MAKALAH Patofis Asidosis
MAKALAH Patofis Asidosis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat II
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan junjungan besar
kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
BASA. Tujuan penyusunan makalah ini di tujukan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat II.
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena adanya keterbatasan ilmu dan
bahan-bahan yang diperoleh. Untuk itu segala kritik dan saran yang membangun
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah
membimbing kami. Serta bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak yang
Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas segala yang
PENDAHULUAN
tetapi kita masih kurang mengetahui apa dampak yang ditimbulkan bila
penyakit tanpa mengetahui secara rinci bagaimana penyakit itu terjadi dan
alkolisis metabolik.
Satu pengukuran yang digunakan untuk mengambarkan keseimbangan
asam basa adalah pH. Jika ion hidrogen bertambah, larutan akan bersifat basa
basa (pH>7). Plasma darah normalnya bersifat basa ringan dengan pH 7,35
pernafasan, makanisme ginjal. Bila upaya resebut gagal dan pH darah <6,8
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Definisi
ketat konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Secara
menurun ,reaksi tersebut akan berpindah ke sisi CO2. Dalam proses ini,ion H+
dan HCO3- bereaksi membentuk H2CO3 yang dengan cepat berubah kembali
Tabel 1.1 Kadar pH ,PCO2 ,HCO yang diketahui pada keadaan asidosis dan alkalosis
kemampuan bernafas.
ganda dan menyebabkan rasio alkalotik 40/1. Kondisi ini antara lain
hidrogen dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Dan seperti pada ion-ion
penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan paru-paru yang
konsentrasi ion hidrogen, dengan penekanan khusus pada kontrol sekresi ion
hidrogen ginjal dan reabsorpsi, produksi, dan ekskresi ion ion bikarbonat
oleh ginjal, yaitu salah satu komponen kunci sistem kontrol asam basa dalam
2.3 Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta perubahan
yang terjadi pada asidosis dan alkalalosis.
Konsentrasi ion hidrogen darah secara normal dipertahankan dalam batas
normal hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/liter, tetapi dalam kondisi yang ekstrim,
jumlah yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen
pH normal darah arteri adalah 7,4 , sedangkan pH darah vena dan cairan
nilai ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4. Batas rendah
pH dimana seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah sekitar 6,8
sel, pH cairan intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4. Hipoksia
pH urin dapat berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam
basa cairan ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan tubuh yang bersifat
asam adalah HCL yang diekskresikan kedalam lambung oleh oksintik ( sel-
Pengaturan
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera
bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion
3. Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam atau urin alakalin, sehingga
tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka
pernafasan juga bekerja dalam beberapa menit untuk mengeliminasi CO2 dan
oleh karena itu H2CO3 dari tubuh. Kedua pengaturan ini menjaga konsentrasi
ion hidrogen dai perubahan yang terlalu banyak sampai pengaturan yang
basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke
dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan
3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen
dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida
Penyangga adalah zat apapun yang secara terbalik dapat mengikat ion-ion
konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan. Sistem ini bekerja sangat cepet dan
menghasilkan efek dalam hitungan detik. Ada 4 sistem penyangga dalam cairan
tubuh yaitu:
dua zat :
Reaksi ini lambat, dan sangat sedikit jumlah H 2CO3 yang dibentuk kecuali
bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini banyak sekali di dinding alveoli
membentuk H2CO3.
H2CO3 berionasi seara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3-:
H2CO3 H+ + HCO3-
penurunan laju ekspirasi CO2 . Peningkatan HCO3- yang terjadi didala darah
paling penting. Sistem alasan bikarbonat kuat karena dua alasan berikut :
1. pH cairan ekstraseluler sekitar 7,4 , sedangkan pK sistem penyangga bikarbonat
adalah 6,1 . Hal ini berarti bahwa terdapat sistem penyangga bikarbonat dalam
bentuk HCO3- sebanyak 20 kali lebih besar daripada bentuk CO2 yang terlarut.
Karena alasan inilah sistem tersebut bekerja pada bagian kurva penyangganya
buruk.
2. Konsentrasi kedua elemen bikkarbonat, yaitu CO2 dan HCO3- tidak besar
( kecil).
ekstraseluler yang paling kuat dalam tubuh. Sifat berlawanan yang jelas ini
terutama akibat kenyataan bahwa kedua elemen sistem penyangga. HCO 3- dan
CO2 diatur oleh ginjal dan paru-paru. pH cairan ekstraseluler dapat diatur dengan
tepat oleh kecepatan relatif dan penambahan HCO 3- oleh ginjal dan kecepatan
Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah
asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjdi basa lemah. Natrium
hidrogen fosfat ( Na2HPO4) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat
suatu asam kuat seperti HCL ditambah kedalam campuran kedua zat ini, hidrogen
Hasil dari reaksi ini adalah asam kuat, yaitu HCL, digantikan oleh sejumlah
tubulus ginjal
Alasannya :
sistem.
konsentrasi fosfat dalam cairan ini beberapa kali lebih besar daripada dalam cairan
ekstraseluler dan oleh karena itu biasanya lebih mendekati pK sistem penyangga
3. Sistem protein
gugus karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi
sebagai basa. Protein banyak diantara para penyangga yang paling kuat dalam
sedikit ion hidrogen dan ion bikarbonat yang berdifusi melalui membran sel,
walaupun ion-ion ini membutuhkan waktu beberapa jam untuk menjadi seimbang
dengan cairan ekstraseluler, kecuali keseimbangan cepat yang terjadi didalam sel-
sel darah merah. Akan tetapi CO2 dapat dengan cepat berdifusi melalui semua
Karena alasan ini, sistem penyangga didalam sel membantu mencegah perubahan
Dalam sel darah merah, hemoglobin adalah penyangga penting sebagai berikut :
H+ + Hb HHb
penyangga kimia total dalam cairan tubuh berada didalam sel-sel, kebanyakan
dihasilkan dari protein intraseluler. Akan tetapi, kecuali untuk sel-sel darah merah,
lambatnya pergerakan ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui membran sel
pH, sedangkan penurunan Pco2 akan meningkatkan pH. Oleh karena itu dengan
dari cairan ekstraseluler yang melalui kerja massa akan mengurangi konsentrasi
CO2 dibentuk secara teruss menerus dalam suhu tubuh melalui proses
metabolisme intraseluler. Setelah itu CO2 berdifusi dari sel masuk kedalam
cairan interstisial dan darah, dan aliran darah mentranspor CO2 ke paru,
yang terlarut dalam cairan ekstraseluler, yang sama dengan Pco2 40 mmHg.
menurunkan Pco2. Bila kecepatan ventilasi paru-paru dan Pco2 dalam cairan
ekstraseluler.
sewaktu pH turun dari nilai normal. Oleh karena itu kompensasi pernapasan
ion hidrogen, sistem pernapasan bekerja sebagai kontrol umpan balik negatif
( H+ ) ventilasi alveolus
( - ) Pco2
kedalam cairan ekstraseluler dan pH turun dari 7,4 menjadi 7,0 , sistem
tipe sistem penyangga fisiologis karena pengaturan ini bekerja dengan cepat
dan menjaga konsentrasi ion hidrogen dari perubahan yang terlalu besar
adalah satu sampai dua kali lebih besar daripada tenaga penyangga seluruh
sampai dua kali lebih banyak asam atau basa yang secara normal dapat
asam atau yang basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam
Keseluruhan mekanisme urin asam basa oleh ginjal adalah sebagai berikut :
sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus kedalam tubulus, dan
bila ion bikarbonat diekskresikan kedalam urin, keadaan ini menghilangkan basa
dari darah. Sebaliknya sejumlah besar ion hidrogen juga dieksresikan ke dalam
lumen tubulus oleh sel-sel epitel tubulus, jadi menghilangkan asam dari darah.
Bila lebih banyak ion hidrogen yang diekskresikan daripada ion karbonat yang
disaring, akan terdapat kehilangan asam dari ciran ekstraseluler. Sebaliknya bila
lebih banyak bikarbonat yang disaring daripada hidrogen yang dieksresikan, akan
menguap karena mereka bukan H2CO3 oleh karena itu tidak dapat diekskresikan
tubuh adalah melalui ekskresi ginjal. Ginjal juga mencegah kehilangan bikarbonat
dalam urin, suatu tugas yang seara kuantitatif lebih penting daripada ekskresi
asam yang tiak menguap. Setiap hri ginjal menyaring sekitar 4320 miliekuivalen
bikarbonat ( 180 liter/hari x 24 mEg/liter ) dan dalm kondisi normal, hampir
Reabsorbsi bikarboanat dan ekskresi ion hidrogen ole tubulus. Karen ion
harus disekresikan tiap hari hanya untuk mereabsorbsi bikarbonat yang disaring
setiap hari, sehngga total 4400 miliekuivalen ion hidrogen yang diekskresikan
penambahan satu ion hidrogen kedalam cairan ekstraseluler. Oleh karena itu pada
bagian tubulus kecuali cabang tipis desenden dan asenden ansa Henle. Bahwa
untuk setiap bikarbonat yang direabsorsi, harus ada satu ion hydrogen yang
reabsorsi bikarbonat juga meliputi ekresi ion hydrogen oleh tubulus, tetapi terdpat
Tubulus Awal
aktif sekunder dari ion hydrogen ini berpasangan dengan transport natrium
ke dalam sel pada membrane luminal, dan energy untuk sekresi ion
setiap hari oleh tobulus. Akan tetapi melanisme ini tidak mencapai
konsentrasi ion hidrogenyang sangat tinggi dalam cairan tobulus, cairan
H2CO3 yang brdisosiasi HCO3- dan H+. Ion ion hydrogen disekresikan
pembawa di batas luminal membran sel ; pada waktu yang bersamaan, ion
menggerakkan ion hidrigen dalam arah yang belawanan dari dalam sel ke
lumen tubulus.
tubular. Hasil akhirnya adalah bahawa untuk setiap ion hydrogen yang
darah.
sel tbulus ginjal; oleh karena itu, ion ion bikarbonat yang di disring oleh
Reabsorsi ion ion bikarbonat ini diawlai oleh reksi diantara tubulus
antara ion ion bikarbonat yang disaring pada glomerulus dan ion ion
hydrogen yang disekresi oleh sel sel tubulus. H2CO3 yang terbentuk
kemudian berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O. CO2 dapat bergerak dengan
intertisial dan dibawa naik ke darah kapilere peritubular. Jadi setiap kali
ion hydrogen dibentuk di dalam sel sel epitel tubular, ion bikarbonat
juga dibentuk dan dilepaskan kembali ke dalam darah. Efek bersih dari
reaksi ini adalah reabsorsi ion bikarbonat dari tubulus, walaupun ion
Tubulus.
Dalam kondisi normal, kecepatan sekresi ion hydrogen tubular
tubulus ini hampir sama, dan mereka bergabung untuk membentuk CO2
dan H2O. Oleh karena itu peningkatan bahwa ion ion bikarbonat dan ion
Proses titrasi ini tidak begitu tepat karena biasanya sedikit kelebiahn
ion hydrogen dalm tubulus akan dieksresikan dalm urin. Kelebihan ion ini
tidak diekskresikan sebagai ion hydrogen bebas tetepi lebih dalam bentuk
Kelebihan ion hydrogen ini disangga didalam tubulus olen fosfata dan
Sekresi Aktif Primer dari Ion Hidrogen dalam Sel Sel Intercalated pada
Dimulai dari bagian akhir tubulus distal dan berlanjut melelui sisa
transport aktif primer. Ciri ciri transport ini berbeda dengan transport
Sekresi primer ion hydrogen terjadi di suatu sel jenis khusus yang
disebut sel intercalated pada tubulus distal bagian akhir dan duktus
koligentes. Sekresi hydrogen dalam sel sel ini dicapai melalui dua
langkah:
dan H2CO3
mekanisme hydrogen-ATPase
Untuk setiap ion hydrogen yang disekresikan, satu bikarbonat
4,5, yang merupakan batas bawah pH yang dapat dicapai oleh ginjal
normal.
2.7 Penatalaksanaan
mmol/1),penyediaan oksigen
2. Untuk Alkalosis terapi intravena dengan ammonium klorida (165
mmol/1),penyediaan oksigen
basa.
- Sayang sekali, banyak tanda dan gejala dari gangguan asam basa tidak
asam basa.
- Contoh, hipokalemia sering berkaitan dengan alkalosis metabolik.
- Contoh, peningkatan kadar kreatinin serum menunjukkan insufesiensi
metabolik.
basa primer.
- Jika respon kompensatorik lebih berat atau ringan dari pada yang
metabolik.
- Bandingkan besarnya penurunan HCO3 plasma dengan peningkatan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Patofisiologi
3.1.1 Asidosis Metabolik
Metabolisme sel menghasilkan karbon dioksida (CO2). Oleh suatu
ion ion hydrogen dan ion ion HCO 3- secara reversible. Acidemia
dalam unit pH. Sel memiliki rentang perubahan pH yang sempit untuk
asam arang diubah menjadi CO2 dan Air, lalu diabsorsi kembali. Kedua,
Buffer
Penurunan bikarbonat yang memicu terjadinya asidosis metabolik
terjadi melalui dua proses terpisah: buffer (dari air dan karbon
penyangga bikarbonat:
[CO2]=0.03xPaCO2
Sehingga diperoleh :
= 6.1 + 1.3
= 7.4
Metabolic Acidosis
Elevated Lactic Acid Normal Lactic Acid Normal lactic acid Elevated Lactic Acid
Elevated NH3 Normal NH3 Elevated NH3 Normal NH3 Normoglycemia Hypoglycemi
akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas total paru
(KPT). Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka
Gangguan yang berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara obyektif
dengan FEV1 (Volume Ekspirasi Paksa detik pertama) atau APE (Arus
terjadi baik pada saluran napas besar, sedang, maupun kecil. Gejala mengi
saluran napas kecil gejala batuk dan sesak napas lebih dominan dibanding
lebih berat, banyak saluran napas dan alveolus yang tertutup mukus
peredaran darah tanpa melalui unit pertukaran gas yang baik, yang
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan
ketat konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Baik asidosis
retensi CO2 akibat kondisi hiperkapnia.karena jumlah CO2 yang keluar melalui
penulisan makalah ini, maka untuk itu kami sangat mengharapkan motivasi