Dosen Pengampu:
Nina Muidah,S.Pd,,M.Pd,M.Kom.
Disusun Oleh
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
kami selaku penyusun makalah pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
sendiri.
Penyusun
Kelompok VI
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................2
3.1 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
1.1 Pengertian Agama......................................................................................3
2.1 Agama Dalam Perspektif budaya..............................................................4
A. Asal Mula Kebudayaan..........................................................................4
B. Hubungan Agama Dan Kebuyaan.........................................................8
C. Islam Mencakup Agama Dan Budaya.................................................10
3.1 Nilai Nilai Dasar Islam Tentang Kebudayaan.........................................11
4.1 Agama Islam Sebagai Sumber Kekuatan Kebudayaan Islam......................12
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Agama dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat berbeda. Agama selalu
dikatakan bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, penguasa Alam Semesta
beserta segala isinya, sedangkan kebudayaan adalah produk manusia.
Penggabungan kata agama dan kebudayaan akan melahirkan agama
kebudayaan dan kebudayaan agama. Kedua nya sangat berbeda.
1
2.1 Rumusan Masalah
1 Pengertian Agama
3.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar dan dapat mengetahui lebih dalam
hubungan dari Agama dan Kebudayaan itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata agama berasal dari bahasa sansekerta agama yang berarti tradisi
sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
mengikat kembali. Maksudnya dengan ber-religi, seseorang mengikat
dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, agama merupakan sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan,
atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan
tersebut. Agama juga dapat diartikan A = tidak, Gama = kacau. Agama sama
dengan tidak kacau, sama dengan tentram. Atau masih dalam pengertian yang
senada dalam bahasa yang lebih sederhana, agama bertujuan memberi
kententraman kepada pengikutnya (umat manusia) yang sederhana kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada
Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan itu (KUBI, 1995).
Secara umum, ada yang mengatakan bahwa agama langit/samawi merupakan
ajaran atau syariat dari Tuhan yang diturunkan dengan jalan wahyu,
diturunkan kepada manusia melalui wahyu. Adapula yang mengatakan
definisi agama secara umum adalah kepercayaan yang suci yang terkumpul
dalam suatu set prilaku yang menunjukkan ketundukan pada suatu zat,
kecintaan, hinaan, keinginan dan kekaguman.
3
Mukti Ali berpendapat bahwa ada tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statemen Barangkali tak ada kata yang paling sulit
diberikan pengertian dan definisi selain dari kata agama
Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif. Kedua
barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional daripada
membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi
yang kuat dan yang ketiga konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh
tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Secara terminologi dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, agama
diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan
Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Quran agama sering disebut dengan istilah
ad-din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran Islam sehingga
mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya
konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang
ada pada istila agama dan religi.
4
dan pengetahuan) dan perasaan-perasaan (sikap, nilai-nilai yang semuanya
tergantung pada penggunaan simbol-simbol.
Kemudian ada lagi yang mendefisikan kebudayaan adalah suatu yang lahir
karena adanya pergaulan manusia. Ia merupakan suatu kumpulan yang termasuk
di dalamnya adat istiadat, ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, achlak,
hukum dan tiap-tiap kesanggupan serta kelakuan manusia yang dijelmakan oleh
manusia sebagai anggota dalam suatu pergaulan masyarakat. Dalam pengertian ini
kebudayaan termasuk way of life dan way of thinking manusia. Dalam pengertian
ini kebudayaan termasuk kebudayaan materi dan kebudayaan rohani (Rahmat,
1961:27).
5
2 Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
3 Sistem pengetahuan.
4 Bahasa.
5 Kesenian.
Sistem ini dikatakan bersifat universal karena bukan hanya dimiliki oleh
satu suku bangsa saja, tetapi dimiliki juga oleh suku bangsa lain, baik suku bangsa
yang masih primitif maupun suku bangsa yang sudah moderen. Perbedaan yang
mendasar terletak pada kadarnya. Pada masyarakat suku bangsa yang masih
primitif kadar kualitas kebudayaan tersebut sangat longgar, sedangkan pada suku
bangsa yang sudah moderen kadar kualitas kebudayaan itu sangat ketat dan
kompetitif. Faktor perbedaan kadar ini menurut Malinowski, dikarenakan dalam
kehidupannya, manusia berhadapan dengan persoalan-persoalan yang meminta
pemecahan dan penyelesaian dari persoalan tersebut, terutama dalam kaitan upaya
manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Inilah awal terbentuknya
kebudayaan.
Bagian yang paling sulit berubah adalah bagian yang pertama yaitu sistem
relegi dan upacara keagamaan. Memang ada orang yang pindah agama, menukar
kepercayaannya, tetapi persentasenya sedikit sekali, bila dibandingkan dengan
perubahan sistem teknologi dan peralatan.
6
1 Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan sebagainya.
Wujud ini bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Wujud ini
hanya ada dalam alam pikiran dari warga masyarakat dimana
kebudayaan yang bersangkutan hidup.Dengan semakin berkembangnya
teknologi, kebudayaan idel ini banyak sudah tersimpan di dalam buku-
buku, arsip, rekaman-rekaman tape. Kebudayaan ideal ini disebut juga
adat tata kelakuan.
2 Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat. Wujud kedua ini disebut juga sistem
sosial, yaitu mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia berinteraksi,
beerhubungan, serta bergaul satu dengan lainnya setiap waktu. Wujud
kedua ini bersifat konkret, terjadi disekeliling kita, bisa diobservasi,
difoto dan didokumentasikan.
3 Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud
ketiga ini disebut kebudayan fisik, yaitu berupa seluruh total dari hasil
fisik dari aktifitas, perbuatan dan karya manusia.
Ketiga wujud ini dalam kehidupan sehari-hari tidak saling terpisah.
Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada perbuatan
dan karya manusia. Dalam posisi seperti ini, agama termasuk ke dalam sistem
relegi dan upacara keagamaan atau masuk ke dalam wujud ide-ide, gagasan-
gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan-peraturan. Walaupun dalam
sasarannya antara agama dan kebudayaan berbeda. Agama sasarannya akhirat dan
kesejahteraan rohanian di dunia, sedangkan kebudayaan sasarannya kebendaan di
dunia yang nilainya diperhitungkan di akhirat
7
kebudayaan itu adalah manusia, dengan kata lain kebudayaan adalah ciri khas
manusia. Hanya manusia yang berkebudayaan. Dalam kajian islam, penyebab
utama mengapa manusia memiliki keistimewaan itu disebut karena akal manusia
yang kreatif, yang mampu membuat gagasan-gagasan inovatif untuk mengubah
dan menyempurnakan apa yang telah berhasil dilakukan dan dialaminya. Hal
demikian tidak dapat dilakukan makhluk lain termasuk malaikat. Oleh karena itu
yang mendapat mandate sebagai Khalifah Allah di bumi adalah manusia.
Terdapat masalah isu lama dan menjadi bahan polemic antara para ahli dan
menimbulkan pro-kontra, yakni masalah : Apakah agama yang menjadi bagian
dari kebudayaan. Ataukah kebudayaan yang menjadi bagian dari agama ?. bagi
para antropolog dan sejarawan umumnya menganggap bahwa agama itu
merupakan bagian dari kebudayaan (religion is a part of every known culture).
Karena memandang kebudayaan sebagai titik sentral kehidupan manusia, dan
mereka tidak membedakan antara agama / kepercayaan yang lahir dari keyakinan
masyarakat tertentu, dengan agama yang berasal dari wahyu tuhan kepada Rosul-
Nya. Sedangkan para agamawan, pada umumnya memandang agama sebagai
sumber titik sentrak kehidupan manusia, terutama yang ada kaitannya dengan
system keyakinan (credo) dan system peribadatan (ritus). Agama mempunyai
doktrin-doktrin (pokok-pokok ajaran) yang mengikat pemeluknya, diantara
doktrin tersebut ada yang bersifat dogmatis (inti keyakinan), yang tidak mungkin
ditukar dengan tradisi dan system kebudayaan yang berlawanan. Meskipun
demikian, dalam agama terdapat koridor yang memungkinkan adanya
penyesuaian atau penyerapan antara agama dengan tradisi dan budaya yang
berlaku di suatu masyarakat. Disana terjadi proses saling mengisi, saling
mewarnai dan saling mempengaruhi.
8
2 Agama dan kebudayaan renggang.
9
Dengan demikian, agar kebudayaan terlepas dari jalan yang sesat dan
sebaliknya mengikuti jalan yang benar dan terpuji, maka harus dilandasi oleh
ajaran agama.
Umat islam sejak sejarah perkembangannya yang paling awal sampai pada
masa kini, telah banyak menyumbangkan karya-karya besar bagi kehidupan dunia
yang merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban mereka. Dalam budaya
intelektual umat islam banyak melahirkan tokoh-tokoh besar dibidang ilmu
pengetahuan agama, seperti lahirnya tokoh-tokoh aliran dalam ilmu kalam dan
karya-karya mereka, tokoh-tokoh dibidang syariat dan fiqih dikenal dengan imam-
imam madzab, seperti hanafi, maliki, hambali dan syafii. Dalam bidang filsafat
juga melahirkan para tokoh dari kalangan filsof muslim, seperti al-Kindi, al-
Farabi, al-Razi, , Ibnu Rusyd, dan sebagainya. Dalam bidang tasawuf melahirkan
tokoh-tokoh besar, seperti Haris al-Muhasibi, Ibnu Arabi, Dzunun al-Misri,
Rubaiah al-Adawiyah, Al-Ghazali, dan beberapa tokoh lain.
10
4.1 Agama Islam Sebagai Sumber Kekuatan Kebudayaan Islam
Al-Quran memiliki posisi yang amat vital dan terhormat dalam
masyarakat muslim di seluruh dunia. di samping sebagai sumber hukum,pedoman
moral,bimbingan ibadah dan doktrin keimanan,Al-Quran juga merupakan sumber
peradaban yang bersifat Historis dan Universal.
Dari enam rukun iman yang diyakini umat islam,ada dua yang tidak gaib,
yaitu sosok Nabi Muhammad sebagai sosok Historis dan Kitab suci Al-Quran
yang bisa kita baca dan kaji kandungannya. Begitu kita membuka dan membaca
ayat suci Al-Quran, Al-Quran sendiri menyuruh pembacanya untuk mengaitkan
pesan dirinya dengan teks-teks kauniyah, yaitu wahyu tuhan yang terhampar
dalam jagat semesta. tidak hanya ayat semesta,Al-Quran juga menyuruh kita
mengintegrasikan pesannya dengan ayat-ayat nafsiyah dan tarikhiyah, yaitu
hukum Allah (sunatullah) yang tertulis dalam diri manusia dan dalam hukum
sejarah.dengan demikian, terjadi hubungan dialektik dan saling menafsirkan
antara wahyu yang tertulis dalam mushaf Al-Quran (ayat kitabiyah) dan ayat yang
terhampar dalam jagat semesta (ayat kauniyah) dan wahyu tertulis dalam diri
manusia (ayat nafsiyah) serta wahyu yang bekerja melalui hukum sejarah (ayat
ijtimaiyah- tarikhiyah).peradaban islam akan tumbuh dan berdiri kokoh manakala
mampu mengintegrasikan sumber kekuatan ini.
11
BAB III
PENUTUP
3 Kesimpulan
2 Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT dengan perantara
wahyu yang di berikan kepada nabi Muhammad SAW untuk disebarkan
untuk umat manusia dan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa,
dan cipta dan masyarakat.
12