Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH "DEFERENSIASI"

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Remedial Sosiologi


Guru Pengampu:
M. Sanusi, S.Pd

Disusun Oleh: Putri Candika Dewi

MADRASAH ALIYAH TARBIYATUSSHIBYAN


KOTA BOGOR
TAHUN AJARAN 2016 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kenyataan yang ada di dalam masyarakat senantiasa
mempunyai penghargaan terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat
yang bersangkutan. perbedaan-perbedaan yang terjadi memang secara
kodrati telah ada. Penghargan yang lebih tinggi terhadap hal-hal
tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih
tinggi. Jika suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material
daripada kehormatan, misalnya, maka mereka lebih banyak mempunyai
kekayaan material dan menempati kedudukan yang lebih tinggi. Gejala
tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan
pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan
yang berbeda-beda secara vertikal.
Dalam diferensiasi sosial perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai
derajat yang sama dan seyogyanya saling menghormati dalam
perbedaan-perbedaan tersebut. Namun pada kenyataannya perbedaan
yang terjadi pada masyarakat tersebut sering menyebabkan terjadinya
konflik. Konflik-konflik tersebut dapat terjadi karena adanya diferensiasi
sosial dalam hal agama, etnik, ras, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
Sehingga pada kesempatan kali ini kami ingin mengkaji dan
menganalisis permasalahan-permasalahan yang terkait dengan
diferensiasi sosial pada masyarakat dengan harapan menemukan
perpecahan masalah yang dapat diterapkan dan berguna dengan baik.
Oleh karena itu pada makalah ini kami mencoba mengulas sedikit
mengenai Differensiasi Sosial yang ada di lingkungan sekitar.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi dasar rumusan masalah yang ingin penyusun
kemukakan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Bagaimana pengertian dari diferensiasi sosial?
2. Bagaimana saja bentuk-bentuk dari deferensiasi sosial?
3. Bagaimana satu contoh deferensiasi yang terjadi di lingkungan?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan baik bagi pembaca maupun
penyusun sendiri.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran sosiologi yang
telah diberikan.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan deferensiasi sosial dan
bagaimana suatu deferensiasi sosial dapat terjadi di masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Deferensiasi Sosial


Diferensiasi sosial adalah pengelompokan masyarakat secara
horisontal berdasarkan ciri-ciri tertentu. Perbedaan-perbedaan itu tidak
dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada
tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan
menengah dan lapisan rendah. Pengelompokan horisontal yang
didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama
disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan
perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial. Kalau
kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali
perbedaan-perbedaan yang kita jumpai.
Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang
biasanya sama. Pengertian sama disini menunjukkan pada
penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar,
atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian
tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya. Pengelompokan
horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (sukubangsa),
klan, agama, profesi, jenis kelamin, asal daerah dan partai politik. Pada
intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat
tingkatan- tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan
individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak
lahir. contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki kelebihan
masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya
lebih baik, karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam
masyarakat. Diferensiasi merupakan perbedaan yang dapat kita lihat
dan kita rasakan dalam masyarakat, bukan untuk menjadikan kita
berbeda tingkat sosialnya seperti yang terjadi di Afrika Selatan.
B. Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
Berbagai bentuk differensiasi sosial dalam masyarakat berdasarkan
perbedaan Ras,Agama,Jenis kelamin,Profesi,Klan,dan Suku bangsa. Pada
intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat
tingkatan-tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan
individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak
lahir.
Contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki kelebihan
masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya
lebih baik, karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam
masyarakat.
Bentuk bentuk differensiasi Sosial dalam masyarakat membentuk 8
kriteria :
1) Diferensiasi ras
Ras (KBBI: 2001) adalah suatu kelompok manusia yang memiliki
ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Diferensiasi ras berarti
mengelompokkan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya bukan
budayanya.
Misalkan, bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit, dan warna
rambut. Pada dasarnya ciri fisik manusia dikelompokkan atas tiga
golongan yaitu ciri Fenotipe, cirri Filogenetik, dan ciri Getif.
a) Ciri fenotipe
Ciri Fenotipe merupakan ciri-ciri yang tampak. Ciri fenotipe terdiri atas
ciri kualitatif dan kuantitatif. Ciri kualitatif antara lain warna kulit, warna
rambut, bentuk mata, bentuk hidung, bentuk dagu, dan bentuk bibir.
Sementara itu, ciri kuantitatif antara lain tinggi badan, gerak badan, dan
ukuran bentuk kepala.
b) Ciri filogenetik
Ciri Filogenetik yaitu hubungan asal usul antara ras-ras dan
perkembangan. Sedangkan ciri getif yaitu ciri yang didasarkan pada
keturunan darah.

2) Deferensiasi berdasarkan klen


Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan
keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan
kesatuan adapt (tradisi).
Klen adalah system Sosial berdasarkan ikatan darah atau keturunan
yang sama umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik melalui garis
ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).Sosial berdasarkan ikatan darah
atau keturunan yang sama umumnya terjadi di masyarakat unilateral
baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).
a. Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat
pada:
a). Masyarakat Batak (sebutan Marga
b). Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun
c). Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
d). Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara.
e). Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain :
Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
f). Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani,
Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
g). Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes,
Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.
b. Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain
terdapat pada masyarakat :
a). Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari
kampung-kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago,
Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai dan sebagainya.
b). Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system
matrilinea
3) Diferensiasi berdasarkan Agama
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri
atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang
suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan
manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap
benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral.
Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat
pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara
berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya.
Jadi, Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat
berdasarkan agama/kepercayaannya.
4) Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang
didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan
biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ
reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu maka
ada kelompok laki-laki/pria dan kelompok wanita/perempuan.
5) Diferensiasai Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan
asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
a) Masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan
atau berasal dari desa
b) masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan
atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan
dalam perilaku, tutur kata , dsb.
6) Diferensiasi Partai Politik
Diferensiasi partai Politik adalah perbedaan masyarakat dalam
kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-
kesatuan Sosial, seazas, seideologi dan sealiran.dan juga merupakan
penggolongan masyarakat berdasarkan perbedaan paham partai
politik.

C. Contoh Deferensiasi sosial yang terjadi di lingkungan


masyarakat
Contoh deferensiasi sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat
yang akan penyusun paparkan diambil dari studi kasus yang telah
diidentifikasi oleh Anonim yang telah melakukan identifikasi di desa
Ringinanyar, kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Di desa itu
merupakan suatu desa yang memiliki keragaman diferensiasi dalam
berbagai hal seperti agama, aliran agama, pekerjaan, jenis kelamin,
usia, etnik, kebudayaan, dan lain sebagainya.
Wujud diferensiasi sosial yang terjadi di desa Ringianyar yaitu:
1. Agama: Islam & Kristen
2. Aliran agama: Nahdlatul Ulama& Muhammadiyah
3. Jenis kelamin: Laki-laki & Perempuan
4. Pekerjaan: pertani padi, petani lombok, petani jagung, petani tomat,
petani tebu dan lain sebagainya
5. Usia: Balita, Anak-anak, Remaja, Dewasa, Tua
6. Etnik: Jawa, Cina, & Thailand
7. Kebudayaan: Jawa (asli kebudayaan Ringianyar), Islam Jawa (dianut
masyarakat NU), Islam Arab (dianut masyarakat Muhammadiyah),
Konghuchu (dianut masyarakat Cina), Kristen (dianut masyarakat
kristen).
Dalam diferensiasi sosial tidak jarang menimbulkan suatu dampak
negatif seperti konflik sosial dan perpecahan. Pada masyarakat desa
Ringianyar, untuk mengurangi dampak tersebut ditumbuhkan rasa
toleransi yang tinggi pada masyarakat dengan cara saling menghormati
dan tidak mengganggu jalannya masing-masing perbedaan selama
tidak bertentangan keras/merugikan masyarakat secara umum. Dalam
masyarakat yang heterogen seperti desa Ringianyar seperti ini tidak
jarang menimbulkan suatu konflik sosial. Contoh konflik sosial yang
kami anngkat dalam kasus ini yaitu konflik yang terjadi antara aliran
agama Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Konflik soaial ini
dapat terjadi karena perbedaan kebudayaan/pandangan yang mereka
anut. Dalam Nahdlatul Ulama mempunyai kebudayaan mendoakan
orang yang sudah meninggal seperi tujuh harian, empat puluh harian,
seribu harian, dan haul. Namun dalam Muhammadiyah tidak terdapat
acara semacam ini. Dari perbedaan inilah timbul suatu konflik di desa
ringianyar karena antar pengikut aliran saling mengejek/menghina satu
sama lain. Pengikut Nahdlatul Ulama menghina pengikut
muhammadiyah karena membiarkan keluarganya yang telah meninggal
tanpa diadakan selamatan (tahlilan) seperti hewan yang dibiarkan saja
meninggal. Dan sebaliknya pengikut Muhammadiyah juga
mengejek/menghina pengikut Nahdlatul Ulama acara tahlilan/doa
kepada orang yang telah meninggal itu merupakan suatu yang Bidah
dan haram hukumnya. Karena saling menghina satu sama lain akhirnya
timbullah konflik diantara ke-2 aliran agama Islam ini. Upaya yang
dilakukan untuk mengurangi konflik dalam kasus ini yaitu harus adanya
toleransi yang tinggi diantara kedua belah pihak. Tidak boleh ada
perasan paling benar diantara kedua belah bihak, kerena suatu
keyakinan merupakan suatu yang paling benar menurut penganut
keyakinan itu sendiri. Dan itu tidak dapat dipaksakan satu sama lain.
Sehingga upaya untuk mengurangi konflik agar konflik tidak semkin
meluas diantara kedua belah pihak yaitu dengan mengedepankan
perasaan saudara (integrasi) sebagai sesama penganut agama Islam.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Diferensiasi sosial adalah pengelompokan masyarakat secara
horisontal berdasarkan ciri-ciri tertentu. Sehingga diantara perbedaan-
perbedaan yang terjadi dalam diferensiasi soaial ini mempunyai tingkat
derajad yang sama diantara perbedaan-pebedaan tersebut.
Bentuk-bentuk deferensiasi sosail yang terjadi di lingkungan
masyarakat berdasarkan ras, klen (kerabat), agama, jenis kelamin, asal
daerah dan partai politik.
Salah satu contoh deferensiasi sosial yang terjadi di lingkungan
masyarakat desa Ringinanyar, kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar
berupa :
1. Agama: Islam & Kristen
2. Aliran agama: Nahdlatul Ulama& Muhammadiyah
3. Jenis kelamin: Laki-laki & Perempuan
4. Pekerjaan: pertani padi, petani lombok, petani jagung, petani tomat,
petani tebu dan lain sebagainya
5. Usia: Balita, Anak-anak, Remaja, Dewasa, Tua
6. Etnik: Jawa, Cina, & Thailand
7. Kebudayaan: Jawa (asli kebudayaan Ringianyar), Islam Jawa (dianut
masyarakat NU), Islam Arab (dianut masyarakat Muhammadiyah),
Konghuchu (dianut masyarakat Cina), Kristen (dianut masyarakat
kristen).

B. Saran
Dalam hal ini penyusun menyarankan kepada kita semua agar
selalu berfikap positif dalam menyikapi adanya diferensiasi sosial.
Karena pada hakikatnya manusia memang diciptakan beraneka ragam
untuk saling mengisi dan melengkapi. Sehingga kita harus
mengedepankan sikap toleransi agar konflik yang diakibatkan kerena
adanya diferensiasi sosial tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45466-Makalah
Diferensiasi%20Sosial.html
http://catatanmasrikky.blogspot.com/2014/10/makalah-stratifikasi-sosial-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai