Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Kotbah

Minggu, 15 Agustus 2016

Dalam keadaan apapun, Tuhan sanggup memelihara


kita
Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia,
sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya,
atau berbicara dan tidak menepatinya? (Bilangan 23:19)
Oleh: Pdt. Agus
Bileam adalah seorang abdi Allah. Bileam diminta Raja Moab, yaitu
Balak bin Zipor untuk mengutuk bangsa Israel karena Raja Balak takut
dengan jumlah bangsa Israel yang sekin banyak dan apa yang dilakukan
mereka terhadap bangsa Amori (Bilangan 22:1-6). Namun, Allah berfirman
kepada Bileam untuk tidak mengutuk bangsa Israel karena mereka telah
diberkati (Bilangan 22: 12). Bileam menolak namun karena diiming-imingi
uang, akhirnya Bileam pergi karna tidak bisa menahan diri (Bilangan
22:21). Firman Tuhan sudah datang kepada Bileam namun Bileam tidak
peka. Bileam terpengaruh dengan berkat-berkat yang diberikan Raja
Balak. Bileam tidak berpegang pada perintah Tuhan. Bileam dikatakan
telah menceburkan diri dalam kesesatan (Yudas 1:11). Tuhan bahkan
membuat keledai berbicara untuk mencegah kebebalan Bileam (2 Petrus
15-16).
Dalam hidup kita, banyak tawaran dunia yang ingin menjerumuskan
kita kedalam dosa. Tawaran dunia dapat berupa harta, kedudukan,
jabatan, promosi, uang, dan sebagainya. Tawaran tawaran itu sering
membuat mata kita tertutup. Oleh karena itu, ada hal hal yang harus
kita miliki supaya kita tidak tergoda dengan tawaran tawaran dunia.
1. Taat dan Patuh pada Firman Tuhan
Orang yang merenungkan Firman Tuhan seperti pohon yang ditanam
ditepi aliran air (Maz 1:2-3). Kita adalah pohon pohon kehidupan yang
membutuhkan air yaitu Firman Tuhan untuk tetap hidup. Kita harus
berpegang pada Firman Tuhan sekalipun keadaan yang kita alami sukar.
Tuhan akan tetap menolong kita dan tidak akan meninggalkan kita
sekalipun dalam kesesakan.
2. Kesetiaan yang radikal
Kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego pada zaman raja Nebukadnezar
dalam Daniel 3:16-18 melambangkan kehidupann gereja di akhir zaman.
Mereka hanya bertiga namun penyertaan Tuhan ada atas mereka. Kita
sering berdiam atau bahkan mundur saat dalam tantangan, namun
Sadrakh, Mesakh dan Abednego mengajarkan kita untuk tetap maju.
Kesetiaan yang radikal yang dimiliki oleh mereka harus dimiliki oleh kita
semua. Dalam Matius 24:13 dikatakan tetapi orang yang bertahan sampai
pada kesudahannya akan selamat. Kesetiaan membawa kita sampai pada
kekekalan.
3. Mengucap Syukur
Kita harus mengucap syukur dalam dalam segala hal (Efesus 5:20).
Tidak dalam keadaan baik saja, namun dalam keadaan yang tidak baik.
Ayub tetap menyembah Tuhan bahkan dalam keadaan yang tidak baik
dalam hidupnya. Penyembahan kepada Tuhan harus dilakukan pada saat
hidup kita baik maupun tidak baik karena Tuhan tidak akan sekali kali
meninggalkan kita (Ibrani 13:5-6). Tuhan akan tetap ada bersama sama
dengan kita segala keadaan kita.

Anda mungkin juga menyukai