Anda di halaman 1dari 8

Hari / Tanggal : Senin, 28 November 2016

Dosen : Andes Ismayana, S.TP, MT

MAKALAH TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN


Nugget

Oleh:

Thahir Abdul Rasyid F34140001


Anita Sarah F34140010
Arina Manasyakana F34140034
Fathurrozi Wali Zulkarnain F34140043
M. Hashfi Candrawardana F34140054

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman, manusia dituntut untuk menjadi lebih praktis
dan lebih efisien dalam menjalankan kehidupannya. Salah satu akibatnya adalah terjadinya
perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup ini terlihat di berbagai aspek, seperti pola
konsumsi masyarakat yang berubah ke arah makanan yang cepat saji dan mudah cara
pembuatan serta memasaknya (instan). Perubahan gaya konsumsi menjadikan makanan siap
masak (ready to cook) dan siap makan (ready to eat) menjadi alternatif pilihan masyarakat.
Konsumsi fast food mulai menjadi kebiasaan di masyarakat karena jenis makanan tersebut
mudah diperoleh dan dapat disajikan dengan cepat. Salah satu produk fast food adalah produk
olahan daging, termasuk daging ayam.
Nugget merupakan salah satu produk pangan cepat saji yang saat ini dikenal baik oleh
masyarakat. Nugget telah menjadi salah satu pilihan masyarakat sebagai produk pangan yang
praktis. Nugget terbuat dari daging cincang yang telah dibumbui dan biasanya dibentuk
menjadi bulat, stik atau bentuk lain. Produk nugget yang ada di pasaran biasanya berupa
nugget ayam, nugget daging sapi, dan nugget ikan. Saat ini nugget ayam adalah salah satu
produk unggas yang cukup populer.
Di sisi lain meningkatnya kesadaran masyarakat tentang gizi dan kesehatan
mendorong masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan mempunyai efek menyehatkan. Kondisi ini harus disadari dan segera direspon oleh
produsen, tidak terkecuali oleh industri chicken nugget. Salah satu upaya untuk memenuhi
keinginan konsumen adalah upaya pengembangan produk baru dan inovasi teknologi.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang dilakukan pada pembuatan makalah tata letak dan penanganan
bahan ini adalah :
1. Mengetahui proses pembuatan nugget.
2. Mengetahui kebutuhan luas ruang produksi nugget.
3. Mengetahui denah dan alur proses produksi nugget.
II. Proses Produksi

5
1
6

2 3

Keterangan :

1. Penggilingan (Hammer mills).


2. Pencampuran bahan baku.
3. Pengukusan
4. Pemotongan (Slicer)
5. Pelapisan dengan telur dan tepung roti (Spray).
6. Pengemasan (Sealer)
7. Penyimpanan (Cold storage)

III. FAKTOR PENENTU LOKASI

A. Faktor Penentu Lokasi

Lokasi penting bagi perusahaan, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam


persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Penentuan lokasi yang
kurang tepat merupakan salah satu penyebab perusahaan beroperasi secara tidak efisien dan
efektif, sehingga biaya operasi menjadi tinggi. Oleh karena itu dalam penentuan lokasi suatu
industri diperlukan suatu pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dari
industri tersebut. Lokasi suatu industri sangat dipengaruhi oleh strategi pemerintahan, letak
sumber bahan baku, daerah pemasaran, serta faktor lingkungan (Sutojo, 1993).

Menurut Husnan dan Suwarsono (1997), variabel yang perlu diperhatikan dalam
penentuan lokasi proyek dibedakan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu faktor primer dan faktor
sekunder. Faktor primer akan berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan produksi dan
distribusi dari proyek yang akan didirikan. Faktor primer tersebut adalah :
1. Ketersediaan bahan baku

2. Letak pasar yang dituju

3. Tenaga listrik dan air

4. Ketersediaan tenaga kerja

5. Fasilitas transportasi

Faktor sekunder yang perlu mendapat perhatian dalam penentuan lokasi proyek adalah :

1. Hukum dan peraturan yang berlaku

2. Iklim, keadaan tanah

3. Sikap dari masyarakat setempat, termasuk adat istiadatnya

4. Rencana masa depan perusahaan, dalam kaitannya dengan perluasan

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, didapatkan tiga kota yang dianggap mampu


mengakomodasi kebutuhan industri nugget. Tiga kota tersebut adalah Karawang, Surabaya,
dan Bandar Lampung. Ketiga tersebut memiliki perbedaan karakteristik. Perbedaan
karakteristik tersebut dijadikan acuan untuk memeringkat kota-kota tersebut dari berbagai
aspek. Berikut tabel peringkat dari setiap kota :

Nama Kota Ketersediaan Infrastruktur Kedekatan


Bahan Baku dengan Pasar
Karawang 80 70 75
Surabaya 60 90 80
Bandar Lampung 90 60 70

Berdasarkan tabel di atas, dapat ditentukan kota manakah yang akan dijadikan lokasi
pendirian pabrik nugget. Untuk ketersediaan bahan baku diberikan bobot sebesar 0.50.
Sedangkan bobot sebesar 0.30 diberikan untuk penilaian infrastruktur. Penilaian faktor
kedekatan dengan pasar diberikan bobot 0.20. berdasarkan bobot tersebut, diperoleh
informasi sebagai berikut :

Nama Kota Skor Akhir


Karawang 76
Surabaya 71
Bandar Lampung 72

Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaiknya pabrik nugget berlokasi di kota


Karawang.
IV. KEBUTUHAN LUAS RUANG

Luas Ruang Penerimaan dan pengeluaran bahan baku

No Aktivitas Nama Kebutuhan luas (m) Sub Allo Juml Tota Tot
Depart Mesin Me Auxi Oper M total wan ah l al
/ sin liary ator H (m2 ce oper
Perala ) 150 asi
tan %
1 Pengelua Meja - - 3x1 1x 4.5 6.75 2 13.5 13.
ran 1. 5
bahan 5
baku

Luas Ruang Produksi

No Aktivit Nama Kebutuhan luas (m) Sub Allo Ju Total To


as Mesin Me Auxil Ope M total wan ml operas tal
Depart / sin iary rator H (m2) ce ah i
Perala 150
tan %
1 Penggil Disc 0.5 0.5x1 1x0. 1x1 3 4.5 1 4
ingan mill x2 5
2 Mixing Rotar 1x2 1x1 2x1 1x0 5.5 8.25 2 16.5
y .5
33.
Mixer
85
3 Penguk Panci 0.5 - 1x0. 0.5 0.9 1.35 1 1.35
usan x0. 5 x0.
5 3
4 Pelapis Spray 1x1 1x0.5 - - 2 3 1 3
an er .5
adonan
5 Pemoto Slicer 2x1 - 1x2 1x1 6 9 1 9
ngan .5

Luas Ruang Pengemasan

N Aktivitas Nama Kebutuhan luas (m) Su Allow Jum Tota Tot


o Depart Mesi b ance lah l al
n/ tot 150% oper
Peral al asi
atan (m
2)
Me Auxil Ope M
sin iary rato H
r
1 Pengema Seale 0.5 - 2x0. 0.5 1.7 2.625 2 5.25 5.2
san r x1 5 x0. 5 5
5

Luas Ruang Penyimpanan

No Aktivit Nama Kebutuhan luas (m) Su Allow Jum Tota Tot


as Mesi Me Auxil Ope M b ance lah l al
Depart n/ sin iary rato H tot 150% oper
Peral r al asi
atan (m
2)
1 Penyim Cold 2x1 - - 1x0 3.3 4.95 3 14.8 14.
panan Stora .5 .3 5 85
ge

Luas Ruang Pembuangan Limbah

No Aktivit Nama Kebutuhan luas (m) Su Allow Jum Tota Tot


as Mesi Me Auxil Ope M b ance lah l al
Depart n/ sin iary rato H tot 150% oper
Peral r al asi
atan (m
2)
1 Pembu Tmpa - - - 3x4 12 18 1 18 18
angan t
limbah samp
ah

Luas Kantor

N Aktivit Nam Kebutuhan luas (m) Su Allow Jum Tot Total


o as a b ance lah al
Depart Mesi tot 150% ope
n/ al rasi
Peral (m
atan 2)
Me Auxil Ope M
sin iary rato H
r
1 Admin - - - - 4x 16 24 1 24 24
istrasi 4

Total Luas Ruangan


109.45 m2

V. DENAH

A. Bagan Keterkaitan Aktivitas

B. Total Closeness Rating

1. Penerimaan dan pengeluaran bahan baku (PPBB) :


3^4 + 3^3 + 2*3^1 + 3^0 = 115
2. Proses produksi (PP) :
3^4 + 3^3 + 2*3^1 + 3^0 = 115
3. Pengemasan (PG) :
3*3^3 + 3^1 +3^0 = 85
4. Penyimpanan (PY) :
3^3 + 3*3^1 = 36
5. Pembuangan limbah (PL) :
4*3^0 = 4
6. Kontrol (K) :
4*3^1 + 3^0 = 12

C. Denah Ruang Produksi


PPBB K
PP

PY PL
PG

VI. DAFTAR PUSTAKA

Husnan S dan Suwarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta (ID) : UPP AMP YKPN,
Cetakan Kedua.

Sutojo. 1993. Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek. Jakarta (ID) : Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai