kita Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? (Bilangan 23:19) Oleh: Pdt. Agus Bileam adalah seorang abdi Allah. Bileam diminta Raja Moab, yaitu Balak bin Zipor untuk mengutuk bangsa Israel karena Raja Balak takut dengan jumlah bangsa Israel yang sekin banyak dan apa yang dilakukan mereka terhadap bangsa Amori (Bilangan 22:1-6). Namun, Allah berfirman kepada Bileam untuk tidak mengutuk bangsa Israel karena mereka telah diberkati (Bilangan 22: 12). Bileam menolak namun karena diiming-imingi uang, akhirnya Bileam pergi karna tidak bisa menahan diri (Bilangan 22:21). Firman Tuhan sudah datang kepada Bileam namun Bileam tidak peka. Bileam terpengaruh dengan berkat-berkat yang diberikan Raja Balak. Bileam tidak berpegang pada perintah Tuhan. Bileam dikatakan telah menceburkan diri dalam kesesatan (Yudas 1:11). Tuhan bahkan membuat keledai berbicara untuk mencegah kebebalan Bileam (2 Petrus 15-16). Dalam hidup kita, banyak tawaran dunia yang ingin menjerumuskan kita kedalam dosa. Tawaran dunia dapat berupa harta, kedudukan, jabatan, promosi, uang, dan sebagainya. Tawaran tawaran itu sering membuat mata kita tertutup. Oleh karena itu, ada hal hal yang harus kita miliki supaya kita tidak tergoda dengan tawaran tawaran dunia. 1. Taat dan Patuh pada Firman Tuhan Orang yang merenungkan Firman Tuhan seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air (Maz 1:2-3). Kita adalah pohon pohon kehidupan yang membutuhkan air yaitu Firman Tuhan untuk tetap hidup. Kita harus berpegang pada Firman Tuhan sekalipun keadaan yang kita alami sukar. Tuhan akan tetap menolong kita dan tidak akan meninggalkan kita sekalipun dalam kesesakan. 2. Kesetiaan yang radikal Kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego pada zaman raja Nebukadnezar dalam Daniel 3:16-18 melambangkan kehidupann gereja di akhir zaman. Mereka hanya bertiga namun penyertaan Tuhan ada atas mereka. Kita sering berdiam atau bahkan mundur saat dalam tantangan, namun Sadrakh, Mesakh dan Abednego mengajarkan kita untuk tetap maju. Kesetiaan yang radikal yang dimiliki oleh mereka harus dimiliki oleh kita semua. Dalam Matius 24:13 dikatakan tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Kesetiaan membawa kita sampai pada kekekalan. 3. Mengucap Syukur Kita harus mengucap syukur dalam dalam segala hal (Efesus 5:20). Tidak dalam keadaan baik saja, namun dalam keadaan yang tidak baik. Ayub tetap menyembah Tuhan bahkan dalam keadaan yang tidak baik dalam hidupnya. Penyembahan kepada Tuhan harus dilakukan pada saat hidup kita baik maupun tidak baik karena Tuhan tidak akan sekali kali meninggalkan kita (Ibrani 13:5-6). Tuhan akan tetap ada bersama sama dengan kita segala keadaan kita.