2016
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Dokter Pendamping
Penyuluhan Klinterejo
Hari/Tanggal Rabu, 1 Juni 2016
Waktu 10.00-12.00
Jumlah Peserta 17 kader
Tempat Aula Balai Desa Klinterejo
A. NAMA KEGIATAN
Peningkatan Kualitas Kader Posyandu dalam Upaya Screening Status Gizi Balita
Desa Klinterejo
B. LATAR BELAKANG
Propinsi Jawa Timur termasuk daerah dengan balita gizi buruk masih
tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan prevalensi gizi buruk sebesar
4,8%.Pada tahun 2012, jumlah anak dengan gizi buruk mencapai 11.056,
meningkat dibanding dua tahun sebelumnya yakni 7.760 anak (2010) dan 8.410
anak (2011). Prevalensi kasus permasalahan gizi balita di propinsi Jawa Timur
tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah persentase kasus gizi
kurang dan gizi buruk dibanding tahun sebelumnya, dari 12,1% menjadi 12,3%,
walaupun jumlah kasus gizi buruk menurun dibanding sebelumnya (menjadi 2%
dari 2,2%). Kasus lainnya yang menjadi perhatian adalah angka balita yang berada
di bawah garis merah (BGM). Di propinsi Jawa Timur, angka rerata balita dengan
BGM (2012) mencapai 1,12%. Untuk kabupaten Mojokerto sendiri, angkanya
lebih tinggi dibanding rerata propinsi, yakni 1,52%.
C. PERMASALAHAN
Dari data yang berhasil dihimpun, diketahui bahwa cakupan posyandu terendah di
kecamatan Sooko ialah posyandu desa Klinterejo yaitu D = 109/ S = 195, sebesar
55%. Nilai tersebut dibawah SPM yang disarankan yaitu > 80%. Terdapat balita
dengan status gizi berlebih sebesar 1%, status gizi normal 36%, status gizi kurang
13%, dan status gizi buruk 1,5%. Oleh karenanya, perlu dilakukan evaluasi
pencapaian standar gizi di Kecamatan Sooko untuk deteksi dini sekaligus
peningkatan gizi balita.
D. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi yang dilakukan untuk memperbaiki status gizi balita desa Klinterejo
dapat berupa:
Dari kedua pilihan, dipilih intervensi kepada kader Posyandu dea Klinterejo.
Diharapkan setelah dilakukan intervensi, kader Posyandu selaku unjung tombang
screening awal gizi balita dapat mendeteksi balita dengan gizi kurang atau buruk
serta dapat mempromosikan gizi balita dengan edukasi gizi yang benar.
E. PELAKSANAAN
a. Pretest
Menilai tingkat pengetahuan yang sudah dicapai sebelum dilakukan penyuluhan
dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner
Kuesioner terdiri dari 2 bagian, yaitu karakteristik kader dan pengetahuan kader.
Penting untuk mengetahui usia, latar belakang pendidikan dan pekerjaan, serta
berapa lama memperoleh pengalaman menjadi kader. Selanjutnya pengetahuan
kader diuji dengan 15 soal yang telah melalui proses validasi.
Penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar. Kader belum semuanya hadir (17/22
orang). Setelah dilakukan evaluasi dengan pre dan post-test, didapatkan hasil
terdapat peningkatan pengetahuan kader Posyandu setelah diberikan penyuluhan.
Evaluasi terkait sikap dan perilaku kader Posyandu dalam melakukan deteksi dini
gizi buruk balita dan memperbaiki status gizi balita di desa Klinterejo dilakukan
jangka panjang.
G. KOMENTAR/UMPAN BALIK
Peserta Pendamping
DOKUMENTASI