OLEH:
FRANSISKA M MEGA
ABSTRAK
Penyelenggaraan Pemerintahan desa merupakan subsistem dalam sistem
penyelenggaraan Pemerintahan Nasional sehingga desa memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.Landasan pemikiran dalm pengaturan
mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, Otonomi asli, demokrasi
dan pemberdayaan mayarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab lemahnya kinerja kepala
desa tumpaan dalam hal daya tanggap dan tanggung jawab, akuntabilitas, serta efektifitas
dan efisiensi pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan fungsi yang diemban kepala desa
sebagai pemerintah desa yaitu: penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Produktivitas Kepala Desa dalam pelayanan
administrasi kependudukan ditinjau dari dimensi Daya Tanggap dan Kepastian dinilai
belum maksimal. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi ini masyarakat
belum terlalu puas dengan pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah desa, pada
dimensi Bukti Nyata, Kehandalan dan Empati, pelayanan yang diberikan belum cukup
berkualitas karena masyarakat juga belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Pendahuluan
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana kinerja kepala desa dalam memberikan pelayanan administrasi kependudukan dan
kemasyaarakatan di Desa Tumpaan Baru?
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab
lemahnya kinerja kepala desa tumpaan dalam hal daya tanggap dan tanggung jawab,
akuntabilitas, serta efektifitas dan efisiensi pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan
fungsi yang diemban kepala desa sebagai pemerintah desa yaitu: penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan yaitu :
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Ilmu
Pemerintahan dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi yang
mengunakannya.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai
permasalahan dan juga masukan bagi pemerintah desa sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan kinerjanya.
Konsep Kinerja
Bernardin dan Russel (dalam Dwiyanto, 2002:15) memberikan pengertian atau
kinerja sebagai berikut : performance is defined as the record of outcomes produced on a
specified job function or activity during time period. Prestasi atau kinerja adalah catatan
tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi- fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan
selama kurun waktu. Menurut Gibson (2003:355), job performance adalah hasil dari
pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja kefektifan kinerja
lainnya. Sementara menurut Ivancevich (2006:99), kinerja adalah penampilan hasil kerja
personil maupun dalam suatu organisasi.Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada
personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.
Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Siagian (1997:19) yang
mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
tertentu.Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan
tujuan perusahaan.Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu
dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Menurut Sinungan (2001:11), bahwa kinerja (performance) adalah hasil kerja yang
bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita mengenal tiga macam tujuan, yaitu
tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan pegawai, maka kita juga mengenal tiga macam
kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja unit, dan kinerja pegawai.Dessler dalam Sinungan
(2001:18) berpendapat: Kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan
dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan
adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan
sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat.Selain itu dapat juga
dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya.
Berdasarkan beberapa teori tentang kinerja dan prestasi kerja dapat disimpulkan
bahwa pengertian kinerja maupun prestasi kerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja
oleh seseorang.Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan
hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang.Kinerja adalah suatu hasil kerja
yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan
(Simanjuntak, 2005:29).
Menurut Wibowo(1999:67) mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut:
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya.
Kinerja dapat berupa penampilan individu maupun kelompok kerja personel.
Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang menduduki jabatan fungsional
maupun struktural, tetapi juga pada keseluruhan jajaran personel dalam organisasi.
Selanjutnya peneliti juga akan mengemukakan tentang definisi kinerja pegawai menurut
Thoha(2003:135) adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau
kegiatan selama periode waktu tertentu.
Sedangkan Winardi(2005:109) mengatakan bahwa kinerja merupakan perilaku
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan
sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut di atas
mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka kinerja
karyawan harus dapat ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang
dicapai organisasi. Deskripsi dari kinerja menyangkut dua komponen yaitu tujuan dan
ukuran, penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan
kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku
kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel.
Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian
kinerja yang efektif, yaitu (1) adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif; dan
(2) adanya objektivitas dalam proses evaluasi (Dwiyanto, 2001:112). Sedangkan dari sudut
pandang kegunaan kinerja itu sendiri, Dwiyanto (2001:115) menjelaskan bahwa bagi individu
penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan,
keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan
tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian
kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal
seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program
pengenalan, penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses
manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penilaian yang baik
harus dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara
rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasikan secara sistematik.
Jenis-jenis Pelayanan
Pengelompokan jenis pelayanan umum pada dasarnya dilakukan dengan melihat jenis
jasa yang dihasilkan oleh suatu organisasi. Tjiptono (dalam Santosa, 2008:61)
menyimpulkan pendapat beberapa ahli mengenai jenis-jenis jasa sebagai berikut:
1. Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan antara pelayanan:
a. Jasa kepada konsumen akhir.
b. Jasa kepada konsumen organisasional.
2. Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan antara pelayanan
a. Jasa barang sewaan.
b. Jasa barang milik konsumen.
c. Jasa untuk bukan barang.
3. Dilihat dari keterampilan penyedia jasa, dibedakan antara
a. Pelayanan profesional.
b. Pelayanan non-profesional.
4. Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara:
a. Pelayanan komersial.
b. Pelayanan nirlaba.
5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara:
a. Pelayanan yang diatur.
b. Pelayanan yang tidak diatur.
6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan, dibedakan menjadi:
a. Pelayanan yang berbasis pada alat.
b. Pelayanan yang berbasis pada orang.
7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan, dibedakan menjadi:
a. pelayanan dengan kontrak tinggi.
b. Pelayanan dengan kontrak rendah.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu kualitatif. Pada lazimnya
suatu penulisan karya ilmiah, biasanya dengan suatu penelitan, hal ini dipandang sangat
penting karena tanpa suatu penelitian, data yang dikemukakan akan sulit
dipertanggungjawabkan kebenarannya (Bungin, 2002:48).
Informan
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:
Kepala Desa Tumpaan
Aparat Desa
Masyarakat yang pernah membutuhkan pelayanan dari kepala desa
Fokus Penelitian
Untuk memudahkan dalam penelitian, maka fokus penelitian mengenai kinerja Kepala
Desa dalam memberikan pelayanan, sesuai dengan teori kinerja Agus Dwiyanto (2002:48)
mengemukakan ukuran dari tingkat kinerja suatu organisasi publik yaitu:
1. Produktivitas
2. Orientasi layanan kepada pelanggan
3. Responsivitas
4. Akuntabilitas
Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :
1) Data Primer, yakni data yang diperoleh langsung melalui penelitian lapangan
(wawancara)
2) Data Sekunder, yakni data yang diperoleh dari teknik dokumentasi dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang berkaitan dan dapat mendukung obyek yang akan di teliti.
Hasil Penelitian
Pada Bab ini peneliti menyajikan datadata yang diperoleh dari hasil
penelitian.Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui data primer dan data
sekunder.Data primer didapatkan melalui hasil wawancara dengan informan kunci dan
informan biasa. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang telah ditulis
sebelumnya, tetapi tidak menutupi kemungkinan pertanyaan akan dikembangkan pada saat
wawancara untuk menyesuaikan dengan permasalahan penelitian yang sebenarnya dan juga
berdasarkan teori yang ada. Tidak hanya wawancara saja tetapi juga penulis melakukan
observasi langsung ke lokasi penelitian.Sedangkan data - data sekunder diperoleh melalui
studi kepustakaan dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian.
Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu melakukan
wawancara, wujud kinerja kepala desa dalam penerapan pelayanan administrasi
kependudukan di Desa Tumpaan Baru, dapat dilihat melalui:ketentuan pelaksanaan
pelayanan administrasi kependudukan, sistem dan prosedur, dan kemampuan sumber daya
manusia aparat pemerintah desa.
Produktivitas Kepala Desa Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan
Produktivitas kepala desa dalam pelayanan admnistrasi kependudukan ditentukan oleh
dua hal yaitu tingkat efektifitas danefisiensi pelayanan. Produktivitas pada umumnya
dipahami sebagai rasio antar input dan output.Produktifitas kerja pegawai merupakan
hubungan antara kualitas yg dilakukan untuk mencapai hasil dimana produktifitas adalah
kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu yang bersifat materil maupun non materil
yang menggambarkan kemampuan aparatur dalam bekerja.Untuk mewujudkan dan
melaksanakan segala tugas yang dimaksud di perlukan aparatur pemerintah Kelurahan yang
profesional dalam bidangnya. Produktivitas kinerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana
secara efisien dan efektif, sehingga pada akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan
yang sudah ditetapkan.
Pembahasan
Kinerja suatu institusi atau organisasi salah satunya ditentukan oleh iklim atau atmosfir
organisasi.Menurut Morgan (1991) dalam Andriopoulos (2001) menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan iklim organisasi merupakan suatu konteks luas yang berkaitan dengan
atmosfir atau mood. Suatu working atmosphere yang menguntungkan bagi kreatifitas dan
inovasi mensyaratkan partisipasi dan kebebasan dalam ekspresi, dan juga permintaan akan
standar kinerja.
Institusi atau organisasi di sekitar pemerintahan desa berpotensi mempengaruhi
kinerja pemerintahan desa. Iklim organisasi pemerintahan desa dalam penelitian ini akan
dilihat dari kondisi: (1) hubungan internal antara kepala desa dan perangkat desa; (2)
hubungan horizontal antara pemerintah desa dan BPD; (3) hubungan eksternal antara
pemerintah desa dan masyarakat desa; dan (4) patologi birokrasi pemerintahan desa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dalam bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini
adalah:
1. Produktivitas Kepala Desa dalam pelayanan administrasi kependudukan ditinjau dari
dimensi Daya Tanggap dan Kepastian dinilai belum maksimal. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada dimensi ini masyarakat belum terlalu puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh aparat pemerintah desa, pada dimensi Bukti Nyata, Kehandalan dan
Empati, pelayanan yang diberikan belum cukup berkualitas karena masyarakat juga
belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
2. Responsivitas dan akuntabilitas kinerja kepala desa dalam pelayanan administrasi
kependudukan mendapat tanggapan yang beragam dari masyarakat, hal-hal yang
mendukung pelaksanaan pelayanan aparat pemerintah desa adalah kerjasama antar aparat
dan partisipasi masyarakat. sedangkan yang menghambat pelaksanaan pelayanan adalah
kedisiplinan perangkat desa dan kurangnya sarana dan prasarana.
Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah:
1. Diharus pemerintah desa dapat menginformasikan kepada Kepala jaga untuk
mensosialisasikan kepada masyarakat masing jaga mengenai jenis-jenis pelayanan,
persyaratan dan prosedurnya.
2. Harus adanya peningkatan disiplin dan juga pemberian motivasi pimpinan dalam hal
ini kepala desa agar lebih memperhatikan kedisiplinan bawahan melalui pemberian reward
dan punishment sesuai dengan prestasi kerja bawahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Lainnya :