Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN DENGAN KEINGINAN BERKUNJUNG ULANG PASIEN


DI INSTALASI RAWAT INAP AMBUN PAGI
RSUP DR. M.DJAMIL PADANG
TAHUN 2013

Febriyanti*

ABSTRAK

Tingginya angka urutan antri pasien untuk dirawat di Instalasi Rawat Inap Ambun Pagi RSUP Dr.
M.Djamil Padang menyebabkan pasien merasa kurang terlayani dengan sempurna. Hasil studi
pendahuluan didapatkan 49,6% pasien tidak mempunyai keinginan untuk berkunjung ulang dan
lebih dari separuh (53,8%) pasien merasa puas dalam pelayanan keperawatan. Tujuan dari penelitian
untuk mengetahui analisis hubungan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan dengan
keinginan berkunjung ulang pasien. Penelitian ini dilakukan di instalasi rawat inap ambun pagi RSUP
Dr. M. Djamil Padang, waktu penelitian dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2013. Jenis
penelitian ini adalah Cross Sectional Study dengan sampel penelitian sebanyak 98 orang. Cara
pengambilan sampel dengan Stratified proportional random sampling. Data dianalisis menggunakan
uji chi square dan regresi logistik. Didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel
relliability, ansurance, empathy, tangibles dan responsiviness dengan keinginan berkunjung ulang
pasien dengan nilai p < 0,05. Kesimpulan didapatkan bahwa variabel harga yang merupakan
bagian dari variabel counfonding dari penelitian ini merupakan variabel yang paling berhubungan
dengan keinginan berkunjung ulang, dengan nilai Odd Ratio (OR) = 59,609. Rumah sakit perlu
mempertahankan kualitas pelayanan yang sudah baik dan perlu meningkatkan kepuasan pasien
terhadap jaminan (ansurance) dan kenyataan (tangibles) dalam pelayanan keperawatan.

Kata kunci : Kepuasan, pasien, keinginan, berkunjung, ulang

Alamat Korespondensi

Ns. Febriyanti,S.Kep.,M.Kep
Dosen Prodi D III Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Jl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba
Padang
PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan bagian integral pasien adalah keterjangkauan harga, kemudahan
dari sistem pelayanan kesehatan. Di Indonesia pembayaran, dan hal lain yang bersifat pribadi
seluruh rumah sakit, baik rumah sakit umum atau sesat yang dapat membuat pasien merasa
maupun rumah sakit swasta mempunyai tugas puas.Kualitas jasa sebagai faktor utama dalam
untuk melaksanakan upaya kesehatan yang memenuhi kepuasan pasien terdiri dari; bukti
berdayaguna dan berhasilguna dengan fisik (tangible), kehandalan (reability), daya
mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif tanggap (responsiviness), jaminan pelayanan
tanpa mengesampingkan upaya preventif dan (assurance) dan empati (empathy) (Parasumaran,
promotif serta melaksanakan upaya rujukan et al, 1985 dalam Wijono, 2005).
(Depkes RI, 1995). Menurut Undang-Undang Hasil penelitian Munawaroh (2009),
Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 32 tentang rumah tentang analisis hubungan karakteristik dan
sakit, pasien mempunyai hak untuk memperoleh kepuasan pasien dengan loyalitas pasien,
pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai didapatkan hasil bahwa loyalitas tidak
dengan standar profesi dan standar operasional tergantung pada kepuasan dan karakteristik
prosedur, sehingga rumah sakit senantiasa pasien namun kemungkinan bisa disebabkan
dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan. oleh faktor lain. Hasil penelitian Agustiono dan
Pelayanan keperawatan yang berkualitas Sumarno (2011), tentang analisis pengaruh
dapat meningkatkan laporan kepuasan pasien kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan dan
terhadap rumah sakit. Menurut Gerson (2002) loyalitas pasien, menunjukkan bahwa semakin
dalam Supranto (2011), tujuan dari tinggi kualitas pelayanan, pelanggan makin puas
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit serta memberikan harap, kesan dan pengalaman
adalah agar pasien merasa puas dan menjadi baik terhadap rumah sakit, demikian pula makin
setia sehingga terus menerus menggunakan jasa puas pelanggan, makin tercipta loyalitas mereka
rumah sakit dengan kata lain pasien menjadi dengan komitmen, kunjungan ulang dan
loyal. Para ahli melihat bahwa kualitas pelayanan kesetiaan berobat.
berpengaruh pada kinerja dan kegiatan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
organisasi dalam mencari keuntungan, untuk Dr.M.Djamil Padang adalah rumah sakit milik
menjadi pelanggan setia dan menerima apa pemerintah dengan tipe B plus untuk pelayanan
yang ditawarkan sehingga mereka merasa puas dan tipe A untuk pendidikan yang terletak
(Lovelock dan Laurent, 2002 dalam Triatmojo, dijalan perintis kemedekaan padang. Rumah
2007).Sehingga tujuan akhir dari meningkatkan sakit ini juga merupakan rumah sakit rujukan
kualitas pelayanan di rumah sakit adalah bagi rumah sakit tipe C yang mencakup wilayah
memberikan kepuasan pada pasien kerja Sumatera bagian tengah yang meliputi
(Setiawan,2011). Sumatera barat, Jambi dan Riau. Memiliki jumlah
Kepuasan pasien akan timbul apabila ketenagaan yang cukup besar, dimana terdapat
kualitas jasa pelayanan yang diberikan oleh 2394 orang jumlah ketenagaan dengan berbagai
rumah sakit dapat memenuhi atau melebihi dari bidang displin ilmu. Jumlah ketenagaan
standar harapan pasien (Supranto, 2011). keperawatan lebih mayoritas mendominasi yaitu
Menurut Setiawan (2011), kualitas jasa sebanyak 776 orang, terdiri dari berbagai latar
merupakan faktor utama yang sangat belakang pendidikan mulai dari SPK, D3
mempengaruhi kepuasan pasien terhadap Keperawatan, S1 Keperawatan Ners dan S2
pelayanan rumah sakit, sedangkan faktor lain Keperawatan (Profil Data Ketenagaan Bidang
yang juga dapat mempengaruhi kepuasan Keperawatan, 2012).
Instalasi rawat inap ambun pagi Q = 1 - P yaitu 0,5
merupakan salah satu instalasi yang dimiliki oleh Jadi :
RSUP Dr.M.Djamil Padang, dengan layanan n = 1,96 x 0,50 x 0,5
perawatan yang terdiri dari kelas 1, VIP dan (0,10) 2
super VIP. Total BOR yang dimiliki instalasi n = 98 orang
ambun pagi pada tahun 2011 sebanyak 95,76%, Dari hasil perhitungan sampel, diperoleh jumlah
dan pada tahun 2012 sebanyak 98,50% sehingga sampel minimal yang diperlukan pada penelitian
mengalami peningkatan sebesar 3,26%, ini sebanyak 98 orang. Cara penentuan sampel
sedangkan standar BOR yang ditetapkan RSUP adalah dengan Stratified proportional random
Dr.M.Djamil Padang sebanyak 60 80%. BOR sampling, responden dibedakan atas masing
merupakan salah satu indikator untuk melihat masing ruangan dimana kelas 1 sebanyak 40
kepuasan pasien terhadap pelayanan (Rekam orang, kelas VIP A sebanyak 25 orang, VIP B
medik RSUP Dr.M.Djamil Padang, 2012). sebanyak 25 orang dan Super VIP sebanyak 10
orang, hal ini dilakukan
2
untuk memberikan
METODE PENELITIAN peluang yang sama kepada semua populasi
untuk terpilih menjadi sampel.
Jenis penelitian ini adalah Cross
Sectional Study, dimana penelitian ini dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan waktu pengukuran data variabel
independen, variabel dependen dan variabel a. Keinginan berkunjung ulang pasien ke
counfonding hanya satu kali pada satu saat Instalasi rawat inap ambun pagi
(Arikunto, 2010). Variabel independen pada Hasil analisis univariat didapatkan bahwa
penelitian ini adalah kepuasan pasien dalam lebih dari separuh (69,4%) pasien berkeinginan
pelayanan keperawatan, variabel dependen untuk melakukan kunjungan ulang ke instalasi
adalah keinginan berkunjung ulang pasien dan rawat inap ambun pagi RSUP Dr.M.Djamil
variabel counfonding adalah faktor-faktor yang Padang bila dibandingkan dengan pasien yang
mempengaruhi seperti: umur, jenis kelamin, tidak mempunyai keinginan untuk berkunjung
asuransi, kualitas produk, keterjangkauan harga, ulang (30,6%).
kestrategisan tempat dan ketanggapan SDM. Menurut Cronin, et al (1992),
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menyatakan bahwa keinginan berkunjung ulang
menjalani perawatan di instalasi rawat inap merupakan perilaku pelanggan merespons
ambun pagi RSUP Dr.M.Djamil Padang. Untuk positif terhadap kualitas pelayanan yang mereka
kebutuhan generalisasi maka jumlah sampel terima. Peneliti lain juga menyatakan bahwa
minimal yang dibutuhkan untuk analisis dihitung kepuasan pelanggan akan mempengaruhi
berdasarkan estimasi proporsi suatu populasi intensitas perilaku untuk membeli jasa dari
dengan rumus berikut (Lameshow, et al, 1990 penyedia jasa yang sama (Woodside, et al, 1989
dalam Notoatmodjo, 2010) : dalam Wijono, 2005).
n = Z x P x Q
b. Hubungan umur pasien dengan keinginan
2
d berkunjung ulang
Keterangan : Hasil analisis univariat didapatkan lebih
n = Besar sampel yang diinginkan dari separuh (66,3%) pasien yang menjalani
d = Tingkat ketepatan absolut yang dicari perawatan di instalasi ambun pagi berumur
yaitu 10% dewasa menengah, bila dibandingkan dengan
= Tingkat kemaknaan (0,05) pasien berumur dewasa awal (33,7). Menurut
P= Proposi suatu kasus tertentu terhadap Lezzoni (2003) dalam Meeton (2006), umur
populasi, bila tidak diketahui proposinya dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap
ditetapkan 50% (0,50) kualitas jasa pelayanan, seseorang dengan umur
yang lebih tua umumnya lebih bijaksana dalam pasien berjenis kelamin laki-laki yang lebih
menilai dan merespon perilaku orang lain bila tinggi presentase keinginan berkunjung ulang.
dibandingkan dengan umur yang lebih muda. Adanya perbedaan antara hasil analisis univariat
Hasil analisis bivariat didapatkan dengan analisis bivariat ini yang akhirnya
presentase keinginan berkunjung ulang lebih menurut analisis peneliti yang menyebabkan
tinggi pada pasien dengan kelompok umur tidak adanya hubungan yang signifikan antara
dewasa awal (84,8%) bila dibadingkan dengan jenis kelamin dengan keinginan berkunjung
pasien dengan kelompok umur dewasa ulang.
menengah (61,5%). Hasil uji statistik diperoleh d. Hubungan asuransi kesehatan dengan
nilai p < 0,05 ini berarti ada hubungan yang keinginan berkunjung ulang
signifikan antara umur pasien dengan keinginan Hasil analisis univariat didapatkan lebih
berkunjung ulang. dari separuh (68,4%) pasien yang menajalani
perawatan di instalasi rawat inap ambun pagi
c. Hubungan jenis kelamin dengan merupakan pasien yang memiliki asuransi
keinginan berkunjung ulang kesehatan, bila dibadingkan dengan pasien yang
Analisis univariat didapatkan lebih dari tidak memiliki asuransi kesehatan (31,6%).
separuh (51,0%) pasien yang menjalani Menurut Setiawan (2011), asuransi kesehatan
perawatan di instalasi rawat inap ambun pagi merupakan salah satu faktor yang
berjenis kelamin perempuan bila dibandingkan dipertimbangkan oleh seseorang dalam memilih
dengan pasien berjenis kelamin laki-laki (49,0%). jasa pelayanan rumah sakit.
Menurut Robbins & Judge (2008), bahwa jenis Banyaknya pasien yang menjalani
kelamin berhubungan dengan gender, dimana perawatan di instalasi rawat inap ambun pagi
pada umumnya wanita lebih teliti dalam pada pasien yang memiliki asuransi kesehatan.
melakukan penilaian terhadap perilaku orang Menurut analisis peneliti hal ini disebabkan oleh
lain, lebih banyak menghabiskan waktu untuk karena asuransi kesehatan mampu
menganalisis suatu hal dibandingkan dengan meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan
pria, dan orang tua pada umumnya lebih oleh pasien atau setidaknya pasien hanya
mendorong dan menguatkan ungkapan ekspresi mengeluarkan biaya yang tidak ditanggung
diri pada anak perempuan dari pada anak laki- dalam jaminan asuransi kesehatan. Keadaan ini
laki. yang membuat pasien di instalasi rawat inap
Analisis bivariat didapatkan presentasi ambun pagi lebih dominan adalah pasien yang
keinginan berkunjung ulang lebih tinggi pada memiliki asuransi kesehatan.
pasien dengan jenis kelamin laki-laki (70,8%) Analisis bivariat didapatkan bahwa
dibandingkan dengan pasien berjenis kelamin presentase keinginan berkunjung ulang lebih
perempuan (68,0%). Hasil uji statistik diperoleh tinggi pada pasien yang tidak memiliki asuransi
nilai p > 0,05 ini berarti tidak ada hubungan kesehatan (71,0%), bila dibandingkan dengan
signifikan antara jenis kelamin dengan keinginan pasien yang memiliki asuransi kesehatan (68,7%).
berkunjung ulang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p > 0,05 ini
Tidak adanya hubungan yang signifikan berarti tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis kelamin dengan keinginan antara asuransi kesehatan dengan keinginan
berkunjung ulang. Menurut analisis peneliti, hal berkunjung ulang. Hasil penelitian ini sama
ini secara statistik disebabkan oleh karena dengan penelitian yang dilakukan Yuristin
adanya kesenjangan antara hasil analisis (2011), dimana keinginan berkunjung ulang
univariat dengan analisis bivariat. Dimana hasil lebih tinggi pada responden yang tidak memiliki
analisis univariat diperoleh lebih separuh pasien asuransi kesehatan dan tidak adanya hubungan
yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap yang signifikan antara kepemilikan asuransi
ambun pagi berjenis kelamin perempuan, kesehatan dengan keinginan berkunjung ulang.
namun pada hasil analisis bivariat, malahan
yang baik akan membuat pasien merasa lebih
e. Hubungan kualitas produk dengan puas bila dibandingkan dengan harga yang
keinginan berkunjung ulang mahal dengan kualitas pelayanan yang baik.
Hasil analisis univariat diperoleh lebih Hasil analisis bivariat didapatkan
dari separuh (68,4%) kualitas produk di instalasi presentase keinginan berkunjung ulang lebih
rawat inap ambun pagi adalah berkualitas. Hasil tinggi pada harga terjangkau (93,9%) bila
penelitian ini sama dengan penelitian yang dibandingkan dengan harga yang kurang
dilakukan oleh Lita (1999), dimana lebih dari terjangkau (18,8%). Hasil uji statistik didapatkan
separuh (67,7%) kualitas kualitas produk adalah nilai p < 0,05 ini berarti adanya hubungan yang
baik. Menurut Triatmojo (2007), kualitas produk signifikan antara keterjangkauan harga dengan
merupakan salah satu faktor yang keinginan berkunjung ulang.
dipertimbangkan oleh pelanggan dalam Menurut Setiawan (2011), harga yang
mengambil keputusan dalam menggunakan jasa jelas dan dapat dipahami oleh konsumen dapat
pelayanan. membuat konsumen mempertimbangkan
Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa keadaan keuangan yang ada dalam
presentase keinginan berkunjung ulang lebih mendapatkan pelayanan jasa. Menurut analisis
tinggi pada produk yang berkualitas (91,0%), bila peneliti lebih lanjut, adanya kesesuian antara
dibandingkan dengan produk kurang berkualitas harga yang dibayarkan dengan pelayanan yang
(22,6%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p < diterima oleh pasien, hal ini akan membuat
0,05 ini berarti adanya hubungan yang signifikan pasien merasa puas karena harga yang
antara kualitas produk dengan keinginan dibayarkan sesuai dengan harapan terhadap
berkunjung ulang. pelayanan yang diterima.
Menurut Wijono (2005), produk rumah Adanya hubungan yang signifikan antara
sakit yang berkualitas merupakan daya tarik bagi keterjangkauan harga dengan keinginan
pasien dalam menggunakan kembali rumah berkunjung ulang. Menurut analisis peneliti,
sakit, karena kualitas produk yang baik akan harga yang terjangkau yang diiringi kualitas
membuat pasien merasa aman dan nyaman pelayanan yang baik akan dapat menimbulkan
sehingga pasien lebih merasa puas. Kepuasan keinginan berkunjung ulang pada diri pasien.
pasien akan menimbulkan minat bagi pasien
untuk melakukan kunjungan ulang bila pasien g. Hubungan kestrategisan tempat dengan
kembali memerlukan jasa pelayanan rumah sakit. keinginan berkunjung ulang
Hasil analisis univariat diperoleh lebih
f. Hubungan keterjangkauan harga dengan dari separuh (77,6%) tempat strategis. Menurut
keinginan berkunjung ulang Nugroho (2003), lokasi atau kestrategisan
Hasil analisis univariat diperoleh lebih tempat sangat menentukan keinginan
dari separuh (67,3%) harga terjangkau. Hasil pelanggan untuk melakukan kunjungan ulang.
penelitian ini sama dengan penelitian yang Pelanggan yang merasa puas dengan pelayanan
dilakukan oleh Yuristin (2011), dimana lebih dari jasa yang diterima namun apa bila kestrategisan
separuh (58,2%) harga terjangkau. tempat atau lokasi jauh untuk dijangkau maka
Menurut Wijono (2005), harga yang keinginan untuk melakukan kunjungan ulang
terjangkau yang diiringi oleh kualitas produk akan berkurang.
yang baik, merupakan faktor yang sangat Hasil analisis bivariat didapatkan
mempengaruhi kepuasan pasien terhadap presentase yang tidak ingin berkunjung ulang
pelayanan rumah sakit. Sedangkan menurut lebih tinggi pada tempat yang kurang strategis
Supranto (2011), keterjangkauan harga (90,0%) bila dibandingkan dengan tempat yang
merupakan salah satu faktor yang strategis (86,8%). Hasil uji statistik didapatkan
mempengaruhi kepuasan pasien, keterjangkauan nilai p < 0,05 ini berarti adanya hubungan yang
harga yang diiringi dengan kualitas pelayanan
signifikan antara kestrategisan tempat dengan pelanggan lebih mudah untuk merasa puas dan
keinginan berkunjung ulang. begitupun sebaliknya.
Menurut Setiawan (2011), loyalitas
pelanggan akan tercipta apa bila didukung oleh i. Hubungan dimensi kepercayaan
beberapa faktor, seperti salah satunya (relliability) dengan keinginan
kestrategisan tempat yang strategis, mudah berkunjung ulang
dijangkau dan transportasi yang mudah Hasil analisis univariat didapatkan lebih
didapatkan untuk mencapainya. Sedangkan dari separuh (59,2%) kepuasan responden
menurut Supriyanto (2010), lokasi dan fasilitas terhadap kepercayaan (relliability) dalam
sering kali menentukan kesuksesan suatu jasa pelayanan keperawatan adalah baik. Hasil
pelayanan, karena lokasi erat kaitannya dengan analisis bivariat didapatkan presentase keinginan
pasar potensial suatu perusahaan. berkunjung ulang lebih tinggi pada kepuasan
Menurut Setiawan (2011), tempat yang pasien terhadap kepercayaan (relliability) baik
kurang strategis dan tidak didukung dengan (89,7%) bila dibandingkan dengan yang
fasilitas pendukung yang baik, seperti; menyatakan tidak baik (40,0%). Hasil uji statistik
ketersediaan tempat parkir, kekuatan bangunan diperoleh nilai P < 0,05, ini berarti ada hubungan
yang baik bagi pemberi jasa pelayanan dan yang signifikan antara kepuasan pasien terhadap
fasilitas lainnya, maka akan dapat menyebabkan kepercayaan (relliability) dalam pelayanan
berkurangnya minat konsumen untuk melakukan keperawatan dengan keinginan berkunjung
pembelian ulang. ulang.
Menurut Philip Kother dalam Wijono
h. Hubungan ketanggapan SDM dengan (2005), Kepuasan merupakan tingkat keadaan
keinginan berkunjung ulang yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil
Hasil analisis univariat didapatkan lebih dari perbandingan penampilan atau outcome
dari separuh sumber daya manusia tanggap kualitas produk yang dirasakan dalam hubungan
(74,5%). Hasil penelitian ini sama dengan yang dirasakan seseorang. Menurut Cronic, dkk
penelitian yang dilakukan oleh Yuristin (2011), (2003), keinginan berkunjung ulang adalah
dimana lebih dari separuh sumber daya manusia perilaku pelanggan merespons positif terhadap
adalah tanggap. Menurut Wijono (2005), mutu kualitas pelayanan dan berniat melakukan
pelayanan rumah sakit sangat ditentukan oleh kunjungan kembali. Sedangkan kepercayaan
sumber daya yang dimiliki oleh rumah sakit, (relliability) menurut Pasuraman, et al (1998)
sumber daya manusia yang berkualitas dapat dalam Wijono (2005), merupakan keyakinan
meningkatkan laporan kepuasan pasien pelanggan terhadap pelayanan jasa yang
terhadap pelayanan rumah sakit. diberikan oleh penyedia jasa.
Hasil analisis bivariat diperoleh
presentase keinginan berkunjung ulang lebih j.Hubungan dimensi jaminan (assurance)
tinggi pada sumber daya manusia yang tangga dengan keinginan berkunjung ulang
(89,0%) bila dibandingkan dengan sumber daya Hasil analisis univariat didapatkan lebih
manusia yang kurang tanggap (12,0%). Hasil uji dari separuh (54,1%) jaminan (assurance) kurang
statistik menunjukan nilai p < 0,05 ini berarti ada baik. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
hubungan yang signifikan antara sumber daya yang dilakukan Dewi (2009), dimana lebih dari
manusia dengan keinginan berkunjung ulang. separuh (54,5%) jaminan (assurance) kurang
Menurut Schiffman & Kanuk (2007), baik. Menurut Pasuraman, et al (1998) dalam
perilaku petugas pemberi jasa pelayanan sangat Wijono (2005), jaminan (assurance) merupakan
menentukan kepuasan pasien terhadap kepastian yang diberikan oleh pemberi
pelayanan, perilaku yang baik dan pelayanan jasa terhadap pelanggannya, jaminan
menyenangkan bagi pelanggan akan membuat ini berkaitan dengan pengetahuan, kesopanan
persepsi pelanggan menjadi baik sehingga dan kemampuan pemberi pelayanan untuk
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pada memberikan perhatian yang cukup baik kepada
diri pelanggan. pasien, selain itu perawat juga lebih care dan
Hasil analisis bivariat diperoleh lebih sabar dalam menghadapi pasien atau
presentase keinginan berkunjung ulang lebih dengan kata lain perawat mampu merasakan
tinggi pada jaminan (assurance) yang baik apa yang dirasakan oleh pasien.
(93,3%) bila dibandingkan dengan yang kurang Hasil analisis bivariat diperoleh
baik (49,1%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p presentase keinginan berkunjung ulang lebih
< 0,05 ini berarti ada hubungan yang signifikan tinggi pada empati (empathy) yang baik
antara kepuasan pasien terhadap jaminan (81,2%) bila dibadingkan dengan yang tidak
(assurance) dalam pelayanan keperawatan baik (41,1%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p
dengan keinginan berkunjung ulang. Hasil < 0,05 ini berarti ada hubungan yang signifikan
penelitian ini sama dengan penelitian yang antara kepuasan pasien terhadap empati
dilakukan Dewi (2009), dimana menemukan ada (empathy) dalam pelayanan keperawatan
hubungan yang signifikan antara kepuasan dengan keinginan berkunjung ulang.
pasien terhadap jaminan (assurance) dalam
pelayanan keperawatan dengan loyalitas pasien. l.Hubungan dimensi kenyataan (tangibles)
Tingginya presentase keinginan dengan keinginan berkunjung ulang
berkunjung ulang pada jaminan (assurance) Hasil analisis univariat diperoleh lebih
yang baik dalam pelayanan keperawatan. dari separuh (56,1%) kenyataan (tangibles) baik
Menurut analisis peneliti, hal tersebut dapat dalam pelayanan keperawatan. Hasil penelitian
disebabkan oleh karenaperawat di instalasi rawat ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
inap ambun pagi sudah mampu memberikan Dewi (2009), dimana lebih dari separuh (55,6%)
pelayanan keperawatan secara profesional, kenyataan (tangibles) baik dalam pelayanan
selain itu perawat di instalasi rawat inap ambun keperawatan. Menurut Setiawan (2011),
pagi dalam memberikan pelayanan keperawatan kenyataan (tangibles) merupakan faktor yang
juga tidak membeda-bedakan pasien. Keadaan harus dipertimbangkan dalam meningkatkan
ini membuat pasien lebih merasa aman dan kepuasan pada pasien terhadap pelayanan
nyaman dalam menjalani perawatan di instalasi rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh karena
rawat inap ambun pagi. pasien selalu berorientasi pada hasil, dan
memandingkan hasil yang diperoleh dengan
k. Hubungan dimensi empati (empathy) harapan.
dengan keinginan berkunjung ulang Baiknya kenyataan (tangibles)dalam
Hasil analisis univariat didapatkan lebih pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
dari separuh (70,4%) empati (empathy) adalah instalasi ambun pagi.Menurut analisis peneliti,
baik dalam pelayanan keperawatan. Hasil hal ini disebabkan oleh karenakenyataan yang
penelitian ini sama dengan penelitian yang diterima oleh pasien sesuai dengan harapan.
dilakukan oleh Dewi (2009), dimana lebih dari Kenyataan yang sesuai dengan harapan akan
separuh (69,7%) empati (empathy) adalah baik. membuat pasien merasa lebih puas terhadap
Menurut Pasuraman, et al (1998) dalam Wijono pelayanan keperawatan.
(2005), salah satu faktor yang membuat Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa
pelanggan merasa puas terhadap jasa pelayanan persentase keinginan berkunjung ulang lebih
adalah faktor empati dari pemberi jasa tinggi pada pasien yang menyatakan kenyataan
pelayanan. (tangibles) baik (94,5%) bila dibandingkan
Baiknya empati (empathy) yang dengan yang menyatakan tidak baik (37,2%).
ditunjukan oleh perawat dalam memberikan Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,05 ini
pelayanan keperawatan di instalasi rawat inap berarti ada hubungan signifikan antara kepuasan
ambun pagi. Menurut analisis peneliti, hal ini pasien terhadap kenyataan (tangibles) dalam
dapat disebabkan oleh karena perawat mampu
pelayanan keperawatan dengan keinginan tugas yang mereka lakukan. Ini terbukti setiap
berkunjung ulang. tugas yang mereka lakukan selalu dapat
Hasil penelitian Agustiono & Sumarno diselesaikan dengan baik. Selain itu tanggung
(2011), didapatkan bahwa kenyataan (tangibles) jawab perawat terhadap pasien juga cukup
merupakan faktor yang sangat menentukan tinggi, keadaan ini dapat dibuktikan dengan
loyalitas pasien terhadap pelayanan rawat inap situasi yang mengharuskan perawat selalu
rumah sakit. Sedangkan hasil penelitian yang merespons dengan baik setiap keluhan pasien.
dilakukan oleh Dewi (2009), mendapatkan
adanya hubungan signifikan antara kepuasan n. Hubungan antar Variabel dalam Analisis
pasien terhadap kenyataan (tangibles) dalam Multivariat
pelayanan keperawatan dengan keinginan Hasil analisis multivariat dengan
berkunjung ulang. menggunakan uji regresi logistik menunjukkan
bahwa variabel independen (relliability,
m.Hubungan dimensi tanggung jawab anssurance, empathy, tangibles dan
(responsiviness) dengan keinginan responsiviness) dan variabel counfonding
berkunjung ulang (kualitas produk, keterjangkauan harga,
Hasil analisis univariat didapatkan lebih kestrategisan tempat dan ketanggapan sumber
dari separuh (72,2%) tanggung jawab daya manusia) berhubungan dengan variabel
(responsiviness) adalah baik dalam pelayanan dependen (keinginan berkunjung ulang).
keperawatan. Hasil penelitian ini sama dengan Sedangkan variabel counfonding pada variabel
penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2009), keterjangkauan harga merupakan variabel paling
dimana lebih dari separuh (67,9%) tanggung berhubungan dengan keinginan berkunjung
jawab (responsiviness) adalah baik. Menurut ulang pasien dengan nilai P = 0,001 dan Exp B =
Wijono (2005), dalam memberikan pelayanan 59,609. Artinya keterjangkauan harga yang
kesehatan, petugas kesehatan harus mampu terjangkau berpeluang sebanyak 59,609 kali
bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam meningkat keinginan berkunjung ulang
terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Ini pasien ke rumah sakit bila dibandingkan dengan
berarti tanggung jawab sangat diperlukan dari keterjangkauan harga yang tidak terjangkau.
perawat terhadap tindakan keperawatan yang Paling berhubungannya variabel
dilakukan kepada pasien. keterjangkauan harga (Exp B = 59,609) dengan
Hasil analisis bivariat diperoleh keinginan berkunjung ulang dibandingkan
persentase keinginan berkunjung ulang lebih dengan variabel lainnya, hal ini menurut analisis
tinggi pada pasien yang menyatakan tanggung peneliti dapat disebabkan oleh karena harga di
jawab (responsiviness) baik (83,1%) bila instalasi rawat inap ambun pagi termasuk dalam
dibandingkan dengan yang menyatakan kurang kategori murah bila dibandingkan dengan
baik (33,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p < rumah sakit lainnya yang memiliki bentuk dan
0,05 ini berarti ada hubungan yang signifikan kualitas pelayanan jasa yang sama.
antara kepuasan pasien terhadap tanggung Menurut analisis peneliti lebih lanjut,
jawab (responsiviness) dalam pelayanan walaupun keterjangkauan harga merupakan
keperawatan dengan keinginan berkunjung variabel yang paling berhubungan dengan
ulang. keinginan berkunjung ulang, namun variabel
Tingginya keinginan berkunjung ulang keterjangkauan harga juga dikontrol oleh
pada pasien yang merasa puas terhadap variabel ketanggapan SDM. Ini berarti tingginya
tanggung jawab (responsiviness) dalam keinginan berkunjung ulang pasien ke instalasi
pelayanan keperawatan. Menurut analisis rawat inap ambun pagi yang disebabkan oleh
peneliti, Hal ini disebabkan oleh karena perawat keterjangkauan harga dijuga dapat didukung
di instalasi rawat inap ambun pagi mempunyai oleh ketanggapan SDM yang dimiliki instalasi
tanggung jawab yang cukup tinggi terhadap rawat inap ambun pagi. Hal ini didapat dilihat
bahwa variabel ketanggapan SDM memiliki nilai Ada hubungan yang signifikan antara kualitas
Exp B = 15,977. produk, keterjangkuan harga, kestrategisan
Menurut Potter & Perry (2005), tempat dan ketanggapan sumber daya manusia
pelayanan kesehatan yang berkualitas bila dengan keinginan berkunjung ulang. Ada
didukung dengan perilaku caring petugas yang hubungan yang signifikan antara dimensi
baik maka pelayanan tersebut dapat kepuasan pasien terhadap kepercayaan
meningkatkan laporan kepuasan pasien (relliability), jaminan (assurance), empati
terhadap pelayanan kesehatan. (empathy), kenyataan (tangibles) dan tanggung
Pada analisis multivariat juga dapat jawab (responsiveness) dalam pelayanan
dilihat bahwa variabel kualitas produk juga keperawatan dengan keinginan berkunjung
memiliki nilai yang cukup baik (Exp B = 10,955) ulang. Keterjangkauan harga merupakan variabel
dalam memperkuat keingian berkunjung ulang yang paling berhubungan dengan keinginan
pasien ke instalasi rawat inap ambun pagi. berkunjung ulang.
Menurut analisis peneliti, hal ini dapat
disebabkan oleh karena kualitas produk yang
dimiliki instalasi rawat inap ambun pagi sudah
DAFTAR PUSTAKA
sangat baik, dimana memiliki spesialisasi medis
dan para medis yang lengkap, pemeriksaan
Al-mailam, (2005). The effect of nursing care on
diagnostik yang lengkap dan sarana dan
overall patient satifaction and its
prasarana penunjang yang lengkap. Menurut
predictive value on return to provider
Wijono (2005), jasa pelayanan yang baik dengan
behavior: A survey study. Journal Quality
ditunjang sarana dan prasarana yang lengkap
Management In Health Care.
akan memberikan nilai tambah bagi konsumen
(http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15907
untuk kembali menggunakan jasa pelayanan
021, diakses 10 Maret 2013).
yang sama bila kembali membutuhkan.
Arikunto, S. (2010). Manajemen penelitian.
Jakarta: Reneka Cipta.
Budiarto, E. (2002). Biostatiska untuk kedokteran
PENUTUP
dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.
Dahlan, M.S. (2008). Statistik dalam penelitian
Berdasarkan dari hasil penelitian dan
kesehatan, Seri 2. Jakarta: Sagung Seto.
pembahasan yang dilakukan, maka dapat
Depkes RI, (1995). Sistem kesehatan nasional.
disimpulkan sebagai berikut :Lebih dari separuh
Jakarta: Depkes RI.
responden berumur dewasa menengah, berjenis
Depkes RI. (2001). Petunjuk pelaksanaan
kelamin perempuan dan memiliki asuransi
indikator mutu pelayanan Rumah Sakit.
kesehatan. Lebih dari separuh produk
[Data tidak dipublikasikan], (2012). Rumah Sakit
berkualitas, harga terjangkau, tempat strategis,
Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang.
dan sumber daya manusia yang tanggap. Lebih
Padang: Bidang Keperawatan.
dari separuh dimensi kepuasan pasien:
[Data tidak dipublikasikan], (2012). Rumah Sakit
kepercayaan (relliability), jaminan (assurance),
Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang.
empati (empathy), keyakinan (tangibles) dan
Padang: Rekam Medik.
tanggung jawab (responsiveness) adalah baik
Gerson, R.F. (2002). Mengukur kepuasan
dalam pelayanan keperawatan. Lebih dari
pelanggan: Panduan menciptakan
separuh responden mempunyai keinginan
pelayanan bermutu. Jakarta: PPM
berkunjung ulang. Ada hubungan yang
Lovelock, CH & Wright, LK. (2005). Manajemen
signifikan antara umur dengan keinginan
pemasaran jasa. Peterjemah Agus
berkunjung ulang dan tidak ada hubungan yang
Widyantoro. Jakarta: PT Indeks.
signifikan antara jenis kelamin serta asuransi
Notoatmodjo, (2010). Metodologi penelitian
kesehatan dengan keinginan berkunjung ulang.
kesehatan. Jakarta: Reneka Cipta.
Nursalam, (2011), Manajemen keperawatan: Triatmojo, Y. (2007). Pelayanan publik dan
Aplikasi dalam praktek keperawatan konsep tentang kepuasan pelanggan.
profesional. Jakarta: Salemba Medika. Jakarta: EGC.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku ajar Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44
fundamental keperawatan: konsep, proses Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC Widodo, (2005). Indeks kepuasan masyarakat
Riyanto, A. (2011), Aplikasi metodologi penelitian dalam pelayanan publik. Jakarta:
kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika. Salemba Medika.
Robbins, S.P & Judge, T.A. (2008). Perilaku Wijono, D. (2005). Manajemen mutu rumah sakit
Organisasi. Peterjemah Diana Angelica, dan kepuasan pasien: prinsip dan
dkk. Edisi 12. Jakarta: Selemba Empat. praktek. Jakarta: CV. Duta Prima Air
Setiawan, S. (2011). Loyalitas pelanggan jasa. Langga.
Bogor: PT. Penerbit IPB. Zamzami (2009). Pengembangan strategi
Schiffman, L & Kanuk, LL (2007). Perilaku pemasaran rawat inap kelas VIP di RSU
Konsumen. Peterjemah Zoelkifli Kasip. Dr. H, Koesnadi Bondowoso. Tesis.
Jakarta: PT Indeks. Depok. FKM UI. Tidak dipublikasikan
Supranto, J. (2011). Pengukuran tingkat kepuasan
pelanggan. Jakarta: Reneka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai