Anda di halaman 1dari 3

TYPOID FEVER

A. Pengertian
Typhoid adalah infeksi akut usus halus. Paratyphoid biasanya lebih ringan dan
menunjukkan gejala atau gambaran klinis yang sama, atau menyebabkan enteritis
akut. Sinonim demam typhoid adalah typhoid dan paratyphoid fever enteric,
typhoid typhus dan paratyphoid abdominalis.

B. Etiologi
Salmonella thypi, Salmonella parathyipi A, S. parathypi B, S. parathypi C.

C. Patofisiologi
Kelainan patologik utama terjadi di usus halus terutama di ilium bagian distal,
pada minggu I penyakit terjadi hiperplasis plaks player, disusul minggu II terjadi
ulserasi plaks player, pada minggu III dan IV pertumbuhan ulkus-ulkus dengan
meninggalkan sikatrik. Ulkus berbentuk bulat lonjong dengan sumbu memanjang
sejajar dengan sumbu usus. Hepar membesar dengan filtrasi limfosit, sel plasma
dan sel mononukleat serta nekrosis lokal. Sistem retikuloindotelia menunjukan
hiperplasia dan kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Kelainan
patologi juga dapat dijumpai pada ginjal, paru, jantung, selaput otak, otot dan
tulang.

D. Gejala Klinik
1. Masa tunas rata-rata 14 hari
2. Gejala klinik sangat bervariasi dan tidak spesifik
3. Demam, bradikardi, nyeri kepala, nyeri perut, konstipasi
4. Nyeri tekan perut kanan bawah, hepatomegali, splenomegali, meteorismus
5. Akhir minggu I timbul rose spot pada kulit dada atau perut
6. Pada tingkat yang lebih lanjut atau berat kesadaran menurun atau terdapat
delirium
7. Waktu penyembuhan demam turun dan gejala-gejala menghilang
E. Diagnosa Banding
1. Penyakit infeksi: Malaria, infeksi saluran kemih, meningitis, pneumonia, paru
pleuritis
2. Penyakit keganasan: Leukimia, karsinoma
3. Penyakit kolagen: Demam rematik, sistemik lupus erythematous

F. Komplikasi
1. Komplikasi intestinal:
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstra-intestinal
a. Komp. Cardiovascular, kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis),
miokarditis, trombosis dan tromboplebitis
b. Komp. Darah. Anemia hemolitik, trombositopenia dan atau DIC dan
sindromuremia hemolitik
c. Kom. Paru. Pneumonia, empiema dan pleuritis
d. Kom hepar dan kandung empedu. Hepatitis dan kalisistitis
e. Komp. Ginjal. Glomerulonefritis, pielunefritis dan perineferitis
f. Komp. Tulang. Osteomelitis, periostitis, spondilitis dan artritis
g. Komp. Neuropsikiatrik. Delirium, meningismus, meningitis, polineuritis
perifer, sindrom guillain barre, psikosis dan sindrom katatonia.

G. Pengobatan
1. Perawatan
Klien dengan demam typoid perlu di rawat di rumah sakit untuk isolasi,
observasi dan pengobatan
Tirah baring absolut s/p minimal 7 hari bebas demam atau selama 14 hari
Mobilisasi dilakukan secara bertahap
Klien dengan kesadaran menurun posisi harus sering diubah-ubah untuk
menghindari dekubitus dan pneumonia hipostatik
Perhatikan defekasi dan BAK kadang-kadang terjadi obstifasi dan
retensi air kemih.
2. Diet
Makanan padat dini yaitu nasi dengan lauk-pauk rendah selulosa (pantang
sayur dengan serat kasar).
3. Obat
Kloramfenicol
Tiamfenicol
Kotrimoksazol
Ampicillin dan amoxicillin
Sefalosporin generasi ketiga
Fluorokinolon
Obat simptomatik
Antipyretik. Tidak perlu diberikan secara rutin karena tidak banyak
berguna
Kortikosteroid

G. Sumber:
- Noer, S, Prof, Dr et all, ed.1996, Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai