Tabel diatas melaporkan biaya kualitas Ladd Lighting Corporation yang mencakup hampir
15 persen dari penjualan untuk tahun fiskal 2008. Mengacu pada prinsip yang berlaku
umum, biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5 persen, Ladd Lighting Corporation
memiliki kesempatan yang baik untuk meningkatkan laba dengan mengurangi biaya
kualitas. Akan tetapi, pengurangan biaya ini seharusnya melalui perbaikan kualitas.
Sudut pandang AQL didasarkan pada definisi produk cacat tradional. Dalam pengertiang
klasik, sebuah produk dikatakan cacat bila kualitasnya berada diluar batas toleransi suatu
karakteristik kualitas. Menurut pandangan ini, biaya kegagalan timbul hanya jika produk
tidak sesuai dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya
kegagalan dan biaya pengendalian. Pandangan AQL mengizinkan, bahkan mendukung
diproduksinya sejumlah barang cacat tertentu. Model cacat nol menyatakan keunggulan biaya
akan diperoleh dnegna mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan menjadi lebih kompetitif relatif terhadap
perusahaan yang meneruskan penggunaan model AQL tradisional. Pada pertengahan 1980an,
model cacat nol lebih disempurnakan dengan model kualitas kokoh (robust quality model)
yang menentang definisi unit cacat. Menurut pandangan ini, kerugian terjadi karena
produksinya produk yang menyimpang dari nilai target, semakin jauh penyimpangannya
semakin besar pula kerugiannya.
Ketika perusahaan menambah biaya pencegahan dan penilaian serta menurunkan biaya
kegagalan, mereka selanjutnya dapat mengurangi biaya pencegahan dan penilaianya. Sesuatu
yang pada awalnya tampak berbanding terbalik berubah menjadi pengurangan biaya
permanen disemua kategori biaya kualitas. sebagai contoh, sebuah perusahaan memutuskan
untuk memperbaiki kualitas input bahan bakunya melalui penerapan seleksi pemasok.
Tujuannya alah mengidentifikasi dan menggunakan pemasok yang bersedia memenuhi
standar kualitas tertentu. Ketika perusahaan memulai menjalankan program tersebut, biaya
tambahan mungkin terjadi. Sejak awal pelaksanaan program, biaya pencegahan dan penilaian
lainnya tetap dianggarkan dalam jumlah yang tetap sama dengan sebelumnya. Akan tetapi,
ketika program dijalankan secara penuh dan bukti telah menunjukkan biaya kegagalan turun,
perusahaan dapat memutuskan untuk mengurangi kegiatan pemeriksaan bahan baku,
mengurangi tingkat kegiatan penerimaan barang, dan seterusnya. Efeknya adalah
pengurangan pada seluruh kategori biaya kualitas. Selain itu, kualitas telah meningkat.
3. Analisis Tren
Apakah tren multiperiode, perubahan keseluruhan dalam biaya kualitas, bergerak ke arah
yang tepat? Apakah peningkatan kualitas yang dihasilkan dari waktu ke waktu cukup
siginifikan? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diketahui dengan
menggunakan bagan atau grafik tren yang menggambarkan perubahan biaya kualitas dari
waktu ke waktu. Grafik demikian disebut laporan tren kualitas multiperiode (multiple period
quality trend report). Dengan menggambarkan biaya kualitas sebagai presentase penjualan,
keseluruhan tren program kualitas dapat diniliai. Tahun pertama yang digambarkan adalah
tahun sebelum implementasi program perbaikan kualitas. anggaplah perusahaan telah
mengalami hal-hal berikut ini.
Biaya sebagai
presentase (%) dari
Biaya Kualitas Penjualan Aktual penjualan
2004 $ 440.000 $ 2.200.000 20,0
2005 423.000 2.350.000 18,0
2006 412.500 2.750.000 15,0
2007 392.000 2.800.000 14,0
2008 280.000 2.800.000 10,0
20
15
% penjualan 10
0
1 2 3 4
Tahun
Grafik menunjukkan terdapat tren yang tetap menurun pada biaya kualitas yang
dinyatakan sebagai presentase dari penjualan. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa
perbaikan masih sangat mungkin untuk dilakukan dalam jangka panjang.
Pelaporan biaya kualitas agar dapat digunakan untuk mengambil keputusan hanyalah salah
satu tujuan dari sistem penghitungan biaya kualitas yang baik. Tujuan lainnya adalah
pengendalian biaya kualitas, suatu faktor penting untuk membantu mencapai hasil yang
diharapakan. Contohnya, pengambilan keputusan perhitungan harga di skenario A bergantung
pada rencana pengurangan biaya kualitas.
IV. Produktivitas
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik
mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi output.
Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk
memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efisiensi produktif total adalah suatu titik di mana
dua kondisi terpenuhi: pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak
satu input pun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output, dan
atas bauran bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah.
Insentif pembagian keuntungan adalah pemberian insentif uang tunai bagi seluruh tenaga
kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas. Sebagai
contoh, suatu perusahaan memiliki target untuk, mengurangi jumlah unit cacat
hingga 10 persen selama kuartal berikutnya pada pabrik tertentu. Jika tujuan
tersebut tercapai, perusahaan memperkirakan akan terjadi penghematan sebesar $
1.000.000 (dengan menghindari hal-hal seperti pengerjaan ulang dan perbaikan di masa
garansi). Pembagian keuntungan memberikan insentif dengan menawarkan bonus
kepada pegawai sesuai dengan persentase penghematan biaya, misalnya 20 persen
yaitu sebesar $ 200.000.