DESSY B SILITONGA
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi Manfaat Kanopi Pohon pada Taman
Rumah dalam Upaya Penghematan Energi Listrik di Lanskap Permukiman. Studi
Kasus : Perumahan Bukit Cimanggu City dan Perumahan Villa Bogor Indah,
Bogor adalah benar merupakan hasil karya saya dengan arahan pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dessy B Silitonga
A44063487
RINGKASAN
DESSY B SILITONGA. Manfaat Kanopi Pohon Pada Taman Rumah Dalam
Upaya Penghematan Energi Listrik Di Lanskap Permukiman. Studi Kasus :
Perumahan Bukit Cimanggu City Dan Perumahan Villa Bogor Indah, Bogor.
Dibimbing oleh INDUNG SITTI FATIMAH
Kota Bogor merupakan salah satu kota yang menjadi penyangga kota inti
seperti ibukota Jakarta di Indonesia. Hal ini menyebabkan pertumbuhan penduduk
di kota Bogor semakin meningkat dan penggunaan lahan untuk permukiman turut
meningkat. Perubahan yang terjadi akibat peningkatan penggunaan lahan untuk
permukiman turut mempengaruhi kondisi ekologis kota dan kondisi ekologis
permukiman itu sendiri. Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan salah satunya
peningkatan pemborosan energi listrik dan peningkatan panas kota (urban heat
island).
Pohon memiliki berbagai manfaat salah satunya mampu menurunkan iklim
mikro yang menyebabkan penurunan suhu. Dengan manfaat tersebut, pohon
seharusnya mampu dijadikan sebagai salah satu alternatif penghematan
pemakaian listrik di area perkotaan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menduga
nilai manfaat kanopi pohon dalam taman rumah sebagai penghemat penggunaan
listrik untuk Air Conditioner (AC) rumah tangga. Selain itu penelitian ini juga
bertujuan untuk memberikan usulan penataan pohon pada taman rumah agar dapat
memberikan nilai penghematan energi listrik untuk pemakaian Air Conditioner
(AC) dalam rumah tangga.
Penelitian ini mengambil dua lokasi penelitian yang masing-masing
merupakan perumahan di kota Bogor yaitu Perumahan Bukit Cimanggu City,
kecamatan Tanah Sareal dan Villa Bogor Indah, kecamatan Bogor Utara. Dari
masing-masing perumahan diambil delapan rumah sampel dengan jumlah pohon
bervariasi mulai dari sebanyak satu pohon hingga sebelas pohon. Penelitian ini
menggunakan dua cara pengamatan yaitu pengamatan dengan citra satelit
Quickbird 2006 dan pengamatan langsung. Data yang diperoleh dari kedua
pengamatan ini kemudian dianalisis dengan menggunakan CITYgreen 5.4
ekstensi dari ArcView 3.2. Program ini digunakan untuk menghitung besar nilai
manfaat dari kanopi pohon dalam menghemat pemakaian listrik untuk AC rumah
tangga.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat sembilan rumah yang tidak
mendapat nilai manfaat dari kanopi pohon dan tujuh rumah yang mendapat nilai
manfaat. Kondisi pohon yang paling baik dalam memberikan nilai manfaat
penghematan di kedua perumahan yaitu pada rumah VBI_S_3 dengan nilai
penghematan tahunan sebesar Rp 540.000,- untuk tarif listrik dan 662,56 KWH
untuk daya listrik dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar Rp
10.000 per $ 1,00. Dari hasil analisis juga terdapat dua kasus yang menunjukkan
besar nilai penghematan yang diperoleh oleh kanopi pohon tidak sejalan dengan
besar jumlah pohon yang ada di rumah sampel. Hal ini menunjukkan bahwa pada
penelitian ini jumlah pohon yang ada tidak menentukan besar nilai penghematan
dari pohon. Faktor yang menentukan nilai penghematan dari kanopi pohon dalam
penelitian ini yaitu jarak penanaman pohon terhadap bangunan, jenis dan karakter
pohon sebagai peneduh, persentase lahan non terbangun, arah hadap rumah dan
orientasi pohon terhadap rumah.
Usulan penataan pohon dalam penelitian ini merupakan suatu usulan
tentang bagaimana penataan keberadaan pohon yang tepat dari setiap rumah
sampel sehingga pohon tersebut dapat memberikan nilai manfaat yang optimal
bagi rumah. Usulan penataan pohon ditujukan pada rumah yang tidak
mendapatkan nilai manfaat penghematan dan rumah yang mendapatkan nilai
manfaat penghematan namun belum optimal sesuai dengan jumlah pohon yang
ada yaitu sebanyak sebelas rumah sampel. Usulan penataan pohon dilakukan
dengan tiga pilihan yaitu penambahan jumlah pohon, perubahan jenis pohon atau
perubahan jenis dan penambahan jumlah pohon. Teknis penataan dilakukan
dengan memperhatikan kelima faktor yang menentukan nilai penghematan pohon
serta fungsi taman bagi pemilik rumah. Pada usulan penataan pohon dilakukan
simulasi analisis untuk membandingkan nilai manfaat yang diperoleh dengan
kondisi eksisting. Dari hasil analisis simulasi diperoleh perubahan nilai
penghematan untuk rumah sampel dari kanopi pohon yang diusulkan. Perubahan
ini memberikan peningkatan nilai penghematan kanopi pohon.
Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tujuan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
MANFAAT KANOPI POHON PADA TAMAN RUMAH
DALAM UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DI
LANSKAP PERMUKIMAN
Studi Kasus : Perumahan Bukit Cimanggu City dan
Perumahan Villa Bogor Indah, Bogor
DESSY B SILITONGA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Pada Departemen Arsitektur Lanskap
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen
Arsitektur Lanskap IPB
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih atas berkat dan anugerahNya selama ini sehingga penyusunan skripsi
dengan judul Manfaat Kanopi Pohon pada Taman Rumah dalam Upaya
Penghematan Energi Listrik di Lanskap Permukiman : Studi Kasus Perumahan
Villa Bogor Indah dan Perumahan Bukit Cimanggu City, Bogor ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
Terwujudnya tulisan ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan semua
pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, yaitu
kepada :
1. Ibu Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi. Selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu dan pikirannya, dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan, saran, kritikan dan semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
2. Bapak Dr.Ir.Nizar Nazrullah,M.Agr dan Ibu Ir. Tati Budiati,MS selaku
dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran, kritikan dan
bimbingan di dalam perbaikan skripsi ini.
3. Keluarga tercinta di Medan, bapak P.M Silitonga dan ibu A.M Simanjuntak
sebagai orangtua serta kakak dan adik-adikku, kak Vina, Andre, Nanda dan
Annes yang telah memberikan segala bantuan doa maupun materi, dorongan
semangat dan selalu menjadi motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Keluarga di Bogor, Tulang, Nantulang, adik-adik, dan keluarga di Jakarta
yang telah mendukung dan mendoakan penulis selama menjalani masa
perkuliahan di Bogor khususnya dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Oot selaku Project Manager, Bapak Didik dan Bapak Bennito selaku
Site Manager serta staf lainnya di kantor teknik PT Semangat Panca
Bersaudara yaitu Bapak Gatot, Bapak Yudi, Mbak Eka, Pak Heru sebagai
pihak pengembang Perumahan Villa Bogor Indah yang telah memberikan
ijin dan bimbingan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di
perumahan tersebut khususnya Pak Donald yang telah membimbing dan
memberi motivasi kepada penulis saat di lapang.
6. Ibu Yanti, Bapak Rudi, Bapak Gufron serta staf lainnya di PT. Perdana
Gapura Prima sebagai pihak pengembang Perumahan Bukit Cimanggu City
yang telah memberikan ijin dan bimbingan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di perumahan tersebut.
7. Noril Milantara, SHut dan Ariev Budiman, SP. yang telah mengajarkan
banyak teknis tentang penggunaan program ArcView dan CITYgreen serta
dengan penuh kesabaran mau meluangkan waktunya untuk berkonsultasi.
8. Aldi Rusli yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat dan
kenangan tersendiri kepada penulis selama menyelesaikan studi di bangku
kuliah serta keluarga, Pricilia, Ninda, ko Dodo, Albert dan lainnya yang
turut mendukung.
9. Teman-teman sesama bimbingan, Purwanti Lukmanniah, Florentius Agung,
Yumi N Rahmi yang telah banyak membantu dan menjadi motivasi
tersendiri bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman di jurusan Arsitektur Lanskap, khususnya angkatan 43 Teng-
Tong Family, teman-teman terdekat MMG Yumi, Yogi, Lipur, Perthy
dan Maria Agustina Kaka yang telah memberikan banyak kenangan indah
bagi perjalanan hidup penulis di bangku kuliah.
11. Teman-teman kos Pondok Putri, kak Wenny, Viva, Posma, Desra, Rossa,
Satchie, Erti, Christina Tintunz, Christina Situmorang, serta adik-adik
angkatan 45 yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu, terima kasih
atas tali persaudaraan yang telah terjalin hingga saat ini.
12. Teman-teman sepelayanan di Komisi Pelayanan Siswa UKM PMK IPB,
Desna, Sherlie, Joel, Molly, Zega, Dhimas, Bernand, Christian Halawa,
Satriani, adik-adik KPD Bolas, Pebri, Yenni, Herlina, Iin, Cely, Ruth,
Raymond, terima kasih atas kekeluargaan yang telah terjalin sampai saat ini.
13. Seluruh staf pengajar ARL, staf TU, pegawai, terimakasih untuk masukan,
kritik serta memperlancar dalam pengurusan surat-menyurat.
14. Guru-guru semenjak TK hingga SMA yang telah memberikan didikan dan
kasih sayang serta membentuk karakter saya hingga saya dapat menjadi
seperti sekarang ini.
Penulis
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Jenis dan Bentuk Kanopi Pohon menurut Booth (1983) 10
2. Aliran Kerja Sistem Pendingin AC ................................................... 24
3. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 31
4. Tampilan program CITYgreen 5.4 .................................................... 34
5. Tampilan pengaktifan ekstensi CITYgreen 5.4 pada ArcView 3.2 ... 35
6. Tampilan untuk memilih dan memasukkan data citra ....................... 36
7. Tampilan View Properties untuk registrasi data citra satelit ............. 36
8. Tampilan hasil digitasi batas lokasi penelitian di Villa Bogor Indah 37
9. Tampilan hasil digitasi batas lokasi penelitian di Bukit Cimanggu
City .................................................................................................... 37
10. Tampilan hasil digitasi salah satu batas rumah di rumah sampel ...... 38
11. Tampilan hasil digitasi noncanopy theme di salah satu rumah
sampel ................................................................................................ 38
12. Tampilan hasil digitasi canopy theme di salah satu rumah sampel ... 39
13. Tampilan saat meng-update tabel atribut pohon di rumah sampel .... 41
14. Tampilan saat memilih jenis dan data pohon lainnya sesuai
dengan pohon sampel ........................................................................ 41
15. Tampilan list untuk pengisian new species dalam CITYgreen.......... 41
16. Tampilan saat memasukkan data atribut dari noncanopy theme ....... 42
17. Tampilan CITYgreen Analysis saat memilih data yang diperlukan ... 45
18. Tampilan Analysis Report sebagai Hasil Analisis CITYgreen 5.4 .... 45
19. Hasil Digitasi Rumah Sampel di Bukit Cimanggu City .................... 46
20. Hasil Digitasi Rumah Sampel di Villa Bogor Indah ......................... 47
21. Contoh Report Hasil Analisis Usulan Penataan ................................ 48
22. Peta Aksesibilitas Kawasan Bukit Cimanggu City............................ 49
23. Peta Aksesibilitas Kawasan Villa Bogor Indah ................................. 50
24. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan tarif
listrik di BCC ..................................................................................... 62
iv
No. Halaman
25. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan daya
listrik di BCC ..................................................................................... 63
26. Tampak Rumah BCC_K_1 ................................................................ 65
27. Tampak Rumah BCC_K_2 ................................................................ 67
28. Tampak Rumah BCC_S_1 ................................................................ 69
29. Tampak Rumah BCC_S_2 ................................................................ 71
30. Tampak Rumah BCC_S_3 ................................................................ 73
31. Tampak Rumah BCC_B_1 ................................................................ 75
32. Tampak Rumah BCC_B_2 ............................................................... 77
33. Posisi Pohon Peneduh Terhadap Rumah BCC_B_2 ......................... 78
34. Tampak Rumah BCC_B_3 ................................................................ 79
35. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan tarif
listrik di VBI ...................................................................................... 80
36. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan daya
listrik di VBI ...................................................................................... 80
37. Tampak rumah VBI_K_1 .................................................................. 82
38. Tampak rumah VBI_K_2 .................................................................. 84
39. Tampak rumah VBI_K_3 .................................................................. 86
40. Tampak rumah VBI_S_1 ................................................................... 88
41. Tampak rumah VBI_S_2 ................................................................... 90
42. Tampak rumah VBI_S_3 ................................................................... 92
43. Tampak rumah VBI_B_1 .................................................................. 94
44. Tampak rumah VBI_B_2 .................................................................. 96
45. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_K_1 ........... 102
46. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_S_1 ............ 104
47. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_S_3 ............ 105
48. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_B_1 ........... 107
49. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_B_2 ........... 109
50. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_B_3 ........... 110
51. Taman rumah eksisting yang dijadikan perkerasan oleh pemilik
rumah VBI_K_1 ................................................................................ 111
v
No. Halaman
52. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_K_1 ............ 112
53. Taman rumah eksisting yang seluruhnya dijadikan perkerasan oleh
pemilik rumah VBI_K_2 ................................................................... 113
54. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_K_2 ............ 114
55. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_K_3 ............ 116
56. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_S_1 ............. 117
57. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_B_1 ............ 119
vi
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Kesesuaian Penggunaan Lahan Berdasarkan Kemiringan Lereng. 7
2. Jenis Kanopi Pohon serta Contoh dan Manfaatnya ........................... 11
3. Karakteristik Pohon sebgai Fungsi Memperbaiki Iklim Mikro ......... 13
4. Pemakaian KWH Juni 2009 - Agustus 2010 di Perumahan Bukit
Cimanggu City ................................................................................... 16
5. Pembayaran Rekening Listrik Juni 2009 - Agustus 2010 di
Perumahan Bukit Cimanggu City ...................................................... 16
6. Total Pemakaian KWH dan Tagihan Listrik Golongan Tarif
Rumah di Perumahan Villa Bogor Indah .......................................... 17
7. Jumlah Pelanggan Golongan Tarif Rumah di Perumahan Villa
Bogor Indah ....................................................................................... 18
8. Aspek Analisis dan Data yang Diperlukan dalam Analisis ............... 22
9. Jenis, Sumber dan Cara Pengumpulan Data ...................................... 30
10. Data Primer serta Kelengkapan Data yang Dibutuhkan .................... 32
11. Penggolongan Tinggi Pohon Menurut American Forest ................... 33
12. Data Jenis Pohon Sampel yang Tidak Terdapat pada CITYgreen
5.4 ...................................................................................................... 40
13. Data Iklim Mikro Bukit Cimanggu City Juni 2009 Mei 2010 ....... 51
14. Data Iklim Mikro Villa Bogor Indah Juni 2009 Mei 2010 ............. 52
15. Tata Guna Lahan Bukit Cimanggu City ............................................ 54
16. Klasifikasi Tata Guna Lahan Bukit Cimanggu City .......................... 54
17. Klasifikasi Tata Guna Lahan Villa Bogor Indah ............................... 55
18. Pohon di Bukit Cimanggu Villa ........................................................ 55
19. Pohon Pada Rumah Sampel di Bukit Cimanggu City ....................... 56
20. Pohon Pada Rumah Sampel di Villa Bogor Indah ............................ 57
21. Identitas Rumah dan Pohon di Rumah Sampel Perumahan
Bukit Cimanggu City ......................................................................... 59
22. Identitas Rumah dan Pohon di Rumah Sampel Perumahan
Villa Bogor Indah .............................................................................. 60
vii
No. Halaman
23. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_K_1 ........................ 63
24. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_K_2 ........................ 66
25. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_1 ........................ 68
26. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_2 ........................ 70
27. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_3 ........................ 72
28. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_1 ........................ 74
29. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_2 ........................ 76
30. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_3 ........................ 78
31. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_K_1 ......................... 81
32. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_K_2 ......................... 83
33. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_K_3 ......................... 85
34. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_1 ......................... 87
35. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_2 ......................... 89
36. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_3 ......................... 91
37. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_B_1 ......................... 93
38. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_B_2 ......................... 95
39. Persentase Penggunaan Lahan di Empat Contoh Rumah Sampel. .... 97
40. Persentase Penggunaan Lahan di Tiga Contoh Rumah Sampel ........ 99
41. Aktifitas Pemilik Rumah di Sebelas Contoh Taman Rumah
Sampel ............................................................................................... 101
42. Perbedaan Hasil Analisis Kondisi Eksisting dan Kondisi Simulasi
Usulan Penataan ................................................................................ 120
43. Rumah Sampel yang Memperoleh Nilai Manfaat Kanopi
Berdasarkan Arah Hadap Rumah ...................................................... 122
viii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
11
12
Misalnya thermal comfort untuk orang Indonesia ialah antara 25,4 28,9 derajat
Celcius. Lebih lanjut Surjamanto (2000) menambahkan apabila suatu iklim tidak
dapat memberikan kenyamanan bagi manusia tersebut diperlukan modifier /
pengelola iklim dengan menggunakan teknologi tepat guna. Beberapa cara
pengelolaan iklim mikro pada lingkungan rumah tinggal untuk memperoleh
kenyamanan, yaitu:
a. Membuka jendela pada utara-selatan
b. Pohon perdu diletakkan di timur, sebab angin pada bulan Maret-
September kering (tidak membawa uap air), sehingga tidak lembab. Jika
menanam pohon di barat, sebaiknya tidak dipertinggi agar tidak
membawa uap air masuk ke ruangan
c. Yang dibuka dinding timur, sehingga bila Desember, angin tidak masuk
d. Kamar mandi sebaiknya ditaruh di sebelah barat agar cepat kering (tidak
lembab)
e. Angin yang baik adalah angin yang lewat di depan dan samping (posisi
bangunan tidak membelakangi angin).
Menurut Robinette (1977) vegetasi memiliki fungsi secara spesifik dalam
pengendalian iklim mikro yaitu dapat mengendalikan efek sinar matahari dengan
cara filtrasi langsung radiasi matahari, mengendalikan panas permukaan dan
radiasi ke berbagai lapisan permukaan, baik setiap hari maupun secara musiman.
Oleh sebab itu, suhu udara pada daerah yang mempunyai RTH lebih nyaman
daripada daerah yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Hal ini didukung oleh
pendapat Tjasyono (2000) yang menyatakan iklim tidak hanya mempengaruhi
tanaman tetapi juga dipengaruhi oleh tanaman. Hutan yang lebat dapat menambah
jumlah kelembaban udara melalui transpirasi. Bayangan dari pepohonan dapat
mengurangi suhu udara sehingga penguapan menjadi lebih kecil. Grey dan
Deneke (1978) menjelaskan bahwa pohon memiliki beberapa fungsi dalam
memperbaiki iklim mikro. Fungsi tersebut dipengaruhi oleh karakteristik pohon
yang dapat dilihat pada Tabel 3.
13
14
menyatakan bahwa lokasi lubang saluran pengambilan udara luar dari alat
pengatur suhu udara (AC) yang ternaungi oleh bayang-bayang pohon akan
memiliki suhu udara sekitar yang lebih rendah sehingga secara tidak langsung
menghemat energi yang diperlukan oleh AC.
Dalam pengaturan iklim mikro menurut Robinette (1977) terdapat beberapa
prinsip penggunaan pohon yang penting diketahui oleh perancang dalam
pengaturan iklim mikro yaitu :
1. Pohon besar, kecil dan semak kemungkinan dapat digunakan untuk
menghalangi angin yang bergerak secara tidak diinginkan, tanaman konifer
dapat digunakan untuk mengendalikan angin di musim dingin.
2. Pohon dapat digunakan untuk mengatur perpindahan angin, untuk
meningkatkan jumlah ventilasi di beberapa area khusus.
3. Beberapa jenis tanaman akan mengurangi akumulasi dari salju di permukaan,
sehingga dapat digunakan untuk pengumpul atau penjerap panas matahari.
4. Tanaman khususnya pohon berdaun tipis dapat digunakan untuk menangkap
kabut, dan dapat meningkatkan penangkapan sinar matahari ke permukaan.
5. Pohon-pohon jenis tertentu akan menjadi penghalang langsung sinar matahari
selama musim semi, untuk mengurangi suhu dingin yang berlebihan, tetapi
mampu bertahan di musim dingin, mengurangi suhu panas yang berlebihan.
6. Area yang ditanami akan menjadi lebih sejuk sepanjang hari, dan akan
mengalami penurunan panas yang lebih sedikit di malam hari.
15
Pasokan energi listrik untuk Kota Bogor sampai saat ini berasal dari
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang terdapat di PLTA Suralaya dan
sebagai cadangan apabila pasokan utama kurang mencukupi terdapat di Jatiluhur
dan Cirata. Pasokan energi listrik tersebut kemudian dialirkan melalui SUTET
(Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) hingga ke trafo menuju lokasi pemakai.
16
Berdasarkan data dari PLN Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Bogor Barat,
kebutuhan listrik pada kawasan Bukit Cimanggu City (BCC) digunakan untuk
hampir semua golongan tarif kecuali golongan tarif industri. Pemakaian daya
listrik dan pembayaran rekening listrik selama setahun terakhir ini di kawasan
BCC dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
17
Tabel 6.Total Pemakaian KWH dan Tagihan Listrik Golongan Tarif Rumah di
Perumahan Villa Bogor Indah Periode Juni 2009 Agustus 2010
Bulan Total KWH Pakai Total Tagihan (Rp)
Pemakaian R1 R2 R3 R1 R2 R3
Jun-09 460629 40292 16762 322503739 28821607 20830664
Jul-09 498853 38241 20733 346356615 31914338 27000085
Agust-09 490834 35829 18176 344084209 30793267 23131104
Sep-09 511700 39444 17203 356341926 33462088 20984409
Okt-09 474450 34726 16618 339164397 31101780 20798032
Nop-09 526792 40502 18310 368084924 34113291 22809322
Des-09 522691 39061 17119 357452280 31805701 20320479
Jan-10 502496 39078 18000 357115485 33157608 21462165
Feb-10 501332 41664 16928 356075110 34518912 22131421
Mar-10 457700 36973 18518 333032653 31715147 22836173
Apr-10 489592 43866 17240 347514330 37864260 22517652
Mei-10 542342 49707 18080 380411363 41579040 24087676
Jun-10 548925 48330 17442 381483092 40357438 23280707
Jul-10 545211 44901 19143 380570244 37351814 24331736
Agust-10 532346 49241 18311 390271770 41010935 25181300
Sumber : Data PLN UPJ Bogor Timur, 2010
18
19
untuk pelanggan di atas 900 VA untuk setiap golongan tarif, berkisar antara 6% -
20% dengan sebaran sebagai berikut :
1. Sosial, naik rata-rata 10%
2. Rumah Tangga, naik rata-rata 18%
3. Bisnis, naik rata-rata 16%
4. Industri, naik rata-rata 6% s/d 12%
5. Bangunan Pemerintah, naik rata-rata 15% s/d 18%
6. Traksi, Curah, dan layanan khusus, naik rata-rata 9% s/d 20%
20
2.6 Aplikasi CITYgreen 5.4 Ekstensi Arc View 3.2 untuk Energy Saving.
Menurut American Forest (2002) CITYgreen adalah salah satu program SIG
(Sistem Informasi Geografis) yang merupakan perkembangan menuju ESRIs
ArcGIS. Secara umum CITYgreen bertujuan untuk menganalisis keuntungan
ekologis dan ekonomis dari kanopi pohon dan ruang hijau lainnya. Dengan
demikian CITYgreen dapat membantu pembuatan kebijakan tertentu di suatu
wilayah yang lebih baik dan ramah lingkungan. Progam ini dibuat berdasarkan
berbagai penelitian di berbagai negara yang terkait tentang manfaat pohon.
CITYgreen hanya dapat bekerja dengan Windows berbasis PC (Personal
Computer) yang telah memiliki program ArcGIS dan terdiri dari dua versi. Versi
pertama bekerja dengan ArcView 3.x dan versi kedua bekerja dengan ArcGIS 8.x.
Analisis dilakukan berdasarkan data tutupan lahan yang telah disediakan. Data
tutupan lahan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti foto udara
atau citra satelit. Semua versi CITYgreen memiliki manfaat untuk menganalisis
beberapa hal berikut yaitu antara lain :
a. Limpasan Permukaan
CITYgreen dapat menghitung besar volume air dari limpasan permukaan yang
akan datang akibat penutupan lahan berdasarkan data curah hujan dalam kurun
waktu 2 tahun 24 jam hari hujan. Banyak permukaan kedap air menghasilkan
banjir dengan level lebih tinggi pada saat banyak area alami yang mengurangi
kuantitas resapan air sehingga CITYgreen dapat menjadi sebuah alat yang sangat
bermanfaat untuk perencanaan dan penetapan penggunaan wilayah.
b. Pereduksi Polutan Udara
Dalam hal ini, CITYgreen dapat menghitung kapasitas reduksi polutan oleh
kanopi pohon. Semakin besar kanopi pohon maka semakin besar pula jumlah
polutan udara yang dapat direduksi. Dengan demikian CITYgreen dapat
melaporkan kuantitas tahunan dari polutan yang tereduksi dan nilai manfaat
ekonomi yang berkaitan dengan usaha reduksi tersebut.
21
c. Penyimpanan Karbon
Dalam hal ini CITYgreen dapat menghitung jumlah karbon yang diserap yang ada
dalam pohon yang disajikan dalam peta penutupan lahan dan menghitung
kuantitas tahunan dari karbon yang direduksi oleh pohon.
d. Konservasi Energi dan Pencegahan Emisi Karbon
Penelitian yang telah dilakukan oleh USDA Forest Service dan pihak lainnya telah
menunjukkan bahwa pohon yang ditanam secara tepat dapat menaungi rumah-
rumah sehingga secara signifikan dapat menurunkan penggunaan dari pendingin
udara (Air Conditioner). Berdasarkan iklim dan tarif listrik lokal, CITYgreen
dapat memperkirakan nilai ekonomis dalam satuan dollar dari keuntungan
naungan langsung pada pohon yang ada di sekitar rumah. Analisis dari
CITYgreens Cool Roof juga dapat menghitung seberapa besar biaya pendinginan
dari warna atap bangunan dan material pendingin lainnya. Berdasarkan total
penghematan energi dalam tapak, CITYgreen juga dapat menghitung kuantitas
dari utilitas pencegahan berbasis emisi karbon.
e. Pemodelan skenario alternatif
Salah satu tampilan CITYgreen yang paling bermanfaat yaitu kemampuan
menganalisis skenario alternatif. Tampilan ini dimulai dengan peta tutupan lahan
yang menjadi objek, dampak akibat perubahan fungsi tutupan lahan dapat
dihitung sebelum perubahan itu terjadi. Hal ini juga berguna untuk melihat
bagaimana hal itu dapat berubah setiap tahunnya, dengan membandingkan peta
tutupan lahan dari awal periode atau sekitar 10 hingga 20 tahun lalu. Hal ini
menjadi sebuah alat pengambil keputusan yang sangat penting yang berhadapan
dengan pilihan pertumbuhan dan pengembangan.
Untuk program CITYgreen 5.4 yang berkolaborasi dengan program
ArcView 3.2 memiliki beberapa tampilan yaitu :
Tabel atribut pohon Program CITYgreen ini merupakan satu-satunya versi
yang memiliki fungsi untuk mengumpulkan atribut pohon dalam bentuk tabel.
Data koleksi pada lapang dari pohon individual juga dapat dimasukkan ke dalam
table. Tabel ini berguna untuk menentukan berbagai variasi informasi, seperti
persentasi tiap spesies, persentasi kesehatan, persentasi lokasi dan sebagainya.
Tabel ini dibuat berdasarkan model pertumbuhan pohon. Namun model ini bukan
22
23
E T UEDT x CFA x T CC x CC x n
dimana
UEDT adalah koefisien suhu Unit Energy Density (UED per oC)
E U UEDU x CFA x U CC x CC x n
dimana
UEDU adalah koefisien angin Unit Energy Density (berubah dalam UED per
persentase kecepatan angin)
U CC adalah koefisien kecepatan angin pada kanopi (persentase kecepatan
angin/persentase tutupan kanopi)
CC adalah persentase tutupan kanopi per pohon
24
25
Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa keima komponen utama untuk sistem AC
antara lain :
1. Kompresor ; komponen ini bertugas menghisap dan menekan bahan pendingin
sehingga bahan pendingin tersebut beredar dalam unit mesin pendingin.
2. Kondensor ; merupakan alat penukar kalor. Cara kerja kondensor yaitu dengan
mengembunkan uap (bahan pendingin) menjadi cairan sehinggga dapat dipakai
kembali dalam siklus pendinginan.
3. Penyaring (Filter) ; berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan pendingin
sebelum dialirkan ke dalam pipa kapiler.
26
27
kondensasi, bahan pendingin memiliki wujud cair, bersuhu rendah namun masih
memiliki tekanan tinggi. Dengan kondisi demikian, bahan pendingin dialirkan ke
filter. Di dalam filter, bahan pendingin disaring kadar air dan kotorannya agar
tidak mengganggu sirkulasi bahan pendingin di sistem. Bahan pendingin yang
berwujud cair dan telah disaring, mengalir masuk ke dalam pipa kapiler untuk
mengalami proses penurunan tekanan.
28
29
BAB III
METODOLOGI
30
31
32
33
2. Tinggi Pohon
Pengukuran tinggi pohon menggunakan Hagameter untuk memperoleh sudut
bawah dan sudut atas pohon. Tinggi pohon diperoleh melalui perhitungan sebagai
berikut :
T = (Tan () + Tan ()) x d
Keterangan : T : Tinggi pohon (meter); : sudut atas (o); : sudut bawah (o); d :
jarak pengamatan (meter)
Data tinggi pohon yang diperoleh selanjutnya akan digolongkan menurut
klasifikasi dari American Forest dalam CITYgreen Manual User 2002. Tingkat
pada golongan ini yang akan dimasukkan sebagai salah satu atribut pohon.
Penggolongan tinggi pohon dapat dilihat pada Tabel 11.
34
3. Lebar Kanopi
Pengukuran lebar kanopi atau tajuk pohon dilakukan dengan menentukan dua titik
terluar kanopi yang memiliki jarak paling lebar (diameter kanopi) dari pohon
tersebut. Data lebar kanopi ini sama dengan kedua data sebelumnya yang akan
dimasukkan sebagai data atribut pohon pada CITYgreen 5.4 dalam proses analisis.
c. Teknis Studio
Teknis studio merupakan teknis pengolahan data yang telah dikumpulkan
baik data primer maupun data sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan cara
menganalisis data menggunakan program ArcView 3.2 dengan ekstensi
CITYgreen 5.4.
Setelah kegiatan analisis selesai dilakukan, maka kegiatan studio
selanjutnya adalah pembuatan usulan penataan pohon pada taman rumah dalam
upaya penghematan energi. Usulan yang diberikan berupa usulan perbandingan
yang ideal antara luas lahan terbangun dengan lahan terbuka hijau dan usulan
desain penataan pohon yang sesuai dengan tipe rumah.
Gambar 4. Tampilan program CITYgreen 5.4 ; (a) digitasi non-canopy theme, (b)
digitasi canopy theme, (c) gabungan digitasi, (d) tampilan proses analisis.
(Sumber : CITYgreen Manual User 2002)
35
36
Apabila data tersebut berasal dari citra satelit yang belum teregistrasi,
maka selanjutnya harus diadakan registrasi citra terlebih dahulu. Registrasi
dilakukan dengan menyesuaikan Map Units dan Distance Units sesuai proyeksi
posisi wilayah pada bagian Properties di menu View (Gambar 7).
37
Gambar 8. Tampilan hasil digitasi batas lokasi penelitian di Villa Bogor Indah
Gambar 9. Tampilan hasil digitasi batas lokasi penelitian di Bukit Cimanggu City
38
Gambar 10. Tampilan hasil digitasi salah satu batas rumah di rumah sampel
Gambar 11. Tampilan hasil digitasi noncanopy theme di salah satu rumah sampel
39
Gambar 12. Tampilan hasil digitasi canopy theme di salah satu rumah sampel
40
tersedia pada data CITYgreen. Keterangan keempat belas jenis pohon ini dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Data Jenis Pohon Sampel yang Tidak Terdapat pada CITYgreen 5.4
Nama Nama Latin Kerapat Tingkat Tingkat Bentuk Gugur Kelas
Lokal an Daun Pertumb Pertumbu Kanopi Daun Tinggi
uhan han Maksimal
Tinggi Diameter
Belimbing Averrhoa Sedang Sedang Sedang Menyebar Broad-leaf Pendek
Wuluh bilimbi evergreen
Cemara Thuja Padat Sedang Sedang Kerucut Needle- Pendek
Kipas orientalis leaf
evergreen
Cengkeh Eugenia Padat Sedang Sedang Kerucut Broad-leaf Tinggi
aromatica evergreen
41
Penambahan data karakteristik pohon ini diperoleh dengan mencari studi literatur
mengenai jenis pohon yang bersangkutan (Gambar 15).
Gambar 13. Tampilan saat meng-update tabel atribut pohon di rumah sampel
Gambar 14. Tampilan saat memilih jenis dan data pohon lainnya sesuai dengan
pohon sampel
Gambar 15. Tampilan list untuk pengisian new species dalam CITYgreen
42
Gambar 16. Tampilan saat memasukkan data atribut dari noncanopy theme
8. Menganalisis data
Tahapan ini dapat dilakukan setelah seluruh atribut data telah dilengkapi.
Analisis data dapat dimulai dengan memilih menu Analyze Data pada CITYgreen.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memilih area studi. Pada bagian ini kita
memilih batas rumah yang akan dianalisis. Batas ini mencakup luas lahan hingga
jarak rumah ke posisi pohon.
Langkah kedua yaitu melengkapi bagian Study Area Preferences. Dari
bagian ini, khusus untuk analisis Energy Saving hanya dibutuhkan data Landcover
43
Field dan Name Field. Jenis Landcover Field dapat dipilih dengan menggunakan
CGFeature (CITYgreen Feature) atau dapat juga dengan memilih jenis tanah
sesuai di lapang. Pada penelitian ini, jenis Landcover Field dipilih menurut
CGFeature dengan pilihan Urban jenis Residential atau kawasan perumahan di
area perkotaan. Data Name Field dapat dipilih dengan memberi label Name pada
tabel atribut untuk theme batas rumah terlebih dahulu sehingga pada bagian Name
Field dapat diisi dengan pilihan Name.
Langkah ketiga yaitu memilih theme apa saja yang akan dianalisis. Pada
bagian ini theme canopy dan non canopy masing-masing rumah dipilih tergantung
site rumah yang akan dianalisis. Selanjutnya sebelum CITYgreen memulai proses
analisis, data yang cukup penting untuk dilengkapi yaitu data Annual Cooling
Cost atau biaya listrik dari Air Conditioner (AC). Data ini dapat diisi dengan
memilih bagian CITYgreen Preferences. CITYgreen Preferences merupakan
bagian yang dapat melengkapi lebih jelas karakteristik dari site yang akan
dianalis. Untuk analisis Energy Saving, pilihan CITYgreen Preferences yang
diperlukan hanya data Annual Cooling Cost. Data Annual Cooling Cost ini
diperoleh dengan melihat besar biaya tahunan yang diperlukan untuk pemakaian
AC dalam rumah tangga. Biaya yang diperoleh ini kemudian dikonversi ke dalam
nilai mata uang Dollar ($). Pada penelitian ini nilai mata uang tersebut dikonversi
kedalam satuan rupiah dengan asumsi sebesar Rp 10.000,- per $ 1,-.
Untuk dapat membuat perbandingan nilai manfaat kanopi pohon dari
keenam belas rumah sampel pada penelitian ini, maka terdapat beberapa asumsi
data yang digunakan. Asumsi data yang digunakan mencakup asumsi jumlah alat
elektronik Air Conditioner (AC) rumah tangga, asumsi intensitas pemakaian AC
per hari dan asumsi Tarif Dasar Listrik (TDL) sesuai TDL yang berlaku dari pihak
PLN untuk kebutuhan Annual Cooling Cost. Adapun alasan pengambilan nilai
pada ketiga asumsi itu yaitu :
a. Asumsi jumlah AC yang dipakai yaitu sebesar dua buah AC Split 0,5 pk dengan
daya sebesar 430 Watt. Asumsi jumlah AC sebanyak dua buah dipakai dengan
melihat hasil kuesioner dari keenam belas pemilik rumah sampel sebanyak
tujuh pemilik rumah sampel menggunakan dua buah AC (Lampiran 5). Untuk
asumsi daya yang dimiliki oleh AC yaitu split 0.5 pk dipakai dengan merujuk
44
dari tinjauan pustaka. Hal ini didasari dengan pemikiran bahwa luas ruangan di
rumah sampel baik kamar tidur atau ruang tempat peletakan AC memiliki luas
rata-rata 9 m2 sehingga konsumsi daya yang dibutuhkan tiap AC berkisar 430
Watt.
b. Asumsi intensitas pemakaian AC yang digunakan yaitu selama 12 jam dengan
dasar pemikiran bahwa sebanyak delapan pemilik rumah sampel menggunakan
AC dengan intensitas pemakaian 12 jam. (Lampiran 5).
c. Asumsi TDL yang digunakan yaitu sebesar Rp 890,- per KWH. TDL ini
merupakan biaya TDL tahun 2010 yang dibebankan kepada pengguna listrik
golongan tarif R2 dengan daya 3500 sampai 5500 VA. Asumsi ini dipakai
dengan pemikiran bahwa pemilik rumah sampel sebagian besar merupakan
warga dengan kelas ekonomi ke atas. Pemikiran ini didasari atas hasil
kuesioner yang menunjukkan sebanyak sebelas pemilik rumah sampel
memiliki penghasilan di atas Rp 5.000.000,- per bulan dengan tagihan listrik
sebagian besar (10 pemilik rumah sampel) di atas Rp 200.000,- hingga Rp
500.000,- per bulan (Lampiran 5).
Dengan ketiga asumsi tersebut, maka dapat diperoleh nilai biaya pendingin
ruangan tahunan atau Annual Cooling Cost (ACC) dengan perhitungan :
ACC = Pemakaian AC (jam) x Daya (KW) x 365 hari x jumlah AC x TDL (Rp)
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar (Rp)
45
Gambar 17. Tampilan CITYgreen Analysis saat memilih data yang diperlukan.
Apabila proses analisis telah berhasil dilakukan maka hasil analisis akan segera
ditampilkan dan dapat disimpan dalam bentuk pdf. (Gambar 18).
Gambar 18. Tampilan Analysis Report sebagai Hasil Analisis CITYgreen 5.4
(Sumber : CITYgreen Manual User 2002)
46
Hasil digitasi keenambelas rumah sampel dapat dilihat pada Gambar 19 yang
menunjukkan digitasi di Perumahan Bukit Cimanggu City dan Gambar 20 yang
menunjukkan digitasi di Perumahan Villa Bogor Indah.
47
48
49
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
50
51
4.2 Iklim
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Balai Besar Wilayah II Stasiun
Klimatologi Klas I, Darmaga Bogor melakukan pengamatan setiap hari dengan
waktu yang telah ditetapkan. BMG Dramaga mengambil data dari stasiun Lanud
Atang Sendjaya di Semplak untuk data curah hujan pada kawasan Bukit
Cimanggu City.
Pada Tabel 13 suhu rata-rata bulanan dari bulan Mei 2009 hingga Mei 2010
berkisar 26,40C dengan suhu minimum berkisar 25,30C di bulan Juni 2009 dan
suhu maksimum berkisar 27,70C di bulan Mei 2010.
Tabel 13. Data Iklim Mikro Bukit Cimanggu City Juni 2009 Mei 2010
Temperatur Curah Hujan (mm) Kelembaban
Bulan
(C) Semplak (Lanud ATS) (%)
Mei-2009 25,9 504,1 83
Jun-2009 25,3 335,6 81
Jul-2009 25,8 127,8 76
Ags-2009 26,3 41,4 78
Sep-2009 26,8 150,9 77
Okt-2009 26,2 639,0 78
Nop-2009 26,2 302,3 80
Des-2009 26,0 220,1 83
Jan-2010 26,6 295,3 87
Peb-2010 26,5 596,7 83
Mar-2010 26,6 421,6 83
Apr-2010 27,2 37,1 86
Mei-2010 27,7 369,6 82
Rata-rata 26,4 310,9 81
Sumber : Data Klimatologi BMG, 2009/2010
52
kawasan Villa Bogor Indah mencapai 354,4 mm/bulan. Bulan basah tertinggi
terjadi pada bulan Maret 2010 berkisar 787 mm dan bulan basah terendah terjadi
pada bulan Agustus 2009 berkisar 24 mm.
Tabel 14. Data Iklim Mikro Villa Bogor Indah Juni 2009 Mei 2010
Curah Hujan
Bulan Temperatur (mm) Kelembaban
(C) Cimanggu (%)
Mei-2009 25,9 427 83
Jun-2009 25,3 251 81
Jul-2009 25,8 250 76
Ags-2009 26,3 24 78
Sep-2009 26,8 281 77
Okt-2009 26,2 377 78
Nop-2009 26,2 424 80
Des-2009 26,0 270 83
Jan-2010 26,6 355 87
Peb-2010 26,5 659 83
Mar-2010 26,6 787 83
Apr-2010 27,2 144 86
Mei-2010 27,7 358 82
Rata-rata 26,4 354,4 81
Sumber : Data Klimatologi BMG, 2009/2010
Kelembaban kedua kawasan ini baik Villa Bogor Indah maupun Bukit
Cimanggu City sama-sama memiliki rataan berkisar 81% dengan suhu rata-rata
bulanan kedua perumahan sama yaitu berkisar 26,40C. Menurut Rahadini (2010),
kelembaban maksimal pada suhu dengan kisaran 260C320C seharusnya adalah
60% sehingga kelembaban kedua perumahan tersebut tergolong cukup tinggi.
Kelembaban ini menyebabkan kondisi tubuh manusia yang kurang nyaman karena
dapat menyebabkan keringat pada permukaan kulit tidak segera menguap. Selain
itu, kelembaban yang tinggi menyebabkan munculnya penyakit paru-paru basah
serta menjadi tempat potensial bagi berkembangbiaknya berbagai macam bakteri
dan jamur.
53
4.3 Hidrologi
Berdasarkan penelitian Saputra (2009), sistem drainase di Bukit Cimanggu
City (BCC) dilengkapi dengan sistem drainase terbuka dan drainase tertutup.
Kanal-kanal air berfungsi sebagai tempat mengalirkan air yang berasal dari air
hujan dan saluran rumah tangga, sehingga dapat mencegah dari kemungkinan
banjir. Selain itu, di kawasan BCC terdapat situ atau danau yang berfungsi sebagai
daerah resapan air yang dapat menampung air dalam kapasitas yang cukup besar.
Selain berfungsi sebagai area ekologis, situ tersebut dijadikan sebagai objek
rekreasi.
Sumber air untuk Perumahan Villa Bogor Indah terdiri dari dua sumber
yaitu sumber alami dan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sumber air
alami yang digunakan berasal dari sumur gali yang berasal dari air sungai
Cisadane sedangkan sumber air PDAM berasal dari Tirta Kahuripan di kabupaten
Bogor dan Tirta Pakuan di Kotamadya Bogor.
54
merupakan jenis tanah yang terdiri dari lanau, batu pasir, kerikil dan kerakal dari
batuan gunung api kuarter yang diendapkan.
55
Villa Bogor Indah III (17 ha) serta Villa Bogor Indah V (18 ha). Penggunaan
lahan untuk perumahan efektif pada kawasan ini menduduki persentase terbesar
yaitu sebesar 60% dari total luas lahan. Penggunaan lahan untuk klasifikasi
lainnya dapat dilihat pada Tabel 17.
4.6 Vegetasi
Vegetasi prasarana jalan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berada di
kawasan Bukit Cimanggu City dapat diidentifikasi berdasarkan letak cluster-
cluster yang berada di kawasan perumahan. Pada kawasan Bukit Cimanggu Villa
(BCV) terdapat 8 cluster sedangkan pada Green Land terdapat 6 cluster. Pohon
yang terdapat di Bukit Cimanggu Villa pada umumnya telah mengalami
pertumbuhan yang optimal dan dapat diidentifikasi (Tabel 18) sedangkan vegetasi
yang terdapat di Greenland sebagian besar masih dalam tahap pembangunan.
56
Vegetasi yang berada di tiap taman rumah pada kawasan Bukit Cimanggu
City (BCC) secara umum berasal dari pihak pemilik rumah masing-masing. Pihak
pengembang hanya menanam vegetasi di sekitar RTH publik seperti taman
lingkungan dan jalur hijau jalan. Berdasarkan hasil survei di kondisi lapang,
vegetasi yang terdapat di delapan rumah sampel di kawasan ini dapat terbagi
menjadi jenis semak dan pohon. Pohon dari kedelapan rumah sampel tersebut
berjumlah 30 pohon. Jenis dan jumlah pohon dapat dilihat pada Tabel 19.
57
Semak dan tanaman penutup tanah yang banyak ditemukan di RTH publik
pada kawasan BCC adalah Kana (Canna generalis), Ruelia tegak (Ruellia
brittoniana), Sutra bombay (Portulaca grandiflora), Kucai (Carex morrowii), Lili
paris (Chlorophytum sp), Taiwan beauty (Cuphea hyssopifolia), Ophiopogon sp,
Palisota barteri, Siklok (Agave attenuate), Agave (Agave angustifolia), dan
Rumput gajah (Axonopus compressus).
Vegetasi yang terdapat di Kawasan Villa Bogor Indah dapat terbagi menjadi
vegetasi di area publik seperti jalur hijau jalan serta taman umum dan vegetasi
privat seperti di setiap taman rumah tinggal. Untuk vegetasi di area publik
dikembangkan oleh pihak pengelola, sedangkan vegetasi di setiap taman rumah
tinggal diberi kebebasan oleh pihak pengelola kepada pemilik rumah. Pohon yang
dikembangkan oleh pihak pengelola biasanya merupakan pohon peneduh yaitu
Biola cantik (Fycus lyrata) dan Bintaro (Cerbera manghas) serta tanaman
groundcover yang mudah dikembangkan seperti kacang-kacangan (Arachis
pintoi).
Berdasarkan hasil survei di kondisi lapang, vegetasi yang terdapat di
delapan rumah sampel di kawasan ini dapat terbagi juga menjadi jenis semak dan
pohon. Pohon dari kedelapan rumah sampel tersebut berjumlah 19 pohon. Jenis
dan jumlah pohon dapat dilihat pada Tabel 20.
60
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
50 48
40
30 27
21
20
11 11
9
10
2 2 3
1 0 1 0 1 0 0
0
BCC_K_1 BCC_K_2 BCC_S_1 BCC_S_2 BCC_S_3 BCC_B_1 BCC_B_2 BCC_B_3
JumlahPohon PenghematanTarif($)
Gambar 24. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan tarif
listrik di BCC
63
700
595.56
600
500
400
331.28
300 265.1
200
132.35
100
1 0 2 1 0 2 9 1 0 3 0 11
0
BCC_K_1 BCC_K_2 BCC_S_1 BCC_S_2 BCC_S_3 BCC_B_1 BCC_B_2 BCC_B_3
JumlahPohon PenghematanListrikperTahun(KWH)
Gambar 25. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan daya
listrik di BCC
Dari Gambar 24 dan 25 dapat dilihat bahwa nilai penghematan tarif listrik
untuk pemakaian AC sejalan dengan nilai penghematan daya listriknya namun
dari segi jumlah pohon belum dapat dikatakan sejalan dengan besar nilai
penghematan yang dapat diterima oleh pemilik rumah. Adapun karakter bangunan
rumah dan pohon yang dimiliki pada taman rumah sampel mulai dari kategori
rumah kecil hingga besar dapat dilihat sebagai berikut ;
1. Rumah BCC_K_1
Tabel 23. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_K_1
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah Hadap
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Rumah
(inchi) (m) Pohon
45/105 Jambu Air 9,53 6 1 1 lantai timur
Karakter yang dapat dilihat pada rumah sampel ini pertama yaitu
pendistribusian lahan pada kavling rumah sebagian besar didominasi oleh lahan
kedap air. Disamping itu lahan terbuka yang ada yaitu taman rumah tidak
digunakan untuk menanam pohon melainkan hanya menanam rumputdan semak
(Gambar 26). Kondisi ini cukup dapat membuat udara sekitar rumah terasa panas
64
Hal ini sesuai dengan pernyataan Irwan (2005) yang menyatakan bahwa suhu di
sekitar tanaman dapat menjadi lebih sejuk akibat kehilangan panas karena adanya
evapotranspirasi dari tanaman.
Rumah yang menghadap timur seperti rumah sampel (Tabel 23) memiliki
keuntungan yaitu pada pagi hingga siang hari mendapat sinar matahari langsung
dan pada sore hari terhindar dari silau matahari sore (Rahadini, 2010). Namun
dilihat dari segi penanaman pohon terdapat beberapa kekurangan. Pohon hanya
ditanam di depan rumah sementara di sebelah barat rumah tidak ada pohon
melainkan diapit oleh rumah lainnya. Kondisi ini menyebabkan pohon kurang
memberikan pengaruh dalam hal meneduhkan rumah. Jarak penanaman pohon
terhadap rumah juga cukup jauh karena pohon ditanam berseberangan dengan
rumah dan dibatasi oleh jalan umum dengan jarak 6 meter dari rumah (Gambar
26).
Karakter fisik pohon baik dari segi diameter, kerapatan daun dan tinggi
pohon sebenarnya berpotensi memberi bayangan peneduh namun faktor jarak dan
orientasi pohon menjadi penghambat dalam memberikan naungan. Hal ini
menjadi faktor analisis CITYgreen 5.4 mengasumsikan kanopi pohon tidak
memberikan nilai penghematan bagi rumah.
65
Gambar 26. Tampak Rumah BCC_K_1 ; (kiri atas) tampak depan rumah ; (kanan
atas) posisi pohon Jambu Air yang ditanam di seberang rumah;
(bawah) denah rumah
66
2. Rumah BCC_K_2
Tabel 24. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_K_2
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Hadap
(inchi) (m) Pohon Rumah
45/120 Mangga 7,90 3 1 1 lantai barat
Durian 8,15 2 1
Gambar 27. Tampak Rumah BCC_K_2 ; (kiri atas) depan rumah; (kanan atas)
jejeran pohon mangga dan durian di depan rumah; (bawah) denah rumah
68
3. Rumah BCC_S_1
Tabel 25. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_1
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Hadap
(inchi) (m) Pohon Rumah
65/120 Pinus 3,76 2 2 1 lantai selatan
Gambar 28. Tampak Rumah BCC_S_1 ; (kiri atas) tampak depan rumah dengan
pohon pinus ditanam di depan ; (kanan atas) tanaman rumah yang didominasi
tanaman semak dan pot; (bawah) denah rumah
70
4. Rumah BCC_S_2
Tabel 26. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_2
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Hadap
(inchi) (m) Pohon Rumah
65/120 Alpukat 3,76 3 2 1 lantai selatan
Alpukat 9,65 5 2
Posisi rumah yang menghadap selatan pada rumah sampel (Tabel 26)
memiliki keuntungan yang sama dengan rumah BCC_S_1. Posisi rumah ini
didukung dengan posisi pohon yang ada di rumah sampel. Salah satu pohon yaitu
pohon yang terletak di halaman belakang rumah ditanam di sebelah barat. Jarak
kedua pohon dari rumah cukup dekat. Kedua pohon ini juga memiliki tinggi
pohon yang melebihi tinggi bangunan yaitu tinggi golongan kedua.
Pada Gambar 29 dapat dilihat juga bahwa taman rumah digunakan untuk
menanam berbagai jenis pohon lainnya seperti pohon Belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi) yang masih muda, dan berbagai tanaman semak di depan dan di belakang
rumah sehingga udara di rumah terasa lebih sejuk.
Dengan melihat karakter pohon dan bangunan rumah sampel BCC_S_2,
CITYgreen 5.4 menganalisis nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC
per tahun sebesar $ 27,- atau setara dengan Rp 270.000,- dan sebesar 331,28
KWH untuk daya listrik. Nilai ini tergolong cukup baik karena apabila dihitung
dalam satuan waktu perbulan, maka tiap bulan keberadaan pohon dan taman
rumah di rumah ini dapat menghemat tarif listrik sekitar Rp 25.000,- dan daya
listrik sebesar 31,11 KWH. Penghematan ini dapat dirasakan oleh pemilik rumah
BCC_S_2. Jahya Priyatna (73 tahun) sebagai pemilik rumah mengatakan bahwa
keberadaan pohon di sekitar rumah dapat menjadi menurunkan suhu sekitar rumah
sehingga suhu di dalam rumah terasa sejuk. Oleh sebab itu pemilik rumah tersebut
tidak menggunakan AC sebagai pendingin ruangan di rumah.
71
Gambar 29. Tampak Rumah BCC_S_2 ; (kiri) tampak depan rumah ; (kanan)
bagian halaman belakang rumah.
72
5. Rumah BCC_S_3
Tabel 27. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_3
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Hadap
(inchi) (m) Pohon Rumah
58/176 Cengkeh 11,28 3 2 2 lantai selatan
Pala 10,03 4 1
Mangga 18,81 7 2
Rambutan 16,30 4 2
Rambutan 8,40 2 1
Jambu Air 18,81 4 1
Pala 7,52 2 1
Tanjung 11,28 4 1
Mangga 4,76 4 1
Gambar 30. Tampak Rumah BCC_S_3 ; (kiri atas) tampak depan rumah yang
menghadap jalan ; (kanan atas) tampak bagian samping rumah;
(bawah) denah rumah.
74
6. Rumah BCC_B_1
Tabel 28. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_1
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah Hadap
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Rumah
(inchi) (m) Pohon
170/200 Ceri 5,02 5 1 2 lantai selatan
Bangunan rumah merupakan bangunan yang terdiri dari dua lantai namun
pemilik hanya menyediakan ruang terbuka yang cukup kecil yaitu sekitar 30 m2
termasuk garasi. Hal ini menyebabkan pada taman rumah, pemilik hanya
menanam semak dan tanaman pot pada taman rumah (Gambar 31).
Arah hadap pohon terhadap rumah yang terletak di sebelah selatan kurang
berpengaruh dalam hal kontrol suhu. Kondisi bangunan rumah cukup tinggi
namun tidak seimbang dengan kondisi pohon. Pohon sendiri memiliki tinggi yang
cukup rendah yaitu dibawah 25 kaki sehingga tidak mampu menaungi dan
memberi kesejukan dalam rumah secara maksimal yang memiliki tinggi jauh
melebihi tinggi pohon.
Hasil analisis CITYgreen 5.4 menunjukkan pohon pada taman rumah ini
belum dapat memberikan nilai penghematan. Penyebab lainnya yaitu jarak pohon
walaupun dekat dengan rumah namun penanaman pohon dilakukan di luar rumah
yang menghadap jalan umum. Hal ini menyebabkan pohon tersebut hanya mampu
meneduhkan sebagian besar lahan jalan di depan rumah bukan halaman rumah.
75
Gambar 31. Tampak Rumah BCC_B_1 ; (kiri atas) tampak depan rumah; (kanan
atas) posisi pohon yang ditanam di luar rumah menghadap jalan;
(bawah) denah rumah
76
7. Rumah BCC_B_2
Tabel 29. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_2
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Hadap
(inchi) (m) Pohon Rumah
230/300 Rambutan 6,27 5 1 2 lantai timur
Rambutan 6,90 4 1
Tanjung 12,54 6 1
Kondisi bangunan rumah yang cukup besar namun tidak seimbang dengan
keberadaan pohon di sekitar rumah. Bangunan rumah merupakan bangunan yang
terdiri dari satu lantai dengan luas bangunan sekitar 230 m2 dan halaman rumah
yang cukup lebar sekitar 70 m2. Namun penanaman ketiga pohon eksisting
ditanam dengan jarak cukup jauh yaitu 5 meter dari bangunan rumah
Arah hadap bangunan rumah menghadap timur. Menurut Rahadini (2010)
posisi rumah yang menghadap ke timur memiliki keuntungan yaitu pada pagi
hingga siang hari mendapat sinar matahari langsung dan pada sore hari terhindar
dari silau matahari sore namun pohon yang jaraknya cukup jauh dan berada di
luar rumah menyebabkan tidak terdapat penyaring/filter sinar matahari langsung
sehingga suhu di luar rumah dan di dalam rumah yang menghadap timur lebih
terasa panas mendekati siang hari.
Ketiga pohon pada rumah ini memiliki kategori pohon peneduh yaitu
memiliki kerapatan yang cukup padat dan diameter ketiga kanopi pohon di atas 6
meter. Namun penanaman yang cukup jauh dari bangunan rumah dan dibatasi
oleh jalan umum menyebabkan ketiga pohon ini hanya mampu memberi
kesejukan di sekitar jalan. (Gambar 32 dan 33). Dengan beberapa kondisi diatas,
analisis menunjukkan pohon belum mampu memberikan nilai manfaat
penghematan penggunaan AC bagi rumah.
77
Gambar 32. Tampak Rumah BCC_B_2 ; (kiri atas) tampak depan rumah ; (kanan
atas) rumah yang sedang digabung; (bawah) denah rumah
78
8. Rumah BCC_B_3
Tabel 30. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_3
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Hadap
(inchi) (m) Pohon Rumah
82/165 Pinus 4,76 2 2 2 lantai utara
Pinus 4,76 2 2
Pinus 4,76 2 2
Pinus 5,02 2 2
Jambu Air 14,29 6 1
Jambu Air 7,15 4 1
Mangga 9,53 6 1
Mangga 9,53 4 1
Jambu Air 9,53 5 1
Rambutan 4,76 4 2
Nangka 9,53 4 2
penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC per tahun sebesar $ 48,- untuk tarif
listrik atau setara Rp 480.000,- dan sebesar 595,56 KWH untuk daya listrik.
Gambar 34. Tampak Rumah BCC_B_3 ; (kiri atas) tampak depan rumah ; (kanan
atas) tampak rumah dan halamannya yang sebagian besar dipenuhi oleh pohon;
(bawah) denah rumah.
80
60 54
50
40
30
20
11
10 6 5
1 1 3 2 2 1 3
0 0 0 0 0
0
VBI_K_1 VBI_K_2 VBI_K_3 VBI_S_1 VBI_S_2 VBI_S_3 VBI_B_1 VBI_B_2
JumlahPohon PenghematanBiayaTDLACperTahun($)
700 662.56
600
500
400
300
200 132.35
100 66.17
1 0 1 0 3 0 2 0 2 6 1 0 3
0
VBI_K_1 VBI_K_2 VBI_K_3 VBI_S_1 VBI_S_2 VBI_S_3 VBI_B_1 VBI_B_2
JumlahPohon PenghematanListrikperTahun(KWHs)
1. Rumah VBI_K_1
Tabel 31. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_K_1
Tipe Spesies Diameter Diameter Kategori Tinggi Arah Hadap
Rumah Batang Kanopi Tinggi Bangunan Rumah
(inchi) (m) Pohon
36/84 Jambu Bol 6,27 3 2 1 lantai Barat
Gambar 37. Tampak rumah VBI_K_1; tampak pohon Jambu bol yang ditanam di
depan rumah (kanan atas); tampak depan rumah menghadap jalan umum (kiri
atas); (bawah) denah rumah.
83
Gambar 38. Tampak rumah VBI_K_2; tampak pohon Mangga yang ditanam di
depan rumah (kanan atas); tampak depan rumah yang menghadap jalan (kiri atas);
(bawah) denah rumah.
85
Gambar 39. Tampak rumah VBI_K_3. tampak pohon Jotang dan pohon lainnya
yang ditanam di depan rumah yang dibatasi oleh jalan(kanan atas); tampak depan
rumah VBI_K_3(kiri atas); (bawah) denah rumah.
87
4. Rumah VBI_S_1
Tabel 34. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_1
Tipe Spesies Diameter Diameter Tinggi Tinggi Arah Hadap
Rumah Batang Kanopi Pohon Bangunan Rumah
(inchi) (m)
45/120 Matoa 2,51 3 2 2 lantai Utara
Mangga 5,64 5 2
Gambar 40. Tampak rumah VBI_S_1; tampak pohon mangga yang ditanam di
depan rumah (kanan atas); tampak depan rumah VBI_S_1 (kiri atas);
(bawah) denah rumah.
89
5. Rumah VBI_S_2
Tabel 35. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_2
Tipe Spesies Diameter Diameter Tinggi Tinggi Arah Hadap
Rumah Batang Kanopi Pohon Bangunan Rumah
(inchi) (m)
45/120 Mangga 6,27 4 1 1 lantai Timur
Mangga 7,52 4 1
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai penghematan tarif listrik untuk
pemakaian AC per tahun sebesar $ 11,- untuk tarif listrik atau setara Rp 110.000,-
dan sebesar 132,35 KWH untuk daya listrik.
Hasil analisis diatas dapat disebabkan oleh posisi kedua pohon dari rumah
cukup dekat karena walaupun pohon peneduh terletak di luar halaman rumah
namun kanopi pohon mampu meneduhkan rumah dan halaman rumah (Gambar
41). Selain itu, penanaman kedua pohon ini dilakukan bersebelahan dengan jarak
yang cukup dekat. Posisi penanaman pohon yang berada di sebelah timur rumah
dinilai cukup baik sehingga pohon dapat memberikan manfaat penaung bagi
rumah. Karakter fisik pohon mampu memberikan bayangan atau sebagai peneduh
karena pohon mangga memiliki kerapatan daun padat.
Apabila dilihat berdasarkan kondisi bangunan rumah, tinggi rumah
memiliki tinggi yang tidak melampaui tinggi pohon. Selain itu, taman rumah
memiliki penutup tanah seperti rumput dan tanaman semak lainnya, sehingga
panas matahari mampu diserap oleh vegetasi tersebut. Arah hadap rumah yang
menghadap timur berpeluang memberikan silau cahaya matahari namun kondisi
ini dapat diminimalisir oleh karakter pohon yang ada.
90
Gambar 41. Tampak rumah VBI_S_2; (kanan atas) tampak dalam taman rumah;
(kiri atas) tampak depan rumah VBI_S_2; (bawah) denah rumah
91
6. Rumah VBI_S_3
Tabel 36. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_3
Tipe Spesies Diameter Diameter Tinggi Tinggi Arah Hadap
Rumah Batang Kanopi Pohon Bangunan Rumah
(inchi) (m)
45/160 Ketapang 7,15 8 1 1 lantai Barat
Mangga 6,31 5 2
Mangga 7,52 6 1
Mangga 7,02 5 2
Mangga 7,02 5 2
Rambutan 4,14 4 1
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai penghematan tarif listrik untuk
pemakaian AC per tahun sebesar $ 54,- untuk tarif listrik atau setara dengan Rp
540.000,- dan sebesar 662,56 KWH untuk daya listrik. Nilai penghematan ini
tergolong baik dan merupakan nilai penghematan tertinggi dibanding seluruh
rumah sampel dari kedua perumahan.
Keenam pohon ditanam menyebar di sekitar rumah baik di halaman
rumah, di depan rumah maupun di samping rumah dengan jarak yang dekat.
Karakter fisik pohon mampu memberikan bayangan atau sebagai peneduh. Hal ini
dapat dilihat dari hasil cek lapang menunjukkan bahwa keenam pohon tersebut
memiliki diameter kanopi sebesar 4 meter hingga 8 meter dengan kerapatan daun
padat.
Posisi rumah yang menghadap barat membuat rumah pada sore hari terasa
lebih panas dan silau namun karena di depan rumah ditanam pohon ketapang dan
mangga dengan diameter yang cukup besar hal ini membuat pohon mampu
memberikan manfaat penaung yang maksimal bagi rumah (Gambar 42). Selain itu
pada taman rumah terdapat ruang terbuka (open space) yang ditanam dengan
tanaman rumput dan semak sehingga panas matahari juga mampu diserap oleh
vegetasi tersebut.
92
Gambar 42. Tampak rumah VBI_S_3 ; (kanan atas) tampak depan rumah; (kiri
atas) tampak pohon mangga yang terdapat di halaman rumah tampak depan
rumah; (bawah) denah rumah
93
Dari Gambar 43 dapat dilihat bahwa jenis pohon yang terdapat di rumah
ini hanya cemara kipas yang ditanam di taman rumah . Dilihat berdasarkan
kondisi pohon khususnya tinggi dan diameter kanopinya, pohon tersebut belum
mampu penjadi peneduh bagi rumah tersebut karena memiliki tinggi yang cukup
rendah yaitu dibawah 25 kaki dan diameter kanopi sebesar 2 meter. Posisi pohon
yang berada di sebelah selatan rumah membuat pohon kurang bermanfaat dalam
menaungi rumah.
Arah hadap rumah yang menghadap selatan cukup menguntungkan rumah
karena pada pagi dan sore hari rumah tidak mendapat silau atau cahaya matahari
langsung yang menghadap rumah. Namun karena kondisi rumah yang minim
dengan vegetasi pohon, rumah tersebut terasa cukup panas pada siang hari.
Dengan beberapa kondisi diatas, analisis CITYgreen 5.4 menyatakan bahwa
pohon belum mampu memberikan nilai penghematan listrik untuk penggunaan
AC.
94
Gambar 43. Tampak rumah VBI_B_1; kondisi pada taman rumah (kanan atas);
tampak depan rumah VBI_B_1 (kiri atas); (bawah) denah rumah.
95
8. Rumah VBI_B_2
Tabel 38. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_B_2
Tipe Spesies Diameter Diameter Tinggi Tinggi Arah Hadap
Rumah Batang Kanopi Pohon Bangunan Rumah
(inchi) (m)
65/120 Mangga 2,51 2 1 1 lantai Selatan
Mangga 3,76 3 1
Petai Cina 3,13 3 1
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai penghematan tarif listrik untuk
pemakaian AC per tahun sebesar $ 5,- untuk tarif listrik atau setara Rp 50.000,-
dan sebesar 66,17 KWH untuk daya listrik.
Berdasarkan Gambar 57 dapat dilihat bahwa ketiga pohon ditanam saling
bersebelahan dan tepat di depan rumah sehingga dapat menjadi penyaring cahaya
serta panas matahari yang masuk ke rumah. Hal ini dapat dilihat dari hasil cek
lapang menunjukkan bahwa walaupun ketiga pohon tersebut memiliki diameter
hanya sekitar 3 meter namun dengan kerapatan daun yang padat dan jarak tanam
yang cukup dekat menjadikan ketiga pohon tersebut mampu sebagai peneduh.
Posisi rumah yang menghadap selatan sama seperti rumah VBI_B_1
cukup menguntungkan rumah karena pada pagi dan sore hari rumah tidak
mendapat silau atau cahaya matahari langsung yang menghadap rumah. Selain itu,
pada taman rumah terdapat ruang terbuka (open space) yang ditanam dengan
tanaman rumput dan semak sehingga panas matahari juga mampu diserap oleh
vegetasi tersebut dan menghasilkan oksigen bagi kesejukan di sekitar rumah.
96
Gambar 44. Tampak rumah VBI_B_2; (kanan atas) tampak isi dalam taman
rumah; (kiri atas) tampak depan rumah VBI_B_2; (bawah) denah rumah
97
Dari seluruh penjelasan di atas ternyata jumlah pohon pada penelitian ini
tidak mempengaruhi besar-kecilnya nilai penghematan kanopi pohon yang
diterima oleh rumah sampel. Hal ini dapat dilihat dari beberapa rumah di kedua
perumahan yang hasil analisisnya tidak sejalan dengan jumlah pohon.
Untuk dapat mengetahui faktor lain yang cukup berpengaruh dalam
penelitian ini selain ketiga kriteria dari American Forests (2002) diperlukan
perbandingan karakter dari masing-masing rumah sampel yang hasilnya tidak
sejalan dengan jumlah pohon.
Pendugaan ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan olehWenda (1991)
dalam Budiman (2010). Wenda telah melakukan pengukuran suhu dan
kelembaban udara pada lahan bervegetasi dengan berbagai kerapatan, tinggi dan
luasan dari RTH di kota Bogor yang dibandingkan dengan lahan pemukiman yang
didominasi oleh tembok dan jalan aspal, diperoleh hasil bahwa :
Pada areal yang didominasi vegetasi, suhu hanya berkisar 25,5 31oC
dengan kelembaban 66 92 %.
Pada areal yang kurang vegetasi dan didominasi oleh tembok dan jalan
aspal, suhu yang terjadi sebesar 27,7 oC 33,1oC dengan kelembaban 62
78 %.
Areal padang rumput mempunyai suhu 27,3 oC 32,1oC dengan
kelembaban 62 78 %.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persentase tutupan lahan non-terbangun
dapat mempengaruhi penurunan suhu mikro sekitarnya.
Tabel 41. Aktifitas Pemilik Rumah di Sebelas Contoh Taman Rumah Sampel.
Kode Aktivitas
Rumah
Duduk Menjemur Berkebun/ Bermain Makan Tidak
pakaian Merawat Ada
BCC_K_1
BCC_S_1
BCC_S_3
BCC_B_1
BCC_B_2
BCC_B_3
VBI_K_1
VBI_K_2
VBI_K_3
VBI_S_1
VBI_B_1
a. BCC_K_1
Kekurangan pertama yang dimiliki oleh rumah BCC_K_1 yaitu jumlah pohon
yang sedikit yaitu hanya satu pohon. Selain itu penanaman pohon cukup jauh dari
rumah karena dibatasi oleh jalan umum sehingga pada usulan desain penambahan
vegetasi pohon merupakan solusi awal.
Pada usulan desain, taman rumah direkomendasikan dengan fungsi peneduh,
estetik dan produksi. Hal ini dikarenakan luas taman sebesar 20 m2 cukup untuk
menanam pohon dengan kanopi yang lebar. Pohon yang ditambah yaitu di dalam
taman berupa pohon Rambutan (Nephelium lappaceum) dan di luar taman berupa
pohon Jakaranda (Jacaranda acutifolia) sebanyak dua pohon. Pohon rambutan
selain sebagai peneduh, ketika musim berbuah dapat menghasilkan buah rambutan
untuk dinikmati pemilik rumah sedangkan pohon Jakaranda selain menjadi
peneduh dapat menjadi pohon estetik karena warna bunga yang menarik.
Vegetasi yang ditanam sebagai penutup tanah berupa rumput gajah
(Axonopus compressus). Sebagai material pelengkap keindahan taman untuk
hardscape terdapat penambahan berupa stepping stone dan lampu taman
102
sedangkan untuk softscape ditanam semak rendah yaitu iris kuning (Neomarica
longifolia) dan Soka (Ixora sp). Kedua semak ini juga menjadi pembatas taman
(Gambar 45).
Gambar 45. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_K_1
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 32,23,- atau setara dengan Rp 322.300,- untuk tarif listrik
dan 397,9 KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan
pohon yang diusulkan dapat memberikan pengaruh bagi penghematan listrik
rumah tangga tersebut.
103
b. BCC_S_1
Rumah BCC_S_1 memiliki lahan taman rumah yang cukup luas yaitu sekitar
55 m2. Pada kondisi eksisting taman ini sebagian besar ditanami oleh tanaman
estetik seperti kamboja, suplir dan tanaman semak lainnya. Kondisi ini
menyebabkan suhu panas ketika siang hari sulit diminimalisir oleh taman rumah.
Kekurangan kedua yaitu di depan rumah terdapat cukup banyak vegetasi pohon
pembatas yaitu jejeran pinus. Jejeran pinus ini memiliki kanopi yang sangat kecil
yaitu di bawah 1 meter dengan kerapatan daun jarang sehingga pohon tidak dapat
dimanfaatkan sebagai penyejuk rumah.
Pada usulan desain, taman rumah direkomendasikan dengan fungsi peneduh,
produksi dan estetik. Tanaman peneduh yang dipilih di dalam taman rumah juga
memiliki fungsi produksi karena dapat menghasilkan buah yaitu pohon mangga
(Mangivera indica) dan rambutan (Nephelium lappaceum). Selain pohon
peneduh, terdapat pohon dengan fungsi estetis yang diusulkan di dalam taman
rumah yaitu Palem merah (Cyrtostachys renda) dan tanaman eksisting berupa
Kamboja (Plumeria sp). Usulan lainnya yaitu perubahan jenis pohon pembatas di
depan rumah dengan pohon yang memiliki kanopi lebih lebar dan kerapatan daun
yang lebih padat. Karakter tersebut dimiliki oleh pohon Jakaranda (Jacaranda
acutifolia). Pohon tersebut juga dapat menjadi pohon estetis sehingga cukup
mampu menggantikan keberadaan pohon pinus untuk fungsi estetis.
Vegetasi yang ditanam sebagai penutup tanah berupa rumput gajah
(Axonopus compressus). Sebagai material pelengkap keindahan taman untuk
hardscape terdapat penambahan berupa stepping stone, bangku taman, kolam ikan
dan lampu taman, sedangkan untuk softscape ditanam semak rendah yaitu
krosandra (Crossandra infundibuliformis) dan tanaman eksisting berupa suplir
(Adiantum sp).
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 42,95,- atau setara dengan Rp 429.500,- untuk tarif listrik
dan 530,2 KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan
pohon yang diusulkan dapat memberikan pengaruh bagi penghematan listrik
rumah tangga tersebut.
104
Gambar 46. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_S_1
c. BCC_S_3
Rumah BCC_S_3 memiliki lahan taman rumah yang cukup luas. Pada
kondisi eksisting taman ini sebenarnya terdapat sembilan pohon. Hasil analisis
kondisi eksisting pada rumah sampel ini sudah menunjukkan nilai manfaat pohon
yang cukup yaitu $ 25,- untuk penghematan tarif listrik dan 307,12 KWH untuk
penghematan daya listrik. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan rumah
VBI_S_3 yang memiliki 6 pohon, nilai manfaat pohon rumah BCC_S_3 lebih
rendah. Oleh karena itu usulan desain untuk rumah BCC_S_3 bertujuan untuk
meningkatkan nilai manfaat dari kanopi pohon.
105
Pada usulan penataan, tidak terdapat perubahan luas taman. Hal ini
disebabkan lahan terbangun pada taman tidak ada yang dapat dirubah untuk
menjadi taman rumah. Oleh karena itu perubahan hanya dilakukan pada jenis
pohon. Pada Gambar 47 dapat dilihat jenis pohon baru yang direkomendasikan
untuk taman ini adalah pohon Jakaranda (Jacaranda acutifolia). Pohon ini
menggantikan pohon pembatas yang terdapat di luar pagar rumah yaitu pohon
Pala, Cengkeh dan Jambu air. Hal ini disebabkan ketika dianalisis dengan
CITYgreen 5.4, manfaat penghematan pohon ini lebih tinggi dibanding kondisi
eksisting dengan asumsi kondisi kesehatan dan pertumbuhan yang baik. Vegetasi
yang ditanam sebagai penutup tanah berupa rumput gajah (Axonopus
compressus).
Gambar 47. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_S_3
106
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 75,07,- atau setara dengan Rp 750.700,- untuk tarif listrik
dan 926,8 KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan
pohon yang diusulkan dapat meningkatkan nilai manfaat penghematan listrik
rumah tangga tersebut.
d. BCC_B_1
Rumah BCC_B_1 memiliki kekurangan yaitu jumlah pohon yang sedikit
yaitu hanya 1 pohon yang ditanam di luar rumah.dan luas taman yang sempit
dibandingkan luas bangunan rumah.
Pada usulan desain (Gambar 48) taman rumah direkomendasikan dengan
fungsi peneduh, estetik, dan produksi. Di dalam taman rumah diusulkan untuk
ditanam pohon Mangga (Mangivera indica). Pohon Cerry yang berada di luar
rumah diganti dengan dua pohon peneduh yaitu Sawo kecik (Manilkara kauki)
dan Jakaranda (Jacaranda acutifolia). Ketiga pohon ini memiliki karakter yang
kuat sebagai pohon peneduh seperti hasil analisis CITYgreen 5.4 untuk usulan
rumah sebelumnya.
Vegetasi yang ditanam sebagai penutup tanah berupa rumput gajah
(Axonopus compressus). Sebagai material pelengkap keindahan taman untuk
hardscape terdapat penambahan berupa stepping stone, bangku taman dan lampu
taman sedangkan untuk softscape ditanam semak rendah yaitu iris kuning
(Neomarica longifolia).
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 21,47,- atau setara dengan Rp 214.700,- untuk tarif listrik
dan 398 KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan
pohon yang diusulkan dapat memberikan pengaruh bagi penghematan listrik
rumah tangga tersebut.
107
Gambar 48. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_B_1
e. BCC_B_2
Kekurangan pertama pada taman rumah BCC_B_2 yaitu jumlah pohon yang
sedikit dibanding luas lahan bangunan rumah yaitu hanya 3 pohon untuk luas
lahan sebesar 300 m2. Selain itu penanaman pohon cukup jauh dari rumah karena
ketiga pohon tersebut berada di luar rumah sedangkan pohon di dalam taman
rumah hanya pohon estetik yang tidak dapat menjadi peneduh seperti palem
merah. Oleh karena itu pada usulan desain penambahan vegetasi pohon
merupakan solusi awal.
108
Pada usulan penataan (Gambar 49) taman rumah diusulkan sebagai fungsi
peneduh, estetik dan produksi. Hal ini dikarenakan luas taman cukup untuk
menanam pohon dengan kanopi yang lebar. Pohon yang ditambah yaitu di dalam
taman berupa pohon Durian (Durio ziberthinus), Rambutan (Nephelium
lappaceum), Mangga (Mangivera indica), Nangka (Artocarpus heterophyllus) dan
Saraka (Saraca indica). Usulan pohon di luar taman berupa pohon Jakaranda
(Jacaranda acutifolia) dan Belimbing Wuluh (Averhhoa blimbi). Pohon eksisting
yaitu Tanjung (Mimusoph elengi) pohon rambutan tetap dibiarkan tumbuh karena
cukup jauh dari pohon dalam taman rumah. Kelima usulan pohon ini dipilih
karena memiliki karakter pohon peneduh yang cukup kuat. Selain itu terdapat
fungsi lain dari kelima pohon ini yaitu sebagai peneduh dan estetis. Vegetasi yang
ditanam sebagai penutup tanah berupa rumput gajah (Axonopus compressus).
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 21,47,- atau setara dengan Rp 214.700,- untuk tarif listrik
dan 265,1 KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan
pohon yang diusulkan dapat memberikan pengaruh bagi penghematan listrik
rumah tangga tersebut.
109
Gambar 49. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_B_2
f. BCC_B_3
Rumah BCC_B_3 memiliki lahan taman rumah yang cukup luas. Pada
kondisi eksisting taman ini sebenarnya terdapat sebelas pohon. Hasil analisis
kondisi eksisting pada rumah sampel ini sudah menunjukkan nilai manfaat pohon
yang cukup yaitu $ 52,- untuk penghematan tarif listrik dan 637,57 KWH untuk
penghematan daya listrik. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan rumah
VBI_S_3 yang memiliki enam pohon, nilai manfaat pohon rumah BCC_S_3 jauh
110
lebih rendah. Oleh karena itu usulan desain untuk rumah BCC_S_3 bertujuan
untuk meningkatkan nilai manfaat dari kanopi pohon.
Pada usulan desain, tidak terdapat perubahan luas taman. Hal ini disebabkan
lahan terbangun pada taman tidak ada yang dapat dirubah untuk menjadi taman
rumah. Oleh karena itu perubahan hanya dilakukan pada jenis pohon dan jumlah
pohon. Pada Gambar 50dapat dilihat jenis pohon baru yang direkomendasikan
untuk taman ini adalah pohon Jakaranda (Jacaranda acutifolia). Pohon ini
menggantikan pohon pembatas yang terdapat di luar pagar rumah yaitu pohon
Pinus. Hal ini disebabkan pohon pinus kurang memberi fungsi sebgai peneduh
dan penyejuk karena luas kanopi yang kecil dan kerapatan daun yang jarang. Pada
taman ini terdapat penambahan jenis pohon mangga sebanyak dua pohon untuk
mengisi lahan terbuka yang kosong. Ketika dianalisis dengan CITYgreen 5.4,
manfaat penghematan pohon ini lebih tinggi dibanding kondisi eksisting dengan
asumsi kondisi kesehatan dan pertumbuhan yang baik. Vegetasi yang ditanam
sebagai penutup tanah berupa rumput gajah (Axonopus compressus).
Gambar 50. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah BCC_B_3
111
g. VBI_K_1
Kekurangan pertama yang terdapat di rumah VBI_K_1 yaitu luas ruang
terbuka hijau yang sangat minim. Dari Gambar 51 dapat dilihat bahwa lahan
taman pada rumah dibuat menjadi perkerasan seluruhnya dan diberi kolam ikan
buatan sehingga vegetasi pohon hanya ditanam diluar lahan rumah. Vegetasi yang
ditanam di dalam lingkup halaman rumah hanya berupa tanaman pot.
Pada usulan penataan halaman rumah dikembalikan menjadi ruang terbuka
hijau. Luas halaman yang akan dijadikan sebagai taman atau ruang terbuka hijau
memiliki luas awal yang cukup sempit yaitu sekitar 3 m2 (Gambar 51). Dalam hal
ini luas taman akan diperlebar menjadi 6 m2 dengan cara mengurangi perkerasan
pada teras. Usulan pohon yang ditanam di dalam taman rumah yaitu Cemara
gembel (Casuarina equisetifolia) sebanyak 2 pohon dan pohon Mangga
(Mangivera indica) sebanyak satu pohon. Vegetasi yang ditanam sebagai penutup
tanah berupa rumput gajah (Axonopus compressus).
Gambar 51. Taman rumah eksisting yang dijadikan perkerasan oleh pemilik
rumah VBI_K_1.
Kekurangan kedua dari rumah VBI_K_1 yaitu karakter pohon Jambu bol
yang ditanam di depan rumah. Pohon Jambu bol di depan rumah belum mampu
menjadi penyaring sinar matahari yang masuk ke dalam rumah secara optimal
karena ketinggian tajuk pohon tempat tumbuhnya daun melebihi ketinggian atap
rumah. Oleh sebab itu, pohon Jambu bol diganti menjadi pohon mangga dan
112
pohon alpukat (Persea americana) karena kedua pohon ini memiliki karakter
pohon peneduh (Gambar 52).
Sebagai material estetik pelengkap pada usulan taman rumah,terdapat
tanaman semak rendah yaitu Taiwan Beauty (Cuphea hyssopifolia) ditata sebagai
softscape dan kolam buatan diperkecil ukurannya dan dibentuk dengan bentukan
lebih organik sebagai hardscape.
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 5,36,- atau setara Rp 53.600,- untuk tarif listrik dan 66,2
KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan pohon
yang diusulkan dapat memberikan pengaruh bagi penghematan listrik rumah
tangga tersebut.
Gambar 52. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_K_1
113
h. VBI_K_2
Rumah VBI_K_2 memiliki kekurangan yang hampir sama dengan rumah
VBI_K_1 yaitu luas ruang terbuka hijau yang sangat minim. Lahan taman pada
rumah dibuat menjadi perkerasan seluruhnya sehingga vegetasi pohon hanya
ditanam diluar lahan rumah. Vegetasi yang ditanam di dalam lingkup halaman
rumah hanya berupa tanaman pot sehingga pada usulan desain, halaman rumah
dikembalikan menjadi ruang terbuka hijau. Luas halaman yang akan dijadikan
sebagai taman atau ruang terbuka hijau memiliki luas sekitar 15 m2 dengan cara
merubah perkerasan di depan pintu masuk rumah menjadi ruang terbuka hijau
(Gambar 53).
Gambar 53. Taman rumah eksisting yang seluruhnya dijadikan perkerasan oleh
pemilik rumah VBI_K_2.
Usulan pohon yang ditanam di dalam taman rumah yaitu pohon yang hanya
memiliki diameter maksimal 3 meter namun kerapatan daun padat. Vegetasi
pohon yang memenuhi kriteria tersebut yaitu pohon Saraka (Saraca indica)
sebanyak satu pohon sedangkan vegetasi yang ditanami sebagai penutup tanah
berupa rumput gajah (Axonopus compressus). Usulan pohon di luar taman selain
pohon mangga sebagai pohon eksisting, terdapat pohon alpukat (Persea
Americana) yang ditanam disamping pohon mangga. Pohon ini berfungsi
menambah kesejukan bagi bangunan rumah sehingga daya listrik untuk
pemakaian AC dapat berkurang. Sebagai material pelengkap untuk softscape pada
114
usulan taman ditanam tanaman semak yaitu iris kuning (Neomarica longifolia),
dan opipogon putih (Ophiopogon sp). Sebagai material pelengkap untuk
hardscape ditambah stepping stone, bangku taman dan lampu taman yang
memberi kesan seimbang pada taman.
Pada usulan desain, atap kanopi di taman rumah ditiadakan sehingga atap
kanopi yang ada hanya pada bagian garasi saja. Hal ini bertujuan agar vegetasi
yang nantinya akan ditanam di taman rumah memperoleh sinar matahari yang
cukup. Pohon mangga yang berada di depan lahan rumah tidak diubah namun
ditambah di sebelah timur sebanyak satu pohon dengan jenis yang sama. Kedua
pohon ini dapat memberikan keteduhan pada siang hari (Gambar 54).
Gambar 54. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_K_2
115
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 16,08,- atau setara dengan Rp 160.800,- untuk tarif listrik
dan 198,5KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan
pohon yang diusulkan dapat memberikan pengaruh bagi penghematan listrik
rumah tangga tersebut.
i. VBI_K_3
Rumah VBI_K_3 memiliki kekurangan yang hampir sama dengan kedua
rumah sebelumnya yaitu ruang terbuka hijau di lahan rumah yang sangat minim.
Dari Gambar 54 dapat dilihat bahwa lahan taman rumah dibuat menjadi
perkerasan seluruhnya sehingga vegetasi yang terdapat di dalam lingkup halaman
rumah hanya berupa tanaman pot. Sementara itu, vegetasi pohon ditanam dengan
jarak sekitar 3 meter dari lahan rumah. Pada usulan desain, halaman rumah
dikembalikan menjadi ruang terbuka hijau. Luas halaman yang akan dijadikan
sebagai taman memiliki luas sekitar 6 m2 dengan cara merubah perkerasan di
depan pintu masuk rumah menjadi ruang terbuka hijau.
Pada usulan desain taman rumah direkomendasikan dengan fungsi estetik.
Melihat luas lahan taman yang terbatas maka usulan vegetasi yang ditanam di
dalam taman rumah berupa semak tinggi yaitu Melati (Jasminum sambac),
vegetasi yang ditanami sebagai penutup tanah berupa rumput gajah (Axonopus
compressus) sedangkan vegetasi pohon peneduh ditanam di depan rumah. Pada
usulan desain terdapat penambahan pohon yaitu pohon Sawo Kecik (Manilkara
kauki) yang ditanam di depan pagar rumah. Pohon ini dipilih karena memiliki
kanopi lebar, kerapatan dau padat dan ketinggian yang cukup. Sebagai material
pelengkap untuk hardscape ditambah stepping stone, bangku taman dan lampu
taman yang memberi kesan seimbang pada taman (Gambar 55).
116
Gambar 55. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_K_3
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 5,36,- atau setara dengan Rp 53.600,- untuk tarif listrik
dan 66,2 KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan
pohon yang diusulkan dapat memberikan pengaruh bagi penghematan listrik
rumah tangga tersebut.
j. VBI_S_1
Rumah VBI_S_1 memiliki lahan terbuka hijau yang minim di depan rumah
sedangkan bangunan rumah memiliki ketinggian dua lantai sehingga luas taman
yang minim menjadi hambatan dalam menanam pohon dengan jumlah yang
banyak.
Melihat luas lahan taman yang terbatas maka pada usulan desain taman
rumah direkomendasikan dengan fungsi peneduh dan estetik. Pada usulan desain,
perubahan desain hanya terletak pada penambahan pohon di depan rumah yaitu
pohon Mangga sebanyak 1 pohon (Gambar 56). Usulan pohon tersebut ditanam
di samping pohon mangga yang sebelumnya telah ada. Dengan adanya
penambahan pohon dengan karakter peneduh di depan rumah, pemakaian AC
dapat lebih diminimalisir dan daya listrik dalam penggunaan AC lebih rendah.
117
Gambar 56. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_S_1
118
k. VBI_B_1
Taman rumah VBI_B_1 memiliki kekurangan pertama yaitu hanya memiliki
satu batang pohon di sebelah barat. Jumlah pohon yang minim menyebabkan pada
kondisi angin yang cukup kencang pohon tidak dapat menjadi wind-break
(pemecah angin) dan pada posisi matahari tepat di atas, pohon tidak dapat
menurunkan iklim mikro rumah.
Pada usulan desain, taman direkomendasikan dengan fungsi peneduh dan
estetik. Hal ini disebabkan karena luas taman tergolong kecil dan pada siang hari
sinar matahari langsung mengenai taman. Adapun rencana perubahan yang
dilakukan pada taman yaitu yang pertama pohon cemara kipas yang berada di
sebelah barat diganti dengan pembuatan gundukan menyerupai pulau yaitu
tanah yang ditinggikan serta ditanam dengan penutup tanah dari kacang-kacangan
(Arachis pintoi) dan tanaman cemara udang (Casuarina equisetifolia). Hal ini
dilakukan untuk menghilangkan kesan sempit karena rumah diapit kiri-kanan dan
member kesan estetik. Vegetasi pohon diganti menjadi cemara udang dengan
karakter pohon sedang agar pohon tersebut tidak membawa uap air ke dalam
ruangan namun masih dapat menghalangi silau pada sore hari.
Usulan vegetasi pohon yang menjadi focal point pada taman yaitu pohon
Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) yang ditanam di tengah taman. Selain itu
pohon ini berfungsi sebagai tanaman peneduh karena memiliki tajuk lebar
(Lestari, 2008). Kerapatan daun yang tergolong sedang tidak akan menimbulkan
kesan taman gelap namun dapat menjadi penyaring angin atau windbreak.
Pada usulan juga terdapat penambahan pohon peneduh yaitu pohon Mangga yang
ditanam di depan rumah.. Tambahan hardscape material berupa stepping stone
yang diletakkan sesuai sirkulasi taman, lampu taman sesuai dengan kondisi
eksisting, dan batu alam pada bagian pulau untuk menyeimbangkan dan
mengurangi kesan monoton softscape di pulau.
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga sebesar $ 5,36,- atau setara dengan Rp 53.600,- untuk tarif listrik
dan 66,2 KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa jenis dan penataan
119
Gambar 57. Usulan jenis pohon dan penataannya pada rumah VBI_B_1
Apabila usulan jenis pohon dan desain taman ini dianalisis dengan memakai
CITYgreen 5.4 maka akan dihasilkan nilai penghematan untuk pemakaian AC
rumah tangga yang lebih besar yaitu $ 85,89,- atau setara dengan Rp 858.900,-
untuk tarif listrik dan 1060,4 KWH untuk daya listrik. Hal ini menyatakan bahwa
jenis dan penataan pohon yang diusulkan dapat meningkatkan nilai manfaat
penghematan listrik rumah tangga tersebut.
Dari seluruh hasil analisis usulan dapat dilihat perubahan nilai manfaat
pohon terhadap rumah sampel. Usulan ini memberikan peningkatan nilai manfaat
120
pohon. Perbedaan hasil analisis kondisi eksisting dan kondisi simulasi usulan
dapat dilihat pada Tabel 42.
Tabel 42. Perbedaan Hasil Analisis Kondisi Eksisting dan Kondisi Simulasi
Usulan Penataan
Kode Rumah Kondisi Eksisting Kondisi Simulasi
Keterangan :
* Penambahan jumlah pohon
** Perubahan jenis pohon
*** Penambahan jumlah dan perubahan jenis pohon
Dari seluruh pembahasan di atas pada penelitian ini terdapat satu rumah
sampel yang memiliki karakter ideal dalam penghematan energi yaitu rumah
sampel VBI_S_3. Rumah ini memperoleh nilai manfaat pohon tertinggi dibanding
121
kelima belas rumah sampel lainnya yaitu sebesar Rp 540.000,- dan 662,56 KWH
per tahun. Karakter bangunan dan pohon dari rumah ini yang dapat menjadi
model atau contoh penataan yang baik antara lain :
a. Jarak penanaman pohon terhadap bangunan ; seluruh pohon di sekitar rumah
ditanam dengan jarak kurang dari 10 meter.
b. Posisi penanaman pohon; sebagian pohon ditanam di sebelah barat rumah.
c. Karakter pohon; seluruh kondisi pohon di rumah ini dalam kondisi
pertumbuhan dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik pohon juga cukup baik
dengan diameter kanopi di atas 4 meter dan tinggi pohon yang sama dengan
tinggi bangunan.
d. Persentase lahan non-terbangun; rumah memiliki persentase lahan non-
terbangun yang cukup tinggi yaitu 71,88%. Lahan non-terbangun ini sebagian
besar ditanam rumput.
e. Jenis pohon; ketiga jenis pohon pada rumah ini yaitu mangga, rambutan dan
ketapang merupakan jenis pohon peneduh yang memiliki tajuk bulat/kubah
dan kerapatan daun yang tinggi.
Apabila dilakukan penggolongan rumah sampel berdasarkan arah hadap
rumah , maka dari penelitian ini diperoleh empat contoh rumah sampel yang dapat
menjadi contoh penataan yang baik. Tabel 43 menunjukkan identitas rumah
beserta jenis pohon yang dimiliki di keempat rumah tersebut.
Tabel 43. Rumah Sampel yang Memperoleh Nilai Manfaat Kanopi Berdasarkan Arah Hadap Rumah
Orientasi
Arah Kode Tipe Spesies Pohon Kondisi Kondisi Tinggi Penghematan Penghematan
Hadap Rumah Rumah Terhadap Kesehatan Pertumbuhan Bangunan Tarif Listrik Daya Listrik
per Tahun
Rumah Rumah Pohon Pohon per Tahun (Rp) (KWH)
Selatan BCC_S_2 65/120 Alpukat Barat 3 3 1 lantai 270000 331,28
Alpukat Utara 4 3
Utara BCC_B_3 82/165 Pinus Utara 3 3 2 lantai 480000 595,56
Pinus Utara 3 3
Pinus Utara 3 3
Pinus Utara 3 3
Jambu Air Utara 4 3
Jambu Air Barat 4 3
Mangga Utara 4 3
Mangga Barat 4 3
Jambu air Barat 4 3
Rambutan Barat 3 3
Nangka Barat 4 3
Timur VBI_S_2 45/120 Mangga Timur 3 3 1 lantai 110000 132,35
Mangga Timur 4 3
Barat VBI_S_3 45/160 Ketapang Barat 4 3 1 lantai 540000 662,56
Mangga Barat 4 3
Mangga Utara 3 3
Mangga Utara 4 3
Mangga Utara 3 3
Rambutan Utara 3 3
122
123
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Pohon di suatu rumah dapat memberikan manfaat dalam penghematan
pemakaian listrik untuk AC rumah tangga. Penghematan ini dapat dilakukan oleh
pohon dengan menjadi peneduh bagi sekitar rumah. Faktor penting agar pohon itu
dapat memberi nilai penghematan yaitu kondisi bangunan dan kondisi pohon yang
mendukung. Faktor yang mempengaruhi berdasarkan kondisi pohon yaitu jarak
penanaman pohon terhadap bangunan, jenis pohon dan karakter pohon sebagai
peneduh. Faktor yang mempengaruhi berdasarkan bangunan yaitu perbandingan
luasan lahan terbangun dan non terbangun, dan arah hadap rumah dan orientasi
pohon terhadap rumah.
Kondisi pohon yang paling baik pada penelitian ini dalam hal memberikan
nilai manfaat penghematan di kedua perumahan yaitu pada rumah VBI_S_3
dengan nilai penghematan tahunan sebesar $ 54 untuk tarif listrik dan 662,56
KWH untuk daya listrik. Nilai ini diperoleh karena faktor bangunan dan faktor
pohon yang mendukung. Terdapat sembilan rumah sampel dari kedua perumahan
ini yang belum memperoleh nilai manfaat penghematan dari kanopi pohon.
Usulan penataan pohon dilakukan terhadap sebelas rumah sampel
berdasarkan tiga kriteria menurut American Forest, faktor jenis pohon, dan
kegunaan taman rumah bagi pemilik rumah. Hasil simulasi usulan penataan pohon
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai penghematan kanopi pohon bagi
kesebelas rumah sampel yang diusulkan untuk ditata.
6.2 Saran
1. Potensi penghematan listrik dari kanopi pohon ini perlu disosialisasikan
kepada masyarakat, dengan harapan nilai penghematan listrik akan semakin
tinggi apabila pemahaman masyarakat tentang manfaat pohon juga semakin
meningkat.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang manfaat kanopi pohon di taman
lingkungan pada beberapa rumah berderet / couple untuk perbandingan hasil.
124
3. Di dalam fungsi penghematan tarif listrik untuk AC, setiap pemilik rumah
sebaiknya mempertimbangkan penataan pohon yang disesuaikan dengan
kondisi bangunan dimana orientasi pohon yang paling baik yaitu di sebelah
barat rumah.
125
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Herdamon. 2008. Serial Rumah. Rumah Hemat Energi : 53. Gramedia.
Jakarta.
Carpenter, Philips L., dkk. 1975. Plant in The Landscape. San Fransisco : W.H.
Freeman and Company.
Catanese J.A and Snyder J.C. 1988. Perencanaan Kota (Terjemahan). Erlangga.
Jakarta.
Chiara J.D and L.E Koppelman. 1989. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan).
Erlangga. Jakarta.
Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. New York : McGraw-Hill Book Co.
Feriadi H, Heinz Frick. 2008. Atap Bertanaman Ekologis dan Fungsional. 2008.
Kanisius. Yogyakarta.
Grey, G.W. and F.J Deneke. 1978. Urban Forestry. New York : John Willey and
Sons.
Irwan Z.D. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Bumi
Aksara. Jakarta.
Jenks, M., Burton E., and Williams K. 1996. The Compact City ; A Suistanable
Form? London : Spon Press.
Lestari G. dan Ira P.K. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Penebar Swadaya :
Jakarta.
McPherson EG, Simpson JR. 1999. Carbon Dioxide Reduction Through Urban
Forestry: Guidelines for Professional and Volunteer Tree Planters.
California: U.S. Department of Agriculture, Forest Service.
Mira. 2008.
http://cafedemira.multiply.com/journal/item/375/perkiraan_biaya_konsumsi_
peralatan_listrik_rumah_tangga. [28 agustus 2010]
Rahadini, Ari. 2010. Membangun Rumah Sehat Hemat Energi. Kawan Pustaka.
Jakarta.
Robinette, G.O. 1983. Landscape Planning for Energy Conservation. New York,
Torondo, London, Melbourne : Van Nostrand Reinhold Cy.
Soepardi, Goeswono. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wee, Y.C. 2003. Tropical Trees and Shrubs, A Selection for Urban Plantings.
Sun Tree Publishing Limited. USA.
LAMPIRAN
Gambar Lampiran 1.
Penghasilan per bulan Pemilik Rumah Sampel
31%
s/dRp5.000.000
>Rp5.000.000
69%
Gambar Lampiran 2.
Jumlah AC di Tiap Rumah Sampel
VBI_B_2
VBI_B_1
VBI_S_3
VBI_S_2
VBI_S_1
VBI_K_3
VBI_K_2
VBI_K_1
BCC_B_3
BCC_B_2
BCC_B_1
BCC_S_3
BCC_S_2
BCC_S_1
BCC_K_2
BCC_K_1
Gambar Lampiran 3.
Lama Pemakaian AC per hari (Jam)
VBI_B_2
VBI_B_1
VBI_S_3
VBI_S_2
VBI_S_1
VBI_K_3
VBI_K_2
VBI_K_1
BCC_B_3
BCC_B_2
BCC_B_1
BCC_S_3
BCC_S_2
BCC_S_1
BCC_K_2
BCC_K_1
0 5 10 15 20 25 30
Gambar Lampiran 4.
Rata-rata Tagihan Listrik per Bulan (Rp)
VBI_B_2
VBI_B_1
VBI_S_3
VBI_S_2
VBI_S_1
VBI_K_3
VBI_K_2
VBI_K_1
BCC_B_3
BCC_B_2
BCC_B_1
BCC_S_3
BCC_S_2
BCC_S_1
BCC_K_2
BCC_K_1
Gambar Lampiran 5.
Dokumentasi Pengambilan Data Di Lapang
Lampiran 1.
Contoh Laporan Analisis CITYgreen 5.4
Lampiran 2.
KUESIONER
Manfaat Kanopi Pohon Pada Taman Rumah Dalam Upaya
Penghematan Energi Listrik di Kota Bogor
Oleh :
Dessy Berthasari Silitonga / A44063487
(Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor)
PENGANTAR
Sebelumnya saya mengucap terima kasih atas perhatian bapak / ibu / saudara
sekalian. Saya seorang mahasiswi semester delapan dengan program studi Arsitektur
Lanskap, IPB. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul Manfaat
Kanopi Pohon pada Taman Rumah dalam Upaya Penghematan Energi Listrik di
Kota Bogor. Oleh sebab itu saya mengharapkan bantuan dari bapak/ ibu / saudara
sekalian dalam melengkapi data yang saya butuhkan untuk kegiatan penelitian ini.
Dihadapan bapak/ ibu/ saudara sekalian terdapat beberapa lembar kuesioner
berisi pertanyaan yang mengacu seputar taman rumah milik bapak / ibu / saudara sekalian
serta seputar penggunaan energi listrik di rumah tangga. Oleh sebab itu saya meminta
bantuan bapak / ibu / saudara sekalian untuk mengisi setiap pertanyaan yang ada dengan
melingkari pilihan jawaban yang tepat serta memberikan beberapa alasan apabila
diperlukan.
DATA DIRI.
Nama :
Umur : Jenis Kelamin : (L/P)
Status : Menikah / Belum Menikah
( Jika sudah, memiliki .. anak)
Pekerjaan :
Penghasilan / bulan : a. < Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 s/d < Rp. 1.000.000,-
c. Rp. 1.000.000 s/d < Rp. 2.500.000,-
d. Rp. 2.500.000 s/d < Rp. 5.000.000,-
e. Rp. 5.000.000,-
PERTANYAAN UTAMA
1. Faktor apa yang menjadi penyebab utama anda dalam memilih rumah ini sebagai
tempat tinggal anda?
a. Biaya yang terjangkau
b. Luas rumah
c. Keberadaan taman rumah
d. Lainnya,________________________________________________________
4. Seberapa penting kehadiran taman rumah dalam lahan rumah tinggal anda?
a. Tidak penting
b. Cukup penting
c. Sangat penting
5. Kegiatan apa saja yang anda dan keluarga lakukan di taman rumah ?
(Pilihan jawaban boleh lebih dari satu)
a. Duduk duduk e. Bermain
b. Menjemur pakaian f. Tidak ada
c. Berkebun dan berladang g. Lainnya, _______________________
7. Seberapa jauh anda mengetahui jenis tanaman yang ada dalam taman rumah anda?
a. Tidak tahu sama sekali
b. Tahu beberapa saja, seperti ________________________________________
c. Tahu persis, yaitu __________________________________________________
8. Seberapa sering anda melakukan tindakan pemeliharan pada taman rumah anda?
a. Setiap hari d. 1 kali sebulan
b. 2 3 kali seminggu e. Kurang dari 1 kali sebulan
c. 4 kali sebulan f. Lainnya, ________________________
9. Jenis pemeliharaan apa saja yang dilakukan pada taman rumah anda? Dan siapa saja
yang terlibat dalam tindakan pemeliharaan taman rumah anda ?
a. Menyiram pohon, rumput dan semak, oleh _____________________________
b. Memotong ranting dan cabang pohon, oleh____________________________
c. Memupuk dan mengganti tanaman rusak, oleh__________________________
d. Memangkas rumput dan semak , oleh____________________________________
e. Lainnya,_______________________________________________________
10. Apakah anda menggunakan alat elektronik penyejuk udara dalam rumah anda?
a. Tidak
b. Ya
11. Jika ya, alat penyejuk udara apa saja yang anda gunakan di dalam rumah anda? Dan
berapa jumlahnya?
a. Kipas angin sebanyak _____________________________________________
b. Air Conditioner (AC) sebanyak ______________________________________
13. Seberapa sering anda menyalakan alat penyejuk udara dalam rumah anda?
a. Setiap hari (1 x 24 jam)
b. Setengah hari (1 x 12 jam)__________________________________________
c. Sesekali, pada pukul______________________________________________
PERTANYAAN TAMBAHAN
14. Menurut pendapat anda, apakah selama ini tagihan listrik anda tergolong tinggi?
Berikan alasannya.
a. Tidak, karena_____________________________________________________
b. Ya,_____________________________________________________________
15. Kegiatan apa saja yang pernah anda lakukan dalam menghemat tagihan listrik anda?
(Pilihan jawaban boleh lebih dari satu)
a. Mematikan lampu pada saat tidur dan
b. Mematikan lampu pada saat siang hari
c. Menggunakan kipas angin sebagai penyejuk ruangan
d. Mematikan AC disaat ingin bepergian
e. Menggunakan peralatan listrik hemat energi
f. Lainnya,____________________________________________________________
16. Menurut anda, apa saja manfaat tanaman pohon pada suatu taman rumah?
(Pilihan jawaban boleh lebih dari satu)
a. Peneduh sehingga halaman lebih sejuk
b. Penghias taman
c. Memberikan keuntungan ekonomi
d. Penyerap air hujan
e. Pembatas halaman
f. Lainnya,___________________________________________________________