Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Suatu investigasi hanya dimulai apabila ada dasar yang layak, yang dalam
investigasi dikenal sebagai predication. Istilah audit investigatif menegaskan
bahwa yang dilaksanakan adalah suatu audit. Audit umum atau audit keuangan
(general audit atau independent audit) bertujuan memberi pendapat auditor
independen mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan Oleh karena itu,
audit ini juga disebut opinion audit.
Audit investigatif lebih dalam dan tidak jarang melebar ke audit atas hal-hal yang
tidak disentuh atau tidak tersentuh oleh opinion audit. Audit investigatif
diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak adanya fraud (termasuk korupsi)
dan perbuatan melawan hukum lainnya (seperti tindak pidana pencucian uang).
Meskipun tujuan opinion audit berbeda dari audit investigatif, teknik auditnya
sama. Hal yang berbeda hanyalah penerapan yang lebih intens dalam audit
investigatf. Penerapan teknik yang lebih mendalam, kadang-kadang melebar,
dengan fokus pada pengumpulan bukti hukum untuk menentukan apakah
seseorang melakukan atau tidak melakukan fraud.
15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan
membuat keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil. Hasil
investigasi sering kali ditindaklanjuti secara emosional. Dengan memperoleh
gambaran yang layak (fair) maka pimpinan secara sadar membuat keputusan
tentang siapa yang melakukan investigasi (harus seorang profesional) dan
bagaiman tindak lanjutnya.
16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan, baik
lisan maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng)
untuk menanggapinya secara tepat. Fokusnya adalah pada konteks tuduhan itu
dan apakah tuduhan itu akan dianggap serius.
17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik. Hal ini sangat
penting ketika moral kerja merupakan kunci keberhasilan dalam perusahaan
atau tim kerja.
18. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga. Tujuan dari investigasi ini
tentunya bukan untuk melindungi lembaga yang sebagian besar memang sudah
korup. Kalau tujuan ini ditetapkan dalam kondisi semacam ini, maka yang terjadi
adalah persekongkolan jahat atau kolusi. Tujuan investigasi di atas sangat tepat
apabila kejahatan dilakukan oleh segelintir orang, padahal reputasi perusahaan
secara keseluruahan terancam.
Audit investigatif lebih dalam dan lebih luas dari audit atas laporan keuangan,
karena bukti hukum dan barang bukti yang dikumpulkan akuntan forensik, akan
diuji dalam persidangan (pengadilan atau di luar pengadilan). Pengujian inilah
yang akan menentukan apakah bukti dan barang bukti ini dapat menjadi alat
bukti yang dapat memberikan keyakinan kepada majelis hakim (di dalam
pengadilan) atau arbitrators (di luar pengadilan).
(Tujuan sub-bab ini adalah mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam
investigasi, contohnya adalah aksioma)
Dalam pandangan para filsuf Yunani, aksioma adalah klaim atau pernyataan
yang dapat dianggap benar, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut. Tradisi ini
diteruskan dalam logika yang tradisional, bahkan sampai kepada (apa yang kita
sebut) ilmu-ilmu eksakta.
Metode untuk menyembunyikan fraud begitu banyak; pelaku fraud sangat kreatif
mencari celah-celah untuk menyembunyikan fraud-nya, sehingga investigator
yang berpengalaman pun sering terkecoh. Memberikan pendapat bahwa fraud
terjadi (padahal fraud tidak terjadi) atau, sebaliknya, memberikan pendapat
bahwa fraud tidak terjadi (padahal sebenarnya fraud terjadi), mebuat
investigator (pemeriksa fraud) berisiko menghadapi tuntutan hukum.
Revers Proof secara harafiah berarti pembuktian secara terbalik. Agar kita
tidak keliru mencampur-adukkannya dengan istilah hukum pembalikan beban
pembuktian (omkeren van de bewijslast), dapat diterjemaahkan revers proof
sebagai pembuktian fraud secara timbal-balik.
Pemeriksaan fraud ini berupaya membuktikan terjadi atau tidak terjadinya fraud.
Namun, hanya pengendalian yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan
hal itu. Di Amerika Serikat wewenang itu ada pada pengadilan (majelis hakim)
dan para juri.
2. Pada unit usaha (cabangm departemen, bagian) atau transksi apa diduga
terjadi fraud sehingga audit investigatif diperlukan?
Kalau dapat, peroleh jawaban tertulis atas pertanyaan di atas. Penasihat hukum
perusahaan keberatan dengan penyediaan jawaban tertulis, kalau jawaban
berpotensi merugikan klien dalam sidang pengendalian.
2.3.4.2 Predication
1. Penyelidikan
2. Penyidikan
3. Penuntutan
4. Surat dan barang yang telah disita oleh penyidik diajukan ke sidang
pengadilan untuk dijadikan alat bukti surat dan petunjuk.
Itulah cara memperoleh alat bukti di sidang pengadilan. Hanya alat bukti yang
sah yang diperoleh di sidang pengadilan, yang dapat meyakinkan hakim tentang
kesalahan terdakwa. Alat bukti yang sah ini terdiri atas:
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Keterangan terdakwa
5. Petunjuk
Pemeriksaan di sidang pengadilan mempunyai satu tujuan saja, yaitu mencari
alat bukti yang membentuk keyakinan hakim tentang bersalah atau tidaknya
terdakwa.
5. Putusan pengadilan
6. Upaya hukum
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima
putusan pengadilan yang berupaya perlawanan atau banding atau kasasi, atau
hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali, atau hak
Jaksa Agung untuk mengajukan kasasi demi kepentingan hukum dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
Upaya hukum ada dua macam, yaitu Upaya Hukum Biasa dan Upaya Hukum Luar
Biaya. Upaya Hukum Biasa terdiri atas Pemeriksaan Tingkat Banding dan
Pemeriksaan Kasasi. Upaya Hukum Luar Biasa terdiri atas Pemeriksaan Kasasi
Demi Kepentingan Hukum dan Peninjauan Kembali putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Dari penjelasan di bagian terdahulu, jelas bahwa keenam tahapan dalam KUHP
(mulai Tahap Penyelidikan sampai Tahap Upaya Hukum, baik upaya hukum biasa
maupun upaya hukum luar biasa) berkenaan dengan pembuktian. Juga
penjelasan mengenai fraud theory tidak lain dari proses mengumpulkan bukti
yang dapat diterima di pengadilan.
Para auditor yang berlatar belakang pendidikan akuntansi mengenal istilah bukti
audit. Mereka bahkan mengira bahwa pengertian bukti dalam auditing sama
dengan pengertian yang digunakan di pengadilan atau dalam bidang hukum.
Seperti dalam audit, juga dalam audit investigatif, permintaan informasi harus
dibarengi, diperkuat, atau dikolaborasi dengan informasi dari sumber lain atau
diperkuat (substantiate) dengan cara lain. Permintaan informasi sangat penting,
dan juga merupakan prosedur yang normal dalam suatu audit investigatif.
Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (dari yang diaudit investigatif)
untuk menegaskan kebenaran atau ketidakbeneran suatu informasi. Dalam
audit, teknik ini umumnya diterapkan untuk mendapat kepastian mengenai saldo
utang-piutang. Akan tetapi sebenarnya ia dapat diterapkan untuk berbagai
informasi, keuangan maupun nonkeuangan.
Stringer dan Stewart menulis, Analytical review sebagai suatu bentuk penalaran
deduktif. Tekanannya adalah pada penalarna, proses berpikirnya. Penalaran yang
membawa seorang auditor atau investigator pada gambaran mengenai wajar,
layak, atau pantasnya suatu data individual disimpulkan dari gambaran yang
diperoleh secara global, menyeluruh atau agregat.
7. Mengamati (observation).
Kunci keberhasilan dari semua teknik audit investigatif adalah sebagai berikut.
1. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan
diaudit investigatif.
4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan teknik yang kita
pilih.
Net worth amethod diterapkan oleh kantor pajak Amerika Serikat (IRS). Net
worth method untuk audit investigatif pajak ingin membuktikan adanya PKP yang
belum dilaporkan oleh Wajib Pajak. Untuk organized crime yang ingin dibuktikan
adalah terdapatnya penghasilan yang tidak sah, melawan hukum, atau illegal
income.
Di Amerika Serikat di mana net worth method diterima sebagai cara pembuktian
tidak langsung, dasar penggunaannya adalah kewajiban Wajib Pajak untuk
melaporkan semua penghasilannya (sebagaimana didefinisikan oleh undang-
undangnya) dalam tax returns mereka. Ketentuan serupa juga berlaku di
Indonesia di mana Wajib Pajak diwajibkan penghasilannya secara lengkap dan
benar dalam SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan, dalam hal ini SPT PPh).
Pemeriksa pajak menetapkan net worth atau kekayaan bersih pada awal tahun.
Ini diperoleh dari pengurangan seluruh aset seseorang dengan seluruh
kewajibannya. Jadi di awal tahun tertentu, sebutlah Tahun 1, net worth = assets
liabilities. Hal yang sama dilakukan untuk menentukan net worth Tahun 2.
Dengan rumus yang hampir sama, kita dapat menentukan illegal income. Seperti
disebutkan tadi, di Amerika Serikat metode ini digunakan dalam memerangi
organized crime. Di Indonesia pendekatan ini dapat digunakan untuk memerangi
korupsi. Ketentuan perundangannya sudah ada, yakni laporan mengenai
kekayaan pejabat.
Expenditure method adalah derivasi dari net worth method. Namun, perlakuan
terhadap aset dan kewajibannya berbeda. Expenditure method dimaksudkan
untuk menetukan unreported taxable income. Expenditure method lebih cocok
untuk para Wajib Pajak yang tidak mengumpulkan harta benda, tetapi
mempunyai pengeluaran-pengeluaran besar (mewah).
5. Wajib Pajak tidak mempunyai aset yang terlihat atau dapat diidentifikasi.