DEMOKRASI
DEMOKRASI
PEMBAHASAN
A. Demokrasi
Secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani (Greek) yaitu demos yang artinya rakyat dan cartein atau
cratos yang artinya kekuasaan atau kedaulatan. Secara bahasa demo-cratein
atau demo-cratos (demokrasi) adalah keadaaan negara dimana dalam siste
pemerintahannya kedaulatan berada ditanga rakyat, rakyat berkuasa,
pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Sejak reformasi tahun 1998 Indonesia saaat ini sedang memasuki fase
transisi demokrasi. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis,
karena dalam fase ini akan ditentukan kemana arah demokrasi yang akan
dibangun.
2
Disamping itu dalam fase ini juga bisa saja terjadi pembalikan arah
perjalanan bangsa dan negara yang menghantarkan Indonesia kembali
memasuki masa otoriter sebagaimana yang terjadi pada Orde Lama dan
Orde Baru.
Hak Asasi Manusia merupakan salah satu nilai dasar demokrasi dan
sekaligus merupakan indikator supremasi hukum. Masalah Hak Asasi
Manusia mempunyai akar budaya yang sangat kuat di Indonesia. Negara
Indonesia sendiri terbentuk sebagai reaksi pelanggaran Hak Asasi Manusia
yang absolut selama penjajahan 350 tahun. Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945 merupakan The Indonesian Bill of Rights.
Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang
harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau
Negara.
3
Dengan demikian hakekat penghormatan dan perlindungan terhadap
HAM adalah menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
aksi keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dan kepentingan umum. Upaya menghormati,
melindungi dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, menjadi kewajiban
dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah bahkan Negara.
Dengan demikian dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari
pemenuhan kewajiban yang harus dilaksanakan. Begitu juga dalam
memenuhi kepentingan perseorangna tidak boleh merusak kepentingan
orang banyak (kepentingan umum). Oleh karena itu pemenuhan,
perlindungan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia harus diikuti
dengan pemenuhan terhadap kewajiban Asasi Manusia dan Tanggung Jawab
Asasi Manusia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.
Sedangkan Sarekat Islam pimpinan Haji Agus Salim dan Abdul Muis
menitikberatkan pada usaha-usaha untuk memperolah penghidupan yang
layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial. Pemikiran Hak Asasi
Manusia juga terjadi dalm sidang Badan Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) berkaitan dengan hak persamaan
kedudukan dimuka hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak berkumpul,
hak mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. Dengan demikian
gagasan dan pemikiran Hak Asasi Manusia di Indonesia telah menjadi
perhatian besar dari tikoh pergerakan bangsa dalam rangka penghormatan
dan penergakan Hak Asasi Manusia karena itu Hak Asasi Manusia di
Indonesia mempunyai akar sejarah yang kuat.
Selanjutnya pemikiran Hak Asasi Manusia telah mendapat legitimasi
secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk ke dalam
hukum dasar negara yaitu Undang-undang Dasar 1945.
4
Dalam perkembangannya kemudian, pada tahun 1993 dibentuk Komisi
Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) dengan Keputusan Presiden Nomor 50
Tahun 1993 tertanggal 7 Juni 1993. Lembaga ini bertugas untuk memantau
dan menyelidiki pelaksanaan Hak Asasi Manusia, serta memberi pendapat,
pertimbangan dan saran kepada Pemerintah perihal pelaksanaan Hak Asasi
Manusia. Disamping itu KOMNAS HAM bertujuan untuk membantu
pengembanan kondisi-kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan Hak Asasi
Manusia yang sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
(termasuk hasil amandemen UUD 1945), Piagam PBB, Deklarsi Universal Hak
Asasi Manusia.
Pengaturan Hak Asasi Manusia diatur dalam ketetapan MPR Nomor XVII
Tahun 1989 tentang pandangan dan sikap bangsa Indoensia terhadap HAM
dan piagam HAM nasional. Untuk selanjutnya ditetapkan Undang-undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Keseluruhan ketentuan perundang-undangan diatas merupakan pintu
pembuka bagi tahap penataan aturan secara konsisten. Pada tahap ini
diupayakan mulai tumbuh kesadarn penghormaan dan penegakan Hak Asasi
Manusia baik dikalangna aparat pemerintah maupun masyarakat, karena
Hak Asasi Manusia merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu
diperjuangkan, dihormati dan dilindungi oleh setiap manusia. Penataan
aturan secara konsisten memerlukan persyaratan yang pertama adalah
demokrasi dan supremasi hukum; Kedua Hak Asasi Manusia sebagai tatanan
sosial.
5
4. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskri-
minatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
5. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut aga-
manya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
6. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, me-
nyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
7. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
8. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia.
9. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, ke-
hormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekua-
saannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari an-
caman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi
10. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan
berhak memperoleh suaka politik dari negara lain 1.
1
11. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
12. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khu-
sus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan.
13. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang ber-
martabat.
14. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.
6
15. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memper-
oleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejah-
teraan umat manusia.
16. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam mem-
perjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masya-
rakat, bangsa dan negaranya.
17. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum.
18. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
19. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
20. Negara, dalam keadaan apapun, tidak dapat mengurangi hak
setiap orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut.
21. Negara menjamin penghormatan atas identitas budaya dan hak
masyarakat tradisional selaras dengan perkembangan zaman dan
tingkat peradaban bangsa.
22. Negara menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral kemanu-
siaan yang diajarkan oleh setiap agama, dan menjamin kemer-
dekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk dan menjalankan
ajaran agamanya
23. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
24. Untuk memajukan, menegakkan dan melindungi hak asasi ma-
nusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan 2.
25. Untuk menjamin pelaksanaan Pasal 4 ayat (5) tersebut di atas,
dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat inde-
penden menurut ketentuan yang diatur dengan undang-undang.
26. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Oleh Karena itu hubungan antara Hak Asasi Manusia dan demokrasi
harus dilihat sebagai hubungan keseimbangan yang simbiosis mutualistik.
Hak Asasi Manusia sebagai tatanan sosial merupakan pengakuan
masyarakat terhadap pentingnya nilai-nilai Hak Asasi Manusia dalam tatanan
sosial, politik, ekonomi yang hidup.
8
2