Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Penyuluhan Kader Posyandu

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SOOKO


PERIODE INTERNSHIP 4 MARET 2016 30 JUNI 2016
MOJOKERTO

2016
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Pramasanti Hera K.S

Periode internship : 4 Maret 2016 30 Juni 2016

Judul laporan UKM : Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat. Penyuluhan Kader


Posyandu

Mojokerto, 11 Juni 2016

Mengetahui

Dokter Pendamping

dr. Herry Boediyono


Nama Peserta dr. Pramasanti Hera K.S

Nama Pendamping dr. Herry Boediyono

Nama Wahana Puskesmas Sooko


Peningkatan Kualitas Kader Posyandu dalam Upaya
Tema Penyuluhan
Screening Status Gizi Balita Desa Klinterejo
Tujuan Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku kader desa

Penyuluhan Klinterejo
Hari/Tanggal Rabu, 1 Juni 2016
Waktu 10.00-12.00
Jumlah Peserta 17 kader
Tempat Aula Balai Desa Klinterejo
A. NAMA KEGIATAN

Peningkatan Kualitas Kader Posyandu dalam Upaya Screening Status Gizi Balita
Desa Klinterejo

B. LATAR BELAKANG

Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development


Goals (MDGs) yang harus dicapai di suatu daerah (Kabupaten/kota) pada tahun
2015, yaitu terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6% atau
kekurangan gizi pada anak balita menjadi 15,5% (Bappenas, 2010).

Propinsi Jawa Timur termasuk daerah dengan balita gizi buruk masih
tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan prevalensi gizi buruk sebesar
4,8%.Pada tahun 2012, jumlah anak dengan gizi buruk mencapai 11.056,
meningkat dibanding dua tahun sebelumnya yakni 7.760 anak (2010) dan 8.410
anak (2011). Prevalensi kasus permasalahan gizi balita di propinsi Jawa Timur
tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah persentase kasus gizi
kurang dan gizi buruk dibanding tahun sebelumnya, dari 12,1% menjadi 12,3%,
walaupun jumlah kasus gizi buruk menurun dibanding sebelumnya (menjadi 2%
dari 2,2%). Kasus lainnya yang menjadi perhatian adalah angka balita yang berada
di bawah garis merah (BGM). Di propinsi Jawa Timur, angka rerata balita dengan
BGM (2012) mencapai 1,12%. Untuk kabupaten Mojokerto sendiri, angkanya
lebih tinggi dibanding rerata propinsi, yakni 1,52%.

C. PERMASALAHAN

Dari data yang berhasil dihimpun, diketahui bahwa cakupan posyandu terendah di
kecamatan Sooko ialah posyandu desa Klinterejo yaitu D = 109/ S = 195, sebesar
55%. Nilai tersebut dibawah SPM yang disarankan yaitu > 80%. Terdapat balita
dengan status gizi berlebih sebesar 1%, status gizi normal 36%, status gizi kurang
13%, dan status gizi buruk 1,5%. Oleh karenanya, perlu dilakukan evaluasi
pencapaian standar gizi di Kecamatan Sooko untuk deteksi dini sekaligus
peningkatan gizi balita.
D. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi yang dilakukan untuk memperbaiki status gizi balita desa Klinterejo
dapat berupa:

- Peningkatan kualitas kader Posyandu


- Peningkatan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua balita di desa
Klinterejo

Dari kedua pilihan, dipilih intervensi kepada kader Posyandu dea Klinterejo.
Diharapkan setelah dilakukan intervensi, kader Posyandu selaku unjung tombang
screening awal gizi balita dapat mendeteksi balita dengan gizi kurang atau buruk
serta dapat mempromosikan gizi balita dengan edukasi gizi yang benar.

Sebagai langkah perencanaan, dilakukan koordinasi dengan bidan desa Klinterejo


beserta kader-kader posyandu dari desa tersebut. Koordinasi diawali dengan rapat
internal bersama dengan bidan desa dan perwakilan kader Klinterejo. Dalam rapat
internal ini didiskusikan metode, materi yang akan diberikan sebagai penyuluhan,
waktu pelaksanaan kegiatan serta perkiraan jumlah peserta yang hadir.

E. PELAKSANAAN

Hari, Tanggal : Rabu, 1 Juni 2016

Tempat : Balai Desa Klinterejo

Waktu : 10.00-12.00 WIB

Langkah-langkah yang dilakukan selama intervensi:

a. Pretest
Menilai tingkat pengetahuan yang sudah dicapai sebelum dilakukan penyuluhan
dengan menggunakan kuesioner.

b. Pemberian materi melalui penyuluhan


Materi penyuluhan yang diberikan yaitu mengenai permasalahan gizi balita,
screening gizi balita, pengisian KMS, pemulihan status gizi balita, dan diskusi
interaktif.
c. Post test
Dilakukan evaluasi setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan
kuesioner.

Kuesioner

Kuesioner terdiri dari 2 bagian, yaitu karakteristik kader dan pengetahuan kader.
Penting untuk mengetahui usia, latar belakang pendidikan dan pekerjaan, serta
berapa lama memperoleh pengalaman menjadi kader. Selanjutnya pengetahuan
kader diuji dengan 15 soal yang telah melalui proses validasi.

F. MONITORING DAN EVALUASI

Penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar. Kader belum semuanya hadir (17/22
orang). Setelah dilakukan evaluasi dengan pre dan post-test, didapatkan hasil
terdapat peningkatan pengetahuan kader Posyandu setelah diberikan penyuluhan.
Evaluasi terkait sikap dan perilaku kader Posyandu dalam melakukan deteksi dini
gizi buruk balita dan memperbaiki status gizi balita di desa Klinterejo dilakukan
jangka panjang.

G. KOMENTAR/UMPAN BALIK

Peserta Pendamping

dr. Pramasanti Hera K.S dr. Herry Boediyono

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai