PROPOSAL KOMPREHENSIF
Disusun Oleh:
PROPOSAL KOMPREHENSIF
2016
Pembimbing
1
Maksud dan tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk
menjelaskan pemanfaatan analisa petrofisik dalam penentuan lapisan batuan
reservoir yang prospek dan penentuan cadangan untuk diproduksikan ke
permukaan.
4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Analisa Petrofisik
Analisa petrofisik adalah sebuah proses penilaian formasi untuk mengkaji
karakteristik formasi batuan di bawah permukaan dengan menggunakan data
yang diperoleh sebelum, saat, dan, setelah proses pemboran. Analisa petrofisik
menggunakan data yang berasal dari wireline log yang didukung oleh analisa
cutting, analisa core, dan DST/tes produksi. Analisa petrofisik ini bertujuan
untuk mengetahui jumlah reservoir dan volume gas mula-mula tiap reservoir
yang ditembus oleh sumur-sumur yang dianalisa.
4.1.1. Coring
Coring adalah suatu usaha untuk mendapatkan contoh batuan (core) dari
formasi di bawah permukaan secara langsung. Sedangkan analisa core adalah
kegiatan pengukuran sifat-sifat fisik batuan yang dilakukan di laboratorium
terhadap contoh batuan (core) yang telah didapatkan.
Pada prinsipnya ada dua metode coring yang umum dilakukan di lapangan,
yaitu:
1. Bottom hole coring, yaitu cara pengambilan core yang dilakukan pada saat
pemboran sedang berlangsung.
2. Sidewall coring, yaitu cara pengambilan core yang dilakukan setelah operasi
pemboran selesai atau pada waktu pemboran berhenti.
Sedangkan pada analisa core dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Analisa core rutin
2. Analisa core spesial (SCAL)
3. Analisa core menggunakan X-Ray Powder Diffraction (XRD)
4. Analisa core menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM)
4.1.2. Well Logging
2
Analisa cutting adalah kegiatan menganalisa serbuk bor yang terlah mencapai
permukaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi lapisan batuan yang sedang
ditembus serta mengidentifikasi adanya hidrokarbon pada lapisan tersebut secara
kualitatif.
Manfaat yang lain dari analisa cutting, terutama dari analisa indikasi
hidrokarbon, adalah untuk mengetahui jenis minyak yang terkandung pada
cutting (minyak ringan, minya sedang, minyak berat, kondensat, atau residu ),
untuk mengetahui karakteristik batuan reservoir (porositas, tekstur, kompaksi,
kebundaran butir, dll), dan untuk menentukan lithologi lapisan batuan sesuai
kedalaman yang sedang ditembus.
3
Drill stem test adalah salah satu metode well test yang dilakukan pada saat
berlangsungnya proses pemboran. DST terdiri dari beberapa sekuen flow dan
shut in. Karakteristik reservoir yang dapat diketahui yaitu: permeabilitas efektif
formasi, identifikasi adanya wellbore damage (skin), productivity index (PI), flow
efficiency (FE), dan radius investigasi (ri).
Parameter-parameter yang dapat ditentukan dari sekuen pressure build up
pada DST ini, ditentukan dari horner plot, yaitu plot antara tekanan dan horner
time.
.2.2. Test Produksi
Tes produksi adalah kegiatan untuk mengetahui kandungan serta kemampuan
suatu lapisan untuk memproduksi hidrokarbon. Tes produksi dilakukan pada saat
sumur telah mencapai target depth dan selesai tahap komplesi. Tes produksi
dapat dilakukan baik pada kondisi open hole maupun cased hole.
4.3.1. Porositas
Porositas () didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang pori-
pori dengan volume batuan total (bulk volume) kemudian dikalikan 100 untuk
menyatakan dalam persentase (Amyx, 1988). Porositas akan menentukan
kapasitas penyimpanan fluida di dalam suatu batuan. Secara matematis porositas
dapat dinyatakan sebagai :
Vb Vs Vp
Vb Vb
.......................... (1)
dimana :
Vb = volume batuan total (bulk volume)
Vs = volume padatan batuan total (volume grain)
Vp = volume ruang pori-pori batuan.
Porositas pada batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah persenase volume pori-pori total terhadap
volume batuan total (bulk volume).
Volume pori total
100%
bulk volume
(2)
4
2. Porositas efektif, adalah persentase volume pori-pori yang saling
berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume).
4.3.2. Permeabilitas
Permeabilitas adalah sifat dari media berpori dan menunjukkan kemampuan
batuan untuk mengalirkan fluida (Amyx, 1988). Berdasarkan persamaan darcy,
permeabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Q..L
K
A.( P1 P2 )
............................... (3)
5
2. Saturasi air (Sw) adalah perbandingan volume pori-pori yang terjenuhi air
dengan volume pori total.
3. Saturasi gas (Sg) adalah perbandingan volume pori-pori yang terjenuhi air
dengan volume pori total.
Sw + So + Sg = 1 ...................................... (5)
Sedangkan jika pori batuan diisi oleh minyak dan air saja, maka :
Sw + So = 1 ........................................... .. (6)
4.3.4 Wetabilitas
Wetabilitas didefinisikan sebagai sifat fisik suatu batuan yang menyatakan
kemudahan permukaan batuan untuk dibasahi suatu fluida tertentu (D. Tiab,
E.C.Donaldson, 2004). Dimana terdapat tegangan permukaan yang disebabkan
oleh adanya kontak dua fluida yang tidak saling bercampur.
Besarnya wetabilitas tergantung dari gaya adhesi yang merupakan fungsi dari
tegangan permukaan. Secara matematis besarnya tegangan adhesi dinyatakan
sebagai:
AT = SO SW = WO . Cos WO .(7)
Dimana :
AT = Gaya adhesi (yang menyebabkan cairan naik keatas batuan),dyne/cm
SO = Tegangan antar permukaan zat padat-minyak, dyne/cm
SW = Tegangan antar permukaan zat padat-air, dyne/cm
WO = Tegangan antar permukaan air-minyak, dyne/cm
6
2. Menjadi mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau mengalir
melalui pori-pori reservoir dalam arah vertikal.
7
4.4.1 Komposisi Mineral dan Kimiawi Batuan Reservoir
Batuan merupakan kumpulan dari mineral-mineral di alam, sedangkan suatu
mineral dibentuk dari ikatan unsur-unsur kimia. Banyak sedikitnya komposisi
kimia tersebut akan menentukan suatu jenis mineral tertentu. Sedangkan jenis
batuan ditentukan dari banyak sedikitnya mineral-mineral penyusunnya
Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batu
pasir, batuan karbonat, dan shale atau kadang-kadang batuan vulkanik. Masing-
masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang berbeda, begitu pula
sifat fisiknya. Unsur penyusun batuan-batuan reservoir tersebut perlu untuk
diketahui, mengingat macam dan jumlah unsur penyusun suatu batuan akan
menentukan sifat-sifat fisik dari batuan yang terbentuk.
8
dari hidrokarbon. Namun jika proses pengendapan terjadi diatas reservoir
hidrokarbon, maka lapisan batuan siltstone dan shalestone akan berperan
menjadi perangkap dari sistem reservoir.
R VB (1 SW i ) RF
............................................... (7)
dimana :
R = cadangan primer, bbls
VB = bulk volume, acre-ft
= prositas rata-rata reservoar, fraksi
SWi = saturasi air mula-mula, fraksi
RF = Recovery Factor, bbl/acre-ft
Diperlukan data-data sifat fisik batuan (, Sw) juga diperlukan data luas
reservoir serta ketebalan formasi rata-rata. Hal ini dapat diketahui jika sudah
dilakukan pengeboran deliniasi untuk mengetahui batas terluar reservoir.
b. Metoda Trapesium
9
h
( An An 1)
2
VB = ...............................(9)
An 1
0,5
An
Jika :
Dimana :
VB = Bulk Volume, acre-ft
An = luas net pay isopach pada ketebalan ke-n
An+1 = luas net pay isopach pada ketebalan ke-n+1
10
Bgi = faktor volume formasi gas mula-mula, SCF/cuft
11
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
12
2.2.2.1.5. Kompresibilitas Minyak
2.2.2.2. Sifat Fisik Gas
2.2.2.2.1. Densitas Gas
2.2.2.2.2. Viskositas Gas
2.2.2.2.3. Faktor Volume Formasi Gas
2.2.2.2.4. Kompresibilitas Gas
2.2.2.2.5. Faktor Kompresibilitas Gas
2.2.2.3. Sifat Fisik Air Formasi
2.2.2.3.1. Densitas Air Formasi
2.2.2.3.2. Viskositas Air Formasi
2.2.2.3.3. Kelarutan Gas Dalam Air Formasi
2.2.2.3.4. Faktor Volume Formasi Air Formasi
2.2.2.3.5. Kompresibilitas Air Formasi
2.3. Kondisi Reservoir
2.3.1. Tekanan Reservoir
2.3.2. Temperatur Reservoir
2.4. Heterogenitas Reservoir
2.4.1. Pengertian Heterogenitas Reservoir
2.4.2. Klasifikasi Heterogenitas Reservoir
2.4.2.1. Heterogenitas Reservoir Skala Mikroskopis
2.4.2.2. Heterogenitas Reservoir Skala Makroskopis
2.4.2.3. Heterogenitas Reservoir Skala Megaskopis
2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Heterogenitas Reservoir
2.4.3.1. Sedimentasi Tektonik Regional
2.4.3.2. Komposisi dan Tekstur Batuan
2.4.3.3. Geometri Reservoir
2.4.4. Penyebaran Heterogenitas Reservoir
2.4.4.1. Heterogenitas Reservoir Arah Vertikal
2.4.4.2. Heterogenitas Reservoir Arah Horizontal
13
3.1.3. Log Porositas
3.1.3.1. Density Log
3.1.3.2. Neutron Log
3.1.3.3. Sonic Log
3.1.4. Log Tambahan
3.1.4.1. Caliper Log
3.1.4.2. Dipmeter Log
3.1.4.3. Temperature Log
3.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kombinasi Log
3.1.5.1. Jenis Batuan Reservoir
3.1.5.2. Invasi Mud Filtrat
3.1.5.3. Kondisi Lubang Bor
3.1.5.4. Ketebalan Lapisan Porous
3.1.5.5. Distribusi Porositas dan Resistivitas
14
BAB VI. PENENTUAN LAPISAN PRODUKTIF DAN CADANGAN
6.1 Metode Penentuan Lapisan Produktif
6.1.1 Metode Statistik
6.1.1.1 Metode Statistik Rata-Rata
6.1.1.2 Analisa Korelasi Dan Regresi
6.2.1 Metode Cut Off
6.2.1.1 Penentuan Cut Off Porositas
6.2.1.2 Penentuan Cut Off Permeabilitas
6.2.1.3 Penentuan Cut Off Saturasi Air
6.2.1.4 Penentuan Cut Off Vshale
6.3.1 Penyajian Data Dari Hasil Perhitungan
6.3.1.1 Peta Kontur Struktur
6.3.1.2 Peta Isopach
6.3.1.3 Peta Net Isopach
6.3.1.4 Peta Isoporositas
6.3.1.5 Peta Isopermeabilitas
6.3.1.6 Peta Isosaturasi Air
6.4.1 Analisa Heterogenitas Reservoir
6.4.1.1 Heterogenitas Vertikal
6.4.1.2 Heterogenitas Lateral
6.2 Perhitungan Cadangan Reservoir
6.2.1 Metode Volumetris
6.2.2 Metode Material Balance
6.2.3 Metode Decline Curve
6.2.3.1 Exponential
6.2.3.2 Harmonic
6.2.3.3 Hyperbolic
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
5. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. B.C Craft and Murray F Hawkins, Applied Petroleum Reservoir
Engineering Vol.1, Prentice Hall, Inc. Engelwood Cliffs New Jersey 1958
2. Amyx, J. W., Bass, D. M, Jr., Whitting, R. L., Petroleum Reservoir
Engineering, McGraw-Hill Book Company, New York, Toronto, London,
1960.
16
3. Levorsen, A.I. Geologi Of Petroleum W.H. Fremman and Company, San
Fransisco, 1976.
4. Tiab D., Donaldson E. C., Petrophysics Theory and Practice of Measuring
Reservoir Rock and Fluid Transport Properties Second Edition, Gulf
Proffesional Publishing, USA 2004.
5. Dewan, J.T., Modern Open-Hole Log Interpretation, PennWell
Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, Third Edition 1985.
6. Harsono, Adi., Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Edisi ke-8, 1997.
7. Deni Irawan dan Widya Utama (2009). Analisa Data Well Log (Porositas,
Saturasi Air, dan Permeabilitas) untuk menentukan Zona Hidrokarbon,
Studi Kasus: Lapangan ITS Daerah Cekungan Jawa Barat Utara.
8. Pratama Andrian Gunarso, Muh Taufiq Fathaddin Onnie Ridaliani (2015).
Analisa Well testing Sumur Lapangan T dengan Metoda Horner dan Type
Curve Derivative
17