan untuk
evaluasi, dan mengetahui secara optimal kualitas air Sungai Paguyaman.

1.4 Lokasi Penelitian


Sungai Paguyaman adalah salah satu sungai yang melintasi Provinsi
Gorontalo Kabupaten Boalema, sungai ini berhulu di Gunung Dapi atau
Pegunungan Dapi yang berada di perbatasan wilayah administrasi Desa
Karya Baru, Kecamatan Dengilo dengan Desa Hulawa, Kecamatan
Buntulia di Kabupaten Pohuwato kemudian Sungai Paguyaman bermuara
ke Teluk Tomini di perbatasan Desa Bilato, Kecamatan Paguyaman,
Kabupaten Boalemo dengan Desa Bilato, Kecamatan Boliyohuto,
Kabupaten Gorontalo.

BAB II
LANDASAN TEORI

1
HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di
sungai, River Analysis System (RAS), yang dibuatoleh Hydrologic Engineering
Center (HEC) yang merupakan satudivisi di dalam Institute for Water Resources
(IWR), di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan
model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady
one-dimensional flow model). HEC-RAS versi terbaru saat ini, Versi 4.1, beredar
sejak Januari. HEC-RAS memiliki empat komponen model satu dimensi:
1) hitungan profil muka air aliran permanen,
2) simulasi aliran takpermanen,
3) hitungan transport sedimen, dan
4) hitungan kualitas air.
Satu elemen pentingdalam HEC-RAS adalah keempat komponen tersebut
memakai data geometri yang sama, routine hitungan hidraulika yang sama, serta
beberapa fitur desain hidraulik yang dapatdiakses setelah hitungan profil muka air
berhasil dilakukan. HEC-RAS merupakan program aplikasi yang
mengintegrasikan fitur graphical user interface, analisis hidraulik, manajemen dan
penyimpanan data, grafik, serta pelaporan.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

2
I. DATA SUNGAI DAN LINGKUNGAN SUNGAI
Nama Sungai : Paguyaman
Letak Sungai : Boalemo, Gorontalo
Daerah Aliran Sungai : Paguyaman

Gambar 3.1 Tampak Atas Sungai Paguyaman, Boalemo, Gorontalo

Tabel 3.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Gorontalo

3
Sumber : Profil Kabupaten Gorontalo, 2012

Kondisi Umum Iklim dan Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Gorontalo


Kabupaten Gorontalo beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata
378 mm/tahun dari jumlah hari hujan 204.

Grafik Rata-Rata Suhu Udara, Rata-Rata Kecepatan Angin dan Rata-Rata


Kelembaban Udara Setiap Bulannya di Kabupaten Gorontalo
Sumber : BPS, 2012

Tabel 3. 2 Jumlah Curah Hujan menurut Bulan di Kota Gorontalo


Bulan / Month Jumlah Hari Jumlah Curah Rata-rata Penyinaran Matahari
Hujan (hari) / Hujan / (jam) /Solar irradiation average
Number of Rain Number of (clock)
Days(days) Precipitation
(mm)
(1) (2) (4) (4)
Januari / 18 146 5,30
January
Pebruari / 6 15 6,69
February
Maret / March 12 107,5 6,75
April / April 14 124 6,86
Mei / May 18 135,8 5,90

4
Juni / June 15 112 5,69
Juli / July 10 45 8,22
Agustus / 15 54 6,58
August
September / 2 6 8,29
September
Oktober / 6 72 8,57
October
Nopember / 20 321 5,77
November
Desember / 16 266 5,90
December
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2014

Tabel 3.3 Tekanan Udara Rata-rata (Mb) Menurut Bulan di Kota


Gorontalo
Bulan / Month Tahun
2013 2014
(1) (2) (3)
Januari / January 1 009,2 1009,6
Pebruari / February 1 008,9 1010,0
Maret / March 1 010,1 1010,7
April / April 1 009,0 1009,9
Mei / May 1 009,4 1010,3
Juni / June 1 008,5 1009,3
Juli / July 1 009,1 1010,5
Agustus / August 1 010,3 1011,2
September / September 1 010,1 1011,3
Oktober / October 1 010,6 1010,8

5
Nopember / November 1 009,0 1009,9
Desember / December 1 008,5 1009,1
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2014

Tabel 3.4 Rata-Rata Kecepatan Angin Menurut Bulan di Provinsi


Gorontalo
Bulan/Month Kecepatan Angin/Wind Velocity
(knot)

(1) (2)
Januari/January 2.93
Februari/February 3.23
Maret/March 3.52
April/April 3.06
Mei/May 2.65
Juni/June 2.97
Juli/July 4.79
Agustus/August 5.44
September/Septembe 4.50
r
Oktober/October 5.99
November/November 3.10
Desember/December 3.62

Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2015

Tabel 3.5 Rata-Rata Suhu Udara Dalam Bulan di Kota Gorontalo

6
Bulan Suhu Udara
Temperature
(0C)
Month
Minimum Maksimum Rata-rata
Minimum Maximum Average
(1) (2) (3) (4)
Januari / January 22,9 40,3 26,0

Pebruari / February 22,8 32,0 24,2


Maret / March 23,2 32,9 27,2
April / April 24,0 33,3 26,5
Mei / May 24,0 32,8 27,4
Juni / June 23,8 32,4 26,2
Juli / July 22,9 32,3 27,0
Agustus / August 22,7 32,1 26,5

September / 21,2 33,6 27,1


September

Oktober / October 21,9 34,8 27,7

Nopember / 24,1 32,9 27,3


November

Desember / 24,2 32,2 27,1


December

Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2014

II. METODE PENELITIAN

7
Pada penelitian ini data geometric didapat dari Tugas Akhir
Mahasiswa.

Gambar 3.2 Data Geomteri Penampang Melintang

III. ANALISIS HEC-RAS


1. Membuat New Project

Gambar 3.3 Membuat New Project

2. Membuat Geometrik Sungai


Data geometri terdiri dari skema jaringan dan data potongan
melintang (cross section) sungai. Penggambaran skema jaringan

8
sungai dilakukan dari arah hulu ke hilir dengan meng-click tombol
River Reach setelah tampilan kotak dialog Geometric Data
muncul.

Gambar 3.4 Tampilan Geometri Sungai

3. Membuat Tampang Melintang Sungai


Pada tugas ini, hanya 10 titik yang akan ditinjau analisis tampang
melintangnya, yaitu pada STA 31, STA 32, STA 33, STA 34, STA
35, STA 36, STA 37, STA 38, STA 39 hingga STA 40.
Berikut adalah data-data yang perlu diinput dalam membuat
tampang melintang sungai :
a. Panjang dan elevasi setiap titik pada tampang melintang
b. Panjang Ruas di hilir tampang (Downstream Reach length)
c. Panjang LOB (Left Over Bank), COB, ROB (Right Over Bank)
d. Angka koefisien kekasaran dasar Manning
e. Koordinat X Left Bank dan Right Bank

9
Gambar 3.5 Tampilan Potongan Melintang Cross Hilir (STA 31)

Gambar 3.6 Tampilan Potongan Melintang STA 32

Gambar 3.7 Tampilan Potongan Melintang STA 33

10
Gambar 3.8 Tampilan Potongan Melintang STA 34

Gambar 3.9 Tampilan Potongan Melintang STA 35

Gambar 3.10 Tampilan Potongan Melintang STA 36

11
Gambar 3.11 Tampilan Potongan Melintang STA 37

Gambar 3.12 Tampilan Potongan Melintang STA 38

Gambar 3.13 Tampilan Potongan Melintang STA 39

12
Gambar 3.14 Tampilan Potongan Melintang Hulu (STA 40)

4. Menginput Kondisi Batas ( Steady Flow Data)

Gambar 3.15 Memasukkan Data Debit

Gambar 3.16 Boundary Conditions

5. Water Quality Analisis


Water Quality Analysis bertujuan untuk melihat kualitas air
dari sungai yang dianalisis. Dalam melakukan analisis water

13
quality data yang diperlukan adalahan suhu air pada sungai, suhu
udara di sekitar DAS, kelembaban udara, intensitas cahaya
matahari yang menyinari, dan lain-lain. Analisis ini dilakukan
menggunakan temperature modeling.
5.1 Boundary Conditions
Dalam melakukan analisis water quality, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah memasukan kondisi batas (Boundary
Conditions) yaitu menginputkan data suhu air di setiap titik
tinjauan sungai Paguyaman. Data yang diinputkan adalah suhu di
sekitar Kabupaten Gorontalo. Karena keterbatasan data yang dapat
ditemukan, maka suhu untuk penampang diinputkan dengan data
antara 26.5 oC hingga 27 oC.

Gambar 3.17 Boundary Conditions-WQ Analysis

5.1.1 Water Temperature


Perbedaan suhu setiap stasioning dapat dilihat dari grafik
berikut.

14
Gambar 3.18 Water Temperature

5.2 Initial Conditions

Gambar 3.19 Initial Conditions

5.3 Dispersion Coefficients

15
Gambar 3.20 Dispersion Coefficients

5.4 Meteorology Datasets New Met Station

Data yang diinputkan adalah Reference Elevation, Latitude,


Longitude. Data tersebut sesuai dengan keterangan pada tampak
atas Sungai Paguyaman yang dipilih.

Gambar 3.21 New Met Station

5.4.1 Atmospheric Pressure

16
Data yang diinputkan dalam Atmospheric Pressure adalah
tekanan udara rata-rata yang terdapat di daerah Gorontalo.
Besarnya tekanan udara rata-rata pada adalah 1009.6 mb.

Gambar 3.22 Atmospheric Pressure

5.4.2 Air Temperature


Data yang diinputkan dalam Air Temperature adalah suhu
udara rata-rata di Gorontalo. Besarnya suhu udara rata-rata adalah
27.5oC.

Gambar 3.23 Air Temperature

17
5.4.3 Humidity
Data yang diinputkan dalam Humidity adalah kelembaban
rata-rata yang terdapat di daerah Gorontalo. Besarnya kelembaban
rata-rata adalah 81.7%

Gambar 3.24 Humidity

5.4.4 Short Wave Radiation


Data yang diinputkan dalam Short Wave Radiation adalah
penyinaran matahari rata-rata yang terdapat di daerah Gorontalo.
Besarnya penyinaran matahari rata di daerah Gorontalo adalah 73.1
W/m2.

Gambar 3.25 Short Wave Radiation

18
5.4.5 Cloudiness
Data yang diinputkan dalam Cloudiness adalah yang
terdapat didaerah Gorontalo. Tidak didapatkan data yang jelas,
sehingga Cloudiness dianggap 1.

Gambar 3.26 Cloudiness

5.4.6 Wind Speed


Data yang diinputkan dalam Wind Speedadalah kecepatan
angin rata-rata di Gorontalo. Besarnya kecepatan angin rata-rata di
daerah Gorontalo adalah 3,1 mph.

Gambar 3.27 Wind Speed

19
5.5 Observed Data
Pada Observed Data, data yang ditinjau adalah temperature
air pada tiap titik tinjauan analisis kita. Sehingga kita perlu untuk
menginput data temperatur air pada titik tinjauan analisis. Pada
analisis ini, hanya ditinjau pada titik stasioning 40.

Gambar 3.28 Observed Data-Water Temperature

6. Running Program
6.1 Steady Flow Analysis
a. Cross Section pada Stasioning 31

20
b. Cross Section pada Stasioning 38

c. X-Y-Z Perspective plot

6.2 Water Quality Analysis

Gambar 3.29 Running Water Quality

a. WQ Spatial Plot-Plofile Plot

21
Gambar 3.30 WQ Spatial Plot-Plofile Plot

b. WQ Spatial Plot-Schematic Plot

Gambar 3.31 WQ Spatial Plot-Schematic Plot

c. WQ Spatial Plot-Table

22
Gambar 3.32 WQ Spatial Plot-Table

7. Pembahasan
7.1 Steady Flow Analysis
Dalam melakukan analisis Sungai Paguyaman yang terletak
di Gorontalo, Sulawesi menggunakan software HEC-RAS 4.1 ini,
digunakan beberapa sumber dalam pengumpulan data untuk
analisis. Sumber yang paling banyak memberikan informasi data
merupakan Tugas Akhir Mahasiswa DTSL FT UGM. Dalam Tugas
Akhir tersebut dilakukan analisis pada 115 titik tinjauan , namun
pada analisis yang dilakukan oleh penulis, penulis hanya
melakukan analisis pada 10 titik tinjauan.
Pada analisis Steady Flow dengan debit konstan yaitu
sebesar 50 m3/s dari hulu sampai hilir atau sama di setiap titik
tinjauan. Hasil yang diperoleh dari analisis steady flow adalah
tidak ada banjir sepanjang lintasan sungai yang ditinjau.
Dalam melakukan analisis terdapat beberapa kendala
seperti tidak lengkapnya data pendukung yang diperlukan dalam
melakukan analisis, seperti koefisien kekasaran manning. Karena
tidak tersedianya data tersebut, maka koefisien kekasaran manning
ditetapkan sebesar 0.03.

23
7.2 Water Quality Analysis
Data untuk melengkapi Water Quality Analysis diperoleh
dari berbagai sumber yang diperoleh dari Tugas Akhir maupun
website. Namun, dalam melakukan analisis Water Quality terdapat
beberapa kendala, seperti tidak tersedianya data pendukung yang
diperlukan dalam analisis, seperti data Cloudiness. Karena ada data
yang tidak tersedia, yaitu data Cloudiness, maka digunakan data 1
satuan sebagai pengganti data yang tidak tersedia tersebut. Hal ini
menyebabkan analisis Water Quality menjadi tidak dapat
merepresentasikan keadaan sebenarnya yang terjadi di sungai
Paguyaman, Gorontalo, Sulawesi. Oleh karena itu, hasil analisis
yang didapatkan merupakan hasil yang sama seperti kondisi
aslinya, namun masih dapat merepresentasikan sebagian besar
keadaan sungai tersebut.
Dari Water Quality Analysis dapat diketahui bahwa
semakin menuju ke hilir temperature memiliki kecenderungan
semakin menurun.

BAB VI

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jadi, pada rangkaian analisis yang telah dilakukan pada Sungai
Paguyaman, Gorontalo, didapatkan kesimpulan bahwa pada Sungai

24
Paguyaman, semakin ke hilir temperature memiliki kecenderungan
semakin turun yang kemungkinan disebabkan oleh data-data seperti
kecepatan angin, kelembaban, dan data meteorologi lainnya.
Kemudian pada potongan melintang didapatkan hasil tidak ada
kemungkinan terjadinya banjir sepanjang lintasan sungai yang ditinjau.
Hasil analisis yang telah dibahas di atas tidak bisa dikatakan 100%
benar karena keterbatasan data yang diperoleh untuk diinput dalam
analisis.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan perlu adanya penelitian lebih lanjut
mengenai data-data sekunder yang akan diinput ke dalam software
agar hasil analisisnya bisa lebih tepat. Dan akan lebih baik jika
menggunakan data primer, agar hasil yang diperoleh benar-benar
akurat.

4.3 Sumber Data

a. Tugas Akhir Mahasiswa DTSL FT UGM

b. Website https://gorontalokota.bps.go.id/ diakses pada tanggal 5


Desember 2016, pukul 20.00 WIB

25

Anda mungkin juga menyukai