01 006
01 006
ABSTRAK
Analisis ini berisikan pengembangan model numerik dengan cara analisis serat penampang
berdasarkan model konstitutif terbaru untuk kolom langsing tubular komposit baja-beton
dimana tabung baja diisi dengan beton (untuk selanjutnya disebut Concrete Filled Steel
Tubular atau CFT) dengan beban gaya normal tekan eksentris. Analisis perilaku kolom CFT
langsing direpresentasikan dalam hubungan beban-lendutan, momen-kurvatur dan diagram
interaksi. Hasil analisis serat penampang CFT kemudian di verifikasi terhadap beberapa
pengujian kolom CFT langsing yang pernah diteliti. Hasil verifikasi menunjukkan analisis
yang dilakukan akurat. Studi parametrik kemudian dilakukan untuk mengetahui pengaruh
kelangsingan kolom, eksentrisitas beban, mutu tabung baja dan mutu silinder beton terhadap
perilaku kolom CFT langsing, serta studi perbandingan untuk mengetahui perilaku kolom
CFT penampang lingkaran dan penampang bujursangkar. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kapasitas dukung beban kolom CFT yang sangat langsing lebih ditentukan oleh tabung baja
daripada beton didalam tabung. Terdapat perbedaan pembatasan kelangsingan yang signifikan
antara hasil analisis dan peraturan yang ada. Apabila kolom CFT direncanakan untuk dapat
menahan beban aksial dan memiliki daktilitas yang besar maka peningkatan mutu beton
menjadi beton mutu tinggi akan lebih baik dan lebih ekonomis daripada peningkatan mutu
tabung baja menjadi baja mutu tinggi,. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan luas
penampang dan tebal tabung yang sama, kolom CFT penampang lingkaran lebih daktail
dibandingkan dengan penampang bujursangkar.
Kata kunci: Kolom CFT langsing, Beban batas stabilitas, Daktilitas perpindahan, Daktilitas
kurvatur.
1. PENDAHULUAN
Penggunaan kolom tabung baja yang diisi beton, untuk selanjutnya disebut kolom
CFT (Concrete Filled Steel Tubular) telah berkembang akhir-akhir ini pada bangunan
bertingkat banyak di negara rawan gempa maupun bebas gempa seperti Amerika
Serikat, Jepang, Australia dan Cina karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya,
diantaranya: kapasitas menahan beban yang besar, kekakuan dan daktilitas yang
tinggi, kapasitas penyerapan energi yang besar dan dapat mengurangi penggunaan
cetakan untuk beton. Kelebihannya dalam kapasitas menahan beban yang besar dan
penggunaan material mutu tinggi berdampak terhadap pengurangan luas penampang
kolom yang menyebabkan kolom menjadi lebih langsing dan luas lantai bertambah.
Jenis kolom ini masih jarang digunakan di Indonesia karena pengetahuan yang masih
kurang, disamping peraturan lokal yang mengatur tentang perencanaan kolom
komposit CFT khususnya untuk kategori kolom langsing belum ada.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model numerik dengan cara analisis
serat untuk memprediksi secara teoritis perilaku kolom CFT langsing dengan
penampang lingkaran dan bujursangkar yang terbuat dari material beton dan tabung
baja mutu normal dan mutu tinggi. Kolom dibebani dengan gaya aksial tekan dengan
eksentisitas tertentu yang sama pada kedua ujungnya (Gambar 1). Hubungan
ISBN 979.9243.80.7 1
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
P e P
Le
Gambar 1. Kondisi Pembebanan
2 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
CO CCO Regangan,
ISBN 979.9243.80.7 3
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
(
co =0,94 cp )1/ 4103 ..................................................(4)
cco / co =1+ 4,7( K 1) ,
jika K 1.5...................................... (5.a)
cco / co =3,35+ 20( K 1,5) , jika K > 1.5 ..................................(5.b)
ccB = cp + k . r .......................................................(6)
cp = cB U ........................................................(7)
U =1,67 D 0,112 ,untuk penampang lingkaran.............................(8.a)
0,112
2B
U =1,67 ,untuk penampang bujursangkar .......................(8.b)
2t .0,19. sy
r = .......................................................(9)
D 2t
h = 4( B t ) / b 2
......................................................(10)
k=4,1 ; ke=23
Tabel 1. Rangkuman beberapa hasil studi eksperimental kolom CFT langsing
Spesimen Le L D t Le/D D/t fc' Ec fy Es fu u P e M
(mm) (mm) (mm) (mm) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (kN) (mm) (mm) (kN-m)
Kilpatrick & Rangan (1999)
SC-0 802 622 76 2,2 10,55 34,55 58 - 435 203.000 495 0,18 246 15 8 5,7
SC-1 1032 852 76 2,2 13,58 34,55 58 - 435 203.000 495 0,18 208 15 11 5,4
SC-2 1262 1082 76 2,2 16,61 34,55 58 - 435 203.000 495 0,18 184 15 11 4,8
SC-3 1487 1307 76 2,2 19,57 34,55 58 - 435 203.000 495 0,18 162 15 15 4,9
SC-4 1717 1537 76 2,2 22,59 34,55 58 - 435 203.000 495 0,18 141 15 20 4,9
SC-5 1947 1767 76 2,2 25,62 34,55 58 - 435 203.000 495 0,18 121 15 20 4,2
SC-6 2172 1992 76 2,2 28,58 34,55 58 - 435 203.000 495 0,18 107 15 26 4,4
SC-7 2402 2222 76 2,2 31,61 34,55 58 - 435 203.000 495 0,18 96 15 28 4,1
SC-9 1947 1767 101,7 2,4 19,14 42,38 58 - 410 205.000 475 0,17 361 10 16 9,4
SC-10 1947 1767 101,7 2,4 19,14 42,38 58 - 410 205.000 475 0,17 309 15 19 10,5
SC-11 1947 1767 101,7 2,4 19,14 42,38 58 - 410 205.000 475 0,17 275 20 21 11,3
SC-12 1947 1767 101,7 2,4 19,14 42,38 58 - 410 205.000 475 0,17 240 25 22 11,3
SC-13 1947 1767 101,7 2,4 19,14 42,38 58 - 410 205.000 475 0,17 220 30 24 11,9
SC-14 1947 1767 101,7 2,4 19,14 42,38 58 - 410 205.000 475 0,17 188 40 26 12,4
SC-15 1947 1767 101,7 2,4 19,14 42,38 58 - 410 205.000 475 0,17 158 50 29 12,5
Johansson & Gylltoft (2001)
J-1 2696 2500 159 4,8 16,96 33,13 64,5 38.500 433 206.000 568 0,136 1230 10 18 34,4
Luhut & Jefraldi (2002)
L-1 1516 1000 60,5 2 25,06 30,25 31,3 - 320 200.000 400 0,2 21,6 100 21,41 2,6
L-2 1516 1000 60,5 3,4 25,06 17,79 31,3 - 320 200.000 400 0,2 33,2 100 25,26 4,2
0,91sy
Tegangan, s (MPa)
Es Regangan tekan
Regangan tarik
1,08sy
4 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
Nilai tegangan tekan maupun tegangan tarik pada penampang lingkaran adalah
sebagai berikut :
Pada saat s > 0,91 sy
(
0, 91 )
=
st sy
( 0, 91 ) + 0, 91 ................................(11)
s
(
su
0, 91
sy ) s sy sy
-1,08 sy s 0,91 sy
s = Es . s .................................................................................... (12)
s < -1,08 sy
( 1, 08 )
=
st sy
( + 1, 08 ) 1, 08 ................................(13)
s
(
su
1, 08
sy ) s sy sy
kelas FA
S. sy
kelas FC
Tegangan, s
kelas FD
Es
Regangan Tarik S.sy sT
sB
Regangan Tekan
1,1 sy
ISBN 979.9243.80.7 5
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
(
sT = sy 1,190,207 s ) ................................................(16)
Tabel 2. Nilai tegangan tekan dan tarik model Fujimoto et.al [2]untuk tabung baja
penampang bujursangkar berdasarkan beberapa kelas.
Daerah Kelas FC
regangan
Kelas FA ( s 1 .5 4 ) (1 .5 4 s 2 .0 3 )
Kelas FD ( s 2 .0 3 )
-1,1sy<s< S.sy s = E s s
s = Es s s = E s s
S.sy <s<sy
sy <s< sB s = sy
(1 S )
( s s y )+ 1 ( sT S . sy ) ( ) + S .
sy ( sB ) ( sT sy ) +
s =
( sT S . sy ) s sB sy
( sT sy ) ( s sy ) sy
s =
s =
( s T S . s y ) ( )+
sB <s<sT ( s T s B ) s sB S .
sy
sT <s s = sT s = sT s = sT
6 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
d2y 2 .z
=
2
=
2
yo cos ................................................. (18)
dz L L
Dimana L adalah setengah panjang gelombang cosinus yang didapat dari kondisi batas
ketika y=e pada z=Le/2. Substitusi y=e dan z=Le/2 pada persamaan 17 akan
menghasilkan :
2
4 e
o = ( e+ o ).Cos 1 ...........................................(19)
Le e + o
Metode yang diusulkan mengasumsikan :
Terjadi interaksi penuh antara tabung baja dan beton didalam tabung.
Penampang datar tetap datar setelah melentur.
Kekuatan tarik beton tidak signifikan, oleh karenanya dapat diabaikan.
Kolom dibebani secara uniaksial dan melentur dengan membuat satu lengkungan.
Tidak terjadi torsi pada penampang dan deformasi geser diabaikan.
Pemodelan numerik didasarkan pada pendekatan analisis penampang dimana
penampang dibagi-bagi menjadi beberapa lapisan yang kecil. Gaya aksial internal Pi
dan Momen internal Mi dapat diketahui dari persamaan :
Pi = f si Asi + fci. Aci ..................................................(20)
M i = fci. Asi.di + fci. Aci.di ..............................................(21)
dimana di adalah jarak lapis ke-i dari garis netral penampang. Dengan terus
memperbesar tinggi garis netral kd, maka akan diperoleh diagram interaksi
penampang. Pendekatan berikut ini hampir sama dengan usulan Vrcelj dan Uy (2002)
[9] kemudian digunakan untuk menghasilkan kurva beban lendutan, dimana :
Analisis pertama-tama dimulai dengan mengasumsi lendutan awal pada tengah
bentang kolom o dan kemudian menghitung kurvatur penampang pada tengah
bentang kolom o berdasarkan persamaan 19.
Penampang dibagi menjadi beberapa lapis dengan ketebalan tiap lapis sebesar
5%D atau 5%B.
Tinggi garis netral kd awal diasumsikan, lalu beban aksial Pi dan momen internal
Mi dihitung berdasarkan persamaan 20 dan 21.
Jika kondisi Mi = P.(e + o) terpenuhi, maka nilai lendutan o dinaikkan dan
prosedur sebelumnya diulangi lagi.
Jika kondisi Mi = P.(e + o) tidak terpenuhi, maka tinggi garis netral kd diiterasi
hingga kondisi tersebut terpenuhi.
Prosedur ini dapat menghasilkan kurva beban-lendutan, momen-kurvatur dan beban-
momen untuk kolom yang akan di uji, sehingga dapat memberikan perbandingan yang
berguna antara hasil teori dengan hasil pengujian.
3.4. Verifikasi Program
Verifikasi program dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan keakuratan program
terhadap perhitungan manual dan hasil eksperimental kolom CFT langsing. Verifikasi
program terhadap perhitungan manual dilakukan terhadap diagram interaksi
penampang karena pada proses perhitungan diagram interaksi tersebut terdapat
bermacam-macam fungsi yang vital dalam menentukan kebenaran dan keakuratan
secara keseluruhan hasil kurva beban-lendutan yang ingin dicapai. Perhitungan
manual dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel. Data penampang kolom
CFT yang digunakan dalam verifikasi program terhadap perhitungan manual ini
ISBN 979.9243.80.7 7
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
adalah diameter terluar D = 160 mm untuk kasus penampang lingkaran dan panjang
sisi terluar B = 160 mm untuk kasus penampang bujursangkar, tebal t= 5 mm, kuat
tekan silinder beton fc = 100 MPa, modulus elastisitas beton Ec = 45.000 MPa, kuat
leleh pipa baja fy = 275 MPa, kuat tarik pipa baja fu = 400 MPa, regangan saat fu
(u) = 0,1 dan modulus elastisitas baja Es = 212.000 MPa.
3000
Hasil Manual
2500
Beban Aksial (kN)
Hasil Program
2000
1500 5 5
500
0
0 20 40 60 80 100
Mom en (kN-m )
20
15
2,96
10 Program Referensi
5 Program Buatan 150
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
.D
40
M(kN.m)
30
ER4-A-4-57 (P/Po=0,57)
20 4,38
Program Referensi
10 Program Buatan 149
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
.B
8 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
Beban, kN
300 SC-1
SC-2
200
SC-3
SC-4
100 Hasil Eksperiment
Hasil Program
0
0 10 20 30 40
Lendutan, mm
30
L1
Beban, kN
25
20
L2
15 2
10 Hasil Eksperiment
60,5
Hasil Program
5
0
0 10 20 30 40 50 60
Lendutan, mm
ISBN 979.9243.80.7 9
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
1.400
1.200
Beban Model, kN
1.000
800
600
Model
400 Unity
200
0
0 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400
Beban Pengujian, k N
4. STUDI PARAMETRIK
Pada bagian ini akan dilakukan studi parametrik untuk menganalisa parameter-
parameter yang mempengaruhi perilaku kolom CFT langsing penampang lingkaran
yang dibebani secara eksentris. Parameter-parameter yang dipertimbangkan disini
adalah kelangsingan kolom (Le/D), rasio eksentrisitas (e/D), kuat leleh tabung baja
(fy) dan kuat tekan silinder beton (fc). Data dimensi penampang dan material
properties yang digunakan untuk mengetahui pengaruh kelangsingan dan rasio
eksentisitas beban adalah sebagai berikut :
Bentuk penampang kolom CFT adalah lingkaran
Kuat tekan silinder beton fc = 70 MPa
Kuat leleh tabung baja fy = 410 MPa
Modulus elastisitas tabung baja Es = 200.000 MPa
Kuat ultimit tabung baja fu = 475 MPa
Regangan ultimit tabung baja u = 0,17
Diameter terluar tabung baja D = 200 mm
Tebal tabung baja t = 5 mm
4.1. Pengaruh Kelangsingan
Rasio tinggi terhadap diameter suatu kolom merupakan sebuah parameter yang
bervariasi sepanjang tinggi bangunan gedung bertingkat banyak, dimana dimensi
penampang suatu kolom biasanya akan mengecil hingga ke tingkat yang paling atas
seiring dengan semakin mengecilnya beban aksial yang dipikul oleh kolom tersebut,
10 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
sedangkan pada kolom bagian bawah biasanya lebih panjang untuk menciptakan
ruang publik yang lebih terbuka dan lebar. Pemakaian material bermutu tinggi juga
berpengaruh terhadap dimensi penampang yang menjadi semakin kecil dan akibatnya
kolom menjadi lebih langsing. Pengaruh rasio kelangsingan kolom yang
dipertimbangkan disini mempunyai nilai yang bervariasi antara 10 dan 30 untuk setiap
satu nilai rasio eksentrisitas e/D, sedangkan rasio eksentrisitas beban bervariasi mulai
dari 0,01; 0,05; 0,1; 0,15; 0,2 dan 0,25. Perilaku beban-lendutan kolom CFT untuk
masing-masing rasio kelangsingan dan rasio eksentrisitas diperlihatkan pada
Gambar 12.
3.000 3.000
Le/D=10
2.500 2.500
Le/D=15 Le/D=10
2.000 Le/D=20 e /D=0,01 2.000 e /D=0,05
Le/D=15
P, kN
P, kN
1.500 1.500
Le/D=25 Le/D=20
1.000 Le/D=30 1.000 Le/D=25
Le/D=30
500 500
0 0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 0 20 40 60 80 100 120 140 160
, mm , mm
3.000 3.000
2.500 2.500
2.000
Le/D=10 e /D=0,1 e /D=0,15
2.000
Le/D=10
P, kN
P, kN
3.000 3.000
2.500 2.500
e /D=0,2
2.000 2.000 e /D=0,25
P, kN
P, kN
ISBN 979.9243.80.7 11
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
2 EI
Pc = .........................................................(22)
( kl )2
EI =0.2 Ec I g + Es It ....................................................(23)
Point ini penting untuk perencanaan kolom CFT langsing, agar dapat membatasi
kelangsingan Le/D maksimum sebesar 20 atau 25 saja dan menghindari bekerjanya
beban konsentris saat kelangsingan kolom maksimum.
Pmaks, kN
0,6 1.944
P maks/P o
e/D=0,20
e/D=0,25
0,4 1.296
0,2 648
0,0 0
10 15 20 25 30
12 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
3.000
e / D =0,1
2.500
Leleh tabung baja tekan
2.000
Beban Maksimum
Le/D=10
P, kN
1.500 Leleh tabung baja tarik
1.000 Le/D=20
Le/D=30
500
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
, mm
1,0
5
0,8 200
0,6
Pmaks/Po
Le/D=10
0,4 Le/D=15
Le/D=20
Le/D=25
0,2 Le/D=30
Tekuk elastis
0,0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
ISBN 979.9243.80.7 13
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
Gambar 16. menunjukkan riwayat pembebanan kelelehan dan beban maksimum yang
terjadi pada setiap eksentrisitas beban untuk kolom CFT langsing dengan rasio
kelangsingan 20. Kolom yang dibebani dengan eksentrisitas yang besar (e/D=0,25)
akan dominan mengalami momen lentur, sehingga tabung baja akan memikul gaya
momen yang besar dan lebih dulu meleleh pada bagian tekan dan tarik sebelum
kapasitas maksimum.kolom tercapai. Sedangkan pada kasus eksentrisitas beban sangat
kecil (e/D=0,01) kolom mengalami tekuk elastis sebelum tabung baja bagian tekan
meleleh.
3.000
L e / D =20
2.500 Tekuk elastis
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
, mm
14 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
3.500 3.500
3.000 3.000 Pbalance
L e /D=10 e/D=0,01 L e /D=15
2.500 e/D=0,01 2.500
e/D=0,05
e/D=0,05
P, kN
P, kN
2.000 e/D=0,10 2.000
e/D=0,15 e/D=0,10
1.500 e/D=0,20 1.500 e/D=0,15
1.000 e/D=0,25 1.000 e/D=0,20
500 e/D=0,25
500
0 0
0 40 80 120 160 0 40 80 120 160
M, kNm M, kNm
3.500 3.500
3.000 3.000
L e /D=20 L e /D=25
2.500 2.500
e/D=0,01
2.000
P, kN
2.000
P, kN
1.500 e/D=0,05 1.500 e/D=0,01
e/D=0,10 e/D=0,05
1.000 1.000 e/D=0,10
500 e/D=0,25
500
e/D=0,25
0 0
0 40 80 120 160 0 40 80 120 160
M, kNm M, kNm
3.500 KETERANGAN
3.000
L e /D=30
2.500
Beban Maksimum
2.000
P, kN
ISBN 979.9243.80.7 15
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
Daktilitas Perpindahan
fc'=70 M Pa
12,00 fy=410 M Pa 200
e/D=0,05
fu=475 M Pa
10,00 e/D=0,10
u=0,17
8,00 e/D=0,15
6,00 e/D=0,20
e/D=0,25
4,00
fy=283 MPa
0,8
fy=410 MPa
fy=579 MPa
0,6
Pmaks/Po
fy=834 MPa
0,4 5
e / D =0,1
0,2 200
fc'=70 MP a
0
10 15 20 25 30
16 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
Beban Maksimum, kN
fy=410 MPa
2500
fy=579 MPa
2000
fy=834 MPa
1500 5
1000 e/ D=0,1
200
fc'=70 MPa
500
0
10 15 20 25 30
, mm
ISBN 979.9243.80.7 17
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
Kolom CFT yang menggunakan kombinasi tabung baja mutu rendah dan beton mutu
tinggi akan menghasilkan daktilitas perpindahan yang lebih besar daripada
menggunakan tabung baja mutu sangat tinggi pada setiap rasio kelangsingan yang ada.
Ini dikarenakan tabung baja mutu normal lebih cepat melelehnya pada lendutan-
lendutan awal karena regangan lelehnya lebih kecil dibanding tabung baja mutu
tinggi. Sedangkan perilaku pasca leleh sampai beban maksimum tercapai, tabung baja
mutu normal memberi lendutan yang lebih panjang dibanding tabung baja mutu
tinggi.
Rasio Kelangsingan (Le/r)
31(29) 46,5(43,5) 62(58) 77,5(72,5) 93(87)
14,00
5
12,00
Daktilitas Perpindahan
fc'=70 M Pa
200
e/D=0,1
10,00
fy=283 MPa
8,00 fy=410 MPa
6,00 fy=579 MPa
fy=834 MPa
4,00
2,00
0,00
10 15 20 25 30
fc'=90 MPa
fc'=110 MPa
0,4
5
e/ D=0,1
0,2
200 fy=410 MPa
fu=475 MPa
0
10 15 20 25 30
Rasio Kelangsingan (Le/D)
18 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
Jika dibandingkan dengan penggunaan tabung baja mutu tinggi, penggunaan beton
mutu tinggi akan lebih efektif untuk mendapat kapasitas beban dukung yang besar
pada kolom pendek maupun kolom langsing. Ini dapat terlihat dari perbandingan
Gambar 23 atau Gambar 24 terhadap Gambar 19 atau Gambar 20, dimana kolom CFT
yang menggunakan kombinasi tabung baja mutu sangat tinggi (fy=834 Mpa) dan
beton mutu tinggi (fc=70 MPa) akan menghasilkan beban maksimum sebesar 2.938
kN(Pmaks/Po=0,65) pada rasio kelangsingan 10, sedangkan kolom CFT yang
menggunakan kombinasi tabung baja mutu tinggi (fy=410 MPa) dan beton mutu
sangat tinggi (fc=110 MPa) akan memberi beban maksimum yang tidak terlalu jauh
berbeda yaitu sebesar 2.671 kN(Pmaks/Po=0,61). Sedangkan pada kolom sangat
langsing (Le/D=30), kolom jenis pertama yang disebut diatas memberi Pmaks=867
kN(Pmaks/Po=0,19), jenis kedua memberi Pmaks=931 kN(Pmaks/Po=0,21).
Berdasarkan perbandingan tersebut maka penggunaan beton mutu sangat tinggi akan
lebih efektif daripada penggunaan tabung baja mutu sangat tinggi, apabila kolom CFT
direncanakan untuk dapat menahan beban aksial yang besar, terlebih lagi biaya
material beton lebih ekonomis daripada baja
Gambar 25 memperlihatkan riwayat pembebanan yang terjadi apabila kolom CFT
dengan rasio kelangsingan 20 yang terbuat dari beberapa jenis mutu beton dan
dikombinasikan dengan tabung baja yang berkekuatan leleh 410 MPa diberi beban
dengan rasio eksentrisitas sebesar 0,1. Tampak bahwa kolom CFT yang terisi beton
mutu sangat tinggi (fc=110 MPa) lebih kaku dibanding yang lain. Pada saat terjadi
kelelehan awal pada tabung baja, kekakuannya menjadi berkurang secara drastis,
tetapi kolom masih mampu memikul beban hingga beban maksimum tercapai dan
mampu mempertahankan beban yang konstan hingga kelelehan pada tabung baja
bagian tarik terjadi. Kelelehan tabung baja bagian tarik pada kolom CFT dengan beton
mutu sangat tinggi (fc=110 MPa) terjadi lebih cepat daripada kolom CFT yang diisi
beton mutu yang lebih rendah.
fc'=50 MPa
1000 5
e/ D=0,1
500 200 fy=410 MPa
fu=475 MPa
0
10 15 20 25 30
Rasio Kelangsingan (Le/D)
ISBN 979.9243.80.7 19
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
5
2000 e/ D=0,1
fy=410 MPa
1800 200 fu=475 MPa
1600 L e / D =20
1400
1200
fc'=110 MPa
P, kN
, mm
20 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
Daktilitas Perpindahan
fy=410 M Pa
fc'=50 MPa
10,00 200 fu=475 M Pa
fc'=70 MPa
u=0,17
8,00 fc'=90 MPa
fc'=110 MPa
6,00
4,00
2,00
0,00
10 15 20 25 30
16
14
Daktilitas Kurvatur,
12
10
6
5
4 fy=410 M Pa
200 fu=475 M Pa
2
u=0,17
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Rasio Kelangsingan, L e /D
ISBN 979.9243.80.7 21
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
jelas apabila kolom semakin pendek maka faktor pembesaran momen yang terjadi
juga semakin kecil, sedangkan jika kolom semakin langsing maka faktor pembesaran
momen semakin besar, tetapi hati-hati jika eksentrisitas beban yang terjadi sangat
kecil pada kolom yang sangat langsing, maka bahaya tekuk elastis akan terjadi. Pada
Gambar.28, bentuk kurva untuk kolom dengan Le/D sebesar 30 terhenti pada rasio
eksentrisitas 0,1 karena pada rasio eksentrisitas 0,05 nilai faktor pembesaran momen
menjadi tidak berhingga akibat beban kritis yang terlampaui.
6 5
Faktor Pembesaran Momen
fc' = 70MPa
5 fy = 410MPa 200
fu = 475MPa
Le/D=30
4 Le/D=25 u = 0,17
Le/D=20
3 Le/D=15
Le/D=10
2
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
Rasio Eksentrisitas (e/D)
Gambar 28. Faktor pembesaran momen pada setiap rasio kelangsingan dan rasio
eksentrisitas
4.7. Rangkuman Hasil Studi Parametrik
Hasil studi parametrik menunjukkan bahwa beban stabilitas kolom yang sangat
langsing (Le/D=30), sangat dipengaruhi oleh tabung bajanya daripada beton didalam
tabung. Penggunaan beton dan tabung baja mutu tinggi pada kolom CFT yang sangat
langsing tersebut akan memberikan pengaruh pada peningkatan kapasitas dukung
bebannya, tetapi setelah tabung baja meleleh pada bagian tekannya maka kekuatan
kolom menjadi berkurang. Sedangkan pada Le/D=20, beban batas stabilitas terjadi
sesaat setelah tabung baja meleleh. Kekakuan kolom berubah secara drastis setelah
terjadi kelelehan tabung baja tersebut. Eksentrisitas beban berpengaruh terhadap
kapasitas dukung kolom. Kolom yang diberi beban dengan eksentrisitas yang besar
akan dominan mengalami lentur dan kapasitas beban aksial tekan yang dapat
dipikulnya akan berkurang. Kapasitas dukung kolom yang diberi beban dengan
eksentrisitas yang besar (e/D>0,15) akan terjadi sesaat setelah tabung baja bagian tarik
meleleh, tetapi jika eksentritas beban kecil (0,05<e/D0,15) maka kapasitas dukung
terjadi setelah atau bersamaan dengan melelehnya tabung baja bagian tekan.
Sedangkan apabila kolom yang sangat langsing diberi beban terpusat, maka akan
terjadi tekuk elastis.
5. STUDI PERBANDINGAN
Pada Bagian ini akan dilakukan contoh studi perbandingan antara kolom CFT
berpenampang lingkaran dengan kolom CFT berpenampang bujursangkar. Tujuan dari
studi perbandingan ini adalah untuk mengetahui perbedaan perilaku kolom CFT antara
penampang lingkaran dengan penampang bujursangkar dengan luasan penampang dan
rasio ketebalan pelat D/t (penampang lingkaran) atau B/t(penampang bujursangkar)
yang sama. Masing-masing kolom termasuk dalam kategori kolom langsing dan
terbuat dari material beton dan baja mutu tinggi. Dimensi penampang dipilih dimensi
22 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
D B
70 ccB
60 CP
0,8 ccB Lingkaran (Ag=1590cm2)
Kuat Tekan fc (MPa)
50
0,8 CP
40
Bujursangkar (Ag=1600cm 2)
30
20
10
0
0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030
Regangan c
ISBN 979.9243.80.7 23
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
Tegangan fs (MPa)
100
0
-0,030 -0,020 -0,010 0,000 0,010 0,020 0,030
-100
-200
Tarik -300 Tekan
-400
-500
Regangan s
14.000
12.000
Lingkaran (Ag=1590cm2)
B eban Aksial P (kN)
10.000
8.000
Lingkaran (Ag=1207cm2)
4.000
2.000
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1.000
Mom en (kN.m)
24 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
4000
Beban, kN
3000
1000
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Lendutan, mm
6. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini adalah :
1. Hasil verifikasi terhadap hasil pengujian yang pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti, menunjukkan model numerik kolom CFT langsing yang menggunakan
model Fujimoto et.al [2] memberikan hasil analisis beban-lendutan yang akurat.
2. Kapasitas dukung beban kolom CFT yang sangat langsing (Le/D25) lebih
ditentukan oleh tabung bajanya daripada beton didalam tabung. Beton didalam
tabung baja tidak dapat mencapai kuat tekan terkekangnya dan beban batas
stabilitas terjadi bersamaan dengan kelelehan awal tabung baja bagian tekan.
3. Perlu membatasi kelangsingan maksimum kolom CFT langsing sebesar Le/D = 25
(Le/r = 77,5 berdasarkan peraturan ACI [1] atau 72,5 berdasarkan peraturan AISC-
LRFD) selama kolom direncanakan tidak memikul beban konsentris. Apabila
kolom direncanakan memikul beban konsentris, maka batas kelangsingan perlu
diperkecil lagi, yaitu sebesar Le/D = 15 (Le/r = 46,5 atau 43,5 berdasarkan
peraturan ACI [1] dan AISC).
4. Penggunaan beton mutu tinggi akan lebih baik daripada penggunaan tabung baja
mutu tinggi, apabila kolom CFT direncanakan untuk dapat menahan beban aksial
dan memiliki daktilitas yang besar, terlebih lagi biaya material beton lebih
ekonomis daripada baja.
ISBN 979.9243.80.7 25
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
5. Penggunaan tabung baja mutu normal yang dikombinasikan dengan beton mutu
tinggi akan menghasilkan daktilitas perpindahan dan daktilitas kurvatur yang lebih
besar daripada kombinasi tabung baja mutu tinggi dengan beton mutu tinggi, tetapi
konsekwensinya beban aksial maksimum yang dapat dipikul akan lebih kecil.
6. Kolom CFT penampang lingkaran lebih daktail daripada penampang bujursangkar
(Gambar.32). Untuk kasus luas penampang yang sama, penampang lingkaran
mampu memikul beban aksial yang lebih besar daripada penampang bujursangkar,
tetapi untuk kasus penampang dengan diameter (lebar) yang sama, penampang
bujursangkar mampu memikul beban aksial yang lebih besar daripada penampang
lingkaran.
Singkatan
CFT : Concrete Filled Steel Tubular (Tabung baja yang diisi beton)
ACI : American Concrete Institute
AISC : American Institute of Steel Construction
LRFD : Load and Resistance Factor Design
ascending branch : Bagian kurva yang naik
descending branch : Bagian kurva yang turun
strain-hardening : Sifat baja dimana terjadi penambahan tegangan dan regangan
setelah tegangan lelehnya tercapai
Tekuk lokal : Tekuk yang berbentuk penggelembungan pada dinding tabung
baja
Tekuk elastis : Kolom melendut secara tiba-tiba sebelum terjadi kelelehan pada
tabung baja
Daftar Notasi
Ac : Luas beton
As : Luas tabung baja
Ag : Luas penampang kolom CFT
B : Lebar terluar tabung baja penampang bujursangkar
B/t : Rasio lebar tabung baja terhadap ketebalannya (penampang bujursangkar)
D : Diameter terluar tabung baja penampang lingkaran
D/t : Rasio diameter tabung baja terhadap ketebalannya (penampang lingkaran)
di : Jarak serat lapis ke-i dari garis netral penampang
e : Eksentrisitas beban
e/D : Rasio eksentrisitas beban
Ec : Modulus elastisitas beton
EI : Kekakuan lentur kolom komposit
Es : Modulus elastisitas baja
c : Regangan beton
c : Regangan beton saat tegangan puncak
u : Regangan baja saat tegangan tarik ultimit
uc : Regangan tekan ultimit beton pada serat tekan teratas
y : Regangan leleh baja
fy : Kuat leleh tabung baja
fc : Kuat tekan silinder beton (Tegangan puncak silinder beton)
fc : Tegangan silinder beton
fu : Tegangan tarik ultimit baja
26 ISBN 979.9243.80.7
Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-Beton dengan Beban Gaya Normal Tekan Eksentris
ISBN 979.9243.80.7 27
Bambang Budiono, Luhut M.Gultom
7. DAFTAR PUSTAKA
1. ACI Committee 318 (2002) Building Code Requirements For Structural
Concrete (ACI 318-02) And Commentary (ACI 318R-02), American Concrete
Institute
2. Fujimoto, T., Mukai, A., Nishiyama, I., and Sakino, K. (2004), Behavior of
Eccentrically Loaded Concrete-Filled Steel Tubular Columns, Journal of
Structural Engineering, vol.130, No.2, February 1, 2004, pp.203-212
3. Johansson, M. and Gylltoft, K. (2001), Structural behavior of slender circular
steel concrete composite columns under various means of load application, Steel
and Composite Structures, vol.1, No.4 pp. 393-410
4. Kilpatrick, A.E., and Rangan,V.B. (1999), Test on High-Strength Concrete-Filled
Steel Tubular Columns, ACI Structural Journal, v.96, No.2, March-April 1999,
pp.268-281
5. Load and resistance factor design specification for structural steel buildings
(1999), Chicago, Illinois, American Institute of Steel Construction
6. Luhut M. Gultom, (2005), Analisis Kolom Langsing Tubular Komposit Baja-
Beton Yang Dibebani Secara Eksentris, Tesis, Institut Teknologi Bandung.
7. Luhut M. Gultom, (2002) Studi Eksperimental Kolom Komposit Baja-Beton
Berpenampang Lingkaran, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
8. Sakino, K., Nakahara, H., Morino, S., and Nishiyama, I., (2004) Behavior of
Centrally Loaded Concrete-Filled Steel-Tube Short Columns, Journal of
Structural Engineering, vol.130, No.2, February 1, pp.180-188
9. Vrcelj, Z., and Uy, B. (2002), Strength of slender concrete-filled steel box
columns incorporating local buckling, Journal of Constructional Steel Research
58 275-300
28 ISBN 979.9243.80.7