Nama Kelompok 3 :
Alpi Peronika
Cindy Olivia Annisa Nasution
Endang Sri Rahayu
Ratna Dewi
Ulfah Rosendi
Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah mengenai Materi Bab 5 tentang Standar
Akuntansi Sektor Publik. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah dan mencari sumber-sumber
Makalah ini dengan baik namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya
keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian
Tujuan Audit
Ada dua kelompok tujuan audit yaitu :
1. Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi
2. Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga
pokok penjualan
3. Pengendalian fisik
Berikut ini merupakan beberapa dokumen, catatan, dan file komputer yang lazim
digunakan dalam memproses transaksi pabrikasi :
a. Perintah produksi (Production order), formulir yang menunjukkan kuantitas dan
jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi mungkin berkaitan dengan
suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan.
c. Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari departemen
produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk
digunakan berdasarkan perintah produksi yang sudah disetujui.
d. Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seseorang karyawan atas pekerjaan
tertentu.
f. Laporan aktivitas produksi harian (daily production activity report) laporan yang
memperlihatkan bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama hari itu.
g. Laporan produksi yang sudah selesai (Completed prodution report). Laporan yang
menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi sudah diselesaikan.
h. Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan perpetual).
Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses
dan barang jadi. Catatan ini berisi informasi tentang unit dan biaya yang
ditambahkan ke dan dikurangkan dari masing masing akun persediaan, serta unit
yang ada di tangan dan biaya terkait yang membentuk saldo persediaan pada suatu
titik waktu.
i. File induk biaya standar (standard cost master file), file komputer yang berisi
biaya-biaya standar.
j. File induk persediaan bahan baku (rate materials inventory master file). File
komputer yang berisi kuantitas persediaan bahan baku yang ada ditangan.
k. File induk persediaan dalam proses (work in process inventary master file). File
komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File ini
digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.
l. File induk persediaan barang jadi (finished goods inventory master file). File
komputer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi . file ini dapat digunakan
sebagai persediaan perpetual barang jadi.
Penggunaan setiap dokumen dan catatan ini akan dijelaskan dalam bagian-
bagian selanjutnya.
a. Memulai produksi :
b. Memindahkan barang :
3. Melindungi persediaan
A. Memulai Produksi
Gudang akan menyerahkan bahn baku ke bagian produksi setelah menerima slip
pengeluaran bahan (atau permintaan) yng dibuat oleh departemen produksi. Slip itu
menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang diminta serta nomor perintah produksi yang
harus dibebani. Setiap slip harus ditanda tangani oleh penyelia atau pekerja produksi yang
berwenang. Teknologi informasi atau cara lain, harus digunakan untuk mencocokkan slip
pengeluaran bahan dengan perintah produksi dan pencatatan akhirnya tentang biaya
pabrikasi. Sebuah ikhtisar harian mengenai penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai
salah satu komponen laporan aktivitas produksi harian yang digunakan dalam perencanaan
dan pengendalian produksi.
B. Perpindahan Barang
Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakam perintah produksi tertentu dicatat
dalam tiket waktu, fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan mengharuskan
karyawan memasukkan tanda pengenal mereka ke dalam terminal komputer, kemudian
mengetikkan nomor perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan
suatu pesanan. Dalam cara itu, suatu ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja
biasanya disiapkan dari data catatan waktu dari komponen laporan aktivitas produksi harian.
Ketika pekerjaan atas satu perintah produksi sudah selesai dan barang sudah lulus
inspeksi maka pemindahan barang ke departemen selanjutnya akan diotorisasi dengan sebuah
tiket perpindahan yang harus ditandatangani oleh departemen yang menerima barang itu. TI
atau cara lain, harus mencocokkan tiket waktu dan tiket perpindahan dengan pencatatan
tentang biaya pabrikasi.
Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus inspeksi
akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang itu kemudian
dikirimkan ke gudang barang jadi, yang menerima tanggung jawab barang ini dengan
menandatangani tiket perpindahan akhir.
Melindungi persediaan
Untuk memastikan bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan tepat, bagan akun
harus menyediakan sejumlah akun yang diperlukan untuk mengklasifikasikan dan memantau
biaya biaya semacam itu secara layak. Selain itu, pelaporan data biaya yang tepat waktu
untuk digunakan dalam menelaah kinerja manajemen mengenai aktivitas produksi dan
pengendalian biaya juga merupakan alat yang berguna untuk mendeteksi kesalahan
klasifikasi ketika mencatat biaya pabrikasi , laporan semacam itu biasanya menckup
pembandingan antara data aktual dan yang dianggarkan menurut berbagai klasifikasi biaya.
Biaya pabrikasi dapat dikenakan pada barang dalam proses berdasarkan biaya aktual
atau biaya standar. Apabila biaya standar yang digunakan, maka biaya standar itu harus
disetujui oleh manajemen, dan harus ada pelaporan varians yang tepat waktu dari jumlah
aktual atau yang dianggarkan untuk diselidiki dan ditindak lanjuti sebagai bagian dari
penelehaan kinerja periodik oleh manajemen. Pengendalian tambahan terhadap pencatatan
biaya pabrikasi meliputi:
Akan tetapi, aktifitas ini dapat dilakukan sekali setahun dalam kaitannya dengan audit
tahunan, dimana pengendalian yang kuat akan menyebabkan dilakukannya perhitungan
persediaan dalam siklus yang lebih sering sepanjang tahun. Kedua, harus dilakukan
pngecekan periodik yang independen terhadap kesesuaian antara jumlah dolar yang tercatat
file induk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan masing-
masing akun kedalam akun buku besar umum. Ketiga, melalui inspeksi periodik terhadap
kondisi persediaan dan penelahaan manajemen atas laporan aktifitas persediaan, penyesuian
untuk menurunkan nilai tercatat persediaan kenilai pasar harus dilakukan bila diperlukan.
Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen sering kali digunakan untuk memantau setiap fungsi yang
telah diuraikan diatas. Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas penggunaan sumber daya pada setiap tahapan produksi, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil. Seperti diuraikan diatas, manajemen
biasanya akan dengan cermat memantau perintah produksi, tenaga kerja dan bahan yang
digunakan, total akumulasi biaya produksi, eksistensi persediaan, dan persetujuan terhadap
biaya standar .
PROSEDUR AWAL
Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry suatu entitas guna
menetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur ananlitis dan
pengujian rincian. Jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk
memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam
proses pabrikasi.
Dalam menelusuri saldo persediaan awal kekertas kerja tahun
sebelumnya, auditor harus memastikan bahwa setiap penyesuaian audit
yang telah di sepakati pada tahun lalu benar-benar sudah di catat. Selain
itu, ayat jurnal periode berjalan dala akun persediaan di buku besar umum
juga harus di-scan untuk mengidentifikasi setiap posting yang tidak biasa
menyangkut jumlah untuk sifatnya dan memerlikan penyelidikan khusus.
Prosedur awal juga menyangkut penentuan bahwa skedul persediaan
perpetual yang terinci atau skedul persediaan lainnya telah sesuai dengan
saldo buku besar umum.
PROSEDUR ANALITIS
Penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri
merupakan hal yang sangat penting ketika mengembangkan ekspektasi
yang akan di gunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien.
Misalnya kenaikan tingkat persediaan barang jadi yang di laporkan
sementara tingkat pembelian produksi , dan penjualan tetap stabil dapat
mengindikasikan terjadinya salah saji yang berkaitan dengan eksistensi
keberadaan atau penilaian pesediaan barang jadi. Selain menghitung
rasio perputarn persediaan secara keseluruhan untuk setiap akun
persediaan, kita juga dapat menghitung rasio data yang tidak di
gabungkan, seperti menurut lini produk.
Karena adanya hubungan timbale balik antara persediaan dan harga
pokok penjualan, maka prosedur ini dapat memberikan bukti yang
berguna dalam menentukan kewajaran asersi-asersi manajamen yang
berkaitan dengan akun tersebut.
PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen
pendukung (vouching)dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang
pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan.
Pengujian ayat jurnal atas akun persediaan
Tanggal perhitungan
Melaksanakan pengujian
Menentukan bahwa label persediaan bernomor utut dan lembar kompilasi telah di
kendalikan dengan semestinya.
Mewaspadai wadah wadah yag kosong dan lowong yang mungkin ada apabila barang
di tumpuk dalam formasi yang rapat.
Untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan laba-rugi, auditor
harus mengamati baik perhitungan persediaan awal maupun akhir. Dalam melakukan
penugasan audit yang berulang, persyaratan ini dapat dipenuhi dengan mengamati persediaan
akhir setiap tahun. Akan tetapi, dalam melakukan audit yang pertama kali atas suatu
perusahaan yang sudah berjalan, auditor mungkin ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung
atau diminta untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih
periode sebelumnya.
Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan persediaan oleh klien juga
belaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber bukti yang utama tentang
eksistensi persediaan. Namun pengamatan tidak dapat memberikan bukti mengenai asersi hak
dan kewajiban karena barang yang ada ditangan mungkin disimpan menurut kontrak
konsinyasi, atau untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik
atas barang itu.
Pengujian klerikal oleh auditor dilakukan untuk memastikan apakah daftar persediaan
sudah akurat dan telah menyajikan secara akurat hasil perhitungan fisik.
Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak dalam
daftar persediaan dan memverifikasi akurasi prkalian antara kuantitas dengan harga per unit
atas dasar pengujian. Untuk memastikan bahwa daftar itu telah secara akurat menyajikan
hasil perhitungan, auditor menelusuri pengujian perhitungan yang telah dilakukannya ke
daftar persediaan, serta memvouching barang-barang dalam daftar itu ke label persediaan
dan lembar perhitungan yang digunakan dalam menghitung persediaan fisik. Perhitungan
fisik itu kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian, dengan jumlah per catatan perpetual,
apabila memungkinkan, dan setiap selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri keayat jurnal
penyesuaian apabila diperlukan. Pengujian ini memberikan bukti untuk asersi
eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga
pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur
penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-tahun
sebelumnya.
Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi yang
dilakukan auditor tergantung pada reliabilitas catatan akuntasi biaya klien dan metode yang
digunakan oleh klien dalanm mengakumulasikan biaya-biaya tersebut. Auditor harus
menelaah metode itu untuk memastikan kelayakan serta akurasi dan konsistensi
penerapannya.
Apabila persediaan klien disimpan digudang umum atau pada jasa penyimpanan
(custodian) luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu
melalui komunikasi langsung dengan si penyimpan.
Barang yang ada ditangan mungkin disimpan atas permintaan pelanggan setelah
penjualan terjadi, atau barang itu mungkin juga disimpan sebagai konsinyasi. Dalam kasus
ini, manajemen diminta untuk memisahkanbarang yang bukan miliknya selama melakukan
perhitungan persediaan. Disamping itu, auditor biasanya juga meminta asersi tertulis
mengenaikepemilikan persediaan dalam surat representasi klien.
Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua barang
yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang yang disimpan atas dasar konsinyasi, maka
syarat-syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa.
Pada saat mengaudit persediaan auditor harus menentukan apakah tepat untuk
menurunkan nilai persediaan dibawah harga pokok karena persediaan itu usang atau lambat
bergerak, dan apakah situasi yang ada akan menyebabkan klien menjual persediaan itu pada
harga yang membuat klien menderita kerugian.
Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah
cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Auditor hanya diharapkan menentukan
apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap jual, digunakan, atau dikonsumsi, dan
apakah barang yang usang, lambat bergerak, atau ruasak.
Bukti yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan laporan diberikan oleh
pengujian-pengujian substantive yang diuraikan di atas. Bukti lebih lanjut dapat diperoleh,
sesuai yang diperlukan, dari review atas notulen rapat-rapat dewan direktur dan dari
pengajuan pertanyaan keuangan klien dengan ketentua-ketentuan akuntansi yang berlaku,
auditor menetapkan ketepatan penyajian dan pengungkapan.
DAFTAR PUSTAKA