Anda di halaman 1dari 23

Instrumen Pengendalian:

1. UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH)

Menurut UU no 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah upaya sistematis


dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum.
Dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2009 dalam pasal 13 tercantum
bahwa pengedalian pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup
dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pengedalian pecemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup ini terdiri
dari 3 hal yaitu:
1. Pencegahan
2. Penanggulangan
3. Pemulihan lingkungan hidup dengan menerapkan berbagai instrument
pada pasal 14 bagian kedua UU No. 32 Tahun 2009, yaitu:
a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kajian ini wajib disusun oleh pemerintah dan pemerintah daerah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program yang meliputi:
Rencana tata ruang, rencana pembangunan jangka panjang, dan
rencana pembangunan jangka menengah, baik dalam untuk tingkat
nasional, provinsi, maupun kabupaten / kota.
Kebijakan rencana dan / atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak risiko lingkungan hidup
b. Tata Ruang
Tata ruang merupakan wujud struktur ruang dan pola ruang disusun
secara nasional, regional dan lokal. Tata Ruang terdapat di dalam
Pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang undang No. 32 Tahun 2004 yang
berisi:
1. Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah
wajib didasarkan pada KLHS
2. Perencanaan tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud di dalam
ayat (1) ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup.
c. Baku Mutu
Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi
zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak
menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau
benda lainnya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh
berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan
pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan
baku mutu lingkungan.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di
mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban
pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya
limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran tanah
Baku mutu untuk mencegah berlimpahnya limbah sehingga
mengakibatkan baku mutu lingkungan tidak memenuhi syarat
penghidupan bagi manusia. Dasar hukum baku mutu lingkungan
terdapat dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 15 yang
berbunyi sebagai berikut: Perlindungan lingkungan hidup dilakukan
berdasarkan baku mutu lingkungan yang diatur dengan peraturan
perundang-undangan.
Adapun penjelasannya sebagai berikut: Agar dapat ditentukan
telah terjadi kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan baku mutu
lingkungan, baik penetapan kriteria kualitas lingkungan hidup
maupun kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan pembakuan ini
dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktu
mengingat akan perbedaan tata gunanya. Perubahan keadaan
lingkungan setempat serta perkembangan teknologi akan
mempengaruhi kriteria dan pembakuan yang telah ditetapkan.
Apabila pada suatu saat ada industri yang membuang limbahnya ke
lingkungan dan telah memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi
kualitas lingkungan tersebut mengganggu kehidupan manusia, maka
yang dipersalahkan bukan industrinya. Apabila hal tersebut terjadi,
maka baku mutu lingkungannya yang perlu dilihat kembali, hal ini
mengingat penjelasan dari Undang-undang No. 4 Tahun 1984 Pasal
15, seperti tersebut di atas.
Adapun langkah-langkah penyusunan baku mutu lingkungan:
1. Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang
harus dilindungi (objektif sumber daya tersebut tercapai).
2. Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan
kumpulan dan pengolahan dari berbagai informasi ilmiah.
3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.
4. Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam
lingkungan yang akan menghasilkan keadaan kualitas baku mutu
ambien yang telah ditetapkan.
5. Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan untuk
menilai apakah objektif yang telah ditetapkan tercapai.

Jenis-jenis baku mutu lingkungan


Sehubungan dengan fungsi baku mutu lingkungan maka dalam hal
menentukan apakah telah terjadi pencemaran dari kegiatan industri
atau pabrik dipergunakan dua buah system baku mutu lingkungan
yaitu:
a. Effluent Standart
Effluent Standart merupakan kadar maksimum limbah yang
diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan.
b. Stream Standart
Stream Standart merupakan batas kadar untuk sumberdaya
tertentu, seperti sungai, waduk, dan danau. Kadar yang diterapkan ini
didasarkan pada kemampuan sumberdaya beserta sifat peruntukannya.
Misalnya batas kadar badan air untuk air minum akan berlainan dengan
batas kadar bagi badan air pertanian.
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam
keputusannya No. KEP-03/MENKLH/II/1991 telah menetapkan baku
mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara
ambien, baku mutu udara emisi dan baku mutu air laut.

Dalam keputusan tersebut yang dimaksud dengan:


1. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah
batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar
terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan
peruntukannya;
2. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperolehkan bagi
zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke
dalam air pada sumber air, sehingga tidak menyebabkan
dilampauinya baku mutu air.
3. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan
bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak
menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-
tumbuhan dan benda
4. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi
zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber
pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya
baku mutu udara ambien;
5. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau
bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut.
1. Baku Mutu Air dan Limbah Cair
Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan kebijaksanaan
perlindungan sumberdaya air dalam jangka panjang, sedangkan baku
mutu air limbah (effluent standard) dipergunakan untuk perencanaan,
perizinan, dan pengawasan mutu air limbah dan pelbagai sektor seperti
pertambangan dan lain-lain.
Kriteria kualitas sumber air di Indonesia ditetapkan berdasarkan
pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan mutu yang ditetapkan
berdasarkan karakteristik suatu sumber air penampungan tersebut dan
pemanfaatannya.
Badan air dapat digolongkan menjadi 5, yaitu:
1. Golongan A: yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B: yaitu air baku yang baik untuk air minum dan rumah
tangga dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya
tetapi tidak sesuai untuk golongan A.
3. Golongan C:yaitu air yang baik untuk keperluan perikanan dan
peternakan, dan dapat dipergunakan untuk keperluan
lainnya tetapi tidak sesuai untuk keperluan tersebut
pada golongan A dan B.
4. Golongan D: yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat
dipergunakan untuk perkantoran, industri, listrik tenaga
air, dan untuk keperluan lainnya, tetapi tidak sesuai
untuk keperluan A, B, dan C.
5. Golongan E: yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut
dalam golongan A, B, C, dan D.
Untuk melindungi sumber air sesuai dengan kegunaannya, maka perlu
ditetapkan baku mutu limbah cair dengan berpedoman kepada alternatif
baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-
03/MENKLH/II/1991. Baku mutu limbah cair tersebut ditetapkan oleh
gubernur dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat
diterima air pada sumber air.
Baku mutu air dan baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan
oleh gubernur dimaksudkan untuk melindungi peruntukan air di
daerahnya. Dengan demikian harus diperhatikan dalam setiap
kegiatan yang menghasilkan limbah cair dan yang membuang limbah
cair tersebut ke dalam air pada sumber air. Limbah cair harus
memenuhi persyaratan:
1. Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak
boleh melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.
2. Tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air
penerima limbah.
Hal tersebut mengharuskan agar setiap pembuangan limbah cair
ke dalam air pada sumber air, mencantumkan kuantitas dan kualitas
limbah.
Tabel 1.1 Baku Mutu Air Limbah

2. Baku Mutu Udara


Baku mutu udara ambien dan emisi ditetapkan dengan maksud
untuk melindungi kualitas udara di suatu daerah. Baku mutu udara
ambien dan emisi limbah gas yang dibuang ke udara harus
mencantumkan secara jelas dalam izin pembuangan gas. Semua kegiatan
yang membuang limbah gas ke udara ditetapkan mutu emisinya dalam
pengertian:
1. Mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui
baku mutu udara emisi yang telah ditetapkan.
2. Tidak menyebabkan turunnya kualitas udara.
Tabel 2.1 Baku mutu udara ambien
Tabel 2.2 Baku mutu udara emisi

3. Baku Mutu Air Laut


Baku Mutu Air Laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air laut.
Penetapan Baku Mutu Air Laut ini meliputi Baku Mutu Air Laut
untuk Perairan Pelabuhan, Wisata Bahari dan Biota Laut. Kawasan
perairan laut diluar Perairan Pelabuhan dan Wisata Bahari mengacu
kepada Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut.
Tabel 3.1 Baku Mutu Air Laut Perairan Pelabuhan
Tabel 3.2 Baku Mutu Wisata Bahari
Tabel 3.3 Baku Mutu Biota Laut
2. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
1. Pengertian AMDAL
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dalam Peraturan
Pemerintah NO 27 TAHUN 1999 memiliki pengertian yaitu kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang
dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural.
Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup yang merupakan pengganti PP
27 Tahun 1999 tentang Amdal.

2. Tujuan dan Fungsi AMDAL


a. Tujuan AMDAL
Secara umum AMDAL mempunyai tujuan yaitu untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menekan pencemaran
sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin.
b. Fungsi AMDAL
Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan
Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana
usaha dan atau kegiatan
Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelola dan
pemantauan lingkungan hidup
Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dann atau kegiatan
Awal dari rekomendasi tentang izin usaha
Sebagai Scientific Document dan Legal Document
Izin Kelayakan Lingkungan
Menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah
beserta pengaruhnya
Sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi
perencanaan dan pengambilan keputusan sejak awal dan arahan atau
pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk
rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan

3. Jenis-jenis AMDAL
Berikut ini adalah jenis AMDAL yang dikenal di Indonesia:
1. AMDAL Proyek Tunggal, adalah studi kelayakan lingkungan untuk
usaha/kegiatan yang diusulkan hanya satu jenis kegiatan.
2. AMDAL Kawasan, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau
kegiatan yang diusulkan dari berbagai kegiatan dimana AMDAL
menjadi kewenangan satu sektor yang membidanginya.
3. AMDAL Terpadu Multi Sektor, adalah studi kelayakan lingkungan
untuk usaha atau kegiatan yang diusulkan dari berbagai jenis kegiatan
dengan berbagai instansi teknis yang membidangi.
4. AMDAL Regional, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau
kegiatan yang diusulkan terkait satu sama lain.

4. Jenis usaha/kegiatan wajib AMDAL


Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL (pasal 3 ayat 1 PP RI
No. 27 Tahun 1999):
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam,
b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun tidak,
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan LH serta kemerosotan pemanfaatan SDA,
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi
lingkungan alam, buatan dan sosial-budaya,
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi kelestarian
konservasi SDA dan/atau perlindungan cagar budaya,
f. Introduksi jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik,
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati,
h.Penerapan teknologi yang diperkirakan punya potensi besar untuk
mempengaruhi LH,
i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara.
Dalam studi AMDAL ada empat kelompok parameter komponen
lingkungan hidup, Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1990, yaitu:
1. fisik-kimia (iklim, kualitas udara dan kebisingan, demografi, fisiografi,
hidro-oceanografi, ruang, lahan dan tanah serta hidrologi).
2. biologi (flora dan fauna).
3. sosial (budaya, ekonomi, pertahanan/keamanan)
4. kesehatan masyarakat.

5. Dokumen AMDAL
Dokumen AMDAL merupakan hasil kajian kelayakan lingkungan hidup
dan merupakan bagian integral dari kajian kelayakan teknis dan finansial-
ekonomis. Selanjutnya dokumen ini merupakan syarat yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan ijin usaha dari pejabat berwenang. Dokumen AMDAL
terdiri dari beberapa dokumen sebagai berikut:
1. Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL), adalah ruang lingkup kajian
analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil
pelingkupan.
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), adalah telaah secara
cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

6. Contoh kasus AMDAL di Indonesia


Kasus lumpur lapindo surabaya, akibat meremehkan amdal
Peristiwa lumpur lapindo terjadi pada tanggal 26 Mei 2006 tepatnya
di Surabaya. Kejadian ini merupakan akibat kelalaian PT. lapindo brantas
yang merupakan kontraktor pertambangan minyak melakukan kesalahan
prosedur pengeboran. PT Lapindo Brantas telah lalai dalam melaksanakan
dengan tidak memasang casing yang menjadi standar keselamatan
pengeboran. Hal tersebut bertentangan dengan Pasal 39 ayat (2) dan (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
Kelalaian tersebut menimbulkan kerusakan lingkungan yang sangat
merugikan masyarakat. Dampak yang terlihat dari aspek ekologis dan
social. Dalam aspek social banyak masyarakat kehilangan rumah tinggal.
Dalam aspek ekologis banyak sawah maupun perkebunan masyarakat yang
ditenggelamkan oleh lumpur akbitanya mematikan perekonomian. Selain
itu air sumur didaerah sekitar semburan lumpur tercemar dan tidak dapat
digunakan masyarakat.
Selain melakukan perusakan lingkungan, berdasarkan hasil
investigasi WALHI, selama melakukan usaha pertambangannya, Lapindo
Brantas Inc. tidak memiliki AMDAL. Hal tersebut tentu saja bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, mengingat bahwa
AMDAL merupakan prasyarat mutlak dalam memperoleh izin usaha,
dalam hal ini adalah kuasa pertambangan. Kasus Lumpur Lapindo
merupakan salah satu bentuk sengketa lingkungan yang harus segera
diselesaikan.

3. ISO 14.000
1. Pengertian ISO 14.000
ISO 14000 series merupakan seperangkat standar internasional
bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu
organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan
pengelolaan lingkungannya. Selain itu ISO 14.000 merupakan semua
sistem manajemen lingkungan yang dapat memberikan jaminan (bukti)
kepada produsen dan konsumen, bahwa dengan menerapkan sistem
tersebut produk yang dihasilkan/dikonsumsi, limbah, produk bekas pakai
ataupunlayanannya sudah melalui suatu proses yang memperhatikan
kaidah-kaidah atau upaya-upaya pengelolaan lingkungan.

2. Alasan diterapkannya ISO 14.000


Fakta bahwa perusahaan mungkin perlu sertifikasi pengelolaan
lingkungan untuk bersaing di pasar global dengan mudah bisa menaungi
semua alasan etis untuk pengelolaan lingkungan. Demikian pula, ISO
14000 manajemen sistem pendaftaran dapat menjadi kebutuhan utama
untuk melakukan bisnis di banyak daerah atau industri. Standar ini
berlaku untuk semua jenis dan ukuran organisasi dan dirancang untuk
mencakup kondisi geografis, budaya dan sosial yang beragam.

3. Manfaat Penerapan ISO-1400


Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan,
karyawan dan masyarakat umunya
Meningkatkan persepsi dan pengertian masalah lingkungan di dalam
organisasi
Sebuah kerangka untuk melakukan peningkatan terus menerus dalam
pengelolaan lingkungan dan meningkatkan kemampuan dalam
pemenuhan persyaratan perundang-undangan
Mengukur untuk menghasilkan lebih sedikit pemborosan akan biaya
produk, material handling dan pemborosan biaya penjualan yang
mana bisa dimasukkan kembali kedalam bisnis perusahaan
Meningkatkan efisiensi, penggunaan energi dan bahan baku yang
lebih baik sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan
Image pengelolaan lingkungan yang kuat dapat membantu menarik
pelanggan sehingga dapat meningkatkan market share
Meningkatkan kesadaran lingkungan

4. Keuntungan Sertifikat ISO-14000


1. Perlindungan Lingkungan
a) Mengurangi/meminimalisasi limbah
b) Optimalisasi penggunaan sumber-sumber alam
c) Membantu mengatasi isu-isu lingkungan global
2. Dasar Persaingan Yang Setara ISO-14000 akan mengurangi sekecil
mungkin timbulnya perbedaanperbedaan pembiayaan lingkungan oleh
sebab perbedaan sistem/geografi.
3. Keseuaian Terhadap Peraturan-peraturan Yang Ada
Dengan menggunakan Sertifikat ISO-14000 dalam pengelolaan
lingkungan terbuka kesempatan kemampu telusuran dan
kesesuaian dokumen-dokumen dalam mendukung peraturan yang
ada.
4. Terbentuknya Sistem Manajemen Yang Efektif
Dengan adanya bermacam-macam tuntutan terhadap perusahaan
tentang pengelolaan lingkungan hidup, sistem manajemen
lingkungan akan membuat pengelolaan lebih efektif dan mampu
berkiprah dalam dunia percaturan Internasional
5. Memiliki Kekuatan Pasar
Mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan
Meningkatkan peran pasar (Market Share)
Memenuhi persyaratan pelanggan
Membuka peluang investasi
6. Pengurangan Biaya Dasar utama dalam penekanan biaya adalah
mengurangi penanganan bahan kimia dan sisa-sisa/limbah lainnya.
Lebih sedikit bahan kimia/limbah, akan semakin sedikit biaya dan
semakin tinggi tingkat mutu air/tanah. Dengan ISO-14000 yang
kesemuanya didasarkan penggunaan standart, maka diharapkan
semakin kecil peluang menyimpangnya operasi. Biaya-biaya yang
dapat dikurangi meliputi :
Biaya-biaya kesalahan
Biaya operasional yang terakumulasi
Biaya taksiran
7. Pengurangan Kerugian Sistem akan melindungi atau
meminimumkan akibat ke lingkungan, dan juga meminimumkan
akibat buruk bagi karyawan, pengurangan luka dan penyakit jika
perusahaan mengadopsi sistem manajemen lingkungan ISO-14000.
8. Meningkatkan Hubungan Masyarakat Dalam Gall-up pool 1994, di
dapat bahwa warga di 24 negara (industri & sedang berkembang)
mempertimbangkan perlindungan lingkungan lebih penting dari
pada pertumbuhan ekonomi. Jika perusahaan mengembangkan
program pengelolaan lingkungan, ini berarti mengembangkan
hubungan kemasyarakatan
9. Mengembangkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan Dengan
dimilikinya sertifikat ISO-14001, pelanggan akan merasa lebih aman
dan lingkungannya terlindungi. Hal ini akan meyakinkan pelanggan
bahwa pemasok peduli lingkungan dan mempunyai dokumen yang
sesuai untuk mendukung pernyataan tersebut.
10. Mengembangkan Perhatian Manajemen Yang Lebih Tinggi
Diwakyang lalu, departemen lingkungan dipandang oleh beberapa
perusahaan sebagai kegiatan pemborosan biaya. dengan ISO-14000
departemen lingkungan dipandang positif dan meru[pajkan
konponen penting dalam perusahaan. keseluruhan proses dalam
mencapai sertifikasi ISO-14000 akan merangsang manajemen lebih
berkembang dan lebih menghargai pengelolaan lingkungan.

5. Persyaratan ISO-14000
1) Kebijakan Lingkungan - mengembangkan pernyataan
komitmen organisasi terhadap lingkungan
2) Aspek Dampak Lingkungan dan - mengidentifikasi atribut
lingkungan dari produk, kegiatan dan jasa dan pengaruhnya
terhadap lingkungan
3) Persyaratan hukum dan lain - mengidentifikasi dan memastikan
akses terhadap hukum dan peraturan
4) Tujuan dan Sasaran dan Program Pengelolaan Lingkungan -
tujuan lingkungan ditetapkan untuk tindakan organisasi dan
rencana untuk mencapai tujuan dan sasaran
5) Struktur dan Tanggung Jawab - menetapkan peran dan
tanggung jawab dalam organisasi
6) Pelatihan, Kesadaran dan Kompetensi - memastikan bahwa
karyawan menyadari dan mampu tanggung jawab lingkungan
mereka
7) Komunikasi - mengembangkan proses untuk komunikasi
internal dan eksternal pada isu-isu pengelolaan lingkungan
8) EMS Dokumentasi - menyimpan informasi tentang EMS dan
dokumen terkait
9) Dokumen Kontrol - memastikan manajemen yang efektif dari
prosedur dan dokumen lainnya
10) Kontrol Operasional - mengidentifikasi, merencanakan dan
mengelola operasi organisasi dan kegiatan sejalan dengan
tujuan kebijakan, dan sasaran, dan aspek penting
11) Kesiapsiagaan dan Respon Darurat - mengembangkan prosedur
untuk mencegah dan menanggapi keadaan darurat yang
potensial
12) Monitoring dan Mengukur - kegiatan kunci memantau dan
melacak performa termasuk evaluasi kepatuhan periodik
13) Evaluasi Kepatuhan - mengembangkan prosedur untuk secara
berkala mengevaluasi kepatuhan dengan persyaratan hukum
dan lainnya
14) Ketidaksesuaian dan Corrective Action dan Preventive -
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah dan mencegah
kambuh
15) Catatan - menyimpan catatan yang memadai EMS kinerja
16) EMS Audit - berkala memverifikasi bahwa EMS efektif dan
mencapai tujuan dan sasaran
17) Tinjauan Manajemen - Tinjauan EMS

6. Manfaat ISO 14.000


Meningkatkan citra organisasi
Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi
Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan pengelolaan lingkungan
Mengurangi resiko usaha
Meningkatkan efisiensi kegiatan
Meningkatkan daya saing
Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan
berbagai pihak berkepentingan
Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan
perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan
(plan, do, check, act)

Anda mungkin juga menyukai