Melihat pada penjelasan pasal tersebut jelaslah bahwa debitor dalam perseroan
terbatas kehilangan haknya untuk mengurus harta kekayaan perusahaan, karena harta
kekayaan secara otomatis pengurusannya akan beralih kepada seorang kurator. Pasal
1 angka 1 UUK menyatakan bahwa kepailitan adalah: sita umum atas semua
Undang ini
pailit. Jika telah dinyatakan pailit kemudian perseroan terbatas tersebut tidak mampu
untuk membayar hutang-hutangnya, maka tujuan terakhir dari kepailitan ini adalah
dilakukan apabila debitur pailit tidak dapat menunjukan kepada pengadilan niaga
yang memiliki otoritas untuk menghentikan kepailitan. Atau dengan kata lain
hutang.30
Ilmu hukum mengenal dua macam subjek hukum, yaitu subjek hukum
pribadi (orang perorangan), dan subjek hukum berupa badan hukum. Terhadap
masing-masing subjek hukum tersebut berlaku ketentuan hukum yang berbeda satu
dengan yang lainnya, meskipun dalam hal-hal tertentu terhadap keduanya dapat
Salah satu ciri khas yang membedakan subjek hukum pribadi dengan subjek
hukum badan hukum adalah saat lahirnya subjek hukum tersebut, yang pada akhirnya
akan menentukan saat lahirnya hak-hak dan kewajiban bagi masing-masing subjek
hukum tersebut. Menurut Pasal 1 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
,pada subjek hukum pribadi, status subjek hukum dianggap telah ada bahkan pada
saat pribadi perseorangan tersebut berada dalam kandungan. Sedangkan pada badan
dan harta kekayaan sendiri bagi badan hukum tersebut, terlepas dari hak-hak,
kewajiban dan harta kekayaan para pendiri, pemegang saham, maupun para
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak satu pasal pun yang
menyatakan perseroan sebagai badan hukum, tetapi dalam UUPT secara tegas
dinyatakan dalam Pasal 1 butir 1 bahwa perseroan adalah badan hukum. Ini berarti
perseroan tersebut memenuhi syarat keilmuan sebagai pendukung hak dan kewajiban
tersebut adalah :
dari adanya organ perusahaan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham
Menurut Pasal 31 dan 32 UUPT, harta kekayaan sendiri ini berupa modal dasar
yang terdiri atas seluruh nilai nominal saham yang terdiri atas uang tunai dan
pihak ketiga yang diwakili oleh pengurus yang disebut Direksi dan Komisaris.
Direksi bertanggung jawab penuh untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta
tugasnya tersebut.
keuntungan/ laba.
Eksistensi yuridis dari perseroan terbatas yang telah dipailitkan adalah masih
tetap ada eksistensi badan hukumnya. Dengan dinyatakanya pailit tidak muitatis
mutandis badan hukum perseroan menjadi tidak ada. Suatu argumentasi yuridis
mengenai proposisi ini setidaknya ada tiga (3) landasan antara lain :
pembubaran badan hukum perseroan. Dalam hal harta kekayaan perseroan telah
masi dapat melakukan transaksi hukum terhadap pihak kedua, di mana tentunya
32
M. Hadi Subhan, Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma dan Praktik di Peradilan, edisi
pertama, cet.ke-1, (Jakarta : Prenada Media Group, 2008). hlm.198
setidak-tidaknya atas mandat kurator. Sehingga tidak mungkin jika badan hukum
perseroan telah tiada sementara masih dapat melakukan proses transaksi tersebut.
going concern). Pelanjutan usaha perseroan yang dalam pailit tentunya tidak
Dengan masih tetapnya eksistensi badan usaha perseroan dalam pailit ini, maka
keuntungan status perseroan dalam pailit yang tunduk pada rezim hukum
kepailitan dengan status perseroan dalam likuidasi yang tunduk pada hukum
terbatas.33
dimungkinkan tanpa likuidasi. Hal terakhir ini jika dipandang perlu untuk meneruskan
lebih yang pada akhirnya hasil keuntungan tersebut digunkan untuk membayar utang-
strategis dalam hal terjadinya kepailitan perseroan karena kesulitan jangka pendek
utang, yakni utang jangka pendek, utang jangka menengah, dan utang jangka panjang.
Kesulitan utang jangka pendek ini tidak mesti berhubungan dengan kebangkrutan
suatu perseroan terbatas. Dan kesulitan likuiditas ini biasanya hanya sebagai akibat
33
Ibid, hlm.199
menutup biaya total, termasuk biaya modal. Usaha yang economic failure dapat
2) Business Failure, istilah ini digunakan oleh Dun dan Bradstreet yang merupakan
operasinya dengan akibat kerugian bagi kreditor. Dengan demikian, suatu usaha
Juga suatu usaha dapat menghentikan/ menutup usahanya tetapi tidak dianggap
sebagai gagal.
tetap hidup. Di lain pihak apabila technical insolvency merupakan gejala awal
dari economic failure, maka hal ini merupakan tanda kearah bencana keuangan (
financial disaster).
nilai buku dari total kewajiban melebihi nilai pasar dari asset perusahaan. Hal ini
34
Ibid, hlm.202
5) Legal bankruptcy. Kepailitan ini adalah putusan kepailitan yang dijatuhkan oleh
Dari lima jenis kesulitan keuangan tersebut, maka kesulitan keuangan jenis
pertama, kedua, dan ketiga bisa dicarikan jalan keluarnya bukan dengan dengan
kepailitan. Jadi perseroan terbatas yang sedang mengalami kesulitan keuangan, maka
tidak secara apriori harus dinyatakan pailit. Namun oleh karena sistem hukum
tersebut dalam kaitannya dengan kepailitan yang berarti bahwa kepailitan perseroan
terbatas tersebut sudah secara tekhnis bangkrut, maka konsep pelanjutan usaha (on
going concern) memilki makna yang sangat strategis, terutama jika kepailitan tersebut
menyangkut perseroan terbatas yang memilki kesulitan keuangan tipe kesatu, kedua,
oleh pengadilan, maka eksistensi perseroan diakui sebagai subjek hukum yang penuh
dalam transaksi bisnis. Ada beberapa perbedaan perseroan terbatas yang sudah
perseroan terbatas tidak dalam pailit, yakni organ pengurus yang bertindak untuk dan
atas nama perseroan adalah kurator bukan direksi dari perseroan tersebut. Kurator
35
Ibid, hlm 205.
melainkan masih eksis badan hukumnya, bahkan dalam keadaan tertentu masih
Kepailitan menurut UUK diatur dalam Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi :
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur pailit yang pengurusan
Dari pasal diatas menerangkan, bahwa apabila terjadi pailit pada suatu badan
hukum maka akan terjadi penyitaan atau sita umum terhadap kekayaan debitur yang
Hakim Pengawas.
permohonan kreditur dapat mengubah seseorang (badan hukum) menjadi tidak cakap
36
Sayudi Aria, dkk, Kepailitan Dinegeri Pailit, Cetakan kedua, (Jakarta : Pusat Studi
Hukum & kebijakan Indinesia dicetak oleh Dimensi, 2004), hlm 76.
pailit, permohonan pailit yang diajukan akan dikabulkan apabila telah terbukti secara
sederhana sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) UUK menyatakan
bahwa:
keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit
adalah yang lazim disebut dengan pembuktian secara sumir. Pembuktian sederhana
atau sumir yang dimaksud dalam UU Kepailitan tidak dapat menjawab sejauh mana
Akibat hukum dari adanya kepailitan yang diberlakukan kepada debitor oleh
Ada beberapa akibat yuridis yang berlaku demi hukum (by the operation of law)
segera setelah adanya pernyataan pailit memiliki kekuatan tetap, ataupun setelah
berakhirnya kepailitan. Dalam hal telah adanya pernyataan pailit pada debitur,
hakim pengawas masih mungkin dapat memberikan izin kepada debitur untuk
37
Ibid, hlm 76.
38
Munir Fuady, Op.Cit, hlm. 65.
misalany kurator, Pengadilan Niaga, Hakim Pengawas, dan lain-lain. Akibat yang
memerlukan rule of reason adalah tindakan penyegelan harta pailit. Dalam hal ini
harta debitur dapat disegel atas persetujuan Hakim Pengawas jadi hal tersebut
tidak dapat terjadi secara otomatis. Reason yang dilakukan dalam penyegelan
harta pailit ini diartikan hanya untuk alasan pengamanan harta pailit tersebut.
Ada perbedaan mendasar antara akibat hukum kepailitan dari subjek hukum
orang dengan kepailitan suatu perseroan terbatas. Terhadap kepailitan subjek hukum
orang, maka demi hukum sipailit tidak berwenang lagi untuk melakukan pengurusan
dalam kepalitan orang secara apriori melakukan pemberesan terhadap harta pailit.
perseroan adalah organ perseroan yang terdiri dari pemegang saham, komisaris, dan
direktur.40
39
M. Hadi Subhan, Op.Cit. hlm. 209.
40
http://asma1981.blogspot.com/2012/09/eksistensi-yuridis-perseroan-terbatas_1.html
(diakses tanggal 13 Juni 2013)
kepailitan, yaitu :
1. Apabila pembagian terhadap harta si pailit telah dilakukan secara tuntas dan
3. Apabila ada pertimbangan dari hakim yang memutus kepailitan, bahwa harta si
kepailitan, bubar atau tidaknya perseroan tergantung kepada keputusan hakim atas
dan undang-undang perseroan terbatas No. 40 tahun 2007 tidak adanya pengaturan
Perseroan terbatas demi hukum hanya dikenal pengaturannya di KUHD yaitu Alasan-
alasan pembubaran perseroan karena jangka waktu berdirinya berakhir dan bubar
demi hukum karena kerugian yang mencapai 75% dari modal perseroan.Akan tetapi
b. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah
berakhir;
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk
e. karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk
2. Karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan
ini kreditor tentunya tidak boleh dirugikan dengan adanya keadaan tidak mampu
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, apabila perseroan pailit sehingga tidak
pembubaran perseroan kepada Hakim Pengawas atas Putusan Pernyataan Pailit yang
Niaga, serta setelah memanggil dengan sah atau mendengar Debitor, dapat
pemberesan tersebut.
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pembubaran Perseroan, likuidator wajib
memberitahukan:
Pemberitahuan kepada kreditor dalam surat kabar dan Berita Negara Republik
Indonesia memuat:
Jangka waktu pengajuan tagihan adalah 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
dengan bukti:
pailit dan dalam keadaan insolvensi. Keadaan insolvenasi menurut Pasal 178 ayat 1
UUK dan PKPU yaitu suatu keadaan dimana Debitor dinyatakan benar-benar tidak
b. Rencana Perdamaian yang ditawarkan Debitor ditolak oleh Panitia Kreditor atau
1. Harta pailit segera dieksekusi dan dibagi kecuali ada pertimbangan tertentu (misal
2. Pada prinsipnya tidak ada Rehabilitasi, sebab insolvensi ini disebabkan tidak
adanya perdamaian dan aset Debitor Pailit lebih kecil dari kewajibannya. Kecuali
apabila setelah dalam keadaan insolvensi kemudian terdapat Harta lain dari
Debitor pailit. Misalnya adanya warisan, sehingga utang dapat dibayar lunas.
Dengan demikian Rehabilitasi dapat diajukan berdasarkan Pasal 215 UUK dan
PKPU.
Bertolak dari kedua alasan yang dipakai sebagai dasar Pembubaran Perseroan
Ada beberapa akibat yuridis yang berlaku demi hukum (by the operation of
law) segera setelah pernyataan pailit dinyatakan atau setelah pernyataan pailit
mempunyai hukum tetap, ataupun setelah berakhirnya kepailitan. Dalam hal ini,
Pengadilan Niaga, Hakim Pengawas, Kurator, Kreditur dan siapapun yang terlibat
dalam proses kepailitan tidak dapat memberikan andil secara langsung untuk
(cekal), sungguhpun dalam hal inipihak hakim pengawas masih mungkin memberi
adalah bahwa akibat hukum tersebut tidak otomatis berlaku,akan tetapi baru berlaku
Pengawas,dan lain-lain.
sama. Ada yang perlu dimintakan oleh pihak tertentu dan perlu pula persetujuan
institusi tertentu, tetapi ada juga yang berlaku karena hukum (by theoperation of law)
peraturan perundang-undangan.
terbuka untuk umum terhadap debitur berakibat bahwa ia kehilangan hak untuk
ludicio) dan hak kewajiban si pailit beralih kepada kurator untuk mengurus dan
dengan perbuatan hukum itu akan memberi keuntungan bagi harta (boedel) si pailit,
sebaliknya apabila dengan perjanjian atau perbuatan hukum itu justru akan merugikan
membuat perseroan sebatas kehilangan haknya untuk mengurus dan menguasai harta
(2) Sejak saat pembubaran pada setiap surat keluar Perseroan dicantumkan kata
Pasal ini berkaitan dengan pasal sebelumnya bahwa salah satu penyebab
pembubaran adalah disebabkan karena berada pada keadaan pailit yang mana keadaan
pailit dapat terjadi karena dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan karena telah dinyatakan Insolvensi.
Dengan demikian Pembubaran perseroan, seperti yang diatur dalam Pasal 142 butir 4,
ketentuan yang berlaku di dalam Undang-Undang Kepailitan dan PKPU No. 37 tahun
2004.
Pembubaran perseroan terbatas yang dimaksud dalam Pasal 142 butir 1 huruf
d dan e UUPT, proses dan pemberesannya haruslah sesuai dengan UU Kepailitan dan
PKPU. Pada Pembubaran yang demikian ini, bahwa Pembubaran yang dimaksud
perseroan yang meliputi RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris, bukanlah berupa
berdasarkan pasal 16 dan pasal 21 UU Kepailitan dan PKPU, diambil alih oleh
Kurator dan Hakim Pengawas untuk melakukan Pemberesan harta pailit dan atau
terjadi pencabutan kepailitan akibat tidak ada kemampuan membayar Debitor untuk
membayar biaya kepailitan maka bersamaan dengan itu dilakukan penghentian tugas
perseroan dilakukan oleh likuidator seperti halnya diatur dalam pasal 143 butir 4
UUPT.
Dari ketiga organ perseroan, yang sangat berperan penting dalam operasional
badan hukum perseroan terbatas adalah Direksi. Sebagai organ dari perseroan,
perseroan baru dapat menjalankan kegiatannya jika ada direksi yang mengurus dan
sebagai suatu person atau subyek hukum tersendiri (artificial person) yang mandiri
sehingga mempunyai hak untuk menjadi pemegang hak dan kewajibannya sendiri,
organ perseroan yang berhak dan berwenang untuk mewakili perseroan sebenarnya
hanyahlah sub dari suatu subyek hukum yang bernama perseroan terbatas.
bahwa ia tidak diperkenankan untuk bertindak diluar maksud dan tujuan dari
pembatasan kewenangan yang berlaku maka setiap tindakan yang dilakukan oleh
anggota Direksi Perseroan akan dianggap tetap mengikat perseroan. Ini berarti
perseroan harus tetap menanggung segala akibat hukumnya sehingga berdasaran hal
ini maka untuk menciptakan kepastian hukum mengenai kewenangan bertindak untuk
dan atas nama perseroan, pada banyak negara telah diberlakukan mekanisme
yang ditunjuk atau diberi kuasa untuk bertindak untuk dan atas nama perseroan serta
pembubaran Perseroan Terbatas sebagai akibat dari Kepailitan yang diatur dalam
Pemberhentian tugas dan wewenang organ PT, termasuk yang sangat penting
Pembubaran badan hukum perseroan terbatas dilaksanakan setelah segala urusan dan
maupun pihak ketiga.Pembubaran Badan Hukum ini melalui mekanisme yang diatur
kewajiban terhadap Kreditor maupun Pihak Ketiga selesai, RUPS sebagai organ
tertinggi Perseroan Terbatas, kembali pada fungsi, tugas dan wewenangnya untuk
Pembubaran perseroan yang dimaksud dalam pasal 142 butir 1 huruf d dan e,
yang meliputi RUPS, Direksi dan Dewan Direksi, Perseroan Terbatas yang telah
nama Perseroan Terbatas. Sedangkan Badan Hukum PT, tidak secara otomatis bubar
(Pasal 143 ayat 1). Pembubaran Badan Hukum PT tetap mengunakan prosedur RUPS
dilaksanakan.
dimintakan penetapan pengadilan oleh kreditor dengan alasan perseroan tidak mampu
membayar hutangnya setelah dinyatakan pailit atau harta kekayaan perseroan tidak
cukup untuk melunasi seluruh hutangnya setelah pernyataan pailit dicabut. Hal mana
juga ditegaskan di dalam penjelasan UUK dan PKPU bahwa asas di dalam Undang-
undang ini di antaranya adalah asas kelangsungan usaha yang artinya bahwa
kepailitan dengan memperhatikan keadaan harta pailit.Keadaan ini terjadi bila harta
dan imbalan jasa kurator yang dibebankan terhadap debitor.Biaya tersebut juga harus
Pengadilan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2 (dua) surat
kabar harian. Putusan pencabutan pernyataan pailit ini dapat diajukan kasasi dan/atau
diucapkan diajukan lagi permohonan pernyataan pailit, maka Debitor atau pemohon
wajib membuktikan bahwa ada cukup harta untuk membayar biaya kepailitan.
niaga berdasarkan rekomendasi dari kurator atau hakim pengawas. Pencabutan ini
dilakukan bila kondisi kekayaan maupun kegiatan usaha dari debitur pailit berada
dalam hal terjadi kondisi dimana harta pailit sangat tidak mencukupi untuk membayar
utang-utang dari kreditur atau bahkan tidak ada sama sekali asetnya.41
menimbulkan problematika dan debat yuridis. Salah satu penyebabnya adalah karena
pengaturannya banyak yang tidak jelas dan adanya ketidak sinkronan antara peraturan
perundang-undangan seperti yang terdapat dalam Pasal 142 huruf d dan e yang
perusahaan tidak cukup untuk melunasi keuangannya dan karena perseroan terbatas
memasuki fase insolvensi namun dalam Pasal 2 ayat 1 tentang syarat dijatuhkan pailit
41
http://andryawal.blogspot.com/2011/08/teknik-beracara-pengurusan-dan.html (diakses
tanggal 13 Juni 2013)
Dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitor tersebut tidak dapat membayar
Salah satu tahap penting dalam proses kepailitan adalah tahap insolvensi.
Tahap ini penting artinya karena pada tahap inilah nasib debitor pailit
ditentukan. Apakah harta debitor akan habis dibagi-bagi sampai menutup
utangnya, ataupun debitor masih dapat bernafas lega dengan diterimanya suatu
rencana perdamaian atau rekstrukturisasi utang. Apabila debitor sudah
dinyatakan insolvensi, maka debitor sudah benar-benar pailit, dan hartanya
segera akan dibagi-bagi, meskipun hal ini tidak berarti bahwa bisnis dari
perusahaan pailit tersebut tidak bisa dilanjutkan. Untuk mempailitkan debotor
Undang-undang nomor 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan
kewajiban pembayaran utang tidak mensyaratkan agar debitor berada dalam
keadaan insolvensi. Hal ini tentu melindungi kepentingan kreditor, tidak
diterapkannya insolvensi test mengakibatkan perusahaan di indonesia bangkrut
secara hukum. Padahal dalam kondisi ekonomi Indonesia saat ini bila
persyaratan insolvensi diterapkan maka akan sulit membuat debitor di
Indonesia dinyatakan pailit.42
perseroan yang masih solven namun dapat dipailitkan. Salah satu tahap penting dalam
proses kepailitan adalah tahap insolvensi. Tahap ini penting artinya karena pada tahap
inilah nasib debitor pailit ditentukan. Apakah hartanya dibagi-bagi sampai menutupi
rencana perdamaian atau restrukturisasi utang. Yang jelas, jika debitor sudah
dinyatakan insolvensi, dia sudah benar-benar pailit dan hartanya segera akan dibagi-
42
Siti Soemarti Hartono, Pengantar Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran,
(Yogyakarta : Liberty, 1981), hlm 53
peraturan perundang-undangan.
Dewan Komisaris atau 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling
sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan/atau paling sedikit dihadiri oleh (tiga
perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili
dalam RUPS dan disetujui paling sedikit (tiga perempat) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan.43
untuk mengurus segala harta kekayaan yang termasuk ke dalam harta pailit tetapi
akan diambil oleh kurator sejak jatuhnya putusan pernyataan pailit. Sesudah
pernyataan pailit maka segala perikatan yang dibuat debitur dengan pihak ketiga tidak
dapat dibayar dari harta pailit, kecuali bila perikatan-perikatan tersebut mendatangkan
keuntungan bagi harta pailit atau dapat menambah harta pailit. Oleh karena itu
perikatan dari harta pailit, selama dalam kepailitan, yang secara langsung diajukan
kepada debitor pailit, hanya dapat diajukan dalam bentuk laporan untuk pencocokan
atau rapat verifikasi. Segala tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut
harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator. Bagitu pula mengenai segala
43
http://www.hukumperseroanterbatas.com/tag/direksi/ html (diakses tanggal 13 Juni 2013)
dari kekayaan debitor yang telah dimulai sebelum kepailitan harus dihentikan, kecuali
eksekusi itu sudah sedemikian jauh hingga hari pelelangan sudah ditentukan dengan
Syarat debitor tidak membayar lunas sedikitnya satu utang45 yang telah
jatuh tempo dan dapat ditagih. Hukum kepailitan bukan mengatur kepailitan debitor
yang tidak membayar kewajibannya hanya kepada salah satu krediturnya saja, tetapi
debitor itu harus berada dalam keadaan insolven (insolvent). Seorang debitor dalam
keadaan insolven hanyalah apabila debitor itu tidak mampu secara financial untuk
dapat dikatakan telah dalam keadaan insolvensi apabila hanya kepada seorang
kreditur saja debitor tersebut tidak membayar utangnya, sedangkan kepada kreditur
dengan baik.46
utangnya. Dengan kata lain, debitor tidak boleh hanya sekedar tidak mau membayar
44
http://frwarandy.blogspot.com/2012_05_01_archive.html (diakses tanggal 13 Juni 2013)
45
Menurut Pasal 1 ayat (6) UUK dan PKPU, bahwa yang dimaksud dengan Utang adalah
Kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang indonesia
maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau
kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan
bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditur untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan
debitor.
46
Sunarmi, Op.Cit, hlm 28.
maupun UU No. 37 Tahun 2004 tidak memberikan batasan yang jelas tentang
berhenti membayar dan tidak membayar. Dengan tidak adanya tes insolvensi
pailit oleh pengadilan karena tidak membayar utang. Istilah solventberasal dari
bahasa latin solvere yang artinya membayar dan lawan katanya insolvent yang
Utang yang telah jatuh tempo dengan sendirinya menjadi utang yang telah
dapat ditagih, namun utang yang dapat ditagih belum tentu merupakan utang yang
telah jatuh tempo. Utang hanyalah jatuh tempo apabila menurut perjanjian kredi atau
perjanjian utang-piutang telah sampai jadwal waktunya untuk dilunasi oleh debitor
sebagaimana ditentukan dalam perjanjian itu. Tentu saja apabila utang tersebut telah
jatuh tempo, maka kreditur mempunyai hak untuk menagih seluruh jumlah yang
terutang dan jatuh tempo pada debitor.Cara pembubaran PT dalam hal kepailitan juga
dapat ditemui didalam ketentuan Pasal 146 UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
2. Harta kekayaan perseroan tidak cukup untuk melunasi seluruh hutangnya setelah
perseroan hanya menjadi alasan tidak mampu membayar hutang kepada kreditur.
mampu membayar ini.Oleh karena itu apabila perseroan pailit sehingga tidak mampu
sejak pernyataan putusan kepailitan. Dengan ditiadakannya hak debitur secara hukum
berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan atau pemberesan atas harta pailit,
meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali. Kurator
tersebut ditunjuk bersamaan dengan Hakim Pengawas pada saat putusan pernyataan
pailit dibacakan.
dinyatakan pailit adalah bahwa ia tidak boleh lagi mengurus harta kekayaannya yang
dinyatakan pailit, dan selanjutnya yang akan mengurus harta kekayaan atau
perusahaan debitur pailit tersebut adalah Kurator. Untuk menjaga dan mengawasi
Zainal Asikin, menguraikan beberapa akibat hukum dari putusan pailit. Hal yang
utama adalah dengan telah dijatuhkannya putusan kepailitan, si debitur (si pailit)
47
Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis, Kepailitan, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2002), hlm 31.
Dengan demikian, apabila suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh debitur
dan perbuatan hukum tersebut dapat merugikan para kreditor serta dilakukan dalam
jangka waktu satu tahun sebelum pernyataan pailit ditetapkan, sedangkan perbuatan
hukum tersebut tidak wajib dilakukan debitur, (kecuali dapat dibuktikan sebaliknya)
memperoleh putusan Hakim yang berkekuatan hukum tetap. Akan tetapi, setiap
putusan yang dijatuhkan oleh Hakim belum tentu dapat menjamin kebenaran secara
yuridis, karena putusan itu tidak lepas dari kekeliruan dan kekilafan, bahkan tidak
48
Zainal Asikin, Op.Cit, hlm 35.
49
Siti Anisah, Perlindungan Kepentingan Kreditor dan Debitor dalam Hukum Kepailitan di
Indonesia, (Yogyakarta : Total Media, 2008), hlm 255.
demi tegaknya kebenaran dan keadilan, terhadap putusan Hakim itu dimungkinkan
untuk diperiksa ulang. Cara yang tepat untuk dapat mewujudkan kebenaran dan
kepailitan. Namun, perbedaan dari Pengadilan Niaga ialah hanya tersedia upaya
tingkat pertama dan tidak ada tingkat kedua atau sering disebut sebagai tingkat
Kasasi berasal dari bahasa Perancis : Cassation, dengan kata kerja casser,yang
mengandung kesalahan dalam penerapan hukum, yang tunduk pada kasasi hanyalah
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, bahwa salah satu
bersangkutan.
50
Kelik Pramudya, Upaya Hukum dalamKepailitan,http://clickgtg.blogspot.com/html,
(diakses tanggal 20 April 2013)
a) Pendaftaran Kasasi
Dalam perkara kepailitan permohonan kasasi dapat diajukan oleh Debitor dan
Kreditor yang berkedudukan sebagai pihak pada persidangan tingkat pertama maupun
Kreditor lain yang bukan merupakan pihak pada persidangan tingkatpertama yang
tidak puas terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailit. Permohonan kasasi
dalam perkara kepalitan tidak hanya terbatas pada putusan permohonan kepailitan
tingkat pertama saja. Permohonan kasasi juga dapat diajukan apabila rencana
perdamaian ditolak oleh Pengadilan Niaga atau dalam hal pencabutan kepailitan yang
perdamaian serta debitor pailit dapat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Pasal
paling lambat 8 (delapan) hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan kasasi
kasasi pada tanggal permohonan yang bersangkutan diajukan dan kepada pemohon
diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani panitera dengan tanggal yang
kasasi pada tanggal permohonan kasasi didaftarkan. Paling lambat 2 (dua) hari setelah
dapat mengajukan kontra memori kasasi kepada panitera Pengadilan paling lambat 7
(tujuh) hari setelah tanggal termohon kasasi menerima memori kasasi. Panitera
diterima.
Setelah semua berkas kasasi dari pihak pemohon maupun termohon kasasi
kontra memori kasasi beserta berkas perkara yang bersangkutan kepada Mahkamah
Agung paling lambat 14 (empat belas) hari setelah tanggal permohonan kasasi
sekaligus menetapkan hari sidang paling lambat 2 (dua) hari setelah tanggal
e) Sidang Pemeriksaan
puluh) hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung yang khusus dibentuk untuk memeriksa dan memutus perkara
f) Putusan Kasasi
puluh) hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.
Putusan kasasi tersebut wajib memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang
menyampaikan salinan putusan kasasi kepada Panitera pada Pengadilan Niaga paling
lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal putusan atas permohonan kasasi diucapkan.
Salinan atas putusan kasasi tersebut selanjutnya wajib disampaikan kepada pemohon
kasasi, termohon kasasi, Kurator, dan Hakim Pengawas paling lambat 2 (dua) hari
g) Peninjauan Kembali
mempunyai kekuatan hukum tetap. Peninjauan Kembali merupakan upaya hukum luar
biasa, namun sebenarnya lembaga ini bertentangan dengan asas kepastian hukum.
Prinsip asas kepastian hukum menentukan bahwa putusan hakim yang sudah
berkekuatan hukum tetap, tidak bisa diubah lagi. Asas kepastian hukum ini disebut
nebis in idem, artinya tidak boleh terjadi dua kali putusan terhadap satu kasus yang
dengan segala persyaratan yang ketat. Persyaratan yang ketat tersebut dimaksudkan
karena itu peninjauan kembali berorientasi pada tuntutan keadilan. Fungsi Mahkamah
memberikan hak untuk mengajukan perninjauan kembali atas putusan pailit yang
khusus telah dibatasi jangka waktu tertentu. Pasal 295 ayat (2) Undang-Undang
sebagai berikut:
1. Setelah perkara diputus ditemukan bukti baru yang bersifat menentukan yang
pada waktu perkara diperiksa di Pengadilan sudah ada, tetapi belum ditemukan.
Bukti baru tersebut apabila diketahui pada tahap persidangan sebelumnya akan
alasan ini diajukan dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 180 (seratus
2. Terdapat kekeliruan yang nyata pada putusan hakim sebelumnya atau hakim telah
kembali atas dasar alasan ini, dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan peninjauan kembali
Mahkamah Agung dalam jangka waktu 2 (dua) hari setelah tanggal permohonan
51
Rudhy A. Lontoh, dkk, Penyelesaian Utang Piutang, Melalui Pailit Atau Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, (Bandung : Alumni, 2001), hlm. 3-5.
kembali dan untuk termohon salinan permohonan peninjauan kembali berikut salinan
berikut salinan bukti pendukung kepada termohon dalam jangkawaktu paling lambat 2
(dua) hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Pihak termohon dapat mengajukan
Agung, dalam jangka waktu paling lambat 12 (dua belas) hari setelah tanggal
permohonan didaftarkan.
permohonan peninjauan kembali dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah tanggal permohonan diterima Panitera Mahkamah Agung. Putusan atas
permohonan peninjauan kembali harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.
Dalam jangka waktu paling lambat 32 (tiga puluh dua) hari setelah tanggal
menyampaikan kepada para pihak salinan putusan peninjauan kembali yang memuat
khusus ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah kepailitan secara cepat dan
berikut :
atau lebih para subjek pemohon yang berwenang sebagaimana diatur dalam Pasal 2
Niaga yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum Debitor. Hal
b. Apabila Debitor adalah pesero suatu firma, Pengadilan yang daerah hukumnya
memutuskan.
Niaga.
2) Kartu Advokat.
lainlain.
kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran. Hal yang
perlu diingat oleh pemohon ialah bahwa Permohonan pernyataan pailit yang diajukan
sendiri oleh kreditor ataupun debitor sendiri wajib memakai advokat yang memiliki
Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, dan Menteri Keuangan, tidak
tentang hukum dan kecakapan teknis, perlu kedua pihak yang bersengketa dibantu
oleh seorang atau beberapa ahli yang memiliki kemampuan teknis, agar segala
dibuatkan tanda terima sementara, berupa formulir yang diisi nomor permohonan,
pemohon, tanggal kembali ke Pengadilan, dalam hal berkas perkara belum selesai
cara memberikan tanda pada formulir (check-list) sehingga apabila ada kekurangan
langsung dapat terlihat. Berkas permohonan yang belum lengkap dikembalikan pada
list).
Keputusan Ketua Pengadilan Niaga. Panjar biaya perkara dibayar kepada kasir; Kasir
pada SKUM dan sekaligus mencantumkan nomor perkara baik pada SKUM maupun
pada lembar pertama surat permohonan; Setelah proses pembayaran panjar biaya
perkara selesai, petugas mencatat datadata dan memberi nomor perkara. Cara
menentukan nomor perkara didasarkan pada tata urutan penerimaan panjar biaya
digunakan nomor perkara awal (nomor pendaftaran pada saat diajukan pada
Berdasarkan Pasal 6 ayat (5) UUK, Pengadilan paling lambat 3 (tiga) hari setelah
4. Sidang Pemeriksaan
dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah tanggal permohonan
penyelenggaraan sidang tersebut sampai dengan paling lambat 25 (dua puluh lima)
debitor dan harus disertai alasan yang cukup. Pada sidang pemeriksaan tersebut
diajukan oleh Kreditor, Kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal,
pengadilan dapat memanggil kreditor. Hal ini dilakukan jika terdapat keraguan
ayat (1) telah terpenuhi atau tidak.Pemanggilan oleh pengadilan ini dilakukan
biasa, hanya saja proses beracara di Pengadilan Niaga hanya berlaku dengan
tulisan atau surat (schiftelijke procedure). Acara dengan surat berarti bahwa
pemeriksaan perkara pada pokoknya berjalan dengan tulisan. Akan tetapi, kedua
lisan.
Dalam persidangan ini pemohon harus hadir, Apabila dalam sidang pertama
Pemohon tidak hadir, padahal panggilan telah disampaikan secara sah (patut), maka
sebagai perkara baru.Jika Termohon tidak datang dan tidak ada bukti bahwa
panggilan telah disampaikan kepada Termohon maka sidang harus diundur dan
Pengadilan harus melakukan panggilan lagi kepada Termohon. Selama putusan atas
pengadilan untuk :
a) meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan debitor ; atau
(logika ketentuan) dari norma ini adalah agar dalam proses kepailitan
sebelum putusan dijatuhkan harta yang dimiliki debitor pailit tidak dialihkan
actio pauliana, yakni suatu gugatan pembatalan atas transaksi yang dilakukan oleh
debitor pailit yang merugikan kreditor.Namun, instrumen actio pauliana ini jauh lebih
berlaku ketentuan "automatic stay", yakni begitu debitor diajukan pailit maka secara
otomatis semua harta debitor dalam keadaan stay (diam) tidak boleh ditransaksikan
apapun. Jadi di Amerika tidak diperlukan adanya sita jaminan tersebut. Proses
perkara kepailitan di Pengadilan Niaga berlangsung lebih cepat, hal ini dikarenakan
dipengaruhi oleh sistem pembuktian yang dianut, yaitu bersifat sederhana atau
pembuktian secara sumir, ini dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 8 ayat (4) Undang-
fakta yang terbukti secara sederhana bahwa pernyataan untuk dinyatakan pailit telah
utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, adanya kreditor yang lebih dari satu
serta adanya fakta bahwa debitor atau termohon pailit telah tidak membayar
menyatakan bahwa perkara yang diajukan itu adalah perkara perdata biasa.Jika suatu
belit, maka hakim dapat menyatakan bahwa kasus itu bukan kewenangan Pengadilan
Niaga.
pailit harus diucapkan paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah tanggal
Niaga dan Peradilan umum dimana Hakim diberi batasan waktu untuk menyelesaikan
perkara. Putusan atas permohonan pernyataan pailit diucapkan dalam sidang yang
terbuka untuk umum.Majelis hakim dalam menjatuhkan putusan harus memuat pasal
hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili; dan pertimbangan hukum
dan pendapat yang berbeda dari hakim anggota atau ketua majelis (dissenting
opinion).
lebih dahulu, meskipun terhadap putusan tersebut masih diajukan upaya hukum atau
untuk melaksanakan segala tugas dan kewenangannya untuk mengurus dan atau
pemberesan oleh kurator yang telah dilakukan terhitung sejak putusan kepailitan
dijatuhkan hingga putusan tersebut dibatalkan, tetap dinyatakan sah oleh undang-
undang. Salinan putusan Pengadilan selanjutnya wajib disampaikan oleh juru sita
dengan surat kilat tercatat kepada Debitor, pihak yang mengajukan permohonan
keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit
telah terpenuhi. Putusan Pengadilan Niaga atas permohonan pernyataan pailit harus
didaftarkan. Putusan atas permohonan pernyataan pailit wajib diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum dan wajib memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang
sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili; dan
2) Pertimbangan hukum dan pendapat yang berbeda dari hakim anggota atau ketua
majelis.
daerah tempat kedudukan hukum Debitur. Pada Surat permohonan PKPU tersebut
ditanda tangani oleh pemohon dan oleh advokadnya harus diperhatikan ketentuan :
a) Dalam hal permohonan adalah debitur, permohonan PKPU harus disertai daftar
yang memuat sifat, jumlah piutang, dan utang debitur beserta surat bukti
secukupnya.
memanggil debitur melalui juru sita dengan surat kilat tercatat paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum sidang. Pada sidang tersebut, debitur wajib mengajurkan
52
http://click-gtg.blogspot.com/2010/01/proses-permohonan-pernyataan-pailit-dan.html
(diakses tanggal 21 April 2013)
Kepaniteraan Pengadilan, agar dapat diihat oleh setiap orang dengan cuma-Cuma.
pejabat yang berwenang dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran.
Pengadilan Niaga paling lambat 2 (dua) hari setelah tanggal permohonan tersebut
didaftarkan.
keputusan pengadilan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : Cara yang pertama
ialah dengan dicabutnya putusan pailit tersebut oleh Pengadilan Niaga. Mengenai hal
ini diatur dalam Pasal 15 dan Pasal 17 Undang-undang kepailitan. Cara yang kedua
ialah dengan tercapainya perdamaian antara Debitor pailit dengan para Kreditor dan
dalam jangka waktu yang sama pula seperti yang telah ditetapkan mengenai putusan
yang menolak pernyataan pailit. Yang menjadi pertanyaan adalah Apakah bisa
lagi laporan dan permohonan untuk pernyataan pailit, maka Debitor/pemohon selain
Debitor sendiri, perlu wajib menunjukkan bahwa terdapat hasil yang cukup untuk
membiayai kepailitan yang kedua. Maksud ketentuan ini adalah untuk menghindari
terjadinya keadaan dimana ternyata biaya kepailitan yang menurut ketentuan Pasal 15
ayat (3) UUK harus dibayarkan mendahului pembayaran tagihan para Kreditor
konkuren lebih besar jumlahnya daripada nilai harta pailit. Kalau sampai terjadi hal
yang demikian itu, maka putusan pernyataan pailit yang kedua kali setelah putusan
pernyataan pailit yang pertama dicabut oleh Pengadilan Niaga, akan sia-sia saja.
secara serta merta dapat dilakukan oleh kreditor.Sebagai badan usaha yang
mengenai pencabutan izin usaha bank, pembubaran badan hukum, dan likuidasi
permohonan Kepailitan bank ternyata tidak secara serta merta dapat dilakukan
oleh kreditor. Sebagai badan usaha yang mempunyai karakteristik khusus, yaitu
kepailitan bagi badan usaha pada umumnya. Kreditor tidak dapat mengajukan
rangka pemenuhan ekonomi secara cepat dan efisien untuk itu pula pengaturan
Berkaitan dengan hal tersebut setiap perusahaan mungkin atau pasti mempunyai
utang. Bagi suatu perusahaan, utang bukanlah merupakan suatu hal yang buruk, asal
perusahaan tersebut masih dapat membayar kembali. Perusahaan yang begini biasa
disebut perusahaan yang solven, artinya perusahaan yang mampu membayar hutang-
hutangnya. Sebaliknya jika suatu perusahaan yang sudah tidak mampu membayar
53
Robintan Sulaiman dan joko prabowo, Hukum Kepailitan, (Yogyakarta : Penerbit Delta
Citra Grafindo, 2002), hlm 10.
54
Zaeni Asyhdie, Hukum BisnisPrinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta:
P.T.RajaGrafindo Persada, 2005), hlm 1.
55
W. Friedman, Teori dan filsafat hukum dalam buku telaah kritis atas teori-teori hukum,
(Jakarta : raja grafindo persada, 1993), hlm 7.
56
Satjipto Rahadjo, Sosiologi Hukum : Perkembangan Metode dan Pilihan Hukum, (Surakarta
:Universitas Muhamadiyah, 2002), hlm 60.
panitera pengadilan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit dua
surat kabar harian. Terhadap putusan pencabutan pernyataan pailit dapat diajukan
diucapkan diajukan lagi permohonan pernyataan pailit maka debitor atau pemohon
wajib membuktikan bahwa ada cukup harta untuk membayar biaya kepailitan.57
terima tertulis yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan tanggal yang
pailit kepada Ketua Pengadilan paling lambat 2 (dua) hari setelah tanggal permohonan
didaftarkan.Dan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal
diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
dimaksud pada ayat (5) sampai dengan paling lambat 25 (dua puluh lima) hari setelah
diatas harus diajukan oleh seorang advokat (dalam Pasal 5 UUK No. 37 Tahun 2004,
57
Sunarmi, Op.Cit. 73.
memerlukan pemahaman yang luas dan baik dari berbagai pihak terhadap berbagai
hukum materiil, kemampuan dan ketrampilan hakim niaga juga masih perlu
ditingkatkan agar mereka dapat menangani perkara dengan lebih baik, konsisten, ada
kepastian hukum dan keadilan tercapai. Tantangan kedepan yang tidak kalah beratnya
yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah budaya hukum yang ada untuk
menuju kearah yang lebih baik agar perbaikan struktur dan substansi hukum yang
Pembayaran Utang akan memberikan jaminan kepastian hukum bagi semua pihak,
baik pelaku usaha lokal maupun asing.Undang-Undang ini akan memberi kepastian
bagi semua, tidak hanya investor asing. Tapi, dengan Undang-Undang ini tetap
berupaya untuk membangun ekonomi nasional kita, yang semuanya perlu kesempatan
seperti UU terdahulu.
Masalah Kepailitan selalu menjadi hal yang hangat untuk dibicarakan. Sudah
yaitu dengan ditetapkannya Perpu No. 1 Tahun 1998 menjadi UU No. 4 Tahun 1998
pada Tanggal 22 April 1998 yang kemudian direvisi menjadi UU No. 37 tahun 2004
58
http://gagasanhukum.wordpress.com/tag/uu-kepailitan/html (diakses tanggal 21 April 2013)
UUK) yang mulai berlaku pada Tanggal 18 Nopember 2004. Sehingga hal mendasar
misalnya terkait dengan perlindungan hukum terhadap debitur dan kreditur , jaminan
kepastian hukum, tugas dan tanggung jawab Kurator dan Hakim Pengawas, peran dan
fungsi pengadilan Niaga)?. Mengenai hal ini tentunya harus dilihat dalam konteks
tidak sejalan bahkan bertolak belakang dengan dalil-dalil hukum yang tertulis dalam
A. Kesimpulan
Tahun 2004 adalah atas dasar pasal 18 ayat (1). Apabila pencabutan gugatan
yang berlaku dan memerintahkan panitera untuk mencatat penolakan dalam berita
acara sidang, sebagai bukti otentik atas penolakan tersebut. Apabila tergugat
telah selesai dan Majelis Hakim memerintahkan pencoretan perkara dari register
perseroan tidak cukup untuk melunasi seluruh hutangnya setelah pernyataan pailit
dicabut.
Pengadilan Niaga atas anjuran dari Hakim pengawas dapat mencabut kepailitan
dengan memperhatikan keadaan harta pailit. Keadaan ini terjadi bila harta pailit
imbalan jasa kurator yang dibebankan terhadap debitor. Biaya tersebut juga harus
didahulukan pembayarannya atas semua utang yang tidak dijamin dengan agunan.
Panitera Pengadilan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2
(dua) surat kabar harian. Putusan pencabutan pernyataan pailit ini dapat diajukan
Debitor atau pemohon wajib membuktikan bahwa ada cukup harta untuk
B. Saran
Berpijak dari hasil pembahasan dan kesimpulan seperti yang telah dikemukakan
1. Sebagai Badan Hukum perseroan terbatas adalah merupakan subyek hukum yang
dilakukannya terlepas walau perbuatan itu dikuasakan kepada pengurus dalam hal
ini direksi perseroan. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh perseroan terbatas
2. Agar tidak terjadi kerancuan hukum dalam pencabutan pernyataan pailit, perlu
adanya pembedaan subyek hukum dalam kepailitan (debitur pailit) dengan segala
dari subyek hukum pencabutan pailit yang dinyatakan pailit, sehingga dapat
3. Pengadilan Niaga atas anjuran dari Hakim pengawas dapat mencabut kepailitan
dengan memperhatikan keadaan harta pailit. Keadaan ini terjadi bila harta pailit
imbalan jasa kurator yang dibebankan terhadap debitor. Biaya tersebut juga harus
oleh Panitera Pengadilan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling
sedikit 2 (dua) surat kabar harian. Putusan pencabutan pernyataan pailit ini dapat
pailit, maka Debitor atau pemohon wajib membuktikan bahwa ada cukup harta