Bab 1 pendahuluan
1.2 tujuan
Di penuntun
Dalam industri pangan, kemasan mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi
kemasan, antara lain: (1) melindungi produk terhadap pengaruh cuaca, sinar matahari,
benturan, kotoran, dan lain-lain, (2) menarik perhatian konsumen, (3) memudahkan
distribusi, penyimpanan, dan pemajangan, (4) tempat penempelan label yang berisi
informasi tentang nama produk, komposisi bahan, isi bersih, nama dan alamat
produsen/importir, nomor pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluarsa, petunjuk
penggunaan, informasi nilai gizi, tanda halal, serta klaim atau pernyataan khusus (pratiwi
2010).
Kemasan makanan bukan sekedar bungkus tetapi juga sebagai pelindung agar
makanan aman dikonsumsi. Kemasan pada makanan juga mempunyai fungsi
kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi dan informasi.
Namun tidak semua kemasan makanan aman bagi makanan yang dikemasnya.
Kemasan yang paling sering kita jumpai saat ini adalah plastik dan Styrofoam.
Bahan kemasan plastik yang memiliki daya kemas bagus sehingga daya simpan
produk menjadi lebih lama sangat dibutuhkan di dunia industri makanan. Bahan
kemasan plastik dibuat melalui proses polimerisasi. Selain bahan dasar monomer,
plastik juga mengandung bahan aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat
fisiko kimia plastik tersebut, dan disebut komponen non plastik. Selain plastik,
styrofoam atau yang dikenal dengan plastik busa juga sedang marak digunakan
untuk pembungkus makanan terutama untuk makanan cepat saji. Keunggulan
plastik dan styrofoam yang praktis dan tahan lama rupanya merupakan daya tarik
yang cukup kuat bagi para penjual maupun konsumen makanan untuk
menggunakannya (warsiki 2013).
Bab 3 metodelogi
3.2 prosedur
4.2 pembahasan
Bab 5 penutup
5.1 kesimpulan
5.2 saran
Daftar pustaka
Dewandari, Kun Tanti. 2009. Studi Penerapan Haccp pada Pengolahan Sari Buah
Jeruk Siam.Jurnal Standardisasi Vol. 12, No. 1 Tahun 2010: 43 49.
Pratiwi Retno. 2010. Pengembangan Metode Penentuan Kadar DEHP dan Analisis
Migrasi DEHP ke Dalam Simulan Pangan di Pusat Riset Obat dan Makanan, BADAN
POM RI. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Penuntun praktikum