Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Kotbah

Minggu, 02 Oktober 2016

Pilihlah keHIDUPan, supaya engkau HIDUP!!


Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun
keturunanmu...
(Ulangan 30:19b)
Oleh: Pdt. Agus Kansil
Dalam Matius 15:11-32 menceritakan tentang Tuhan Yesus
memberikan perumpamaan tentang seorang bapa yang memiliki dua
orang anak. Anak yang bungsu meminta harta yang menjadi miliknya,
hidup berfoya-foya dan kemudian jatuh miskin dan berakhir di kandang
babi. Saat ia kelaparan, ia berniat untuk makan dari tempat makanan babi
namun tidak terdapat apapun di sana. Bungsu kemudian mengingat akan
kehidupan bersama ayahnya. Bungsu kemudian kembali dan mengakui
dosa ingin menjadi upahan bapanya. Namun, bapanya mererimanya
dengan pelukan dan membuat pesta baginya. Sulung yang pulang dari
bekerja di ladang marah dan tidak mau masuk ke rumah ayahnya.
Perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus diatas,
menggambarkan tentang 2 tipe orang yang hidup diakhir zaman. Ada
beberapa hal yang bisa kita pelajari dari cerita diatas.
1. Tidak mengatur waktu dengan baik
Dalam ayat 11-16 diceritakan tentang kehidupan si bungsu. Ibarat
orang muda yang memiliki kemampuan, kekuatan dan kesempatan. Si
bungsu memiliki segala-galanya, namun ia hidup berfoya-foya seperti
kehidupan orang percaya yang memboroskan waktu yang dimilikinya.
Seringkali kita tidak dapat mengatur waktu dengan baik dan hanya
membuang waktu kita dengan percuma. Kita harus mengingat Pencipta
kita pada masa muda kita, kita harus mempergunakan waktu dengan baik
karena kita akan melewati masa yang sulit (Pengkotbah 12:1). Seringkali
waktu dan kekuatan yang kita miliki hanya dipakai untuk hal-hal yang
tidak berguna. Sudahkah kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan atas waktu
kita? Waktu yang kita miliki adalah hal yang Tuhan percayakan pada kita.
Kita harus mempergunakan waktu kita sebaik-baiknya (Efesus 5:16-17).
Kita harus menghitung hari-hari kita untuk memiliki hati yang bijaksana
(Mazmur 90:12).
2. Menyadari kesalahan dan mau bangkit
Dalam ayat 17-21 diceritakan tentang pertobatan si bungsu. Si
bungsu menyadari kesalahannya dan bangkit pergi menemui ayahnya. Si
bungsu percaya bahwa di rumah bapanya, ada kelimpahan dan kasih
bapa. Rasul Paulus mengatakan ia melupakan apa yang ada di belakang
dan berlari-lari pada panggilan Ilahi (Filipi 3:13-14). Kita semua ada dalam
pertandingan kehidupan yang diwajibkan bagi kita dan harus berjuang
sepenuh tenaga karna ada hadiah yang kekal yang disediakan bagi kita (1
Korintus 9:24-25). kita harus menyadari kesalahan kita dan mau bangkit
dan kembali berlari dalam pertandingan kehidupan kita.
3. Tidak mengerti kasih bapa
Dalam ayat 25-32 diceritakan tentang si sulung yang pulang dari
ladang tempatnya bekerja dan marah melihat pesta penyambutan
adiknya yang hilang. Si sulung tidak mengerti akan kasih bapanya. Kasih
Bapa mengajarkan kita untuk mengampuni. Kasih Bapa ini harus adalah
dalam setiap kehidupan orang percaya. Kita sebagai orang percaya telah
menjadi anak dan menjadi ahli waris (Galatia 4:7). Kita sering
membandingkan hidup kita dengan orang lain. kita harus mengerti akan
kasih Bapa dan mengerti akan status kita sebagai anakNya. Dalam
Yohanes 3:16, sangat jelas dijelaskan tentang kasih Allah yang tidak
terbatas dan tidak memandang muka. Dalam cerita diatas, anak yang
terhilang adalah anak sulung karena ia tidak mengerti arti suatu
pengampunan. Pengampunan adalah hal yang sangat penting sehingga
Yesus memberikan kita contoh dengan mati di kayu salib untuk menebus
kita (1 Petrus 2:24).
Kita harus menyadari bahwa hidup kita ini adalah kesempatan. Baik
atau buruk yang akan terjadi dalam hidup kita, adalah pilihan. Pilihlah
kehidupan, supaya engkau hidup!

Anda mungkin juga menyukai