Anda di halaman 1dari 10

GLIKOSIDA JANTUNG / GLIKOSIDA DIGITALIS

1. Definisi
Digitalis adalah salah satu obat-obat tertua, dipakai sejak tahun 1200 dan sampai
kini masih terus dipakaidalam bentuk yang telah dimurnikan. Digitalis dihasilkan
dari tumbuhan foxglove ungu dan putih, dapat bersifat racun. Pada tahun 1785
William Withening dari Inggris menggunakan digitalis untuk menyembuhkan
sakit bengkak yaitu edema pada ekstremitas akibat insufisiensi ginjal dan
jantung.

2. Patofisiologi
Glikosida Jantung
Kelompok obat ini (digoxin dan digitoxin) menghambat kerja pompa Natrium
Kalium meningkatnya kalsium intraseluler akan menimbulkan kontraksi serabut
otot jantung efisien.
Preparat digitalis mempunyai 3 fungsi pada otot jantung :
a. Kerja inotropik positif (meningkatkan kontraksi miokardium) sehingga
meningkatkan kerja jantung perifer dan ginjal, curah jantung meningkat,
mengurangi preload, memperbaiki aliran darah ke perifer dan ginjal,
mengurangi edema dan ekskresi cairan sehingga terjadi retensi cairan pada
paru-paru dan ekstremitas berkurang.
b. Kerja kronotropik negatif (memperlambat denyut jantung)
c. Kerja dromotropik negatif (mengurangi hantaran sel-sel jantung).

3. Farmakokinetik dan Farmakodinamik


Farmakokinetik
Absorbsi : Saluran gastrointestinal
Digoksin : 60 76 %
Digitoksin : 90 95 %
Distribusi : PP
Digoksin : 25 %
Digitoksin : 95 %
Eliminasi : Ginjal
Farmakodinamik
Digoksin
PO : mula : 1 5 jam
P : 6 8 jam
IV : mula : 2 4 hari
P : 1 2 jam
L : 2 4 jam
Digitoksin
PO : mula : 2 6 jam
P : 6 12 jam
L : 2 3 minggu
IV : mula : 0,5 2 jam

4. Interaksi Obat
- Preparat digitalis ditambah diuretik kuat seperti
furosemide (lasix) dan hidroklortiazide (hydro diuril), terjadi hipokalemia
yang meningkatkan efek preparat digitalis sehingga terjadi toksisitas digitalis.
- Preparat kortisone yang dipakai secara sistemik akan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium sehingga terjadi
hipokalemia.
- Antasid dapat mengurangi absorbsi digitalis jika
dipakai pada waktu yang bersamaan.

5. Efek Samping, Efek Terapeutik, Reaksi yang Merugikan


- Efek Terapeutik :
a. Meningktkan kontraksi jantung
b. Meningkatkan sirkulasi
c. Meningkatkan perfusi jaringan
- Efek Samping : Anorexia dan mual.
- Reaksi yang Merugikan : Muntah, aritmia, ilusi,
penglihatan kabur.

6. Toksisitas Digitalis
Tanda dan Gejala :
a. Anorexia, diare
b. Mual dan muntah
c. Bradikardi (< 60 kali/menit)
d. Takikardi (> 120 kali/menit)
e. Kontraksi ventrikel prematur
f. Aritmia jantung
g. Sakit kepala
h. Malaise
i. Penglihatan kabur
j. Ilusi penglihatan (halo putih, hijau, kuning
disekitar objek)
k. Bingung, delirium.
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN PREMER.
Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya / infark mioxard akut, gagal jantung kongestif. Perubahan
pada frekuennsi atau irama jantung.
Tanda : nadi lammbat berat ( meningkatkan derajat blok AV ), perubahan karakteristik
EKG. Distretmia : sering denyut prematur, bigemini ventrikuler AT.

PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Aktivitas dan istirahat.
Gejala : insomnia, kelelahan.
Tanda : dispnea karena kerja, kelelahan, kelemahan, nadi dan tekanan darah
abnormal terhadap respon terhadap aktivitas.

2. Integritas ego.
Gejala : peragsaan tidak berdaya / tidak ada herapan.
Tanda : gelisah, mudah teransang, agitasi, bingung, depresi, delirium, psikosa
( dengan kadar serum tinggi ).

3. Eliminasi.
Gejala : penggunaan diurerik diare.
Tanda : penurunan pengeluaran urine, edema dependen.

4. Makanan / cairan.
Gejala : hilang nafsu makan, mual muntah, pembatasan diet yang mempengaruhi
keseimbangan elektrolet, perubahan BB, penggunaan diuritek
Tanda : perubahan BB/ penurunan massa otot, lemak subkutan. Tanda gangguan
keseimbangan cairan (kelebihan / defisit).

5. Neurosensori.
Gejala : gangguan penglihatan, contoh : penglihatan gannda, penglihatan kabur,
sinan kelap kelip, kecendrungan warna kuning/hijau pada penglihatan,
titik berwarna, vertigo, berdenyut, aktivitas kejang, sakit kepala.
Tanda : disorientasi, gelisah,peka rangsang, bingung, agitasi/perilaku
menyerang, bicara tidak jelas, halusinasi, psikosis, kejang.

6. Nyeri / ketidak nyamanan.


Gejala : nyeri dada / abdomen
Tanda : perilaku berhati hati/distraksi, fokus pada diri sendiri,resfon otomatis
(perubahan pada tanda vital).

7. Keamanan.
Tanda : kelemahan otot , gangguan penglihatan.

8. Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala : tidak tepat menggunakan digitalis, pengulangun penggunaan
obat/subtansi yang dapat menimbulkan efek/toksisitas digitalis,
innteraksi contloh : tiazid atau diuretik ansa, steroid,
quinidin,nifedipin, verapamil, penyakit beta, hormon tiroid, kafein.
Bukti kegagalan untuk membaik.
Pertimbangan : DRG menunjukkan rata-rata lama di rawat 2,6 hari.
Rencana pemulangan : gangguan penggunaan obat / terapi.

PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
Kadar degoksin / digitoksin serum : selalu meningkat di atas rentang normal pada
sedian tertentu.
EKG : perpanjangan interval P R, distretmia dan blok jantung berhubungan
dengan toksisitan digitalis. Perubahan lain ( gerlombang T dan depresi segmen
ST) secara khas dihasilkan oleh efek terapeutik digitalis pada jantung dapat
menunjukkan perubahan iskemik.
Elektrolit : ketidak seimbangan kalium, magnesium, dan kalsium di ketahui untuk
mengetahui toksisitas digitalis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Curah jantung menurun berhubungan dengan :
Gangguan kontraktilitas miokard.
Gangguan irama konduksi elektrikal.
Panjang paruh waktu dan rentang teraupetik sempit pada penggunaan preparat
digitalis.
Usia pasien, fungsi organ, jumlah masa otot, status nutrisi, keseimbangan
elektrolit / asam basa.
Pengulangan penggunaan obat lain.
Dimanifestasikan dengan :
- Distretmia
- Perubahan mental
- Makin buruknya gagal jangtung kongestif
- Peningkatan kadar digitalis serum.

Intervensi :
- Kaji / pantau tekanan darah.
- Palpasi nadi radial, catat frekuensi dan keteraturan,auskultasi nadi apikal,
catat adanya frekuensi / irama bunyi jantung akstra.
- Pantau / catat irama jantung.
- Evaluasi adanya udema dependen/umum, meningkatnya distensi vena
jugularis / refluks hepatojungularis, auskultasi bunyi nafas catat terjadinya
krekels.
- Selidiki perubahan sensori dan perilaku, contoh bingung, gelisah, agitasi
delirium.
- Catat adanya gangguan gastrointestinal, contoh mual, diare, ketidak
nyamanan abdomen.
- Identifikasi faktor yang dapat mengganggu absorpsi atau eksresi obat
( contoh penyakit usus halus, sirosis hipertiroid, penggunaan obat tertentu
contoh barbitorat dilantin ).
- Catat juga penggunaan obat yang meningkatkan potensian toksisitas
digihtalis atau distretmia.
- Pantau kadar diguksin serum (lanosin) atau digitoksin (crystodigin).
- Pantau pemerjiksaan lab. Yang memberi dampak dari sedian digitalis.
Contoh elektrolit, BUN, kreatinin, pemeriksaan fungsi hati.
- Berikan kalium kalsium dan magnesium sesuai indikasi.
- Berkikan anti distretmia lain dengan tepat. Contoh lidocain, propanolol
dan prokanamid.
- Siapkan pasien untuk dipindahkan ke perawatan kritis sesuai indikasi.
- Siapkan pasien untuk insersi pacu jantung sementara sesuai indikasi.

Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien akan :


Mendemontrasikan frekunsi jantung dan irama dalam rentang yang
diharapkan pasien dengan tak adanya / terkotrolnya distretmia.
Mempertahankan mental biasanya.

2. Kekurangan / kelebihan volume cairan, resiko ringgi terhadap.


Faktor resiko meliputi :
Efek samping toksisitas digitalis pada GI, contoh mual, muntah, diare.
Penggunaan diuretik kontinyu dalam menghadapi penurunan masukan.
Kel;ebihan natrium / retensi cairan.
Penurunan protein plasma / malnutrisi.
Dimanifestasikan dengan : -

Intervensi :
- Pantau masukan / pengeluaran, hitungke seimbangan cairan, catat
kehilangan tak kasat mata, timbang BB sesuai indikasi.
- Evaluasi turgor kulit, kelembaban membran mukosa, adanya edema
dependen / umum.
- Pantau tanda vital ( TD, nadi, frekuensi persafasan ) auskultasi bunyi
nafas, catat adanya krekels.
- Kaji ulang kebutuhan cairan, buat jadwal 24 jam dan rute yang
digunakan. Pastikan makanan / minuman yang disukai pasien.
- Hilangkan tanda bahaya dan ketahui dari lingkungan, berikan
kebersihan mulut yang sering.
- Anjurkan pasien untuk minum dan makan dengan perlahan sesuia
indikasi.
- Berikan cairan IV melalui alat kontrol.
- Pemberian antiemetik, contoh proklorperazin maleat (compazine),
trimetoberizamid (tigan) sesuai indikasi.
- Pantau pemeriksaan lab. Sesuai indikasi contoh Hb,Ht BUN, kreatinin,
protein plasma elektrolit.

Hasil yang diharapkan / kreteria evaluasi pasien akan :


Mendemontrasikan volume cairan stebil dengan keseimbangan
masukan / haluran, berat stabil, tanda vital dalam batas normal, dan tihdak
ada edema.
Menyatakan hilanhnya maul dan muntah / diare.

3. Proses pikir, gangguan, resiko tinggi terhadap.


Faktor resiko meliputi :
Efek psikologis toksisitas / penurunan perfusi serebral.
Di manifestasikan dengan : -

Intervensi :
- Kaji perubahan mental / sensori. Bicara pada anggota keluarga tentang
mental pasien biasanya.
- Tinggal dengan pasien atau atur dalam kelompok bila pasien agitasi
berat.
- Jelaskan prosedur, ulangi bila diperlukan, oreintasikan ulang terhadap
sekitar sesuai kebutuhan.
- Berikan dukungan emosi pada pasien / orang terdekat. Diskusikan
perubahan yang ada sementara pada mental.
- Kolaborasi pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi.

Hasil yang diharapkan kreteria evaluasi pasien akan :


Meningkatkan atau mempertahankan mental biasanya.

4. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ), mengenai kondisi, kebutuhan


pengobatan dapat dihubungkan dengan :
Kurang informasi / kesalahan persepsi masalah khusus terapi
digitalis atau cara untuk memantau keamanan atau keefektifan terapi.
Dimanifestasikan dengan :
Gagal mengikuti program yang dibuat.
Gagal untuk mengenal efek samping toksik.

Intervensi :
- Jelaskan mengapa sedian digitalis diperlukan, contoh
menguatkan otot jantung dan untuk memperbaiki denyut jantung yang tidak
teratur.
- Jelaskan tipe digitalis pasien.
- Anjurkan klien untuk tidak mengubah dosis obat untuk
alasan apapun.
- Tunjukkan pada pasien bagaimana menghitung denyut nadi
selama 1 menit penuh. Biarkan pasien mendemontrasikan. Anjuurkan pasien
untuk menghubungi dokter sebelum mengambil dosis bila nadi di bawah atau
di atas tingkat yang ditentukan sebelumnya atau lebih tidak teratur/teratur
sesuai ketepatan.
- Berkitahu pasien bahwa digitalis dapat bekerja dengan obat
lain ( contoh ; barbiturat, neomisin, quinidin ) bila bersamaan meminumnya
dan untuk memberikan informasi pada dokter bila digitalis diminum kapan
saja dengan resep obat baru. Anjurkan pasien untuk tidak minum obat yang
dijual bebas (contoh : laksatif, antideari, antasid, obat pilek, diuretik ) tanpa
memeriksakan pada ahli farmasi atau dokter.
- Bgerikan informasi dan nyatakan pasien / orang tergdekat
secara verbal pemahaman tanda / gejala toksik untuk melaporkan pada dokter.

Hasil yang diharapkan / kretirea evaluasi pasien akan :


Menyatakan pemahaman mengapa obat diperlukan,
bagaimana interaksinya dengan obat lain, dan pentingnya mempertahankan
program pengobatan.
Mendemontrasikan bagaimana menghitung denyut
nadi.
Mengenal tanda kelebihan dosisi digitalis dan
terjadinya GJK dan apa yang dilaporkan ke dokter.
Berkitahu obat yang diresepkan yang harus diikuti
setelah pulang.

Anda mungkin juga menyukai