Anda di halaman 1dari 15

Makalah

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


AGAMA DAN BUDAYA DASAR

Dosen Pengampu:
Nina Muidah,S.Pd,,M.Pd,M.Kom.

Disusun Oleh

Iril Bisri Wahyudi : 14.63.0590


M. Rizky Perdana : 14.63.0598
M. Mirza Azhari : 14.63.0610
Sahiba Nova Ariyani : 14.64.0611
Akbar Mulia : 14.63.0649

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN ( UNISKA )
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
kenikmatan serta taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Sholawat dan salam
semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad Saw, kepada keluarganya, para
sahabatnya, tabiit tabiin, juga kepada kita selaku umatnya sampai akhir zaman.
Mudah-mudahan kelak kita mendapatkan syafaatnya, amin ya robbal alamin.

Inilah makalah hasil-hasil ringkasan materi dan ditambah dari berbagai


sumber buku dan media elektronik ( internet ), untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang membahas Nilai-Nilai Dasar Tentang
Kebudayaan, yang tentunya dalam penyusunan makalah ini, Banyak sekali
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami mohon kepada dosen pembimbing,
juga kepada rekan-rekan mahasiswa untuk memberi kritik, saran, dan perbaikan
untuk menambah ilmu dan wawasan dalam penyempurnaan makalah ini dan
makalah yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
kami selaku penyusun makalah pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
sendiri.

Banjarmasin, 3 April 2016

Penyusun

Kelompok VI

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................2
3.1 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
1.1 Pengertian Agama......................................................................................3
2.1 Agama Dalam Perspektif budaya..............................................................4
A. Asal Mula Kebudayaan..........................................................................4
B. Hubungan Agama Dan Kebuyaan.........................................................8
C. Islam Mencakup Agama Dan Budaya.................................................10
3.1 Nilai Nilai Dasar Islam Tentang Kebudayaan.........................................11
4.1 Agama Islam Sebagai Sumber Kekuatan Kebudayaan Islam......................12
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Agama dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat berbeda. Agama selalu
dikatakan bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, penguasa Alam Semesta
beserta segala isinya, sedangkan kebudayaan adalah produk manusia.
Penggabungan kata agama dan kebudayaan akan melahirkan agama
kebudayaan dan kebudayaan agama. Kedua nya sangat berbeda.

Agama kebudayaan adalah kepercayaan tentang Tuhan yang berasal dari


kebudayaan. Timbulnya kepercayaan ini, karena manusia dihadapkan kepada
misteri tentang kehidupannya di muka bumi ini. Manusia merasakan ada
sesuatu yang mengatur dunia ini. Contoh seperti ini adalah aliran kepercayaan
dengan berbagai istilah dan aliran seperti dinamisme, animisme

Sedangkan kebudayaan agama justru sebaliknya. Kebudayaan agama


bersumber dari agama yang kemudian melahirkan kebudayaan-kebudayaan,
baik dalam tataran ide maupun material dan perilaku. Dalam konsep ini,
manusia tidak perlu lagi mencari Tuhan, manusia harus menerima adanya
Tuhan. Contohnya adalah munculnya rumah-rumah ibadah, cara hidup bagi
yang beragama islam disebut islami, bagi yang Kristen disebut kristiani dan
seterusnya

1
2.1 Rumusan Masalah

1 Pengertian Agama

2 Agama Dalam Perspektif Budaya

3 Hubungan Agama dan Kebudayaan

4 Nilai-Nilai Dasar Islam Tentang Kebudayaan

5 Agama Islam Sebagai Sumber Kekuatan

3.1 Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar dan dapat mengetahui lebih dalam
hubungan dari Agama dan Kebudayaan itu sendiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Agama

Kata agama berasal dari bahasa sansekerta agama yang berarti tradisi
sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
mengikat kembali. Maksudnya dengan ber-religi, seseorang mengikat
dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, agama merupakan sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan,
atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan
tersebut. Agama juga dapat diartikan A = tidak, Gama = kacau. Agama sama
dengan tidak kacau, sama dengan tentram. Atau masih dalam pengertian yang
senada dalam bahasa yang lebih sederhana, agama bertujuan memberi
kententraman kepada pengikutnya (umat manusia) yang sederhana kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada
Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan itu (KUBI, 1995).
Secara umum, ada yang mengatakan bahwa agama langit/samawi merupakan
ajaran atau syariat dari Tuhan yang diturunkan dengan jalan wahyu,
diturunkan kepada manusia melalui wahyu. Adapula yang mengatakan
definisi agama secara umum adalah kepercayaan yang suci yang terkumpul
dalam suatu set prilaku yang menunjukkan ketundukan pada suatu zat,
kecintaan, hinaan, keinginan dan kekaguman.

3
Mukti Ali berpendapat bahwa ada tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statemen Barangkali tak ada kata yang paling sulit
diberikan pengertian dan definisi selain dari kata agama
Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif. Kedua
barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional daripada
membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi
yang kuat dan yang ketiga konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh
tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Secara terminologi dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, agama
diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan
Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Quran agama sering disebut dengan istilah
ad-din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran Islam sehingga
mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya
konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang
ada pada istila agama dan religi.

2.1 Agama Dalam Perspektif budaya

A Asal Mula Kebudayaan


Kata kebudayaan dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Sansekerta
buddhayah, kata ini bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Maka dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan
dengan akal. Maka kebudayaan adalah segala hasil dari cipta, karsa dan rasa
(Koentjaraningrat, 19: hal 80).

Definisi tentang asal mula kebudayaan menurut beberapa ahli :

E.B. Tylor, kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang meliputi


pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, tata cara dan kemampuan apa saja
lainnya, kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Leslie White, kebudayaan adalah suatu kumpulan gejala-gejala yang


terorganisasi yang terdiri dari tindakan-tindakan (pola-pola perilaku), benda-
benda (alat-alat; atau benda-benda yang dibuat dengan alat), ide-ide (kepercayaan

4
dan pengetahuan) dan perasaan-perasaan (sikap, nilai-nilai yang semuanya
tergantung pada penggunaan simbol-simbol.

Kemudian ada lagi yang mendefisikan kebudayaan adalah suatu yang lahir
karena adanya pergaulan manusia. Ia merupakan suatu kumpulan yang termasuk
di dalamnya adat istiadat, ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, achlak,
hukum dan tiap-tiap kesanggupan serta kelakuan manusia yang dijelmakan oleh
manusia sebagai anggota dalam suatu pergaulan masyarakat. Dalam pengertian ini
kebudayaan termasuk way of life dan way of thinking manusia. Dalam pengertian
ini kebudayaan termasuk kebudayaan materi dan kebudayaan rohani (Rahmat,
1961:27).

Malinowski, terbentuknya kebudayaan manusia dikarenakan dalam


kehidupannya, manusia berhadapan dengan persoalan-persoalan yang meminta
pemecahan dan penyelesaian dari persoalan tersebut, terutama dalam kaitan upaya
manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Inilah awal terbentuknya
kebudayaan.

Adapun yang menjadi unsur utama pembentukan kebudayaan ini adalah


unsur memenuhi kebutuhan minim, lalu untuk mempertahankan kondisi yang
dianggap sudah lebih baik dan menguntungkan ini, maka selanjutnya manusia
membuat kondisi buatan. Kondisi buatan inilah yang kemudian disebut
kebudayaan dalam bentuk sederhana.

Pandangan lain dikemukakan oleh Koentjaraningrat. Menurut


Koentjaraningrat (1975:11), kebudayaan adalah seluruh total dari pikiran, karya
dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, karena itu hanya
bisa dicetuskan oleh manusia sesudah melalui suatu proses belajar.

Koentjaraningrat kemudian membagi unsur kebudayaan atas tujuh unsur


yang bersifat universal:

1 Sistem relegi dan Upacara Keagamaan.

5
2 Sistem dan organisasi kemasyarakatan.

3 Sistem pengetahuan.

4 Bahasa.

5 Kesenian.

6 Sistem mata pencaharian hidup.

7 Sistem teknologi dan peralatan.

Sistem ini dikatakan bersifat universal karena bukan hanya dimiliki oleh
satu suku bangsa saja, tetapi dimiliki juga oleh suku bangsa lain, baik suku bangsa
yang masih primitif maupun suku bangsa yang sudah moderen. Perbedaan yang
mendasar terletak pada kadarnya. Pada masyarakat suku bangsa yang masih
primitif kadar kualitas kebudayaan tersebut sangat longgar, sedangkan pada suku
bangsa yang sudah moderen kadar kualitas kebudayaan itu sangat ketat dan
kompetitif. Faktor perbedaan kadar ini menurut Malinowski, dikarenakan dalam
kehidupannya, manusia berhadapan dengan persoalan-persoalan yang meminta
pemecahan dan penyelesaian dari persoalan tersebut, terutama dalam kaitan upaya
manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Inilah awal terbentuknya
kebudayaan.

Jadi berdasarkan pendapat Malinowski ini, apapun yang dilakukan


manusia untuk tetap survival adalah kebudayaan.

Bagian yang paling sulit berubah adalah bagian yang pertama yaitu sistem
relegi dan upacara keagamaan. Memang ada orang yang pindah agama, menukar
kepercayaannya, tetapi persentasenya sedikit sekali, bila dibandingkan dengan
perubahan sistem teknologi dan peralatan.

Ketujuh unsur diatas dapat dikembalikan ke dalam 3 wujud


(Koentjaraningrat. 1975:15):

6
1 Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan sebagainya.
Wujud ini bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Wujud ini
hanya ada dalam alam pikiran dari warga masyarakat dimana
kebudayaan yang bersangkutan hidup.Dengan semakin berkembangnya
teknologi, kebudayaan idel ini banyak sudah tersimpan di dalam buku-
buku, arsip, rekaman-rekaman tape. Kebudayaan ideal ini disebut juga
adat tata kelakuan.
2 Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat. Wujud kedua ini disebut juga sistem
sosial, yaitu mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia berinteraksi,
beerhubungan, serta bergaul satu dengan lainnya setiap waktu. Wujud
kedua ini bersifat konkret, terjadi disekeliling kita, bisa diobservasi,
difoto dan didokumentasikan.
3 Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud
ketiga ini disebut kebudayan fisik, yaitu berupa seluruh total dari hasil
fisik dari aktifitas, perbuatan dan karya manusia.
Ketiga wujud ini dalam kehidupan sehari-hari tidak saling terpisah.
Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada perbuatan
dan karya manusia. Dalam posisi seperti ini, agama termasuk ke dalam sistem
relegi dan upacara keagamaan atau masuk ke dalam wujud ide-ide, gagasan-
gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan-peraturan. Walaupun dalam
sasarannya antara agama dan kebudayaan berbeda. Agama sasarannya akhirat dan
kesejahteraan rohanian di dunia, sedangkan kebudayaan sasarannya kebendaan di
dunia yang nilainya diperhitungkan di akhirat

A. Hubungan Agama Dan Kebuyaan

Pakar antropologi A.L. Kroeber dan C. Kluckhon dalam sebuah artikelnya


yang masyhur Culture : a Critical Review of Concepts and Definition yang
terbit pada tahun 1952 telah menganalisis dan mengklasifikasi 179 definisi
kebudayaan. Prof. H.A.R. Tilaar mwngatakan bahwa hakikat dan inti dari

7
kebudayaan itu adalah manusia, dengan kata lain kebudayaan adalah ciri khas
manusia. Hanya manusia yang berkebudayaan. Dalam kajian islam, penyebab
utama mengapa manusia memiliki keistimewaan itu disebut karena akal manusia
yang kreatif, yang mampu membuat gagasan-gagasan inovatif untuk mengubah
dan menyempurnakan apa yang telah berhasil dilakukan dan dialaminya. Hal
demikian tidak dapat dilakukan makhluk lain termasuk malaikat. Oleh karena itu
yang mendapat mandate sebagai Khalifah Allah di bumi adalah manusia.

Terdapat masalah isu lama dan menjadi bahan polemic antara para ahli dan
menimbulkan pro-kontra, yakni masalah : Apakah agama yang menjadi bagian
dari kebudayaan. Ataukah kebudayaan yang menjadi bagian dari agama ?. bagi
para antropolog dan sejarawan umumnya menganggap bahwa agama itu
merupakan bagian dari kebudayaan (religion is a part of every known culture).
Karena memandang kebudayaan sebagai titik sentral kehidupan manusia, dan
mereka tidak membedakan antara agama / kepercayaan yang lahir dari keyakinan
masyarakat tertentu, dengan agama yang berasal dari wahyu tuhan kepada Rosul-
Nya. Sedangkan para agamawan, pada umumnya memandang agama sebagai
sumber titik sentrak kehidupan manusia, terutama yang ada kaitannya dengan
system keyakinan (credo) dan system peribadatan (ritus). Agama mempunyai
doktrin-doktrin (pokok-pokok ajaran) yang mengikat pemeluknya, diantara
doktrin tersebut ada yang bersifat dogmatis (inti keyakinan), yang tidak mungkin
ditukar dengan tradisi dan system kebudayaan yang berlawanan. Meskipun
demikian, dalam agama terdapat koridor yang memungkinkan adanya
penyesuaian atau penyerapan antara agama dengan tradisi dan budaya yang
berlaku di suatu masyarakat. Disana terjadi proses saling mengisi, saling
mewarnai dan saling mempengaruhi.

Hubungan antara agama dan kebudayaan memang tidak selalu harmonis.


Sedikitnya ada empat kategori hubungan antara agama dengan kebudayaan,
dengan meminjam formulasi Prof. G. Van Der Leeuw sebagai berikut :

1 Agama dan keudayaan menyatu.

8
2 Agama dan kebudayaan renggang.

3 Agama dan kebudayaan terpisah.

4 Agama dan kebudayaan saling mengisi.

Dengan demikian menjadi jelas, bahwa hubungan antara agam adan


kebudayaan tidak bersifat statis, tetapi berkembang secara dinamis dalam
perjalanan sejarah. Walaupun pengamatan Prof. G. Van Der Leeuw tadi
mencerminkan pengalaman dari masyarakat Barat modern, namun pengamatan itu
dapat kita ambil manfaat juga dalam mempelajari perkembangan di Negara kita.

B. Islam Mencakup Agama Dan Budaya


Kebudayaan atau peradaban terbentuk dari akal budi yang berada dalam
jiwa manusia. Karena itu bentuk kebudayaan selalu ditentukan oleh nilai-nilai
kehidupan yang diyakini dan dirasakan oleh pembentuk kebudayaan tersebut yaitu
manusia. Kebudayaan atau peradaban yang berdasar pada nilai-nilai ajaran islam
disebut kebudayaan islam. Dalam pandangan ajaran islam, aktivitas kebudayaan
manusia harus memperoleh bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah SWT.
Melalui para nabi dan rasulnya.

Manusia pada dasarnya tidak mungkin dapat mengetahui seluruh


kebenaran, bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menentukan semua kebaikan
dan keburukan. Hal ini bisa dibuktikan dengan perbedaan tata nilai yang beraneka
ragam dalam kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Suatu hal yang dianggap baik
dan terpuji oleh bangsa dalam Negara tertentu, sebaliknya hal itu dianggap
sesuatu yang buruk dan tercela disuatu bangsa dan Negara lain. Akal dan fikiran
manusia tidak mampu menentukan semua kebaikan atau keburukan, karena itu
banyak hal yang dianggap baik oleh akal fikiran ternyata buruk menurut agama.
Banyak hal yang dianggap buruk oleh akal fikiran manusia, justru dianggap
sesuatu yang terpuji menurut agama.

9
Dengan demikian, agar kebudayaan terlepas dari jalan yang sesat dan
sebaliknya mengikuti jalan yang benar dan terpuji, maka harus dilandasi oleh
ajaran agama.

3.1 Nilai Nilai Dasar Islam Tentang Kebudayaan

Umat islam sejak sejarah perkembangannya yang paling awal sampai pada
masa kini, telah banyak menyumbangkan karya-karya besar bagi kehidupan dunia
yang merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban mereka. Dalam budaya
intelektual umat islam banyak melahirkan tokoh-tokoh besar dibidang ilmu
pengetahuan agama, seperti lahirnya tokoh-tokoh aliran dalam ilmu kalam dan
karya-karya mereka, tokoh-tokoh dibidang syariat dan fiqih dikenal dengan imam-
imam madzab, seperti hanafi, maliki, hambali dan syafii. Dalam bidang filsafat
juga melahirkan para tokoh dari kalangan filsof muslim, seperti al-Kindi, al-
Farabi, al-Razi, , Ibnu Rusyd, dan sebagainya. Dalam bidang tasawuf melahirkan
tokoh-tokoh besar, seperti Haris al-Muhasibi, Ibnu Arabi, Dzunun al-Misri,
Rubaiah al-Adawiyah, Al-Ghazali, dan beberapa tokoh lain.

Selain melahirkan tokoh-tokoh besar dalam berbagai bidang tersebut


diatas, dalam pengembangan sains dan teknologi juga melahirkan beberapa tokoh,
antara lain: Muhammad al Khawarizmi, ahli matematika, Abu yusuf yaqub
dibidang fisika, ibnu sina dibidang kedokteran dan berbagai tokoh lain yang
jumlahnya sangat banyak.

Kebudayaan islam yang melahirkan banyak ahli yang disebutkan diatas


diilhami dari ayat-ayat al-Quran dan sunnah Rasulillah S.A.W karena itu
keduanya merupakan sumber ilmu pengetahuan. Nilai kebudayaan islam yang
harus terus dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, antara
lain: [1]Bersikap Ikhlas. [2]Berorientasi Ibadah. Dan ke[3] Semata-mata untuk
kemaslahatan umat Islam.

10
4.1 Agama Islam Sebagai Sumber Kekuatan Kebudayaan Islam
Al-Quran memiliki posisi yang amat vital dan terhormat dalam
masyarakat muslim di seluruh dunia. di samping sebagai sumber hukum,pedoman
moral,bimbingan ibadah dan doktrin keimanan,Al-Quran juga merupakan sumber
peradaban yang bersifat Historis dan Universal.

Dari enam rukun iman yang diyakini umat islam,ada dua yang tidak gaib,
yaitu sosok Nabi Muhammad sebagai sosok Historis dan Kitab suci Al-Quran
yang bisa kita baca dan kaji kandungannya. Begitu kita membuka dan membaca
ayat suci Al-Quran, Al-Quran sendiri menyuruh pembacanya untuk mengaitkan
pesan dirinya dengan teks-teks kauniyah, yaitu wahyu tuhan yang terhampar
dalam jagat semesta. tidak hanya ayat semesta,Al-Quran juga menyuruh kita
mengintegrasikan pesannya dengan ayat-ayat nafsiyah dan tarikhiyah, yaitu
hukum Allah (sunatullah) yang tertulis dalam diri manusia dan dalam hukum
sejarah.dengan demikian, terjadi hubungan dialektik dan saling menafsirkan
antara wahyu yang tertulis dalam mushaf Al-Quran (ayat kitabiyah) dan ayat yang
terhampar dalam jagat semesta (ayat kauniyah) dan wahyu tertulis dalam diri
manusia (ayat nafsiyah) serta wahyu yang bekerja melalui hukum sejarah (ayat
ijtimaiyah- tarikhiyah).peradaban islam akan tumbuh dan berdiri kokoh manakala
mampu mengintegrasikan sumber kekuatan ini.

11
BAB III

PENUTUP

3 Kesimpulan

1 Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang seringkali


bertumpang tindih, sehingga mengaburkan pamahaman kita terhadap
keduanya. Banyak pandangan yang menyatakan agama merupakan
bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang menyatakan
kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini seringkali
membingungkan ketika kita harus meletakan agama (Islam) dalam
konteks kehidupan kita sehari-hari.

2 Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT dengan perantara
wahyu yang di berikan kepada nabi Muhammad SAW untuk disebarkan
untuk umat manusia dan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa,
dan cipta dan masyarakat.

3 Agama merupakan sumber kebudayaan dengan kata lain kebudayaan


bentuk nyata dari agama islam itu sendiri.

Budaya hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan


segenap potensi yang dimilikinya. Dan pada pra islam banyak yang mengandung
atau berbau keislaman.

12

Anda mungkin juga menyukai