BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan yang tinggi, akan semakin tinggi pula martabatnya. Hal ini juga
akan berlaku pada bangsa dan negara. Harkat dan martabat bangsa Indonesia
martabat bangsa tersebut juga akan rendah dimata dunia. Namun sebaliknya
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kelulusan, maka setahun setelah peraturan itu ditetapkan,
2
tersebut.
Tarakan dari tahun ke tahun terhadap cara mengajar guru masih terbiasa
sehingga proses pembelajaran kurang memiliki daya tarik bagi siswa, yang
pada akhirnya hasil belajar siswa rendah. Kemungkinan ini juga bisa terjadi
karena terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Hal ini bisa
dicermati dari hasil rata-rata nilai raport siswa pada tiap semester hanya
1 PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta : BP. Dharma Bakti, 2005)
hal. 14
3
sebagai suatu kebutuhan rohani, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Yang
akhirat.
Oleh karena itu, sangat diharapkan sebagai orang tua siswa jangan
yang telah susah payah ditanamkan guru di sekolah dipastikan memberi efek
:
:
( ) ....
dari Abu Hurairah r.a. berkata: Sabda Nabi SAW: Tidak ada seorang anak
yang lahir kecuali dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya-lah yang
menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi . (HR. Bukhari
Muslim)3
2 Listia, Laode Arham, Lian Gogali. Problematika Pendidikan Agama di Sekolah. (Yogyakarta : Institut Dian
/ Intervidei, 2007) hal. vii
3 Muhammad Fuad Abdul Baqi. Al-Lulu wal Marjan Ensiklopedi Hadits-hadits Shahih yang Disepakati
Oleh Bukhari dan Muslim. (Jakarta : Pustaka as-Sunnah, 2008), h. 640
4
dini terutama tentang masalah aqidah. Karena pembinaan sejak dini akan
sangat membekas dalam hati hingga diusia dewasa nantinya. Hasil binaan sejak
dini itulah yang akan membentuk hati dan jiwanya untuk senantiasa melakukan
hal-hal yang positif dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
mampu berperan dalam membentuk karakter dan pribadi siswa. Tanpa aqidah
yang benar seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan keragu-
sekalipun dengan bunuh diri, sebagaimana yang terjadi pada banyak orang
untuk mempelajari lebih dalam dan tetap istiqomah dalam aqidahnya yang
sekaligus dapat membentuk karakter dan pribadi siswa menjadi lebih baik. Hal
sebagai berikut:
bahwa segala amal tidak diterima jika tidak bersih dari syirik. Oleh karena
itulah perhatian Nabi SAW. yang pertama kali adalah pelurusan aqidah, dan
setelah itu barulah beliau mengajarkan akhlak, dan hal pertama yang
didakwahkan para rasul kepada umatnya adalah menyembah Allah semata dan
situasi dan kondisi yang ada. Ada seribu satu macam cara untuk
Metode Belajar Aktif Model Pengajaran Terarah. Oleh karena itu, untuk upaya
peningkatan hasil belajar pada pembelajaran aqidah yang masih rendah, bagi
4 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran & Terjemahannya, (Semarang : CV. Toha Putra., 1989),
h 755
6
B.Rumusan Masalah
masalah adalah seberapa besar efektif penggunaan metode belajar aktif model
pengajaran terarah terhadap peningkatan hasil belajar Aqidah pada siswa Kelas
II MI Al-Mujahidin Tarakan?
C. Definisi Operasional
siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam
bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses
pembelajaran tersebut.
pengetahuan siswa.
7
pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari
ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber
kreatifitas, agar dalam kegiatan belajar mengajar lebih bervariasi dan tidak
3. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang yang tidak bertentangan
E. Tujuan Penelitian
atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerapan
F. Kegunaan Penelitian
pelajaran Aqidah.
2. Dapat dijadikan sebagai titik tolak penelitian selanjutnya yang lebih luas
G. Sistematika Penulisan
Berikut adalah sistematika penulisan dalam menyusun Skripsi ini:
Bab II, berisi tentang landasan teori, bagian ini dibagi menjadi dua sub.
materi pembelajaran aqidah. Sub kedua adalah paparan tentang metode belajar
aktif model pengajaran terarah yang berisi pengertian belajar aktif, model
Bab III, berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari Populasi,
Sampel, Metode dan Tekhnik Pengumpulan data serta Tekhnik Analisa Data.