Anda di halaman 1dari 10

BAB I

RUANG LINGKUP EKONOMETRIKA


Pengertian Ekonometrika
Ekonometrika berasal dari dari dua kata, yaitu ekonomi dan
metrika. Kata Ekonomi di sini yaitu kegiatan manusia untuk mencukupi
kebutuhannya melalui usaha pengorbanan sumber daya yang seefisien dan
seefektif mungkin untuk mencapai tujuan yang seoptimal mungkin.
Kata Metrika mempunyai arti sebagai suatu kegiatan pengukuran, Karena
dua kata ini bergabung menjadi satu, maka gabungan kedua kata tersebut
menunjukkan arti bahwa yang dimaksud dengan ekonometrika adalah suatu
pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi manusia tidak berjalan sesaat, tetapi berkelanjutan dari
waktu ke waktu, dari peristiwa ke peristiwa, dari berbagai suasana, dari
berbagai lintas sektor, lintas faktor. Untuk mengukur suatu kegiatan dalam
keberagaman kondisi seperti itu, maka data merupakan sesuatu yang mutlak
diperlukan. Melalui data, informasi itu dapat dianalisis, diinterpretasi, untuk
mengungkap kejadian-kejadian di masa lampau, serta dapat digunakan untuk
prediksi masa mendatang.
Pengungkapan data atau analisis data dalam kegiatan ekonomi, dapat
dilakukan dengan berbagai cara atau model, di antaranya melalui penggunaan
grafik yang biasa disebut dengan metode grafis, atau melalui penghitungan
secara matematis yang biasa disebut dengan metode matematis. Penggunaan
metode ini tentu harus sesuai dengan teori, khususnya teori ekonomi, karena
ekonometrika bertujuan untuk mengukur kegiatan ekonomi. Kedua metode
tersebut mempunyai kelebihan dan keunggulan masing-masing.
Metode grafis sendiri dapat digolongkan ke dalam bentuk grafik berupa
kurva, atau grafik dalam bentuk diagram. Metode grafis mempunyai
keunggulan dalam kecepatan interpretasi informasi, karena grafik
terrepresentasi dalam bentuk gambar yang mudah untuk dimaknai. Kelemahan
metode grafis terletak pada kekurang akuratan interpretasi karena data
umumnya ditampilkan dalam bentuk skala, yang bersifat garis besar, tentu
kurang dapat menjelaskan secara rinci dan detil.
Metode matematis mempunyai keunggulan dalam keakuratan interpretasi,
karena melalui hitungan-hitungan secara rinci, sedang kelemahannya terletak
pada tingkat kesulitan untuk menghitungnya, terlebih lagi jika variabel-variabel
yang dihitung berjumlah sangat banyak. Guna mempermudah penghitungannya,
maka dibuatlah berbagai rumus-rumus hitungan yang diambil dari berbagi data.
Perbedaan di antara kedua metode tersebut, metode grafis dan matematis,
terletak pada seberapa besar variabel dapat diungkap secara rinci.

Perbedaan Metode Grafis dan Matematis


Perihal Grafis Matematis
Interpretasi Relatif Lebih mudah Relatif lebih sulit
Diinterpretasi diinterpretasi
Output Berupa grafik, seperti Hitungan matematis
kurva atau diagram berupa rumus
Keakuratan Cenderung kurang Dapat lebih akurat,
akurat, karena berdasar karena dihitung
data yang bersifat skala secara rinci sesuai
dengan keadaannya
Ada 3 hal pokok yang mutlak harus ada dalam ekonometrika yaitu:
Teori ekonomi, data, dan model. Teori ekonomi meliputi teori ekonomi mikro,
makro, manajemen, pemasaran, operasional, akuntansi, keuangan, dan lain-lain.
Guna memahami data, memerlukan disiplin ilmu tentang data, yaitu statistika.
Model sendiri memerlukan disiplin ilmu matematika. Oleh karena itu,
ekonometrika merupakan gabungan dari ilmu ekonomi, statistika, dan
matematika, yang digunakan secara simultan untuk mengungkap dan mengukur
kejadian-kejadian atan kegiatan-kegiatan ekonomi.

Pentingnya Ekonometrika
Suatu perusahaan ataupun unit-unit pengambil keputusan, terutama dalam
kegiatan ekonomi, tentu memerlukan suatu tindakan evaluatif untuk
memastikan keefektifan tindakannya atau bahkan mempunyai keinginan untuk
melakukan prediksi guna menentukan langkah terbaik yang perlu diambil.
Keinginan evaluasi ataupun prediksi seperti itu akan mudah diperoleh jika
tindakan-tindakan sebelumnya itu diukur melalui teknik-teknik pengukuran
yang terstruktur dengan baik, baik melalui teori yang melandasi, metodologi
yang digunakan, ataupun data pendukungnya. Suatu bentuk keilmuan yang
mengakomodasi bentuk pengukuran kegiatan ekonomi itulah yang disebut
sebagai ekonometri.
Data dalam ekonometrika merupakan suatu kemutlakan, begitu pula penentuan
jenis data, teknik analisanya, ataupun penyesuaian dengan tujuannya. Data yang
diperlakukan sebagai pengungkap sejarah (historical data) akan menghasilkan
evaluasi, dan untuk data yang diperlakukan pengungkap kecenderungan (trend
data) akan menghasilkan prediksi. Hasil evaluasi ataupun prediksi yang
mempunyai tingkat keakuratan tinggi saja yang akan mempunyai sumbangan
terbesar bagi pengambilan keputusan. Di sinilah letak pentingnya ekonometrika.
Sebagai contoh dalam mengungkap pentingnya ekonometrika, mari kita
mencermati apa yang terjadi pada hukum permintaan dan penawaran. Hukum
permintaan menjelaskan bahwa bila harga suatu barang cenderung mengalami
penurunan, maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan mengalami
peningkatan. Begitu pula dalam hukum penawaran, semakin sedikit barang
yang ditawarkan, maka harga barang akan cenderung tinggi, tetapi ketika
jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak, maka harga barang akan
semakin turun.
Pernyataan-pernyataan seperti itu merupakan bentuk penyederhanaan yang
hanya membahas keterkaitan antara dua variabel, yaitu variabel harga (P) dan
variabel jumlah barang (Q) saja. Hukum permintaan menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel P dan Q berlawanan. Di sebut berlawanan karena jika
P turun, maka Q yang diminta (D) akan bertambah, begitu pula sebaliknya. Oleh
karena itu permintaan ditunjukkan oleh kurva atau garis yang cenderung
menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping).

Kondisi seperti ini berbeda bila di hadapkan dengan hukum penawaran. Pada
hukum penawaran hubungan antara variabel P dan Q adalah searah, artinya jika
P meningkat, maka Q juga meningkat. Atau sebaliknya, jika P menurun, maka Q
juga mengalami penurunan. Oleh karena itu penawaran ditunjukkan oleh garis
atau kurva yang cenderung meningkat dari kiri bawah ke kanan atas (upward
sloping). Lihat gambar 2.
Tidak hanya terhenti pada dua teori di atas saja, banyak teori-teori ekonomi lain
yang hipotesisnya hanya bersifat kualitatif seperti hukum permintaan dan
penawaran di atas. Pengungkapan yang sangat kualitatif seperti contoh tersebut,
tidak dapat diketahui seberapa besar pengaruh antara variabel P terhadap Q, atau
Q terhadap P. Karena tidak dapat menjelaskan secara angkaangka tentu saja
bentuk kurva atau garis yang ditunjukkan juga tidak dapat menggambarkan
kondisi dengan sangat tepat. Kurva hanya dapat menggambarkan
kecenderungan. Untuk menjawab persoalan itu, ekonometrika dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dalam bentuk model pendekatan
matematis yang berupa hitungan-hitungan metematika akan mampu untuk
menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel tertenu terhadap variabel
yang lain. Untuk menjawab tuntutan seperti itu, maka teori ekonomi yang sudah
ada perlu dilengkapi dengan berbagai data yang diperlukan. Dalam hal ini
perannya ditunjukkan oleh statistika. Fungsi dari statistika tidak hanya sekedar
pengumpulan data saja, tetapi meluas hingga interpretasi terhadap pentingnya
data tersebut, cara perolehan, jenis data, hingga sifat data. Peran statistik akan
semakin berarti jika dianalisis dengan model matematis yang sesuai dengan
teori-teori ekonomi yang dianalisis.

Jenis Ekonometrika
Ekonometrika dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu ekonometrika teoritis
(theoretical econometrics) dan ekonometrika terapan (applied econometrics).
Ekonometrik teoritis berkenaan dengan pengembangan metode yang
tepat/cocok untuk mengukur hubungan ekonomi dengan menggunakan model
ekonometrik.
Ekonometrika terapan menggambarkan nilai praktis dari penelitian ekonomi,
sehingga lingkupnya mencakup aplikasi teknik-teknik ekonometri yang telah
lebih dulu dikembangkan dalam ekonometri teoritis pada berbagai bidang teori
ekonomi, untuk digunakan sebagai alat pengujian ataupun pengujian teori
maupun peramalan. Meskipun ekonometrika dapat didikotomikan ke dalam
ekonometrika teoritis maupun terapan, namun tujuan-tujuan ekonometrika dapat
dipersatukan sebagai alat verifikasi, penaksiran, ataupun peramalan. Fungsi
verifikasi ini bertujuan untuk mengetahui dengan pasti kekuatan suatu teori
melalui pengujian secara empiris, karena teori yang mapan adalah teori yang
dapat diuji dengan empiris. Ekonometrika berkaitan dengan analisa kuantitatif
yang menghasilkan taksiran-taksiran numerik yang dapat digunakan untuk
melakukan taksiran-taksiran dari hasil suatu kegiatan ekonomi. Fungsi seperti
itu disebut sebagai fungsi penaksiran. Taksiran-taksiran numerik seperti
dijelaskan di atas dapat pula digunakan untuk mengindera kejadian masa yang
akan datang dengan pengukuran derajat probabilitas tertentu. Fungsi seperti ini
lebih dikenal dengan forecasting (peramalan).
Penggunaan ekonometrika
Dalil-dalil ekonomi umumnya dijelaskan secara kualitatif dan dibatasi oleh
asumsi-asumsi. Penggunaan asumsi dalam ilmu ekonomi merupakan refleksi
dari kesadaran bahwa tidak mungkin untuk dapat mengungkap dengan pasti
faktor-faktor apa saja yang saling terkait atau saling mempengaruhi faktor
tertentu. Wajar saja, karena ilmu ekonomi merupakan rumpun ilmu sosial,
dimana dalam kegiatan sosial antara variabel satu dan yang lainnya saling
berinteraksi, berkaitan, dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu penggunaan
asumsi adalah untuk membantu penyederhanaan model. Asumsi yang paling
sering digunakan adalah asumsi ceteris paribus (hal-hal yang tidak diungkapkan
dianggap tetap). Asumsi ini digunakan mengingat sangat banyaknya variabel-
variabel dalam ilmu sosial yang saling mempengaruhi, yang sangat sulit untuk
dianalisis secara bersamaan. Pembatasan penggunaan variabel untuk
menganalisis kegiatan ekonomi melalui penetapan ceteris paribus tersebut,
senyatanya adalah untuk mempermudah penafsiran-penafsiran serta pengukuran
kegiatan ekonomi.
Oleh karena itu dibuatlah pernyataan-pernyataan yang mewakili variabel yang
diukur saja, dan mengasumsikan variabel lainnya bersifat tetap. Sebagai contoh,
kalau kita hendak mencari jawaban tentang pertanyaan kenapa seseorang
mengonsumsi suatu barang, maka kita dapat mengidentifikasi berbagai faktor
yang mempengaruhi seperti: tingkat penghasilan, harga barang itu sendiri, harga
barang lain, selera, kebutuhan, ekspektasi masa mendatang, tingkat
pengeluaran, iklan, promosi, faktor barang pengganti, ketersediaan barang,
kondisi politik, trend, gengsi, dan lain-lain, yang tentu itu tidak dapat dijelaskan
secara pasti. Banyaknya faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang
tersebut tentu tidak dapat diidentifikasi secara pasti, maka dalam ekonometrika
disiasati dengan membentuk model, yang mengabstraksikan realita, dengan cara
mengidentifikasi faktor-faktor besar saja (misalnya 1-5 faktor terpenting saja),
selebihnya diwakili dengan asumsi ceteris paribus tersebut.
Model matematis merupakan salah satu model untuk menggambarkan teori
yang diterjemahkan dalam bentuk matematis. Umumnya model dikembangkan
dalam bentuk persamaan, dimana sebelah kiri tanda persamaan mewakili
variabel yang dipengaruhi, sedang variabel yang berada di sebelah kanan tanda
persamaan mewakili variabel yang mempengaruhi. Variabel yang dipengaruhi
disebut pula sebagai variabel terikat, variabel dependen (dependent variables).
Variabel yang mempengaruhi disebut pula sebagai variabel bebas, variabel
independen (independent variable), variabel penduga, juga variabel prediktor.
Untuk memudahkan tahapan proses analisis, dan mendapatkan jawaban yang
valid maka perlu menggunakan metodologi ekonometri yang memadai.

Metodologi Ekonometri
Metodologi ekonometri merupakan serangkaian tahapan-tahapan yang harus
dilalui dalam kaitan untuk melakukan analisis terhadap kejadian-kejadian
ekonomi. Secara garis besar, tahapan metodologi ekonometri dapat diurutkan
sebagai berikut:
1. merumuskan masalah
2. merumuskan hipotesa
3. menyusun model
4. mendapatkan data
5. menguji model
6. menganalisis hasil
7. mengimplementasikan hasil
Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah adalah hal yang sangat penting, karena merupakan pintu
pembuka untuk menentukan tahapan-tahapan selanjutnya. Merumuskan suatu
masalah berarti mengungkap hal-hal apa yang ada di balik gejala atau informasi
yang ada, dan sekaligus mengidentifikasi penyebab-penyebab utamanya. Oleh
karena itu, di dalam merumuskan masalah tidak dapat dilepaskan dari
pemahaman teori-teori yang melandasi atau kontekstual dengan penelitian,
mengungkap mengapa penelitian itu dilakukan, dan sekaligus mampu membuat
rencana untuk menentukan langkah untuk mendapatkan jawaban dari
permasalahan yang ada. Rumusan masalah merupakan pedoman untuk
membuat struktur isi penelitian. Wajar saja bila sebagian besar orang
berpendapat bahwa perumusan masalah adalah tahapan yang paling sulit dan
menentukan. Perumusan masalah yang baik tentu disertai dengan latar belakang
masalah, karena itu merupakan sumber informasi yang digunakan untuk
memahami keterkaitan permasalahan yang dirumuskan. Umumnya perumusan
masalah dalam suatu penelitian diungkapkan dalam bentuk kalimat pertanyaan
yang membutuhkan jawaban. Karena membutuhkan jawaban, maka akan
semakin baik jika apa yang mendasari permasalahan itu adalah hal-hal yang
menarik minat peneliti.

Merumuskan Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, sehingga
perlu diuji lebih lanjut melalui pembuktian berdasarkan data-data yang
berkenaan dengan hubungan antara dua atau lebih variabel. Rumusan hipotesa
yang baik seharusnya dapat menunjukkan adanya struktur yang sederhana tetapi
jelas, sehingga memudahkan untuk mengetahui jenis variabel, sifat hubungan
antar variabel, dan jenis data. Perumusan hipotesa biasanya berupa kalimat
pernyataan yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diteliti.
Menyusun Model
Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan bertujuan untuk menganalisis kenyataan
yang wujud di alam semesta dan di dalam kehidupan manusia. Namun, karena
fakta-fakta mengenai kenyataan yang wujud dalam ilmu sosial ( dimana ilmu
ekonomi termasuk salah satu cabangnya) berjumlah sangat banyak dan saling
terkait satu sama lainnya, maka menggambarkan kenyataan yang sebenarnya
berlaku dalam perekonomian adalah merupakan hal yang tidak mudah. Agar
dapat menjelaskan realitas yang kompleks seperti itu, maka perlu dilakukan
abstraksi melalui penyusunan suatu model. Oleh karena itu model merupakan
abstraksi dari realitas. Dalam ilmu ekonomi, model ekonomi didefinisikan
sebagai konstruksi teoritis atau kerangka analisis ekonomi yang
menggabungkan konsep, definisi, anggapan, persamaan, kesamaan (identitas)
dan ketidaksamaan dari mana kesimpulan akan diturunkan. Sebagaimana
namanya, dalam ilmu ekonomi tentu yang digunakan adalah variabel-variabel
ekonomi saja. Untuk variabel non ekonomi tidak perlu dipilih, atau dimasukkan
saja ke dalam asumsi ceteris paribus. Variabel ekonomi dibedakan menjadi:
1. Variabel Endogin, yaitu variabel yang menjadi pusat perhatian si pembuat
model, atau variabel yang ditentukan di dalam model dan ingin diamati
variansinya.
2. Variabel Eksogin, yaitu variabel yang dianggap ditentukan di luar sistem
(model) dan diharapkan mampu menjelaskan variasi variabel endogin.
3. variabel kelambanan, yaitu variabel dengan unsur lag, yang umumnya
digunakan untuk data runtut waktu.
Fungsi model dalam ekonometrika adalah sebagai tuntunan untuk
mempermudah menguji ketepatan model penduga. Salah satu bentuk model
adalah berupa persamaan fungsi secara matematis. Karena pada hakikatnya
sebuah fungsi adalah sebuah persamaan matematis yang menggambarkan
hubungan sebab akibat antara sebuah variabel dengan satu atau lebih variabel
lain. Ketepatan model itu sendiri mempunyai dua tujuan yaitu: Pertama, untuk
mengetahui apakah model penduga tersebut merupakan model yang tepat
sebagai estimator. Kedua, untuk mengetahui daya ramal atau goodness of fit
dari model penduga. Model persamaan ini disebut pula sebagai metode regresi
yang diharapkan dapat menjawab hipotesis yang telah ditentukan.
Model ekonometrika setidaknya terdiri dari dua golongan variabel, yaitu
variabel terikat (dependen) yang berada pada sebelah kiri tanda persamaan, dan
variabel bebas (independen) yang berada di sebelah kanan tanda persamaan.
Jumlah variabel bebas tidak harus satu, tetapi dapat berjumlah lebih dari satu
variabel. Untuk model dengan satu variabel bebas disebut dengan regresi
tunggal (single regression), sedang untuk model yang mempunyai lebih dari
satu variabel bebas disebut regresi berganda (multiple regression).

Mendapatkan Data
Mendapatkan data merupakan suatu langkah yang harus dilakukan oleh peneliti,
agar dapat menjamin bahwa data yang dianalisis adalah benar-benar
menggunakan data yang tepat. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil analisis
yang tidak bias atau menyesatkan. Para peneliti terdahulu telah mengingatkan
agar jangan sampai dalam penelitian terdapat GIGO, garbage In garbage out.
Tahapan yang dapat ditempuh untuk mendapatkan data pra analisis meliputi:
penyuntingan data, pengembangan variabel, pengkodean data, cek kesalahan,
pembentukan struktur data, tabulasi.

Penyuntingan data, adalah upaya proses data untuk mendapatkan data yang
memberikan kejelasan, dapat dibaca, konsisten, dan komplit.
Pengembangan variabel, yaitu memperluas variansi data, misalnya
mentransformasi menjadi data dalam angka logaritma, melakukan indeksasi
data, komposit, dan lain-lain.
Pengkodean data, melakukan koding terhadap data yang akan digunakan
dengan cara yang sesuai, seperti koding terhadap variabel dummy, data ordinal,
data interval, dan lain-lain.
Cek kesalahan, merupakan finalisasi pengujian data agar betul-betul
mendapatkan data akhir yang valid.
Strukturisasi data, membuat kesedian data agar dapat digunakan dengan baik
di kemudian hari.
Tabulasi data, biasanya tidak dimasukkan sebagai prosedur analitik dalam
penelitian ilmiah karena tidak mengungkapkan hubungan dalam data. Kendati
demikian, banyak riset bisnis yang ditujukan untuk penjelasan masalah dan atau
menemukan hubungan. Tabulasi menyajikan hitungan hitungan frekuensi dari
satu hal (analisis frekuensi) atau perkiraan numerik tentang distribusi sesuatu
(analisis deskriptif). Tabulasi merupakan alat analisis bisnis. Tabulasi juga
bermanfaat bagi peneliti sebagai alat menyusun kategori ketika mengubah
variabel interval menjadi klasifikasi nominal. Dengan kata lain, tabulasi
mendeskripsikan jumlah individu yang menjawab pertanyaan tertentu. Tabulasi
dapat juga digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif mengenai variabel-
variabel yang digunakan atau tabulasi silang.
Menguji Model, Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesahihan model
terbaik yang dihasilkan, maka perlu dilakukan uji ketepatan fungsi regresi
dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Untuk
melakukan uji goodness of fit pengukurannya dilakukan dengan menguji nilai
statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya (R2) pada hasil regresi
yang telah memenuhi uji asumsi klasik.
Uji nilai statistik t untuk mengetahui pengaruh secara individual variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji F untuk mengetahui secara
bersama-sama semua variabel independen dalam mempengaruhi variabel
dependen. Sedangkan koefisien determinasi untuk menentukan seberapa besar
sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen. Uji asumsi klasik
juga perlu dilakukan terhadap model agar memperteguh validitas model, yang
dapat dilakukan melalui pengujian normalitas, autokorelasi, multikolinearitas,
juga heteroskedastisitas.
Menganalisis Hasil
Analisis ekonometrika dimulai dari interpretasi terhadap data dan keterkaitan
antar variabel yang dijelaskan di dalam model. Tidak hanya analisis regresi,
analisis korelasi juga perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil pengukuran
hingga benar-benar valid. Analisis regresi akan mendapatkan hasil pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sedang untuk analisis
korelasi berguna untuk mengetahui hubungan antar variabel tanpa membedakan
apakah itu variabel dependen ataukah independen.
Tanda positif atau negatif pada masing-masing koefisien perlu untuk dicermati,
karena mempunyai keterkaitan langsung terhadap kesesuaian dengan teori yang
dirumuskan dalam model. Pengabaian terhadap kedua tanda tersebut, dapat
menjadikan hasil regresi tidak sesuai dengan teori yang melatar belakangi.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pengimplemantasian dari hasil
pengukuran. Karena sebagus dan sebenar apapun hasil penelitian, apabila tidak
ditindaklanjuti dalam bentuk implementasi, tidak akan berarti apa-apa.

2. Kesimpulan:
Dari rangkuman ekonometrika diatas dapat disimpulkan bahwa
ekonometrika adalah pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan.
3. jawab
a. Ekonometrika adalah Ekonometrika berasal dari dari dua kata, yaitu
ekonomi dan metrika. Kata Ekonomi di sini yaitu kegiatan
manusia untuk mencukupi kebutuhannya melalui usaha pengorbanan
sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin untuk mencapai tujuan
yang seoptimal mungkin.
Kata Metrika mempunyai arti sebagai suatu kegiatan pengukuran,
Karena dua kata ini bergabung menjadi satu, maka gabungan kedua kata
tersebut menunjukkan arti bahwa yang dimaksud dengan ekonometrika
adalah suatu pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi.
b. Gabungan dari ilmu ekonomi, statistika, dan matematika.
c. Data dalam ekonometrika merupakan suatu kemutlakan, begitu pula
penentuan jenis data, teknik analisanya, ataupun penyesuaian dengan
tujuannya. Data yang diperlakukan sebagai pengungkap sejarah
(historical data) akan menghasilkan evaluasi, dan untuk data yang
diperlakukan pengungkap kecenderungan (trend data) akan menghasilkan
prediksi. Hasil evaluasi ataupun prediksi yang mempunyai tingkat
keakuratan tinggi saja yang akan mempunyai sumbangan terbesar bagi
pengambilan keputusan. Di sinilah letak pentingnya ekonometrika.
d. 1. merumuskan masalah
2. merumuskan hipotesa
3. menyusun model
4. mendapatkan data
5. menguji model
6. menganalisis hasil
7. mengimplementasikan hasil

Anda mungkin juga menyukai