Disusun oleh :
Zakiah Hidayati
NIM. 0810720077
Kelompok 6
PSIK A
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA
LUKA BAKAR(COMBUSTIO)
1. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam
seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas
Luka Bakar bukan suatu penyakit, tetapi merupakan keadaan tidak nyaman
yang disebabkan oleh kecelakaan. Menurut Dr. Poengki Dwi Poerwantoro, SpBP: .
luka bakar adalah terpaparnya tubuh manusia oleh Zat yang bersuhu tinggi (heat)
atau yang dapat memicu suhu tinggi, baik karena reaksi kimia maupun reaksi fisika.
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik,
bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka
ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang
membutuhkan perawatan medis yang intensif. Para korban kecelakaan luka bakar
bukan hanya merasakan kesakitan yang luar biasa tetapi diantaranya juga
2. Etiologi
Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas (scald), jilatan api ke
tubuh (flash), kobaran api ditubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak
dengan objek-objek panas lainnya (missal, plastik, logam panas, dan lain-lain)
Luka bakar kimia biasanya disebakan oleh asam kuat atau alkali yang biasa
digunakan dalam bidang industri, militer atau bahan pembersih yang sering
Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api dan ledakan.
Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling
rendah: dalam hal ini cairan. Kerusakan terutama pada pembuluh darah,
(Moenadjat, 2001).
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe
terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari
yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi (Gillespie, 2009).
A. Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi
saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma.
Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka
Problem penuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak
berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ organ fungsional
Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase
ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,
4. Klasifikasi
4.1 Berdasarkan tingkatan
A. Luka bakar tingkat 1
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar paling ringan yang hanya
mengenai lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Kulit bisanya memerah
dan mungkin bengkak dan terasa sakit, kulit kering, tidak dijumpai bula dan
2001)
meliputi seluruh lapisan kulit dan mencapai jaringan yang lebih dalam lagi.
terdapat bagian yang menjadi hitam arang, tidak dijumpai bula, apendises
kulit rusak, kulit yang terbakar berwarna abu-abu pucat, terjadi koagulasi
protein pada epidermis dan dermis (yang dikenal sebagai eskar), tidak
dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-ujung saraf sensorik
Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
4.3 Berdasarkan berat ringannya luka bakar
antara lain :
A. Parah critical:
luas
B. Sedang moderate
Tingkat II : 15 30%
C. Ringan minor
(Moenadjat, 2001).
berlangsung selama 12-24 jam pasca cidera, dan mungkin berakhir dengan
nekrosis jaringan
C. Zona Hiperemia
Daerah ini ikut mengalami reaks i berupa vasodilatasi tanpa
trombosit.
E. Gangguan elektrolit
Tanda yang ditemukan adalah penurunan kalium, kenaikan natrium dan klorida,
Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal,
bakar masif.
kematian
Lambatnya aliran darah yang menyebabkan pembentukan bekuan darah
kongesti paru akibat gagal ginjal jantung kiri atau infark miokard serta sindrom
luas
Pada luka bakar yang luas dapat menyebabkan kecacatan, trauma psikologis:
menghilangkan zat kimia tersebut dari kulit. Untuk luka bakar kimia (bedak),
plasma.
Hari pertama
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB
Kebutuhan faal
1 3 tahun : BB x 75 cc
3 5 tahun : BB x 50 cc
Hari kedua
gr
( 3x ) x 80 x BB
24 jam
100
4. Prioritas keempat
Prioritas keempat adalah pasang kateter dan monitor urin dan monitor pula CVP
5. Prioritas kelima
6. Prioritas keenam
Prioritas keenam adalah memberikan obat-obatan, diantaranya:
a. Antibiotika
b. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
Eksternal
Hipertermia/hipotermia
Substansi kimia
Kelembaban
Radiasi
4. Resiko kerusakan integritas jaringan b.d
Gangguan sirkulasi
Iritasi kimia
Defisit cairan
Faktor mekanik: tekanan, gesekan
Kurangnya nutrisi
Radiasi
Suhu
5. Gangguan konsep diri
Biofisika (penyakit kronis)
Kognitif/persepsi (nyeri kronis)
Pengobatan (pembedahan, kemoterapi, radiasi)
NOC
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
Saturasi O2 dalam batas normal
Foto thoraks dalam batas normal
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
ketidaknyamanan
3. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
4. Kontrol lingkungan yang dapat
kebisingan
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
6. Bantu pasien dan keluarga untuk
dukungan
7. Ajarkan tentang teknik relaksasi
hangat/dingin
8. Tingkatkan istirahat
9. Beri informasi tentang nyeri seperti
perawatan alami
Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
No Intervensi Rasional
.
1. Bersihkan luka perlahan-lahan Karena luka sangat mengiritasi
dengan sabun lunak, non alkalin kulit.
2. Beri salep seperti seng oksida Untuk melindungi kulit dari iritasi
3. Pajankan dengan ringan kulit utuh Untuk meningkatkan penyembuhan
yang kemerahan pada udara jika
mngkin
4. Hindari menggunakan tissue basah Karena menyebabkan rasa
yang di jual bebas yang menyengat
mengandung alcohol
5. Anjurkan pasien menggunakan Meningkatkan kelembapan
pakaian yang longgar
6. Jaga kebersihan kulit agar tetap Menghindari paparan
bersih dan kering mikroorganisme yang berlebihan
dan mempercepat penyembuhan
7. Monitor status nutrisi pasien Status nutrisi yang baik
meningkatkan proses
penyembuhan
8. Ajarkan keluarga tentang perawatan Agar perawatan luka benar dan
luka cepat sembuh
9. Lakukan teknik perawatan luka Mencegah perkembang biakan
dengan steril mikroorganisme yang baru
10. Observasi luka, kedalaman, Mengevaluasi setelah pemberian
karakteristik, warna, cairan, tanda- tindakan perawatan
tanda infeksi
11. KOLABORASI
Pemberian amoksislin Antibiotik
cedera berulang
Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
pasien
3. Monitor status nutrisi pasien
4. Kaji lingkungan dan peralatan
5. Observasi luka: lokasi, dimensi,
formasi traktus
6. Anjurkan pasien menggunakan
perawatan luka
10. Lakukan perawatan steril
11. Kolaborasi
Ahli gizi: diet TKTP dan vitamin
Dokter: analgesik dan antibiotik
perasaanya
4. Identifikasi arti pengurangan
prognosis penyakit
6. Fasilitasi kontak dengan individu
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/206301024/bab2.pdf
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ed.8. vol.3. Jakarta: EGC
http://www.scribd.com/doc/40510492/Patofisiologi-Luka-Bakar-Buat-Makalah
Luka bakar, yayasan. 2009. Panduan Perihal Kecelakaan Luka Bakar. (online)
http://www.lukabakar.net/kampanye/p3k_lukabakar.pdf
%2081Luka%20Bakar1.pdf
/files/upload/ASKEP%20LUKA%20BAKAR%20SAM.pdf