Anda di halaman 1dari 32

Konsep Dasar Kehamilan

A. Definisi

Prenancy
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid

terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati. Yang menandai awal periode

antepartum. (Varney, 2006)

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana dalam rahim seorang wanita terdapat hasil

konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa) (Rustam Mochtar, 1998).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan

hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar

kemungkinanya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2007).

B. Proses Kehamilan

Proses kehamilan menurut Rustam Mochtar (1998), adalah :

a. Ovum (Sel Telur)

Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital

ridge.

Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis):


1. Oogonia

2. Oosit pertama

3. Primary ovarian follicle

4. Liquar folliculi

5. Pematangan pertama ovum

6. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum

b. Spermatozoa (Sel Mani)

Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas 4 bagian yaitu kepala yang

berisi inti (nukleus), leher, bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga

sperma dapat bergerak dengan cepat, urutan pertumbuhan sperma : spermatogonium

membelah dan spermatosit pertama membelah dua, spermatosit kedua membelah dua,

spermatid tumbuh menjadi spermatozoon.

c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)

Pembuahan adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel telur

dituba fallopi. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi dapat

melintasi zona pellusida masuk ke villetus ovum. Setelah itu zona pellusida

mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Persatuan ini dalam

prosesnya diikuti oleh persatuan pronuklei, keduanya yang disebut zygot yang terdiri

dari atas acuan genetik dari wanita dan pria.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zygot yang

berjalan lancar dan dalam 3 hari sampai dalam stadium morula. Hasil konsepsi ini

dengan urutan tetap bergerak ke arah rongga rahim. Hasil konsepsi sampailah dalam

kavum uteri dalam peringkat blastula.


d. Nidasi (Implantasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi dalam endometrium.

Blastula diselubungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan

dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan

endometrium berada pada masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak

mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen

serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.

Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell-mass) akan

mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan

menutup lagi. Itulah sebabnya pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka

desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang

rahim (korpus) dekat fundus uteri.

Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih

kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac.

Sedang sel-sel yang lebih besar menjadi endoderm dan membentuk ruang amnion.

Maka terbentuklah lempeng embrional (embryonal plate) diantara amnion dan yolk

sac.

Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigah (embrio) akan

melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic

membrane) yang telah menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan

yaitu sitotrofoblas yang disebelah dalam dan sinsitiotrofoblas yang disebelah luar.

Villi korionik yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-

cabang dan disebut korion profundus. Sedangkan yang berhubungan dengan desidua
kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion

leave.

e. Plasentasi

Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh

hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa

rahim pada kehamilan yang terbagi atas :

1. Desidua basalis

Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasenta terbentuk.

2. Desidua kapsularis

Meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu

dengan desidua vera kosena obliterasi.

3. Desidua vera

Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.

C. Diagnosa Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan

ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), bahwa :

a. Tanda-tanda dugaan hamil adalah :


1). Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena umunnya

wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir,

supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.

2). Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,

keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu dan keadaan ini disebut morning

sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering

dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut hiperemesis gravidarum.

3). Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama

disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung kemih, gejala ini akan hilang pada

trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena

kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

4). Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh pengaruh

estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar

Montgomery terlihat lebih membesar (Rustam Mochtar, 1998).

5). Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak deposit

pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma gravidarum. Areola mammae

menghitam. Pada linea alba tampak menjadi lebih hitam.

6). Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh

hormon steroid (Hanifa, 2005).

7). Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada triwulan

pertama (Hanifa, 2005).

8). Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia

eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan

pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama (Hanifa, 2005).
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil adalah :

1). Tanda hegar

Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di dinding

perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-akan terpisah

dengan serviks ( istmus sangat lembek pada kehamilan). Pada kehamilan 6 8

minggu dengan pemeriksaan bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini

(Hanifa, 2005).

2). Tanda piskacek

Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga

menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam keadaan hamil

tumbuh cepat pada tempat implantasinya) (Armi, 2006).

3). Tanda Braxton hicks

Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi

yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks. Adanya

kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan bahwa kehamilan bukan kehamilan

ektopik (Armi, 2006).

4). Tanda ballotement

Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih banyak

sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-konyong uterus

ditekan maka janin akan melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut

dengan ballottement (Hanifa, 2005).

5). Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu

(Hanifa, 2005).
c. Tanda-tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut :

1). Gerakan janin dalam rahim

a. Terlihat atau teraba gerakan janin

b. Teraba bagian-bagian janin

2). Denyut jantung janin

a. Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat dopler.

b. Dilihat dengan ultrasonografi.

c. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin,

ultrasonografi.

Untuk membantu membuat diagnosa kehamilan sedini-dininya dapat dilakukan

beberapa pemeriksaan berdasarkan adanya khoriogonadotropin (human chorionic

gonadotropin = HCG) yang dihasilkan oleh plasenta (Armi, 2006).

D. Perubahan Fisiologis dan Psikologis

a. Perubahan fisiologis ibu hamil

1). Rahim atau uterus

Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30gram akan menjadi

1000gram saat akhir kehamilan (Rustam Mochtar, 1998).

2). Vagina (liang senggama)

Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.

3). Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya

plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu.

4). Payudara

Payudara menjadi lebih besar, glandula Montgomery makin tampak,

areola payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), putting susu makin

menonjol.

5). Sirkulasi darah

Darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan

janin dalam rahim. Serum darah (volume darah) meningkat sebesar 25-30%

sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% (manuaba, 1998).

6). Berat badan ibu hamil bertambah

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama

hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu (Rustam

Mochtar, 1998).

b. Perubahan psikologis

1). Perubahan psikologis trimester I

Segera setelah konsepsi kadar harmon estrogen dan progesterone

kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan

muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya

payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.

Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan


kesedihan. Sering kali biasanya pada awal kehamilannya ibu berharap untuk

tidak hamil.

Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda

untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan

yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena

perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang

mungkin diberitahukannya pada orang lain atau dirahasiakannya

(PusDikNaKes, 2003).

2). Perubahan psikologis trimester II

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman

karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum

dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat

menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester

ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan

kehadiran bayinya bagi seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang

merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang

dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

3). Perubahan psikologis trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada sebab

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya. Seorang ibu

mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan

timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul

kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan
jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan

bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada

trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor

psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

a. Faktor Fisik

Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi

tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan

kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau

poliklinik kebidanan. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang

sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan

menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita

anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada

janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan

dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak

yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi

berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

b. Faktor Psikologis

1). Stess
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu

dan janin. Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau

gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan

baik.

2). Dukungan keluarga

Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu.

Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan., mendukung bahkan

memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan

merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,

persalinan dan masa nifas.

c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi

Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat,

fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup

yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan

kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada.

Perilaku makan juga harus di perhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat

istiadat. Jika ada makanan yang di pantang adat padahal baik untuk gizi ibu

hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak

kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga

kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab,

menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap

keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang

sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya


secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan

persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik

sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan

dapat berjalan dengan baik.

F. Kebutuhan Ibu Hamil

a. Kebutuhan ibu hamil trimester I

1). Diet dalam kehamilan

Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan

makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu

pula nafsu makan yang menurun. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas

sehari.

2). Pergerakan dan gerakan badan

Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan

terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang

dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.

3). Hygiene dalam kehamilan

Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi

kemungkinan infeksi, kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya untuk

menjamin pencernaan yang sempurna.

4). Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan

dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat

menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai

riwayat abortus, ibu dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16

minggu karena pada waktu itu plasenta telah terbentuk.

5). Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2.

b. Kebutuhan ibu hamil trimester II

1). Pakaian dalam kehamilan

Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman digunakan

dan yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat.

Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak

tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang.

2). Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat, maka ibu dianjurkan

untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi.

3). Ibu diberi imunisasi TT3.

c. Kebutuhan ibu hamil trimester III

1). Mempersilahkan kelahiran dan kemungkinan darurat

a) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk

mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong dan

tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya

persalinan.

b) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan

rencana jika terjadi komplikasi, termasuk :


- Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai

tempat tersebut.

- Mempersiapkan donor darah.

- Mengadakan persiapan financial.

- Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan

pertama tidak ada ditempat.

2). Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan

a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-

robekan kecil pada servik.

c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d) Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada

(Rustam Mochtar, 1998).

G. Tujuan Asuhan Kehamilan

Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care

(ANC) tersebut adalah :

a) Memantau kemajuan kehamilan, dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat

dipastikan keadaannya.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam

melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan

selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan

janinnya.

d) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali

kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan

persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar,

seperti yang diharapkan semua pihak.

e) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan

dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapat berjalan dengan

lancar.

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu

faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah

melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.

Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu

dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi

komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan

memberikan pendidikan.

Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal

selama kehamilan (PusDikNaKes, 2003).

H. Kunjungan Antenatal

Standar pelayanan antenatal ada 14 T yaitu:


a. Tanya dan sapa ibu.

b. Timbang BB dan ukur TB.

c. Ukur tekanan darah.

d. Temukan kelainan.

e. Tekan payudara.

f. Ukur TFU.

g. Test Leopold dan DJJ.

h. Test laboratorium.

i. Imunisasi TT.

j. Pemberian tablet Fe.

k. Tingkatkan senam hamil.

l. Tingkatkan pengetahuan.

m. Temu wicara.

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu

1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III (Saifuddin, 2002).

Dengan antenatal care harus diusahakan agar:

a. Wanita hamil sejak awal sampai akhir kehamilan kesehatan fisik maupun mental.

b. Mengurangi penyulit-penyulit atau kelainan fisik dan psikologis serta menemukan dan

mengobati secara dini.

c. Persalinan berlangsung tanpa kesulitan dan anak yang dilahirkan sehat serta ibu dalam

kondisi sehat pasca persalinan (Armi, 2006).


H. Masalah / ketidaknyamanan pada masa hamil dan cara mengatasi

Ketidaknyamanan pada Kehamilan dan Cara Mengatasinya

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya

membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi

tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah

fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan. Beberapa

ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut :

Tabel I. Ketidaknyamanan Masa Hamil dan Cara Mengatasinya

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi

.
1. Sering buang air kecil. Penjelasan mengenai sebab terjadinya

Trimester I dan III Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing

Perbanyak minum pada siang hari

Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia,

kecuali jika nokturia sangat mengganggu tidur di

malam hari

Batasi minum kopi, teh, dan soda

Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih

dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring

miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah

diuresis

2. Striae gravidarum Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada

Tampak jelas pada bulan indikasinya

ke 6-7 Gunakan baju longgar yang dapat menopang

payudara dan abdomen


3. Hemoroid Hindari konstipasi

Timbul pada Trimester II Makan makanan yang berserat dan banyak minum

dan III Gunakan kompres es atau air hangat

Dengan perlahan masukkan kembali anus setiap

selesai BAB

4. Kelelahan / Fatigue Yakinkan bahwa ini normal pada awal kehamilan

Pada Trimester I Dorong ibu untuk sering beristirahat

Hindari istirahat yang berlebihan

5. Keputihan Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari

Terjadi pada Trimester I, Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan

II, atau III mudah diserap

Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah

dan sayur

6. Keringat bertambah Pakailah pakaian yang tipis dan longgar

Secara perlahan terus Tingkatkan asupan cairan

meningkat sampai akhir Mandi secara teratur

kehamilan
7. Sembelit Tingkatkan diet asupan cairan

Trimester II dan III Buah prem atau jus prem

Minum cairan dingin atau hangat, terutama saaat

perut kosong

Istirahat cukup

Senam hamil
Membiasakan buang air besar secara teratur

Buang air besar segera setelah ada dorongan

8. Kram pada kaki Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya

Setelah usia kehamilan 24 tinggi)

minggu Latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan

otot yang terkena

Gunakan penghangat untuk otot

9. Mengidam (pica) Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi

Trimester I kebutuhannya

Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa

diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta

memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut

kultur

10. Napas sesak Jelaskan penyebab fisiologisnya

Trimester II dan III Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan

dalamnya pernafasan pada kecepatan normal yang

terjadi

Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik

nafas panjang

Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan

pernapasan interkostal

11. Nyeri ligamentum Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri

rotundum Tekuk lutut ke arah abdomen


Trimester II dan III Mandi air hangat

Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa

sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi

Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus

dan bantal lainnya letakkan di antara lutut sewaktu

dalam posisi berbaring miring.

12. Berdebar- debar (palpitasi Jelaskan bahwa hal ini normal pada kehamilan

jantung)

Mulai akhir Trimester I


13. Panas perut (heartburn) Makan sedikit-sedikit tapi sering

Mulai bertambah sejak Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam

Trimester II dan Hindari rokok, asap rokok, alkohol dan cokelat

bertambah semakin Hindari berbaring setelah makan

lamanya kehamilan. Hindari minum air putih saat makan

Hilang pada waktu Kunyah permen karet

persalinan Tidur dengan kaki ditinggikan

14. Perut kembung Hindari makan yang mengandung gas

Trimester II dan III Mengunyah makanan secara sempurna

Lakukan senam secara teratur

Pertahankan saat buang air besar yang teratur

15. Pusing / sinkop Bangun secara perlahan dari posisi istirahat

Trimester II dan III Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan

yang hangat dan sesak

Hindari berbaring dalam posisi telentang


16. Mual dan muntah Hindari bau atau faktor penyebabnya

Trimester I Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat

sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari

Makan sedikit tapi sering

Duduk tegak setiap kali selesai makan

Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu

Makan makanan kering diantara waktu makan

Minum minuman berkarbonat

Bangun dari tidur secara perlahan

Hindari menggosok gigi setelah makan

Minum teh herbal

Istirahat sesuai kebutuhan

17. Sakit punggung atas dan Gunakan posisi tubuh yang baik

bawah Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang

Trimester II dan III tepat

Gunakan kasur yang keras

Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan

punggung

18. Varises pada kaki Tinggikan kaki sewaktu berbaring

Trimester II dan III Jaga agar kaki tidak bersilangan

Hindari berdiri atau duduk terlalu lama

Senam untuk melancarkan peredaran darah

Hindari pakaian atau korset yang ketat


I. Tanda Bahaya dalam Kehamilan

1. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pervaginam dapat terjadi setiap saat pada masa hamil. Hal ini

dapat disebabkan oleh kondisi yang ringan, seperti implantasi, servisitis atau polip

servik, atau koitus, atau oleh kondisi-kondisi serius yang bahkan mengancam

kehidupan, seperti plasenta previa dan solusio plasenta.

Perdarahan pada masa kehamilan dapat dibagi menjadi 2 :

- Perdarahan pada masa kehamilan muda

Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.

Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan

kehamilan, dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.

- Perdarahan pada masa kehamilan lanjut

Yaitu perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan setelah 22 minggu sampai

sebelum bayi lahir. Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu biasanya lebih

banyak dan lebih berbahaya. Perdarahan ante partum yang berbahaya umumnya

bersumber pada kelainan plasenta, Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut,

dua kondisi yang mengancam jiwa adalah

2. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus

uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun dapat

pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Plasenta dapat lepas sebagian atau

seluruhnya. Bila plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis,

bila hanya sebagian disebut solusio plasenta parsialis, atau bisa juga hanya sebagian

kecil pinggir plasenta yang lepas sering disebut rupture sinus marginalis. Perdarahan
yang terjadi karena lepasnya plasenta ini dapat mengalir ke luar yaitu pada solusio

plasenta dengan perdarahan keluar. Sedangkan pada solusio plasenta dengan

perdarahan tersembunyi, perdarahan tersembunyi di belakang plasenta. Dapat pula

terjadi keduaduanya atau perdarahannya menembus selaput ketuban masuk ke dalam

kantong ketuban.

3. Plasenta Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen

bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada

keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas uterus. Plasenta dapat menutupi

seluruh pembukaan jalan lahir yang disebut plasenta previa totalis, apabila hanya

sebagian jalan lahir yang tertutup jaringan plasenta maka disebut plasenta previa

parsialis. Sedangkan apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan

disebut plasenta previa marginalis.


Penyebab utama pada perdarahan antepartum adalah solusio plasenta dan

plasenta previa. Selain kedua penyebab utama tersebut, perdarahan pada kehamilan

lanjut dapat juga disebabkan oleh hal lain. Misalnya rupture uteri atau gangguan

pembekuan darah.

4. Sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari

tangan

Sakit kepala, penglihatan kabur, bengak di wajah dan jari tangan sering

berhubungan dengan preeklampsia dan eklampsia. Gejala dan tanda tersebut disertai

dengan kejang serta kehilangan kesadaran. Keadaan lain yang dapat menyebabkan

kejang antara lain epilepsi, malaria, trauma kepala, meningitis, ensefalitis. Nyeri

kepala dan penglihatan kabur serta muntah dapat terjadi pada migrain.
5. Keluar cairan pervaginam

Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan

kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa mucus

bercampur darah (blood show) dan mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan

akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai

terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Untuk menegakkan diagnosis KPD perlu

diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban. Pemeriksaan

dilakukan dengan menggunakan speculum untuk melihat dari mana asal cairan,

kemudian pemeriksaan reaksi pH basa.

6. Gerakan janin tidak teraba

Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 22

minggu atau selama persalinan, maka perlu waspada terhadap kemungkinan gawat

janin atau bahkan kematian janin dalam uterus. Gerakan janin berkurang atau

bahkan hilang dapat juga terjadi pada solusio plasenta dan rupture uteri. Menurut

Sadovsky (1979), jumlah rata-rata pergerakan fetus perminggu adalah 50 sampai 950

gerakan . Variasi hariannya yang paling rendah adalah 4 10 per 12 jam pada

kehamilan normal.

7. Nyeri perut yang hebat

Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa nyeri perut kemungkinan merupakan

tanda kemungkinan Persalinan preterm, Rupture uteri, Solusio plasenta. Nyeri perut

hebat dapat terjadi pada rupture uteri (nyeri dapat berkurang setelah rupture terjadi)

disertai dengan syok, perdarahan intraabdomen dan atau pervaginam, kontur uterus

yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.


ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA IBU HAMIL ( PRE NATAL )

A. PENGKAJIAN
I. Identitas
Identitas Klien
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku/Bangsa :
No. Med. Rec :
Diagnosa Medis :
Tanggal pengkajian :
Golongan Darah :
Alamat :

Identitas Penanggung jawab


Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku/ Bangsa :
Alamat :
Hubungan dengan klien :
2. Riwayat Kehamilan Sekarang :
Gerakan janin (peyulit), Detak Jantung Janin (DJJ), ukuran saat ini dan

perubahannya, jumlah cairan ketuban, bagian terbawah janin dan penurunannya, dan

aktivitas janin.

Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya.

Keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan.

Kekhawatiran-khawatiran lain.

Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling percaya dengan

ibu dan keluarganya.

3. Pemeriksaan Fisik :

Tekanan darah saat ini dan besar perubahannya.

Berat badan saat ini dan besar perubahannya.

Gejala, termasuk nyeri kepala, gangguan pengelihatan, nyeri abdomen, mual dan

muntah, perdarahan, cairan dari vagina, disuria.

Pengukuran tinggi fundus dari simfisis dalam cm.

Memastikan bagian terbawah janin.

Penurunan bagian terbawah janin

Palpasi abdomen untuk mendeteksi kehamilan ganda (setelah 28 minggu).

Manuver Leopold untuk mendeteksi kelainan letak (setelah 36 minggu).

Perdarahan dan pecah ketuban.

4. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium kunjungan ulang meliputi :

Protein urin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan

cara efektif mendeteksi pre-ekiamsia, suatu keadaan yang membahayakan jiwa.

Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin awal diperiksa saat kunjungan antenatal awal, saat kunjungan

ulang perlu dilakukan pemeriksaan hemoglobin ulang. Minimal pemeriksaan

Hemoglobin selama kehamilan dilakukan dua kali yaitu pada trimester pertama dan

pada trimester terakhir.

5. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pada kunjungan ulang ultrasonografi hanya dilakukan atas indikasi spesifik.

B. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah

1. S: klien merasa khawatir Hamil 38 minggu cemas


dengan proses operasi SC
nanti. Prosedur invasif yang akan
O: Banyak bertanya dilakukan
gelisah,tdk konsentrasi
dalam menjawab cemas
pertanyaan,riwayat
persalinan caesar tidak ada,
TD=110/80 mmHg
2. S: klien mengeluh sering Hamil 38 minggu Resiko
pusing,keletihan, kaki terasa terjadinya
pegal dan kesemutan. TD=110/80 mmHg cedera
O: TD=110/80 mmHg,
P=80x/m, R=20x/m, S=36,5 Keletihan
cm, BB=51 Kg,TB= 153 cm

cidera
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1. Cemas b.d prosedur invasif saat operasi SC yang akan dilakukan
2. Resiko terjadi cidera b.d keletihan

C. Rencana Keperawatan
N Tgl/ja No Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
o m Dx.
Kep
.
1. I Cemas 1. kaji tingkat kecemasan:
1. Dapat dilakukan
berkurang atau ringan, penanganan secara
hilang setelah sedang,berat,panik. cepat dan tepat.
2. Berikan kenyaman & 2. Meyakinkan klien
di-berikan
ke-tentraman hati. bahwa ia benar
penyuluhan.
3. Jelaskan tentang
mendapat
perawat-an hamil,
pertolongan.
Kriteria hasil :
persalinan, pas-ca
3. Mengurangi
Klien
persalinan,prognosa & kecemasan karena
menjelaskan ia
prosedur yang akan dila klien sudah mengerti
tidak lagi
kukan ( operasi SC ) apa yang akan
khawatir.
dihadapi / jalani nya
Tidak lagi
nanti.
gelisah.

2. II Cidera tidak
1. Anjurkan klien untuk
1. Mencegah terjadinya
terjadi. tidak melakukan cidera.
2. Aktivitas tetap dapat
setelah aktivitas sendiri dan
dilakukan dengan
diberikan menghindari akti vitas
resiko cidera
penyuluhan. yang membahayakan minimal.
3. Kelainan menjelang
diri dan kandungannya.
2. Ajarkan klien untuk proses persalinan
Kriteria hasil :
melakukan aktivitas dapat segera
Dapat
yang aman & ringan. diketahui dan diatasi.
mengidentifika
3. Pantau TTV dan
si faktor-faktor
keluhan klien.
yang
meningkatkan
kemu ngkinan
terhadap
cidera.
Dapat
menerangkan
cara agar tidak
sampai cidera.
TTV
Normal

D. Implementasi Keperawatan
No Tgl/ja No. Implementasi Hasil/respon Pelaksanaan
m Dx. / paraf
Kep
1. I 1. Mengkaji tingkat
1. Hasil : Tingkat cemas
kecemasan: klien ringan
2. Memberikan
2. Hasil : klien merasa
kenyaman & ke- nyaman dan tentram
tentraman hati. hati
3. Menjelaskan tentang
3. Respon : klien
perawat-an hamil, mengatakan paham
persalinan, pasca terhadap tindakan yang
persalinan,prognosa akan dilakukan klien
& prosedur yang akan yaitu operasi SC
dila kukan ( operasi
SC)

2. II 1. Menganjurkan klien
1. Hasil : klien tidak
untuk tidak sepenuhnya melakukan
melakukan aktivitas aktivitas sendiri,
sendiri dan aktivitas klien di bantu
menghindari aktivitas keluarganya.
2. Klien melakukan
yang membahayakan
aktivitas yang aman
diri dan
dan ringan.
kandungannya.
3. TD = 110/80 mmHg
2. Mengajarkan klien
P = 80 x / menit
untuk melakukan R = 20 x / menit
S = 36,5C
aktivitas yang aman
Keluhan klien sedang.
& ringan.
3. Memantau TTV dan
kelihan klien

E. Catatan Perkembangan (Evaluasi)


No Tgl/Jam No. Dx. Perkembangan Pasien Pelaksana
Kep
1. I S: Klien mengatakan tidak lagi:
merasa khawatir.
O: Klien tidak lagi gelisah,tenang
dan tidak lagi tegang.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
2. II S: -
O: Klien dapat menjelaskan faktor
apa saja yang dapat menimbulkan
cidera dan cara mencegah atau
menghindarinya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-

lengkap.html#ixzz2QBn2u5Ou

Anda mungkin juga menyukai