Anda di halaman 1dari 4

umber: www.halokarir.

com kolom Articles

Sesuai dengan Pasal 65 ayat (4) dari Undang-undang No 13 tahun 2003


yaitu bahwa Perlindungan Kerja dan Syarat-syarat kerja bagi
pekerja harus sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Hal diatas dimaksudkan untuk menjamin bahwa karyawan outsourcing


dipekerjakan tidak dibawah ketentuan undang-undang ketenaga kerjaan yang
berlaku atau untuk memberikan sosialisasi mengenai beberapa ketentuan penting
masalah ketenagakerjaan terutama masalah karyawan outsourcing..

Artikel ini akan selalu diperbaharui untuk disesuaikan dengan perkembangan


peraturan ketenaga kerjaan yang diberlakukan oleh pemerintah dan ditambahkan
untuk topic-topik yang relevan.

HAL-HAL PENTING KETENAGA KERJAAN OUTSOURCING

1. Perusahaan Penyedia Jasa Outsourcing


Perusahaan penyedia jasa outsourcing harus berbentu Badan Usaha (PT) dan memiliki ijin dalam
menyediakan jasa outsourcing dari DEPNAKER (Pasal 66).

2. Perjanjian Kerja:
a. Perjanjian Kerja harus dituangkan secara tertulis dan ditanda tangani oleh Karyawan dan Perusahaan
Outsourcingnya..
b. Karyawan berhak untuk mendapatkan satu (1) copy dari perjanjian kerja yang sudah ditanda
tangani tersebut.
c. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Kontrak) tidak boleh menggunakan Masa Percobaan tetapi langsung
dipekerjakan selama masa kerja tertentu.
d. Perjanjian kerja harus memuat data:
Nama jabatan
Gaji tetap yang akan diperoleh
Tunjangan tidak tetap yang akan diperoleh ( bilamana ada).
Tunjangan tetap (bilamana ada)
Periode kontrak kerja.

e. Bilamana karyawan outsourcing bekerja dengan tidak ada kontrak kerja (PKWT) maka karyawan
tersebut secara HUKUM statusnya berubah menjadi karyawan dari Perusahaan Yang Memberi
Pekerjaan atau perusahaan INDUKnya (bukan karyawan outsourcing). Hal ini diatur dalam
Pasal 66 ayat 4 dari UU no 13.

3. Gaji dan komponennya:


a. Gaji Karyawan tidak boleh dipotong oleh Perusahaan Penyedia Jasa Outsourcing untuk kepentingan
pihak Perusahaan Penyedia Jasa Outsourcing yang bukan kepentingan langsung karyawan. Pada
dasarnya pihak Perusahaan Penyedia Jasa Outsourcing telah mendapat keuntungan atau imbal jasa
dari Perusahaan Pemberi Kerja dalam periode kontrak kerja mereka.
b. Komponen Gaji:
Komponen Gaji terdiri dari:
- Gaji Pokok
- Tunjangan Tetap (bilamana ada)
- Tunjangan Tidak Tetap (bilamana ada)
- Tunjangan tetap adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang tidak didasarkan pada
jumlah hari kehadiran kerja karyawan (contoh: Bantuan perumahan, bilamana ada).

- Tunjangan Tidak Tetap adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan berdasarkan jumlah
kehadiran kerja karyawan selama satu bulan ( contoh: uang makan, uang transport, uang kehadiran,
dsb).

c. Memenuhi UMP/UMR/UMSK yang berlaku:


UMP terdiri dari Gaji Pokok dan Tunjangan Tetap.
Bilamana Gaji Pokok ditambah Tunjangan Tetap kurang dari UMP yang berlaku maka hal ini
diartikan bahwa Gaji Karyawan masih berada dibawah peratuaran ketenaga kerjaan yang berlaku.
Tunjangan Tidak Tetap tidak diperbolehkan dipakai untuk menghitung tingkat gaji karyawan apakah
sesuai dengan UMP atau tidak.
Nilai uang dari Jamsostek atau Asuransi Kesehatan tidak boleh dimasukkan dalam kompunen UMP.

d. SLIP GAJI
Karyawan berhak menerima Slip Gaji setiap bulannya.
Slip Gaji tersebut harus dengan jelas memuat komponen apa saja yang didapat setelah bekerja
sebulan, seperti: Gaji Pokok, Tunjangan Tetap, Tunjangan Tidak Tetap, Kompensasi Lembur,
Potongan Jaminan Hari Tua, Pajak Penghasilan, dan sebagainya.

4. Pemotongan Gaji:
a. Karyawan diijinkan tidak masuk kerja tanpa dipotong gaji tetapnya:
Mengambil Hak Cuti tahunan
Menikah
Menikahkan anak karyawan
Orang tua atau mertua meninggal dunia
Anak karyawan meninggal dunia
Menantu karyawan meninggal dunia
Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia
Isteri karyawan melahirkan atau keguguran
Mengkhitankan anaknya
Membaptiskan anaknya
Sakit dengan surat keterangan dari dokter.

Bilamana karyawan tidak masuk bekerja karena alasan tersebut diatas, maka gaji tetap (gaji pokok
dan tunjangan tetap) dan komponen tetap lainnya tidak boleh dipotong dengan alasan apapun.
b. Bilamana karyawan tidak masuk kerja dengan alasan apapun termasuk alasan diatas, maka karyawan
tidak berhak atas Tunjangan Tidak Tetap (uang harian) saja.
c. Karyawan yang tidak masuk kerja dengan alasan tersebut diatas gaji tetapnya tidak boleh dipotong
walaupun pihak Perusahaan Outsourcing memberikan alasan bahwa pemotongan tersebut adalah
untuk membayar tenaga pengganti karyawan yang tidak masuk tersebut.
d. Gaji karyawan dipotong bilamana karyawan mangkir (tidak masuk kerja tanpa alasan apapun atau
diluar alasan yang tertera diatas).

5. Kerja Lembur:
a. Kerja lembur dilakukan atas perintah dari atasan atau perusahaan.
b. Bilamana Karyawan melaksanakan kerja lembur melewati jam makan malam, maka karywan berhak
mendapatkan makan malam.
c. Kompensasi Kerja lembur mengikuti rumus sebagai berikut :

Jam Hari Kerja LEMBUR di Hari

Ke Normal Istirahat dan Libur

1 Jam Kerja Normal 2 x GT/173

2 Jam Kerja Normal 2 x GT/173

3 Jam Kerja Normal 2 x GT/173

4 Jam Kerja Normal 2 x GT/173

5 Jam Kerja Normal 2 x GT/173

6 Jam Kerja Normal 2 x GT/173

7 Jam Kerja Normal 2 x GT/173

8 Jam Kerja Normal 2 x GT/173

9 Lembur: 1,5 x GT/173 3 x GT/173

10 Lembur: 2 x GT/173 4 x GT/173

11 Lembur: 2 x GT/173 4 x GT/173

12 dst. dst.

Catatan:
GT adalah GAJI TETAP yaitu Gaji Pokok dan Tunjangan Tetap.
d. Untuk menghitung kompensasi kerja lembur, komponen gaji yang dipergunakan bukan hanya Gaji
Pokok saja tetapi harus termasuk TUNJANGAN TETAP bilamana ada.
e. Jumlah kompensasi kerja lembur karyawan adalah penjumlahan dari setiap jam lemburnya dengan
menggunakan rumus diatas:
(1,5 x GT/173) + (2 x GT/174) + dan seterusnya untuk jam lembur selanjutnya.

6. JAMSOSTEK:
Setiap karyawan harus diikutkan kedalam program JAMSOSTEK yang mencakup komponen:

a. Jaminan hari tua : 5.7% x GP


( 2% oleh Karyawan dan 3.7% oleh Perusahaan)
b. Jaminan kematian : 0.3% x GP
c. Jaminan Kecelakaan Kerja : 0.24% x GP
d. Jam Pemeliharaan Kesehatan : 6% x GP (Menikah)
3% x GP (Lajang)
Catatan:
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) mencakup jaminan kesehatan untuk Istri/Suami karyawan
dan Dua anak.
Bilamana perusahaan bermaksud menggantikan komponen JPK dengan menggunakan Asuransi
Kesehatan yang lain, maka Program Asuransi Kesehatan tersebut harus juga mencakup Istri/Suami
dan Dua anak.
Pada prinsipnya, Perusahaan dapat mengganti JPK dengan program lain yang cakupannya harus
sama dengan JAMSOSTEK atau lebih baik (tidak boleh kurang).
Sebagai bukti bahwa Karyawan telah diikutkan dalam program JAMSOSTEK oleh perusahaan
dimana mereka bekerja, maka Karyawan berhak mendapatkan KARTU JAMSOSTEK dan
ASURANSI KESEHATANNYA.
. Biasanya, Kartu Jamsostek dan Kartu ASKES selesai dibuat paling lambat 1,5 bulan setelah
didaftarkan di kantor JAMSOSTEK.
Kartu JAMSOSTEK dan ASURANSI KESEHATAN harus masih berlaku bukan kartu yang
kadaluwarsa.
Di akhir tahun, Karyawan berhak mengetahui saldo tabungan Jaminan Hari Tuanya.

===============Selamat Bekerja==================

written by halokarir.com

Anda mungkin juga menyukai