Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan galian industri adalah bahan galian diluar bahan galian logam dan
radioaktif yang memiliki kegunaan langsung terhadap keperluan industri.
Contoh bahan galian industri adalah Batu gamping, batu pasir, lempung,
belerang, zirkron, pasir kuarsa, dan lain-lain. Multiguna Jika dibandingkan
dengan bahan galian lain, bahan galian industri ini memiliki banyak kegunaan,
misalnya batu gamping, yang merupakan salah satu contoh bahan galian
industri. Batu gamping memiliki banyak kegunaan diantaranya untuk industri
semen. Selain itu ternyata batu gamping ini juga memiliki kegunaan sebagai
pemutih kertas. Disini terlihat jelas, bahwa bahan galian industri ini memiliki
banyak kegunaan. Digunakan langsung Karakteristik BGI yang nyata yaitu
dapat digunakan langsung, khususnya untuk keperluan industri. Contohnya
batu pasir yang tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut, dapat langsung
digunakan untuk keperluan bahan bangunan dan lainnya. Tidak melalui
pemasaran internasional Tidak seperti bahan galian lainnya, pemasaran bahan
galian industri tidak memerlukan pemasaran internasional.
Sesuai dengan kurikulum pendidikan Jurusan Teknik Pertambangan
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta, mahasiswa program studi
Teknik Pertambangan yang menempuh mata kuliah Bahan Galian Industri
diwajibkan mengikuti praktikum Bahan Galian Industri dengan kegiatan
utama adalah melakukan kunjungan ke beberapa industri pertambangan yang
ada di Indonesia.
Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa khususnya
pengetahuan tentang bahan galian industri pertambangan, sehingga
menghasilkan tenaga-tenaga sarjana teknik pertambangan yang
profesional,maju dan memiliki daya saing sesuai dengan industri
pertambangan saat ini.

1
Di dalam kegiatan praktikum Bahan Galian Industri ini, mahasiswa
diperkenalkan secara langsung kegiatan pertambangan dan pengolahan Bahan
Galian yang dipergunakan untuk industri, sehingga mahasiswa dapat memahami
penerapan ilmu pengetahuan dan mata kuliah secara langsung di lapangan
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Praktikum Bahan Galian Industri kali ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan dan memberikan gambaran secara langsung kepada
mahasiswa tentang perusahaan pengolahan bahan galian industri, sehingga
mahasiswa mengetahui cara pengolahan serta pemasaran beberapa jenis
bahan galian industri sesuai dengan ilmu dan teori yang didapat dari
perkuliahan.
2. Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada
mahasiswa tentang bahan galian industri terutama pemanfaatanya, sehingga
meningkatkan pengetahuan yang lebih mendalam kepada mahasiswa.
3. Melatih dan menimbulkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerja sama
diantara mahasiswa dan menumbuhkan jiwa-jiwa kreatifitas pada diri
mahasiswa.

2
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1. Profil Singkat PT.Arena Reka Buana
PT.Arena Reka Buana (PT.ARB), merupakan sebuah perusahaan
produksi beton dan hotmix yang berlokasi di Padukuhan Tegalyoso,kelurahan
Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Y.
Yogyakarta. Kegiatan produksi meliputi produksi beton dan hotmix. Dalam
melaksanakan kegiatan produksi, sering terjadi kecelakaan. Timbulnya
kondisi yang tidak aman berawal dari keadaan yang berbahaya dan tindakan
yang tidak aman serta mengabaikan keselamatan.dari kondisi yang tindak
aman dan kondisi yang tidak aman tersebut sering mengakibatkan kecelakaan
kerja dan akhirnya dapat menyebabkan korban dengen cedera maupun
meninggal.
Kecelakaan sering terhadi pada jalan menuju stockpile, jalan menuju
munuju stockpile merupakan daerah kerja yang paling rawan antara lain
disebabkan karena jalanan yang licin ataupun berdebu dan tindakan dari
pengemudi yang tidak aman. Sedangkan tindakan tidak aman yang paling
sering terjadi adalah pengabaian alat alat pengaman (K3) . kecelakaan pekerja
pada rentang tahun 2010-2013 tedapatat 12 kecelakaan dengan uraian
sebagai berikut:
Tahun Jumlah Kecelakaan
2010 3 kasus
2011 4 kasus
2012 3 kasus
2013 2 kasus

Kecelekaan yang terjadi karena adanya kondisi tidak aman, dan


kurangnya perhatian menejement dalam menindak lanjuti masalah ini.

3
2.1.2 Bahan Galian di PT. Aneka Reka Buana
Bahan Galian yang digunakan di PT. Aneka Reka Buana yaitu batu
Andesit dari Kulonprogo dan Merapi. Batu andesit adalah suatu
jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik
yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah
perbatasan lautan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi
seperti Indonesia. Batu andesit dipilih untuk pembuatan beton, aspal dan
agregat (koral) karena kekerasan batunya sangat bagus untuk pembuatan
bahan tersebut dan batu andesit bisa sebagai perekat bahan yang lainnya.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 2.1 Andesit Agregrat kasar
2.2 Profil Perusahaan
2.2.1 PT. Aneka Reka Buana
PT.Aneka Reka Buana berdiri sejak tahun 2009, merupakan sebuah
perusahaan konstruksi dengan hasil produksi utama adalah beton dan hot mix
yang berlokasi Padukuhan Tegalyoso, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan
Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta. Kegiatan produksi
meliputi produksi pegolahan batuan, pengolahan beton dan pegolahan aspal.

2.3 Lokasi Kegiatan


2.3.1 PT. Aneka Reka Buana
PT. Aneka Reka Buana yang terletak di Jl. Wonosari Km. 11
Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta (1 unit AMP) .

4
Berada di daerah dataran rendah dengan kesampaian lokasi yang sangat
mudah. PT. Aneka Reka Buana dapat dicapai dalam waktu 20 menit
dari Kampus STTNAS Yogyakarta. PT.Aneka Reka Buana memiliki
Luas tanah 40.133,50 meter yang disewa dari Dukuh Tealyoso,
Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta.

( Sumber : https://www.google.co.id/maps )
Gambar 2.2 Lokasi PT. Aneka Reka Buana
2.4 Proses Kegiatan
2.4.1 PT. Aneka Reka Buana
Semua mahasiswa yang mengikuti praktikum bahan galian industri
berkumpul jam 06.30-08.00 di Auditorium Lantai 1 Kampus STTNAS yang
didampingi oleh Asisten Dosen untuk breffing dan mengabsen peserta
sebelum menuju lokasi. Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Mei
2016 berangkat dari kampus STTNAS pukul 08.30 WIB dan tiba di lokasi
pukul 08.50 WIB yang dilanjutkan breffing oleh asisten dosen Praktikum
Bahan Galian Industri untuk pembagian kelompok-kelompok praktikum
sesuai dengan sub-sub bagian yang pada PT. Arena Reka Buana yang terdiri
dari tiga bagian yaitu stone crusher, batcling plant, dan asphalt mixing plant,
setelah itu tiap kelompok dibawa ke masing-masing sub-sub bagian tersebut
dengan didampingi oleh satu orang pendamping dari PT. Arena Reka Buana
dan asisten Praktikum Bahan Galian Industri. Kunjungan dilakukan selama 3
jam dan kembali ke kampus STTNAS pukul 12.30 WIB.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Stone Crusher


Berikut ini adalah peralatan yang digunakan oleh PT. Aneka Reka Buana
pada kegiatan reduksi ukuran material untuk menunjang kegiatan pengolahan
beton dan aspal.

6
3.1.1 Peralatan
Berikut ini adalah peralatan yang digunakan oleh PT. Aneka Reka Buana :
1. Stone Crusher adalah alat yang digunakan untuk mereuksi ukuran batuan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.1 Stone Crusher


2. Dump truck digunakan untuk mengangkut material batuan andesit dari
stockpile menuju hopper dan hasil crusher menuju ke penampungan.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.2 Dump Truck
3. Wheel loader digunakan untuk memuat material yang berada di stockpile
ke proses pengolahan. Seperti untuk memindahkan batu split menuju ke
colbin.

7
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.3 Wheel Loader
4. Jaw crusher digunakan untuk mengurangi besar butiran pada tingkat
pertama, untuk kemudian dipecah lebih lanjut oleh crusher lain.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.4 Jaw Crusher
5. Cone crusher digunakan untuk pasir dan kerikil serta material yang
memiliki butir asal (sebelum dipecah) 20-25 cm dimana tidak
memerlukan lagi crusher primer.

8
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.5 Cone Crusher
6. Hopper adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi
mengatur aliran dan pemisah bahan-bahan serta penerima bahan baku
(raw material).

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.6 Hopper
7. Belt conveyor digunakan untuk mengangkut material dari hasil jaw
crusher ke cone primary maupun ke cone secondary.

9
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.7 Belt conveyor
8. Screening Alat ini berfungsi untuk memilah atau memisahkan butiran
butiran yang telah dihancurkan sesuai ukuran yang diinginkan.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.8 Screening
3.1.2 Bahan
Berikut bahan yang digunakan pada kegiatan Stone Crusher :
1. Batuan andesit dari kulonprogo dan merapi dipakai karena andesit
memiliki kekerasan yang cukup tinggi. Selain itu, andesit juga
merupakan campuran yang baik karena memperkecil nilai abrasi pada
campuran beton maupun aspal.

10
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.9 Batu split setelah di crushing


3.1.3 Prosedur Kerja
Batuan andesit diangkut dengan wheel loader dan dimasukkan
kedalam hopper kemudian dipecahkan pertama kali oleh jaw crusher
kemudian diangkut dengan conveyor ke cone primer untuk pengecilan
ukuran dan material yang tidak lolos saringan 1 dibawah lagi ke
penyaringan abu batu, setelah dari saringan abu batu materialnya akan naik
lagi ke saringan 1 dan kebanyakan material yang lolos pada saringan 1
adalah material yang dari penyaringan abubatu. Kemudian yang tidak lolos
saringan 1 akan dibawa ke cone secondary untuk dikecilkan ukurannya.
3.1.4 Produk Hasil Pengolahan
Produk yang dihasilkan dari stone crusher pertama adalah produk
pengolahan batuan andesit dan pasir untuk agregat kelas A (ukuran 5 mm )
dan B (ukuran 7,5 mm ) . Agregat kelas A dan B adalah material yang
digunakan untuk pondasi dalam proses pengaspalan. Sedangan dari stone
crusher kedua adalah split yaitu material pecahan batuan andesit dengan
ukuran maksimal 30 mm dan pasir yaitu material hasil pecahan batuan dan
campuran pasir yang mempunyai maksimal ukuran 16 mm yang keduanya
akan digunakan dalam pengolahan aspal mixing plant dan untuk
pembuatan beton. Pada alat ini material yang diolah adalah material yang
memiliki kualitas dan kekerasan paling baik. Stone crusher kedua ini

11
memproduksi material menjadi 4 fraksi (abu batu, medium,agregat 5 mm,
agregat 7,5 mm.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.10 Stone Crusher Unit 1
3.2 Batching Plant
Batclhing Plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur atau
meproduksi beton ready mix dalam produksi yang besar. Batchling plant
digunakan agar produksi beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik
sesuai standar nilai slump test dan strength-nya stabil sesuai yang
diharapkan. Umtuk itu komposisi mineral harus terkendali. Komposisi
campuran beton akan di sesuaikan dengan tipe yang diinginkan dan tentunya
sesuai dengan proporsi dari laboratorium. Pada perusahaan ini, dipakai tipe
dry mixed. Tipe dry mixed yaitu Batching Plant yang fungsinya hanya untuk
menimbang saja,pengadukan beton ready mix dilakukan pada concrete mixer
truck. Semua material yang diaduk, sebelumnya ditimbang sesuai dengan mix
design dengan memperhitungkan kandungan air dalam material, dibagi baik
dalam agregat kasar maupun agregat halus (pasir).
PT. Arena Reka Buana (PT.ARB) memiliki 2 unit Batching Plant yang
berada di Piyungan dan Sedayu. Batching Plant di daerah Piyungan hanya
mengolah beton tipe dry mixed.

12
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.11 BatclingPlant
3.2.1 Peralatan
Berikut ini adalah peralatan yang digunakan pada PT. Arena Reka Buana:
1. Batching Plant
Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian dari batchling plant :
a. Cement Silo berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan
menjaga semen agar tetap baik. Pada PT.RBA terdapat 4 tabung
cement silo.

13
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.12 Cement Silo
a. Belt Conveyor berfungsi untuk menarik bahan/material (agregat kasar dan
agregat halus) ke atas dari bin ke storage bin.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.13 Belt Conveyor
b. Bin berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan/material (agregat kasar
dan agregat halus) yang berasal dari penumpukan bahan di stockpile.

14
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.14 Bin dan Bin storge
c. Storage bin digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi
menjadi 4 (empat) fraksi yaitu agregat butir kasar(split), butir menengah
(screening), butir halus (pasir), dan fly ash.dan satu komponen dengan
timbangan yang berfungsi untuk mengatur kadar untuk disesuaikan
dengan konsumen.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.15 Storage bin dan Timbangannya
d. Timbangan, pada alat batching plant dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu
timbangan untuk agregat, timbangan untuk semen, dan timbangan untuk
air.

15
TIMBANGA TIMBANG
N SEMEN AN AIR

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.16 Timbangan semen dan timbangan agregat
e. Tempat Penampungan dan pompa Air berfungsi sebagai supply kebutuhan
air pada ready mix.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.17 Penampungan air
2. Dump truck Berfungsi untuk mengangkut bahan/material (agregat kasar
dan agregat halus) hasil pengolahan ke stockpile
3. Wheel loader berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar
dan agregat halus) dari tempat penumpukan material menuju ke bin.

16
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.18 Wheel loader
4. Cement Truck, berfungsi sebagai pengangkutan semen curah dari pabrik
semen ke base camp.
5. Concrete Mixer Truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang
dilengkapi dengan concrete mixer yang fungsinya mengaduk/mencampur
campuran beton ready mix, sama dengan alat molen. Concrete Mixer
Truck digunakan untuk mengangkut adukan beton readymix dari tempat
pencampuran beton ke lokasi proyek. Concrete Mixer Truck memiliki
kapasitas 7 m3.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.19 Concrete Mixer Truck
3.2.2 Bahan
Berikut bahan yang digunakan pada kegiatan batchling plant :

17
1. Semen Curah menggunakan semen yang diproduksi oleh PT. Semen
Gresik (jenis semen OBC). Pemilihan semen Gresik karena semen ini
memiliki umur pengerasan awal lebih tinggi.

( Sumber : http://industri.kontan.co.id/news/ )
Gambar 3.20 Semen
2. Air merupakan komponen yang dipakai untuk menghasilkan beton
dengan fungsi sebagai pelarut semua material tersebut.
3. Agregat halus atau pasir didapat dari hasil pengolahan sizing oleh
crusher,memiliki ukuran maksimal 0,75 inchi. Pasir yang digunakan
berasal dari Progo dan sebagian lagi dari pasir gunung merapi.
4. Agregat kasar atau split adalah batu belah yang didapat dari hasil
tambang andesit yang telah diproses dengan stone crusher. Batu split
yang digunakan berukuran 27 mm.
5. Fly ash atau bahan mineral pembantu ini banyak ditambahkan kedalam
campuran beton dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi
pemakaian semen dan mengurangi atau menambah kelecekan beton
segar.

18
(Sumber : http://civilblog.org)
Gambar 3.21 Fly Ash
6. Adiktif atau obat ada dua jenis yakni LN untuk mempercepat umur beton
dan fiset untuk memperlambat umur beton. Hal ini di lakukan untuk
mempermudah pengecoran di lapangan karena jarak dan kondisi
lalulintas (transportasi ) tidak menentu. Jika beton basah normal tanpa zat
aditif akan mengering sekitar 3-4 jam. Jika di tambahkan dengan zat
aditif akan menjadi lebih lama sekitar 6-7 jam (proses setting Hidrasi
semen).

(Sumber : https://www.pengerasbeton.com/cairan-kimia)
Gambar 3.22 Adiktif
3.2.3 Prosedur
Prosedur pembuatan beton adalah yang pertama memasukan air dan
obat kedalam mixer kemudian split yang sudah di timbang dimasukkan
secukupnya kedalam mix lagi dengan menggunakan belt conveyor. Setelah

19
memasukan split kemudian memasukkan semen cair yang sudah ditampung
pada silo semen tadi, selanjutnya memasukkan pasir lagi menggunakan belt
conveyor. Untuk beberapa perusahaan campuran betonya digunakan juga
fly ash untuk mengurangi penggunaan semen curah, namun penggunaan fly
ash tidak dilakukan untuk semua beton. Setelah semua material tadi
dimasukkan, maka material tadi akan dicampur ke dalam mixer yang sudah
tersedia. Setelah dicampur material akan langsung dimasukkan ke mixer
truck (kapsulnya) dan dilakukan slam atau pengecekan kekentalan oleh
teknisi. Pengecekan kekentalan yakni penambahan air pada beton yang
telah siap digunaakan yang bertujuan untuk mencegah beton agar tidak
keras sebelum digunakan. Penambahan air dilakukan sesuai dengan lama
waktunya menuju proyek. Untuk perjalanan jauh, slam yang biasanya
digunakan adalah slam tinggi yakni sekitar 16 cm 2 cm.
Umur beton maksimal 3 jam setelah keluar dari batchling plant kalau
lebih dari 3 jam maka beton tersebut akan setting (rusak, panas, beku). Ada
beberapa proyek yang meminta untuk mempercepat kekerasan beton maka
campuran brton tadi akan ditambah obat sikaLN agar beton lebih cepat
kering, dan agar beton tidak cepat kering diguanak obat fiset. Hampir tiap
kali produksi digunakan fiset agar beton tidak cepat kering bila diangkut ke
proyek. Biasanya kalau beton sudah hamper 3 jam dan belum dituang,
maka harus dilakukan penambahan fiset dengan ukuran 0,2 + air per
kubiknya. Obat LN dan fiset tadi nanti akan dibawah ke basecampnya dan
penambahan obatnya tadi dilakukan basecampnya oleh teknisi.
3.2.4 Produk
Produk yang dihasilkan dari batchling plant ini adalah beton. Beton
tipe dry mixed yang digunakan kebanyakan untuk pembuatan gedung-
gedung disekitar daerah wonosari. Untuk konsumenya PT. Arena Reka
Buana (ARB) mengantarkan beton hasil produksinya paling jauh sampai
ke Purworejo. Untuk produk jadi beton yang di hasilkan oleh PT.Aneka
reka Buana ini sangat bervaritif tergantung dari kebutuhan pasar.
Perbedaan dari berbagai macam variasi produk di bedakan dari komposisi
bahan bahan yang di gunakan (split,semen,pasir,air,dll).

20
Macam macam produk beton diantaranya ada beberapa karakter yang
berbeda :
K1 : Untuk pembangunan standar
K250 : Untuk pembanguanan rumah biasa
K35/Vs45 : Untuk pembanguanan jalan
K500 : Untuk gedung tinggi.
DLL.
Untuk pemesanan minimal beton di PT. Aneka Reka Buana ini adalah
3 m3. Selama perusahaan ini beroperasi pemesanan terbanyak adan produksi
tercepat 700 m3 dalam 12 jam.
3.2.5 Biaya dan Pemasaran
Pemasaran beton kebanyakan di daerah Yogyakarta dan sekitarnya
seperti Solo, Magelang, Purwakarta, Kebumen, dan daerah lainya untuk
pembangunan Hotel, Mall, jalan raya, bendungan maupun jembatan.
Sama seperti pemasaran aspal, pemasaran beton ini juga tegantung
permintaan konsumen dan kontrak kerja dengan perusahaan lain atau
instansi pemerintahan. Biaya pemasaran kisaran Rp. 600.000-900.000/m3.
3.3 Asphalt Mixing Plant
Asphalt Mixing Plant adalah suatu unit mesin atau peralatan yang
digunakan untuk memproduksi material campuran antara aspal dengan material
agregat batu. Proyek-proyek pembangunan jalan tol perkerasan lentur maupun
pelapisan ulang (overlay), umumnya mensyaratkan kontraktor untuk
menggunakan asphalt mixing plant untuk produksi material lapis
perkerasan seperti asphalt concrete.
Penggunaan asphalt mixing plant dimaksudkan untuk memproduksi
material campuran perekerasan lentur dengan jumlah yang besar dengan mutu
dan keseragaman campuran tetap terjamin (homogen).Material batu pecah
dan aspal akan dipanaskan secara terpisah sebelum dicampurkan. Suhu
pencampuran pada alat ini umumnya berkisar 160 derajat celcius .
Dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya Asphalt Mixing Plant (AMP) dibagi
menjadi dua tipe yaitu :
AMP yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya.
AMP yang portable (mudah dipindah-pindah) dan dapat dipasang di
dekat lokasi proyek untuk menghasilkan campuran aspal.
3.3.1 Peralatan

21
Berikut ini adalah peralatan yang digunakan pada pt. Arena Reka
Buana :
1. Asphalt mixing plant (AMP) digunaka untuk membuat hot mix
Berikut bagian-bagian dari aspal mixing plant :
a. Cold bin adalah tempat untuk menampung agregat yang menjadi bahan
dasar dari proses yang akan dilakukan AMP.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.21 Cold bin
b. Conveyor belt yang digunakan pada AMP berfungsi sebagai penghantar
agregat dari cold bin ke dryer (dipasang pada sisi keluaran cold bin).

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.22 Belt Conveyor
c. Dryer digunakan untuk mengeringkan materian dari cold bin.

22
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.23 Dryer
d. Hot elevator digunakan untuk menaikan agregat panas tersebut untuk
kemudian diayak; atau sizing pada screen. Screen pada AMP biasanya
diletakkan bagian atas main frame sehingga untuk tujuan tersebutlah
maka digunakan unit hot elevator ini.
e. Screen digunakan untuk memisahkan/membagi ukuran-ukuran agregat
sehingga terpisah menjadi empat ukuran yang berbeda (sizing).

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.24 Screen pada AMP
f. Hot bin diposisikan persis dibawah screen sehingga agregat yang turun
secara gravitasi tertampung pada bagian ini. Pada bagian bawahnya
terdapatgate dengan bukaan hydraulic atau air cylider.

23
Hot
Bin

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )


Gambar 3.25 Hot Bin
g. Timbangan berfungsi untuk menimbang bobot masing-masing fraksi
agregat sesuai dengan hasil akhir campura yang diinginkan.

Mixer

Timbangan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi )


Gambar 3.26 Timbangan dan Mixer
h. Mixer adalah kontruksi pengaduk biasanya disebut pugmil. Mixer
dilengkapi dengan get.
i. Filler adalah pemasuk untuk debu batu yang ikut memasuk material
kedalam mixer.
j. Aspal tank adalah tempat penyimpan aspal.

24
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.27 Aspal Tank
k. Dust colection system dry type atau dengan wet type dust collector
(optional). Unit AMP selama melakukan prosesnya menghasilkan debu
yang bisa menggagu lingkungan oleh sebat itu unit AMP ini sebaiknya
dilengkapi pula dengan dry atau wet cylone (unit ini relatif lebih murah)
yaitu tabung cylo yang menghisap debu hasil sisa pembakaran. Pihan lain
dari dust collection ini bisa pula berupa bag fillter (berbentuk kotak yang
didalamnya terdapat kondom penyaring)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 2.28 Bag Fillter
2. Dump truck berfungsi mengangkut hasil mixing aspal yang sudah diolah
ketempat pelaksanaan proyek maupun penjualan asphalt mixing.

25
3. Wheel loader berfungsi untuk alat angkut bahan atau material (agregat
kasar dan agregat halus) dari tempat penumpukan material menuju ke
bin.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 3.29 Aspalt Mixing Plant
3.3.2 Bahan
Berikut ini bahan yang digukan pada kegitaan asphalt Mixing plant
1. Bahan baku batu pecah/agreat adalah material yang diolah biasanya
terdiri dari fraksi yang terdiri dari batu split ukuran 20-30 dan 30-50
mm,pasir,debu batu.
2. Asphalt spray digunakan untuk perekat aspal yang lama dan aspal yang
baru
3. Bahan baku aspal ialah bahan baku yang digunakan untuk mengikat
antara agregat yang satu dengan yang lainnya atau juga sebagai katalis

26
agar agregat dapat menjadi satu padu,kuat,keras dan tahan terhadap
perubahan cuaca. Jenis aspal yang digunakan adalah aspal emolisi yang
diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi yang bersal dari
PT.Pertamina dan impor dari berbagi produsen yang ada maupun luar
negeri seperti singapura.
4. HCL digunakan untuk campuran Asphalt Spray.
5. Air digunakan untuk pengolahan debu hasil sisa pembakaran,selain debu
yang sudah bersih yang dibuang keudara debu tersebut juga
disemprotkana air agar mampu turun melalui saluran bahwa untuk
menuju kolam pengendapan.
3.3.3 Prosedur
Prosedur pembuatan aspal adalah yang pertama dengan menggunakan
wheel loader material kering yakni pasir, fine agregat,medium agregat, dan
CA diangkut dari stone crusher dibawa untuk dimasukkan kedalam cold bin.
Kemudian diangkut menggunakan conveyer menuju dryer yang kemudian
0
dikeringkan dengan suhu kurang lebih 150 Proses pembakaran
menggunakan bahan bakar solar lama pembakaran ini berlasung selama
kurang lebih 45 detik dengan kapasitas kurang lebih 80 ton/jam. Setelah
dikeringkan pada dryer dengan menggunakan hot elevator material tadi
dingkaut atas tower untuk dilakuakn pada hot screen, proses pemisahan
agregrat ini adalah dengan cara gravitasi agregat dijatuhkan pada
ayakan/screen yang dirancang sedikit miring agar dapat mengayak atau
memisahkan agregat sesuai dengan ukurannya masing-masing. Pada screen
dilengkapi alat bantu yaitu vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan
ayakan agar terjadi ayakan yang optimal. Agregat yang telah
disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya kemudian masuk pada unit hot
bin guna untuk menampung sementara agregat yang akan masuk pada
timbangan. Material yang sudah dimasukan kehot bin untuk ditampung
sementara.
Proses terakhir adalah pencampuran atau mixer adalah kegitan
pencampuran agregat panas dengan aspal dari ketel aspal yang sudah
dipanaskan menggunakan solar dengan suhu kurang lebih 1500 C.
Pemanasan dengan menggunakan solar ini dlam 1 ton akan membutuhkan

27
7-10 liter solar. Material dengan aspal sudah dicampur maka aspal siap
digunakan akan diangkutkan ke proyek menggunakan dump truck lasung di
bawa ke proyek.
Material kering yang masuk ke cold bin tidak semuanya masuk ke
dryer sebagian material yang kecil yang tidak terpakai akan disiram dengan
air dan kemudian akan di tampung kedalam kolam pengedapan agar tidak
mencemari udah. Air pada kolam pengedapan setiap 4 bulan di cek pH dan
kandungan airnya.
Controling semua proses pengolahan AMP di kendalikan di ruang
operator yang berada di bagian atas mesin AMP.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.30 Ruang operator AMP


3.3.4 Produk
Produk yang dihasilkan dari aspal yang digukan untuk jalan-jalan
umum, Biasanya campuran aspal yang digunakan adalah aspal dari
pertamina dengan fenetrasi 60-70. Sebelum peletakan aspal yang baru
digunakan aspal spray terlebih dahulu sebagai perekat aspal lama dan yang
baru. Yang mana juga di produksi oleh PT. Arena Reka Buana.
Aspal memiliki berbagai jenis sesuai untuk peruntukanya. Jenis jenis
aspal dibedakan berdasarkan kekentalanya (viskositas). Contoh aspal untuk

28
jalan raya dan aspal yang di gunakan untuk landasan pesawat terbang di
bandara, akan lebih kental aspal yang akan di gunakan di bandara. Di bawah
ini macam macam perbandingan aspal dengan bahan campuranya.
Perbandingan 40 (agregat) :60 (aspal curah) aspal yang digunakan jalan
raya
Perbandingan 80 (agregat) : 90 (aspal curah) aspal yang digunakan di
bandara

3.3.5 Biaya dan Pemasaran


Pemasaran produk jadi dari PT. Aneka Reka Buana bisa di sekitar
daerah Yogyakarta bahkan di luar kota, hingga Jawa Tengah dan Jawa Barat
baik ke instasi swasta, pemerintahan ataupun dibeli perorangan . Namun
untuk pemasarannya disesuaikan dengan permintaan konsumen, terkadang
ada yang membeli banyak, terkadang pula ada yang membelinya sedikit,
sehingga mengakibatkan pada produksi aspal yang tidak menentu.
Pemasaran yang sering dilakukan yaitu dengan memasang tender di instansi
pemerintahan seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU), dan pemasaran ini yang
paling menguntungkan, karena sekali Dinas PU melakukan kontrak kerja
dengan PT. ARB, pasti akan membutuhkan produksi yang banyak. Untuk
biaya pemasaraanya di kenakan hargai Rp. 1.000.000/ton.

BAB IV
TUGAS BESAR

4.1. Profil Usaha


Usaha Bapak Harimin merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM)
yang bergerak dibidang industri kreatif berupa pembuatan gerabah yang
berbahan dasar utama dari tanah lempung. Usaha yang telah didirikan sejak
tahun 1990-an , bertempat didesa Kasongan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I
Yogyakarta.
4.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah

29
Lokasi Usaha Bapak Tumirah bertempat di Desa Kasongan, Kabupaten
Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta. Lokasi usaha ini merupakan desa wisata
sentra pembuatan gerabah yang terkenal di daerah Yogyakarta. Untuk sampai
ke lokasi usaha Bapak Harimin kita dapat menempuh waktu sekitar 30 menit
dari kampus STTNAS.

Gambar 4.1 Peta Kesampaian Daerah


4.3. Ganesa Bahan Galian
Adapun bahan galian yang dimanfaatkan dalam pembuatan gerabah pada
Usaha Bapak Harimin ini yaitu :
b. Tanah Lempung
Tanah Lempung atau tanah liat dihasilkan oleh alam, yang berasal dari
pelapukan kerak bumi yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik,
terdiri dari batuan granit dan batuan beku. Kerak bumi terdiri dari unsur unsur
seperti silikon, oksigen, dan aluminium. Aktivitas panas bumi membuat
pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. kemudian membentuk terjadinya
tanah liat.

Gambar 4.2 Lempung


4.4. Keterdapatan Bahan Galian
Bahan galian yang dimanfaatkan dalam pembuatan gerabah yang berupa
lempung dan batupasir ini diambil dari lokasi penambangan daerah
Mangunen, Bangun Jiwo dan Kulonprogo.
4.5. Proses Pengolahan

4.5.1 Peralatan

30
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan gerabah yaitu :
1. Mesin Pelumat
Mesin pelumat merupakan mesin yang berfungsi untuk menggiling
tanah liat yang masih bercampur dengan tanah liat kasar sehingga
menghasilkan tanah liat halus.

( Sumber : Dokumen kelompok )


Gambar 4.4 Mesin Pelumat
2. Truck
Truck merupakan alat angkut untuk mengangkut material bahan
galian dari tempat pencampuran lempung dan batupasir ke tempat
pembuatan gerabah.

( Sumber : Dokumen kelompok )


Gambar 4.5 Truck
3. Alat Pemutar Gerabah
Merupakan alat yang berfungsi untuk memutar bahan baku
sehingga terbentuklah menjadi gerabah yang memiliki ukuran
simetris.

31
( Sumber : Dokumen kelompok )
Gambar 4.6 Alat Pemutar Gerabah
4. Tungku Pembakaran
Tungku pembakaran berguna untuk membakar gerabah yang telah
dibentuk sehingga menjadi kering tanpa ada kandungan air lagi dan
gerabah menjadi kokoh.

( Sumber : Dokumen kelompok )


Gambar 4.7 Tungku Pembakaran
4.5.2 Proses
1. Tanah liat yang telah dijemur dicampur bersama pasir halus dengan
perbandingan 80 : 20. Setelah itu bahan tersebut digiling dengan mesin
penggiling/mesin pelumat sehingga mendapatkan hasil bahan campuran
yang dibutuhkan untuk membuat gerabah.
2. Proses selanjutnya yaitu proses pembentukan dimana tanah campuran
tersebut dibentuk menjadi gerabah sesuai permintaan konsumen seperti :
Anglo,Vas Bunga,dll proses pembentukan ini memakan waktu 10-15 menit
untuk membuat 1 gerabah tergantuk bentuk gerabah yang dibuat.

32
( Sumber : Dokumen kelompok )
Gambar 4.9 Proses Pembuatan Gerabah
3. Dalam pembuatan gerabah tersebut setelah gerabah terbentuk selanjutnya
ditambahkan pasir, dimakdsudkan untuk membuat gerabah tersebut
menjadi tidak lengket dan rekat (tidak mudah pecah).

( Sumber : Dokumen kelompok )


Gambar 4.10 Gerabah yang Telah Dibentuk
4. Setelah bentuk akhir telah terbentuk maka diteruskan dengan penjemuran.
Sebelum dijemur gerabah yang sudah sedikit mengeras dihaluskan dengan
air dan kain kecil lalu dibatik (diukir) dengan batu api. Setelah itu baru
dijemur sehingga benar benar kering lamanya waktu penjemuran
disesuaikan dengan cuaca dan panas matahari.
5. Setelah gerabah menjadi keras dan benar benar kering kemudian gerabah-
gerabah dimasukan ke dalam tungku pembakaran kemudian gerabah
tersebut dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar kering dan keras
proses ini dilakukan supaya gerabah benar-benar keras dan tidak mudah
pecah. Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran yaitu :
jerami kering, kayu bakar.

33
( Sumber : Dokumen kelompok )
Gambar 4.11 Pembakaran Gerabah
6. Proses akhir, gerabah yang telah dibakar kemudian di cat dengan cat
khusus sehingga terlihat lebih menarik dan bernilai jual yang tinggi.

( Sumber : Dokumen kelompok )


Gambar 4.12 Gerabah
4.6. Biaya dan Pemasaran
Hasil gerabah dari Usaha dipasarkan melalui toko-toko di sekitaran desa
wisata kasongan dan keluar kota seperti Madiun dan Solo. Adapun harga jual
gerabah Usaha Ibu Tuminah kisaran harga Rp. 50.000,00 Rp. 100.000,00 sesuai
bentuk gerabah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

34
1. PT. Arena Reka Buana berdiri sejak tahun 2009, merupakan sebuah
perusahaan konstruksi dengan hasil produksi utama adalah beton dan hot
mix yang berlokasi Padukuhan Tegalyoso, Kelurahan Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta.
Kegiatan produksi meliputi produksi pegolahan batuan, pengolahan beton
dan pegolahan aspal
2. Alat pada kegiatan di PT. Arena Reka Buana yaitu Stone Crusher, Batcling
Plant dan Asphalt Mixing Plant
3. Produk yang dihasilkan dari stone crusher pertama adalah produk
pengolahan batuan andesit dan pasir untuk agregat kelas A dan B. Agregat
kelas A dan B adalah material yang digunakan untuk pondasi dalam proses
pengaspalan.
4. Batcling Plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur atau
meproduksi beton ready mix dalam produksi yang besar. Batchling plant
digunakan agar produksi beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik
sesuai standar nilai slump test dan strength-nya stabil sesuai yang
diharapkan.
5. Produk yang dihasilkan dari batcling plant ini adalah beton. Beton tipe dry
mixed yang digunakan kebanyakan untuk pembuatan gedung-gedung
disekitar daerah wonosari.
6. Produk yang dihasilkan dari aspalt batcling plant yang digukan untuk
jalan-jalan umum, Biasanya campuran aspal yang digunakan adalah aspal
dari pertamina dengan fenetrasi 60-70. Sebelum peletakan aspal yang baru
digunakan aspal spray terlebih dahulu sebagai perekat aspal lama dan
yang baru.
7. Usaha Bapak Harimin merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
bergerak dibidang industry kreatif berupa pembuatan gerabah yang
berbahan dasar utama dari tanah lempung.
8. Lokasi Usaha Bapak Harimin bertempat di Desa Kasongan, Kabupaten
Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta. Lokasi usaha ini merupakan desa wisata
sentra pembuatan gerabah yang terkenal di daerah Yogyakarta.
5.2 Saran
1. Pada wilayah operasi produksi PT. Arena Reka Buana dan UD. Multi
Mandiri masih kurang diperhatikannya masalah pelaksanaan K3

35
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terutama dalam hal pemakaian APD
(Alat Pelindung Diri) pada karyawannya, maka perlu adanya pengelolaan
K3 yang baik dan benar teutama dalam hal penggunaan APD sehingga
dapat melindungi dan meminimalisir dari segala bentuk kecelakaan dan
kerugian.
2. Harapan kepada Jurusan Teknik Pertambangan, lebih diperbanyakan lagi
kegiatan eskursi, sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan waktu yang
baik ini untuk mendapatkan data dan pengalaman dari kegiatan ekskursi ,
sehingga kegiatan ini dapat menambah bekal mahasiswa dalam menekuni
dunia pertambangan.

36

Anda mungkin juga menyukai