000 Buku Pedoman TerumbuKarang Final PDF
000 Buku Pedoman TerumbuKarang Final PDF
PUSAT PEMANFAATAN
PENGINDERAAN JAUH
LAPAN
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, kritik dan saran kami harapkan demi
perbaikan buku pedoman ini pada masa yang akan datang. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi para pengguna.
DAFTAR Jakarta,
ISI 14 Desember 2015
Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Kepala
DAFTAR ISI
ii
LI1020020101
Kata Pengantar ii
Daftar Gambar v
vi
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN 1
1.2. Tujuan 2
1.4. Pengertian 2
2.3.3. Peralatan 5
Daftar Pustaka 12
iii
LI1020020101
DAFTAR GAMBAR
iv
LI1020020101
DAFTAR TABEL
v
LI1020020101
BAB I
PENDAHULUAN
1
LI1020020101
Penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk mengidentifikasi ekosistem
terumbu karang diperlukan teknik dalam melakukan pengolahan data citra satelit
yang digunakan. Teknik pengolahan data citra sangat perlu dilakukan guna
menghasilkan informasi yang akurat. Oleh karena itu diperlukan pedoman untuk
menggunakan teknologi penginderaan jauh dalam mendeteksi ekosistem terumbu
karang. Dengan adanya pedoman pengolahan data penginderaan jauh untuk
identifikasi ekosisitem terumbu karang untuk pengelolaan wilayah pesisir diharapkan
mengasilkan informasi yang tepat, cepat dan akurat.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan dokumen pedoman teknis pengolahan data
penginderaan jauh untuk ekosistem terumbu karang adalah untuk menyediakan
pedoman teknis pengolahan data penginderaan jauh untuk identifikasi ekosistem
terumbu karang sesuai dengan prosedur yang telah disepakati.
Memberikan pedoman atau panduan untuk pengolahan klasifikasi penutup
lahan secara digital menggunakan data satelit penginderaan jauh bagi pengguna
baik instansi pemerintah maupun swasta di tingkat Propinsi / Kabupaten /Kota.
1.4. Pengertian
A. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan
lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada,
atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
B. Data geospasial adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,
dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di
bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
C. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk grid atau piksel sehingga
terbentuk suatu ruang yang teratur, data ini merupakan data geospasial
2
LI1020020101
permukaan bumi yang diperoleh dari citra perekaman foto atau radar dengan
wahana Unmanned Aerial Vehicle (UAV), pesawat atau satelit.
D. Data statistik adalah data yang berupa angka, yang dikumpulkan, ditabulasi,
digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yg berarti mengenai
suatu masalah atau gejala.
E. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data geospasial dengan
menggunakan titik, garis atau area (poligon).
F. Deteksi geo-bio-fisik adalah proses identifikasi parameter ketampakan yang
menjadi ciri dari objek permukaan bumi seperti koefisien pantulan, suhu
permukaan, kandungan klorofil, kandungan air, dan kekasaran permukaan
(surface roughness) objek.
G. Interpretasi citra adalah proses penafsiran citra yang terdiri dari tiga rangkaian
kegiatan terstruktur yaitu: deteksi,identifikasi, dan analisis (Sutanto, 1994)
H. Informasi Geospasial Dasar(IGD) adalah Informasi Geospasial yang berisi
tentang objek yang dapat dilihat secara langsung atau diukur dari kenampakan
fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu yang relatif lama.
I. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang dari filum Cnidaria kelas
Anthozoa, yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga (zooxanthellae),
dan dapat menghasilkan terumbu (hermatipik).
J. Padang lamun adalahtumbuhan (tingkat tinggi) berbunga (Angiospermae)yang
memiliki kemampuan beradaptasi dengan variai salinitas (lingkungan laut).
K. Abiotik adalah komponen benda tak hidup.
L. Biotik adalah makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia), baik mikro maupun
makro serta prosesnya.
3
LI1020020101
BAB. II
TAHAPAN PENGOLAHAN
Tabel 1. Tahapan dan Uraian Pengolahan Data Penginderaan Jauh untuk Ekosistem
Terumbu Karang
Tahapan Uraian
1. Menyiapkan data dan 1.1. Data Geospasial dan Data Statistik dipersiapkan
peralatan & 1.2. Peralatan dan perlengkapan untuk survei
perlengkapan dipersiapkan
1.3. Software untuk pengolahan citra (awal maupun
akhir) dan software untuk penyusun pedomn
dpersiapkan
2. Melakukan 2.1. Pengolahan awal data citra (koreksi radiometric,
pengolahan data awal atmosferik, geometrik, kompoit warna, pemotongan
citra & masking, dan penajaman digital)
dilaksanakan
2.2. Interpreasi citra dilakukan(menggunakan klasifikasi
tak terbimbing (Unsupervised) / klasifikasi
terbimbing (Supervised) / klasifikasi citra berbasis
objek
3. Melakukan Uji Akurasi 3.1. Metode survei ditentukan dan kemudian
dilaksanakan
3.2. Uji Akurasi dilaksanakan
3.3. Analisa data dilakukan
4. Melakukan Analisis 4.1. Analisis Paska Pengolahan Data Dilakukan
Paska Pengolahan
4
LI1020020101
yang terdiri dari data geospasial dan data statistik. Penjelasan mengenai kedua data
tersebut dijabarkan sebagai berikut.
2.3.3. Peralatan
Beberapa peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dalam survei
lapangan untuk pengumpulan data geospasial Habitat Dasar Perairan Laut Dangkal
adalah:
a. Peta kerja: merupakan hasil pengolahan awal data spasial Habitat Dasar
Perairan Laut Dangkal yang dilaksanakan dari proses interpretasi awal citra
satelit, yang ditumpangsusunkan dengan peta rupa bumi dan diberi lokasi
pengambilan sampel.
b. Pedoman identifikasi habitat dasar perairan laut dangkal: panduan dalam
mengidentifikasi habitat dasar perairan laut dangkal, baik secara jenis dan
marganya, ketika sedang berada di lapangan. Pedoman ini juga menentukan
5
LI1020020101
bentuk dari persebaran karang,non karang dan biota lainnya (dapat
menggunakan pedoman dalam Veron (1995)).
c. Global Positioning System (GPS)Receiver: disesuaikan dengan ketelitian
pembuatan peta.
d. Roll-meter: digunakan pada saat membuat areal transek ketika pengambilan
sampel/ plot sampel.
e. Transek Kuadrat
f. Kertas Tahan Air (newtop): digunakan untuk mencatat data yang diperoleh di
lapangan agar data aman dan tidak basah. Biasanya sudah berbentuk form
isian.
g. Alat tulis: digunakan untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan.
h. Kamera Underwater untuk mengambil data tutupan habitat dasar perairan laut
dangkal,
6
LI1020020101
9
LI1020020101
dimana:
A = akurasi total,
Xii = matriks diagonal, dan
N = jumlah sampel
Pada dasarnya, uji ketelitian dilakukan setelah melakukan survei atau kerja
lapangan. Hasil klasifikasi perlu dilakukan pengujian agar menghasilkan data yang
dapat diterima dengan tingkat ketelitian (akurasi) tertentu. Dasar yang dipakai
sebagai acuan keakurasian hasil interpretasi yakni minimal sebesar 60 % untuk hasil
interpretasi tutupan habitat dasar perairan laut dangkal.
Hasil akhir dari pengolahan data (persen tutupan karang) dapat dikelompokkan
ke dalam 4 (empat) kategori seperti yang tersaji dalam Tabel (Kepmen LH No. 04
Tahun 2001) dan Tabel untuk persentase luas tutupan padang lamun (Kepmen LH
No. 200 Tahun 2004). Selanjutnya informasi tersebut dapat dijadikan referensi dan
acuan dalam upaya pengelolaan pesisir dan laut.
Tabel 2. Persentase Luas Tutupan Terumbu Karang yang Hdup (Kepmen LH No. 04 Tahun
2001)
PARAMETER KRITERIA BAKU KERUSAKAN TERUMBU KARANG
(dalam %)
10
LI1020020101
Tabel 3. Persentase Luas Tutupan Padang Lamun (Kepmen LH No. 200 Tahun 2004)
PARAMETER KRITERIA BAKU KERUSAKAN PADANG LAMUN
(dalam %)
11
LI1020020101
BAB III.
PENUTUP
Daftar Pustaka
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004.
Veron, J.E.N. 1995. Corals in space and time: biogeography and evolution of
Scleractinia. Australia Institute of Marine Science. Cape Ferguson,
Townsville Queensland.
12
PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH - 2015