Anda di halaman 1dari 18

Mar

8
<http://sipilshare.blogspot.com/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni-03.ht
ml>

Perencanaan Beban Gempa Sesuai SNI 03-1726-2012 (Part-1)


<http://sipilshare.blogspot.com/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni-03.
html>
<https://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1114633075093434552&postID=2845504
313227181219&from=pencil>

Dalam perencanaan suatu struktur bangunan (gedung, jembatan,


dermaga, dan sebagainya) beban gempa merupakan salah satu parameter
beban yang paling menentukan. Secara nyata hal ini dapat dilihat dari
banyaknya kerusakan dan kegagalan bangunan yang disebabkan bencana gempa
bumi. Banyaknya korban yang berjatuhan juga ikut mendorong para ahli
untuk lebih memperhatikan efek gempa dalam perencanaan.
Untuk merencanakan bangunan tahan gempa yang baik beberapa
institusi telah membuat pedoman dalam merencanakan beban gempa. Di
Indonesia, pedoman yang wajib digunakan saat ini untuk perencanaan beban
gempa adalah SNI 03-1726-2012 yang merupakan pengganti dari SNI
03-1726-2002. SNI ini mengacu pada /code/ ASCE 7-10, FEMA P750/2009, dan
IBC 2009. Oleh karena itu wajar jika ditemukan banyak kesamaan isi SNI
ini dengan ketiga /code/ di atas.
SNI 03-1726-2012 menentukan bahwa analisis beban gempa dapat
dilakukan dengan 3 prosedur, yaitu analisis gaya lateral ekivalen,
analisis spektrum respons ragam, dan prosedur riwayat respons seismik.
Penentuan prosedur analisis yang dapat digunakan bergantung pada
kategori desain seismik struktur, sistem struktur, properti dinamis, dan
keteraturan. Ketentuan prosedur analisis yang diizinkan dapat dilihat
pada Tabel 1. Selain ketiga prosedur tersebut SNI memperbolehkan
dilakukannya prosedur alternatif dengan persetujuan pemberi izin yang
mempunyai kuasa hukum (SNI Pasal 7.6).
*/Tabel 1 Prosedur Analisis Yang Diizinkan (SNI Tabel 13)/*
<http://4.bp.blogspot.com/-WfD-oV5sHyE/VPwIEPyCkqI/AAAAAAAAAAM/fyeRULM6Dbg/s1600
/Tabel%2B1.PNG>
Bila dibandingkan dengan dua analisis lainnya analisis gaya
lateral ekivalen merupakan analisis yang paling sederhana. Namun,
meskipun analisis ini merupakan analisis statik, prinsip-prinsip
dinamik sudah diperhitungkan . Posting saya kali ini akan membahas
perhitungan beban gempa dengan analisis gaya lateral ekivalen sampai
pada tahap penentuan nilai gaya geser dasar. Tahapannya adalah :

*1. Menetapkan kategori risiko bangunan *


Kategori risiko bangunan berkaitan dengan tingkat risiko yang
diperbolehkan pada
bangunan yang direncanakan sesuai peruntukannya. Penentuannya
dapat dilihat pada
Tabel 2.
*/Tabel 2 Kategori Risiko Bangunan (SNI Tabel 1)/*
<http://4.bp.blogspot.com/-Ht4HVJQOFPs/VPwqIEAltKI/AAAAAAAAAAc/-gN44YvtEWE/s1600
/Tabel%2B2.PNG>

*2. Menentukan faktor keutamaan gempa, /I_e /*


/_/Nilai I_e didapat berdasarkan kategori risiko bangunan seperti pada
Tabel 3.
*/Tabel 3 Faktor Keutamaan Gempa (SNI Tabel 2)/*

<http://4.bp.blogspot.com/-lBj2s7NlypU/VPwrIULj8eI/AAAAAAAAAAk/B-W3Z6AJ2vY/s1600
/Tabel%2B3.PNG>
*3. Menentukan parameter percepatan gempa terpetakan*
Parameter percepatan gempa yang digunakan adalah percepatan batuan
dasar pada
perioda pendek (S_s ) pada 0.2 detik dan percepatan batuan dasar
pada perioda 1 detik
(S_1 ) dengan probabilitas terlampaui 2*/%/* dalam 50 tahun (gempa
2500 tahun). Penggunaan
percepatan 0.2 detik dan 1 detik dikarenakan pada interval 0,2
detik sampai 1 detik
mengandung energi gempa terbesar. Nilai kedua parameter ini didapat
dari Gambar 1 dan
Gambar 2.
<http://4.bp.blogspot.com/-m5Fh5VurWQM/VPwsIPQ9EhI/AAAAAAAAAAs/DZcArt-a5QI/s1600
/Gambar%2B1.PNG>

*/Gambar 1 Peta Untuk S_s (SNI Gambar 9) /*

<http://3.bp.blogspot.com/-idXQB0ihiKA/VPwsPn1mbFI/AAAAAAAAAA0/Z0Al8vMnx5Q/s1600
/Gambar%2B2.PNG>
/_ /*/Gambar 2 Peta Untuk S_1 (SNI Gambar 10)/*
*/_ /*
/Catatan /*:*Selain dengan peta gempa di atas, penentuan parameter
percepatan gempa
dapat dilakukan melalui program Desain Spektra
Indonesia di situs :
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011

*4. Menentukan klasifikasi situs*


Klasifikasi situs dapat ditetapkan dengan tiga parameter, yaitu :
a) Kecepatan rata-rata gelombang geser
b) Tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata, atau tahanan
penetrasi standar rata-rata
untuk lapisan tanah non kohesif
c) Kuat geser niralir rata-rata
Ketentuan mengenai penggunaan parameter di atas dijelaskan dalam SNI
pasal 5.3 dan 5.4. Dari parameter-parameter ini dapat diketahui
kalsifikasi situs sesuai dengan Tabel 4.
*/Tabel 4 Klasifikasi Situs (SNI Tabel 3)/*
<http://2.bp.blogspot.com/-K83tCg7G19s/VPw7xi8wVAI/AAAAAAAAABQ/jVh00HcbpiU/s160
0/Tabel%2B4.PNG>
5. Menentukan koefisien situs
Koefisien situs /F_a / dan /F_v / didapat dari Tabel 5 dan Tabel 6.

*/Tabel 5 Koefisien Situs F_a (SNI Tabel 4)/*


<http://3.bp.blogspot.com/-OYJv4utaeUk/VPw8nVpIMDI/AAAAAAAAABY/AYwm1H77VfQ/s1600
/Tabel%2B5.PNG>
*/Tabel 6 Koefisien Situs F_v (SNI Tabel 5)/*
<http://1.bp.blogspot.com/-FzvNlttV__U/VPw9K1ftGdI/AAAAAAAAABo/1LgqRGxVDCs/s1600
/Tabel%2B6.PNG>
<http://1.bp.blogspot.com/-FzvNlttV__U/VPw9K1ftGdI/AAAAAAAAABo/1LgqRGxVDCs/s1600
/Tabel%2B6.PNG>

6. Menghitung parameter percepatan spektral desain


Parameter percepatan spektral desain /S_DS / dan /S_D1 / dihitung dengan
Persamaan (i) dan
(ii) (SNI pasal 6.3) dengan nilai /S_MS / dan /S_M1 / dihitung dengan
Persamaan (iii) dan (iv)
(SNI pasal 6.2).
<http://2.bp.blogspot.com/-5fMZaKvMoWw/VPw-ajU2SMI/AAAAAAAAAB0/WbBlRdAejP0/s1600
/Eq%2B1.PNG>
<http://2.bp.blogspot.com/-R3T3i_rlRgo/VPw-o3PqnDI/AAAAAAAAAB8/MhDFtTTD4fI/s1600
/Eq%2B2.PNG>

<http://1.bp.blogspot.com/-2X5uxsRJuZw/VPw_Gb_sauI/AAAAAAAAACE/dRPJRDXUDgI/s1600
/Eq%2B3.PNG>
<http://3.bp.blogspot.com/-JH2_AJq6AdM/VPw_f6DnGEI/AAAAAAAAACM/wTQSFZH89OQ/s1600
/Eq%2B4.PNG>
<http://1.bp.blogspot.com/-cWD5siwMmSI/VPxjMU4IE-I/AAAAAAAAADg/gBb6Vi6ioUM/s1600
/Eq%2B4.PNG>
<http://3.bp.blogspot.com/-JH2_AJq6AdM/VPw_f6DnGEI/AAAAAAAAACM/wTQSFZH89OQ/s1600
/Eq%2B4.PNG>

7. Menentukan koefisien modifikasi respons


Koefisien modifikasi respons, R, berkaitan dengan daktilitas rencana
struktur. Nilainya
bergantung pada sistem struktur yang digunakan. Nilai R ini dapat
ditetapkan dari SNI Tabel 9
atau Tabel 20 untuk bangunan menyerupai gedung, dan SNI Tabel 21 untuk
bangunan yang
tidak menyerupai gedung.
8. Meghitung periode fundamental perkiraan
Karena periode fundamental struktur belum dapat ditentukan perlu
ditentukan periode
fundamental perkiraan, /T_a /. Nilai /T_a / ini bisa dihitung dengan
Persamaan (v) (SNI Pasal 7.8.2.1)
dengan terlebih dahulu menentukan /C_t /_dan /x/ dari Tabel 7.
<http://2.bp.blogspot.com/-l5W3IKlNncc/VPxBVsPkHmI/AAAAAAAAACY/UAOIsu0JYAo/s1600
/Eq%2B5.PNG>
*/Tabel 7/**/Nilai Koefisien Waktu Getar Perkiraan C_t Dan x
(SNI-1726-2012 Tabel 15)/*
<http://3.bp.blogspot.com/-nAiLOuTOdt0/VPxBtl-NBwI/AAAAAAAAACg/OQ-jqoW0QTA/s1600
/Tabel%2B7.PNG>
9. Menghitung koefisien respons seismik
Koefisien respons seismik, /C_s /, dihitung dengan Persamaan (vi). Nilai
dari Persmaan (vi)
tidak perlu melebihi nilai dari Persamaan (vii) dan tidak boleh kurang
dari Persamaan (viii)
(SNI Pasal 7.8.1.1).
<http://3.bp.blogspot.com/-UD35JN7x7NY/VPxU8mcG68I/AAAAAAAAACw/jdUYPLznyeE/s1600
/Eq%2B6.PNG>
<http://1.bp.blogspot.com/-qNdBABc4hGU/VPxWC5ZsDQI/AAAAAAAAAC4/9j5rQwbQXbc/s1600
/Eq%2B7.PNG>
<http://4.bp.blogspot.com/-Gm4KJVMpGK8/VPxYHIB_HFI/AAAAAAAAADI/FsAYEToqF10/s1600
/Eq%2B8.PNG>

10. Menghitung berat seismik efektif


Berat seismik efektif harus menyertakan semua beban mati dan beban
lainnya sesuai SNI pasal 7.7.2. Untuk penentuan nilai beban bisa mengacu
pada SNI 03-1727-2013.

11. Menghitung gaya geser dasar


Gaya geser dasar diperoleh dari perkalian koefisien respons seismik
dengan berat seismik efektif seperti ditunjukkan dalam Persamaan (ix).
<http://3.bp.blogspot.com/-lhnXTR5MvWI/VPxZVgekUxI/AAAAAAAAADQ/pkrzdyUWFvE/s1600
/Eq%2B9.PNG>

<http://2.bp.blogspot.com/-l8c03DMmJdw/VPxW_Ag7eDI/AAAAAAAAADA/b8ElUuGtnAQ/s1600
/Eq%2B7.PNG>
<http://2.bp.blogspot.com/-l8c03DMmJdw/VPxW_Ag7eDI/AAAAAAAAADA/b8ElUuGtnAQ/s1600
/Eq%2B7.PNG>
Diposkan 8th March 2015 oleh sipilshare
<http://www.blogger.com/profile/07818259731142052651>
2

Lihat komentar
1.
edo antaka sitinjak
<http://www.blogger.com/profile/10119230083480928415>28 Oktober 2016
15.38
<http://sipilshare.blogspot.com/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni-0
3.html?showComment=1477694288220#c5155451197496521456>
thanks gan
Balas <javascript:;>Hapus
<https://www.blogger.com/delete-comment.g?blogID=1114633075093434552&postID=
5155451197496521456>
2.
Shadow Amigo <http://www.blogger.com/profile/00100987665596455937>1
Januari 2017 12.53
<http://sipilshare.blogspot.com/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni-0
3.html?showComment=1483304034927#c8672258413361979136>
MAKASIH BANGET GAN
Balas <javascript:;>Hapus
<https://www.blogger.com/delete-comment.g?blogID=1114633075093434552&postID=
8672258413361979136>
Add comment
<javascript:;>
Muat yang lain
<javascript:;>

sipilshare
<http://sipilshare.blogspot.co.id/>
Classic
* Klasik
<http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html?view=classic>
* Kartu Lipat
<http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html?view=flipcard>
* Majalah
<http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html?view=magazine>
* Mozaik
<http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html?view=mosaic>
* Bilah Sisi
<http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html?view=sidebar>
* Cuplikan
<http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html?view=snapshot>
* Kronologis
<http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html?view=timeslide>
<https://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1114633075093434552&from=pencil>

<https://www.blogger.com/home>
1.
Jul
10
<http://sipilshare.blogspot.com/2016/07/pembebanan.html>

Pembebanan
<http://sipilshare.blogspot.com/2016/07/pembebanan.html>
<https://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1114633075093434552&postID=648
7978860520245742&from=pencil>

*Umum*
Dalam permodelan struktur untuk rekayasa (/engineering/)
d*i*perlukan prosedur pembebanan yang tepat agar struktur tersebut
mampu berfungsi sesuai harapan. Pembebanan ini bertujuan untuk
menguji perilaku dan kemampuan struktur dalam menghadapi aksi/ gaya
yang mungkin bekerja terhadap struktur tersebut pada kondisi nyata.
Struktur dianggap gagal (/fail/) dalam tahapan rekayasa apabila
kemampuan struktur tersebut di bawah kondisi batas yang ditetapkan
dan perilakunya tidak sesuai dengan harapan.
Untuk tujuan itu para ahli dari berbagai institusi melakukan
berbagai penelitian agar pembebanan yang dilakukan dalam permodelan
mampu merepresentasikan beban yang terjadi pada kondisi nyata. Dari
penelitian ini dihasilkan berbagai pedoman perencanaan dalam bentuk
jurnal, code dan standar. Untuk keperluan praktikal perencanaan,
code dan standar inilah yang biasanya dipakai untuk memilih prosedur
pembebanan. Khusus di Indonesia Badan Standardisasi Nasional telah
menerbitkan beberapa standar dalam bentuk SNI, antara lain :
1. SNI 1727 : 2013 : Beban Minimum Untuk Perencanaan Gedung Dan
Bangunan Lain
2. SNI 1726 : 2012 : Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
3. SNI T-02-2005 : Standar Pembebanan Untuk Jembatan
Pembebanan dapat dilakukan bervariasi terhadap waktu dan tempat
kejadiannya. *Beban permanen (tetap)* adalah beban yang terjadi
setelah struktur selesai dikonstruksi. Contoh beban permanen antara
lain berat sendiri struktur dan tekanan tanah yang terjadi pada
pondasi. Sementara *beban tidak tetap* terjadi dalam durasi
tertentu, bisa dalam durasi yang cukup lama (berat dari rak buku di
perpustakaan) maupun durasi pendek (berat pengunjung di perpustakaan
yang sama). Selain itu terdapat pula kombinasi dari beban tetap dan
beban tidak tetap dapat kita lihat dalam proses terjadinya rangkak
(/creep/) pada beton. Selain kedua beban tersebut, terdapat juga
*beban /accidental/*, seperti beban akibat tumbukan dari kendaraan
dan ledakan.
Dalam beberapa kasus perencanaan, diperlukan analisis tambahan
sebelum struktur itu selesai dikonstruksi. Kasus ini terjadi
dikarenakan struktur tersebut dikhawatirkan gagal sebelum masa
konstruksi selesai sepenuhnya. Analisis ini biasa disebut analisis
pra layan (/pre-service/). Analisis ini meliputi antara lain
analisis pada masa ereksi, analisis pada saat transportasi, dan
analisis saat pengangkatan (/lifting/). Adanya analisis tambahan ini
pada akhirnya menuntut perencana untuk memilki pemahaman lebih dalam
melakukan input beban khususnya beban-beban yang conditional pada
masa pra layan.
*Bentuk Pembebanan*
Secara umum pembebanan dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu beban
statik dan beban dinamik. Beban statik adalah beban yang terjadi
secarar teratur dan tidak menyebabkan percepatan dan getaran yang
besar pada struktur maupun elemen struktur. Sementara suatu beban
diklasifikasikan sebagai beban dinamik bila beban tersebut
menghasilkan percepatan dan getaran yang besar. Untuk beban
percepatan yang kecil dapat diaplikasikan dengan menaikkan nilai
beban statik dengan suatu nilai atau faktor untuk menaikkan nilai
tegangan yang terjadi. Pembebanan statik biasanya dilakukan dalam
bentuk sederhana seperti beban titik, beban merata, dan beban
trapezoid. Sementara pembeban dinamik bisa diaplikasikan dalam
bentuk respons dinamik maupun time history.
*Tipe-Tipe Pembebanan*
SNI pembebanan 1727 dan 1726 mengklasifikasikan pembebanan ke dalam
beberapa tipe. Tipe pembebanan yang tersebut dalam SNI tersebut
antara lain :
1. Beban Mati
Beban mati yang bekerja dalam struktur meliputi berat sendiri
struktur ditambah berat material lainnya serta perlalatan yang ada
pada struktur tersebut.
2. Beban Hidup
Klasifikasi beban hidup dapat di/breakdown/ menjadi :
a. Beban hidup akibat penggunaan dan penghunian
Beban hidup tipe ini ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan
strukturnya. Aplikasi bebannya dapat berupa beban merata maupun
beban terpusat. Nilai beban untuk desain bisa dilihat pada Tabel 4-1
SNI 1727. Pada kondisi tertentu SNI memperbolehkan pengurangan nilai
beban rencana dengan suatu faktor elemen beban hidup.
b. Beban hidup atap
Beban ini dapat terjadi akibat pemeliharaan oleh pekerja , mesin,
dan material dan juga akibat benda yang bergerak selama umur rencana
struktur
c. Beban partisi
Pada bangunan dengan partisi yang akan diangkat dan dirangkai, berat
partisi harus diperhitungkan dan tidak boleh kurang dari 0.72 kN/m^2
. Pengecualian untuk struktur dengan beban hidup melebihi 3.83
kN/m^2 beban partisi ini dapat diabaikan.
d. Beban hidup pada /handrail/, /guardrail/, /grab bar/,
sistem penghalang kendaraan dan /ladder/
Selain pada komponen struktural, komponen non struktural bangunan
seperti /handrail/ perlu dicek kekuatannya untuk menahan beban.
Untuk kepentingan praktikal perencanaan dapat dipakai nilai-nilai
beban hidup pada SNI 1727 pasal 4.5.
3. Beban tumbukan
Input beban hidup dalam desain harus mempertimbangkan efek beban
tumbukan yang terjadi bila terdapat peralatan yang mengakibatkan
tumbukan seperti lift dan mesin. Untuk lift besarnya beban dan
lendutan izin dapat dilihat pada ASME A17.1. Sementara besarnya
beban tumbukan dari mesin dapat diambil dari berat mesin tersebut,
yaitu 20% dari berat mesin untuk mesin ringan, poros atau penggerak
motor dan 50% untuk unit mesin yang bergerak maju mundur atau unit
tenaga penggerak.
4. Beban derek (/crane/)
Beban derek ditetapkan berdasarkan kapasitas dari derek yang
terpasang pada struktur. Beban derek ini termasuk beban roda dari
derek maximum, beban tumbukan vertikal, lateral dan gaya
longitudinal yang diakibatkan pergerakan derek.
Beban maksimum dari roda merupakan penjumlahan dari berat jembatan
yang digunakan, kapasitas derek, dan berat troli pada posisi yang
memberikan efek terbesar pada struktur.
Beban tumbukan vertikal didapat dari beban roda maksimum yang
diperbesar dengan faktor pengali tertentu sesuai dengan tipe dereknya.
Beban lateral diaplikasikan pada balok runway tegak lurus terhadap
sumbu baloknya dan beban longitudinal diaplikasikan sejajar dengan
sumbu baloknya. Besarnya beban lateral adalah 20% dari total
kapasitas derek serta berat hoist dan trolinya. Sementara beban
longitudinal besarnya 10% dari beban roda maksimum.
5. Beban tanah & tekanan hidrostatis
Untuk struktur berlokasi di bawah permukaan tanah, perlu
diperhatikan efek dari tekanan lateral tanah disekelilingnya. Selain
itu perlu juga pengecekan terhadap adanya kemungkinan gaya angkat
(/uplift/) akibat tekanan air ke atas di bawah struktur. Bila tidak
terdapat laporan penyelidikan tanah untuk penentuan gaya lateralnya
dapat menggunakan beban minimum sesuai Tabel 3.2-1 SNI 1727.
6. Beban banjir
Pada lokasi dengan potensi bencana banjir, beban banjir perlu
diperitungkan dalam desain. Beban yang diakibatkan banjir ini dapat
datang dalam 3 bentuk, yaitu :
a. Beban hidrostatik
Beban ini diaplikasikan pada seluruh permukaan struktur, baik di
atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah. Besarnya beban
ini ditentukan dari ketinggian air pada elevasi banjir desain.
Ketinggian air untuk desain beban hidrostatik perlu ditambah 0.3 m
untuk bagian struktur yang kedua sisinya terendam air .
b. Beban hidrodinamik
Pengaruh dari pergerakan air perlu dimasukkan sebagai beban sesuai
konsep dasar mekanika fluida. Untuk aliran air dengan kecepatan
tidak lebih dari 3.05 m/s pengaruh pergerakan air ini dapat
dikonversikan ke dalam beban hidrostatik dengan menambahkan
ketinggian air sesuai ketentuan SNI 1727 pasal 5.4.3.
c. Beban gelombang
Beban gelombang muncul dari gelombang air yang menyebar di atas
permuakaan air dan menghantam struktur atau bangunan. Beban
gelombang untuk desain meliputi pecahnya gelombang pada bagian
struktur atau bangunan, gaya angkat akibat gelombang dangkal di
bawah struktur, gelombang yang langsung menghantam bagian struktur,
gelombang yang menyebabkan gaya seret dan inersia, dan gerusan
(/scouring/) akibat gelombang pada bagian dasar struktur atau
fondasinya.
7. Beban hujan
Struktur atap perlu didesain untuk mampu menahan beban hujan pada
kondisi drainase primer ditutup dan ditambah beban merata yang
diakibatkan air yang naik dari inlet drainase sekunder pada aliran
desain.
Selain itu perlu pengecekan kekakuan struktur terhadap kemungkinan
adanya genangan air pada atap dengan kemiringan kecil yang
menyebabkan lendutan bertahap.
8. Beban angin
Formulasi beban angin rencana pada dasarnya didapatkan dari
kecepatan angin dasar yang kemudian dikonversikan dengan
faktor-faktor tertentu, seperti arah angin, faktor keutamaan
bangunan, eksposur, topografi, serta bentuk struktur menjadi tekanan
atau gaya. Kecepatan angin dasar didapatkan pada kecepatan tiupan
angin dengan periode 3 detik pada ketinggian 10 m diatas permukaan
tanah pada area dengan Kategori Eksposur C.
9. Beban gempa
Sederhananya, beban gempa merupakan perkalian dari _massa_ yang
berasal dari struktur dan komponen lainnya yang terdapat pada
struktur tersebut dan _percepatan tanah_ yang bersumber dari gempa
yang terjadi.
Analisis beban gempa secara umum dapat dilakukan melalui 3 cara,
yaitu analisis statik ekuivalen, analisis respons spektrum, dan
analisis riwayat waktu. Dari ketiga metode analisis tersebut,
analisis statik ekuivalen dan respons spektrum paling umum digunakan
untuk desain struktur praktikal. Ketentuan mengenai pembebanan ini
tertuang khusus dalam SNI 1726.

:
Diposkan 10th July 2016 oleh sipilshare
<http://www.blogger.com/profile/07818259731142052651>
0

Tambahkan komentar
2.
Feb
15
<http://sipilshare.blogspot.com/2016/02/kondisi-batas-limit-state.html>

Kondisi Batas (Limit State)


<http://sipilshare.blogspot.com/2016/02/kondisi-batas-limit-state.html>
<https://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1114633075093434552&postID=195
813197701317380&from=pencil>
Kondisi batas menunjukkan kemampuan batas struktur agar bisa
digunakan. Perencana struktur harus memastikan bahwa struktur yang
direncanakan tidak melewati kondisi batas yang ditetapkan. Untuk
tujuan tersebut perlu dilakukan pemilihan kombinasi gaya, faktor
tahanan, dan nilai ketahanan yang tidak mungkin terlampaui
berdasarkan kriteria perencanaan yang ada. Ada tiga jenis kondisi
batas yang diterapkan dalam struktur, yaitu kondisi batas layan
(/Serviceability Limit State/), kondisi batas ultimit (/Ultimate
Limit State/), dan kondisi batas khusus (/Special Limit State/).
*1. Kondisi Batas Ultimit *
Kegagalan pada kondisi batas ultimit meliputi keruntuhan sebagian
atau keseluruhan struktur. Perencana sebisa mungkin harus bisa
mencegah kegagalan struktur pada kondisi batas ini karena bisa
melahirkan korban jiwa dan kerugian finansial yang besar.
Secara sederhana konsep desain batas ultimit dapat dituliskan
sebagai berikut :

*Kuat Nominal Kuat Perlu*


Nilai kuat perlu didapat dari reaksi maksimum yang terjadi akibat
beban yang diterima (bisa berupa momen lentur (/M_u /),gaya geser/
lintang (/V_u /), gaya normal/ aksial,(/P_u /), atau gaya torsi
(/T_u /) ). Sementara nilai kuat nominal adalah prediksi kekuatan
dari elemen struktural yang ditinjau (bisa berupa kuat lentur
nominal (/M_n /),kuat geser nominal (/V_n /), kuat aksial nominal
(/P_n /), atau kuat torsi nominal (/T_n /) ).
.
Menurut Mac Gregor ada enam kondisi batas ultimit yang utama, yaitu :
a)Hilangnya keseimbangan sebagian atau keseluruhan struktur sebagai
kesatuan yang kaku. Kegagalan ini biasanya meliputi terbaliknya atau
pergeseran struktur yang disebabkan struktur tidak bisa memberikan
reaksi yang diharapkan.
b) Putusnya bagian yang kritis pada struktur, yang menyebabkan
keruntuhan parsial maupun keseluruhan.
c) Keruntuhan bertahap. Apabila dalam satu struktur ada bagian yang
menerima kelebihan beban sehingga menyebabkan bagian tersebut
mengalami kegagalan, maka bagian struktur yang terdekat mendapat
transfer beban dari bagian yang gagal tersebut dan dapat menyebabkan
kegagalan juga. Bila kegagalan ini terjadi terus menerus bisa
menyebabkan runtuhnya bagian struktur yang utama.
d) Terbentuknya mekanisme kelelehan plastis pada bagian tertentu
yang menyebabkan ketidakstabilan.
e) Ketidakstabilan akibat deformasi struktur. Kegagalan tipe ini
meliputi terjadinya tekuk pada elemen struktural.
f) Fatigue. Hal ini terjadi akibat tegangan bolak balik yang terus
berulang yang pada akhirnya menyebabkan keruntuhan.
*2. Kondisi Batas Layan *
Kegagalan pada kondisi batas layan meliputi gangguan fungsional
dalam pemakaian struktur tetapi tidak menyebabkan keruntuhan.
Secara sederhana konsep desain batas layan dapat dituliskan sebagai
berikut :

*Perilaku Struktur Yang Diizinkan Perilaku Struktur Yang Terjadi*


Ada beberapa perilaku struktur dalam kondisi batas layan yang perlu
ditinjau, antara lain :
a) Simpangan (/drift/)
b) Getaran
c) Lendutan
d) Retak (/crack/)
*3. Kondisi Batas Khusus*
Kondisi batas ini meliputi kerusakan atau kegagalan akibat kondisi
dan beban abnormal, seperti :
a) Kerusakan atau keruntuhan pada gempa ekstrim
b) Pengaruh struktural akibat api, ledakan, atau tabrakan kendaraan
c) Pengaruh struktural akibat korosi
d) Ketidakstabilan fisik dan kimia struktur dalam jangka panjang

Diposkan 15th February 2016 oleh sipilshare


<http://www.blogger.com/profile/07818259731142052651>
0

Tambahkan komentar
3.
Feb
14
<http://sipilshare.blogspot.com/2016/02/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni-0
3.html>

Perencanaan Beban Gempa Sesuai SNI 03-1726-2012 - (Part-2)


<http://sipilshare.blogspot.com/2016/02/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html>
<https://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1114633075093434552&postID=689
5366842875633515&from=pencil>

Pada artikel ini akan dibahas mengenai analisis gempa dengan


menggunakan analisis respons spektrum. Respons spektrum adalah suatu
spektrum yang yang disajikan dalam bentuk grafik/ plot antara
periode getar struktur, /T/, dengan lawan respons-respons
maksimumnya untuk suatu rasio redaman dan beban gempa tertentu.
Respons maksimum ini dapat berupa simpangan maksimum, kecepatan
maksimum, atau percepatan maksimum. Peraturan di Indonesia, SNI,
menggunakan respons percepatan (akselerasi) untuk menentukan
besarnya gaya gempa. Penggunaan respons percepatan ini sesuai dengan
Hukum kedua Newton (/F/ = /m x a/).
<https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1114633075093434552>
<https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1114633075093434552>
<https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1114633075093434552>
Respons spektrum yang ditentukan melalui SNI merupakan respons
spektrum elastik yang direduksi dengan koefisien modifikasi respons,
/R/, dan redaman 5%. Reduksi ini dilakukan karena apabila kita
melakukan desain dengan respons spektrum elastrik murni (menggunakan
/R/ = 1) bisa menghasilkan kebutuhan struktur yang besar yang pada
akhirnya menyebabkan biaya pembangunan yang sangat mahal. Oleh
karena itu SNI memperbolehkan adanya reduksi dengan syarat kita
*melakukan pendetailan yang diperlukan sesuai sistem struktur yang
dipilih*. Semakin tinggi nilai R, pendetailan yang diperlukan pun
semakin banyak. Untuk pemilihan sistem struktur dan nilai koefisien
modifikasi strukturnya kita dapat mencarinya pada Tabel 9 dan Tabel
20 SNI 1726-2012. Sementara untuk pendetailan strukturnya dapat
merujuk dari SNI 2847-2013 (untuk struktur beton) dan SNI 1729-2015
(untuk struktur baja).
Sebagai gambaran bentuk grafik respons spektrum kita dapat
menggunakan ilustrasi yang disediakan SNI seperti yang ditampilkan
pada Gambar 1.
/*Gambar 1 Spektrum Respons Desain (SNI Gambar 1)*/
Berikut disajikan perhitungan desain respons spektrum untuk wilayah
Jakarta Utara dengan kondisi tanah lunak (kelas situs SE).
1. Menentukan nilai /S_s / dan S_1.
<https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1114633075093434552>
<https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1114633075093434552>
/S_s / = 0,7/g/ (0,6/g/ - 07/g/) .......... /(SNI Gambar 9)/
/S_1 /= 0,3/g/ (0,25/g /- 0,3/g/) ..........//(SNI Gambar 9)//
2. Menentukan nilai /F_a / dan /F_v. /
/F_a / = 1,3 (interpolasi linear) .......... /(SNI Tabel 4)/
/F_v /= 2,8 ..........//(SNI
Tabel 5)//
3. Menentukan nilai /S_MS / dan /S_M1. ///
/S_MS / = /F_a / /x S_s / = 0,91/g/
//S_M1 / /=//F_v / x /S_D1 / /= 0,84//g//
4. Menentukan nilai///S_DS / dan /S_D1. ///
/S_DS / = 2/3 /S_MS / = 0,607/g/
//S_D1 / /= 2/3//S_M1 / /= 0,560//g//
5//. //Menentukan nilai batas /T_0 / dan /T_S. /
/T_0 / = 0,2 /S_D1 ///S_DS / = 0,185 .......... /(SNI Ps. 6.4)/
/T_S / = /S_D1 ///S_DS / = 0,923 .......... /(SNI Ps. 6.4)/
6//. //Menentukan nilai batas /S_a / sesuai periodenya, /T/, dan
memplotkannya ke dalam grafik sesuai//Gambar 1.
Untuk/T < T_0 // ---------> //S_a /= /S_DS /(0,4+0,6/T///T_0
/) .......... /(SNI Ps. 6.4.1)/
Untuk/T_0 / //T//// ///////T_S //---------> //S_a /= /S_DS /
.......... /(SNI Ps. 6.4.2)/
////
Untuk////T////>///////T_S //---------> //S_a /= /S_D1
//T .......... /(SNI Ps. 6.4.3)/
/_ /_Hasil perhitungan dari persamaan di atas disajikan dalam Tabel
1//dan gambar respons spektrumnya ditampilkan dalam Gambar 2/
/
_/*Tabel 1 Nilai T dan Sa Untuk Respons Spektrum Desain Wilayah
Jakarta Utara*/
_/**/
_
////
*// /////Gambar 2 Spektrum Respons Desain Wilayah Jakarta Utara///*
*/// // /*

Diposkan 14th February 2016 oleh sipilshare


<http://www.blogger.com/profile/07818259731142052651>
0

Tambahkan komentar
4.
Mar
8
<http://sipilshare.blogspot.com/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni-0
3.html>

Perencanaan Beban Gempa Sesuai SNI 03-1726-2012 (Part-1)


<http://sipilshare.blogspot.com/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-sni
-03.html>
<https://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1114633075093434552&postID=284
5504313227181219&from=pencil>

Dalam perencanaan suatu struktur bangunan (gedung, jembatan,


dermaga, dan sebagainya) beban gempa merupakan salah satu parameter
beban yang paling menentukan. Secara nyata hal ini dapat dilihat
dari banyaknya kerusakan dan kegagalan bangunan yang disebabkan
bencana gempa bumi. Banyaknya korban yang berjatuhan juga ikut
mendorong para ahli untuk lebih memperhatikan efek gempa dalam
perencanaan.
Untuk merencanakan bangunan tahan gempa yang baik beberapa
institusi telah membuat pedoman dalam merencanakan beban gempa. Di
Indonesia, pedoman yang wajib digunakan saat ini untuk perencanaan
beban gempa adalah SNI 03-1726-2012 yang merupakan pengganti dari
SNI 03-1726-2002. SNI ini mengacu pada /code/ ASCE 7-10, FEMA
P750/2009, dan IBC 2009. Oleh karena itu wajar jika ditemukan banyak
kesamaan isi SNI ini dengan ketiga /code/ di atas.
SNI 03-1726-2012 menentukan bahwa analisis beban gempa
dapat dilakukan dengan 3 prosedur, yaitu analisis gaya lateral
ekivalen, analisis spektrum respons ragam, dan prosedur riwayat
respons seismik. Penentuan prosedur analisis yang dapat digunakan
bergantung pada kategori desain seismik struktur, sistem struktur,
properti dinamis, dan keteraturan. Ketentuan prosedur analisis yang
diizinkan dapat dilihat pada Tabel 1. Selain ketiga prosedur
tersebut SNI memperbolehkan dilakukannya prosedur alternatif dengan
persetujuan pemberi izin yang mempunyai kuasa hukum (SNI Pasal 7.6).
*/Tabel 1 Prosedur Analisis Yang Diizinkan (SNI Tabel 13)/*
<http://4.bp.blogspot.com/-WfD-oV5sHyE/VPwIEPyCkqI/AAAAAAAAAAM/fyeRULM6Dbg/s
1600/Tabel%2B1.PNG>
Bila dibandingkan dengan dua analisis lainnya analisis
gaya lateral ekivalen merupakan analisis yang paling sederhana.
Namun, meskipun analisis ini merupakan analisis statik,
prinsip-prinsip dinamik sudah diperhitungkan . Posting saya kali ini
akan membahas perhitungan beban gempa dengan analisis gaya lateral
ekivalen sampai pada tahap penentuan nilai gaya geser dasar.
Tahapannya adalah :

*1. Menetapkan kategori risiko bangunan *


Kategori risiko bangunan berkaitan dengan tingkat risiko yang
diperbolehkan pada
bangunan yang direncanakan sesuai peruntukannya. Penentuannya
dapat dilihat pada
Tabel 2.
*/Tabel 2 Kategori Risiko Bangunan (SNI Tabel 1)/*
<http://4.bp.blogspot.com/-Ht4HVJQOFPs/VPwqIEAltKI/AAAAAAAAAAc/-gN44YvtEWE/s
1600/Tabel%2B2.PNG>

*2. Menentukan faktor keutamaan gempa, /I_e /*


/_/Nilai I_e didapat berdasarkan kategori risiko bangunan seperti
pada Tabel 3.
*/Tabel 3 Faktor Keutamaan Gempa (SNI Tabel 2)/*

<http://4.bp.blogspot.com/-lBj2s7NlypU/VPwrIULj8eI/AAAAAAAAAAk/B-W3Z6AJ2vY/s
1600/Tabel%2B3.PNG>
*3. Menentukan parameter percepatan gempa terpetakan*
Parameter percepatan gempa yang digunakan adalah percepatan
batuan dasar pada
perioda pendek (S_s ) pada 0.2 detik dan percepatan batuan
dasar pada perioda 1 detik
(S_1 ) dengan probabilitas terlampaui 2*/%/* dalam 50 tahun
(gempa 2500 tahun). Penggunaan
percepatan 0.2 detik dan 1 detik dikarenakan pada interval 0,2
detik sampai 1 detik
mengandung energi gempa terbesar. Nilai kedua parameter ini
didapat dari Gambar 1 dan
Gambar 2.
<http://4.bp.blogspot.com/-m5Fh5VurWQM/VPwsIPQ9EhI/AAAAAAAAAAs/DZcArt-a5QI/s
1600/Gambar%2B1.PNG>

*/Gambar 1 Peta Untuk S_s (SNI Gambar 9) /*

<http://3.bp.blogspot.com/-idXQB0ihiKA/VPwsPn1mbFI/AAAAAAAAAA0/Z0Al8vMnx5Q/s
1600/Gambar%2B2.PNG>
/_ /*/Gambar 2 Peta Untuk S_1 (SNI Gambar 10)/*
*/_ /*
/Catatan /*:*Selain dengan peta gempa di atas, penentuan parameter
percepatan gempa
dapat dilakukan melalui program Desain Spektra
Indonesia di situs :

http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011

*4. Menentukan klasifikasi situs*


Klasifikasi situs dapat ditetapkan dengan tiga parameter, yaitu :
a) Kecepatan rata-rata gelombang geser
b) Tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata, atau
tahanan penetrasi standar rata-rata
untuk lapisan tanah non kohesif
c) Kuat geser niralir rata-rata
Ketentuan mengenai penggunaan parameter di atas dijelaskan dalam SNI
pasal 5.3 dan 5.4. Dari parameter-parameter ini dapat diketahui
kalsifikasi situs sesuai dengan Tabel 4.
*/Tabel 4 Klasifikasi Situs (SNI Tabel 3)/*
<http://2.bp.blogspot.com/-K83tCg7G19s/VPw7xi8wVAI/AAAAAAAAABQ/jVh00HcbpiU/
s1600/Tabel%2B4.PNG>
5. Menentukan koefisien situs
Koefisien situs /F_a / dan /F_v / didapat dari Tabel 5 dan Tabel 6.

*/Tabel 5 Koefisien Situs F_a (SNI Tabel 4)/*


<http://3.bp.blogspot.com/-OYJv4utaeUk/VPw8nVpIMDI/AAAAAAAAABY/AYwm1H77VfQ/s
1600/Tabel%2B5.PNG>
*/Tabel 6 Koefisien Situs F_v (SNI Tabel 5)/*
<http://1.bp.blogspot.com/-FzvNlttV__U/VPw9K1ftGdI/AAAAAAAAABo/1LgqRGxVDCs/s
1600/Tabel%2B6.PNG>
<http://1.bp.blogspot.com/-FzvNlttV__U/VPw9K1ftGdI/AAAAAAAAABo/1LgqRGxVDCs/s
1600/Tabel%2B6.PNG>
6. Menghitung parameter percepatan spektral desain
Parameter percepatan spektral desain /S_DS / dan /S_D1 / dihitung
dengan Persamaan (i) dan
(ii) (SNI pasal 6.3) dengan nilai /S_MS / dan /S_M1 / dihitung
dengan Persamaan (iii) dan (iv)
(SNI pasal 6.2).
<http://2.bp.blogspot.com/-5fMZaKvMoWw/VPw-ajU2SMI/AAAAAAAAAB0/WbBlRdAejP0/s
1600/Eq%2B1.PNG>
<http://2.bp.blogspot.com/-R3T3i_rlRgo/VPw-o3PqnDI/AAAAAAAAAB8/MhDFtTTD4fI/s
1600/Eq%2B2.PNG>

<http://1.bp.blogspot.com/-2X5uxsRJuZw/VPw_Gb_sauI/AAAAAAAAACE/dRPJRDXUDgI/s
1600/Eq%2B3.PNG>
<http://3.bp.blogspot.com/-JH2_AJq6AdM/VPw_f6DnGEI/AAAAAAAAACM/wTQSFZH89OQ/s
1600/Eq%2B4.PNG>
<http://1.bp.blogspot.com/-cWD5siwMmSI/VPxjMU4IE-I/AAAAAAAAADg/gBb6Vi6ioUM/s
1600/Eq%2B4.PNG>
<http://3.bp.blogspot.com/-JH2_AJq6AdM/VPw_f6DnGEI/AAAAAAAAACM/wTQSFZH89OQ/s
1600/Eq%2B4.PNG>

7. Menentukan koefisien modifikasi respons


Koefisien modifikasi respons, R, berkaitan dengan daktilitas rencana
struktur. Nilainya
bergantung pada sistem struktur yang digunakan. Nilai R ini dapat
ditetapkan dari SNI Tabel 9
atau Tabel 20 untuk bangunan menyerupai gedung, dan SNI Tabel 21
untuk bangunan yang
tidak menyerupai gedung.
8. Meghitung periode fundamental perkiraan
Karena periode fundamental struktur belum dapat ditentukan perlu
ditentukan periode
fundamental perkiraan, /T_a /. Nilai /T_a / ini bisa dihitung dengan
Persamaan (v) (SNI Pasal 7.8.2.1)
dengan terlebih dahulu menentukan /C_t /_dan /x/ dari Tabel 7.
<http://2.bp.blogspot.com/-l5W3IKlNncc/VPxBVsPkHmI/AAAAAAAAACY/UAOIsu0JYAo/s
1600/Eq%2B5.PNG>
*/Tabel 7/**/Nilai Koefisien Waktu Getar Perkiraan C_t Dan x
(SNI-1726-2012 Tabel 15)/*
<http://3.bp.blogspot.com/-nAiLOuTOdt0/VPxBtl-NBwI/AAAAAAAAACg/OQ-jqoW0QTA/s
1600/Tabel%2B7.PNG>
9. Menghitung koefisien respons seismik
Koefisien respons seismik, /C_s /, dihitung dengan Persamaan (vi).
Nilai dari Persmaan (vi)
tidak perlu melebihi nilai dari Persamaan (vii) dan tidak boleh
kurang dari Persamaan (viii)
(SNI Pasal 7.8.1.1).
<http://3.bp.blogspot.com/-UD35JN7x7NY/VPxU8mcG68I/AAAAAAAAACw/jdUYPLznyeE/s
1600/Eq%2B6.PNG>
<http://1.bp.blogspot.com/-qNdBABc4hGU/VPxWC5ZsDQI/AAAAAAAAAC4/9j5rQwbQXbc/s
1600/Eq%2B7.PNG>
<http://4.bp.blogspot.com/-Gm4KJVMpGK8/VPxYHIB_HFI/AAAAAAAAADI/FsAYEToqF10/s
1600/Eq%2B8.PNG>

10. Menghitung berat seismik efektif


Berat seismik efektif harus menyertakan semua beban mati dan beban
lainnya sesuai SNI pasal 7.7.2. Untuk penentuan nilai beban bisa
mengacu pada SNI 03-1727-2013.

11. Menghitung gaya geser dasar


Gaya geser dasar diperoleh dari perkalian koefisien respons seismik
dengan berat seismik efektif seperti ditunjukkan dalam Persamaan (ix).
<http://3.bp.blogspot.com/-lhnXTR5MvWI/VPxZVgekUxI/AAAAAAAAADQ/pkrzdyUWFvE/s
1600/Eq%2B9.PNG>

<http://2.bp.blogspot.com/-l8c03DMmJdw/VPxW_Ag7eDI/AAAAAAAAADA/b8ElUuGtnAQ/s
1600/Eq%2B7.PNG>
<http://2.bp.blogspot.com/-l8c03DMmJdw/VPxW_Ag7eDI/AAAAAAAAADA/b8ElUuGtnAQ/s
1600/Eq%2B7.PNG>

Diposkan 8th March 2015 oleh sipilshare


<http://www.blogger.com/profile/07818259731142052651>
2

Lihat komentar
1.
edo antaka sitinjak
<http://www.blogger.com/profile/10119230083480928415>28 Oktober
2016 15.38
<http://sipilshare.blogspot.com/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-s
ni-03.html?showComment=1477694288220#c5155451197496521456>
thanks gan
Balas <javascript:;>Hapus
<https://www.blogger.com/delete-comment.g?blogID=1114633075093434552&pos
tID=5155451197496521456>
2.
Shadow Amigo
<http://www.blogger.com/profile/00100987665596455937>1 Januari
2017 12.53
<http://sipilshare.blogspot.com/2015/03/perencanaan-beban-gempa-sesuai-s
ni-03.html?showComment=1483304034927#c8672258413361979136>
MAKASIH BANGET GAN
Balas <javascript:;>Hapus
<https://www.blogger.com/delete-comment.g?blogID=1114633075093434552&pos
tID=8672258413361979136>
Add comment
<javascript:;>
Muat yang lain
<javascript:;>
Mengenai Saya
Mengenai Saya
sipilshare <https://www.blogger.com/profile/07818259731142052651>
Arsip Blog
Arsip Blog
*
2016 <http://sipilshare.blogspot.co.id/2016/>3
o
Juli <http://sipilshare.blogspot.co.id/2016/07/>1
+ Pembebanan
<http://sipilshare.blogspot.co.id/2016/07/pembebanan.html>
o
Februari <http://sipilshare.blogspot.co.id/2016/02/>2
*
2015 <http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/>1
o
Maret <http://sipilshare.blogspot.co.id/2015/03/>1
Memuat

Anda mungkin juga menyukai