Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sarana Pendidikan


Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun, prasarana pendidikan adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah. Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang
habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a) Sarana pendidikan yang habis dipakai
adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat.
Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb. Selain itu, ada sarana
pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh
guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, bola lampu, dan kertas.
b) Sarana pendidikan tahan lama
adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu
yang relatif lama.
Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga.

2. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana
pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak.
a) Sarana pendidikan yang bergerak
adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan
pemakainya.
contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb.
b) Sarana pendidikan yang tidak bergerak
adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan,
misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

3. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, Sarana Pendidikan dibedakan menjadi 3
macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga,
dan media pengajaran.
a) Alat pelajaran
adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat
peraga,aalat tulis, dan alat praktik.
b) Alat peraga
adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-
benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai
dengan yang konkret.
c) Media pengajaran
adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk
lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media,
yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

2.2 Alat Pendidikan


Alat pendidikan adalah suatu tindakan / perbuatan / situasi / benda yang sengaja diadakan untuk
mempermudah pencapaian pendidikan. Alat pendidikan dapat juga di sebut sebagai sarana / prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan terbagi kepada dua bagian yaitu sarana fisik pendidikan, sarana non fisik
pendidikan.

1. Sarana Fisik Pendidikan


Sarana fisik pendidikan terdiri dari :
a) Lembaga Pendidikan
Lembaga atau badan pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia, yang memikul
tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Lembaga pendidikan ini dapat berbentuk formal,
informal, dan non formal.
Secara formal pendidikan di berikan di sekolah yang terkait aturan aturan tertentu, sedangkan non
formal di berikan berupa kursus-kursus yang aturannya tidak terlalu ketat, dan yang secara informal
pendidikan di berikan di lingkungan keluarga.
b) Media Pendidikan.
Media disini berarti alat-alat / benda-benda yang dapat membantu kelancaran proses pendidikan,
Seperti: OHP, Komputer, dan sebagainya.

2. Sarana Non Fisik Pendidikan


Yaitu alat pendidikan yang tidak berupa bangunan tapi berupa materi atau pokok-pokok pikiran yang
membantu kelancaran proses pendidikan. Sarana pendidikan non fisik ini terdiri dari :
a) Kurikulum
Kurikulum merupakan bahan-bahan pelajaran yang harus di sajikan dalam proses pendidikan dalam
suatu sistem institusional pendidikan. Dalam IPI kurikulum merupakan komponen yang amat penting
karena juga sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan itu. Selain itu kurikulum yang diberikan di upayakan
agar anak didik dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
b) Metode
Metode dapat di artikan sebagai cara mengajar untuk pencapaian tujuan. Penggunaan metode dapat
memperlancar proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Metode-metode tersebut, seperti: Metode Ceramah, Metode Tanya jawab, Metode Hafalan, Cerita, Diskusi,
dan lain-lain.
c) Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara memberikan penialaian terhadap hasil belajar murid. Evaluasi dapat
berbentuk tes dan non tes. Evaluasi tes dapat berupa: essay, tes objektif, dan sebagainya. Sedangkan evaluasi
non tes dapat berupa: penilaian terhadap kehadiran, pengendalian diri, nalar, dan pengalaman.
d) Manajemen
Pengelolaan yang baik dan terarah sangat diperlukan dalam mengelola lembaga pendidikan agar tujuan
yang di harapkan dapat tercapai. Pengembangan sistem pendidikan islam membutuhkan manajemen yang
baik. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penempatan pegawai, dan pengawasan yang baik akan
memperkuat pendidikan Islam sehingga out put yang di hasilkan akan berkualitas dan dapat menjawab
tantangan zaman.
e) Mutu Pelajaran
Peningkatan mutu pelajaran tidak terlepas dari peningkatan kualitas tenaga pengajar. Kualitas tenaga
pengajar ini dapat di usahakan melalui bimbingan, penataran, pelatihan, dan lain-lain.
f) Keuangan

2.3 Tujuan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Aktivitas pertama dalam manajemen sarana prasarana pendidikan adalah pengadaan sarana prasarana
pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di
hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan
untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan
pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan perlengkapan sekolah itu
selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di sekolah.

2.4 Langkah- langkah Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana


Kebutuhan akan sarana dan prasarana di sekolah haruslah direncanakan. Sebagai manajer
pendidikan, kepala sekolah haruslah mempunyai proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana untuk jangka
panjang, jangka menengah, jangka pendek. Proyeksi kebutuhan akan sarana dan prasana sekolah dibuat
dengan mempertimbangkan dua aspek, ialah kebutuhan aspek pendidikan di satu pihak dan kemampuan
sekolah di pihak lain. Sarana dan prasarana yang berupa gedung, sangat bagus kalau dibuat maketnya, agar
dapat diproyeksikan arah pengembangannya. Arah pengembangan tersebut, tentu sejalan dengan proyeksi
kebutuhan di masa yang akan datang. Guna memproyeksikan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah di
masa yang akan datang, data tentang perkembangan peserta didik, data tentang kebutuhan layanan
pendidikan terhadap mereka, data tentang kebutuhan berbagai macam ruangan baik untuk teori maupun
praktik, haruslah dapat di identifikasi. Dengan menggunakan analisis regresi, proyeksi kebutuhan 5 tahun,
10 tahun dan 25 tahun kedepan akan dibuat.
Imron dalam buku Persepektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah menyatakan bahwa ada
sejumlah langkah-langkah perencanaaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah sebagai berikut :
1. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja
dan atau menginventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
2. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu
semester atau satu tahun ajaran.
3. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia
sebelumnya.
4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. bila dana yang
tersedia tidak memadai untuk mengadakan kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan seleksi
terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap
perlengakapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera di daftar.
5. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran
yang tersedia bila ternyata masih melebihi anggaran yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi
lagi dengan cara membuat skala prioritas.
6. Menetapan rencana pengadaan akhir.

2.5 Persyaratan Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


a. Perencanaan pengadaan barang harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kulaitas
proses belajar mengajar.
b. Perencanaan harus jelas. Kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada :
1) Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai.
2) Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan
3) Petugas pelaksanaan, misal guru, karyawan.
4) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
5) Kapan dan dimana kegiatan dilaksanakan.
6) Dapat dilaksanakan dengan jelas, terprogram, sistematis, sederhana, luwes, fleksibel.
c. Rencana harus sistematis dan terpadu.
d. Rencana harus menunjukkan unsur-unsur insani yang baik ataupun non-insani sebagai komponen yang
berhubungan satu sama lainnya bekerja sama mencapai tujuan, target, kesesuaian yang telah ditetapkan
sebelumnya.
e. Memiliki struktur berdasarkan analisis.
f. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama pihak perencana.
g. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan kondisi yang tidak disangka-
sangka.
h. Dapat dilaksanakan dan berkelanjutan.
i. Menunjukkan skala prioritas.
j. Mengadakan sarana pendidikan yang disesusaikan dengan plafon anggaran.
k. Mengacu dan berpedoman pada kebutuhan dan tujuan yang logis.
l. Dapat dilaksanakan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), jangka panjang (10-15
tahun)

2.6. Karakteristik Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah


Berdasarkan uraian tentang prosedur perencanaan pengadaan di atas dapat di tegaskan bahwa
perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah tidaklah mudah. Perencanaan perlengkapan pendidikan
bukan sekedar sebagai upaya mencari ilham, melainkan upaya memikirkan perlengkapan yang di perlukan
di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan
informasi dan realistis tentang kondisi sekolah.
Agar prisip-prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak yang di libatkan atau di tunjuk
sebagai panitia perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah perlu mengetahui dan mempertimbangkan
program pendidikan, perlengkapan yang sudah di miliki, dana yang tersedia, dan harga pasar. Dalam
hubungannya dengan program pendidikan yang perlu di perhatikan adalah organisasi kurikulum sekolah,
metode pengajaran, dan media pengajaran yang di perlukan.
Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu sebagai
berikut :
1. Merupakan proses menetapkan dan memikirkan.
2. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi sarana prasarana
pendidikan yang di butuhkan sekolah.
3. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan efisiensi dalam pengadaan
perlengkapan sekolah.
4. Perencanaan perlengkapan sekolah seherusnya memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Harus betul-betul merupakan proses intelektual
b. Di dasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif menganai masyarakat
sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya, serta prediksi populasi sekolah
c. Harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran
d. Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis,
merek, dan harganya.
2.7 Pemerolehan Sarana dan Prasarana Sekolah
Setelah rencana pengadaan sarana dan prasarana dibuat langkah berikutnya yakni pengadaan sarana
dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengadaan sarana dan prasrana ini, bisa dilakukan dengan
pembelian, meminta sumbangan, pengajuan bantuan ke pemerintah (untuk sekolah-sekolah negeri) dan
pengajuan kepihak yayasan (untuk sekolah-sekolah swasta),pengajauan ke komite sekolah (dewan sekolah),
tukar menukar dengan sekolah lain dan menyewa. Khusus pengadaan yang di lakukan dengan menyewa ini
umumnya pada sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan yang belum mempunyai prasarana dan sarana
sendiri, sementara kebuthan yang sudah mendesak tidak bisa di tunda lagi.
Guna mengadakan sarana dan prasana sekolah, perlu ditetapkan aspek fungsi (utilitas) dan standart
kualitasnya. Aspek fungsi (utilitas) mengacu pada kegunaan sarana dan prasarana tersebut.terkait dengan
kebutuhan riil sekolah. Aspek standart kualitas mengacu pada jenis spesifikasi teknis terkai dengan merk
berkualitas yang beredar di pasaran. Pada sarana dan prasarana sekolah yang proses pengadaannya dengan
pembelian, ada yang membeli secara langsung ke toko-toko sarana dan prasarana yang kini banyak beredar,
ada yang langsung ke pabriknya dan ada yang dengan sistem indent. Baik yang membeli secara langsung
maupun dengan sistem indent hendaknya benar-benar memperhatikan spesifikasi teknis yang dimiliki oleh
sarana dan prasarana tersebut. Khusus yang sistem indent, hendaknya benar-benar dicermati antara
spesifikasi teknis yang ada di dalam brosur atau leaflet promosi perusahaan dengan kenyataan setelah sarana
dan prasarana tersebut dikirinkan ke sekolah. Tidak mustahil apa yang tercantum dalam leaflet atau brosur,
bisa berbeda dengan realitas barangnya.
Guna pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, tim yang di tunjuk untuk pengadaan
dengan sarana dan prasarana sekolah hendaknya membuat daftar ceking tentang berbagai jenis sarana dan
prasarana yang akan di adakan. Daftar checking ini sangat penting agar dapat diketahui seberapa realisasi
pengadaan sarana dan prasarana tersebut. Pada jenis pengadaan sarana dan prasarana sekolah yang dengan
pembelian sendiri, semua spesifikasi teknis, standar kualitas akan mudah direalisasi dan dikontrol, karena
kewenangan penuh ada pada tim pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Hal demikian tidak selalu terjadi
pada jenis pengadaan sarana da prasarana sekolah yang proses pengadaannya dengan meminta sumbangan
dan mendapat bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu, agar spesifikasi teknis, standar kualitas dan utilitas
sarana dan prasarana yang proses pengadaannya dengan meminta sumbangan atau bantuan dari pemerintah
tidak mengalami deviasi, perlu dibuat proposal yang jelas.

2.8. Sarana dan Prasarana Sekolah


Untuk memperlancar dalam pembelajaran di sekolah, hendaknya dilengkapi dengan sarana dan prasarana
sekolah sebagai berikut:
a. Ruang Belajar
Ruang belajar adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Ruang belajar terdiri
dari beberapa jenis sesuai fungsinya, yaitu:
Ruang kelas atau ruang tatap muka
Ruang ini berfungsi sebagai ruangan tempat siswa menerima pelajaran melalui proses interaktif antara
peserta didik dengan pendidik. Ruang belajar terdiri dari berbagai ukuran dan fungsi.
Ruang praktik/laboratorium
Ruang ini berfungsi sebagai ruang tempat peserta didik menggali ilmu pengetahuan dan meningkatkan
keahlian melalui praktik, latihan, penelitian, percobaan. Ruang ini mempunyai kekhususan dan diberi nama
sesuai kekhususannya tersebut, diantaranya:
- Laboratorium IPA
- Laboratorium Bahasa
- Laboratorium Komputer
- Ruang Ketrampilan, dan lain-lain

b. Kantor
Ruang kantor adalah suatu tempat dimana tenaga kependidikan melakukan proses administrasi
sekolah tersebut, pada institusi yang lebih besar ruang kantor merupakan sebuah gedung terpisah.
c. Perpustakaan
Sebagai satu institusi yang bergerak dalam bidang keilmuan, maka keberadaan perpustakaan sangat
penting. Untuk meminjam buku, murid terlebih dahulu harus mempunyai kartu peminjaman agar dapat
meminjam buku.
d. Halaman/Lapangan
Merupakan area umum yang mempunyai berbagai fungsi diantaranya:
Tempat upacara
Tempat olahraga
Tempat kegiatan luar ruangan
Tempat latihan
Tempat bermain/beristirahat
e. Ruang lain
Kantin/cafeteria
Ruang organisasi peserta didik (OSIS, Pramuka, dan lain-lain)
Ruang Komite
Ruang Keamanan

Anda mungkin juga menyukai