Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Anak Sekolah Dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik
lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang
tua. Biasanya pertumbuhan anak putri lebih cepat daripada putra. Kebutuhan gizi
Pertumbuhan lambat
Anak pada golongan umur 7-12 tahun atau anak sekolah ini mempunyai
batasan atau norma. Disinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti
banyak tenaga, dengan terjadinya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan
keluar, akibatnya tubuh anak menjadi kurus. Untuk mengatasinya harus mengontrol
waktu bermain anak sehingga anak memiliki waktu istirahat cukup. Tumbuh
dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut
pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan
dibandingkan dengan masa bayi atau remaja yang sedang mengalami pertumbuhan
cepat. Pertambahan berat badan setiap tahun rata-rata sekitar 7 pounds (3 3,5 kg)
dan pertambahan tinggi badan setiap tahun rata-rata sekitar 2,5 inches (6 cm).
(Soetjiningsih, 1995)
Kecepatan pertumbuhan anak wanita dan laki-laki hampir sama pada usia 9
reproduksi. Sementara anak laki-laki baru dapat menyusul dua tahun kemudian.
Puncak pertambahan berat badan dan tinggi badan wanita tercapai pada usia masing-
masing 12,9 dan 12,1 tahun. Sedangkan pada laki-laki terjadi pada 14,3 dan 14,1
Pada usia early childhood terjadi peningkatan persen lemak tubuh minimal
sebesar 16% pada wanita dan 13% pada laki-laki. Peningkatan persen lemak tubuh ini
digunakan sebagai persiapan untuk menghadapi growth spurt pada usia remaja.
Peningkatan persen lemak tubuh terjadi bersamaan dengan pubertas awal dan lebih
tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria. Peningkatan lemak tubuh pada anak
karena itu, dibutuhkan kepedulian orang tua untuk menyakinkan anak bahwa
bahasa, kognitif, dan sosial, motorik kasar digunakan untuk duduk, berdiri, menjaga
koordinasi motorik, kekuatan otot dan stamina akan mengalami peningkatan secara
progresif. Anak mulai memiliki kemampuan untuk mengikuti aktivitas fisik seperti
meja makan. Kegiatan tersebut membuat anak mulai belajar untuk beperan dalam
Tujuan utama dari perkembangan pada usia middle Childhood adalah self-
efficacy yaitu berhubungan dengan apa yang diketahui anak dan bagaimana cara
mereka untuk melakukannya. Pada usia sekolah, anak mengalami tahap perubahan
kemampuan lebih fokus terhadap sesuatu hal, kemampuan untuk memberikan alasan
yang lebih rasional untuk suatu masalah, kemampuan untuk mengelompokkan dan
menggeneralisasi sesuatu hal, dan penurunan sifat mau menang sendiri sehingga anak
mulai dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Pada tahap ini anak juga
sebaya menjadi sangat penting dan mulai memisahkan diri dari keluarga. Mereka
lebih senang untuk menghabiskan waktu bersama dengan teman atau melakukan
aktivitas lain yang disukainya, seperti menonton televisi atau bermain video games.
(Soetjiningsih, 1995)
Perilaku makan dan pilihan makanan anak pada usia sekolah sangat
dipengaruhi oleh orangtua dan saudaranya yang lebih tua. Orangtua bertanggung
jawab terhadap situasi saat makan di rumah, jenis dan jumlah makanan yang disajikan
dan waktu makan anak. Dibutuhkan perilaku positif dari orangtua dan keluarga secara
sehat. Orangtua juga harus memberikan bimbingan dan nasehat supaya anak dapat
memilih pilihan makanan yang baik dan sehat saat mereka makan di luar rumah.
(Brown, 2005)
Pada usia SD, anak semakin mandiri sehingga mereka lebih sering
mengkonsumsi snack di luar rumah. Mereka juga mulai dapat memilih dan membeli
sendiri menu untuk makan siangnya. Anak mulai menyadari bahwa makanan yang
sehat dan bergizi baik untuk kesehatan tubuh mereka tetapi mereka belum
mengetahui lebih lanjut bagaimana proses tersebut dapat berlangsung di dalam tubuh.
(Pipes, 1993)
Pada masa ini anak banyak mengkonsumsi makanan ringan (snack) karena
umumnya anak tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam satu
2005)
ada rasa suka atau tidak suka terhadap makanan tertentu. Selain itu, dalam memilih
makanan anak juga banyak mendapat pengaruh dari luar keluarga. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan pada anak SD, diperoleh bahwa 40% anak tidak makan
sayur, 20% tidak makan buah dan 36% makan snack. (Worthington and Roberts,
2000)
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi atau memperburuk keadaan gizi
ada anak sekolah dasar, faktor yang pertama yaitu pada usia ini anak sudah dapat
memilih dan menentukan makanan yang disukai atau tidak. Faktor yang kedua adalah
kebiasaan anak untuk jajan. Faktor yang ketiga adalah malas makan di rumah dengan
mempengaruhi keadaan gizi seseorang. Zat gizi yang masuk ke dalam tubuh harus
mencukupi. Zat gizi yang diberikan pada anak sekolah dasar sebaiknya seimbang,
dalam arti sesuai dengan umur dan jenis bahan makanan (karbohidrat, protein, dan
Usia anak sekolah dasar yaitu anak usia 7 sampai 12 tahun. Pada masa ini
kulikuler yang meliputi ketrampilan membantu diri sendiri, ketrampilan sekolah dan
karena bagi anak usia ini peran kelompok sebaya sangat berarti baginya (santoso,
2004)
Anak usia sekolah membutuhkan zat gizi lebih banyak untuk pertumbuhan
dan aktivitasnya, dimana pertumbuhan fisik, intelektual, mental, dan sosial terjadi
secara cepat, sehingga golongan umur ini perlu mendapat perhatian khusus. Faktor
kecukupan gizi ditentukan oleh kecukupan konsumsi pangan, sedangkan pada saat
tersebut anak cenderung lebih aktif untuk memilih makanan yang disukainya sebagai
akibat makin meluasnya pergaulan anak di sekolah, anak sering kali salah memilih
makanan. Hal ini perlu diperhatikan, karena kebiasaan makanan yang di konsumsi
sejak masa anak-anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya. (Hermina,
dkk, 1997)
Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik
kelompok ini antara lain : berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah) dan
defisiensi vitamin E. Masalah ini timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif
tangganya. Dipihak lain anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makan mereka
menurun sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan
(Notoatmojo, 2003).
Tubuh manusia memerlukan berbagai macam zat gizi yang berguna untuk
kelangsungan hidup, untuk itu diperlukan zat-zat gizi yang cukup/sempurna dalam
makanan sehari-hari agar dapat hidup dengan normal, sehat dan cerdas. Kebutuhan
Kebutuhan energi
Pada kelompok umur 7-9 tahun kecukupan energi yang dibutuhkan sebesar
1900 kalori dan untuk kelompok umur 10-12 tahun kecukupan energi antara
laki-laki dan perempuan dimana untuk laki-laki sebesar 2000 kalori dan untuk
wanita sebesar 1900 kalori. Perbedaan ini di dasarkan pada ukuran tubuh,
Kebutuhan protein
adalah 10-15% dari total kalori yang dibutuhkan berdasarkan pola makan
Tabel 2.1
Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) yang dianjurkan bagi anak usia sekolah
dasar di Indonesia.
Menyadari anak sekolah dasar adalah sumber daya manusia yang sedang
maka perlu ditunjang adanya pemenuhan zat gizi yang sesuai kebutuhan dan
gizi yang dikeluarkan akan terjadi gangguan pada tubuh seperti tubuh menjadi lesu,
masuk kedalam tubuh sebagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Supariasa, dkk,
2002). Sedangkan menurut Almatsier (2003) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi adalah tanda-tanda
atau penampilan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan gizi disatu
Status gizi ditentukan oleh dua hal yaitu terpenuhinya semua zat-zat gizi yag
diperlukan tubuh dari makanan dan peranan faktor-faktor yang menentukan besarnya
kebutuhan, penyerapan, dan penggunaan zat-zat gizi. Zat gizi adalah ikatan kimia
yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya. Ada 3 fungsi utama zat giz,i yaitu
proses kehidupan. Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh beberapa hal yaitu
tingkat metabolisme, tingkat pertumbuhan, aktivitas fisik, perbedaaan daya serap dan
kesehatan penduduk. Untuk menentukan atau menaksir status gizi sesorang, suatu
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan melalui 2 cara yaitu : penilaian
status gizi secara langsung dapat dilakukan melalui penilaian secara, antropometri,
klinis, fisik, dan biokimia. Pengukuran status gizi secara tidak langsung dapat
dilakukan melalui penilaian secara survey konsumsi, data statistik vital, dan faktor
Penilaian status gizi dalam penelitian ini menggunakan cara antropometri, jadi
hanya akan dibahas lebih luas mengenai antropometri. Penilaian status gizi secara
antropometri adalah pengukuran status gizi secara langsung yang sering digunakan
dalam masyarakat dengan menggunakan dimensi tubuh dari berbagai tingkat umur
dan tingkat gizi (Supariasa, dkk, 2001). Antropometri gizi adalah berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk
menilai status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi
tubuh. Beberapa pengukuran antropometri utama yang digunakan anatara lain adalah
tinggi badan (TB), berat badan (BB), lingkar lengan (dengan komponen lemak bawah
1. Relatif Murah
3. Objektif
energi protein, tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat gizi
mikro.
Parametere ini adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain umur, berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar
pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit. Kombinasi dari beberapa parameter disebut
berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat
gambaran status gizi seseorang pada saat ini, TB/U memberikan gambaran status gizi
masa lalu, BB/TB merupakan indikator yang baik menilai status gizi saat ini.
Penilaian antropometri terutama bagi siswa sekolah dasar yang sering digunakan
adalah indeks BB/TB dan TB/U, sedangkan untuk indeks BB/U lebih sesuai untuk
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa
adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana
keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi
dalam keadaan yang abnormal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan,
yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan
karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan
sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan
yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini
lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum, baik untuk mengukur status gizi akut
atau kronis, berat badan dapat berfluktuasi, sangat sensitif terhadap perubahan-
Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak di bawah usia 5
tahun
pertumbuhan skeletal. Tinggi badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan umur pada
keadaan normal. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang
sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
lalu.
Indeks TB/U disamping memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga
lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi. Keuntungan dari indeks TB/U,
antara lain : baik untuk menilai status gizi masa lampau, ukuran panjang dapat dibuat
sendiri, murah dan mudah dibawa, sedangkan kelemahan dari indeks TB/U adalah
tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun, pengukuran relatif sulit
dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga di perlukan dua orang untuk
perbaikan gizi adalah dengan menentukan atau melihat. Ukuran fisik seseorang
sangat erat hubungannya dengan status gizi. Atas dasar itu, ukuran-ukuran yang baik
dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi dengan melakukan pengukuran
antropometri. Hal ini karena lebih mudah dilakukan dibandingkan cara penilaian
status gizi lain, terutama untuk daerah pedesaan (Supariasa, dkk., 2001).
Pengukuran status gizi pada anak sekolah dapat dilakukan dengan cara
secara luas dalam penilaian status gizi, terutama jika terjadi ketidakseimbangan
kronik antara intake energi dan protein. Pengukuran antropometri terdiri atas dua
(Riyadi, 2004).
antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) anak
sekolah.
Rumus IMT
Klasifikasi status gizi harus didasarkan atas ukuran baku (standar reference)
klasifikasi status gizi digunakan Z-skor (standar deviasi). Dalam hal ini standar
Standar deviasi unit ini digunakan untuk mengetahui klasifikasi status gizi seseorang
berdasarkan kriteria yang ditetapkan, antara lain berat badan, umur dan tinggi badan.
antropometri yang digunakan adalah baku WHO 2007 yang telah di perkenalkan di
Indonesia oleh WHO melalui Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) pada tahun
2009. Pemakaian standar ini didasarkan pada studi di 6 negara di dunia yaitu Brazil,
Ghana, Norwey, Oman, USA dan India. Standar antropometri WHO 2007 lebih dapat
menggambarkan status gizi anak-anak dan remaja di dunia. Klasifikasi status gizi
mengurangi nilai individual subjek dengan nilai median baku rujukan pada umur
yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan nilai simpangan baku rujukan, atau
NilaiIndividuSubjek NilaiMedianBakuRujukan
Z skor =
NilaiSimpanganBakurujukan
dan telah digunakan secara internasional. Secara umum faktor yang mempengaruhi
status gizi dibagi manjadi dua bagian, yang pertama penyebab langsung yaitu faktor
gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena
penyakit. Anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare
atau demam dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak
cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang panyakit.
anggota dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah
anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental,dan sosial,
pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana
pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh keluarga. (Suharjo, 2000)
terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik
kesehatan yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan
pangan, harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan.
oleh tubuh. Setidaknya keanekaragaman kurang bisa dijamin, karena dengan ekonomi
yang erat dengan perubahan dan perbaikan konsumsi makanan. Keberadaan makanan
akan berpengaruh terhadap gizi seseorang, tetapi dengan tingakat pendapatan yang
tinggi belum tentu dapat menjamin keadaan gizi yang baik. Rendahnya tingkat
pendapatan merupakan salah satu sebab rendahnya konsumsi pangan dan status gizi.
(Khumaidi, 1994)
dalam jumlah yang diperlukan. Ada pula keluarga yang sebenarnya mempunyai
penghasilan cukup akan tetapi sebagian anaknya kurang gizi, hal ini di karenakan
cara mengatur belanja keluarga yang kurang baik. Ada juga keluarga yang mampu
membeli bahan pangan dalam jumlah yang cukup tetapi kurang pandai memilih jenis
Faktor langsung
Konsumsi
Penyakit infeksi
Dari kerangka konsep diatas yang di teliti adalah tentang status gizi anak baru
mempengaruhi status gizi anak yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung di