Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Nama Kelompok 3 :
Alpi Peronika
Cindy Olivia Annisa Nasution
Endang Sri Rahayu
Ratna Dewi
Ulfah Rosendi

PROGRAM STUDI AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah mengenai Materi Bab 5 tentang Standar
Akuntansi Sektor Publik. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah dan mencari sumber-sumber
Makalah ini dengan baik namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya
keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian

Pekanbaru, 14 Oktober 2016

Cindy Olivia Annisa Nasution

Audit Siklus Produksi


Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi
Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi bahan jadi yang
meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dai jenis-jenis dan kuantitas barang yang
akan diprouksi dan dipertahankan serta transaksi yang berkaitan dengan proses pabrikasi
yang disebut juga sebagai transaksi pabrikasi.
Siklus produksi berkaitan dengan tiga siklus lain,yaitu siklus pengeluaran,siklus
pendaptan,dan siklus jasa peronalia.

Tujuan Audit
Ada dua kelompok tujuan audit yaitu :
1. Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi
2. Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga
pokok penjualan

Tujuan audit spesifik tertentu untuk siklus produksi

Kategori Asersi Tujuan Audit atas Tujuan Audit atas Saldo


Kelompok Transaksi Akun
Keberadaab atau keterjadian Transaksi pabrikasi yang Persediaan yang tercetak
dicatat menyajikan dalam neraca secara fisik
bahan,tenaga kerja, dan ada (EO2)
overhead yang ditransfer ke Harga pokok penjualan
produksi serta pemindahan menunjukkan harga pokok
produksi yang sudah selesai barang yang dikirimkan
ke barang jadi selama (dijual) selama periode
periode berjalan (EO1) berjalan (EO3)
Kelengkapan Semua transaksi pabrikasi Persediaan mencakup semua
yang terjadi selama periode bahan ,produk, dan
berjalan sudah dicatat (C1) perlengkapan yang ada
ditangan pada tanggal
neraca (C2)
Harga pokok penjualan
mencakup dampak semua
transaksi penjualan selama
periode berjalan (C3)
Hak dan kewajiban Entitas memegang hak atas Entitas pelapor memegang
persediaan yang berasal dari hak milik atas persediaan
transaksi pabrikasi yang pada tanggal neraca (RO2)
dicatat (RO1)
Penilaian atau alokasi Transaksi pabrikasi telah Persediaan telah dinyatakan
dijurnal , diikhtisarkan , dan dengan tepat pada harga
dibukukan atau diposting yang terendah antara harga
dengan benar (VA1) pokok dan harga pasar
(VA2)
Harga pokok penjualan
didasarkan pada penerapan
metode arus biaya yang
berlaku secara konsisten
(VA3)
Penyajian dan Rincian transaksi pabrikasi Persedian (PD2) dan harga
pengungkapan mendukung penyajian dalam pokok penjualan (PD3)
laporan keuangan termasuk telah diidentifikasikan dan
klasifikasi dan diklasifikasikan secara tepat
pengungkapannya (PD1) dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang
berhubungan dengan dasar
penilaian dan pengagunan
atau penjaminan persedian
sudah memadai (PD4)

Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan


Strategi Audit
Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi auditor biasanya ingin memahami
intensivitas model dari proses pabrikasi,disamping bauran bahan baku dan tenaga kerja yang
diperlukan dalam proses pabrikasi itu
Dalam setiap kasus, unsur persediaaan merupakan hal yang material terhadap neraca
suatu entitas atau perusahaan.walaupun demikian,setiap industri memiliki sifat yang unik
dalam hal jumlah hari yang diperlukannya untuk memutar persediaan.
Karena pentingnya persediaan bagi kewajaran penyajian bagi sebagian besar
pabrikan, pedagang grosir ,dan pedagang ecera, maka auditor fapat menggunakan prosedur
analitis untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah, secara signifikannya jumlah
transaksi persediaan yang dilakukan oleh entitas-entitas ini,maka auuditor akan sering
menekankan pada pendekatan penilaian tingkat resiko pengendalian yang lebih rendah dalam
situsi-situasi tersebut.

Materialitas , Risiko Inheren , dan Prosedur Analitis


Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan
besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang
berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi
kesalahan.
Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan
oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik aekolah relatif rendah karena
persediaan bukan merupakan bagian yang material dari proses inti entitas itu.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan prosedur yang murah ari segi biaya dan dapat membuat
auditor waspada terhadap potensi trjadinya salah saji.jika laporan keuangan yang disajikan
untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan
naiknya jumlah hari perputarn persediaan maka persediaan mungkin telah dittapkan terlalu
tinggi,ini akan memperingatkan auditor agar memperhatikan secara seksama keberadaan dan
penilaian persediaan .
Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal
Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima
komponen sistem pengendalian internal suatu enttas dapat diterapkan pada transaksi pabrikasi
dalam siklus produksi , Sebagai bagian dari penilaian risiko,manajemen harus memperhatkan
risiko.
Sebagai contoh, jika emas digunakan dalam proses pabrikasi maka emas itu harus
dikendalikan secara cermat dan sering dihitung mengingat nilai bahan baku tersebut
Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan untuk Mengaudit Siklus Produksi
Rasio Rumus Signifikansi audit
Jumlah hari perputaran Rata-rata hutang Pengalaman sebelumnya
persediaan persediaan : harga pokok mengenai jumlah hari
penjualan x 365 perputaran perusahan
persediaan digabungkan
dengan pengetahuan tentang
haraga pokok penjualan
akan bermanfaat dalam
mengestimasi tingkat
persediaan tahun berjalan .
Perpanjangan periode ini
dapat mengindikasi masalah
eksistensi atau keberadaan,
atau masalah eksistensi
menentukan nilai yang
terendah antara harga pokok
dan harga pasar.
Pertumbuhan persediaan ((persediaann : persediaann- Rasio yang lebih besar dari
terhadap pertumbuhan harga 1) 1) : ((harga pokok 1,0 menunjukan bahwa
pokok penjualan penjualann : harga pokok persediaan tumbuh lebih
penjualann-1) 1) cepat dari pada penjualan.
Rasio yang besar dapat
menunjukkan kemungkinan
adanhya masalah keusangan
persediaan
Barang jadi yang diproduksi Kuantitas barang jadi : Berguna dalam
terhadap bahan baku yang kuantitas bahan baku mengestimasi efisiensi
digunakan proses pabrikasi. Dapat
membantu dalam
mengevaluasi kewajaran
biaya produksi
Barang jadi yang diproduksi Kuantitas barang jadi : jam Bermanfaat dalam
terhadap tenaga kerja tanaga kerja langsung mengestimasi efisiensi
langsung proses pabrikasi. Dapat
membantu dalam
mengevaluasi kewajaran
biaya produksi.
Produk yang cacat per juta Jumlah produk cacat sebagai Bermanfaat dalam
persentase dari setiap juta mengestimasi efisiensi
yang diproduksi proses pabrikasi. Dapat
membantu dalam
mengevaluasi kewajaran
biaya produksi dan beban
garansi

Aktivitas Pengendalian Transaksi Pabrikasi

Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendaian internal terdiri atas 4 aktivitas :

1. Pemisahan Tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi

2. Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat

3. Pengendalian fisik

4. Penelaahan kinerja dan akuntabilitas.

Bagian selanjutnya akan mengidentifikasikan dokumen dan catatan yang lazim


digunakan dalam memproses transaksi.

Dokumen dan Catatan yang Umum

Berikut ini merupakan beberapa dokumen, catatan, dan file komputer yang lazim
digunakan dalam memproses transaksi pabrikasi :
a. Perintah produksi (Production order), formulir yang menunjukkan kuantitas dan
jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi mungkin berkaitan dengan
suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan.

b. Laporan kebutuhan bahan ( material requirrement report ). Berisi daftar bahan


baku dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi pperintah produksi.

c. Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari departemen
produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk
digunakan berdasarkan perintah produksi yang sudah disetujui.

d. Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seseorang karyawan atas pekerjaan
tertentu.

e. Tiket perpindahan (Move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi perpindahan


fisik barang dalam proses serta barang jadi.

f. Laporan aktivitas produksi harian (daily production activity report) laporan yang
memperlihatkan bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama hari itu.

g. Laporan produksi yang sudah selesai (Completed prodution report). Laporan yang
menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi sudah diselesaikan.

h. Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan perpetual).
Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses
dan barang jadi. Catatan ini berisi informasi tentang unit dan biaya yang
ditambahkan ke dan dikurangkan dari masing masing akun persediaan, serta unit
yang ada di tangan dan biaya terkait yang membentuk saldo persediaan pada suatu
titik waktu.

i. File induk biaya standar (standard cost master file), file komputer yang berisi
biaya-biaya standar.

j. File induk persediaan bahan baku (rate materials inventory master file). File
komputer yang berisi kuantitas persediaan bahan baku yang ada ditangan.

k. File induk persediaan dalam proses (work in process inventary master file). File
komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File ini
digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.
l. File induk persediaan barang jadi (finished goods inventory master file). File
komputer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi . file ini dapat digunakan
sebagai persediaan perpetual barang jadi.

Penggunaan setiap dokumen dan catatan ini akan dijelaskan dalam bagian-
bagian selanjutnya.

Fungsi-Fungsi Dan Pengendalian Terkait

Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan


melibatkan fungsi fungsi pabrikasi berikut ini :

a. Memulai produksi :

1. Merencanakan dan mengendalikan produksi

2. Mengeluarkan bahan baku

b. Memindahkan barang :

1. Memroses barang dalam proses

2. Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi

3. Melindungi persediaan

c. Mencatat transaksi pabriksi dan persediaan :

1. Menentukan dan mencatat biaya biaya pabrikasi

2. Menjaga kebenaran saldo saldo persediaan.

Pelaksanaan fungsi fungsi ini melibtkan beberapa departemen seperti perencanaan


dan pengendalian produksi, bagian pembelian (bahan baku), departemen produksi, pencatatan
waktu (time keeping), barang jadi, TI, akuntansi biaya, dan akuntansi umum. Harus ada
pemisahan tugas antara pelaksanaan dan pencatatan pabrikasi serta penyimpanan persediaan
pabrikasi. Pengendalian yang berkaitan dengan memulai produksi dan perpindahan barang
adalah relevan dalam menilai pengendalian untuk esersi aksistensi tau kejadian dan
kelengkapan untuk transaksi pabrikasi serta persediaan terkait.pengendalian yang
berhubungan dengan pencatatan transaksi persediaan adalah penting dalam menilai resiko
pengendalian untuk asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan
pengungkapan untuk transaksi dan persediaan pabrikasi.

A. Memulai Produksi

Merencanakan dan mengendalikan produksi

Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendalian produksi


berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis penjualan yang diramalkan
serta kebutuhan persediaan. Pendokumentasian otorisasi ini dilakukan dengan menerbitkan
perintah produksi bernomor urut. Teknologi informasi atau cara lain harus digunakan untuk
mempertanggungjawabkan seluruh perintah produksi yang dikeluarkan dan pencatatan
akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah laporan kebutuhan bahan juga disiapkan yang
menunjukkan bahan dan komponen yang diperlukan serta yang ada di tangan. Apabila
pesanan harus dilakukan kepada pemasok, maka salinan laporan ini akan dikirimkan ke
bagian pembelian.

Departemen perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab untuk


memantau penggunaan bahan da tenaga kerja, serta memantau perintah produksi sampai
diselesaikan dan dipindahkan ke barang jadi. Penelaahan atas laporan aktivitas produksi
harian dan laporan produksi yang sudah selesai sangat penting dalam memenuhi tanggung
jawab ini.

Mengeluarkan bahan baku

Gudang akan menyerahkan bahn baku ke bagian produksi setelah menerima slip
pengeluaran bahan (atau permintaan) yng dibuat oleh departemen produksi. Slip itu
menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang diminta serta nomor perintah produksi yang
harus dibebani. Setiap slip harus ditanda tangani oleh penyelia atau pekerja produksi yang
berwenang. Teknologi informasi atau cara lain, harus digunakan untuk mencocokkan slip
pengeluaran bahan dengan perintah produksi dan pencatatan akhirnya tentang biaya
pabrikasi. Sebuah ikhtisar harian mengenai penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai
salah satu komponen laporan aktivitas produksi harian yang digunakan dalam perencanaan
dan pengendalian produksi.
B. Perpindahan Barang

Memroses barang dalam produksi

Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakam perintah produksi tertentu dicatat
dalam tiket waktu, fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan mengharuskan
karyawan memasukkan tanda pengenal mereka ke dalam terminal komputer, kemudian
mengetikkan nomor perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan
suatu pesanan. Dalam cara itu, suatu ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja
biasanya disiapkan dari data catatan waktu dari komponen laporan aktivitas produksi harian.

Ketika pekerjaan atas satu perintah produksi sudah selesai dan barang sudah lulus
inspeksi maka pemindahan barang ke departemen selanjutnya akan diotorisasi dengan sebuah
tiket perpindahan yang harus ditandatangani oleh departemen yang menerima barang itu. TI
atau cara lain, harus mencocokkan tiket waktu dan tiket perpindahan dengan pencatatan
tentang biaya pabrikasi.

Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi

Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus inspeksi
akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang itu kemudian
dikirimkan ke gudang barang jadi, yang menerima tanggung jawab barang ini dengan
menandatangani tiket perpindahan akhir.

Melindungi persediaan

Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan kerusakan, penyimpanan


persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci dengan akses yang terbatas pada
orang orang yang diberi otorisasi merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva ini.
Proteksi terhadap barang dalam proses dapat dilakukan dengan mengawasi daerah produksi
oleh penyelia dan petugas keamanan pabrik, pemberian label pada barang dan perpindahan
barang bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses disekitar
pabrik.

Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan

Menentukan dan mencatat biaya pabrikasi


Fungsi ini menyangkut hal hal berikut ini :

a. Membebankan bahan langsung dan tenga kerja langsung ke barang dalam


proses

b. Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses

c. Memindahkan biaya ke departemen produksi ( menurut sistem biaya


proses)

d. Memindahkan biaya produksi yang sudah selesai ke barang jadi.

Untuk memastikan bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan tepat, bagan akun
harus menyediakan sejumlah akun yang diperlukan untuk mengklasifikasikan dan memantau
biaya biaya semacam itu secara layak. Selain itu, pelaporan data biaya yang tepat waktu
untuk digunakan dalam menelaah kinerja manajemen mengenai aktivitas produksi dan
pengendalian biaya juga merupakan alat yang berguna untuk mendeteksi kesalahan
klasifikasi ketika mencatat biaya pabrikasi , laporan semacam itu biasanya menckup
pembandingan antara data aktual dan yang dianggarkan menurut berbagai klasifikasi biaya.

Biaya pabrikasi dapat dikenakan pada barang dalam proses berdasarkan biaya aktual
atau biaya standar. Apabila biaya standar yang digunakan, maka biaya standar itu harus
disetujui oleh manajemen, dan harus ada pelaporan varians yang tepat waktu dari jumlah
aktual atau yang dianggarkan untuk diselidiki dan ditindak lanjuti sebagai bagian dari
penelehaan kinerja periodik oleh manajemen. Pengendalian tambahan terhadap pencatatan
biaya pabrikasi meliputi:

1. Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pengalokasian


biaya pabrikasi kebarang dalam proses dengan data mengenai penggunaan
bahan dan tenaga kerja dalam laporan aktifitas produksi harian.

2. Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang


dalam proses kebarang jadi dengan data yang ada dalam laporan prodeksi
yang sudah selesai. Pengecekan independen sering kali dicapai melalui
pengendalian yang terprogram dan tindak lanjut independen terhadap
pengecualian/penyimpangan.

Mempertahankan Kebenaran Saldo-Saldo Persediaan


Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan tiga aktifitas.
Pertama, harus dilakukan perhitungan periodik yang independen terhadap persediaan yang
ada ditangan dan pembandingan dengan kuantitas yang tercatat menurut catatan persediaan
perpetual. Pembandingan ini dapat mengungkapkan kuantitas yang dicatat tetapi sudah tidak
ada lagi, catatan kuantitas ditangan yang tidak lengkap, atau jenis-jenis persediaan yang salah
diklasifikasikan dalam catatan.

Akan tetapi, aktifitas ini dapat dilakukan sekali setahun dalam kaitannya dengan audit
tahunan, dimana pengendalian yang kuat akan menyebabkan dilakukannya perhitungan
persediaan dalam siklus yang lebih sering sepanjang tahun. Kedua, harus dilakukan
pngecekan periodik yang independen terhadap kesesuaian antara jumlah dolar yang tercatat
file induk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan masing-
masing akun kedalam akun buku besar umum. Ketiga, melalui inspeksi periodik terhadap
kondisi persediaan dan penelahaan manajemen atas laporan aktifitas persediaan, penyesuian
untuk menurunkan nilai tercatat persediaan kenilai pasar harus dilakukan bila diperlukan.

Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen sering kali digunakan untuk memantau setiap fungsi yang
telah diuraikan diatas. Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas penggunaan sumber daya pada setiap tahapan produksi, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil. Seperti diuraikan diatas, manajemen
biasanya akan dengan cermat memantau perintah produksi, tenaga kerja dan bahan yang
digunakan, total akumulasi biaya produksi, eksistensi persediaan, dan persetujuan terhadap
biaya standar .

Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian

Dalam memperoleh dan mendokuentasi pemahaman tentang bagian-bagian dan


komponen pengendalian internal yang relevan dengan transaksi pabrikasi , auditor
menggunakan prosedur yang sama seperti pada kelompok transaksi lainnya. Prosedur ini
meliputi review atau pengalaman sebelumnya dengan bersangkutan. Jika ada, pengajuan,
pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi, serta pengamatan atas aktivitas dan
kondisi produksi. Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal,
bagan arus, dan memorandum naratif.
Demikian pula, proses tiga langkah yang sudah dikenal untuk mengidentifikasi
potensi salah saji. Pengendalian yang diperlukan dan pengujian pengendalian juga berkaitan
dengan penilaian resiko pengendalian atas transaksi transaksi dalam siklus produksi.
Contoh-contoh potensi salah saji dan prosedur pengendalian pengendalian yang diperlukan
untuk mencegah atau mendeteksi potensi salah saji yang berkaitan dengan siklus produksi
yang telah disajikan, yang juga mereferensi silang tujuan audit terkait atas setiap kategori
asersi. Dari daftar pengendalian yang diperlukan itu, auditor memilih pengendalian yang akan
digunakan untuk mencari bukti lebih lanjut guna mendukung penilaian resiko pengendalian
yang lebih rendah dan melakukan pengujian pengendalian pada tingkat yang rendah
berdasarkan prosedur pengendalian yang sudah terprogram, ia harus langsung menguji
pengendalian pengendalian terprogram itu (misalnya, dengan menggunakan data perngujian)
menguji pengendalian umum komputer, dan menguji prosedur tindak lanjut manual. Auditor
biasanya akan menguji pengendalian manual melalui kombinasi antara pengajuan pertanyaan,
observasi terhadap individu-individu yang sedang melaksanakan tugasnya, pemeriksaan
dokumen dan laporan, serta pelaksanaan kembali bebrapa aktivitas pengendalian oleh auditor
sendiri. Hasil dari setiap pegujian pengendalian ini harus didokumentasikan untuk
membentuk dasar bagi penilaian resiko pengendalian akhir atas asersi signifikan yang
berkaitan dengan transaski pabrikasi.

Pengujian Subtansi Atas Saldo Persediaan


Bagian ini berhubungan dengan pengujian subtansi atas persediaan
barang dagang yang di beli dan di simpan oleh pedagang serta eceran
dan juga persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi
dalam pabrikan. Audit atas saldo persediaan memerlukan perencanaan
yang cermat dan investasi waktu, biaya, dan upaya audit yang subtansial.
Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini efisien dan efektif dalam
mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi, harus di pertimbangkan
secara cermat penentuan tingkat resikodeteksi yang dapat di terima dan
perancangan pengujian subtantif yang sesuai untuk asersi-asersi
persediaan.
Adapun tujuan dari pengujian subtansi atas saldo persediaan ini adalah:

Menentukan resiko deteksi untuk pengujian rincian

Dan merancang program audit untuk pengujian subtantif


atas saldo persediaan

PROSEDUR AWAL
Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry suatu entitas guna
menetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur ananlitis dan
pengujian rincian. Jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk
memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam
proses pabrikasi.
Dalam menelusuri saldo persediaan awal kekertas kerja tahun
sebelumnya, auditor harus memastikan bahwa setiap penyesuaian audit
yang telah di sepakati pada tahun lalu benar-benar sudah di catat. Selain
itu, ayat jurnal periode berjalan dala akun persediaan di buku besar umum
juga harus di-scan untuk mengidentifikasi setiap posting yang tidak biasa
menyangkut jumlah untuk sifatnya dan memerlikan penyelidikan khusus.
Prosedur awal juga menyangkut penentuan bahwa skedul persediaan
perpetual yang terinci atau skedul persediaan lainnya telah sesuai dengan
saldo buku besar umum.

PROSEDUR ANALITIS
Penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri
merupakan hal yang sangat penting ketika mengembangkan ekspektasi
yang akan di gunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien.
Misalnya kenaikan tingkat persediaan barang jadi yang di laporkan
sementara tingkat pembelian produksi , dan penjualan tetap stabil dapat
mengindikasikan terjadinya salah saji yang berkaitan dengan eksistensi
keberadaan atau penilaian pesediaan barang jadi. Selain menghitung
rasio perputarn persediaan secara keseluruhan untuk setiap akun
persediaan, kita juga dapat menghitung rasio data yang tidak di
gabungkan, seperti menurut lini produk.
Karena adanya hubungan timbale balik antara persediaan dan harga
pokok penjualan, maka prosedur ini dapat memberikan bukti yang
berguna dalam menentukan kewajaran asersi-asersi manajamen yang
berkaitan dengan akun tersebut.
PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen
pendukung (vouching)dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang
pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan.
Pengujian ayat jurnal atas akun persediaan

Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau


bahan baku ke faktur penjual, laporan penerimaan, dan
pesanan pembelian.
Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dalam proses atau
barang jadi ke catatan biaya pabrikasi dalam laporan
produksi.

Ayat jurna kredit pada persediaan barang dagang dan barang


jadi ke dokumen dan catatn penjualan.

Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang


dalam proses ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.

Pengujian pisah-batas transaksi pembelian, pabrikasi dan


penjualan
Tujuan dan sifat dari pengujian pisah-batas penjualan serta serta
pembelian masing-masing telah di jelaskan dibab sebelumnya,yaitu dalam
hubungannya dengan audit atas saldo piutang usaha dan hutang usaha
kedua pengujian itu merupakan hal yang penting untuk memastikan
bahwa transaksi yang terjadi menjelang akhir tahun telah di catat dalam
periode akuntansi yang benar. Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga
harus di pastikan bahwa ayat jurnal telah dicatat dala periode yang tepat
untuk transfer biaya barang yang bergerak diantara

1. Gudang dan departemen produksi

2. Departemen produksi yang satu dan yang lainnya

3. Departemen produksi dan barang jadi.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Mengamati perhitungan persediaan fisik klien
Pengamatan perhitungan persediaan sudah menjadi prosedur
auditing yang di terima umum selama lebih dari 50 tahun. Prosedur ini di
wajibkan apabila persediaan merupakan hal yang material bagi laporan
keuangan suatu peusahaan serta praktis dan layak di laksanakan,
pengamatan perhitungan persediaan ini bisa saja merepotkan,
menghabiskan banyak waktu, dan sulit bagi auditor, tetapi biasanya hal
itu jarang terjadi.
Dala melakukan prosedur auditing ini, klien memikul tanggung
jawab untuk menghitung persediaan. SAS 1(AU 331.09), piutang dan
persediaan,menyatakan bahwa dari pengujian substantif ini,auditor akan
memperoleh pengetahuan langsung mengenai efektivitas perhitungan
persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat di berikan atas asersi
manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
PENGUJIAN WAKTU DAN LUAS PENGUJIAN
Penetapan waktu pengamatan persediaan tergantung pada sistem
persediaan yang di anut klien dan efektivitas pengendalian internal.
Dalam sistem persediaan periodic, kuantitas di tentukan melalui
perhitungan fisik, dan semua perhitungan telah di lakukan pada tanggal
tertentu. Tanggal titu harus di tetapkan pada atau mendekati tanggal
neraca, dan auditor biasanya harus hadir pada penetapan tanggal itu.
RENCANA PERHITUNGAN PERSEDIAAN
Perhitungan persediaan fisik oleh klien biasanya dilakukan sesuai
dengan rencana atau daftar intruksi. Intruksi yang di buat oleh klien harus
mencakup hal-hal seperti:

Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi


perhitungan persediaan.

Tanggal perhitungan

Lokasi-lokasi yang akan di hitung

Intruksi terinci mengenai bagaimana perhitungan akan di lakukan

Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut


serta lembar ikhtisar (komplikasi)

Ketentuan mengenai penanganan penerimaan, pengiriman, dan


perpindahan barang selama perhitungan jika aktivitas tersebut
tidak dapat di hindarkan.

Pemisahan atau identifikasi barang yang bukan milik klien.

Melaksanakan pengujian

Dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus:

Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan


Memastikan bahwa semua barang dagag telah di beri label dan tidak ada barang yang
di beri dua label.

Menentukan bahwa label persediaan bernomor utut dan lembar kompilasi telah di
kendalikan dengan semestinya.

Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas kelembar


kompirasi.

Mewaspadai wadah wadah yag kosong dan lowong yang mungkin ada apabila barang
di tumpuk dalam formasi yang rapat.

Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan using.

Menilai kondisi umum persediaan.

Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir.

Mengajukan pernyataan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat


pergerakkannya.

Dalam pengujian perhitungan,auditor harus mancatat perhitungan yang di lakukan dan


memberikan deskripsi yang lengkap serta akurat mengenai barang tersebut.

Persediaan yang ditentukan dengan sampel statistic

Perusahaan yang menggunakan metode persediaan ini biasanya tidak memerlukan


perhitungan fisik tahunan atas setiap barang persediaannya. Namun, tidak membebaskan
auditor dari tanggung jawab untuk mengamati perhitungan persediaan apabila dianggap perlu
serta melihat kelayakan metode yang digunakan perusahaan untuk menentukan kuantitas
persediaan.

Pengamatan persediaan awal

Untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan laba-rugi, auditor
harus mengamati baik perhitungan persediaan awal maupun akhir. Dalam melakukan
penugasan audit yang berulang, persyaratan ini dapat dipenuhi dengan mengamati persediaan
akhir setiap tahun. Akan tetapi, dalam melakukan audit yang pertama kali atas suatu
perusahaan yang sudah berjalan, auditor mungkin ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung
atau diminta untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih
periode sebelumnya.

Dampak terhadap laporan auditor

Apabila persediaan sudah diamati atau diobservasi, auditor dapat mengeluarkan


laporan audit standar. Hal ini juga diperbolehkan jika auditor menggunakan pengujian
substantive alternative untuk memverifikasi persediaan awal. Akan tetapi, apabila bukti yang
mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa
mengamati perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan
audit standar.

Aplikabilitas pada asersi

Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan persediaan oleh klien juga
belaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber bukti yang utama tentang
eksistensi persediaan. Namun pengamatan tidak dapat memberikan bukti mengenai asersi hak
dan kewajiban karena barang yang ada ditangan mungkin disimpan menurut kontrak
konsinyasi, atau untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik
atas barang itu.

Pengujian klerikal atas akurasi daftar persediaan

Pengujian klerikal oleh auditor dilakukan untuk memastikan apakah daftar persediaan
sudah akurat dan telah menyajikan secara akurat hasil perhitungan fisik.

Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak dalam
daftar persediaan dan memverifikasi akurasi prkalian antara kuantitas dengan harga per unit
atas dasar pengujian. Untuk memastikan bahwa daftar itu telah secara akurat menyajikan
hasil perhitungan, auditor menelusuri pengujian perhitungan yang telah dilakukannya ke
daftar persediaan, serta memvouching barang-barang dalam daftar itu ke label persediaan
dan lembar perhitungan yang digunakan dalam menghitung persediaan fisik. Perhitungan
fisik itu kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian, dengan jumlah per catatan perpetual,
apabila memungkinkan, dan setiap selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri keayat jurnal
penyesuaian apabila diperlukan. Pengujian ini memberikan bukti untuk asersi
eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

Pengujian penetapan harga persediaan

Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga
pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur
penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-tahun
sebelumnya.

Pengujian harga pokok persediaan yang diproduksi

Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi yang
dilakukan auditor tergantung pada reliabilitas catatan akuntasi biaya klien dan metode yang
digunakan oleh klien dalanm mengakumulasikan biaya-biaya tersebut. Auditor harus
menelaah metode itu untuk memastikan kelayakan serta akurasi dan konsistensi
penerapannya.

Mengkonfirmasi persediaan pada lokasi-lokasi diluar entitas

Apabila persediaan klien disimpan digudang umum atau pada jasa penyimpanan
(custodian) luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu
melalui komunikasi langsung dengan si penyimpan.

Memeriksa perjanjian dan kontrak konsinyasi

Barang yang ada ditangan mungkin disimpan atas permintaan pelanggan setelah
penjualan terjadi, atau barang itu mungkin juga disimpan sebagai konsinyasi. Dalam kasus
ini, manajemen diminta untuk memisahkanbarang yang bukan miliknya selama melakukan
perhitungan persediaan. Disamping itu, auditor biasanya juga meminta asersi tertulis
mengenaikepemilikan persediaan dalam surat representasi klien.
Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua barang
yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang yang disimpan atas dasar konsinyasi, maka
syarat-syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO: ESTIMASI AKUNTANSI

Pada saat mengaudit persediaan auditor harus menentukan apakah tepat untuk
menurunkan nilai persediaan dibawah harga pokok karena persediaan itu usang atau lambat
bergerak, dan apakah situasi yang ada akan menyebabkan klien menjual persediaan itu pada
harga yang membuat klien menderita kerugian.

Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah
cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Auditor hanya diharapkan menentukan
apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap jual, digunakan, atau dikonsumsi, dan
apakah barang yang usang, lambat bergerak, atau ruasak.

PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP

Sudah merupakan hal yang umum untuk mengidentifikasi kategori-kategori utama


persediaan dalam neraca dan harga pokok penjualan dalam laporan laba-rugi. Selain itu,
metode yang digunakan dalam penetapanharga pokok persediaan, serta eksistensi komitmen
pembelian utama juga diungkapkan.

Bukti yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan laporan diberikan oleh
pengujian-pengujian substantive yang diuraikan di atas. Bukti lebih lanjut dapat diperoleh,
sesuai yang diperlukan, dari review atas notulen rapat-rapat dewan direktur dan dari
pengajuan pertanyaan keuangan klien dengan ketentua-ketentuan akuntansi yang berlaku,
auditor menetapkan ketepatan penyajian dan pengungkapan.
DAFTAR PUSTAKA

Modern Auditing Edisi Ketujuh, Boynton, Jhonson, Kell : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai