Anmal Kirim
Anmal Kirim
Jawab:
Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang
terletak pada iga dua sampai iga enam, dari pinggir lateral
sternum sampai linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh
pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara
wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk
setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak. Pembesaran
ini terutama terjadi akibat penimbunan lemak dan
dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium.
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan,
yaitu jaringan glandular (kelenjar) dan jaringan stromal
(penopang). Jaringan kelenjar meliputi kelenjar susu (lobus)
dan salurannya (ductus). Sedangkan jaringan penopang
meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Selain itu, payudara
juga memiliki aliran limfe. Aliran limfe payudara sering
dikaitkan dengan timbulnya kanker maupun penyebaran
(metastase) kanker payudara
Setiap payudara terdiri atas 15-20 lobus yang tersusun
radier dan berpusat pada papilla mamma. Saluran utama tiap
lobus memiliki ampulla yang membesar tepat sebelum
ujungnya yang bermuara ke papilla. Tiap papilla dikelilingi
oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap yang disebut
areola mamma. Pada areola mamma, terdapat tonjolan-
tonjolan halus yang merupakan tonjolan dari kelenjar areola di
bawahnya.
Jika dilakukan perabaan pada payudara, akan terasa
perbedaan di tempat yang berlainan. Pada bagian lateral atas
(dekat aksila), cenderung terasa bergumpal-gumpal besar.
Pada bagian bawah, akan terasa seperti pasir atau kerikil.
Sedangkan bagian di bawah puting susu, akan terasa seperti
kumpulan biji yang besar. Namun, perabaan ini dapat berbeda
pada orang yang berbeda.
Menurut Hoskins et, al (2005) Untuk mempermudah
menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima
regio, yaitu :
1. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)
2. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant)
3. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant)
4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant)
5. Regio puting susu (nipple)
Fisiologi Mammae
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bagi tumor mammae cukup dengan inspeksi dan palpasi
sahaja tanpa melakukan perkusi dan auskultasi.
Inspeksi
Minta kebenaran pasien untuk membuka baju serta BH dan pastikan di ruangan
pencahayaan yang baik.Posisi pasien bisa duduk dengan tangan bercekak pingang
ataupun kedua tangan dibiarkan tergantung ke bawah. Berikut antara perkara yang
perlu diamati pada kedua-dua payudara;
Pengamatan di atas sekali lagi dilakukan dengan posisi kedua tangan diangkat ke atas
pula
Palpasi
Palpasi dilakukan dimulai dari putting berputar keluar makin lama makin
besar lingkaran meraba. Putaran dilakukan mengikut arah jam dan setelah selesai
lakukan semula mengikut arah bertentangan. Raba bahagian ketiak kanan dan kiri
serta memijat putting susu.
Pada bahagian ketiak, rabalah ketiak kanan pasien menggunakan tangan kiri kita
dengan lengan bawah kanan pasien diletakkan diatas lengan bawah kanan pemeriksa
sambil tangan kanan pemeriksa memegang lengan atas kanan pasien.Lakukan hal
sebaliknya untuk ketiak kiri. Pada perabaan ketiak berikut antara perkara yang perlu
diperhatikan;
Adakah terdapat kelenjar getah bening yang teraba dan berapa besarnya,
konsistensi
Adakah terdapat perlekatan dengan kelenjar-kelenjar getah bening sekitarnya.
Lokasi benjolan
Ukuran benjolan
Bentuk benjolan
Konsistensi benjolan
Hubungan dengan jaringan ikat sekitarnya
Mobile atau melekat pada dasar
Adakah nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
1. USG
Ultrasonografi sangat berguna untuk membedakan lesi solid dan kistik setelah
ditemukan kelainan pada mamografi . Pemeriksaan ini juga dapat digunakan pada
kondisi klinis tertentu, misalnya pada wanita hamil yang mengeluh ada benjolan di
payudara sedangkan hasil mamografi nya tidak jelas walaupun sudah diulang, dan
untuk panduan saat biopsi jarum atau core biopsy.
Hasil pemeriksaan USG maupun mamografi dapat diklasifi kasikan menurut panduan
The American College of Radiology yang dikenal sebagai ACR-BIRADS, sebagai
berikut:
Kategori 3: Kemungkinan jinak. Sering ditemukan pada FAM. Ulang USG 3-6 bulan
Kategori 4: Curiga abnormal. Harus dibiopsi
Kategori 5: Sangat curiga ganas. Dikelola sesuai panduan kanker payudara dini
Kategori 6: Kanker. Hasil biopsi memang benar keganasan payudara, dikelola sebagai
kanker payudara dini.
2. Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan yang sensitif untuk mendeteksi lesi yang tidak
teraba (unpalpable). Prediksi malignansi dapat dipermudah dengan menerapkan
kategori BI-RADS (Breast Imaging Reporting and Data system). Adapun kategori BI-
RADS, yaitu :
i. Usia
Bila usia di bawah 30 tahun, struktur fibroglandular yang padat akan
memberikan gambaran densitas yang tinggi sehingga sulit mendeteksi
mikrokalsifikasi atau distorsi parenkim. Dengan meningkatnya usia,
struktur fibroglandular akan berkurang kepadatannya sehingga gambaran
mammografi lebih lusen dan memudahkan untuk mendeteksi kelainan
pada payudara.
ii. Siklus haid/laktasi
Kompresi pada payudara akan memberikan rasa tidak nyaman bahkan
nyeri pada payudara. Oleh karena itu pemeriksaan mammografi
dianjurkan dilakukan setelah haid dan sekaligus memastikan tidak ada
kehamilan
iii. Terapi hormonal
Penggunaan terapi hormonal akan meningkatkan densitas fibroglandular
pada mammografi, sehingga informasi penggunaan terapi hormonal dan
lamanya penggunaan penting diketahui agar interpretasi gambaran
mammografi menjadi lebih akurat.
3. MRI mammae
4. Foto thoraks
Laboratorium
1. Kimia darah
Peningkatan kadar serum alkali posphatase berkaitan dengan metastase ke hati dan
tulang.
Biopsi
Aspirasi jarum halus (FNA) adalah suatu prosedur perkutan ("melalui kulit") yang
menggunakan jarum halus dan jarum suntik untuk cairan sampel dari kista payudara
atau menghapus kelompok sel dari suatu massa padat. Dengan FNA, bahan selular
yang diambil dari payudara biasanya dikirim ke laboratorium patologi untuk analisis. 2-
4
Sebuah teknik yang mirip dengan FNA juga dapat digunakan oleh ahli radiologi
atau dokter bedah untuk mengalirkan cairan dari kista jinak.Prosedur ini disebut
aspirasi kista.
Sebuah prosedur aspirasi jarum halus umumnya hampir menimbulkan rasa sakit
dan hanya membutuhkan beberapa menit untuk tampil.Secara teknis, ini prosedur
biopsi FNA bukan sebagai bahan diambil terbuat dari cairan yang berasal baik dari
cystor dari ruang antar sel dan beberapa sel, ketika biopsi adalah membawa kembali
sepotong jaringan di mana arsitektur jaringan tersebut diawetkan.
Sebuah jarum biopsi inti adalah prosedur yang memindahkan sampel kecil tapi
padat jaringan menggunakan "inti" jarum berongga. Untuk gamblang bisa dirasakan
lesi, dokter perbaikan lesi dengan satu tangan dan melakukan biopsi jarum freehand
dengan yang lain. Dalam hal non-teraba stereotactic mamografi lesi, atau USG, atau
bimbingan PEM digunakan.
Biasanya, daerah payudara pertama kali dibius lokal dengan jumlah kecil cairan
anestesi.Kemudian, jarum ditempatkan ke payudara. Seperti FNA, ahli radiologi atau
ahli bedah akanmemandu jarum ke daerah yang menjadi perhatian oleh meraba
benjolan. Jika lesi tidak dapat merasakan inti biopsi jarum dilakukan di bawah
gambar-panduan baik menggunakan stereotactic mamografi, USG atau bahkan
Magnetic Resonance Imaging (MRI).Sebuah prosedur biopsi jarum inti membutuhkan
waktu beberapa menit untuk melakukan dan hampir tanpa rasa sakit.
Biopsi Vacuum dibantu adalah versi dari biopsi jarum core menggunakan teknik
vakum untuk membantu koleksi sampel jaringan. Jarum biasanya memiliki bukaan
("dari samping") lateral dan dapat diputar beberapa sampel memungkinkan untuk
dikumpulkan melalui sayatan kulit tunggal. Prosedur biopsi dibantu Vacuum mirip
dengan biopsi jarum inti normal. Kategori biopsi vakum dibantu juga termasuk
otomatis perangkat inti rotasi.
Sistem biopsi langsung dan frontal aman bagi pasien, dan prosedur yang bahkan
dapat dianggap relatif tidak menimbulkan rasa sakit.Kualitas sampel cukup untuk
penelitian biologi molekuler.The frontal langsung jaringan-sistem akuisisi dapat
ditambahkan ke daftar metode macrobiopsy yang aman dan efisien untuk digunakan
dalam deteksi dini kanker payudara.
Biopsi bedah terbuka berarti bahwa massa yang besar atau benjolan akan dihapus
selama prosedur operasi. Bedah biopsi memerlukan sayatan sekitar 3 sampai 5 cm dan
biasanya dilakukan di ruang operasi dalam kondisi steril.Buka biopsi bedah dalam
beberapa kasus dapat dilakukan dengan anestesi lokal tetapi dalam banyak kasus
anestesi umum mungkin diperlukan.
Hipotesis:
a. Diagnosis Banding
Cystosarcoma Phyllodes
Intraductal Papilloma
Mastitis Dextra
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas
jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini
sering digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada
kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari
jaringan di sekitarnya.Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala
dan ditemukan secara kebetulan.Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan
tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki
beberapa benjolan pada kedua payudara. Penyebab munculnya beberapa
fibroadenoma pada payudara belum diketahui secara jelas dan pasti. Hubungan antara
munculnya beberapa fibroadenoma dengan penggunaan kontrasepsi oral belum dapat
dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya kemungkinan patogenesis yang
berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara lokal terhadap estrogen,
faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau keturunan. Kemungkinan lain adalah
bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak meningkat tetapi sebaliknya jumlah
reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan terhadap estrogen dapat
menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi karsinoma
Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan hormon. Fibroadenoma bervariasi selama
siklus menstruasi, kadang dapat terlihat menonjol, dan dapat membesar selama masa
kehamilan dan menyusui. Akan tetapi tidak menggangu kemampuan seorang wanita
untuk menyusui. Diperkirakan bahwa sepertiga dari kasus fibroadenoma jika
dibiarkan ukurannya akan berkurang bahkan hilang sepenuhnya.Namun yang paling
sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap. Tumor ini biasanya
bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba. Apabila benjolan
didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga beberapa orang
menyebut fibroadenoma sebagai breast mouse. Biasanya fibroadenoma tidak terasa
sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat sensitif
apabila disentuh
c. Komplikasi
FAM mempunyai risiko yang sangat rendah untuk menjadi tumor ganas. Komplikasi
yang mungkin terjadi adalah berlakunya pembesaran yang terlalu pada tumor tersebut
yang bisa menyebabkan terjadinya deformitas bentuk payudara penderita. Didalam
kasus tertentu yang sangat-sangat jarang sahaja FAM akan berubah menjadi kanker.
1. Dampak psikologi
1. Inspeksi
Pada inspeksi dilihat ukuran, simetri kedua payudara, dan apakah ada
benjolan tumor atau perubahan patologik kulit misal ada cekungan, kemerahan,
edema, erosi, nodul, dan lainnya. Perhatikan juga kedua papilla mammae simetri
apa tidak, ada retraksi atau tidak, ada distorsi atau kelainan lain apa tidak.
2. Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk
palpasi kelenjar limfe di aksila, supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa
yang teraba atau suatu lymphadenopathy, harus dinilai lokasinya, ukurannya,
konsistensinya, bentuk, mobilitas atau fiksasinya.
c. Pemeriksaan penunjang
1. Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan
untuk mendeteksi kanker payudara sebelum benjolan atau massa dapat
dipalpasi. Karsinoma yang tumbuh lambat dapat diidentifikasi dengan
mammografi setidaknya 2 tahun sebelum mencapai ukuran yang dapat
dideteksi melalui palpasi.
Mammografi telah digunakan di Amerika Utara sejak tahun 1960 dan
teknik ini terus dimodifikasi dan diimprovisasi untuk meningkatkan kualitas
gambarnya. Mammografi konvensional menyalurkan dosis radiasi sebesar 0,1
sentigray (cGy) setiap penggunaannya. Sebagai perbandingan, Foto X-ray
thoraks menyalurkan 25% dari dosis radiasi mammografi. Mammografi dapat
digunakan baik sebagai skrining maupun diagnostik. Mammografi mempunyai
2 jenis gambaran, yaitu kraniokaudal (CC) dan oblik mediolateral (MLO).
MLO memberikan gambaran jaringan mammae yang lebih luas, termasuk
kuadran lateral atas dan axillary tail of Spence. Dibandingkan dengan MLO,
CC memberikan visualisasi yang lebih baik pada aspek medial dan
memungkinkan kompresi payudara yang lebih besar.
Radiologis yang berpengalaman dapat mendeteksi karsinoma payudara
dengan tingkat false-positive sebesar 10% dan false-negative sebesar 7%.
Gambaran mammografi yang spesifik untuk karsinoma mammae antara lain
massa padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang (stellate), penebalan
asimetris jaringan mammae dan kumpulan mikrokalsifikasi. Gambaran
mikrokalsifikasi ini merupakan tanda penting karsinoma pada wanita muda,
yang mungkin merupakan satu-satunya kelainan mammografi yang ada.
Mammografi lebih akurat daripada pemeriksaan klinis untuk deteksi
karsinoma mammae stadium awal, dengan tingkat akurasi sebesar 90%.
Protokol saat ini berdasarkan National Cancer Center Network (NCCN)
menyarankan bahwa setiap wanita diatas 20 tahun harus dilakukan
pemeriksaan payudara setiap 3 tahun. Pada usia di atas 40 tahun, pemeriksaan
payudara dilakukan setiap tahun disertai dengan pemeriksaan mammografi.
Pada suatu penelitian atas screening mammography, menunjukkan reduksi
sebesar 40% terhadap karsinoma mammae stadium II, III dan IV pada
populasi yang dilakukan skrining dengan mammografi.
2. Ultrasonografi (USG)
Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting
untuk membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik
digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Pada
pemeriksaan dengan USG, kista mammae mempunyai gambaran dengan batas
yang tegas dengan batas yang halus dan daerah bebas echo di bagian
tengahnya. Massa payudara jinak biasanya menunjukkan kontur yang halus,
berbentuk oval atau bulat, echo yang lemah di bagian sentral dengan batas
yang tegas.
Karsinoma mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan,
tetapi dapat juga berbatas tegas dengan peningkatan akustik. USG juga
digunakan untuk mengarahkan fine-needle aspiration biopsy (FNAB), core-
needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG merupakan
pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi tidak
dapat mendeteksi lesi dengan diameter 1 cm.
4. Biopsi
Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan
pemeriksaan sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi
eksisional dengan resiko yang rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang
ahli dalam diagnosis sitologi dari karsinoma mammae dan juga dalam masalah
pengambilan sampel, karena lesi yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi
false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat
false-negative sebesar 10%. Kebanyakan klinisi yang berpengalaman tidak
akan menghiraukan massa dominan yang mencurigakan jika hasil sitologi
FNA adalah negatif, kecuali secara klinis, pencitraan dan pemeriksaan sitologi
semuanya menunjukkan hasil negatif.
Large-needle (core-needle) biopsy mengambil bagian sentral atau inti
jaringan dengan jarum yang besar. Alat biopsi genggam menbuat large-core
needle biopsy dari massa yang dapat dipalpasi menjadi mudah dilakukan di
klinik dan cost-effective dengan anestesi lokal.
Open biopsy dengan lokal anestesi sebagai prosedur awal sebelum
memutuskan tindakan defintif merupakan cara diagnosis yang paling dapat
dipercaya. FNAB atau core-needle biopsy, ketika hasilnya positif, memberikan
hasil yang cepat dengan biaya dan resiko yang rendah, tetapi ketika hasilnya
negatif maka harus dilanjutkan dengan open biopsy.Open biopsy dapat berupa
biopsy insisional atau biopsi eksisional. Pada biopsi insisional mengambil
sebagian massa payudara yang dicurigai, dilakukan bila tidak tersedianya
core-needle biopsy atau massa tersebut hanya menunjukkan gambaran DCIS
saja atau klinis curiga suatu inflammatory carcinoma tetapi tidak tersedia
core-needle biopsy. Pada biopsi eksisional, seluruh massa payudara diambil.
5. Biomarker
Biomarker karsinoma mammae terdiri dari beberapa jenis. Biomarker
sebagai salah satu faktor yang meningkatkan resiko karsinoma mammae.
Biomarker ini mewakili gangguan biologik pada jaringan yang terjadi antara
inisiasi dan perkembangan karsinoma. Biomarker ini digunakan sebagai hasil
akhir dalam penelitian kemopreventif jangka pendek dan termasuk perubahan
histologis, indeks dari proliferasi dan gangguan genetik yang mengarah pada
karsinoma.
Nilai prognostik dan prediktif dari biomarker untuk karsinoma
mammae antara lain (1) petanda proliferasi seperti proliferating cell nuclear
antigen (PNCA), BrUdr dan Ki-67; (2) petanda apoptosis seperti bcl-2 dan
rasio bax:bcl-2; (3) petanda angiogenesis seperti vascular endothelial growth
factor (VEGF) dan indeks angiogenesis; (4) growth factors dan growth factor
receptors seperti human epidermal growth receptor (HER)-2/neu dan
epidermal growth factor receptor (EGFr) dan (5) p53.
Pencegahan
Skrining
Rekomendasi untuk deteksi kanker payudara dini menurut American Cancer
Society :
Wanita berumur 40 tahun harus melakukan screening
mammogram secara terus-menerus selama mereka dalam
keadaan sehat, dianjurkan setiap tahun.
Wanita berumur 20-30 tahun harus melakukan pemeriksaan
klinis payudara (termasuk mammogram) sebagai bagian dari
pemeriksaan kesehatan yang periodik oleh dokter, dianjurakan
setiap 3 tahun.
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendiri mulai umur 20 tahun. untuk kemudian
melakukan konsultasi ke dokter bila menemukan kelainan.
Wanita yang berisiko tinggi (>20%) harus melakukan
pemeriksaan MRI dan mammogram setiap tahun.
Wanita yang risiko sedang (15-20%) harus melakukan
mammogram setiap tahun, dan konsultasi ke dokter apakah
perlu disertai pemeriksaan MRI atau tidak.
Wanita yang risiko rendah (<15%) tidak perlu pemeriksaan
MRI periodik tiap tahun. Wanita termasuk risiko tinggi bila : -
mempunyai gen mutasi dari BRCA1 atau BRCA2 - mempunyai
kerabat dekat tingkat pertama (orang tua, kakak-adik) yang
memiliki gen mutasi dari BRCA1 atau BRCA2 tetapi belum pernah
melakukan pemeriksaan genetik - mempunyai risiko kanker 20
-25% menurut penilaian faktor risiko terutama berdasarkan
riwayat keluarga - pernah mendapat radioterapi pada dinding
dada saat umur 10-30 tahun - mempunyai Li-Fraumeni
syndrome, Cowden syndrome, atau Bannayan- Riley-Ruvalcaba
syndrome, atau ada kerabat dekat tingkat pertama memiliki
salah satu sindrom-sindrom ini.
Wanita dengan risiko sedang bila : - mempunyai risiko kanker
15-20% menurut penilaian faktor risiko terutama berdasarkan
riwayat keluarga - mempunyai riwayat kanker pada satu
payudara, ductal carcinoma in situ (DCIS), lobular carcinoma in
situ (LCIS), atypical ductal hyperplasia (ADH), atau atypical
lobular hyperplasia (ALH) - mempunyai kepadatan yang tidak
merata atau berlebihan terlihat pada pemeriksaan mammogram
Penatalaksanaan
Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif.Terapi kuratif
dianjurkan untuk stadium I, II, dan III. Pasien dengan tumor lokal
lanjut (T3,T4) dan bahkan inflammatory carcinoma mungkin
dapat disembuhkan dengan terapi multimodalitas, tetapi
kebanyakan hanya bersifat paliatif. Terapi paliatif diberikan pada
pasien dengan stadium IV dan untuk pasien dengan metastasis
jauh atau untuk karsinoma lokal yang tidak dapat direseksi.
1. Radioterapi
Pada karsinoma mammae lanjut (Stadium IIIa atau IIIb), dimana resiko
rekurensi dan metastasis yang tinggi maka setelah tindakan pembedahan
dilanjutkan dengan terapi radiasi adjuvan.
2. Kemoterapi
a. Kemoterapi adjuvann
Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal pada karsinoma
mammae tanpa pembesaran KGB dengan tumor berukuran kurang dari 0,5 cm
dan tidak dianjurkan. Jika ukuran tumor 0,6 sampai 1 cm tanpa pembesaran
KGB dan dengan resiko rekurensi tinggi maka kemoterapi dapat diberikan.
Faktor prognostik yang tidak menguntungkan termasuk invasi pembuluh darah
atau limfe, tingkat kelainan histologis yang tinggi, overekspresi HER-2/neu
dan status reseptor hormonal yang negatif sehingga direkomendasikan untuk
diberikan kemoterapi adjuvan.
Contoh regimen kemoterapi yang digunakan antara lain siklofosfamid,
doxorubisin, 5-fluorourasil dan methotrexate. Untuk wanita dengan karsinoma
mammae yang reseptor hormonalnya negatif dan lebih besar dari 1 cm,
kemoterapi adjuvan cocok untuk diberikan. Rekomendasi pengobatan saat ini,
berdasarkan NSABP B-15, untuk stadium IIIa yang operabel adalah modified
radical mastectomy diikuti kemoterapi adjuvan dengan doxorubisin diikuti
terapi radiasi.
b. Neoadjuvant chemotherapy
Kemoterapi neoadjuvan merupakan kemoterapi inisial yang diberikan
sebelum dilakukan tindakan pembedahan, dimana dilakukan apabila tumor
terlalu besar untuk dilakukan lumpectomy.
Rekomendasi saat ini untuk karsinoma mammae stadium lanjut adalah
kemoterapi neoadjuvan dengan regimen adriamycin diikuti mastektomi atau
lumpectomy dengan diseksi KGB aksilla bila diperlukan, diikuti kemoterapi
adjuvan, dilanjutkan dengan terapi radiasi. Untuk Stadium IIIa inoperabel dan
IIIb, kemoterapi neoadjuvan digunakan untuk menurunkan beban atau ukuran
tumor tersebut, sehingga memungkinkan untuk dilanjutkan modified radical
mastectomy, diikuti dengan kemoterapi dan radioterapi.
3. Terapi anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spesifik
berupa reseptor hormonal yaitu reseptor estrogen dan progesteron. Reseptor
hormon ini ditemukan pada lebih dari 90% karsinoma duktal dan lobular
invasif yang masih berdiferensiasi baik.
Setelah berikatan dengan reseptor estrogen dalam sitosol, tamoxifen
menghambat pengambilan estrogen pada jaringan payudara. Respon klinis
terhadap anti-estrogen sekitar 60% pada wanita dengan karsinoma mammae
dengan reseptor hormon yang positif, tetapi lebih rendah yaitu sekitar 10%
pada reseptor hormonal yang negatif. Kelebihan tamoxifen dari kemoterapi
adalah tidak adanya toksisitas yang berat. Nyeri tulang, hot flushes, mual,
muntah dan retensi cairan dapat terjadi pada pengunaan tamoxifen. Resiko
jangka panjang pengunaan tamoxifen adalah karsinoma endometrium. Terapi
dengan tamoxifen dihentikan setelah 5 tahun. Beberapa ahli onkologi
merekomendasikan tamoxifen untuk ditambahkan pada terapi neoadjuvan
pada karsinoma mammae stadium lanjut terutama pada reseptor hormonal
yang positif. Untuk semua wanita dengan karsinoma mammae stadium IV,
anti-estrogen (tamoxifen), dipilih sebagai terapi awal.
Prognosis
Survival rates untuk wanita yang didiagnosis karsinoma mammae
antara tahun 1983-1987 telah dikalkulasi berdasarkan pengamatan,
epidemiologi dan hasil akhir program data, didapatkan bahwa angka 5-year
survival untuk stadium I adalah 94%, stadium IIa 85%, IIb 70%, dimana pada
stadium IIIa sekitar 52%, IIIb 48% dan untuk stasium IV adalah 18%.
Tumor payudara
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara
dibandingkan dengan pria. Prevalensi tumor payudara pada
pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor
payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita
tumor payudara.
c. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada
kromosom 13 dapat meningkatkan resiko tumor payudara
sampai 85%. Selain itu, gen p53, BARD1, BRCA3, dan noey2
juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
d. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan
pertambahan usia.
e. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama
jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan,
dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
f. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat
dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
Penyakit Fibrokistik
Kelainan ini paling sering ditemukan, bersifat jinak dan nonneoplastik tetapi
memiliki hubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya keganasan. Fibrokistik
payudara ditandai dengan rasa nyeri dan benjolan yang ukurannya berubahubah.
Benjolan ini membesar sebelum periode menstruasi serta mengeluarkan cairan puting
yang tidak normal. Pada periode menjelang menopause, sifat benjolan pada kelainan
ini tidak berbatas tegas dan kenyal seperti karet
Neoplasma Jinak
Neoplasma merupakan sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga bentuk dan struktur sel ini
berbeda dengan sel normal. Sifat sel tumor ini bergantung pada besarnya penyimpangan
bentuk dan fungsi, autonominya dalam sifat pertumbuhan, dan kemampuan dalam
berinfiltrasi serta bermetastasis
Neoplasma dapat bersifat ganas dan jinak. Neoplasma ganas atau kanker tumbuh
secara tidak terkendali, menginfiltrasi ke jaringan sekitar sekaligus merusaknya, dan
dapat menyebar ke bagian tubuh lain yang dapat disebut sebagai metastasis. Sedangkan
neoplasma jinak memiliki batas tegas dan tidak infiltratif, tidak merusak, serta tidak
bermetastasis, tetapi dapat bersifat ekspansif, yaitu dapat terus membesar sehingga
menekan jaringan sekitarnya
1. Fibroadenoma Mammae
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun
berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya
tumor ini antara lain riwayat perkawinan yang dihubungkan dengan status perkawinan
dan usia perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak.
Fibroadenoma berasal dari proliferasi kedua unsur lobulus, yaitu asinus atau
duktus terminalis dan jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM, yaitu FAM
intrakanalikuler atau stroma yang tumbuh mendesak kanalikulus pada sistem duktulus
intralobulus dan FAM perikanalikuler atau stroma yang tumbuh proliferatif mengitari
sistem kanalikulus sistem duktulus intralobulus (Nasar et al., 2010).
Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat digerakkan, lobulasi
tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai dengan empat sentimeter,
dan banyak ditemukan pada kuadran lateral kanan atas payudara kiri pada penderita yang
right handed. Benjolan ini dapat bertambah besar satu sentimeter dibawah pengaruh
estrogen haid normal, kehamilan, laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Secara
makroskopik, benjolan ini berbeda morfologinya dari lesi ganas, yaitu tepi tajam dan
permukaannya putih keabuan sampai merah muda serta homogen. Sedangkan secara
mikroskopik, terdapat susunan lobules.
4. Patologi