Disusun oleh
Denisa Libela H. 4151131464
Agung Adhyaksa B 4151131478
Erinka Harlynadia 4151131502
Iqbal Anugrah Fitriyanto 4151131485
Gina Firdani 4151131507
Annisa Nuraeni DP 4151131410
Nesya Gellasia 4151131488
Nikita Bilqist 4151131511
Aditia Nugraha 4151131432
Preseptor:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2014
STATUS RUANGAN
KETERANGAN UMUM
Nama : By. Brian Irgi Fahrezi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 30 Oktober 2014 pukul 08.30 WIB
Umur : 16 hari
Golongan darah : A
Anak Ke : 1 dari 1 bersaudara (G1P1A0)
Partus Jenis : SC
Dengan Pertolongan : Dokter SpOG
BB dan PB Lahir : 3000 gram, 48 cm
Tanggal Dirawat : 13 November 2014
Tanggal Pemeriksaan : 16 November 2014
ANAMNESIS KHUSUS :
Seorang bayi berusia 15 hari tampak kuning sejak hari ke-7 setelah dilahirkan.
Ibu pasien menyadari kuning terlihat dari kepala sampai kedua tungkai bawah.
ANAMNESIS UMUM :
Keluhan kuning tidak disertai dengan panas, kejang dan penurunan kesadaran.
Buang air besar tidak tampak seperti dempul dan buang air kecil tidak tampak
berwarna teh pekat. Riwayat bayi menjadi malas menetek, gerak tidak aktif dan
demam disangkal oleh ibu pasien.
Kehamilan ini merupakan yang pertama. Ibu selalu memeriksakan
kehamilannya pada dokter Sp.OG dan kontrol secara teratur setiap bulan. Selama
kehamilan ibu mengaku tidak pernah minum obat selain vitamin dari dokter.
Kenaikan berat badan selama kehamilan 10 kg. Ibu pasien mendapatkan vaksinasi
teratur. Riwayat ibu sakit tekanan darah tinggi selama kehamilan ada sebesar
160/90 mmHg sejak usia kehamilan 7 bulan, tidak ada riwayat kencing manis,
sakit kuning, abortus, maupun riwayat kelainan darah dalam keluarga. Golongan
darah ibu adalah A, sedangkan golongan darah ayah A, rhesus tidak diketahui,
golongan darah anak A. HPHT ibu 7 Februari 2014.
Bayi lahir 16 hari yang lalu dari seorang ibu G 1P1A0, kehamilan tunggal. Bayi
lahir secara SC ditolong dokter Sp.OG atas indikasi Preeklampsia berat . Bayi
langsung menangis, gerak aktif dan tali pusat langsung dipotong. Berat badan
lahir 3000 gram, panjang badan lahir 48 cm, ketuban bening, dan langsung
menangis. Riwayat kebiruan saat persalinan namun kurang dari 5 menit. Bayi
mendapatkan ASI pada hari ke 1, namun pada hari ke 2 ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi sehingga ditambahkan susu formula.
Bayi diberikan ASI pompa on demand sebanyak 40 cc/kali minum namun
karena produksi ASI terbatas ibu pasien juga memberikan susu formula 2x per
hari sebanyak 30 cc merk Lactogen. Pasien menetek kuat.
Pasien dirawat di RS. Sariningsih 7 hari setelah lahir selama 5 hari. Berat
badan saat pasien masuk ruang perawatan adalah 2900 gram. Pasien mendapatkan
fototerapi (Blue Light Therapy). Bilirubin total yang diukur saat dirawat di RS
Sariningsih adalah 11 mg/dL. Pasien dirawat selama 5 hari hingga bilirubin total
9 mg/dL, kemudian pulang namun masih dalam keadaan kuning. Pasien dirawat
di rumah selama 2 hari, dan keluarga memutuskan mengecek darah pasien ke
Laboratorium swasta dan diketahui kadar bilirubin total 17,47 mg/dL dan indirek
16,41 mg/dL. Keluarga bersama pasien datang ke IGD RS Dustira pada hari
Kamis, 13 November 2014.
ANAMNESIS TAMBAHAN :
1. RIWAYAT IMUNISASI :
Imunisasi Dasar Ulangan
BCG
DPT
Polio 0 bulan
Campak
Hepatitis B 0 bulan
3. PERKEMBANGAN
Lain-lain :-
Pengukuran
Umur : 16 hari
Berat badan : 3100 gram
Panjang badan : 56 cm
Lingkar kepala : 35 cm normocephal
Lingkar dada : 33 cm
Status Gizi : BB/U : 0 / -1 SD
BB/TB : < -3 SD
Tanda Vital
Heart rate (Bunyi jantung) : 137 x/menit regular, equal, isi cukup
Laju napas : 40 x/menit, regular, tipe abdominothorakal
Suhu : 37,5 oC
Tekanan Darah : tidak diperiksa
Keadaan Umum
Kesadaran : Kualitatif : Alert. Menangis kuat, gerak aktif, menetek kuat.
Kuantitatif : 15 (E 4 V 5 M 6)
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Sesak : PCH (-) Retraksi (-)
Dehidrasi : (-)
Anemi : (-)
Tenggorokan :
3. Leher
4. Dada
a. Dinding Dada/Paru
Depan
Belakang :
3. Sonor kiri=kanan
c. Perut
terawat (+)
3. Perkusi : timpani
d. Genitalia
e. Ekstremitas
Sianosis (-)
Sendi dan otot tidak ada kelainan
f. Susunan Saraf
Kernig : (-)
Laseque : (-)
Sensorik : normal
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
A. Laboratorium Rutin
URINE :
Tidak dilakukan pemeriksaan
FESES:
Tidak dilakukan pemeriksaan
B. Laboratorium Khusus
Tidak dilakukan pemeriksaan
C. Rontgen
Tidak dilakukan pemeriksaan
IV. RESUME
Seorang bayi usia 15 hari dengan jenis kelamin laki-laki diantar oleh
ibunya dengan keluhan tampak kuning dari kepala hingga tungkai bawah. Ibu
menyadari mulai terlihat kuning 7 hari setelah dilahirkan dan setelah
menjalani perawatan karena keluhan yang sama di RS Sariningsih 2 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Ibu memiliki riwayat kehamilan G1P1A0 serta selama kehamilan
melakukan Ante Natal Care secara teratur ke dokter kurang lebih 9 kali.
Selama kehamilan ibu mengkonsumsi vitamin dari dokter dan vaksinasi
teratur. Selama hamil ibu mengalami hipertensi sejak usia kehamilan 7 bulan.
Anak lahir di RS Sariningsih dengan proses persalinan SC atas indikasi
Preeklampsia berat. Saat lahir bayi langsung menangis, gerak aktif dengan
berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 48 cm. Bayi mengalami
asfiksia namun kurang dari 5 menit. Golongan darah ibu A, bapak A dan
golongan darah pasien A.
Setelah lahir anak diberikan ASI on demand sebanyak 40 cc sekali minum,
namun karena produksi ASI terbatas. Sejak hari ke 2 ibu pasien memberikan
susu formula sebanyak 2 kali 30 cc setiap hari.
Pasien sempat dirawat di RS Sariningsih selama 5 hari dan diberikan Blue
Light Therapy hingga kadar bilirubin total menurun kemudian dipulangkan
meski masih dalam keadaan kuning.
Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran : Alert
Keadaan sakit : Tampak sakit sedang
Berat Badan : 3100 g
Panjang Badan : 56 cm
Lingkar Kepala : 35 cm (normocephal)
Lingkar Dada : 33 cm
Status Gizi : BB/U : 0/-1 SD (normoweight)
BB/TB : <-3 SD (severely wasted)
Tanda Vital :
Laju Napas : 40 x / menit
Suhu : 37.5 oC
Laju Nadi : 137 x / menit
Kepala : normocephal
Mata : Sklera ikterik +/+, Konjungtiva anemis -/-
Mulut : mukosa basah
Abdomen : Datar, Bising Usus (+), Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Kulit : Kramer IV
Ekstremitas : Akral hangat
V. DIAGNOSIS BANDING
BBLC + BKB + SMK + SC a/i Preeklampsia berat + Ikterus Neonatorum
Fisiologis
BBLC + BKB + SMK + SC a/i Preeklampsia berat Ikterus Neonatorum
Patologis e.c anemia hemolitik
X. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : ad Bonam
Quo Ad Functionam : ad Bonam
DISKUSI
Bayi laki-laki usia 15 hari datang dengan keluhan ikterik. Keluhan timbul
sejak bayi berusia 7 hari dengan ikterik yang tampak dari kepala hingga telapak
tangan dan kaki (Kremer IV). Keluhan ikterik disebabkan oleh akumulasi pigmen
bilirubin yang menimbulkan warna ikterus pada sklera dan kulit. Keadaan ikterus
secara klinis akan tampak jika kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL.
Keluhan ikterik dapat disebabkan oleh penyebab secara fisiologis maupun
patologis. Ikterus fisiologis terjadi pada >24 jam pertama dalam kehidupan
sedangkan pada penyebab patologis timbul dalam 24 jam pertama. Ikterus
fisiologis umumnya terjadi pada bayi baru lahir, dengan kadar bilirubin indirek
pada minggu pertama >2mg/dL .Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu
formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mg/dL pada hari
ketiga kehidupan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti
penurunan secara lambat sebesar 1 mg/dL dalam 1-2 minggu, sedangkan pada
bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan
dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama. Kadar bilirubin serum masih
dalam kisaran normal jika peningkatan mencapai 15 mg/dl tanpa disertai kelainan
metabolisme bilirubin. Kriteria ikterus patologis adalah peningkatan bilirubin
serum >5 mg/dL per hari. Bilirubin total serum >17 mg/dL pada bayi yang
mendapat ASI. Ikterus menetap sesudah 8 hari pada bayi cukup bulan atau
sesudah 14 hari pada bayi kurang bulan. Selain itu, kadar bilirubin direk mencapai
>2 mg/dL. Pada bayi ini, ikterik terjadi 24 jam post natal, maka bayi ini termasuk
ke dalam ikterik non fisiologis.
Keluhan kuning tidak disertai dengan panas, kejang dan penurunan
kesadaran.Riwayat bayi menjadi malas menetek, gerak tidak aktif dan demam
disangkal oleh ibu pasien. Hal ini menunjukan tidak terdapat komplikasi blirubin
ensefalopati dan kern ikterus pada pasien. Bilirubin ensefalopati pada fase awal
ditandai dengan bayi tampak letargis, hipotonik, dan refleks hisap buruk
sedangkan pada fase intermediet ditandai moderate stupor, iritabilitas dan
hipertoni yang selanjutnya bayi akan demam, high picth cry dan menjadi
drowsiness serta hipotoni. Kernikterus adalah perubahan neuropatologi neurologik
akibat penimbunan bilirubin di beberapa daerah di otak terutama pons, bangsal
ganglia dan cerebelum. Gejala- gejala klinis kernikterus berdasarkan stadiumnya
antara lain sebagai berikut :
Stadium 1
Refleks moro jelek, hipotoni, letargi, poor feeding, vomitus, high
pitched cry.
Stadium 2
Opistotonus, kejang, panas, rigiditas, occulogyric crises, mata
bergerak- gerak ke atas.
Stadium 3
Spastisitas menurun, pada usia sekitar 1 minggu.
Stadium 4
Gejala sisa lanjut: spastitas, tuli parsial/ komplit, retardasi mental,
paralisis bola mata ke atas, displasia dental.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum Alert dan tampak sakit
sedang yang menunjukkan bahwa pasien tidak dalam distres yang berat. Tidak ada
kejang menandakan bayi tidak mengalami bilirubin ensefalopati. Hasil
pemeriksaan derajat ikterik didapatkan warna kuning timbul pertama di kepala
yang menyebar sampai ke tungkai bawah (kramer IV). Untuk pengukuran kepala
didapatkan hasil normocephal, kulit muka ikterik, sklera ikterik, leher ikterik,
bentuk dan pergerakan simetris serta ikterik pada pemeriksaan thorax.
Pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen datar lembut, bising usus (+), dan
ikterik. Pada ekstremitas tampak ikterik. Dari gambaran tersebut memperlihatkan
bahwa bayi mengalami hiperbilirubinemia.
DAFTAR PUSTAKA