Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PROGRAM : PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI


DARAT, LAUT, UDARA DAN PERKERETAPIAN
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASI
PEKERJAAN : BELANJA JASA KONSULTANSI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
JPO DAN HALTE DI WILAYAH PROVINSI BANTEN
LOKASI KEGIATAN : PROVINSI BANTEN
TAHUN ANGGARAN : APBD TAHUN ANGGARAN 2017
KERANGKA ACUAN KERJA/KAK
(TERM OF REFERENCE/TOR)

BELANJA JASA KONSULTANSI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN JPO DAN HALTE


DI WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Lalu lintas dan angkutan jalan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis
sehingga penyelenggaraannya dikuasai oleh Negara, dan pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat,
aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan transportasi
lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, menunjang pemerataan, pertumbuhan
dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan
biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pembangunan kota. Pendekatan sistem internal kota mengisyaratkan jaringan transportasi
dan pergerakan orang, barang, bahkan jasa sangat berpengaruh dalam mendukung aktifitas
kota. Dinamika kota tercermin dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib; mobilitas yang
terkendali, serta aksesibilitas yang mudah bagi setiap warga kota. Saat ini tengah terjadi
perubahan paradigma dalam perencanaan transportasi. Paradigma tersebut mencakup
perubahan fundamental dalam pendefinisian masalah dan solusi yang harus dikaji dalam
transportasi. Hal ini dapat dideskripsikan sebagai perubahan dari analisis berorientasi mobilitas,
yakni analisis yang mengevaluasi kinerja sistem transportasi yang didasarkan pada kualitas dan
kuantitas perjalanan secara fisik, kepada analisis yang berbasis kepada aksesibilitas, yakni
analisis yang lebih luas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan orang untuk
mengakses barang, pelayanan, dan aktifitas. Perubahan ini menimbulkan dampak pada
keputusan perencanaan, dan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi yang lebih luas.
Sejak aksesibilitas menjadi tujuan utama dalam banyak aktifitas transportasi, maka saat
ini perencanaan transportasi didasarkan pada konsep aksesibilitas. Walaupun hal ini masih
mungkin untuk memunculkan perdebatan, namun keterbatasan wilayah, hubungan antar
aktifitas, bertambahnya jumlah penduduk, seiring bervariasinya jenis aktifitas manusia, dan
bahkan ketika jarak, waktu, dan tempat menjadi tidak begitu penting dalam komunikasi, konsep
aksesibilitas masih tetap relevan dalam proses transportasi. Oleh karena, konsep ini bisa
menjadi sangat bias, maka aksesibilitas yang dimaksud dalam kajian transportasi, tidak terlepas
dari konsep lalu lintas dan mobilitas dalam perencanaan transportasi konvensional. Proses dan
tujuan aksesibilitas diarahkan untuk menghasilkan transportasi yang mudah didapatkan,
langsung ke tujuan, lancar, cepat, aman, nyaman, dan terjangkau.
Penggunaan angkutan umum khususnya di wilayah Provinsi Banten masih kurang
diminati masyarakat, hal tersebut disebabkan masih kurang baiknya pelayanan jasa angkutan
umum yang ada baik sarana maupun prasarana angkutan jalan. Pemerintah Daerah selaku
pembina dan pemegang kebijakan dalam penyelenggaraan angkutan jalan di daerah wajib
menyediakan angkutan umum yang aman, nyaman dan terjangkau, hal tersebut dapat terwujud
apabila di dukung dengan tersedianya sarana angkutan yang nyaman dan terjangkau serta
prasarana angkutan jalan yang memadai berupa terminal, halte, jembatan penyeberangan orang
(JPO) dan lain-lain.
Dengan adanya perubahan kewenangan terhadap pembinaan dan pengelolaan jalan
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, maka terdapat beberapa ruas jalan
di Provinsi Banten yang sebelumnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat ataupun
Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini sudah menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dalam
pembinaannya, hal tersebut menjadi perlu kembali bagi Dinas Perhubungan Provinsi Banten
untuk melakukan penataan sarana dan prasarana jalan pada ruas jalan Provinsi di wilayah
Provinsi Banten.
Saat ini Pemerintah Provinsi Banten secara bertahap sedang melakukan peningkatan
jalan provinsi dan pada tahun anggaran 2017 akan menuntaskan semua pembangunan jalan
milik provinsi yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Dengan dibangunnya
sarana transportasi jalan, kegiatan ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, khususnya
dalam pembangunan pada kawasan pertumbuhan yang mempunyai potensi ekonimi tinggi akan
lebih mudah dikembangkan. Kegiatan ekonomi masyarakat ini akan berkembang apabila
mempunyai prasarana dan sarana transportasi yang mantap untuk aksesibilitas.
Pada sepanjang rute angkutan umum diperlukan pemberhentian angkutan umum atau
halte, yang berfungsi sebagai tempat naik dan turunnya penumpang atau menunggu angkutan
umum . Keberadaan halte sangat penting dalam pengaturan sistem operasi dan layanan
angkutan umum, yaitu memberi kepastian bagi pengemudi angkutan umum dalam mencari
tempat calon penumpang dan bagi penumpang merupakan tempat menunggu serta mencari
jurusan angkutan yang sesuai dengan tujuannya. Namun keberadaan halte dapat meminimalkan
gangguan dan kelancaran lalu lintas, untuk itu halte perlu dilengkapi sarana dan prasarana yang
memadai, serta lokasi yang sesuai dengan tata ruang lingkungan. Pengaturan halte angkutan
umum perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) berfungsi untuk memberikan fasilitas
menyeberang bagi pejalan kaki agar tidak mengganggu aktivitas kendaraan dalam berkendara.
Selain itu, JPO berfungsi menghindarkan konflik antara penyeberang jalan dengan pengguna
kendaraan. JPO yang ada saat ini kurang dimanfaatkan keberadaannya, hal ini dapat dilihat dari
adanya keluhan pengguna dan minimnya penyeberang yang memanfaatkan. Maka dari itu
diperlukan penentuan lokasi yang tepat serta desain yang dapat memberikan rasa nyaman bagi
pengguna JPO.
Untuk maksud tersebut sebagaimana diuraikan di atas, maka Dinas Perhubungan
Provinsi Banten akan melakukan kajian kebutuhan JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi di
Wilayah Provinsi Banten guna mendukung penyelenggaraan angkutan jalan yang aman,
nyaman dan selamat.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH


a. Timbulnya kerawananan, kecelakaan dan kemacetan lalu lintas diakibatkan tidak
tersdianya prasarana jalan berupa JPO dan Halte yang memadai;
b. Adanya perubahan kewenangan pembinaan dan pengelolaan jalan di Provinsi Banten
sehingga perlu dilakukan kembali penataan dan pembangunan sarana dan prasana
angkutan jalan pada ruas jalan Provinsi yang menjadi kewenangannya;
c. Pembangunan dan peningkatan jalan provinsi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Banten perlu didukung dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai;
d. Kurangnya minat masyarakat terhadap penggunaan angkutan umum yang disebabkan
belum tersedianya sarana dan prasarana angkutan jalan yang memadai;
e. Timbulnya titik-titik kemacetan terutama di daerah perkotaan yang disebabkan oleh tidak
disiplinnya kendaraan angkutan umum yang menurunkan dan menaikkan penumpang di
sembarang tempat serta terjadinya konflik antara penyeberang jalan dan pengguna
kendaraan yang melintas.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Identifikasi Kebutuhan JPO dan Halte di
Wilayah Provinsi Banten yaitu melakukan identifikasi dan data kebutuhan JPO dan Halte pada
ruas jalan provinsi di Wilayah Provinsi Banten sebagai bahan kebijakan bagi Pemerintah
Provinsi Banten dalam pembangunan sarana dan prasarana angkutan jalan terutama JPO dan
Halte.

Sedangkan tujuan dari dilakukannya pekerjaan ini adalah :

1. Tersedianya data lokasi pemasangan JPO dan halte pada ruas jalan Provinsi di wilayah
Provinsi Banten yang tepat sesuai dengan kondisi lalu lintas;

2. Tersusunnya dokumen penetapan lokasi pembangunan JPO dan halte pada ruas jalan
Provinsi di wilayah Provinsi Banten;
3. Terwujudnya penyelenggaraan angkutan jalan yang aman, nyaman dan selamat.

1.4. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Identifikasi Kebutuhan JPO dan Halte di
Wilayah Provinsi Banten meliputi:

a. Target group penerima manfaat kegiatan yaitu Pemerintah Provinsi Banten dalam dalam
melaksanakan rencana pembangunan JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi Banten;

b. Tingkat pencapaian pekerjaan berdasarkan volume dan keberhasilan pekerjaan adalah


terwujudnya penyelenggaraan lalu lintas angkutan jalan yang aman, nyaman dan selamat.
BAB II
PELAKSANAAN

2.1. DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten
(Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4010);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan;
5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisa
Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2015 Tentang Standart
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Analisis Dampak Lalu Lintas;
11. Peretauran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 Tentang Pedoman
Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan;
12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 65 Tahun 1993 Fasilitas Pendukung Kegiatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

2.2. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup dari pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Identifikasi Kebutuhan JPO dan
Halte di Wilayah Provinsi Banten :
1. Survey asal tujuan angkutan penumpang;
2. Survey moda angkutan penumpang;
3. Survey jaringan jalan;
4. Survey jaringan transportasi jalan (simpul/bangkitan/tarikan);
5. Survey identifikasi kondisi eksisting JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi;
6. Survey tata guna lahan pada ruas-ruas jalan Proinsi terutama pada rencana lokasi
pemasangan JPO dan Halte;
7. Survey persepsi masyarakat terhadap penggunaan JPO dan Halte;
8. Survey Instansional baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.
9. Analisis kebutuhan JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi Banten :
a) Analisis potensi permintaan jasa angkutan;
b) Analisis kondisi dan unjuk kerja lalu lintas;
c) Analisis kesiapan sarana dan prasarana jalan;
d) Analisis sebaran dan jarak antar JPO dan Halte pada satu ruas jalan;
10. Menyusun model rancang bangun JPO dan Halte;
11. Penyusunan dokumen kebutuhan pemasangan JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi
Banten;
12. Penyusunan dokumen penetapan lokasi pemasangan JPO dan Halte pada ruas jalan
Provinsi Banten;

2.3 ORGANISASI PELAKSANA

Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Perusahaan Konsultan Perencanaan, dengan


kebutuhan tenaga ahli yang memiliki kapasitas dan kompetensi dibidangnya antara lain :

1. Ahli Perencanaan Transportasi (Transport Planner/Team Leader) yaitu orang yang


bertanggung jawab agar tim dapat bekerja secara harmonis dan optimal serta mengontrol
agar pelaksanaannya sesuai rencana disamping tugasnya sebagai tenaga ahli dibidang
perencanaan transportasi, dengan kualifikasi minimal S2 jurusan Transportasi atau
Sistem/Teknik Jalan Raya pengalaman minimal 2 tahun di bidangnya, selain tugasnya
tugasnya sebagai tenaga ahli dibidang perencanaan transportasi dalam melakukan
identifikasi, inventarisasi dan analisis terkait kebutuhan pemasangan JPO dan Halte pada
ruas jalan Provinsi Banten;

2. Ahli Manajemen Rekayasa LLAJ (Traffic Engineering), kualifikasi minimal DIV/S1


Transportasi/Teknik Sipil memiliki pengalaman minimal 3 tahun di bidangnya bertugas
membantu team leader dalam melakukan inventarisasi, identifikasi dan analisis lalu lintas
dan angkutan jalan terkait kebutuhan pemasangan JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi
Banten dan bertanggungjawab terhadap hasil analisanya.

3. Ahli Perencanaan Angkutan Umum (Public Transport Planner), kualifikasi minimal DIV/S1
Transportasi/Teknik Sipil memiliki pengalaman minimal 3 tahun di bidangnya bertugas
membantu team leader dalam melakukan identifikasi, inventarisasi dan analisis tentang
permintaan jasa angkutan umum dan penggunaan moda angkutan terkait kebutuhan
pemasangan JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi Banten, dan bertanggungjawab
terhadap hasil analisanya
4. Ahli Perencanaan Wilayah (Planologi), kualifikasi minimal S1 Teknik Planologi memiliki
pengalaman minimal 3 tahun di bidangnya bertugas membantu team leader dalam
melakukan identifikasi, inventarisasi dan analisis perencanaan wilayah berdasarkan
dokumen perencanaan serta kebijakan dan peraturan-peraturan yang berhubungan tata
guna lahan terkait kebutuhan pemasangan JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi Banten,
dan bertanggungjawab terhadap hasil analisanya.

5. Ahli Hukum, kualifikasi minimal S1 Hukum memiliki pengalaman minimal 3 tahun di


bidangnya bertugas membantu team leader dalam melakukan analisis hukum terhadap
rencana penetapan kebutuhan pemasangan JPO dan Halte pada ruas jalan Provinsi
Banten, dan bertanggungjawab terhadap hasil penyusunannya;

6. Tenaga Pendukung, bertugas mendukung pelaksana tugas team leader dan tenaga ahli
Meliputi :
- Koordinator Surveyor, pendidikan minimal D3 Transportasi/Teknik Sipil,
pengalaman minimal 3 tahun
- Surveyor, pendidikan minimal D3 Transportasi/Teknik Sipil, pengalaman minimal 2
tahun;
- Administrator, pendidikan minimal SLTA/sederajat pengalaman 2 tahun;
- Operator Cad/Drafter, pendidikan minimal Diploma 3 komputer/informatika,
pengalaman 2 tahun;
- Operator Komputer, pendidikan minimal SLTA/sederajat pengalaman 2 tahun.

Jumlah
Posisi
Orang-Bulan
Tenaga Ahli:
1. Ahli Perencanaan Transportasi sebanyak 1 org yang bekerja selama 4 bulan 4 OB

2. Ahli Manajemen Rekayasa LLAJ sebanyak 1 org yang bekerja selama 4 bulan 4 OB

3. Ahli Perencanaan Angkutan sebanyak 1 org yang bekerja selama 3 bulan 3 OB

4. Ahli Perencanaan Wilayah sebanyak 1 org yang bekerja selama 3 bulan 3 OB

5. Ahli Hukum sebanyak1 org yang bekerja selama 3 bulan 3 OB

Tenaga Pendukung:
1. Koordinator Surveyor sebanyak 1 org yang bekerja selama 2 bulan. 2 OB

2. Surveyor sebanyak 8 org yang bekerja selama 2 bulan. 16 OB

3. Administrator sebanyak 1 org yang bekerja selama 4 bulan. 4 OB

4. Operator Cad/Drafter sebanyak 1 org yang bekerja selama 2 bulan. 2 OB

5. Operator Komputer sebanyak 1 org yang bekerja selama 3 bulan. 3 OB


2.4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
2.4.1. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melakukan Belanja Jasa Konsultansi Identifikasi Kebutuhan JPO dan
Halte di Wilayah Provinsi Banten, metode yang digunakan adalah pendekatan literatur,
pendekatan operasional melalui metode pengambilan data primer dan sekunder.
1. Pendekatan Literatur
Pendekatan literatur diperlukan guna mendapatkan masukan yang berkaitan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait, bahan masukan mengenai
landasan teori, metodologi studi dan analisis/kajian teknisnya dari referensi studi
sejenis terdahulu serta buku teks (text book).
2. Pendekatan Operasional
Teknik pendekatan operasional merupakan pendekatan dengan melakukan
pengumpulan data primer dan sekunder sebagai berikut :
a. Melakukan survey pengumpulan data perimer yaitu meliputi pengumpulan data
kondisi lalu lintas, jaringa transportasi, jaringan jalan, penggunaan moda
angkutan, tata guna lahan dan pengumpulan data primer lainnya yang
berhubungan dengan rencana penetapan lokasi JPO dan halte;
b. Pengumpulan data dari sumber sekunder khususnya terkait dengan sosio
ekonomi wilayah, produksi dan operasi semua moda transportasi yang
beroperasi pada ruas jalan provinsi (simpul dan ruas), tata ruang wilayah
provinsi. Selain itu dapat diperoleh dari berbagai studi yang pernah dilakukan
sebelumnya serta peraturan perundangan yang terkait dengan perencanaan
dan pembangunan JPO dan Halte.

2.4.2. Jadwal Pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan Pekerjaan selama 4 (empat) bulan dengan jadwal sebagai berikut :

BULAN/MINGGU
NO KEGIATAN 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Persiapan

2. Survey Pengumpulan Data


Primer
3. Survey Pengumpulan Data
Sekunder
4. Analisis Data dan Kajian
5. Penyusunan Draft Pergub
6. Pelaporan
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Antara
c. Laporan Draft Akhir
d. Laporan Akhir

2.5. KELUARAN YANG DIHARAPKAN


2.5.1. Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Identifikasi
Kebutuhan JPO dan Halte di Wilayah Provinsi Banten, meliputi :
1. Tersedianya dokumen data identifikasi lokasi pemasangan JPO dan halte pada ruas
jalan Provinsi di wilayah Provinsi Banten;
2. Tersedianya dokumen penetapan lokasi pembangunan JPO dan halte pada ruas
jalan Provinsi di wilayah Provinsi Banten;

2.5.2. Hasil (Outcome)


Terwujudnya penyelenggaraan angkutan jalan yang aman, nyaman dan selamat.
BAB III
EVALUASI DAN PELAPORAN

3.1 METODE EVALUASI


Metode evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pekerjaan Belanja Jasa
Konsultansi Identifikasi Kebutuhan JPO dan Halte di Wilayah Provinsi Banten, adalah
pembahasan laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir oleh Tim Teknis yang
ditunjuk oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten.

3.2 PELAPORAN
Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap dalam
waktu pelaksanaan selama 4 (empat) bulan, yaitu sebagai berikut :

a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu sejak


diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang berisi mengenai penjelasan
yang memuat maksud dan tujuan, metodologi penyusunan, rencana pelaksanaan
survey, program kerja dan jadwal penugasan tenaga ahli, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku.

b. Laporan Antara

Laporan Antara diserahkan minggu ke-1 (kesatu) bulan ke-3 (dua) setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang berisi tentang laporan hasil
survey data primer dan data sekunder serta analisis awal, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku.

c. Laporan Draft Akhir

Laporan Draft Akhir diserahkan minggu ke-2 (dua) bulan ke-4 (empat) setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) berupa dokumen laporan
sementara hasil kajian secara keseluruhan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
d. Laporan Akhir dan Ringkasan Eksekutif

Laporan Akhir diserahkan 3 (tiga) bulan setelah diterbitkannya Surat Perintah


Mulai Kerja (SPMK) berupa dokumen hasil kajian serta ringkasan eksekutif,
dilengkapi dokumen laporan hasil Survey data primer dan data sekunder
keseluruhan, dibuat masing-masing sebanyak 10 buku dan soft copy.

Serang, Maret 2017


KEPALA DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI BANTEN
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

REVRI AROES
Pembina Utama Muda
NIP. 19580701 198811 1 002

Anda mungkin juga menyukai